LAPORAN KUNJUNGAN INDUSTRI PT. OTSUKA INDONESIA LAWANG MALANG
NAMA KELOMPOK I-8
a) Monika Puspitasari (110116428) b) Naimah
(110116441)
c) Dias Rosiana Dewi
(110116453)
FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SURABAYA 2018
Pada tanggal 2 Oktober 2018, mahasiswa Fakultas Farmasi Universitas Surabaya sebanyak 46 orang melakukan kunjungan kepada PT. Otsuka Indonesia yang bertempat di Lawang, Malang, Jawa Timur - Indonesia. Kunjungan ini dilaksanakan
dengan
tujuan
untuk
menambah
wawasan
mahasiswa
dan
membandingkan apa yang sudah diajarkan dalam mata kuliah dengan apa yang dilihat langsung dalam pabrik. Dengan demikian, laporan kunjungan ini dibuat untuk mencapai tujuan tersebut. I. Profil Perusahaan PT. Otsuka Indonesia didirikan pada tahun 1974 sebagai perusahaan patungan di bidang industri farmasi dengan Otsuka Pharmaceutical Co., Ltd., Jepang dan dibangun di atas lahan seluas 40.000 m2 di Lawang, Jawa Timur. Pabrik PT. Otsuka Indonesia memproduksi dan memasarkan 4 kelompok produk, yaitu: 1. Produk Obat-obat Etikal 2. Produk Nutrisi Klinis dan Cairan Infus 3. Produk Alat-alat Kesehatan 4. Produk IV SET Di tahun 1971, Indonesia masih mengimpor produk – produk dari Otsuka Jepang. Namun, menanggapi kebijakan pemerintah Indonesia tentang pentingnya memproduksi sendiri produk obat-obatan di dalam negeri. Otsuka Jepang mengambil langkah untuk memproduksi semua produk di dalam negeri. Sehingga dilakukan investasi pertama kali oleh Otsuka Jepang (Mr. Yoshimitsu Otsuka) pada tahun 1973, untuk mendirikan pabrik di Indonesia. Pabrik ini baru diresmikan pada tahun 1974 dengan nama PT. Otsuka Indonesia yang bertempat di Lawang, Indonesia. Dan pada April 1975 PT.Otsuka Indonesia memproduksi botol plastik(Plabottle). Semua yang berada didalam wilayah PT.Otsuka Indonesia wajib mengisi buku tamu, memakai alat pelindung diri sesuai dengan tugas yang dilaksankan, memakai tanda pengenal, berjalan sesuai jalur yang sudah disediakan. PT. Otsuka memiliki visi “Menjadi perusahaan yang brilliant, dengan memberikan kontribusi yang signifikan dan terpercaya bagi konsumen serta masyarakat” dan misi : 1. Mengembangkan dan mempertahankan karyawan yang berkualitas tinggi untuk menghasilkan produk berkualitas tinggi. 2. Menjadikan kebutuhan dan kesejahteraan konsumen dan masyarakat sebagai prioritas utama.
3. Menangkap peluang di semua aspek secara tepat dan inovatif untuk kesejahteraan
dan
kepuasan
konsumen
serta
perkembangan
perusahaan. 4. Mengembangkan
dan
mempertahankan
hubungan
yang
saling
menguntungkan dengan rekan bisnis. 5. Menjadi perusahaan yang terpercaya. PT. Otsuka Indonesia sangat memperhatikan proses produksi dalam menghasilkan produk yang baik dan layak di jual di masyarakat luas. II. Struktur Organisasi Struktur organisasi merupakan susunan yang terdiri dari fungsi – fungsi dan hubungan – hubungan yang menyatakan keseluruhan kegiatan untuk mencapai suatu sasaran. Secara fisik struktur organisasi dapat dinyatakan dalam bentuk gambaran grafik atau bagan yang memperlihatkan hubungan unit – unit organisasi dan garis wewenang yang ada. PT. Otsuka Indonesia dipimpin oleh seorang Presiden Direktur yang membawahi beberapa manager. Secara garis besar, struktur organisasi PT Otsuka Indonesia adalah sebagai berikut :
III. Produksi dan Produk Terdapat 6 unit produksi dalam PT. Otsuka Indonesia, berikut unit dan contoh produk yang diproduksi : 1. Large Volume Parenteral (LVP) a. Soft Bag / kemasan sobek (SB)
Single Bag : Kidmin, Amiparen INJ, Aminovel, Asering, Aminoleban INJ, KA-EN Series.
Double Bag : Aminofluid 1000 ml, Aminofluid 500 ml.
b. Plastic Bottle / kemasan botol plastik (PB) : Otsu-NS (100,500,1000 ml), Otsutran70, Otsutran40, Otsu-Salin3, Asering, dll. 2. Small Volume Parenteral (SVP) a. Plastic Ampoule : Otsu-WI 25 ml, Otsu-NS 25 ml, dll. 3. Enteral Nutrition (EN) : Proten, Pan-Enteral, Neo-Mune, Aminolebran oral. 4. Medical Devices (MD) : Firebird, Tango, Mustang, Jesper Coil. 5. Therapeutic Drug (TD) : Pleetal tab, Mucosta tab, Meptin (tab, syrup), Futraful, dll. 6. Infusion Set : IV set, Blood set, OtsuCath. Pada awal berdirinya, PT. Otsuka Indonesia mengimpor semua produk-produk tersebut dari Jepang. Namun, untuk memenuhi kebijakan Pemerintah Indonesia mengenai pentingnya memproduksi produk obat-obatan secara lokal di dalam negeri, akhirnya PT. Otsuka Indonesia memutuskan untuk memulai keseluruhan produksinya secara lokal di Indonesia. Setelah melalui penelitian dan survei yang cermat serta mendalam, sebuah sumber mata air alam yang bersih berhasil ditemukan di kaki Gunung Arjuna, Jawa Timur, yang terbukti ideal sebagai bahan dasar untuk produk Cairan Infus. Produk pertama yang dibuat oleh PT. Otsuka Indonesia ialah LVP dan SVP yang dalam kemasan PB, yaitu diproduksi pada tahun 1975. Berbeda dengan kemasan SB yang baru mulai diproduksi pada tahun 2009. Produk dengan kemasan SB ialah hanya produk-produk asam amino dan merupakan produk unggulan suatu Industri. Produk dengan kemasan SB double bag pun tidak kalah menarik. Karena produk ini mengandung larutan eletrolit dan asam amino yang sengaja dipisah untuk menjamin stabilitas dan menambah masa expired date. Kemasan soft bag / SB sendiri di Indonesia kurang populer Karena dilihat dari sisi harga, membutuhkan biaya lebih banyak daripada PB. Selain itu, kurangnya informasi cara penggunaan, sehingga di rumah sakit – rumah sakit masih umum menggunakan produk dengan kemasan PB.
Contoh produk kemasan Plastic Bottle
Contoh produk kemasan Soft Bag Single dan Double
III. Alur Poduksi Pada lantai produksi Medical Equipment I, sebagian besar jenis pekerjaan dilakukan secara manual oleh operator, hanya saja operator tidak memiliki job description yang spesifik. Mereka dapat dipindahkan ke bagian lain di lantai produksi tersebut jika bagian lain membutuhkan tambahan orang untuk menyelesaikan pekerjaannya tepat waktu. Pembagian elemen kerja pada proses produksi OI-24 yang dilakukan di lantai produksi ME I (Medical Equipment) sebagai berikut : 1. Pra Assembly Pada bagian ini, pekerjaan yang dilakukan adalah menggabungkan per bagian komponen sesuai dengan pasangannya masing – masing. Pra assembly dibagi menjadi 3 bagian berdasarkan part atau komponen yang digabungkan, yaitu : a. IV Needle + Adaptor b. Adaptor + Rubber c. Roller + Clamp 2. Assembly Sebagai lanjutan dari proses yang sebelumnya, assembly menggabungkan komponen – komponen kecil yang telah digabung di bagian pra assembly agar menjadi satu kesatuan infussion set. Pada bagian ini, selang infus yang akan dipasangkan dengan komponen-komponen tertentu digantung di conveyor
berbentuk hanger yang berjalan dengan kecepatan 900 cm per menit. Assembly dibagi menjadi 4 bagian sesuai dengan komponen
yang akan
digabungkan : a.
Tube + Joint
b.
Tube + Drip Chamber
c.
Tube + Regulator
d.
Tube + Rubber
3. Coiling Coiling terdiri dari kegiatan menggulung selang infus dan memasukkan hasil gulungan ke dalam bag plastik khusus untuk menjaga agar infussion set yang ada di dalamnya tetap steril. Perusahaan telah menetapkan standar penggulungan untuk masing – masing jenis infussion set. Standar penggulungan ditetapkan untuk menjaga agar selang infus tidak rusak, patah, atau terlipat. 4. Inspeksi Setelah infussion set dimasukkan ke dalam HDPE bag, tugas dari operator di bagian inspeksi untuk memeriksa apakah infusion set telah memenuhi standar yang berlaku. Pemeriksaan meliputi : a. Pemeriksaan tanggal produksi dan tanggal kadaluarsa b. Pemeriksaan posisi dari infussion set c. Pemeriksaan ada / tidaknya defect pada infussion set maupun pada bag d. Pemeriksaan ada / tidaknya kotoran Jika infussion set telah berhasil melewati keempat pemeriksaan tersebut, maka dapat dilanjutkan ke proses selanjutnya. Namun jika tidak, dimasukkan ke dalam wadah khusus produk defect. 5. Sterilisasi Pada bagian ini, operator hanya bertugas untuk menata bag yang telah lolos inspeksi ke dalam loyang tertutup sebelum dimasukkan ke dalam mesin sterilisasi. 6. Packing Bagian terakhir dari lantai produksi Medical Equipment I adalah bagian packing atau pengepakan yang terdiri dari 3 bagian, yaitu :
a. Sealing Operator bertugas untuk memasukkan bag ke dalam suatu mesin semi otomatis yang berfungsi untuk menutup rapat ujung bag yang terbuka, sehingga bag tertutup rapat dan rapi. b. Packing Inner Tugas operator di bagian packing inner adalah memeriksa dan memasukkan bag yang telah tertutup rapat dan rapi ke dalam kardus kecil sesuai dengan jumlah batch yang telah ditentukan sebelumnya. c. Packing Outer Operator memasukkan kardus kecil hasil dari packing inner ke dalam kotak besar sesuai dengan jumlah batch yang ada, menutupnya dan menyimpan kotak – kotak tersebut di gudang barang jadi sebelum dikirimkan ke konsumen. Dari tahun ke tahun PT. Otsuka Indonesia mengalami peningkatan jumlah permintaan konsumen. Sehingga operator dituntut untuk memiliki kecepatan yang tinggi pula dalam menyelesaikan pekerjaannya. Untuk itu, perusahaan telah menetapkan standar produksi yang harus dicapai oleh masing – masing operator berdasarkan jenis pekerjaan yang dilakukan