LAPORAN KUNJUNGAN INDUSTRI PT. COCA-COLA AMATIL INDONESIA
Disusun oleh: Muhammad Hafiz (1113081000024)
PROGRAM MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2015
KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan karuniaNyalah kami telah mampu menyelesaikan makalah berjudul “Laporan Kunjungan Industri ke PT. COCA-COLA AMATIL INDONESIA”. Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Metodologi Penelitian. Kami menyadari bahwa selama penulisan makalah ini kami banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak. Oleh sebab itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada : 1.
Dr. Indo Yama Nasarudin, SE., M.Si selaku dosen pada mata kuliah Metodologi Penelitian yang telah banyak membantu kami selama penyusunan makalah ini;
2.
Rekan-rekan kelas pada program studi Manajemen yang telah memotivasi kami untuk menyelesaikan makalah ini;
3.
Semua pihak yang telah berkontribusi terhadap penyusunan makalah ini yang tidak bisa kami sebut satu per satu.
Semoga Allah SWT memberikan balasan yang berlipat ganda. Makalah bukanlah karya yang sempurna karena masih memiliki banyak kekurangan, baik dalah hal isi maupun sistematika dan teknik penulisannya. Maka dari itu kritik, koreksi dan saran yang membangun terhadap makalah ini sangat kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini. Akhirnya semoga makalah ini bisa memberikan manfaat bagi penulis dan pembaca. Amin.
Ciputat, Oktober 2015
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .............................................................................................................................. i DAFTAR ISI......................................................................................................................................... ii BAB 1 ................................................................................................................................................ 1 PENDAHULUAN ................................................................................................................................. 1 1.
Latar Belakang ....................................................................................................................... 1
2.
Rumusan Masalah.................................................................................................................. 1
3.
Tujuan Penelitian ................................................................................................................... 2
BAB 2 ................................................................................................................................................ 3 PEMBAHASAN ................................................................................................................................... 3 1.
Sejarah Coca Cola................................................................................................................... 3
2.
Sejarah Coca Cola di Indonesia ............................................................................................... 4
3.
Yang Dilakukan Agar Coca Cola Tetap Bertahan...................................................................... 6
4.
Strategi-Strategi Yang Dilakukan Oleh Coca-Cola .................................................................... 7 A)
KEGIATAN PEMASARAN ..................................................................................................... 7
B)
AKTIFITAS MANUFAKTUR DAN PRODUKSI .......................................................................... 8
C)
KOMITMEN TERHADAP CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY DAN SUSTAINABILITY ........... 9
D)
WATER STEWARDSHIP ....................................................................................................... 9
E)
PENGELOLAAN LIMBAH .................................................................................................... 10
F)
PEMBERDAYAAN PEREMPUAN ......................................................................................... 11
G)
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT ....................................................................................... 12
H)
PROGRAM PERPUSTAKAAN .............................................................................................. 12
I)
PROGRAM BEASISWA....................................................................................................... 12
J)
TEMPAT KERJA ................................................................................................................. 13
K)
ACTIVE-HEALTHY LIVING .................................................................................................. 13
L)
PEMASARAN YANG BERTANGGUNG JAWAB ..................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................................ 15
ii
BAB 1 PENDAHULUAN 1.
Latar Belakang Coca cola merupkan sebuah perusahaan minuman ringan yang menjadi salah satu yang terbesar di Dunia. Terutama di Indonesia, coca cola sudah masuk kedalam pasar Indonesia sejak tahun 1932, sudah lebih dari 80 tahun coca cola sudah berada di Indonesia. Namun coca cola dapat mempertahankan eksistensinya sebagai perusahaan minuman ringan berkarbonasi yang terbesar di Indonesia maupun di dunia. Awal masuk ke pasaran Indonesia pada tahun 1932 mereka mampu mengambil pasaran minuman ringan. Mereka berusaha untuk selalu menyesuaikan produk yang mereka buat dengan budaya di masyarakat Indonesia. Semakin berkembangnya produk coca cola di dunia dan di Indonesia membuat brand dari coca cola tersebut bahkan saat ini lebih mahal di bandingkan dengan seluruh aset yang dimiliki oleh coca cola. Perusahaan produksi dan distribusi coca cola di Indonesia ialah Coca Cola Amatil Indonesia. Perusahaan tersebut yang menjadi distributor produk Coca Cola untuk memenuhi permintaan pasar di seluruh Indonesia. Saat ini, Produk yang di produksi oleh Coca Cola Amatil Indonesia tidak hanya minuman ringan berkarbonasi. Tetapi sudah banyak macam minuman yang di produksi oleh mereka. Coca Cola Amatil Indonesia mulai melebarkan dan meluaskan sayapnya dengan mencoba memperbesar segmen pasar mereka. Sehingga saat ini yang kita temui, produk yang dihasilkan dari Coca Cola Amatil Indonesia tidak hanya Minuman ringan Berkarbonasi, tapi masih banyak produk yang lainnya.
2.
Rumusan Masalah Masalah yang akan dibahas dalam Makalah ini adalah : 1.
Bagaimana Awal produk Coca Cola masuk ke Indonesia?
2.
Apa saja yang dilakukan oleh Coca Cola sehingga dapat tetap bertahan?
3.
Strategi apa yang dilakukan oleh Coca Cola untuk dapat menjaga hubungan baik dengan Konsumennya?
1
3. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah : 1.
Untuk mengetahui sejarah berdirinya coca cola dan perkembangan perusahaan tersebut di Indonesia hingga saat ini.
2.
Untuk mengetahui keunggulan yang diberikan oleh coca cola sehingga dapat tetap bertahan.
3.
Untuk mengetahui strategi yang digunakan oleh coca cola dalam mendekatkan diri kepada konsumen.
2
BAB 2 PEMBAHASAN 1.
Sejarah Coca Cola Coca-Cola adalah salah satu minuman ringan berkarbonasi yang paling laris di dunia saat ini. Coca-Cola juga sering disebut Coke. Sejarah Coca-Cola merupakan cerita yang sangat menarik. Salah satu fakta yang menarik adalah penemu Coca-Cola merupakan seorang apoteker, padahal terlalu banyak minuman berkarbonasi dianggap berbahaya untuk kesehatan tubuh manusia. Coca-Cola ditemukan oleh Dr. John Stith Pemberton, seorang apoteker asal Atlanta, ibukota negara bagian Georgia dari Amerika Serikat. Ia membuat sirup pertama untuk minuman ini di halaman rumahnya. Ia membawa sirup tersebut sebanyak satu kendi penuh ke toko obat Jacobs Pharmacy. Disana, minuman itu dicicipi dan dinyatakan memiliki rasa yang luar biasa. Minuman ini mulai dijual ke masyarakat di toko obat itu pada 8 Mei 1886. Sekitar 9 porsi minuman terjual per hari dengan harga 5 sen dollar Amerika. Resep coca-cola tidak ditemukan langsung pada hari itu juga. John Pemberton merupakan apoteker yang terobsesi untuk menemukan gabungan dari obat sempurna dan minuman yang luar biasa. Pada saat itu, manfaat kesehatan dari tumbuhan koka (Erythroxylum coca) sedang banyak dibicarakan di seluruh bagian dunia. Tumbuhan itu diketahui memiliki sifat stimulan, aphrodisiac, dan melancarkan pencernaan. Dengan banyaknya kegunaan tumbuhan tersebut, Pemberton tertarik dengan tumbuhan ini. Pada saat itu, Angelo Mariani asal Korsika (Perancis) telah membuat coca wine menggunakan daun koka, minuman ini disebut Vin Mariani. Minuman tersebut meraih kesuksesan besar di Eropa. Banyak selebriti termasuk Thomas Edison dan Queen Victoria mendukung minuman ini. Didorong kesuksesan Vin Mariani, Pemberton meluncurkan merek dagangnya sendiri, yakni Pemberton's French Wine Coca yang ia pasarkan sebagai intellectual beverage. Selain ekstrak daun koka, Dr. Pemberton juga menggunakan kacang kola dalam minuman ini. Akan tetapi, dengan adanya "temperance movement" di Amerika Serikat, Pemberton sadar bahwa tidak memungkinkan untuk terus menjual minuman beralkohol. Karena itu ia mulai membuat resep minuman tanpa alkohol yang mengandung ekstrak daun koka dan kacang kola. Pada tahun 1886 akhirnya ia berhasil membuat resep sirup Coca-Cola, dengan rasa yang terakui di Jacobs Pharmacy. 3
Frank Robinson merupakan orang yang menciptakan nama merek dagang CocaCola, ia merupakan pemegang buku Pemberton. Robinson membentuk nama tersebut dari dua nama bahan yang digunakan, yakni daun koka (coca leaves) dan kacang kola. Perubahan hanya dilakukan pada huruf depan dari kata kola, yakni huruf "K" diubah menjadi huruf "C". Frank Robinson kemudian meyakinkan Pemberton manfaat yang bisa didapat dari periklanan. Frank kemudian menggunakan bakat design yang dimilikinya untuk membuat logo Coca-Cola. Ia berpendapat bahwa dua huruf "C" dapat menjadi hal yang menarik perhatian. Akan tetapi, perusahaan mengalami kerugian pada tahun pertama. Minuman tersebut gagal bertahan di pasaran meski memiliki potensi. Banyak yang menduga ini terjadi karena keterampilan usaha Pemberton yang kurang baik, selain itu banyak juga yang menduga bahwa itu disebabkan oleh kesehatan Pemberton yang terus memburuk. Pada tahun 1887, Pemberton menjual haknya atas resep Coca-Cola ke Asa Candler seharga US$2300. Pada tahun 1892, Candler mendirikan perusahaan dengan nama "The Coca-Cola Company". Sebagai hasil dari pemasaran agresif dan kecerdikan Candler, Coca-Cola menjadi minuman yang paling populer pada akhir tahun 1890an. Pada awal abad ke-20, Coca-Cola mulai dijual di Kanada, diluar negara asalnya. Pada waktu yang sama, perusahaan tersebut mulai menjual sirup minuman tersebut ke perusahaan-perusahaan pembotolan independen, model yang sampai sekarang masih diikuti oleh industri soft drink. Ironisnya, penemu Coca-Cola, John Pemberton meninggal 2 tahun setelah menemukan minuman tersebut dan tidak dapat menyaksikan kesuksesan penemuannya itu. 2.
Sejarah Coca Cola di Indonesia Coca-Cola pertama kali diperkenalkan di Indonesia pada tahun 1962 dan diproduksi secara lokal sejak tahun 1932. Setelah sempat berhenti beroperasi pada tahun 1942, Coca-Cola mulai diproduksi kembali oleh Indonesia Bottler Limited (IBL), perusahaan nasional yang didirikan oleh TH Ticoalu, Tatang Nana, dan Harry Handoyo. Pabrik tersebut memproduksi 1,000-1,500 cases Coca-Cola setiap harinya, dan mempekerjakan 25 orang yang dibantu oleh 3-7 truk untuk pendistribusian. Sejak tahun 1960-an, berbagai produk The Coca-Cola Company telah diperkenalkan ke pasar Indonesia. Dan pada tahun 2000, 10 operasi pembotolan dikonsolidasikan di bawah Coca-Cola Amatil Indonesia. 4
Coca-Cola Amatil Indonesia (CCAI) merupakan produsen dan distributor minuman non-alkohol siap minum terkemuka yang telah beroperasi di Indonesia sejak tahun 1992. CCAI memproduksi dan mendistribusikan produk di bawah lisensi The Coca-Cola Company. Kantor pusat Coca-Cola Amatil(CCA) terletak di Sydney, Australia, dan telah terdaftar di Bursa Efek Australia. Dengan kapitalisasi pasar lebih dari US $ 10,2 miliar, induk perusahaan CCAI ini, adalah salah satu dari 20 perusahaan unggulan di Australia. CCA adalah salah satu perusahaan pembotolan terbesar minuman non-alkohol siap minum di wilayah Asia-Pasifik dan salah satu dari 5 perusahaanpembotolan Coca-Cola terbesar di dunia. CCA mempekerjakan hampir 16,000 orang dan memiliki akses ke lebih dari 270 juta konsumen melalui lebih dari 690,000 pelanggan aktif. CCA memiliki sejarah yang kaya dan beragam karena telah beroperasi lebih dari 100 tahun. Saat ini CCA beroperasi di enam negara, yaitu Australia, Selandia Baru, Fiji, Indonesia, Papua Nugini dan Samoa. CCA di Indonesia mempekerjakan lebih dari 8.000 pekerja lokal secara permanen dan antara 2.000 hingga 4.000 pekerja sementarasesuai kebutuhan. Sejumlah besar pihak eksternal seperti
pelanggan, pemasok, dan penyedia layanan juga memperoleh
pendapatan dari hasil berbisnis dengan CCAI. Saat ini CCAI memiliki 9 pabrik di seluruh Indonesia, yaitu Cibitung, Cikedokan, Bandung, Semarang, Surabaya, Bali, Medan, Padang, dan Lampung dan beroperasi dengan lebih dari 85 pusat distribusi di seluruh Indonesia. Untuk sumber bahan dasar minuman, jasa dan barangyang tidak terkait dengan produk, CCAI memiliki lebih dari 2.800 pemasok. Saat ini CCA memproduksi dan memasarkan 6 kategori minuman siap minum dengan 13 merek.Produk Coca-Cola diproduksi dan dijual di dalam negeri oleh dua perusahaan pembotolan lokal yang merupakan mitra resmi Coca-Cola. Coca-Cola Amatil Indonesia (CCAI) telah beroperasi di Indonesia sejak tahun 1992 dan menyediakan semua varian produk perusahaan, termasuk air minum dalam kemasan botol di seluruh bagian negara, kecuali Sulawesi Utara. CCAI memiliki dan mengoperasikan 9 pabrik pembotolan yang terletak di Cibitung, Cikedokan, Bandung, Semarang, Surabaya, Bali, Medan, Padang, dan Lampung. Fasilitas pembotolan di Menado, Sulawesi Utara saat ini dioperasikanoleh Bangun Wenang Beverages Company (BWBC) milik keluarga Thenoch. BWBC kini berinvestasi
5
dalam menggandakan kapasitas produksi yang ada untuk melayani pasar yang berkembang pesat di Sulawesi Utara. Dalam sistem kami juga terdapat Commercial Product Supply Indonesia (CPS), yang berfokus pada produksi bahan dasar minuman untuk pabrik pembotolan. Selain Indonesia, CPS juga mengekspor produknya ke negara-negara tetangga seperti Singapura, Australia, New Zealand, Kamboja, Vietnam, dan Thailand. Selain itu, ada pula The Coca-Cola Company, pemilik merek dagang dan penyedia konsentrat produk-produk Coca-Cola bagi mitra pembotolan lokal. Sedangkan kantor layanan lokal, Coca-Cola Indonesia (CCI), berfokus pada pemasaran merek perusahaan di Indonesia. 3.
Yang Dilakukan Agar Coca Cola Tetap Bertahan The Coca-Cola System di Indonesia telah melakukan investasi yang signifikan untuk membangun dan terus meningkatkan usahanya, termasuk fasilitas produksi baru, pabrik pengolahan air limbah, sistem distribusi dan peralatan pemasaran. Bisnis the Coca Cola System di Indonesia mempekerjakan lebih dari 8,000 pekerja lokal secara langsung dan antara 2.000 hingga 4.000 pekerja sementara sesuai kebutuhan. Beberapa studi independen menyatakan bahwa dengan memberikan kesempatan bagi usaha lokal, Coca Cola juga menghasilkan pekerjaan dengan "multiplier effect”—di mana The Coca-Cola System bertindak sebagai katalis; menghasilkan pendapatan, pekerjaan dan know-how untuk beragam bisnis lokal baik yang menjual barang dan jasa kepada The Coca Cola System (pemasok), atau menjual produk perusahaan (pengecer). Di Indonesia, kami melayani lebih dari 500.000 pelanggan ritel di daerah perkotaan dan pedesaan di seluruh negeri secara langsung—menyediakan sarana penting pendapatan dan dukungan untuk sejumlah usaha kecil dan keluarga. CCAI telah menginvestasikan lebih dari US $ 155 juta di Indonesia pada tahun 2012, dan berharap untuk meningkatkan investasi di Indonesia sebesar hampir setengah miliar dolar selama 3-4 tahun ke depan. Sebagian besar investasi telah diarahkan untuk pembangunan infrastruktur dan kapasitas bangunan, serta peningkatan dukungan untuk pengecer melalui penyediaan alat pendingin. Beberapa contoh investasi tahun 2012 meliputi:
Akuisisi fasilitas manufaktur di Cikedokan
Pembangunan 2 gudang skala besar di Bekasi dan Medan
Instalasi dari 3 lini produksi baru,1 di Medan dan 2 di Cibitung 6
Lebih dari US $ 20 juta yang diinvestasikan dalam kulkas pendingin dengan konsumsi energi rendah,sepanjang tahun 2012
Beberapa contoh dari investasi 2013 meliputi investasi sebesar:
US $ 40 juta untuk lini produksi dan gudang baru di Semarang yang dijadwalkan akan selesai Oktober 2013
US $ 20 juta untuk lini produksi baru untuk minuman berkarbonasi di Surabaya pada bulan April
US $ 30 juta investasi dalam untuk lini air baru di Cibitung pada bulan April
CCAI juga berencana untuk menempatkan sejumlah besar kulkas pendingin di pasar sepanjang tahun 2013
BWBC (Bangun
Wenang
Baverages
Company)
juga
ikut
meningkatkan
investasinya, dengan menggandakan kapasitas produksi yang ada agar dapat memenuhi permintaan pasar yang berkembang pesat di Sulawesi Utara. Sebagai sebuah sistem, kami akan berinvestasi lebih dari US $ 200 juta dari pengeluaran untuk pemasaran (marketing) selama 3-4 tahun berikutnya. Seiring dengan tumbuhnya pasar, kami akan memfokuskan strategi pada penciptaan peluang ekonomi dan lapangan kerja di seluruh rantai pasokan kami, investasi di bidang infrastruktur, inovasi, dan juga mempromosikan komunitas berkelanjutan di mana kami beroperasi. 4.
Strategi-Strategi Yang Dilakukan Oleh Coca-Cola A) KEGIATAN PEMASARAN Kegiatan marketing adalah cara untuk berkomunikasi dengan konsumen. Dengan misi untuk menyegarkan dunia dan menginspirasi saat-saat kebahagiaan dan optimisme, Coca Cola berhubungandengan konsumen melalui cara yang kreatif, menyenangkan, dan bertanggung jawab. Market Share Coca-Cola merupakan pemimpin pasar minuman berkarbonasi dan jus, serta teh siap minum. Tak hanya sukses di pasar tradisional melalui distribusi langsung, grosir, dan ‘Managed Third Party', Coca-Cola juga sukses di pasar modern dengan distribusi melalui Hypermarket, Supermarket dan Mini Mart. Pelanggan dan Distribusi Produk Coca-Cola dijual di sekitar 1,5 juta gerai minuman di seluruh Indonesia. Coca-Cola mendukung perekonomian melalui 600.000 pelanggan dan 2.800
pemasok 7
Lebih dari 285.000 kulkas pendingin milik Coca-Cola ditempatkan di pasar. Semua
pendingin dilengkapi dengan EMS, yaitu perangkat untuk mengurangi konsumsi listrik hingga 35%. Coca-Cola mengoperasikan lebih dari 1.300 truk pengiriman dari 85 pusat
distribusi—menjadikan sistem distribusi CCAI salah satu yang terbesar di Indonesia. CCAI juga membantu menciptakan sekitar 600,000‘Managed Third Party' untuk
pengusaha kecil yang ingin menjual produk Coca-Cola. B) AKTIFITAS MANUFAKTUR DAN PRODUKSI Kualitas Produk Kualitas tinggi yang konsisten pada setiap minuman Coca-Cola merupakan salah satu aset utama bisnis Mereka. Di setiap negara di mana Coca-Cola berproduksi, The Coca Cola System tidak hanya mematuhi undang-undang tentang pengolahan makanan dan pelabelan, namun juga mematuhi standar Coca-Cola sendiri yang lebih tinggi dan ketat untuk memastikan kualitas terbaik. Dalam setiap hal yang di lakukan--mulai dari pemilihan bahan-bahan untuk produksi sampai pengiriman produk ke pasar, Coca-Cola menggunakan sistem quality management khusus—The Coca-Cola Quality System—untuk memastikan bahwa Coca-Cola selalu menawarkan produk dengan kualitas terbaik kepada konsumen. Coca-Cola juga berinvestasi dalam membangun laboratorium quality assurance pada setiap pabrik untuk memastikan bahwa semua produk memenuhi standar yang dibutuhkan. Semua produk sudah bersertifikat Halal. Di Indonesia, produk Coca-Cola diproduksi secara lokal dan telah memperoleh sertifikat halal dari Majelis Ulama Indonesia sejak tahun 1994. Lini Produksi CCAI memiliki total 36 lini produksidi 9 pabrik di seluruh Indonesia. Sedangkan BWBC memiliki 2 lini produksi di pabrik Sulawesi Utara. Manajemen Air Limbah&Pengurangan Jejak Karbon Tujuan Coca-Cola secara global adalah mengembalikan kembali kepada masyarakat dan alam, jumlah air, setara dengan apa yang di gunakan di semua produk minumannya.
8
Di semua pabrik milik Coca-Cola, mereka memastikan bahwa 100% air limbah hasil operasi manufakturnya diolah kembali secara ketat sehingga dapat dikembalikan lagi ke alam secara aman—hingga pada tingkat yang dapat mendukung kehidupan akuatik. Coca-Cola juga berinvestasi dengan teknologi yang disebut "blow-fill” yang memungkinkan untuk mendesain ulang dan mengurangi berat kemasan botol plastik (PET) untuk minuman bersoda dan air minum dalam kemasan. Blow-fill juga memungkinkan botol-botol untuk diproduksi dengan PET resin yang lebih sedikit atau dengan resin daur ulang. C) KOMITMEN TERHADAP CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY DAN SUSTAINABILITY The Coca-Cola System di Indonesia - CCI, CCAI, BWBC dan CPS - berkomitmen untuk membuat perubahan positif di dunia. Mereka terus berinovasi untuk menciptakan bisnis ramah lingkungan yang lebih menguntungkan bagi masyarakat. Mereka percaya bahwa investasi dalam pengembangan ekonomi, lingkungan, dan sosial masyarakat dapat membantu melindungi dan mengembangkan bisnis yang berkelanjutan. Inilah sebabnya mengapa mereka mendefinisikan komitmen mereka untuk keberlanjutan dalam pendekatan holistik yang baik bagi lingkungan, bagi masyarakat dan bagi setiap individu (WORLD-WE-ME). Ini adalah ungkapan modern mengenai kepedulian kami akanindividu dan planet ini. Hal ini telah menjadi acuan Coca-Cola dalam melaksanakan program keberlanjutan kami di Indonesia selama beberapa dekade. D) WATER STEWARDSHIP Coca-Cola
berkomitmen
terhadap
water
stewardship
yang
bertanggung
jawab,karena itu mereka bertujuan untuk dapat mengembalikan jumlah air kepada alam dan masyarakat, setara dengan jumlah yang mereka gunakan dalam memproduksi minuman mereka. Berbagai program di laksanakan untuk mengurangi dampak dan meminimalisasi penggunaan air. Program Penanaman Pohon Bekerja sama dengan WWF Indonesia, Coca-Cola melaksanakan program penanaman pohon di hutan lindung Citamiang, Jawa Barat yang terletak di hulu sungai Ciliwung. Ciliwung merupakan sungai utama yang membelah ibukota Jakarta dan merupakan sungai di mana sebagian besar penduduk mengandalkannya untuk 9
mendapatkan pasokan air. Program ini bertujuan untuk menanam 2,400 pohon baru di area seluas 5 hektar. ‘Water for Life’ Didirikan pada tahun 2008, program “Water for Life" bertujuan untuk mengatasi krisis air dan meningkatkan kualitas hidup komunitas Coca-Cola di Timur Laut Bali. Sebagai elemen penting dari kehidupan, Coca-Cola, bermitra dengan East Bali Poverty Project—memberikan hampir 8.000 liter air bersih per hari dan 4.000 botol Ades per bulan untuk masyarakat yang tidak memiliki akses terhadap sumber air tanah dan kota. Program ini telah membantu 1,500 rumah tangga di daerah tersebut. Program ‘Cinta Air’ ‘Water Replenish Project’– Sibolangit, Sumatera Utara Bersamaan dengan USAID Indonesia dan LSM lokal, lewat proyek ini Coca-Cola membangun 800 infiltrasi air hujan/sumur resapan di kawasan hutan seluas 10 hektar dan kawasan permukiman. Proyek ini akan membawa manfaat langsung kepada lebih dari 2,500 orang, serta secara tidak langsung memberikan akses air bersih kepada sekitar 7,500 orang di kota Medan, yang terletak dekat dengan Sibolangit. Proyek ini diharapkan dapat mengisi tabel air tanah sebanyak 413 juta liter per tahun.Total dana untuk proyek ini adalah sekitar USD 225,000. Proyek Sanitasi dan Air Bersih- Bekasi Sebagai tanggapan terhadap isu gizi buruk di permukiman miskin perkotaan, CocaCola bermitra dengan Mercy Corps pada tahun 2011 untuk menerapkan program sanitasi dan air bersih. Manfaat program ini telah dirasakan 514 rumah tangga yang mendapatkan akses menuju fasilitas sanitasi yang baik. 1.158 rumah tangga memiliki akses menuju fasilitas air bersih yang lebih baik, dan 942 anak-anak sekolah memiliki akses menuju fasilitas cuci tangan. Selain itu, untuk mendukung sanitasi ini, tersedia pula layanan penyedotan lumpur ('Kedoteng') untuk 2,000 rumah tangga.Total dana untuk proyek ini adalah sekitar USD 268,000. E) PENGELOLAAN LIMBAH Prinsip yang mendasari program ini adalah kepercayaan bahwaperusahaan dapat membantu masyarakat meminimalisir limbah serta menciptakan peluang ekonomi ketika melakukannya. Seiring dengan bertambahnya populasi namun rendahnya kontrol limbah di Indonesia, semua tergantung kepada setiap perusahaan untuk
10
bekerja sama dengan pemerintah, masyarakat lokal, dan kelompok industri dalam usaha melindungilingkungan. Bali Beach Clean Up CCAI bekerjasama dengan Quiksilver Indonesia, memulai program Bali Beach Clean Up (BBCU)dengan tujuan untuk mengurangi sampah di daerah pesisir Bali, memperkuat industri pariwisata di Indonesia, dan meningkatkan hubungan dengan masyarakat setempat. Sejak 2008, kami telah menciptakan 75kesempatan kerja untuk membersihkan sepanjang 9,7 km garis pantai setiap harinya, dan telah mengangkut lebih dari21,960 ton sampah dari pantai Bali. Kami juga mendorong wisatawan dan anggota masyarakat untuk menjadi sukarelawan dan berpartisipasi dalam kegiatan pembersihan pantai. Sampai saat ini, sudah ada ribuan sukarelawan yang telah ikut mengambil bagian. F) PEMBERDAYAAN PEREMPUAN Perempuan adalah kekuatan ekonomi yang paling dinamis dan paling cepat berkembang di dunia saat ini—dan merupakan pilar dari masyarakat yang kami layani. Proporsi yang signifikan dari perkembangan bisnis kami dihasilkan melalui bisnis independen kecil—yang banyak dimiliki atau dioperasikan oleh perempuan. Dengan berinvestasi dalam keberhasilan mereka, kami percaya bahwa berinvestasi dalam keberhasilan kami sendiri. Pelatihan Pelanggan & Program Borobodur Sejak tahun 2009, program pelatihan pelanggan telah dilaksanakan di seluruh wilayah operasi CCAI untuk memberikanpengetahuan untuk meningkatkan penjualan kepada pelanggan. Dengan tim yang kompeten, pelatihan ini memberikan materi seperti penyimpanan produk yang aman, promosi yang menarik, dan penataan produk di dalam gerai. CCAI juga telah bekerja sama dengan manajemen Candi Borobudur untuk mendukung keuntungan pariwisata yang akan digunakanuntuk pemulihan candi. Sejak 2011, kami telah memberikan pelatihan kepada lebih dari 1,000 pengecer dan 264 pekerja candi, di mana mayoritas dari mereka adalah perempuan.
11
G) PEMBERDAYAAN MASYARAKAT Kami adalah perusahaan globaldengan akar lokal, yang berkomitmenpada pengembangan masyarakat secara berkelanjutan, melalui beragam programuntuk mengembangkan ekonomi, memperbaiki kehidupan dan menciptakan peluang. Poliklinik & Program ‘Community Zone-1’ Dalam upaya menjaga kebugaran dan kesehatan, CCAI memiliki layanan poliklinik di setiap pabrik. Setiap tahun, kami menawarkan program dukungan medis kepada lebih dari 8.000 karyawan dan 25.000 tanggungan mereka, serta anggota masyarakat
di sekitar pabrik. Inisiatif ini merupakankontribusi CSR kepada
masyarakat yang telah berjalan lama. H) PROGRAM PERPUSTAKAAN ‘Learning Lounge’ ‘Learning Lounge’ dikembangkan bersama dengan Dewi Hughes International Foundation (DHIF). Lounge ini khusus dirancang untuk memberikan ruangan modern yang nyaman di area mal sebagai pusat kegiatan belajar yang positif untuk pemuda. Lounge ini dilengkapi dengan buku-buku dan fasilitas IT untuk menyediakan berbagai informasi yang relevan dengan orang-orang muda, seperti lingkungan, hidup sehat dan aktif, skill building, dan bahan inspirasional. Kami telah membangun 3 Learning Lounge di Plaza Semanggi, Istana Plaza Bandung dan WTC Matahari Serpong. I) PROGRAM BEASISWA Beasiswa Studi Kejuruan (Vocational Study Scholarship) Menyusul keberhasilan Program Beasiswa Studi Kejuruan di tahun 2011 di mana kami memberikan beasiswa kepada 28 siswa dari 3 institusi, Coca-Cola dengan dukungan The Coca-Cola Foundation memperluas program ini untuk kembali mendukung 52 siswa dari 6 institusi yang berbeda. Program ini bertujuan untuk membantu menciptakan tenaga kerja yang siap untuk berkontribusi langsung setelah lulus dari studi. Target dari program ini adalah para siswa berprestasi yang memiliki kesulitan finansial untuk meneruskan sekolah. Selain mendukung pendidikan, program ini juga mendukung perkembangan siswa melalui pelatihan ketrampilan dalam bahasa Inggris yang akan membantu mereka dalam pekerjaan di masa depan.
12
J) TEMPAT KERJA Salah satu tujuan utama kami adalah untuk menjaga lingkungan kerja agar dapat dikelola dengan baik. Kami percaya bahwa pekerjaan harus menjadi tempat eksplorasi, kreativitas dan pertumbuhan profesional—di mana setiap orang dapat terinspirasi dan termotivasi untuk mencapai hasil yang luar biasa. Itulah sebabnya mengapaPeople Developmentmenjadi salah satu fokus manajemen kami untuk mempersiapkan tenaga kerja yang kompeten, berdedikasi, dan dinamis. Tujuan kami adalah untuk memberikan pelayanan yang terbaik dan memuaskan kepada ratusan ribu pelanggan. Program ‘National Graduate Trainee’ CCAI telah menjalankan program Nasional Graduate Trainee, di mana lebih dari 470 orang telah bergabung dan ditargetkan untuk membangun kemampuan manajemen dan menjadi pemimpin perusahaan di masa depan. Kami menentukan pengembangan individu dari 70% pada pengalaman kerja, 20% exposure (studi kasus, pelatihan, role model, dan mentoring) dan 10% kehadiran dalam pengajaran. K) ACTIVE-HEALTHY LIVING Meskipun memiliki pasar yang berbeda di setiap negara, kami tetap konsisten dalam memperhatikan kesejahteraan konsumen. Kami sadar, bahwa kesehatan bisnis terjalin erat dengan kesehatan dan kesejahteraan konsumen, mitra, dan masyarakat di mana kami beroperasi. Karena itu, kami mempromosikan program hidup sehat dan aktif kepada masyarakat melalui program marketing dan programuntuk komunitas yang dapat menginspirasi orang untuk hidup aktif. Piala Coca-Cola Piala Coca-Cola (PCC) adalah kompetisi sepak bola tahunan untuk siswa SMA. PCC pertama kali diadakan pada tahun 2005 di wilayah Jakarta dan sekitarnya, dan kemudian diperluas ke Kota Bandung pada tahun 2007 dan ke Surabaya pada tahun 2009. Piala Coca-Cola telah membantu siswa SMA untuk menyalurkan dan menampilkan bakat mereka di bidang olahraga sepak bola. Hingga 2011, lebih dari 19.040 siswa SMA telah berpartisipasi dalam Piala Coca-Cola dan di antara mereka adalah Egi Melgiansyah dan Dedi Kusnendar, yang saat ini bermain sebagai pemain profesional di tim sepak bola nasional. 13
Pada 2012, Piala Coca-Cola memperluas ruang lingkup dengan melibatkan 640 sekolah terdiri dari 720 permainan di 20 kota. Pada tahun 2013 kami akan memperluas inisiatif ini menjadi 2.000 sekolah di 30 kota di seluruh Indonesia, melibatkan lebih dari 32.000 siswa SMA. L) PEMASARAN YANG BERTANGGUNG JAWAB CCAI memiliki tanggung jawab untuk menginformasikan konsumen dengan informasi bahan dan gizi dalam setiap kemasan produk, sehingga masyarakat dapat membuat pilihan minuman yang sejalan dengan diet seimbang dan gaya hidup aktif. Kami juga memiliki tanggung jawab untuk menghormati konsumen dan masyarakat dengan iklan dan pemasaran yang jujur dan bertanggung jawab. Kami telah melakukan berbagai program demi mewujudkan komitmen ini. Front Pack Labeling Coca-Cola memiliki komitmen global untuk memberikan penjelasan terkait jumlah kalori per porsi hampir di seluruh kemasan produk. Hal ini dilakukanuntuk meningkatkan kesadaran konsumen mengenai kandungan kalori di dalam produk kami. Dengan label baru, kami berusaha untuk mempermudah konsumen dalam membuat keputusan tepat tentang minuman yang mereka minum berdasarkan selera dan kebutuhan gizi. Pada tahun 2010, Coca-Cola Indonesia merupakan perusahaan pertama di industri minuman Indonesia yang melaksanakan inisiatif ini. Pada akhir 2012, semua produk CC sudah memiliki informasi kalori pada kemasan depan. Marketing untuk Anak-Anak dan Kebijakan di Sekolah Sebagai perusahaan minuman terbesar di dunia, kami menyadari peran produk kami dalam kehidupan konsumen. Kami adalah perusahaan yang bertanggung jawab, maka dari itu kami hanya memasarkan produk kami kepada masyarakat di atas umur 12 tahun. Anak di bawah usia 12 tahun tidak akan langsung menjadi target marketing kami di media iklan. Mereka juga tidak akan ditampilkan meminum salah satu produk tanpa kehadiran orang tua atau pengasuh. CCAI juga menyadari bahwa area kelas di sekolah adalah area bebas komersialisasi. Setiap upaya akan dilakukan agar mereka tidak mengkomersialiasikan produk di sekolah dasar.
14
DAFTAR PUSTAKA SUMBER http://www.jendelasarjana.com/2014/04/sejarah-perusahaan-coca-cola-company.html diakses pada Selasa 06 Oktober 2015 Pukul 01:18 http://coca-colaamatil.co.id/pages/index/45.43.107/80-years-ccai diakses pada Selasa 06 Oktober 2015 Pukul 01:18
15