BAB I PENDAHULUAN
A.Latar Belakang Praktikum kerja batu yang dilaksanakan selama satu semester ini,dibagi menjadi beberapa beberapa kelompok yang yang telah ditentukan ditentukan oleh dosen. Dalam praktikum kali ini mahasiswa diwajibkan menyelesaikan 2 bangunan, yakni pagar dan gapura masjid Labanasem. Dalam pelaksanaan praktikum tersebut mahasiswa diajarkan tentang pemasangan bouwplank, pondasi batu kali , teknik pemasangan rollag, pekerjaan pasangan bata, teknik pekerjaan plesteran dan acian, menggunakan alat sebagaimana fungsinya,memecahkan persoalan
yang timbul didalam pelaksanaan praktek kerja batu. Dilatih untuk bisa berfikir secara tepat dan dapat diserap oleh logika agar kelak bisa berguna bagi mahasiswa apabila sudah berada dilingkungan kerja maupun masyarakat. Pekerjaan Batu lebih diutamakan dalam pembangunan gedung-gedung ataupun rumah tinggal,dalam suatu pembutan bangunan,bahan utama yang dipergunakan adalah batu maka dari itu batu sangat penting peranannya dalam sebuah konstruksi.
B.Tujuan Umum 1. Mahasiswa mampu untuk dapat mengenali teknik pelaksanaan kerja batu 2. Mahasiswa
diharapkan
dapat
menentukan
langkah-langkah
dalam
pelaksanaan kerja batu. 3. Mahasiswa mampu mengenal jenis-jenis pekerjaan batu. bat u. 4. Dapat menganalisa kebutuhan bahan
C.Keselamatan Kerja K3 atau Kesehatan dan Keselamatan Kerja sangatlah diperlukan dalam suatu proses konstruksi demi meminimalisasikan hal-hal yang tidak diinginkan dalam kegiatan konstruksi. Itulah pentingnya penerapan K3 dalam konstruksi. Standar K3 mencakup berbagai bidang, contohnya K3 dalam sistematika kerja
maupun K3 dalam peralatan konstruksi. Dengan menerapkan K3 dengan benar dalam sistematika s istematika kerja dapat memperkecil peluang t erjadinya kecelakaan ataupun kerusakan alat. Dengan memperhatikan K3, suatu proses konstruksi akan berjalan aman, lancar, dan memperoleh hasil yang baik. baik.
Mahasiswa diwajibkan menggunakan perlengkapan K3 seperti: 1.Jas LAB
2.Sepatu Boot
3.Sarung Tangan
4.Helm
maupun K3 dalam peralatan konstruksi. Dengan menerapkan K3 dengan benar dalam sistematika s istematika kerja dapat memperkecil peluang t erjadinya kecelakaan ataupun kerusakan alat. Dengan memperhatikan K3, suatu proses konstruksi akan berjalan aman, lancar, dan memperoleh hasil yang baik. baik.
Mahasiswa diwajibkan menggunakan perlengkapan K3 seperti: 1.Jas LAB
2.Sepatu Boot
3.Sarung Tangan
4.Helm
BAB II DASAR TEORI
A. Pengertian Kerja Batu Kerja batu adalah segala sesuatu pekerjaan konstruksi yang menyangkut pekerjaan batu atau yang menngunakan bahan batu.dalam praktikum yang digunakan adalah batu buatan maupun batu alam dengan menggunakan suatu zat perekat, batu dapat disusun dalam berbagai hubungan bentuk dan hubungan batu. Zat perekat ini biasanya dikenal dengan istilah mortar, sehingga seluruh susunan batu menjadi satu kesatuan yang kuat. kuat. Konstruksi Batu merupakan sejenis konstruksi yang sebagian besar terdapat dalam konstruksi bangunan gedung, jembatan, saluran irigasi dan lain – lainnya. Yang dimaksud dengan konstruksi batu disini adalah pekerjaan yang meliputi, pasangan pondasi batu kali, pasangan ubin bata, super bata, batako, pasangan ubin lantai, ubin dinding dan plesteran dinding. Faktor yang mutlak diketahui dalam pemasangan batu adalah : 1. Bagaimana mencampur dan mengaduk mortar yang baik. 2. Mengetahui daya hisap 1 cm permukaan bata, agar dia dapat menentukan keenceran mortar dan lamanya waktu yang dibutuhkan untuk merendam bata sebelum pemasangan. 3. Hal–hal yang mempengaruhi kekuatan ikatan antara mortar dan batu sesudah atau selesai pemasangannya. 4. Bagaimana mengukur kedataran dan ketegakan ket egakan pasangan batu. 5. Macam-macam ikatan yang dalam pasangan. 6. Perawatan pasangan selesai pemasangan batu. 7. Teknik pemasangan yang baik dan benar
B. Tujuan Konstruksi Batu 1. Untuk mendapatkan suatu bentuk konstruksi yang kuat dan tahan lama 2. Untuk mendapatkan suatu bentuk konstruksi yang kuat dan bahan yang cukup hemat
3. Untuk mendapatkan ikatan yang memenuhi syarat konstruksi. ko nstruksi.
C. Instruksi Umum Dan Keselamatan Kerja
Keselamatan kerja 1. Gunakan alat sebagai mana mestinya agar tidak tejadi hal- hal yang tidak diinginkan 2. Sebaiknya alat yang tidak dipergunakan lagi diletakkan / diketepikan agar tidak terpijak oleh kaki 3. Jangan begurau pada saat mengunakan alat yang berat dan tajam dalam pelaksanaan praktek 4. Gunakan K3 dalam praktek atau bekerja 5. Ikuti instruktur dari dosen pembimbing / pengawas agar tidak tejadi halhal yang tidak diinginkan
Instruksi umum Dalam pelaksanaan kerja batu adaberapa hal yang harus diketahui agar dalam pelaksanaan berjalan dengan lancar, yaitu: 1. Lakukan breafing agar pekerjaan sesuai rencana 2. Siapkan alat dan bahan 3. Berdo’a sebelum dan sesudah melasankan pekerjaan
D. Pengenalan Bahan Bahan yang dibutuhkan dalam praktikum kerja batu antara lain sebagai berikut: 1) Bata merah Bata merah dibuat dari tanah liat dengan atau tanpa campuran bahan lain.Dibakarpada suhu tinggi hingga tidak hancur lagi bila direndam air. Bentuk umum bata merah adalah empat persegi panjang,bersudut siku,tajam dan permukaanya rata.Panjang bata umumnya dua kali lebarnya,adapun tebalnya sekitar 0,5 atau 0,75 dari lebar.Ukuran tersebut dipilih agar bata dapat diangkat hanya menggunakan satu tangan,tanpa alat
bantu.Bata berguna untuk menggantikanbatu,bila batu sulit didapatkan atau batu kurang cocok(misal karena berat).
Karakteristik bata berkualits t inggi dapat dibedakan berdasarkan :
a) Warna Warna yang terdapat dalam bata merah terdiri dari bahan kimia, suhu pembakaran dan pengontrolan suhu pada saat pendinginan. Bata yang berwarna merah terjadi akibat pembakaran tinggi terhadap kandungan besi pada lempung. b) Texture Texture dihasilkan dari permukaan lempung setelah keluar dari cetakan. Permukaan halus (soft-mud) diperoleh dengan melewatkan permukaan lempung pada bidang halus, sedangkan permukaan kasar (stiff-mud) diperoleh pada akhir percetakan dengan cara menggores permukaannya dengan kawat atau sisir kawat baja. c) Ukuran Selama proses pengeringan dan pembakaran lempung akan menyusut sebanyak 4,5% sampai 15% sehingga ukurannya perlu diperbesar pada saat percetakan. Penyusutan tergantung pada komposisi mineral, kadar air dan suhu pada saat pembakaran.
Persyaratan bata merah yang harus memenuhi standart diantaranya :
a) Bentuk standart bata merah yaitu prisma empat persegi panjang, bersudut siku-siku dan tajam dengan permukaan yang rata dan tidak retak.
b) Ukuran standart
Modul M – 5a ( 190 x 90 x 65 mm )
Modul M – 5b ( 190 x 140 x 65 mm )
Modul – 6
( 230 x 110 x 50 mm )
c) Kekuatan tekanan
Kelas 25
Kelas 50
Kelas 100
Kelas 150
Kelas 200
Kelas 250
d) Bata merah tidak boleh mengandung garam yang dapat larut sedemikian banyaknya sehingga pengkristalannya ( berupa bercak bercak putih ) menutup lebih dari 50% permukaan batanya.
2) Agregat Agregat ialah butiran mineral alami yang berfungsi sebagai bahan pengisidalam campuran mortaratau beton. Agregat kira-kira menempati sebanyak 75% volume mortaratau beton, agregat sangat berpengaruh terhadap sifat-sifat mortar atau betonya, sehingga pemilihan agregat merupakan suatu bagian penting dalam pembuatan mortar/beton. Agregat dibedakan menjadi dua berdasarkan ukuran butir-butirnya. Agregat yang mempunyai ukuran butir-butir besar dan memiliki nilai batas ukuran yaitu lebih besar dari 4,80 mm disebut agregat kasar.Sedangkan agregat yang berbutir kecil dan memiliki ukuran lebih kecil dari 4,80mm disebut agregat halus. Secara umum,agregat harus mempunyai bentuk yang baik (bulat atau mendekati kubus), bersih, keras, kuat dan gradasinya baik. Agregat harus pula mempunyai kestabilan kimiawi dan dalam halhal tertentu harus tahan aus dan t ahan cuaca.
3) Semen Semen adalah bahan organik yang mengeras pada campuran dengan air atau larutan garam. Semen merupakan hasil industri yang sangat kompleks, dengan campuran serta susunan yang berbeda –beda.
Semen adalah sebagai bahan pengikat utama dalam adukan dan semen mempunyai sifat membatu kalau terkena air atau udara lembab. Untuk mencegah pengerasan maka semen harus disimpan didalam ruangan khusus. Pada umumnya beton mengandung rongga udara sekitar 1% - 2%, pasta semen (semen air) sekitar 25% - 40%, dan agregat (agregat halus dan agregat kasar) sekitar 60% - 75%. Untuk mendapatkan hasil yang baik dari kekuatan, sifat, dan karakteristik dari masing-masing penyusun.
Syarat mutu semen 1. Semen harus memenuhi salah satu dari ketentuan berikut : a) SNI 15 - 2049 – 1994, Semen Portland. b) “Spesifikasi semen blended hidrolis” (ASTM C 595), kecuali tipe S dan SA yang tidak diperuntukkan sebagai unsur pengikat utama struktur beton. c) “Spesifikasi semen hidrolis ekspansif” (ASTM C 845) 2. Semen yang digunakan pada pekerjaan konstruksi harus sesuai dengan semen yang digunakan pada perencanaan proporsi campuran.
4) Air Air yang digunakan untuk pengadukan mortar hendaklah air yang bersih yang dapat diminum. Air berfungsi untuk menghomogenkan adukan mortar, merendam bata dan membersihkan pasangan sebelum disambung. Tidak dibenarkan memakai air yang mengandung minyak, alkali, garam untuk mengaduk mortar, oleh sebab itu akan mempengaruhi kekuatan pasangan, dan jangan memakai air yang mengandung zat besi,atau air yang keasamanya tinggi. 5) Keramik Senyawa yang terdapat pada keramik lebih stabil dalam lingkungan termal dan kimia dibandingkan elemennya. Bahan baku keramik yang umum dipakai adalah felspard, ball clay, kwarsa, kaolin dan air. Sifat keramik ditentukan oleh struktur kristal, komposisi kimia dan senyawa
bawaanya. Secara umum struktur keramik sangat rumit dengan adanya elektron bebas, kurangnya beberapa elektron bebas keramik membuat sebagian besar bahan keramik secara kelistrikan bukan merupakan konduktor dan juga menjadi konduktor panas.
E.Pengenalan Alat Alat yang digunakan dalam praktikum kerja batu adalah sebagai berikut:
Cangkul Cangkul digunakan untuk mengeruk tanah, selain itu cangkul ini mempunyai lubang yang berguna untuk memudahkan mengaduk mortar. Cangkul terdiri dari daun cangkul yang terbuat dari plat baja dan tangkai kayu.Spesifikasinya terdiri dari mata cangkul dengan panjang sisi 22 cm, lebar 17 cm, dan tebal plat 2 mm serta tangkai dengan panjang 80 mm dan diameter tangkai 5 cm. Fungsinya untuk mengaduk mortar, menggali tanah dan sebagainya.
Palu Alat ini juga terbuat dari baja dengan tangkai dari kayu. Mata palu bagian depan dibuat tajam, dan bagian belakangnya dibuat empat persegi dengan permukaan datar berfungsi sebagai palu. Jadi disamping pemotong bata juga dapat dipakai untuk memukul paku.
Sekop Sekop terbuat dari plat baja yang diberi tangkai kayu dan matanya sedikit dilengkungkan agar lebih mudah digunakan dalam mengangkat pasir atau bahan lainnya. Fungsinya untuk mengaduk mortar, menyekop pasir dan sebagainya.
Gerobak Dorong Alat yang digunakan untuk mengangkut bahan maupun alat dari tempat penyimpanan ke lokasi pekerjaan.Gerobak dorong memiliki kegunaan yang sangat efisien dalam mengangkut bahan ke lokasi pekerjaan karena dapat menghemat waktu.
Sendok Spesi Sendok spesi digunakan sebagai alat pengambil maupun sebagai alat peletakan spesi pada bangunan. Daun sendok spesi ini berbentuk segitiga, dengan sisi sama panjang dengan bata merah. Sendok spesi terbuat dari plat baja yang tipis dan pada pegangannya menggunakan kayu.
Meteran Meteran terbuat dari plat baja yang tipis dan di gulung dalam suatu kotak sebagai pelindung. Meteran ini juga ada yang terbuat dari kayu yang disebut meteran lipat. Pada meteran ini tercantum garis ukuran dalam melimeter, centimeter dan inchi. Kegunaannya untuk mengukur pekerjaan tebal, lebar, panjang dan tinggi suatu bangunan.
Timba Timba terbuat dari bahan plastik dan diberi tangkai untuk pegangannya. Fungsinya untuk mengambil air, menakar pasir atau semen, membawa adukan spesi ke tempat kerja.
Pendulum/Unting-unting Pendulum digunakan sebagai pengganti waterpass. Dapat dibuat dari kuningan, besi ataupun timah, dengan berat 100 gr sampai dengan 500 gr. Tepat ditengah pendulum dipasang benang dan panjangnya tergantung dari tinggi kontruksi bangunan yang telah direncanakan, gunanya untuk mengukur ketegakan suatu konstruksi dan juga untuk mengukur ketepatan suatu titik bangunan.
Waterpas Waterpass terbuat dari alumunium dan dilengkapi dengan tabung gelas yang berisi cairan ether dan ada gelembung udara didalamnya. Fungsinya untuk mengukur kedataran dan ketegakan pasangan.
Ayakan Pasir Ayakan pasir terbuat dari kawat yang diberi rangka kayu dan berbentuk persegi panjang. Kegunaannya untuk memisahkan pasir agar tidak tercampur degan kerikil sebagai bahan campuran pada mortar. Bentuk dari ayakan pasir ini berbeda-beda diantaranya ayakan pasir berkaki, ayakan pasir gantung, dan ayakan pasir kecil yang dapat digunakan langsung dengan tangan.
Ruskam Ruskam terbuat dari kayu/besi tipis atau papan yang keras dan terdapat pegangan pada bagian atasnya. Kegunaan dari alat ini untuk meratakan plesteran dinding.Bentuk dari ruskam berbeda-beda diantaranya terbuat dari besi, ada juga yang dilapisi wol pada permukaannya.
BAB III PEMBAHASAN
JOB I PENGUKURAN DAN PEMBERSIHAN LOKASI
A. Dasar Teori
Pembersihan lokasi dimaksutkan untuk memudahkan pekerjaan dalam proses praktikum nantinya, agar berjalan dengan lancar tanpa hambatan yang bisa menyebabkan terhambatnya proses praktikum. Pengukuran dilakukan untuk menunjukkan dimana letak bangunan nantinya dan posisi bangunan tersebut sudahkah benar atau belum. Dan pengukuran dilakukan sesuai dengan Gambar Kerja.
B.Tujuan
1.
Mahasiswa dapat menentukan garis as suatu pasangan bangunan di lokasi pembangunan
2.
Mahasiswa dapat menentukan lahan (tempat) yang akan di bangun gapura dan masjid
3.
Mahasiswa dapat memasang patok kayu untuk membatasi area pembangunan gapura dan masjid
C.Peralatan Dan Bahan
a) Peralatan yang diperlukan: 1.Cangkul 1 Buah 2.Sabit 1 Buah 3.Gerobak dorong 1 Buah 4.Gergaji 1 Buah 5.Meteran 1 Buah 6.Unting-Unting 1 Buah
7.Palu 1 Buah 9.Linggis 1 Buah
b) Bahan yang diperlukan: 1.Patok kayu secukupnya 2.Benang secukupnya
D.K3 (Kesehatan Dan Keselamatan Kerja)
1.Jas LAB 3 Buah 2.Sepatu Boot 3 Pasang 3.Sarung Tangan 3 Pasang 4.Helm 3 Buah
E.Gambar Kerja
TAMPAK ATAS PENGUKURAN & PEMBERSIHAN LAHAN
F.Volume Pekerjaan
Membersihkan lokasi (m²) Volume =4 m x 1 m = 4 m²
G.Langkah Kerja
1. Alat dan bahan yang diperlukan disiapkan 2. Lokasi/tempat pembangunan pagar dan masjid ditentukan
3. Alat dan bahan diletakkan dilokasi dengan jarak kira-kira 80-100cm dari bidang pekerjaan. 4. Pembersihan lahan dengan menggunakan cangkul dan sabit dimulai 5. Pengukuran dilakukan pada lokasi yang telah ditentukan 6. Patok kayu dipasang pada titik yang telah dilakukan pengukuran dan titik tengahnya ditentukan 7. Kemudian
penyikuan
dilakukan
untuk
mempermudah
proses
pembouwplangan 8. Penyikuan dilakukan dengan pemasangan benang pada patok kayu dibatas area dengan plat siku
H.Dokumentasi Kerja
Gambar 1.1Mengukur Lahan Sumber : Dokumentasi Praktikum , 2013
Gambar 1.2 Membersihkan Lahan Sumber : Dokumentasi Praktikum , 2013
I.Saran Dan Rekomendasi
Pekerjaan pengukuran lahan dan pembersihan lokasi menemukan beberapa kendala diantaranya adanya gundukan dan banyaknya batu yang ada di lokasi. Sebaiknya saat melakukan pekerjaan tidak dengan bergurau karena dapat menghambat jalanya pekerjaan dan pekerjaan tidak akan cepat s elesai.
JOB II PEMASANGAN PAPAN DUGA ( BOUWPLANK)
A.Dasar Teori
Pemasangan papan duga/bouwplank dimaksudkan untuk menempatkan titik-titik as bangunan berdasarkan denah bangunan. Hal ini dimaksudkan untuk menentukan arah pondasi sekaligus sebagai dasar dalam menentukan ukuran tinggi pagar dan gapura dalam bangunan pagar dan gapura masjid dengan permukaan jalan. Agar bentuk bangunan sesuai dengan yang direncanakan.
Syarat-syarat pekerjaan bouwplank: 1. Kedudukan bouwplank harus kuat dan tidak mudah goyah 2. Jaraknya cukup dari tempat galian (sekitar 1m)sehingga tidak goyang saat pondasi mulai digali 3. Papan bouwplank harus bisa di beri tanda yang jelas,misal dengan spidol/cat sehingga bisa digunakan utuk posisi pemasangan paku pengikat benang 4. Sisi/bouwplank harus satu bidang dengan bouwplank yang lain.Agar bidang atas bisa membentuk garis datar maka bouwplank hendaknya diketam lebih dulu 5. Kedudukan bouwplank harus seragam (menghadap kedalam bangunan) 6. Garis benang pada bouwplank selanjutnya digunakan sebagai as (garis tengah) dari pemasangan pondasi maupun dinding bata
B.Tujuan
1. Mengetahui cara-carapemasangan bouwplank 2. Mengetahui langka-langkah pemasangan bouwplank dengan benar 3. Mengetahui kesikuan bangunan dengan cara dibouwplank 4. Setelah
dilakukan
pembouwplangan
dapat
membuat
pekerjaan penggalian pondasi dengan baik dan benar
pelaksanaan
5. Dapat memecahkan masalah dan persoalan yang timbul didalam pelaksanan praktek kerja batu
C.Alat Dan Bahan
a) Peralatan yang diperlukan: 1.Cangkul 1 Buah 2.Palu besar 1 Buah 4.Gergaji 1 Buah 5.Meteran roll 1 Buah 6.Unting-Unting 1 Buah 7.Palu kecil 1 Buah 9.Linggis 1 Buah 10.Gancu 1 Buah 11. Selang 1 Buah
b) Bahan yang dibutuhkan: 1. Patok kayu 5/7 panjang 1m jumlah 14 2. Papan kayu untuk bouwplank 2/20 panjang 1 m=4 buah 3. Benang secukupnya 4. Paku 5-7 cm secukupnya
D. K3 (Kesehatan Dan Keselamatan Kerja)
1.Jas LAB 3 Buah 2.Sepatu Boot 3 Pasang 3.Sarung Tangan 3 Pasang 4.Helm 3 Buah
E.Gambar Kerja
TAMPAK ATAS PEMASANGAN BOUWPLANK
PEMASANGAN BOUWPLANK
MUKA TANAH
TAMPAK SAMPING PEMASANGAN BOUWPLANK
F.Perhitungan Volume
Pengukuran dan pemasangan bouwplank (m) Volume
= 4m x 1m = 4m2
G.Langkah Kerja
1. Alat dan bahan yang dipergunakan disiapkan dan disimpan ditempat yang aman 2. Pemotongan kayu dilakukan dengan ukuran 1m . 3. Papan kayu yang digunakan untuk bowplank dipotong sesuai dengan ukuran yaitu dengan panjang 1m.
4. Patok kayu dipasang di papan kayu (bowplank) dengan jarak antar as patok kayu 60 cm 5. Patok baru ini dipasang pada setiap pojok yang terdiri dari 4 pojok titik yaitu pada titik awal kelompok 1, titik awal gapura, titik akhir gapura, dan titik akhir kelompok 10 . 6. Antar patok katu bowplank dipastikan lurus . 5.
Penyikuan
dengan
benang
dilakukan
untuk
mempermudah
proses
pembouwplangan 6. Patok kayu dipastikan tegak lurus dan tidak mudah digerakkan 7. Elevasi atau kedataran dipastikan menggunakan selang ukur dengan kayu 5/7 pertama sebagai acuan lalu beri tanda 8. Kemudian benang dipasang mengelilingi kayu 5/7 tersebut 9. Kayu 2/20 pada 5/7 dipasang pada patok yang sudah diberi tanda elevasi 10. Penyikuan pada garis batas as bangunan samping dilakukan 11. Benang dipasang pada as bangunan atau posisi yang akan di gali
H. Dokumentasi
Gambar 1.3 Memotong Papan Kayu Sumber : Dokumentasi Praktikum , 2013
Gambar 1.4 Menentukan beda Elevasi Sumber : Dokumentasi Praktikum , 2013
Gambar 1.5 Memasang Bouwplank Sumber : Dokumentasi Praktikum , 2013
I.Saran Dan Rekomendasi
Dalam pekerjaan pemasangan papan duga / bouwplank, sudah sesuai dengan teori yang diajarkan dosen kepada mahasiswa. Agar tidak terjadi perselisihan pendapat sebaiknya set engineer mempelajari Gambar Kerja secara teliti. Dalam pengerjaan sebaiknya benar-benar memerhatikan instuksi dari dosen agar tidak terhadi perselisihan serta tidak saling bercanda agar pekerjaan cepat selesai.
JOB III PENGGALIAN PONDASI
A.Dasar Teori
Penggalian adalah dimana pekerjaan yang dilakukan setelah pemasangan bouwplank yang bertujuan sebagai tempat pondasi. Dimana pekerjaan galiannya kurang dari 1 m, karena pondasi yang di rencanakan adalah pondasi menerus yaitu pondasi yang digunakan untuk pengerjaan pembangunan gapura dan pagar.
B.Tujuan
1.
Mahasiswa dapat menentukan seberapa dalam penggalian tanah untuk pondasi
2.
Mahasiswa dapat mengetahui cara penggalian tanah untuk pondasi secara tepat
C.Alat Dan Bahan
a) Peralatan yang diperlukan: 1.Cangkul 1 Buah 2.Gancu 1 Buah 3.Meteran 1 Buah 4.Sekrup 1 Buah b)Bahan yang dibutuhkan: 1.Benang secukupnya
D. K3 (Kesehatan Dan Keselamatan Kerja)
1.Jas LAB 3 Buah 2.Sepatu Boot 3 Pasang 3.Sarung Tangan 3 Pasang 4.Helm 3 Buah
E.Gambar Kerja
TAMPAK ATAS PENGGALIAN PONDASI MUKA TANAH
TAMPAK SAMPING PENGGALIAN PONDASI
F.Perhitungan Volume
Volume Galian = 4 x 0.6 x 0.65 = 1,56 m
3
G.Langkah Kerja
1. Benang pada as bangunan atau posisi yang akan digali dipasang 2. Kemudian lokasi digali sesuai ukuran gambar pelaksanaan yaitu panjang 4 m lebar 60 cm, dan tinggi dari elevasi ±0.00 yaitu 65 cm. 3. Kedalaman maupun ukuran galian dipastikan sesuai ukuran 4. Lebar dasar galian tanah pondasi hendaknya dibuat lebih lebar dari pondasi agar lebih leluasa bekerjanya 5. Semua galian tanah harus ditempatkan diluar dan agak jauh dari pekerjaan penggalian agar tidak mengganggu pekerjaan.
H.Dokumentasi Kerja
Gambar 1.6 Menggali Pondasi Sumber : Dokumentasi Praktikum , 2013
I.Saran Dan Rekomendasi
Dalam pekerjaan ini terdapat kesulitan dalam penggalian pondasi, karena tanah yang digali adalah tanah lempung, sehingga seusah , sert a membutuhkan kesabaran dalam pengerjaannya karena kedalamannya cukup dalam.
JOB IV PEKERJAAN URUGAN PASIR DAN AANSTAMPENG
A.Dasar Teori
Urugan pasir adalah pekerjaan yang dilakukan setelah pekerjaan penggalian tanah yang kemudian galian tesebut diurug dengan pasir dengan ketinggian minimal 5cm yang kemudian diratakan. Aanstampeng adalah beberapa batu yang diletakkan secara berdiri tanpa spesi di atas urugan pasir yang dipadatkan. Aanstampeng diletakkan pada semua galian pondasi. Ukuran urugan pasir dan anstampeng diletakkan pada semua galian pondasi. Ukuran aanstampeng bermacam – macam, bisaanya urugan pasir 10 cm dari dasar tanah dan aanstampeng juga 10 cm dari atas urugan pasir. Namun pada bangunan kali ini (pagar dan gapura masjid) urugan pasir setebal 5cm dan aanstampeng 30 cm.
B.Tujuan
1. Mahasiswa dapat mengetahui teknik pemasangan anstampeng dengan benar 2. Mahasiswa dapat mengetahui fungsi a nstampeng 3. Mahasiswa dapat bekerja sama dalam satu tim
C.Alat Dan Bahan
a) Peralatan yang diperlukan: 1.Cangkul 1 Buah 2. Sekop 1 Buah 3. Timba 1 Buah 4.Sendok spesi 1 Buah 5.Gerobak Dorong 1 Buah
b)Bahan yang dibutuhkan: 1.Pasir secukupnya 2.Batu Kali secukupnya 3.Air secukupnya
D. K3 (Kesehatan Dan Keselamatan Kerja)
1.Jas LAB 3 Buah 2.Sepatu Boot 3 Pasang 3.Sarung Tangan 3 Pasang 4.Helm 3 Buah
E.Gambar Kerja
TAMPAK ATAS URUGAN PASIR
MUKA TANAH
PASIR URUG
TAMPAK SAMPING URUGAN PASIR
TAMPAK ATAS PEMASANGAN AANSTAMPENG
MUKA TANAH
ANSTAMPENG PASIR URUG
TAMPAK SAMPING PEMASANGAN AANSTAMPENG
F.Perhitungan Volume
1. Perhitungan volume untuk pasir urug keterangan:
l = lebar galian t = tinggi urugan pasir p = panjang urugan
jawab: v = l x t x p = 0,6 x 0,05 x 4 3
= 0,12 m
2.
Perhitungan volume untuk aanstampeng keterangan: l = lebar galian t = tinggi aanstampeng p = panjang aanstampeng v=lxtxp = 0,6 x 0,3 x 4 = 0,72 m3
G.Langkah Kerja
1. Pasir dimasukkan kedalam lubang galian 2. Pasir diratakan dengan cangkul 3. Urugan pasir dipastikan setinggi 5cm 4. Batu kali yang sudah disiapkan dimasukkan 5. Batu dipasang pada posisi yang benar dan dipastikan posisi batu tertata dengan rapi 6. Pasir diletakkan diatas batu yang sudah dipasang tadi dan dirojok agar ronggarongga di antara batu terisi 7. Kalau batu sudah tidak kelihatan , permukaan pasir t ersebut diratakan dengan sendok spesi kemudian disiram dengan air hingga rongga- rongga terisi dengan penuh
H.Dokumentasi Kerja
Gambar 1.7 Memasang Aanstampeng Sumber : Dokumentasi Praktikum , 2013
I.Saran Dan Rekomendasi
Dalam pekerjaan aanstampeng dan urugan pasir banyak mengalami kesulitan yaitu mahasiswa banyak yang belum mengerti mengenai pekerjaan ini. Pastikan pasir yang digunakan menutup aanstampeng benar-benarpadat dan tidak ada rongga
JOB V PASANGAN PONDASI BATU KALI
A.Dasar Teori
Dalam setiap kontruksi, seperti gedung, jembatan, jalan raya, terowongan, dindingpenahan, menara, tanggul, harus mempunyai pondasi yang dapat mendukungnya.Pondasi harus diperhitungkan untuk dapat menjamin kestabilan Bangunan terhadapberat sendiri, beban - beban bangunan, gaya-gaya luar seperti : tekanan angin,gempa bumi, dan lain-lain. Disamping itu, tidak boleh terjadi penurunan melebihibatas yang diijinkan. Agar Kegagalan fungsi pondasi dapat dihindari, maka pondasi bangunan harus diletakkan pada lapisan tanah yang cukup keras, padat, dan kuatsmendukung beban bangunan tanpa menimbulkan penurunan yang berlebihan. Pondasi adalah struktur bagian bawah yang umumnya terletak dibawah permukaantanah yang berfungsi untuk meneruskan gaya yang diterimanya ke lapisan tanahpendukung (bearing layers). Pada pondasi tidak boleh terjadipenurunan pondasi setempat ataupun penurunan pondasi merata melebihi daribatas – batas tertentu, yaitu :Jenis bangunan Penurunan maksimum 1. Bangunan umum 2.54 Cm 2. Bangunan pabrik 3.81 Cm 3. Gudang 5.08 Cm 4. Pondasi mesin 0.05 Cm Oleh karena itu,sebelum perencanaan pondasi dilakukan terlebih dahulu perlumengetahui prilaku tanah baik sifat fisik maupun mekanis tanah. Dimana sifat fisikdan mekanisnya dapat diketahui dengan melakukan penyelidikan tanah yangmeliputi penyelidikan dilapangan dan laboratorium, sehingga dari data-data hasilpenyelidikan tanah tersebut dapat dipergunakan sebagai dasar dalam merekomendasikan sistem pondasi.
B.Tujuan
1.Mahasiswa dapat mengetahui tata cara dan pelaksanaan dari pekerjaan pondasi 2.Mahasiswa mampu merencanakan kekuatan pondasi 3.Mahasiswa mampu berkordinasi dalam setiap kelompok
C.Alat Dan Bahan
a)Peralatan yang dibutuhkan: 1. Martil dan palu 1 Buah 2. Meteran 1 Buah 3. Gerobakdorong 1 Buah 4. Timba 1 Buah 5. Skop
1 Buah
6. Sendok spesi 1 Buah 7. Waterpas 1 Buah 8. Cangkul 1 Buah 9. Hammer 1 Buah
b) Bahan yang dibutuhkan: 1. Batu kali secukupnya 2. Pasir secukupnya 3. Semen secukupnya 4. Air secukupnya
D. K3 (Kesehatan Dan Keselamatan Kerja)
1.Jas LAB
3 Buah
2.Sepatu Boot 3 Pasang 3.Sarung Tangan 3 Pasang 4.Helm 3 Buah
E. GAMBAR KERJA
TAMPAK ATAS PEMASANGAN PONDASI
MUKA TANAH PONDASI CAMP. 1PC:5PS TANAH URUG
ANSTAMPENG PASIR URUG
TAMPAK SAMPING PASANGAN BATU KALI
F. PerhitunganVolume
Volume = 4m x 0.6 m x 0.6m = 1,44 m³
G.Langkah Kerja
1. Alat dan bahan yang dibutuhkan disiapkan 2. Batu diletakkan dengan posisi tegak dengan ketinggian 20 cm dari lantai kerja inilah yang disebut Pas. Anstampeng. 3. Profil pondasi dipasang secara kuat pada ujung-ujung pondasi. Satu lapisan batu kosongan dipasang dengan ketinggian + 15 cm –20 cm (tanpa spesi) sepanjang pondasi sebagai lapisan dasar, 4. Rongga yang kosong diisi dengan menggunakan adukan dengan campuran sesuai dengan yang telah ditentukan. 5. Pekerjaan dilakukan hingga selesai. 6. Bagian atas pondasi diratakan dengan menggunakan adukan.
7. Hasil pekerjaan diperiksa kembali sesuai atau tidak dengan Gambar Kerja yang ditetapkan. 8. Pondasi diurug dengan menggunakan pasir urug.
H.Dokumentasi Kerja
Gambar 1.8 Memasang Pondasi Sumber : Dokumentasi Praktikum , 2013
Gambar 1.9 Memberi spesi pada akhir pemasangan pondasi Sumber : Dokumentasi Praktikum , 2013
I.Saran Dan Rekomendasi
Dalam pemasangan pondasi batu kali pada pagar dan gapura masjid mengalami permasalahan yakni pondasi yang tidak lurus. Hal ini terjadi karena adanya salah pembacaan gambar rencana. Perlu adanya breafing sebelum praktek dimulai.
JOB VI PEMASANGAN ROLLAGH
A. Dasar Teori
Rollaq adalah pasangan bata yang dipasang berdiri. Motif pemasanagan rollaq dapat berbentuk persegi,lingkaran dan lain-lain sesuai dengan kebutuhan. Syarat pasangan rollagh adalah bagian tengah batu pada as pasangan harus berupa bata hindari berupa siar.
B.Tujuan
1. Mahasiswaa dapat memasang rollagh dengan cara dan teknik perletakan bata yang benar 2. Mahasiswa dapat mengukur kedataran dari pasangan bata dengan menggunakan waterpas 3. Mahasiswa dapat memahami fungsi pemasangan rollagh
C.Alat Dan Bahan
a) Peralatan yang dibutuhkan: 1.
Sendok spesi/cetok 1 Buah
2.
Ember 1 Buah
3.
Roll meter 1 Buah
4.
Sekop 1 Buah
5.
Waterpas 1 Buah
b) Bahan yang dibutuhkan: 1.
Bata merah
2.
Semen
3.
Pasir
4.
Air
5.
Benang
D. K3 (Kesehatan Dan Keselamatan Kerja)
1.Jas LAB 3 buah 2.Sepatu Boot 3 Pasang 3.Sarung Tangan 3 Pasang 4.Helm 3 Buah
E.Gambar Kerja
TAMPAK ATAS PEMASANGAN ROLLAGH
PAS. ROLAG SPESI
MUKA TANAH PONDASI CAMP. 1PC:5PS TANAH URUG
ANSTAMPENG PASIR URUG
TAMPAK SAMPING PEMASANGAN ROLLAGH
F.Perhitungan Volume
Volume = 0,24 m x 4 m = 0,96 m² Kebutuhan bata untuk rollagh = 400 : 5 : 2 = 40 buah
G.Langkah Kerja
1. Alat dan bahan yang dibutuhkan disiapkan 2. Lokasi penempatan bata yang akan dipasang dengan benang ditentukan sesuai dengan Gambar Kerja,dan posisi setiap bata ditandai menurut panjang ratarata dari bata +siar(1cm) 3. Adukan mortar dibuat dengan perbandingan 1pc:5ps 4. 1 sendok spesi mortar diambil dan diratakan,lalu bata dipasang diatas mortar . Bata harus lurus dengan benang pembatas tadi 5. Bata dipasang kembali dengan jarak 3cm,antar bata merah diberi spesi dan ratakan 6. Kedataran rollagh dicek dengan menggunakan waterpas 7. Hal yang sama dilakukan pada lapis –lapis berikut nya 8. Setelah selesai mortar ditunggu hingga benar-benar kering
H.DokumentasiKerja
Gambar 1.10 Membuat Luluhan Sumber : Dokumentasi Praktikum , 2013
Gambar 1.11 Memasang Rollagh Sumber : Dokumentasi Praktikum , 2013
I.Saran Dan Rekomendasi
Pemasangan rollagh harus dikerjakan dengan posisi batu bata berdiri, pemasangan harus lurus dan rapi. Sebaiknya kualitas dari bata ditingkatkan lagi, karena bata yang kami gunakan berbeda ukuran, dan tidak datar permukaanya.
JOB VII PASANGAN 1 BATA UNTUK KOLOM
A. Dasar Teori
Fungsi utama kolom dalam struktur adalah sebagai penyalur beban vert ikal yang akan dilanjutkan ke masing-masing pondasi. Dan besar beban yang harus disalurkan inilah yang dapat mempengaruhi besar kecilnya ukuran kolom dan banyaknya pasangan bata yang akan digunakan. Pemasangan kolom adalah t ahap penting dimana kolom akan menyangga bangunan atas. Dalam pemasangan bata diperlukan pasangan bata yang benar-benar rata dan dapat saling mengunci antar bata agar kekuatan kolom sesuai yang diinginkan
B. Tujuan
1. Agar mahasiswa mengerti ikatan yang benar-benar memenuhi syarat konstruksi, 2. Agar mahasiswa mengetahui jenis-jenis pasangan bata,
C. Alat Dan Bahan
a) Peralatan yang dibutuhkan: 1. Cangkul 1 Buah 2. Waterpass 1 Buah 3. Ember 1 Buah 4. Sekrup 1 Uah 5. Unting-Unting 1 Buah 6. Timba 1 Buah
b) Bahan yang dibutuhkan: 1. Pasir secukupnya 2. Semen secukupnya 3. Air secukupnya 4. Bata secukupnya
5. patok kayu secukupnya 6. paku secukupnya
D. K3 (Kesehatan Dan Keselamatan Kerja)
1.Jas LAB 3 Buah 2.Sepatu Boot 3 Buah 3.Sarung Tangan 3 Buah 4.Helm 3 Buah
E. Gambar Kerja
TAMPAK ATAS PASANGAN 1 BATA UNTUK KOLOM
T. SAMPING PASANGAN KOLOM
PAS. KOLOM BATA
DETAIL PASANGAN SPESI PAS. ROLAG SPESI
MUKA TANAH PONDASI CAMP. 1PC:5PS TANAH URUG
ANSTAMPENG PASIR URUG
F. Perhitungan Volume
Volume
= lxt = 0.24 m x 1.5 m = 0.36 m ²
Jumlah bata keseluruhan = 55 bata
G. Langkah Kerja
1. Alat dan bahan disipkan 2. Rollagh dibasahi dengan air 3. Bata direndam terlebih dahulu sebelum dipasang ± 10 menit 4. Titik-titik pasangan diukur dan ditentukan 5. Pada titik akhir dipasang kayu yang digunakan untuk patokan tinggi kolom pagar yaitu 150 cm 6. Unting-unting dipasang pada ujung kayu 7. Adukan luluh dibuat dengan perbandingan 1 pc ; 5ps 8. Bata lapisan pertama dipasang dengan bata melintang isi siar tegak sampai penuh 9. Untuk pemasangan lapisan kedua dimulai dengan bata dipasang melintang pada pasangan sebelumnya dan bata dipasang secara berdiri di pinggir-pinggirnya (sebagai kuncian) 10. Untuk pemasangan bata lapis ketiga, pada ujung pasangan bata dipasang setengah bata, lalu disampingnya dipasang satu bata . 11. Untuk lapisan keempat caranya sama dengan lapisan pertama, lapisan kelima sama dengan lapisan kedua , lapisan keenam sama dengan lapisan ketigabegitu seterusnya 12. Kedataran diukur dengan waterpass
H. Dokumentasi Kerja
Gambar 1.12 Mengurug Rollagh Sumber : Dokumentasi Praktikum , 2013
Gambar 1.12 Memasang Pasangan 1 Bata Untuk Kolom Sumber : Dokumentasi Praktikum , 2013
I. Saran Dan Rekomendasi
Dalam pengukuran ketegakkan dan kelurusan pasangan bata harus benar – benar lurus. Dan penggunaan waterpass harus sesuai dengan fungsinya.
JOB VIII PASANGAN ½ BATA UNTUK DINDING PAGAR
A. Dasar Teori
Pasangan dinding satu bata merupakan susunan bata yang disusun secara rapi dengan tebal ½
bata (± 11,5 cm) dengan adukan sehingga menjadi satu
kesatuan yang kokoh dan kuat menerima beban atau gaya. Konstruksi satu bat a ini sering digunakan untuk kolom dalam bangunan sederhana dizaman dahulu, juga bisa digunakan sebagai partisi dalam suatu bangunan.
B. Tujuan
1.
Agar mahasiswa mengerti ikatan yang benar-benar memenuhi syarat konstruksi,
2.
Agar mahasiswa mengetahui jenis-jenis pasangan bata,
C. Alat Dan Bahan
a) Peralatan yang dibutuhkan: 1.
Cangkul 1 Buah
2.
Waterpass 1 Buah
3.
Ember 1 Buah
4.
Sekrup 1 Uah
5.
Unting-Unting 1 Buah
6.
Timba 1 Buah
b) Bahan yang dibutuhkan: 1. Pasir secukupnya 2. Semen secukupnya 3. Air secukupnya 4. Bata secukupnya 5. patok kayu secukupnya 6.
Paku secukupnya
D. K3 (Kesehatan Dan Keselamatan Kerja)
1.Jas LAB 3 Buah 2.Sepatu Boot 3 Buah 3.Sarung Tangan 3 Buah 4.Helm 3 Buah
E. Gambar Kerja T. ATAS PASANGAN DINDING 1/2 BATA
T.DEPAN PASANGAN DINDING
F. Perhitungan Volume
Volume dinding = p x t = 4 m x 1.5 m = 6 m² x ½ = 3 m² 1 m² = 60 bata Kebutuhan bata = 3 x 60 = 180 bata
G. Langkah Kerja
1.
Setengah bata dipasang pada ujung kolom .
2.
Selanjutnya diteruskan dengan 1 bata hingga ujung kolom yang satunya. Tetapi pada ujung kolom tersebut juga harus ½ bata
3.
Lapis kedua 1 bata dipasang terlebih dahulu lalu dilanjutkan dengan 1 bata hingga ujung kolom berikutnya.
4.
Lapis ketiga caranya sama dengan lapis pertama, lapis keempat sama dengan lapis kedua, begitu seterusnya sampai tinggi dinding 50 cm.
5.
Trap bata dipasang dengan panjang antar kolom 1 dan 2 sama panjang dengan jarak pertemuan bata paling bawah 1 bata.
6.
Pada lapis berikutnya bata dipasang dengan panjang yang bedanya ½ bata. Sehingga pasangannya berbentuk trap yang makin ke atas makin runcing dipinggirnya.
H. Dokumentasi Kerja
Gambar 1.13 Memasang pasangan ½ bata untuk Dinding Sumber : Dokumentasi Praktikum , 2013
Gambar 1.12 Memasang Trap Dinding Sumber : Dokumentasi Praktikum , 2013
I. Saran Dan Rekomendasi
Dalam pengukuran ketegakkan dan kelurusan pasangan bata harus benar – benar lurus. Dan penggunaan waterpass harus sesuai dengan fungsinya.
JOB IX PEKERJAAN PLESTERAN
A. Dasar Teori
Pekerjaan plesteran adalah pekerjaan yang berfungsi untuk meratakan lantai, dan juga untuk mempermudah pekerjaan pemasangan keramik, rabatan lantai diusahakan harus benar-benar rata. Di dalam pelaksanaannya, pekerjaan plesteran dapat dibagi atas 3 lapis utama, yaitu: 1. Lapis pertama disebut kamprotan dengan tebal 3 mm, dari campuran semen-pasir yang encer danberfungsi untuk menyeragamkan permukaan dinding, pelekatan badan plesteran dan mengurangi penyusutan. 2. Lapis kedua yang disbut badan plesteran setebal 6 – 10mm, dari campuran semen-pasir yang plastis berfungsi untuk mengatur kerataan permukaan dinding. 3. Lapis ketiga yang disebut acian setebal 2 mm, dari pasta semen (dapat juga ditambah pasir halus), dan berfungsi sebagai penghalus permukaan dan pelindung dari pengaruh cuaca.
B. Tujuan
1. Mahasiswa dapat mengetahui fungsi pekerjaan rabatan 2. Mahasiswa dapat mengetahui komposisi / campuran 3. Mahasiswa
dapat
mengetahui
pelaksanaan
C. Alat Dan Bahan
a) Peralatan yang dibutuhkan: 1. Cangkul 1 Buah 2. Sekop 1 Buah 3. Bak spesi 1 Buah 4. Timba 1 Buah
masalah-masalah
yang
terjadi
saat
5. Sendok spesi/cetok 1 Buah 6. Sikat 1 Buah 7. Waterpas 1 Buah 8. Meteran 1 Buah 9. Ruskam 1 Buah b) Bahan yang dibutuhkan: 1. Pasir secukupnya 2. Semen secukupnya 3. Air secukupnya 4. Bata secukupnya
D. K3 (Kesehatan Dan Keselamatan Kerja)
1.Jas LAB
3 Buah
2.Sepatu Boot 3 Buah 3.Sarung Tangan 3 Buah 4.Helm 3 Buah
E.Gambar Kerja
T. ATAS PEKERJAAN PLESTERAN DINDING PAGAR
T.DEPAN PEKERJAAN PLESTERAN DINDING PAGAR
F. Perhitungan Volume
Volume dinding
=pxt = 4 m x 1.5 m = 6m² x ½ = 3 m²
Tebal Spesi = 1,5 cm = 0,015 m Kebutuhan spesi yang digunakan untuk plesteran dinding = 3 x0,015 x 2 = 0,09 m
3
G. Langkah Kerja
1. Alat dan bahan yang dibutuhkan disiapkan 2. Sebelum dilakukan pekerjaan rabatan, permukaan dinding diratakan dengan tanah urug dan diratakan dengan pasir diatasnya 3. Campuran rabatan dibuat dengan ketentuan 1pc:5ps 4. Elevasi lantai dan ketebalan rabatan ditentukan 5. Campuran rabatan diletakkan pada dinnding , lalu diratakan dengan menggunakan ruskam 6. Untuk ketebalan pada sisi-sisi samping dan dipastikan rabatan benar-benar rata
H. Saran Dan Rekomendasi
Pembuatan adukan untuk pekerjaan plesteran harus sesuai, agar saat dilakukan perataan tidak terjadi kesulitan.
JOB X PEKERJAAN ACIAN
A. Dasar Teori
Pekerjaan berikutnya adalah mengaci, untuk menutupi adanya keretakan alami akibat penguapan.Sebelum pekerjaan acian dimulai, terlebih dahulu lakukan penyiraman agar acian mudah melekat pada plesteran. Bila pekerjaan acian telah selesai maka perlakuannya sama dengan pekerjaan plesteran. Acian didiamkan beberapa hari agar kadar airnya mengering. Setelah terjadi pengeringan, akan timbul secara alami keretakan yang disebut retak-retak rambut Setelah proses pengacian selesai, pekerjaan selanjutnya adalah menutupi retak-retak rambut. Secara umum arang akanmemakai wall sealer (plamur tembak). Plamur tembak diencerkan dengan air secukupnya. Kemudian diratakan pada permukaan dinding dengan alat perata. Plamur tembak dapat dijumpai di setiap toko-toko bangunan dengan berbagai merek. Secara umum bahan ini lebih banyak dipakai di perumahan perkampungan. Plamur tembak tipe ini agak sedikit mahal karena pengerjaannya akan banyak memakan waktu sehingga menambah biaya pelaksanaan. Selain itu, pada waktu akan dilakukan pengecatan, dinding harus diamplas terlebih dahulu. Di sini banyak dijumpai adanya bilur-bilur bekas guratan alat perata (kape atau alat perata lainnya) sehingga pengamplasannya juga akan memakan waktu serta banyak memakai kertas amplas. Bagi mereka yang tetap akan memakai plamur tembok jenis ini ada beberapa cara yang cukup baik untuk membuat plamur tembok yang lebih murah dan mudah dibuat sendiri. Cara lain untuk melapisi keretakan acian adalah memakai plamur tembok jenis lainnya yang disebut under coat (Iapisan dasar). Bahan ini diproduksi oleh pabrik cat terkenal dengan berbagai merek. Secara teknik pemakai bahan tipe ini akan lebih menguntungkan, karenapelaksanaannya memakai rol cat dinding. Bahannya harus dibuat seencer mungkin sehingga bidang sasaran akan jauh lebih banyak.
B. Tujuan
1. Mahasiswa dapat mengetahui fungsi pekerjaan acian 2. Mahasiswa dapat mengetahui komposisi / campuran 3. Mahasiswa dapat mengetahui masalah-masalah yang terjadi saat pelaksanaan
C. Alat Dan Bahan
a) Peralatan yang dibutuhkan: 1. Timba 1 Buah 2. Sendok spesi/cetok 1 Buah 3. Waterpas 1 Buah 4. Meteran 1 Buah 5. Ruskam 1 Buah
b) Bahan yang dibutuhkan: 1. Semen secukupnya 2. Air secukupnya
D. K3 (Kesehatan Dan Keselamatan Kerja) 1.Jas LAB
3 Buah
2.Sepatu Boot 3 Buah 3.Sarung Tangan 3 Buah 4.Helm 3 Buah
E.Gambar Kerja
T. ATAS PEKERJAAN ACIAN DINDING PAGAR
T. DEPAN PEKERJAAN ACIAN
F. Perhitungan Volume
Volume = p x t = 4 m x 1.5 m = 6m² x ½ = 3 m² Kebutuhan acian yang digunakan untuk pelapis plesteran dinding = 3 x 2 = 6 m2
G. Langkah Kerja
1. Alat dan bahan yang dibutuhkan disiapkan 2. Pasta dibuat dari campuran semen dengan air 3. Dinding disiram dengan air
4. Campuran
pasta semen dituangkan ke dinding, lalu diratakan dengan
menggunakan ruskam 5. Untuk ketebalan pada sisi-sisi samping dan dipastikan rabatan benar-benar rata
H. Saran Dan Rekomendasi
Saat dilakukan perataan pada acian harus benar- benar rata dan halus,dan pembuatan campuran pasta semen dengan air tidak boleh terlalu encer atau kurang air.
BAB I PENDAHULUAN
A.Latar Belakang Praktikum kerja batu yang dilaksanakan selama satu semester ini,dibagi menjadi beberapa beberapa kelompok yang yang telah ditentukan ditentukan oleh dosen. Dalam praktikum kali ini mahasiswa diwajibkan menyelesaikan 2 bangunan, yakni pagar dan gapura masjid Labanasem. Dalam pelaksanaan praktikum tersebut mahasiswa diajarkan tentang pemasangan bouwplank, pondasi batu kali , teknik pemasangan rollag, pekerjaan pasangan bata, teknik pekerjaan plesteran dan acian, menggunakan alat sebagaimana fungsinya,memecahkan persoalan
yang timbul didalam pelaksanaan praktek kerja batu. Dilatih untuk bisa berfikir secara tepat dan dapat diserap oleh logika agar kelak bisa berguna bagi mahasiswa apabila sudah berada dilingkungan kerja maupun masyarakat. Pekerjaan Batu lebih diutamakan dalam pembangunan gedung-gedung ataupun rumah tinggal,dalam suatu pembutan bangunan,bahan utama yang dipergunakan adalah batu maka dari itu batu sangat penting peranannya dalam sebuah konstruksi.
B.Tujuan Umum 1. Mahasiswa mampu untuk dapat mengenali teknik pelaksanaan kerja batu 2. Mahasiswa
diharapkan
dapat
menentukan
langkah-langkah
dalam
pelaksanaan kerja batu. 3. Mahasiswa mampu mengenal jenis-jenis pekerjaan batu. bat u. 4. Dapat menganalisa kebutuhan bahan
C.Keselamatan Kerja K3 atau Kesehatan dan Keselamatan Kerja sangatlah diperlukan dalam suatu proses konstruksi demi meminimalisasikan hal-hal yang tidak diinginkan dalam kegiatan konstruksi. Itulah pentingnya penerapan K3 dalam konstruksi. Standar K3 mencakup berbagai bidang, contohnya K3 dalam sistematika kerja