1
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hipertensi merupakan penyebab terjadinya penyakit jantung koroner, perdarahan
otak,
stroke,
kelumpuhan
dan
mengurangi
kualitas
hidup,
dan hipertensi merupakan masalah terbesar yang terjadi pada lanjut usia
(lansia)
(Kusugiharjo,
kardiovaskuler
2003).
Meningkatnya
prevalensi
penyakit
pada lansia setiap tahun menjadi masalah utama di
negara berkembang dan negara maju. Berdasarkan data Global Burden of
Disease Disease (GBD)
tahun
2000,
50%
dari
penyakit
kardiovaskuler
disebabkan oleh hipertensi (Shapo, 2003). Data
dari
(NHANES)
National
menunjukkan
hipertensi terdapat
The
pada
orang
58-65
juta
Health bahwa
dewasa
and
Nutrition
dari
tahun
adalah
penderita
sekitar
hipertensi
di
Examination
Survey
1999-2010,
insiden
29-31%,
yang
berarti
Amerika,
dan
terjadi
peningkatan 15 juta dari data NHANES tahun 1988-1991 (Yogiantoro, 2006).
Penyakit
kardiovaskuler
menurut
Survei
Kesehatan
Rumah
Tangga (SKRT) 1992 dan 1995 merupakan penyebab kematian terbesar di
Indonesia
(Yunis,
2003).
Berdasarkan
data
dari
Dinas
Kesehatan
Kabupaten Kampar tahun 2006 didapatkan bahwa hipertensi menempati urutan
ke-6
yaitu
4,12%
dari
10
penyakit
terbanyak
di
Kabupaten
Kampar, sedangkan pada tahun 2007 meningkat menjadi urutan ke-4 yaitu sebanyak 6,01% (Dinkes Kab.Kampar, 2007). Insidensi
hipertensi
meningkat
seiring
dengan
pertambahan
usia,
dan pria memiliki risiko lebih tinggi untuk menderita hipertensi lebih awal dan obesitas dapat meningkatkan kejadian hipertensi (Soesanto, 2008). Hal ini disebabkan lemak dapat menimbulkan sumbatan pada pembuluh darah
sehingga
yang
tinggi
natriouretik darah.
dapat
akan yang
menyebabkan secara
Kebiasaan
hipertensi
meningkatkan
tidak
merokok
walaupun
tekanan
pengeluaran langsung
timbulnya
Asupan
berlebihan
akan
berpengaruh
mekanisme
darah.
garam
dari
hormon
meningkatkan
tekanan
dalam
meningkatkan
hipertensi
belum
risiko
diketahui
secara pasti (Wade, 2003). Berdasarkan
hasil
penelitian
dari
(Kusugiharjo,
2003)
menyatakan
bahwa 43,8% lansia hipertensi di kecamatan Pakem kabupaten Sleman DIY
mengonsumsi
Dalam
hal
ini,
makanan
dengan
penanganan
kadar
hipertensi
garam
tinggi
setiap
dapat
dilakukan
hari.
dengan
2
meningkatkan mengurangi
asupan
sayur-sayuran
konsumsi
diungkapkan
oleh
makanan
Moore
dan
yang
et.all ,
tinggi
2001
buah-buahan kolesterol
yang
serta
seperti
menyatakan
yang bahwa
penggunaan metode DASH (Dietary Approaches to Stop Hypertension) efektif dalam menurunkan tekanan darah pada lansia, hal ini dibuktikan dalam DASH,
penelitiannya dan
pada
hasilnya
459
72
lansia
hipertensi
diantaranya
yang
mengalami
diberikan
penurunan
terapi
tekanan
darah yang cukup signifikan. Dari
hasil
Kendalsari
pengkajian
dikecamatan
keluarga
Lowokwaru
di RW
wilayah 15
Kota
kerja
Puskesmas
Malang
didapatkan
dari 62 lansia, 24 diantaranya menderita hipertensi dan 21 lansia adalah penderita
hipertensi
dengan
hipertensi.
Berdasarkan
data
pengetahuan di
atas,
yang
rendah
kelompok
akan
tentang melakukan
intervensi keperawatan mengenai diet rendah garam dan DASH pada lansia Hipertensi di RW 15 Kecamatan lowokwaru, Kota Malang
1.2 Tujuan 1.2.1
Tujuan Umum Mengetahui perubahan perilaku diet hipertensi dan tekanan darah pada lansia hipertensi dengan pemberian asuhan keperawatan diet rendah garam dan DASH DASH (Dietary Approaches to Stop Hypertension) pada lansia hipertensi di Puskesmas Kendalsari Kota Malang.
1.2.2
Tujuan Khusus a. Menganalisis Menganalisis diberikan
pengaruh
intervensi
pengetahuan
keperawatan
sebelum
pada
lansia
dan
sesudah
hipertensi
di
Puskesmas Kendalsari Kota Malang. b. Menganalisis
pengaruh peng aruh
pemberian pember ian
intervensi intervens i
(Dietary Approaches to Stop Hypertension)
keperawatan keperawat an
DASH
terhadap perilaku diet
DASH lansia hipertensi di Puskesmas Kendalsari Kota Malang. c. Menganalisis Menganalisis rendah
pengaruh
garam,
pada
pemberian lansia
intervensi
hipertensi
di
keperawatan
Puskesmas
diet
Kendalsari
Kota Malang. d. Menganalisis hasil observasi tekanan darah pada lansia hipertensi. hiperten si.
3
1.3 Manfaat 1.3.1
Akademik Mampu
mengaplikasikan
asuhan
keperawatan
gerontologi
dengan diet rendah garam dan DASH (Dietary Approaches to Stop Hypertension) menambah
secara
nyata
wawasan
pada
dan
lansia
di
pengalaman
masyarakat
dalam
serta
menemukan,
menganalisa dan memberikan solusi dalam menyelesaikan masalah keperawatan hipertensi pada lasia. 1.3.2
Klinik Mampu dihadapi
mengenali
dalam
dan
keluarga
mengatasi khususnya
masalah lasia
kesehatan
hipertensi
yang
dengan
menggunakan intervensi keperawatan diet rendah garam dan DASH (Dietary
Approaches
wawasan
dan
ada pada lansia.
ilmu
to
Stop
pengetahuan
Hypertension) terkait
masalah
serta
menambah
kesehatan
yang
4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1
Konsep Lansia
2.1.1
Definisi lansia Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menggolongkan lansia menjadi 4 yaitu: usia pertengahan (middle ( middle age) age) adalah 45 – 45 – 59 59 tahun, lanjut usia (elderly ( elderly ) adalah 60 – – 74 tahun, lanjut usia tua (old ( old ) adalah 75 – – 90 tahun dan usia sangat tua (very ( very old ) diatas 90 tahun (Nugroho, 2008). Usia lanjut menurut Keliat (1999) dikatakan sebagai tahap akhir perkembangan pada daur kehidupan manusia. Sedangkan menurut Pasal 1 ayat (2), (3), (4), UU No. 13 Tahun 1998 tentang Kesehatan dikatakan bahwa usia lanjut adalah seseorang yang telah mencapai usia lebih dari 60 tahun (Maryam, 2008). Berdasarkan pengertian tersebut maka dapat disimpulkan bahwa lansia adalah seseorang yang berusia 60 tahun ke atas baik pria maupun wanita, yang masih aktif beraktivitas dan bekerja ataupun mereka yang tidak berdaya untuk mencari nafkah sendiri sehingga bergantung kepada orang lain untuk menghidupi dirinya (Siburian, 2006).
2.1.2
Proses Menua Menua didefinisikan sebagai penurunan, kelemahan, meningkatnya kerentanan terhadap berbagai penyakit dan perubahan lingkungan, hilangnya mobilitas dan ketangkasan, serta perubahan fisiologis yang terkait dengan usia (Sudoyo, 2007). Penuaan adalah suatu proses normal yang ditandai dengan perubahan fisik dan tingkah laku yang dapat diramalkan dan terjadi pada semua orang pada saat mereka mencapai usia tahap perkembangan kronologis tertentu. Hal ini merupakan suatu fenomena yang kompleks dan multidimensional yang dapat diobservasi setiap sel dan berkembang sampai pada keseluruhan sistem (Stanley, 2006).
2.1.3
Batasan Lansia Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) (dalam Mubarak dan Iqbal, 2009), Batasan lanjut usia meliputi : a. Usia pertengahan (middle age), ialah kelompok usia 45 sampai 59 tahun. b. Lanjut usia (elderly) usia antara 60 sampai 70 tahun. c. Lanjut usia tua (old) usia antara antara 75 sampai 90 tahun. d. Usia sangat tua (very old) usia di atas 90 tahun
5
2.2
Konsep Hipertensi
2.2.1
Pengertian Hipertensi Hipertensi adalah gangguan pada sistem peredaran darah yang cukup mengganggu kesehatan masyarakat. Hipertensi atau tekanan darah tinggi sebetulnya bukan suatu penyakit. Tetapi hanya merupakan suatu gejala gangguan pada mekanisme regulasi tekanan darah yang timbul (Gunawan, 2001). Menurut WHO tekanan darah dianggap normal bila sistoliknya 120-140 mmHg dan diastoliknya 80-90 mmHg sedangkan dikatakan hipertensi bila > 140/90 mmHg. (Aulia, 2008). Pada pemeriksaan tekanan darah akan didapat dua angka. Angka yang lebih tinggi diperoleh pada saat jantung berkontraksi ( sistolik ), ), angka yang lebih rendah diperoleh pada saat jantung berelaksasi ( diastolik ). ). Tekanan darah kurang dari 120/80 mmHg didefinisikan sebagai "normal". Pada tekanan darah tinggi, biasanya terjadi kenaikan tekanan sistolik dan diastolik. Hipertensi biasanya terjadi pada tekanan darah 140/90 mmHg atau ke atas, diukur di kedua lengan tiga kali dalam jangka beberapa minggu.
2.2.2
Klasifikasi Hipertensi Berdasarkan konsensus k onsensus Perhimpunan Hipertensi Indonesia tahun 2007 klasifikasi hipertensi untuk orang Indonesia belum dapat ditentukan. Hal ini karena data penelitian hipertensi di Indonesia berskala nasional sangat jarang. Karena itu para pakar hipertensi di Indonesia sepakat untuk menggunakan klasifikasi WHO sebagai klasifikasi hipertensi yang digunakan di I ndonesia. ndonesia.
6
2.2.3
Faktor Resiko Hipertensi Ada beberapa hal yang bisa menyebabkan seseorang seseorang memiliki tekanan darah tinggi. Ada tinggi. Ada faktor penyebab tekanan darah tinggi yang tidak dapat Anda kendalikan. Ada juga yang dapat Anda kendalikan sehingga bisa mengatasi penyakit darah tinggi. Beberapa faktor tersebut antara lain: a)
Faktor usia Umur mempengaruhi terjadinya hipertensi. Dengan bertambahnya umur, resiko hipertensi menjadi lebih besar sehingga prevalensi hipertensi di kalangan lansia cukup tinggi, yaitu sekitar 40%, dengan kematian sekitar di atas 65 tahun. Pada lansia, hipertensi terutama ditemukan hanya berupa kenaikan tekanan darah sistolik. Tingginya hipertensi sejalan dengan bertambahnya umur / usia, disebabkan oleh perubahan struktur pada pembuluh darah besar, sehingga lumen menjadi lebih sempit dan dinding pembuluh darah menjadi kaku, sebagai akibat adalah tekanan darah sistolik (Depkes, 2006)
b)
Faktor keturunan atau gen Kasus hipertensi esensial 70% - 80% diturunkan dari orang tuanya, apabila riwayat hipertensi didapat pada kedua orang tua maka dugaan hipertensi esensial lebih besar bagi seseorang yang kedua orang tuanya menderita hipertensi ataupun pada kembar monozygot (sel telur) dan salah satunya menderita hipertensi maka orang tersebut kemungkinan besar menderita hipertensi. Penelitian yang dilakukan pada orang kembar
7
yang dibesarkan secara terpisah atau bersama dan juga terdapat pada anak-anak bukan adopsi telah dapat mengungkapkan seberapa besar tekanan darah dalam keluarga yang merupakan akibat kesamaan dalam gaya hidup. Berdasarkan penelitian tersebut secara kasar, sekitar separuh tekanan darah di antara orang-orang tersebut merupakan akibat dari faktor genetika dan separuhnya lagi merupakan akibat dari faktor pola makan sejak masa awal kanak-kanak. (Beevers, 2002) c)
Faktor jenis kelamin Prevalensi terjadinya hipertensi pada pria sama dengan wanita. Namun
wanita
terlindung
dari
penyakit
kardiovaskuler
sebelum
menopause. Wanita yang belum mengalami menopause dilindungi oleh hormon estrogen yang berperan dalam meningkatkan kadar High Density Lipoprotein (HDL). Kadar kolesterol HDL yang tinggi merupakan faktor pelindung
dalam
mencegah
terjadinya
proses
aterosklerosis.
Efek
perlindungan estrogen dianggap sebagai penjelasan adanya imunitas wanita pada usia premenopause. Pada premenopause wanita mulai kehilangan sedikit demi sedikit hormon estrogen yang selama ini melindungi pembuluh darah dari kerusakan. Proses ini terus berlanjut dimana hormon estrogen tersebut berubah kuantitasnya sesuai dengan umur wanita secara alami, yang umumnya mulai terjadi pada wanita umur 45-55 tahun. Dari hasil penelitian didapatkan hasil lebih dari setengah penderita hipertensi berjenis berjenis kelamin wanita sekitar 56,5%. (Anggraini dkk, 2009). d)
Faktor berat badan (obesitas atau kegemukan) Pada usia pertengahan ( + 50 tahun ) dan dewasa lanjut asupan kalori
sehingga
mengimbangi
penurunan
kebutuhan
energi
karena
kurangnya aktivitas. Itu sebabnya berat badan meningkat. Obesitas dapat memperburuk kondisi lansia. Kelompok lansia karena dapat memicu timbulnya berbagai penyakit seperti artritis, jantung dan pembuluh darah, hipertensi (Rohendi, 2008). Obesitas beresiko terhadap munculnya berbagai penyakit jantung dan pembuluh darah. Disebut obesitas apabila melebihi Body Mass Index (BMI) atau Indeks Massa Tubuh (IMT). BMI untuk orang Indonesia adalah 25.
BMI
memberikan
gambaran
tentang
resiko
kesehatan
yang
berhubungan dengan berat badan. Marliani juga mengemukakan bahwa penderita hipertensi sebagian besar mempunyai berat badan berlebih,
8
tetapi tidak menutup kemungkinan orang yang berat badannya normal (tidak obesitas) dapat menderita hipertensi. Curah jantung dan sirkulasi volume darah penderita hipertensi yang obesitas lebih tinggi dibandingkan dengan berat badannya normal (Marliani, 2007). e)
Stres Hubungan antara stress dengan hipertensi diduga melalui aktivitas saraf simpatis peningkatan saraf dapat menaikan tekanan darah secara intermiten
(tidak
menentu).
Stres
yang
berkepanjangan
dapat
mengakibatkan tekanan darah menetap tinggi. Walaupun hal ini belum terbukti akan tetapi angka kejadian di masyarakat perkotaan lebih tinggi dibandingkan dengan di pedesaan. Hal ini dapat dihubungkan dengan pengaruh stres yang dialami kelompok masyarakat yang tinggal di kota (Rohaendi, (Rohaendi, 2003). Menurut
Anggraini
dkk,
(2009)
mengatakan Stress
akan
meningkatkan resistensi pembuluh darah perifer dan curah jantung sehingga akan menstimulasi aktivitas saraf simpatis. Adapun stress ini dapat berhubungan dengan pekerjaan, kelas sosial, ekonomi, dan karakteristik personal f)
Kurang aktivitas fisik / olahraga Olahraga banyak dihubungkan dengan pengelolaan penyakit tidak menular, karena olahraga isotonik dan teratur dapat menurunkan tahanan perifer yang akan menurunkan tekanan darah (untuk hipertensi) dan melatih otot jantung sehingga menjadi terbiasa apabila jantung harus melakukan pekerjaan yang lebih berat karena adanya kondisi tertentu. Kurangnya aktivitas fisik menaikkan risiko tekanan darah tinggi karena bertambahnya risiko untuk menjadi gemuk. Orang-orang yang tidak aktif cenderung mempunyai detak jantung lebih cepat dan otot jantung mereka harus bekerja lebih keras pada setiap kontraksi, semakin keras dan sering jantung harus memompa semakin besar pula kekuaan yang mendesak arteri. Latihan fisik berupa berjalan kaki selama 30-60 menit setiap hari sangat bermanfaat untuk menjaga jantung dan peredaran darah. Bagi penderita tekanan darah tinggi, jantung atau masalah pada peredaran darah, sebaiknya tidak menggunakan beban waktu jalan. Riset di Oregon Health Science Science kelompok laki-laki dengan wanita yang kurang aktivitas fisik dengan kelompok yang beraktifitas fisik dapat menurunkan sekitar 6,5% kolesterol LDL (Low ( Low Density Lipoprotein) faktor penting penyebab pergeseran arteri (Rohaendi, 2008).
9
g)
Faktor asupan garam Badan kesehatan dunia yaitu World Health Organization (WHO) merekomendasikan pola konsumsi garam yang dapat mengurangi risiko terjadinya hipertensi. Kadar yodium yang direkomendasikan adalah tidak lebih dari 100 mmol (sekitar 2,4 gram yodium atau 6 gram garam) perhari. Konsumsi natrium yang berlebih menyebabkan konsentrasi natrium di dalam cairan ekstraseluler meningkat. Untuk menormalkannya cairan intraseluler meningkat.
ditarik
ke
luar,
Meningkatnya
sehingga volume
volume
cairan
cairan
ekstraseluler
ekstraseluler
tersebut
menyebabkan meningkatnya volume darah, sehingga berdampak kepada timbulnya hipertensi. (Wolff, 2008). Macam-macam makanan yang mengandung mengandung garam : ikan asin, telur asin, roti, makanan kalengan, dll. h)
Kebiasaan merokok Merokok menyebabkan peninggian tekanan darah. Perokok berat dapat dihubungkan dengan peningkatan insiden hipertensi maligna dan risiko terjadinya stenosis arteri renal yang mengalami ateriosklerosis. Dalam penelitian kohort prospektif oleh dr. Thomas S Bowman dari Brigmans and Women’s Hospital , Massachussetts terhadap 28.236 subyek yang awalnya tidak ada riwayat hipertensi, 51% subyek tidak merokok, 36% merupakan perokok pemula, 5% subyek merokok 1-14 batang rokok perhari dan 8% subyek yang merokok lebih dari 15 batang perhari. Subyek terus diteliti dan dalam median waktu 9,8 tahun. Kesimpulan dalam penelitian ini yaitu kejadian hipertensi terbanyak pada kelompok subyek dengan kebiasaan merokok lebih dari 15 batang perhari (Rahyani, 2007). Perokok terbagi menjadi 2 yaitu perokok aktif dan perokok pasif.
i)
Konsumsi alkohol Banyak penelitian membuktikan bahwa alkohol dapat merusak jantung dan organ-organ organ-organ lain, termasuk pembuluh darah. Kebiasaan minum alkohol berlebihan termasuk salah satu faktor resiko hipertensi (Marliani, (Marliani, 2007).
j)
Konsumsi Kafein Beberapa
penelitian
menunjukan
bahwa
orang
yang
mengkonsumsi kafein secara teratur sepanjang hari mempunyai tekanan darah rata-rata lebih tinggi dibandingkan dengan orang yang tidak mengkonsumsi sama sekali. Konsumsi kopi lebih dari dua cangkir (200250 mg kafein) terbukti meningkatkan tekanan sistolik sebesar 3 -14 mmHg
10
dan tekanan diastolik sebesar 4-13 mmHg pada orang yang tidak mempunyai hipertensi. 2.2.4 Manifestasi Klinis Tanda dan gejala pada hipertensi dibedakan menjadi : (Menurut : Edward K Chung, 1995 ) a.
Tidak ada gejala yang spesifik
yang dapat dihubungkan
dengan
peningkatan tekanan darah, selain penentuan tekanan arteri oleh dokter yang memeriksa. Hal ini berarti hipertensi arterial tidak akan pernah terdiagnosa jika tekanan arteri tidak terukur. b.
Gejala yang lazim lazim Sering dikatakan bahwa gejala terlazim yang menyertai menyertai
hipertensi meliputi nyeri kepala dan kelelahan. Dalam kenyataannya ini merupakan gejala terlazim yang mengenai kebanyakan pasien yang mencari pertolongan medis. Menurut Rokhaeni ( 2001 ), manifestasi klinis beberapa pasien yang menderita hipertensi yaitu : a.
Mengeluh sakit kepala, pusing
b.
Lemas, kelelahan
c.
Sesak nafas
d.
Gelisah
e.
Mual muntah
f.
Epistaksis
g.
Kesadaran menurun
2.2.5 Penatalaksanaan Penatalaksanaan 1. Pengobatan. Menurut : Darmojo (2008), Pemakain obat pada lanjut usia perlu dipikirkan kemungkinan adanya : 1) Gangguan absorsbsi dalam alat pencernaan 2) Interaksi obat 3) Efek samping obat. 4) Gangguan akumulasi obat terutama obat-obat yang ekskresinya melalui ginjal. Pengobatan hipertensi menurut : Kowalski (2010) tiga hal evaluasi menyeluruh terhadap kondisi penderita adalah : 1) Pola hidup dan indentifikasi ada tidaknya faktor resiko kardiovaskuler 2) Penyebab langsung hipertensi sekunder atau primer 3) Organ yang rusak karena hipertensi.
11
Melaksanakan terapi anti hipertensi perlu penetapan jadwal rutin harian minum obat, hipertensi yang tidak terkontrol dapat menyebabkan stroke dan serangan jantung. Mencatat obat-obatan yang diminum dan keefektifan mendiskusikan informasi ini untuk tindak lanjut (Stoskslager, 2008). Pengendalian tekanan darah dan efek samping minimal diperlukan terapi obat-obatan sesuai, disertai perubahan pola hidup. 2. Non Farmakologi Upaya non farmakologi menurut: Darmojo (2006) terdiri atas: 1) Berhenti merokok 2) Penurunan berat badan yang berlebihan 3) Berhenti/mengurangi Berhenti/mengurangi asupan alkohol 4) Mengurangi asupan garam. Upaya non farmakologi menurut: stanley (2007) pencegahan primer dari hipertensi esensial terdiri atas: 1) Mempertahankan berat badan ideal 2) Diet rendah garam 3) Pengurangan stres 4) Latihan aerobik secara teratur
2.2.6 Komplikasi Hipertensi Menurut Sustrani (2006), membiarkan hipertensi membiarkan jantung bekerja lebih keras dan membiarkan proses perusakan dinding pembuluh darah berlangsung dengan lebih cepat. Hipertensi meningkatkan resiko penyakit jantung dua kali dan meningkatkan resiko stroke delapan kalindibanding kalindibanding dengan orang yang tidak mengalami hipertensi. Selain itu hipertensi juga menyebabkan terjadinya payah jantung, gangguan pada ginjal dan kebutaan. Penelitian juga menunjukkan bahwa hipertensi dapat mengecilkan volume otak, sehingga mengakibatkan penurunan fungsi kognitif dan intelektual. Yang paling parah adalah efek jangka panjangnya yang berupa kematian mendadak. a. Penyakit jantung koroner dan arteri Ketika usia bertambah lanjut, seluruh pembuluh darah di tubuh akan semakin mengeras, terutama di jantung, otak dan ginjal. Hipertensi sering diasosiasikan dengan kondisi arteri yang mengeras ini. b. Payah jantung
12
Payah jantung (Congestive ( Congestive heart failure) failure ) adalah kondisi dimana jantung tidak mampu lagi memompa darah yang dibutuhkan tubuh. Kondisi ini terjadi karena kerusakan otot jantung atau system listrik jantung. c. Stroke Hipertensi adalah faktor penyebab utama terjadinya stroke, karena tekanan darah yang terlalu tinggi dapat menyebabkan pembuluh darah yang sudah lemah menjadi pecah. Bila hal ini terjadi pada pembuluh darah di otak, maka terjadi perdarahan otak yang dapat berakibat kematian. Stroke juga dapat terjadi akibat sumbatan dari gumpalan darah yang macet di pembuluh yang sudah menyempit. d. Kerusakan ginjal Hipertensi dapat menyempitkan dan menebalkan aliran darah yang menuju ginjal, yang berfungsi sebagai penyaring kotoran tubuh. t ubuh. Dengan adanya gangguan tersebut, ginjal menyaring lebih sedikit cairan dan membuangnya kembali kedarah. Gagal ginjal dapat terjadi dan diperlukan cangkok ginjal baru. e. Kerusakan penglihatan Hipertensi dapat menyebabkan pecahnya pembuluh darah di mata, sehingga mengakibatkan mata menjadi kabur atau kebutaan. 2.2.7 Pencegahan Hipertensi Agar terhindar dari komplikasi fatal hipertensi, hipertensi, harus diambil tindakan pencegahan yang baik (stop ( stop High Blood Pressure), Pressure ), antara lain menurut bukunya (Gunawan, 2001),dengan cara sebagai berikut: a.
Mengurangi konsumsi garam. Pembatasan konsumsi garam sangat dianjurkan, maksimal 2 g garam dapur untuk diet setiap hari.
b.
Menghindari kegemukan (obesitas). Hindarkan kegemukan (obesitas) dengan menjaga berat badan (b.b) normal atau tidak berlebihan. Batasan kegemukan adalah jika berat badan lebih 10% dari berat badan normal.
c.
Membatasi konsumsi lemak. Membatasi konsumsi lemak dilakukan agar kadar kolesterol darah tidak terlalu tinggi. Kadar kolesterol darah yang tinggi dapat mengakibatkan terjadinya endapan kolesterol dalam dinding pembuluh darah. Lama kelamaan, jika endapan kolesterol bertambah akan menyumbat pembuluh nadi
dan
menggangu
peredaran
darah.
Dengan
demikian,
akan
13
memperberat kerja jantung dan secara tidak langsung memperparah hipertensi. d.
Olahraga teratur. Menurut
penelitian,
olahraga
secara
teratur
dapat
meyerap
atau
menghilangkan endapan kolesterol dan pembuluh nadi. Olahraga yang dimaksud adalah latihan menggerakkan semua sendi dan otot tubuh (latihan isotonik atau dinamik), seperti gerak jalan, berenang, naik sepeda. Tidak dianjurkan melakukan olahraga yang menegangkan seperti tinju, gulat, atau angkat besi, karena latihan yang berat bahkan dapat menimbulkan hipertensi. e.
Makan banyak buah dan sayuran segar. Buah dan sayuran segar mengandung banyak vitamin dan mineral. Buah yang banyak mengandung mineral kalium dapat membantu menurunkan tekanan darah.
f.
Tidak merokok dan minum alkohol.
g.
Latihan relaksasi atau meditasi. Relaksasi
atau
meditasi
berguna
untuk
mengurangi
stress
atau
ketegangan jiwa. Relaksasi dilaksanakan dengan mengencangkan dan mengendorkan otot tubuh sambil membayangkan sesuatu yang damai, indah, dan menyenangkan. Relaksasi dapat pula dilakukan dengan mendengarkan mendengarkan musik, atau bernyanyi. h.
Berusaha membina hidup yang positif. Dalam kehidupan dunia modern yang penuh dengan persaingan, tuntutan atau tantangan yang menumpuk menjadi tekanan atau beban stress (ketegangan) bagi setiap orang. Jika tekanan stress terlampau besar sehingga melampaui daya tahan individu, akan menimbulkan sakit kepala, suka marah, tidak bisa tidur, ataupun timbul hipertensi. Agar terhindar dari efek negative tersebut, orang harus berusaha membina hidup yang positif. Beberapa cara untuk membina hidup yang positif adalah sebagai berikut:
Mengeluarkan isi hati dan memecahkan masalah
Membuat jadwal kerja, menyediakan waktu istirahat atau waktu untuk kegiatan santai.
Menyelesaikan satu tugas pada satu saat saja, biarkan orang lain menyelesaikan bagiannya.
Sekali-sekali Sekali-sek ali mengalah, belajar berdamai.
Cobalah menolong orang lain.
14
2.3.8
Menghilangkan perasaan iri dan dengki.
Diet Hipertensi
1. Pengertian diet Hipertensi Diet hipertensi adalah cara untuk mencegah terjadinya hipertensi tanpa efek samping, karena menggunakan bahan makanan yang lebih alami, dari pada menggunakan obat penurun tekanan darah pasien akan menjadi tergantung seterusnya pada obat tersebut (Sustrani, 2005). Diet hipertensi adalah salah satu cara untuk mengatasi hipertensi tanpa efek samping yang serius, karena metode pengendaliannya yang alami (Vitahealth, 2006:51). 2. Syarat-Syarat Syarat-Syarat pemberian pemberian makanan makanan pada penderita penderita hipertensi Syarat-syarat pemberian makanan pada penderita hipertensi adalah : a. Cukup energi, protein, mineral dan vitamin b. Bentuk makanan sesuai dengan keadaan penyakit c. Jumlah natrium disesuaikan dengan berat tidaknya retensi garam 3. Bahan Makanan Makanan yang yang Dianjurkan pada Penderita Penderita Hipertensi Hipertensi No.
Bahan
Makanan yang Dianjurkan
Makanan 1.
Karbohidrat
Beras, kentang, singkong, terigu, tepioka, hunkwe, gula, makana yang diolah dari bahan makanan tersebut diatas tanpa garam dapur dan soda seperti : makaroni, mi, bihun, roti, biscuit dan kue kering
2.
3.
4.
Protein
Daging dan ikan maksimal 100 g sehari; telur
Hewani
maksimal 1 butir sehari
Protein
Semua kacang-kacangan dan hasilnya yang diolah
Nabati
dan dimasak tanpa garam dapur
Sayuran
Semua sayuran segar ; sayuran yang diawet tanpa garam dapur dan natrium benzoate
5.
6
Buah-
Semua buah-buahan segar ; buah yang diawetkan
buahan
tanpa garam dapur dan natrium benzoate
Lemak
Minyak goreng,margarin goreng,margarin dan mentega tanpa garam.
7
Bumbu
Semua bumbu kering yang tidak mengandung
15
garam dapur dan lain ikatan natrium. (Almatsier, 2006:67). 4. Makanan yang yang Tidak Dianjurkan Pada Pada Penderita Penderita Hipertensi Hipertensi No.
Bahan
Makanan yang Tidak Dianjurkan
Makanan 1.
Karbohidrat
Roti, biskuit dan kue-kue yang dimasak dengan garam dapur atau baking powder dan soda
2.
Protein
Otak, ginjal, lidah, sardin; daging, ikan, susu, dan
Hewani
telur yang diawetkan dengan garam dapur seperti daging asap, ham, bacon, dendeng, abon, keju, ikan asin, ikan kaleng, kornet, ebi, udang kering, telur asin dan telur pindang.
3.
4.
Protein
Keju kacang tanah dan semua kacang-kacangan
Nabati
dan hasilnya yang dimasak dengan garam dapur.
Sayuran
Sayuran yang dimasak dan diawet dengan garam dapur seperti sayuran dalam kaleng, sawi asin, asinan dan acar.
5.
Buah-
Buah-buahan yang diawet dengan garam dapur
buahan
seperti buah dalam kaleng.
6
Lemak
Margarin dan mentega biasa.
7.
Minuman
Minuman ringan
8.
Bumbu
Garam dapur, baking powder, soda kue, vetsin dan bumbu-bumbu yang mengandung garam dapur serta kecap, terasi, magi, tomato ketchup, petis dan tauco.
5. Pola Diet Hipertensi a. Pola diet DASH 1. Pengertian Merupakan diet yang dalam penerapannya meningkatkan sayur dan buah sampai 3 kali dalam porsi tiap makannya. Diet ini bertujuan untuk menurunkan tekanan darah dengan meningkatkan intake serat, kalium, lemak tak jenuh dan mengurangi asupan sodium dan lemak jenuh. (Mahan, 2008) 2. Tujuan DASH diet: Mencegah dan mengontrol tekanan darah tinggi (Mc Clleland, 2005)
16
3. Manfaat DASH diet :
Mempermudah pasien dalam menurunkan intake low sodium (Dairy council of California, 2011), karena dash diet identik dengan porsi sayur dan buah yang besar, yang merupakan bahan makanan rendah sodium dan tinggi potassium (Dairy council of California, 2011)
Membantu menurunkan kolesterol kolestero l total dan LDL, menurunkan resiko penyakit jantung, menurunkan resiko CVD
Meningkatkan kesehatan dan kualitas kualitas hidup hidup seseorang seseorang (Raylene (Raylene A. Reimer, 2001) karena komposisi diet dengan low fat (rendah SAFA), low fiber yang berasal dari buah, sayur dan grain serta produk susu rendah lemak (Frank, 2001)
Sebagai antioksidan antioksidan untuk mencegah mencegah kerusakan sel akibat akibat radikal bebas
Menurunkan BB karena asupan kalori seharian lebih kecil dari diet normal (Pramono, 2011)
Mengurangi retensi insulin, mengurangi resiko diabetes (Heller, 2012) Na 2300 normal untuk dewasa muda dan 1500 mg akan meningkatkan penurunan hipertensi untuk lansia (NHLBI, 2006)
Mencegah osteoporosis osteoporos is
Mencegah kanker kolon
Menjaga keseimbangan keseimbang an cairan dan elektrolit dalam tubuh. (Principles of The Dash Diet. Palo Alto Medical Foundation, 2010)
Menurunkan resiko stroke ischemic karena konsumsi buah dan sayuran (Ch. Setya w, tanpa tahun)
Mencegah terjadinya konstipasi pada pasien karena DASH diet kaya akan sayur dan buah yang mengandung banyak serat, khusunya yang tidak larut air air (Widyastuti, Setya, Setya, tapa tahun) tahun)
4. Prinsip Rendah lemak jenuh, rendah cholesterol dan rendah lemak total, tinggi serat, tinggi mineral (potassium, magnesium, calcium), tinggi protein (Dietary Guidellines for Americans, 2005) dengan cara konsumsi tinggi bahan makanan dari buah dan sayuran, menggunakan produk susu rendah lemak, konsumsi ikan secukupnya, kacang dan unggas, rendah bahan makanan sumber saturated fatty acid (SAFA) dan pembatasan gula. 5. Syarat -
KH 55% dari total kalori
17
-
Protein 18% dari total kalori
-
Total fat 27% dari total kalori
-
Saturated fat 6% dari total kalori
-
Kolesterol 150 mg
-
Sodium 2300mg (bisa juga 1500mg untuk lebih cepat menurunkan tekanan darah)(Dietary Guidellines Guidellines for f or Americans, 2005)
-
Fiber 30 gram
-
Mg 500 mg
-
Ca 1250 mg
-
Potassium 4700 mg (National Institute Of Health, 2006)
6. Berbagai makanan yang dianjurkan dalam DASH diet DASH kaya akan buah-buahan, sayuran, whole grain, ikan, unggas, kacang-kacangan dan kacang polong, serta rendah produk-produk susu. Makanan ini kaya akan nutrisi penting seperti kalium, magnesium, kalsium, serat,
dan
protein.
Dibandingkan
pola
diet
lainnya,
diet
ini
juga
mengandung lebih sedikit sodium atau garam, gula, minuman yang dilengkapi pemanis, lemak, daging merah serta daging olahan. Untuk memulai diet DASH, berikut kelompok makanan beserta takarannya (berdasarkan diet 2000 kalori sehari): -
Biji-bijian: Biji-bijia n: 7-8 takar per hari (ukuran takar: 1 potong roti, 1/2 cangkir pasta atau nasi, 1 ons sereal kering)
-
Sayur-sayuran: Sayur-sayuran: 4-5 takar per hari hari (ukuran takar: 1 cangkir cangkir sayuran hijau mentah, 1/2 cangkir sayuran yang telah dimasak)
-
Buah-buahan: 4-5 takar per hari (ukuran saji: 1 buah ukuran sedang, 1/2 cangkir buah segar atau kalengan, 1/4 gelas buah kering, 6 ons jus buah)
-
Produk susu rendah atau tanpa lemak: 2-3 takar per hari (ukuran saji: 8 ounces susu, 1 cangkir yogurt, 1.5 ounces keju)
-
Daging rendah lemak, unggas, ikan: 2 takar atau kurang sehari (ukuran saji: 3 ounces daging masak, unggas, atau ikan)
-
Kacang-kacangan, Kacang-kac angan, biji-bijian, dan kacang polong: 4-5 takar per minggu (ukuran takar: 1/3 cangkirkacang-kacangan, cangkirkacang-kacangan, 2 sendok makan biji-bijian, 1/2 cangkir kedelai masak kering) k ering)
-
Lemak dan minyak: 2-3 takar per hari (ukuran takar: 1 sendok teh minyak sayur atau margarin lembut, 1 sendok makan mayones rendah lemak, 2 sendok makan dressing salad)
18
-
Pemanis: mengonsumsi kurang dari 5 takar per minggu (ukuran takar: 1 sendok makan gula atau jelly/jam)
-
Mengurangi asupan garam hingga hanya 2.300 miligram (sekitar 1 sendok teh) per hari. Begitu tubuh terbiasa dengan diet rendah sodium bisa menurunakn asupan garam hingga hanya 1.500 miligram (2/3 sendok teh) sehari.
b. Pola diet rendah garam Garam yang dimaksud dalam diet rendah garam adalah garam natrium. Garam ini terdapat dalam garam yang biasa digunakan untuk memasak seharihari. Selain garam dapur (NaCI), beberapa bahan makanan lain juga memiliki kandungan natrium cukup tinggi. Sumber natrium ini juga perlu dibatasi penggunaannya, yaitu soda kue (NaHCO3), baking powder, natrium benzoat, dan vetsin (monosodium glutamat). Ketidaktahuan
sumber
natrium
lain
seringkali
menyebabkan
penggunaan garam di dalam pengolahan makanan sehari-hari cukup tinggi. inilah yang menyebabkan asupan natrium harian umumnya lebih tinggi. Padahal tubuh hanya membutuhkan garam natrium minimum 500 mg perhari. Jumlah kebutuhan natnium harian sebenarnya tidak ada angka pasti. Badan kesehatan
dunia
(World
Health
Organization!
WHO)
menganjurkan
pembatasan konsumsi garam dapur hingga 6 gram sehari atau setara dengan 2400 mg natnium. Konsumsi garam di Indonesia tergolong tinggi, berkisar 3040 gram perhari. Angka ini setara dengan 12-16 gram natrium (1 gram garam dapur 400 mg Na). Syarat diet rendah garam: -
Kecukupan energi, protein, mineral, vitamin, serat dan air.
-
Kesesuaian bentuk makanan dengan kondisi penyakit.
-
Kesesuaian jumlah natrium dengan berat tidaknya retensi garam atau air dan/atau hipertensi. Selain ketiga syarat tersebut, satu hal terpenting untuk menunjang
keberhasilan diet rendah garam adalah kesadaran dan disiplin penderita. Diet rendah garam dibagi menjadi beberapa tingkatan sesuai dengan keadaan penyakit. Pola ini disarankan oleh Departemen Kesehatan RI. -
Diet rendah garam tingkat I (200- 400 mg Na). Diet ini diberikan kepada penderita hipertensi berat. Garam dapur sama sekali tidak ditambahkan pada pengolahan makanan. Bahan makanan yang mengandung kadar natrium tinggi dihindari.
19
-
Diet rendah rendah garam tingkat II (600-800 mg Na). Na). Penderita Penderita hipertensi hipertensi yang tidak terlalu
berat
masih
diperbolehkan
menambahkan
garam dapur
dalam
pengolahan makanan, Penambahan garam hanya setengah sendok teh atau 1150 mg. Bahan makanan berkadar natrium tinggi tetap harus dihindari. -
Diet rendah rendah garam garam tingkat tingkat III (1000-1200 (1000-1200 mg Na). Diet ini ditujukan ditujukan untuk penderita hipertensi ringan. Satu sendok teh atau 2300 mg garam dapur boleh ditambahkan dalam pengolahan makanan.
Macam dan indikasi diet rendah garam (RG) Jenis
Jumlah
Tambahan
diet RG
natrium (mg)
garam (sdt)
RG I
200-400
-
Indikasi
Edema, asites dan hipertensi berat
RG II
600-800
½
Edema, asites, hipertensi sedang
RG III
1000-1200
1
Edema dan/atau hipertensi ringan
Garam Olahan (Konsumsi) : -
Garam Kasar kemasan Merk “Segitiga G” Garam kasar dengan kualitas tinggi yang dapat digunakan sebagai garam konsumsi untuk penyedap makanan.
-
Garam Halus Merk “Segitiga G” adalah garam konsumsi yang diproduksi dengan menggunakan bahan baku pilihan yang mempunyai kualitas baik. Hal tersebut dapat dilihat dari warna garam yang putih bersih.
-
Garam Halus Merk “Keluarga Sehat”
-
Garam Halus Merk “Anak Sehat”
-
Garam Low Sodium “LoSoSa” Semua masakan pasti lebih nikmat dan sehat kalau garamnya pakai garam “LoSoSa”, Garam LoSoSa mengandung Sodium/Natrium rendah yang aman dikonsumsi seluruh keluarga. Garam makan LoSoSa dianjurkan untuk penderita hipertensi atau kecenderungan hipertensi. Garam LoSoSa dibuat dari bahan baku air laut pilihan, higienis dan mudah larut sehingga dapat juga digunakan sebagai garam dapur. Mulailah hidup sehat dengan garam makan LoSoSa (Low Sodium Salt). Low Sodium Salt LoSoSa merupakan garam kualitas prima dengan kandungan NaCl rata-rata 50% dari garam konsumsi,
20
dapat membantu mengendalikan konsumsi garam yang berlebihan baik bagi penderita hipertensi maupun kecenderungan hipertensi. LoSoSa merupakan garam nutrisi untuk membangun fungsi tubuh melalui keseimbangan rasio mineral, menahan cairan, normalisasi tekanan darah, menjaga suhu dan keseimbanga k eseimbangan n pH -
Garam Top Grade “Maduro” Garam “Maduro” (Top Grade Salt) merupakan garam beryodium beryo dium kualitas prima dengan kandungan NaCl tinggi.
6. Diet hipertensi disertai komplikasi dengan penyakit lain: a. Diet rendah kolesterol Tujuannya untuk mengurangi intake kolesterol berlebih, karena kolesterol sebenarnya sudah disintesa di hati dalam tubuh manusia dan selain itu juga diperoleh dari makanan, sehingga konsumsinya perlu dibatasi agar tidak menumpuk di dalam darah yang berakibat viskositas darah makin tinggi b. Diet tinggi serat Tujuannya untuk memberikan makanan tinggi serat sehingga melancarkan peristaltic usus agar defekasi menjadi lancar. Syarat dari diet tinggi serat
30-
50 gr/hari (Almatsier, 2004). Terdapat 2 jenis serat, serat kasar dan serat halus. Serat kasar mengikat kolesterol dan asam empedu lalu membuangnya bersama kotoran. Hal ini dicapai jika mengkonsumsi serat kasar cukup tinggi ( 1 g serat dpt menurunkan LDL 2,2 mg/dl ) (Mayo, 2003). Contoh sumber serat dari buah tomat, apel, jeruk, dan belimbing c. Diet rendah kalori Ditujukan pada pasien obesitas/overweight karena obesitas beresiko tinggi terkena hipertensi dan orang dengan umur lebih dari 40 tahun. Syarat : Asupan kalori dikurangi dikurangi 25% dari kebutuhan energy atau +500 kkal untuk penurunan 500 gram / 0,5 kg BB per minggu, menu makanan harus seimbang dan memenuhi kebutuhan zat gizi serta aktifitas olahraga ringan. (Universitas Sumatera Utara, 2010) d. Diet lain : -
Mediterania diet: prinsipnya prinsipnya konsumsi etanol yang sedang, tinggi konsumsi bijibijian, tinggi konsumsi sereal (termasuk Roti), tinggi konsumsi buah dan sayur, rendah konsumsi daging dan produk olahan daging, konsumsi susu dan hasil olahan yang sedang
-
Vegetarian Vegetaria n diet: prinsipnya mengurang aneka produk dagingmeningkatkan konsumsi buah, sayur, kacang-kacangan, kacang-kacangan, dan sereal.
21
-
Japanese diet sebuah diet yang berasal dari jepang yang sangat tradisional di jepang. Diet ini rendah di lemak, dan gula. Kemudian kacang kedelai, rumput laut, ikan mentah.
-
TLC (Therapeutic Lifestyle Changes) dibuat oleh National Institutes of Health’s National Cholesterol Education Program dan didukung oleh American Heart Association Intinya adalah mengurangi lemak (terutama lemak jenuh), membatasi makanan berkolesterol, mendapatkan banyak serat.
22
BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Rancangan Intervensi Pada experimental
penelitian dengan
ini
peneliti
deskriptif
analitik.
menggunakan Model
yang
penelitian
quasi
digunakan
dalam
penelitian adalah pretest-postest design design dengan satu macam perlakuan di dalam model ini sebelum dimulai perlakuan kedua kelompok diberi tes awal
atau pretest untuk
mengukur
kondisi
awal.
Sesudah
selesai
perlakuan kedua kelompok diberi tes lagi sebagai postest . 3.2. Populasi dan Sampel 3.2.1
Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah semua lansia yang ada di
posyandu lansia RW 15 dengan riwayat hipertensi dengan jumlah 24 lansia. 3.2.2
Sampel Menurut
sampel
apabila
Suharsimi, jumlah
1993
dalam
populasi
Agus,
kurang
dari
2010 100
pengambilan orang
adalah
semuanya, jadi sampel pada penelitian ini adalah 24 lansia binaan yang terdaftar di posyandu lansia. 3.2.3
Teknik Pengambilan Sampel Teknik
sampling
yang
digunakan
adalah
Total Sampling,
yaitu mengambil seluruh anggota populasi tanpa kriteria. 3.3. Variabel Penelitian Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 3.3.1
Variable independen: independen: Diet rendah garam
3.3.2 Variabel dependen: Diet DASH 3.4. Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Kelurahan Lowokwaru Lowokwaru RW 15 kota Malang. 2. Waktu Waktu pelaksanaan penelitian berlangsung selama 2 minggu yaitu dari tanggal 27-07 November 2013 3.5. Instrumen Penelitian a. Instrumen pengukuran pengetahuan diet hipertensi
23
Variabel pengetahuan diet hipertensi diukur dengan kuisioneir yaitu berupa kuisioneir fokus pengetahuan lansia tentang diet hipertensi berupa
pertanyaan
tertutup
( close (close
ended
question) . question).
Adapun
quistioneir ini terdiri dari 10 butir pertanyaan. Tiap pertanyaan terdiri dari 2 pilihan yaitu Benar (B), Salah (S), masing-masing pertanyaan diberi bobot, Benar =2, Salah =1. Kuisioner yang dipertanyakan terdiri dari yaitu : 1. pengertian diet hipertensi 2. syarat diet hipertensi 3. macam-macam diet hipertensi 4. macam makanan makanan yang yang dianjurkan dianjurkan penderita hipertensi Hasil ukur untuk instrument penelitian diet hipertensi ini di interpretasi dengan
menghitung
skala
dari
skorm
minimum
(Xmin)
ke
skor
maksimum (Xmaks) (Azwar, 1999) Rentang skor skala =(Xmaks)-(Xmin) =20-10 =10 Standar deviasi skor skala (s)=
Rentang skor=
10
= 1.2 di bulatkan menjadi 2,
6
6
jadi rentang skala menjadi 2
Dengan interpretasi: -
Baik: x≥30
-
Cukup: 25< x < 30
-
Kurang: x≤25
b. Instrument pengukuran untuk mengukur DASH Instrument
pengukuran
kuisioner
berupa
sejumlah
10
soal.
DASH
pertanyaan Instrumen
lansia
diukur
dengan
tertutup
( close
ended
question ) question)
untuk
mengukur
yang
DASH adalah menggunakan alat ukur ukur
digunakan
lembar
yang direkomendasikan direkomendasikan oleh oleh
Hark dan Deen dalam jurnal berjudul “Best question and tools for quick Assessing your patient’s dietry Health” yang dimodifikasi Tiap pertanyaan
terdiri
dari
4
pilihan
yaitu
selalu,
sering
(>3
kali
seminggu), jarang (<3 kali seminggu), dan tidak pernah, masing – masing –
24
masing pertanyaan diberi bobot, selalu= 3, sering= 2, jarang=1, tidak pernah (TP)=0. Beberapa pertanyaan yang terlampir pada quesioner DASH adalah sebagai berikut 1. Tentang penggunaan garam 2. Tentang konsumsi serat 3. Tentang penggunan biji-bijian Hasil ukur untuk instrument penelitian Diet DASH ini di interpretasi dengan
menghitung
skala
dari
skorm
minimum
(Xmin)
ke
skor
maksimum (Xmaks) (Azwar, 1999) Rentang skor skala =(Xmaks)-(Xmin) =30-0 =30 Standar deviasi skor skala (s)=
Rentang skor=
30
6
= 5, jadi rentang skala menjadi 5
6
Dengan interpretasi: -
Baik: x≥30
-
Cukup: 25< x < 30
-
Kurang: x≤25
c. Instrument pengukuran Diet Rendah Garam Instrument pengukuran Diet Rendah Garam diukur dengan lembar observasi dalam setiap 5 kali kunjungan. Lembar observasi meliputi evaluasi yang
jumlah
penggunaan
mengandung
serat
garam
dan
per
makanan
harinya, yang
jenis
makanan
dikonsumsi
yang
mengandung lemak. 3.6 Prosedur Intervensi Intervensi dan Pengumpulan Pengumpulan Data 3.6.1
Administratif Langkah
awal
penelitian
kemudian konsultasi ijin
kepada
lansia
dan
pihak
yaitu
penyusunan
proposal
penelitian
proposal. Tahap selanjutnya peneliti mengajukan puskesmas
meminta
untuk
nama-nama
melakukan
kader
yang
pengkajian
bertugas
di
terhadap posyandu
lansia RW 15. Setelah itu peneliti meminta izin kepada ketua RW 15 sekaligus
meminta
data-data
lansia
yang
terdaftar
di
posyandu
15
25
untuk
kemudian
selanjutnya masalah
melakukan
peneliti
mengkaji
hipertensi
yang
pengkajian
terhadap
phenomena
dan
menjadi
fokus
kajian.
lansia.
Tahap
menentukan Peneliti
aspek
menentukan
aspek diet menjadi fokus masalah pada lansia di posyandu lansia RW 15.
Kemudian
peneliti
meminta
izin
kepada
ketua
RW
15
untuk
melakukan intervensi, peneliti melakukan home visite visite untuk melakukan intervensi selama 2 minggu terhitung tanggal 27-2 november 2013.
3.6.2 Pelaksanaan Pada penelitian ini peneliti menentukan jumlah sampel yang didapat dengan
total
sampling
sampel
didapatkan
yaitu
peneliti
tanpa
melihat
melakuakan
kriteria
intervensi
tertentu.
setelah
Setelah
mendatangi
rumah warga dan kemudian melakukan kontrak waktu untuk mendatangi rumah lansia, kontrak waktu yang dibutuhkan yaitu selama 2 minggu minimal 5 kali kunjungan. Setelah responden setuju untuk melakukan pertemuan selama 5 kali maka peneliti melakukan penjelasan tentang intervensi
yang
akan
dilakukan,
prosedur
yang
dilakukan
serta
manfaatnya. Kemudian untuk hari pertama sebagai pretest responden akan diberikan lembar kuisioneir pengetahuan tentang diet hipertensi, diet DASH dan lembar observasi untuk kemudian diisi oleh responden. Setelah
pretest
pemberian
selesai
intervensi
pengetahuan
diet
kemudian
selama
hipertensi
5 diisi
postest kali
akan
dilaksanakan
pertemuan,
pada
lembar
pertemuan
setelah quisioner
pertama
dan
pertemuan terkahir, kemudian untuk lembar observasi tetap diisi selama 5 kali pertemuan.
Selanjutnya yaitu pengolahan data, analisa data,
penarikan kesimpulan, dan penyajian penelitian. 3.7 Analisa Data 3.7.1 Pre Analisis Dalam dengan
melakukan
analisis,
tujuan
mengubah
yang
diperoleh
informasi keputusan,
terutama
pengolahan
data
data
terlebih
menjadi
dipergunakan
dalam
terdapat
data
pengujian
langkah-langkah
dahulu
informasi. untuk
Dalam
proses
hipotesis. yang
harus
statistik,
pengambilan
Dalam
harus
diolah
proses
ditempuh,
di
antaranya: 1. Editing Pada
tahap
editing
data,
peneliti
menilai
kelengkapan
kuesioner. Dan jumlah responden yang telah mengikuti pretest.
pengisian
26
2. Coding Coding data yang dilakukan untuk mengubah identitas responden dengan
memberikan
pengkodean
berupa
angka
pada
tiap
yang
telah
kuesioner. 3. Entri data Pada
penelitian
ini,
peneliti
akan
memasukkan
data
dikumpulkan ke dalam komputer. 4. Cleaning Dalam penelitian ini, peneliti akan memeriksa kembali apakah data yang sudah dimasukkan ke dalam komputer sudah sesuai, apakah kode-kode yang dimasukkan sudah sesuai dengan kategori.
3.7.2 Analisis Data 1. Pengetahuan tentang diet hipertensi Analisa
data
pengetahuan
diet
hipertensi
di
sajikan
dalam
tabel
distribusi frekuensi dalam kategori. 2. Perilaku Diet DASH Analisa data
perilaku diet DASH di
sajikan dalam tabel
distribusi
frekuensi dalam kategori. 3. Tabulasi observasi konsumsi garam, serat, dan kolesterol disajikan dalam bentuk tabel dan diagram per rata rata
27
BAB 4 ANALISIS DATA
4.1 ANALISA DATA PENGETAHUAN DIET HIPERTENSI PADA
LANSIA DI
POSYANDU RW 15 KEC. LOWOKWARU MALANG
POSTTEST
PRETEST N = 24 lansia
1
3 12
10
Baik Cukup
9
Baik Cukup
13
Kurang
Gambar
4.1
Distribusi hipertensi
Frekuensi di
Kurang
Reponden
posyandu
Pretest
Lansia
RW
dan
15
,
posttest Kec.
pengetahuan
Lowokwaru,
diet
Malang,
November, 2013.
Gambar 4.1 diatas akan disajikan perbedaan data dari pretest dan posttest pengetahuan diet hipertensi. Pada diagram pie Pretest menunjukkan bahwa dari 24 Responden (Lansia) yang diteliti didapatkan responden dengan pengetahuan diet hipertensi
dalam kategori
Kurang yaitu 12 responden,
responden
dengan
pengetahuan diet hipertensi dalam kategori Cukup yaitu 9 responden, sedangkan responden dengan pengetahuan diet hipertensi dalam kategori Baik yaitu berjumlah 3 responden. Pada diagram pie Posttest diatas menunjukkan bahwa dari 24 responden (lansia) yang diteliti tentang pengetahuan diet menunjukkan adanya meningkatan yaitu 10
responden,
pengetahuan
tentang
diet
cukup,
13
responden
responden
pengetahuan tentang diet baik dan 1 responden yang memiliki tingkat pengetahuan kurang.
28
4.2 ANALISA
DATA
PERILAKU
DIET
DASH
PADA
LANSIA
DI
POSYANDU RW 15 KEC. LOWOKWARU MALANG
POSTTEST
PRETEST
0
2
4
BAIK
BAIK
10
CUKUP
18
14
CUKUP KURANG
KURANG
Gambar 4.2 Distribusi Frekuensi Reponden Pretest dan Posttest perilaku lansia tentang diet
DASH
di
posyandu Lansia
RW
15
,
Kec.
Lowokwaru, Lowokwaru,
Malang,
November, 2013.
Gambar 4.2 akan disajikan perbedaan data dari pretest dan posttest perilaku diet DASH. Pada diagram pie Pretest menunjukkan bahwa dari 24 Responden (Lansia) yang diteliti didapatkan responden dengan perilaku DASH dalam kategori Cukup yaitu 18 responden, responden dengan perilaku diet DASH dalam kategori Baik yaitu berjumlah 4 orang, sedangkan resonden dengan perilaku diet DASH dalam kategori Kurang berjumlah 2 orang. Pada diagram pie Posttest diatas menunjukkan bahwa dari 24 Responden (Lansia) yang diteliti didapatkan responden dengan perilaku DASH dalam kategori Cukup yaitu 10 responden, responden dengan perilaku diet DASH dalam kategori Baik yaitu berjumlah 14 orang.
4.3 DATA OBSERVASI KONSUMSI GARAM, SERAT DAN KOLESTEROL Pada seberapa
tabulasi
banyak
data
ini
konsumsi
akan garam
disajikan para
dalam
responden
bentuk diagram penderita
garis
hipertensi
dengan takaran garam 1 sendok teh (2300 mg). Berikutnya disajikan pula data terhadap ada atau tidaknya serat (buah dan sayur) dalam makanan responden
di
tiap
kunjungan.
konsumsi lemak di tiap kunjungan.
Terakhir
akan
disajikan
data
mengenai
29
4.3.1
Tabulasi Data Observasi Konsumsi Garam
25
21
20
18 16
15
10
19
13
≤ 1 sendok teh
11
> 1 sendok teh
8 6
5
5 3
0 Kunjungan 1
Kunjung ungan 2
Kunjung ungan 3
Kunjungan gan 4
Kunjungan gan 5
4.3 Tabulasi data observasi garam pada klien dengan hipertensi Kelurahan Lowokwaru RW 15 kota malang
Dari hasil observasi diet garam yang dilakukan pada 5 kali kunjungan didapatkan konsumsi garam ≤ 1 sendok teh meningkat dengan stabil seiring dengan kunjungan dilakukan, yaitu 13 orang pada kunjungan pertama dan meningkat menjadi 21 orang pada kunjungan ke 5. Sebaliknya, konsumsi garam > 1 sendok teh menurun seiring dengan kunjungan dilakukan, yaitu 11 orang pada kunjungan pertama dan menurun drastis menjadi 3 orang pada kunjungan ke 5.
30
4.3.2
Tabulasi Data Observasi Konsumsi Serat (Buah dan Sayur)
25
23 20
20
21 19
18
15 Non DASH DASH (Buah + Sayur)
10
5
4
5
6 3 1
0
Kunj Kunjun ungan gan 1 Kunj Kunjun unga gan n 2 Kunj Kunjun unga gan n 3 Kunj Kunjun unga gan n 4 Kunju Kunjung ngan an 5
4.4 Tabulasi data observasi serat (buah dan sayur) pada klien dengan hipertensi Kelurahan Lowokwaru RW 15 kota malang
Dari hasil observasi diet tinggi serat buah dan sayur (DASH) yang dilakukan pada 5 kali kunjungan didapatkan konsumsi buah dan sayur (sesuai dengan diet DASH menurun dari kunjungan pertama sebanyak 4 orang menjadi 1 orang pada kunjungan ke lima
31
4.3.3
Tabulasi Data Observasi Konsumsi Kolesterol
18
16
16
15 14
14
14 13
12
11 10
10
10
Berlemak
9 8
8
Tidak Berlemak
6 4 2 0 Kun Kunjun jungan gan 1 Kunj Kunjun unga gan n 2 Kunj Kunjun unga gan n 3 Kunj Kunjun unga gan n 4 Kunj Kunjun unga gan n5
4.5 Tabulasi data observasi makanan berkolesterol pada klien dengan hipertensi Kelurahan Lowokwaru RW 15 kota malang
Dari hasil observasi pembatasan lemak yang dilakukan pada 5 kali kunjungan didapatkan penyertaan makanan berlemak berlemak tinggi t inggi pada awal kunjungan yaitu sebanyak 14 orang. Namun pada kunjungan-kunjungan berikutnya responden yang mengurangi menyertakan makanan berlemak, sehingga pada kunjungan ke lima lansia yang menyertakan makanan berlemak menurun menjadi 11 orang.
32
4.4 TABULASI DATA OBSERVASI TEKANAN DARAH 25
22
23
22
21
20
17 15 Hipertensi (TDS≥140, TDD≥90)
10
Non Hipertensi
7 5
2
3
2
1
0
Kunj Kunjun unga gan n 1 Kunj Kunjun unga gan n 2 Kunj Kunjun ungan gan 3 Kunj Kunjun ungan gan 4 Kunj Kunjun unga gan n5
4.6 Tabulasi data hasil pengukuran tekanan darah pada klien dengan hipertensi Kelurahan Lowokwaru RW 15 kota malang
Dari kunjungan
hasil
pengukuran
didapatkan
lansia
tekanan dengan
darah
yang
hipertensi
dilakukan
pada
pada
kunjungan
5
kali
pertama
sangat tinggi yaitu berjumlah 22 lansia. Namun pada kunjungan-kunjungan berikutnya setelah diberikan intervensi dam menjalani anjuran dari intervensi grafik hipertensi menurun yaitu berjumlah 17 orang dengan tekanan darah tinggi.
33
BAB V PEMBAHASAN
Setelah
pengumpulan
data
melalui
kuesioner
dan
lembar
observasi
diolah, dilakukan intepretasi dan analisa data sesuai dengan variabel yang diteliti. Dalam pembahasan ini akan diuraikan mengenai Penerapan Intervensi Keperawatan Diet Rendah Garam Dan Diet DASH Pada Lansia Hipertensi Di Puskesmas Kendalsari Kota Malang
5.1 Pengetahuan Penderita Lansia Tentang Diet Hipertensi Hasil
analisis
kuesioner
pengetahuan
melalui pretest dan posttest
yang dilakukan terhadap 24 responden di Kelurahan Lowokwaru RW 15 di kota Malang dengan jumlah sampel 24 responden menunjukkan bahwa pada
pengambilan
kunjungan
data
pertama
awal
sebagian
melalui besar
kuesioner
lansia
( pretest ) ( pretest
memiliki
pada
awal
pengetahuan
yang
kurang, yaitu sebesar 12 responden, sedangkan hanya sebagian kecil kriteria lansia yang memiliki pengetahuan baik sebanyak 3 responden. Pada
pengambilan
data
terakhir
( posttest ) ( posttest
yang
dilakukan
pada
akhir
kunjungan kelima ditemukan adanya peningkatan pengetahuan terhadap diet
hipertensi
pengetahuan responden
yaitu cukup
dengan
sebagian sebanyak
tingkat
besar 13
responden
responden
pengetahuan
baik
memiliki
tingkat
sedangkan
jumlah
meningkat
menjadi
10
responden dan dengan pengetahuan yang kurang hanya 1 responden. Menurut
studi
pendahuluan
yang
dilakukan
untuk
mengetahui
permasalahan utama yang terjadi pada lansia penderita hipertensi di RW 15 kelurahan Lowokwaru, diketahui bahwa sejumlah 21 responden (87%) mengalami
permasalahan
mengenai
pengetahuan
terhadap
diet
hipertensi, apa yang baik dan tidak baik untuk dikonsumsi setiap harinya sehingga
tekanan
darah
meningkat
drastis
tidak
jarang
menimbulkan
gejala seperti pusing dan nyeri tengkuk yang dialami hampir 50% lansia yang menjadi responden. Pada lansia, sebagian besar mengalami masalah yang berhubungan dengan pengetahuan dikarenakan tingkat pendidikan yang relatif rendah, pada
pengkajian
awal
didapatkan
14
responden
(58%)
tamatan
SD.
Sementara itu pada lanjut usia selain mengalami kemunduran fisik juga sering mengalami kemunduran fungsi intelektual termasuk fungsi kognitif.
34
Kemunduran
fungsi
kognitif
dapat
berupa
mudah
lupa
( forgetfulness) forgetfulness)
bentuk gangguan kognitif yang paling ringan diperkirakan dikeluhkan oleh 39% lanjut usia yang berusia 50-59 tahun, meningkat menjadi lebih dari 85% pada usia lebih dari 80 tahun (W reksoatmodjo, 2012). Di fase ini seseorang masih bisa berfungsi normal kendati mulai sulit mengingat kembali informasi yang telah dipelajari, tidak jarang ditemukan pada
orang
setengah
Gangguan
Kognitif
demensia
sebagai
baya.
Ringan
Mudah
( Mild (Mild
bentuk
lupa
ini
Cognitive
klinis
bisa
berlanjut
Impairment-MCI )
yang
paling
menjadi
sampai
berat.
ke
(Setyoadi,
Noerhamdani dan Ermawati, 2011) Faktor
lain
yang
berpengaruh
dalam
kurangnya
pengetahuan
mengenai diet hipertensi adalah kurangnya partisipasi dari para lansia untuk pergi melakukan pengukuran tekanan darah dalam setiap posyandu lansia yang diadakan karena keterbatasan fisik yang dialami. Menurut Ermawati (2011), penurunan fungsi fisik tersebut yang ditandai dengan ketidakmampuan lansia untuk beraktivitas atau melakukan kegiatan yang tergolong berat. Perubahan fisik yang cenderung mengalami penurunan tersebut
akan
menyebabkan
mempengaruhi
kesehatan
berbagai
serta
akan
gangguan
secara
berdampak
pada
fisik
sehingga
kualitas
hidup
lansia.
5.2 Perilaku Diet DASH Pada Lansia Penderita Hipertensi Hasil
analisis
kuesioner
perilaku
diet
DASH
melalui
pretest dan
posttest yang dilakukan terhadap 24 responden di Kelurahan Lowokwaru RW 15 di kota Malang dengan jumlah sampel 24 lansia menunjukkan bahwa awal
pada
pengambilan
kunjungan
pertama
data
awal
sebagian
melalui
besar
kuesioner
lansia
(( pretest pretest )
memiliki
pada
perilaku
diet
DASH cukup, yaitu sebesar 18 lansia (75%), sedangkan hanya sebagian kecil
kriteria
lansia
yang
memiliki
perilaku
diet
DASH
yang
kurang
sebanyak 2 lansia (8%). Pada pengambilan data terakhir ( posttest ( posttest ) yang dilakukan
pada
pengetahuan
akhir
terhadap
kunjungan diet
kelima
hipetensi
ditemukan
yaitu
adanya
sebagian
peningkatan
besar
responden
memiliki perilaku diet DASH baik sebanyak 14 lansia (58%), perilaku diet DASH yang cukup sebanyak 10 lansia sedangkan tidak ada responden yang tidak mengikuti perilaku diet DASH. Intervensi perilaku
diet
yang DASH
dilakukan yang
benar
sehubungan terhadap
dengan
penderita
meningkatkan
hipertensi
adalah
35
dengan
melakukan
kepada
lansia,
penyuluhan
berikutnya
diet
lansia
hipertensi
akan
dan
DASH
yang
benar
dikunjungi
( home
visit )
untuk
ditinjau kembali aplikasi perilaku diet DASH yang baik.
5.3 Observasi Konsumsi Garam, Serat (Buah Dan Sayur) Dan Kolesterol Pada Lansia Penderita Hipertensi Pada takaran
hasil
observasi
garam
yang
jumlah
garam
digunakan
oleh
didapatkan penderita
perubahan lansia
yang
jumlah pada
kunjungan awal di dapatkan penggunaan garam kurang dari 1 sendok teh (2300mg) sebanyak 13 lansia. Pada kunjungan awal penggunaan garam diatas 1 sendok teh masih banyak ditemui pada 11 lansia. Namun
di
pertengahan
kunjungan
didapatkan
lansia
yang
menggunakan garam di atas 1 sendok sudah mulai berkurang menjadi 6 lansia
dan
pada
akhir
kunjungan
kelima
didapatkan
lansia
yang
menggunakan garam di atas 1 sendok teh berjumlah 3 orang lansia. Hal ini
menunjukkan
pembatasan
bahwa
garam
lansia pada
binaan
telah
tekanan
memahami
darahnya
pentingnya
serta
dapat
mengaplikasikannya mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Pada hasil observasi serat yang terfokus pada penyajian sayur dan buah dalam menu harian, di awal kunjungan hanya 4 lansia saja yang mengkonsumsi sayur dan buah sedangkan 20 lansia tidak mengkonsumsi sayur dan buah. Tetapi pada akhir kunjungan kelima jumlah lansia yang mengkonsumsi Menurunnya
sayur jumlah
dan
buah
lansia
yang
menurun
menjadi
mengkonsumsi
1 buah
lansia
saja.
dan
sayur
dikarenakan harga buah yang lebih mahal dibandingkan dibandingkan dengan sayuran. Pada kunjungan
hasil
observasi
hingga
akhir
kolesterol kunjungan.
didapatkan Pada
awal
perubahan
dari
awal
kunjungan
didapatkan
sebagian besar lansia yang menyertakan makanan berlemak (kolesterol) yaitu sejumlah 14 lansia. Namun pada kunjungan-kunjungan berikutnya konsumsi
makanan
berlemak
semakin
menurun
hingga
pada
akhir
kunjungan kelima hanya terdapat 11 lansia yang mengkonsumsi makanan berlemak sedangkan 13 lansia tidak mengkonsumsi makanan berlemak.
5.4 Observasi tekanan darah pada lansia penderita hi pertensi Pada awal pencarian data ditengarahi dari 63 lansia yang berkunjung ke posyandu lansia tiap bulan sejumlah 24 orang di antaranya menderita tekanan darah tinggi. Hal ini dikarenakan dengan bertambahnya umur,
36
resiko hipertensi menjadi lebih besar sehingga prevalensi hipertensi di kalangan lansia cukup tinggi, yaitu sekitar 40%, dengan kematian sekitar di
atas
berupa
65
tahun.
kenaikan
Pada
lansia,
hipertensi
tekanan
darah
sistolik.
terutama
ditemukan
Tingginya
hanya
hipertensi
sejalan
dengan bertambahnya umur / usia, disebabkan oleh perubahan struktur pada pembuluh darah besar, sehingga lumen menjadi lebih sempit dan dinding pembuluh darah menjadi kaku, sebagai akibat adalah tekanan darah sistolik (Depkes, 2006). Pada
hasil
didapatkan
observasi
22
lansia
tekanan
darah
menderita
pada
hipertensi.
kunjungan
Terdapat
pertama
peningkatan
penderita hipertensi pada kunjungan ketiga sebanyak 23 lansia. Tetapi pada
kunjungan
terakhir
kelima
penderita
hipertensi
menurun
pelaksanaan
penelitian
ini
menjadi
sebanyak 17 lansia.
5.5 Keterbatasan Penelitian Peneliti
menyadari
bahwa
masih
banyak
kekurangan, hal ini disebabkan karena: 1. Adanya responden yang tidak jujur dalam pelaporan observasi menu makan sehingga hasil pengukuran tekanan darah menjadi tidak stabil. 2. Adanya dalam
lansia
yang
memahami
mengalami dan
keterbatasan
mengingat-ingat
k ognitif kognitif
sehingga
sulit
perawat
dan
puskesmas
untuk
pesan
mengaplikasikannya mengaplikasikannya dalam setiap kunjungan dan observasi. 3. Kurangnya
kesadaran
lansia
untuk
datang
ke ke
mendapatkan pengobatan yang baik. 4. Adanya
komunikasi k omunikasi
dikarenakan
yang
keterbatasan
kurang bahasa,
dimengerti karena
kedua k edua
bahasa
di
belah pulau
pihak jawa
beragam. 5. Adanya lansia yang lebih sering sendiri drumah sehingga tidak ada anggota
yang
mengawasi
aktivitas
ataupun
mengingatkan
lansia
tentang diet hipertensi. 6. Adanya
klien
yang
tidak
mau
mengakui m engakui
bahwa
dirinya
hipertensi hipert ensi
padahal hasil perhitungan tekanan darah klien dinyatakan hipertensi sehingga intervensi tidak dapat berjalan lancar.
37
BAB VI PENUTUP
6.1 Kesimpulan Kesimpulan Keperawatan
yang dapat diambil dari penelitian ” Penerapan Intervensi
Diet
Rendah
Garam
Dan
Diet
DASH
Pada
Lansia
Hipertensi Di Puskesmas Kendalsari Kota Malang” ini adalah: 1. Pengetahuan responden mengenai diet hipertensi yang baik meningkat dibanding awal kunjungan 2. Perilaku diet DASH yang ditunjukkan responden meningkat dibanding awal kunjungan 3. Pada Observasi pembatasan garam didapatkan pemakaian garam di atas
1
sendok
Penggunaan adalah
teh
serat
sayuran
berkurang
dalam saja
menu
tanpa
dibandingkan makanan
buah.
awal
harian
Penyertaan
kunjungan.
sebagian makanan
besar dengan
kolesterol menurun di pertengahan hingga akhir kunjungan 4. Tekanan darah responden berangsur stabil pada kunjungan-kunjungan akhir
6.2 Saran Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan di atas, maka dapat diajukan saran-saran sebagai berikut: 1. Untuk Institusi Puskesmas a. Bagi
institusi
digunakan
puskesmas
sebagai
manajemen
dasar
gerontik
diharapkan pemikiran
puskesmas
hasil dan
yang
penelitian
ini
dapat
pengembangan
konsep
berhubungan
dengan
Penerapan Intervensi Keperawatan Diet Rendah Garam Dan Diet DASH Pada Lansia Hipertensi. b. Hendaknya kesehatan
pihak
puskesmas
pada
kegiatan
dilaksanakan
masing-masing
menyertakan
promosi
setidaknya
menyertakan
posyandu
lansia
RW
kesehatan
pengawas
mandiri
yang
sekali.
Serta
acaranya
untuk
setiap
sebulan
di
sela
meningkatkan pengetahuan masyarakat. 2. Untuk Praktek Keperawatan Keperawatan a. Tenaga
kesehatan
memberikan
arahan
khususnya dan
perawat
pembinaan
diharapkan yang
adekuat
mampu dalam
38
meningkatkan
pengetahuan
dan
perilaku
hidup
sehat
terhadap
penyakit hipertensi khususnya pada lansia. 3. Untuk Penelitian Selanjutnya a. Penelitian selanjutnya diharapkan mengkaji pola makan responden bukan hanya bersumber dari responden saja melainkan peran serta keluarga
sehingga
data
yang
didapatkan
meminimalkan penyimpangan informasi.
lebih
akurat
dan
39
DAFTAR PUSTAKA Almatsier, 2006. 2006. Penuntun Diet. Diet. PT Gramedia Pustaka Pustaka Utama, Jakarta Jakarta Dinas Kesehatan Kabupaten Kampar. Sepuluh Penyakit Terbanyak di Kabupaten Kampar tahun 2006. Bangkinang 2007. Ginting, F, 2006, Hubungan Antara Pengetahuan Dengan Kepatuhan Diet Hipertensi Pada Lansia di Kecamatan Medan Johor, Universitas Sumatera Utara Julianti, D, dkk., 2005, Bebas Hipertensi Dengan Terapi Jus, Puspa Swara, Jakarta Junaidi, I., 2010., Hipertensi: Pengenalan, Pencegahan, dan Pengobatan, PT Bhuana Ilmu Populer, Jakarta. Kusugiharjo, Wawan. 2003. Hipertensi di usia lanjut di kecamatan Pakem Kabupaten Sleman Provinsi DIY.Skripsi. UNDIP, Semarang. Mardiyati, Y., 2009, Hubungan Tingkat Pengetahuan Penderita Hipertensi Dengan Sikap Menjalani Diet Hipertensi di Puskesmas Ngawen I Kabupaten Gunung Kidul Provinsi D.I.Y. Universitas Muhammadiyah Muhammadiyah Surakarta Nursalam. 2002. Manajemen Keperawatan, Aplikasi Dalam Praktik Keperawtan Profesional. Jakarta: Salemba Medika Nursalam., 2008, Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan, Keperawatan, Salemba medika, Jakarta Palmer, A & Williams, B. Simple Guide., 2007, Tekanan Darah Tinggi. (Yasmine, Penerjemah), Erlangga: Jakarta Soesanto, A. M., Soenarto, A. A., Joesoef, A. H., Rachman, G. S., 2001. Reaktivitas Kardiovaskuler Individu Normotensi Dari Orang Tua Hipertensi Primer. Jurnal Kardiologi Indonesia. XXV (4) hal: 166 – 167. – 167. Shapo L, Pomerleau J, McKee M. Epidemiology of Hypertension and Associated Cardiovascular Cardiovascular Risk Factors in a Country in Transition. Albania: Journal Epidemiology Community Health 2003;57:734 –739 –739 Sustrani,2005. http://helpingpeopleide http://helpingpeopleideas.com/publiche as.com/publichealth/diet-untuk-hy alth/diet-untuk-hypertensi/ pertensi/ . diAkses Pada Tanggal 19 Januari 2011 Vitahealth, 2006. Hipertensi. PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta Wade, A Hwheir, D N Cameron, A. 2003. Using a Problem Detection Study (PDS) to Identify and Compare Health Care Privider and Consumer Views of Antihypertensive therapy. Journal of Human Hypertension, Jun Vol 17 Issue 6, p397. Yoga, T., 2009, Hindari Hipertensi, Konsumsi Garam 1 Sendok Teh Perhari.Diakses Perhari.Diakses Pada Maret 2011, dari http/www.depkes.go.id http/www.depkes.go.id Yogiantoro M. Hipertensi Esensial dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I Edisi IV. Jakarta: FK UI. 2006 Yunis Tri, dkk. Blood Presure Survey Indonesia Norvask Epidemiology Study . Study . Medika Volume XXXIX 2003; 4: 234-8
40
Lampiran
1.
PERNYATAAN
PERSETUJUAN
UNTUK
BERPARTISIPASI
DALAM PENELITIAN LEMBAR PERSETUJUAN KUNJUNGAN Saya
yang
bertanda
tangan
dibawah
ini
menyatakan
bahwa
bersedia/tidak bersedia *) untuk berpartisipasi sebagai responden penerapan intervensi keperawatan yang dilakukan oleh mahasiswa S-1 Program Studi Ilmu
Keperawatan
berjudul DASH
Fakultas
“Penerapan
(Diertary
Intervensi
Approaches
Kedokteran
Universitas
Keperawatan
To
Stop
Diet
Brawijaya
Rendah
Hypertension)
Malang
Garam Pada
dan
Lansia
Hipertensi di Puskesmas Kendalsari Kota Malang” Malang”. Dengan ini saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama
:
Usia
: Sebagai
responden
Tahun bagi
penelitian
tersebut
dengan
menandatangani
lembar persetujuan ini menunjukkan bahwa saya telah diberi informasi dan memutuskan untuk berpartisipasi dalam penelitian ini. Malang ,……………….2013 Saksi
Yang Membuat Pernyataan,
(…………………………….)
(…………………………….)
41
Lampiran 2. IDENTIFIKASI IDENTIFIKASI DEMOGRAFI RESPONDEN Tanggal
:
Nomor Responden : Nama (inisial)
:
Usia
: ___ Tahun
Pekerjaan
:
A. DATA UMUM / IDENTITAS RESPONDEN Petunjuk : 1. Isi tanggal sesuai dengan tanggal pengisian kuesioner. 2. Nama menggunakan inisial 3. Nomor responden responden diisi oleh pemberi intervensi. 4. Berilan tanda contreng benar.
1. Jenis Kelamin :
Laki-laki Perempuan 2. Status :
Tidak kawin Janda / Duda Kawin 3. Pendidikan terakhir :
Lain-lain SD SMP SMA Perguruan Tinggi
(√) pada jawaban yang Bapak/Ibu anggap
42
Lampiran 3. LEMBAR KUISIONER PENGETAHUAN DIET KUESIONER PENGETAHUAN TERHADAP DIET HIPERTENSI NO 1
PERTANYAAN Sayur-sayuran Sayur-sayur an (mentimun, wortel) adalah makanan yang baik bagi penderita tekanan darah tinggi
2
Ikan asin tidak baik bagi penderita hipertensi karena bisa meningkatkan tekanan darah
3
Olahraga tidak diperlukan, yang penting makan-makanan makan-mak anan yang bergizi
4
Makan gorengan dapat meningkatkan meningkatk an tekanan darah
5
Saat memasak makanan usahakan menggunakan garam sesedikit mungkin
6
Buah-buahan (papaya, semangka, pisang) dapat menurunkan tekanan darah tinggi
7
Orang yang gemuk dan tidak mengatur pola makan memiliki resiko terkena penyakit tekanan darah t inggi
8
Pola makan sangat penting bagi penderita tekanan darah tinggi
9
Orang yang memiliki tekanan darah tinggi memiliki resiko penyakit jantung, ginjal, stroke
10
Gulai, santan, sate kambing dapat meningkatkan tekanan darah
BENAR
SALAH
43
Lampiran 4. LEMBAR KUISIONER DASH
SELALU PERTANYAAN 3 1. Seberapa sering anda meningkatkan asupan sayur dan buah sampai 3 kali dalam porsi porsi makan anda? 2. Berapa kali seminggu anda makan makanan tinggi serat seperti buahbuahan dan sayuran? 3. Berapa kali seminggu anda makan daging merah didalam tiap porsi makan anda? 4. Ketika anda memilih produk susu, seberapa sering anda memilih produk susu rendah lemak dibandingkan dengan susu tinggi lemak? 5. Berapa kali seminggu anda makan bijibijian, kacang-kacangan dalam setiap anda masak 6. Pernahkah anda tahu bahwa sayursayuran lebih baik daripada daging untuk kesehatan anda? 7. Pernahkah anda tahu bahwa dengan memakan makanan seperti sayur, buah-buahan dan biji-bijian dapat mengurangi konsumsi garam per hari anda? 8. Seberapa sering anda makan ikan asin, kerang-kerangan atau makanan laut dibandingkan dengan sayur-sayuran dan buah-buahan 9. Seberapa sering anda makan buahbuahan sebagai pengganti camilan yang biasa anda makan? 10. Pernahkah anda tahu kalau memakan sayur-sayuran dan buah-buahan dalam tiap porsi makan perharinya dapat menurunkan tekanan darah?
SERING (>3 kali seminggu) 2
JARANG (< 3 kali seminggu) 1
TIDAK PERNAH 0
44
Lampiran
5.
LEMBAR
OBSERVASI
PEMBATASAN
GARAM
PADA
LANSIA No
NAMA PASIEN
Jumlah Penggunaan Garam dalam sehari (1 sendok teh = 2300 mg) Kunjungan
Kunjungan
Kunjungan
Kunjungan
Kunjungan
1
2
3
4
5
1
Ny. Dj
sejumput
Sejumput
sejumput
sejumput
sejumput
2
Ny. Sum
2 sendok
2 sendok
2 sendok
2 sendok
1 sendok
3
Ny. Gin
3 sendok
sejumput
sejumput
sejumput
Sejumput
4
Ny Sit
2 sendok
sejumput
sejumput
sejumput
1 sendok
5
Ny. Sr
1 sendok
1/2 sendok
1/2 sendok
1/2 sendok
½ sendok
6
Ny. K
1 sendok
1 sendok
1 sendok
1 sendok
1 sendok
7
Ny. P
1 sendok
1 sendok
1 sendok
1 sendok
1 sendok
8
Ny. S
3 sendok
2 sendok
2 sendok
2 sendok
2 sendok
9
Ny. SS
1 sendok
2 sendok
1 sendok
2 sendok
2 sendok
10
Ny. B
2 sendok
2 sendok
1 sendok
1 sendok
1 sendok
11
Ny. Sp
1 sendok
1 sendok
2 sendok
2 sendok
1 sendok
12
Ny. Sm
2 sendok
2 sendok
1 sendok
1 sendok
1 sendok
13
Ny. R
3 sendok
2 sendok
1 sendok
1 sendok
1 sendok
14
Tn. W
2 sendok
1 sendok
1 sendok
1 sendok
1 sendok
15
Ny. So
2 sendok
1 sendok
1 sendok
1 sendok
1 sendok
16
Tn. Su
2 sendok
2 sendok
1/2 sendok
2 sendok
2 sendok
17
Ny. Si
1/2 sendok
1/2 sendok
2 sendok
2 sendok
2 sendok
18
Ny. Su
2,5 sendok
2,5 sendok
1/2 sendok
½ sendok
½ sendok
19
Ny. Su2
1/2 sendok
1/2 sendok
1/2 sendok
½ sendok
½ sendok
20
Ny. Se
1 sendok
1 sendok
1 sendok
1 sendok
1 sendok
21
Ny. F
1 sendok
1 sendok
1 sendok
1 sendok
1 sendok
22
Ny. Hnf
1/4 sendok
1/4 sendok
sejumput
Sejumput
Sejumput
23
Ny. M
1/4 sendok
1/4 sendok
2 sendok
1 sendok
2 sendok
24
Tn. M
1 sendok
1 sendok
2 sendok
1 sendok
1 sendok
45
LAMPIRAN 6.LEMBAR OBSERVASI MAKANAN BERSERAT SAYURAN DAN BUAH N
NAM
o
A
Kunjungan/jenis Ke 1 / jenis
Ke 2 / jenis
Ke 3 / jenis
Ke 4 /jenis
PASIE
Ke 5 / jenis
N 1
Ny.
-
Kubis
Dj 2
Ny.
Mangga+jangan
Jangan asem
Pisang
asem Pisang
Kangkung
Kangkung
-
Kol tumis
-
Sayur bening
Pisang
Sayur bening
Melon
Sum 3
Ny. Gin
4
Ny Sit
Jangan asem
Dadar jagung
Melon
Kenikir+lodeh
Jagung
5
Ny. Sr
Sawi
Sawi+mangga
Sawi
Mangga
Sawi
6
Ny. K
Wortel
-
Timun
wortel
Wortel
7
Ny. P
Papaya+sop+a
Pepaya+baya
Mangga+agar+bay
Manga+sayur
Timun
gar
m
am
asem
8
Ny. S
Lodeh
Kangkung
Selada
-
Lodeh
9
Ny.
Tumis
Mangga+kaca
Sawi
Sayur asem
Sayur
SS
kangkung
ng panjang
kacang
asem+kac
panjang+touge
ang
+kol
panjang tumis
1
Ny. B
Pecel
tewel
-
Apel+mangga
Pecel
Sop
Sayur
Sop+sayur asem
sop
Sayur
0 1
Ny.
1
Sp
1
Ny.
2
Sm
1
asem+pepaya
asem
Bayam+pisang
pisang
Sop+mangga
Apel+sereal
-
Ny. R
-
-
Kangkung
-
Jus apel
Tn. W
-
-
Sawi
Bayam
Sirsak+lab
3 1 4
u
1
Ny.
5
So
Bayam
-
Sawi
Tumis kol
Sayur bening
46
bayam 1
Tn.
Bayam+sema
Bayam+sema
Pisang+apel+sema
6
Su
ngka
ngka
ngka
1
Ny. Si
Bayam+kangk
Bayam+kangk
ung
ung
Bayam+pisang
Bayam+pisang
7 1
Ny.
8
Su
1
Ny.
9
Su2
2
Ny.
0
Se
2
Ny. F
-
-
Pisang+kangkung
Pepaya
Semangka
Pisang+bayem
Manga+seman
Wortel
gka Wortel
Lodeh
-
-
bening Brokoli
Kacang
Daun singkong
panjang Kangkung
Bayam
-
Kacang tanah
Sayur
gorang
bening
-
Kacang
1
tanah
2
Ny.
2
Hnf
2
Ny.
3
M
2
Tn. M
4
Sayur
Mangga
-
-
Apel
Semangka
Sayur bening
Sayur bening
Sayur bening
Sayur bening
Jus sirsak
Sayur bening
Sayur bening
Sayur bening
Sayur bening
Sayur benig
47
LAMPIRAN 7. LEMBAR OBSERVASI MAKANAN BERLEMAK No
NAMA PASIEN
Kunjungan/jenis Ke 1 / jenis
Ke 2 / jenis
Ke 3 /
Ke 4 /jenis
jenis 1
Ny. Dj
2
Ke 5 / jenis
Susu indomilk
-
-
-
Susu sapi
Ny. Sum
Mujair+gule
Pindang
Pindang
-
Ikan asin
3
Ny. Gin
Rawon+bakso
Perkedel
-
-
Tahu santa
4
Ny Sit
Ikan asin
-
-
Telur
-
5
Ny. Sr
Santan
-
Pindang
-
-
6
Ny. K
-
-
Telur
Telur
telor santan
7
Ny. P
-
-
-
-
-
8
Ny. S
Mujair
-
Ikan asin
-
Susus sapi
9
Ny. SS
Ayam
Telur ayam
-
Telur
Santan
10
Ny. B
Ikan asin
-
Pepes
Ikan asin
-
pindang 11
Ny. Sp
-
-
-
-
-
12
Ny. Sm
-
Mujair
-
-
Sate kambing
13
Ny. R
-
-
-
Semur
Jeroan
ayam 14
Tn. W
cecek
Semur ayam
-
-
-
15
Ny. So
cecek
Bubur ayam
-
Susu sapi
-
16
Tn. Su
Gule+sate+ikan
Gule+sate+ikan
Tongkol
-
-
asin
asin
17
Ny. Si
-
-
-
-
-
18
Ny. Su
-
-
-
Gule
-
19
Ny. Su2
Susu indomilk
-
Santan
-
-
20
Ny. Se
-
-
Susu sapi
-
Susu sapi
21
Ny. F
Bakwan
-
Gulai
-
Gule
22
Ny. Hnf
-
Soto
Sate ayam
Sate
-
kambing 23
Ny. M
Ikan asin
Ikan asin
-
-
Opo
24
Tn. M
-
-
-
-
-
48
Lampiran 8. LEMBAR OBSERVASI TEKANAN DARAH LEMBAR OBSERVASI TEKANAN DARAH No
NAMA PASIEN
Tekanan Darah dalam mmHg Kunjungan 1
Kunjungan 2
Kunjungan 3
Kunjungan 4
Kunjungan 5
1
Ny. Dj
150/100 s
150/100
140/90
140/100
140/100
2
Ny. Sum
150/100 s
150/100 150/1 00
150/90
140/90
140/90
3
Ny. Gin
200/100 b
160/100
150/100
150/90
140/90
4
Ny Sit
150/90 r
150/90
140/90
140/80
130/80
5
Ny. Sr
150/100 s
140/100
140/100
130/90
120/80
6
Ny. K
140/80 r
150/80
140/100
130/90
140/90
7
Ny. P
130/80 n
130/80
120/80
130/80
140/80
8
Ny. S
160/100 s
150/100
140/90
140/100
150/100
9
Ny. SS
150/90 r
150/90
150/100
140/90
130/90
10
Ny. B
180/100 b
180/100
160/100
140/90
140/100
11
Ny. Sp
150/100 s
150/90
150/90
130/90
140/90
12
Ny. Sm
140/90 r
140/90
140/90
130/90
130/80
13
Ny. R
200/100 b
180/100
160/100
150/100
140/100
14
Tn. W
200/90 b
180/100
160/100
160/100
160/100
15
Ny. So
140/90 r
140/100
140/90
140/90
140/90
16
Tn. Su
170/100 s
160/100
150/100
150/90
150/90
17
Ny. Si
150/90 r
150/100
150/100
140/90
140/90
18
Ny. Su
140/80 r
140/80
140/90
130/90
130/80
19
Ny. Su2
160/100 s
150/90
140/90
140/90
140/90
20
Ny. Se
170/110 b
180/100
170/90
140/100
160/100
21
Ny. F
140/80 r
140/80
140/90
140/90
140/90
22
Ny. Hnf
150/90 r
150/100
150/90
150/90
140/90
23
Ny. M
130/90 n
130/80
130/90
130/80
120/80
24
Tn. M
140/90 r
140/90
140/90
140/90
140/90