E V I D E N C E B A SE SE D P R A CT CT I C E DI ABE TE S ME L LII TUS PADA PADA LANS LANSI A
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Keperawatan Gerontik Program Profesi Angkatan XXXV Unpad
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG
Diabetes militus merupakan penyakit metabolik kronis akibat kerusakan pankreas yang mengakibatkan produksi insulin berkurang atau tubuh tidak dapat menggunakan insulin secara efektif, hal ini mengakibatkan tingginya kadar gula dalam darah dan menimbulkan berbagai masalah sistemik (Kemenkes, 2014). Diabetes Melitus terdiri dari dua tipe yaitu Tipe 1 yang merupakan penyakit bawaan akibat adanya masalah genetik sehingga insulin tidak dapat berfungsi. DM tipe 2 merupakan diabetes yang disebabkan karena pola hidup tidak sehat. Secara epidemiologi, diperkirakan bahwa pada tahun 2030 prevalensi Diabetes Melitus (DM) di Indonesia mencapai 21,3 juta orang (Diabetes care, 2004). Sedangkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007 diperoleh bahwa proporsi penyebab kematian akibat
1.2 TUJUAN
Tujuan dari penulisan Analisis jurnal ini ialah: -
Menganalisa masalah yang sering terjadi pada perawatan pasien DM
-
Menganalisa EBP terkait intervensi untuk menigkatkan self-management pada pada pasien dengan DM
BAB II METODE REVIEW 2.1 Metode Review
Strategi pencarian dalam review ini menggunakan data base elektronik dengan membatasi pencarian berdasarkan judul, tahun terbit, jumlah sampel, dan jenis penelitian. Data base elektronik yang digunakan adalah Proquest, Google Scholar, Elsevier. Kata kunci yang digunakan adalah “Self-management “ Self-management ”, ”, “Diabetes Melitus”.
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Hasil
Berdasarkan jurnal-jurnal yang telah di analisis didapatkan hasil beberapa intervensi yang dapat dilakukan pada penderita diabetes diabetes. Beberapa hasil intervensi yang dapat dilakukan pada penderita diabetes diantaranya : 1. Diabetic self-management support melalui melalui Mobile Phone 2. Meningkatkan self-management Diabetes Diabetes pada pasien dengan level pendidikan yang rendah diukur dengan proporsi tingkat HbA1c, dislidemia, tekanan darah, indeks massa tubuh, dan lingkar pinggang. 3. Pendidikan perawatan diri dalam mempromosikan mempromosikan kualitas kualitas hidup pasien diabetes. 4. CBIA untuk meningkatkan pengetahuan, pengetahuan, sikap dan perilaku penderita penderita diabetes tipe 2
Berdasarkan hasil jurnal yang telah kami analisis didapatkan self-management pada diabetes dapat didukung melalui mobile phone agar pemberian edukasi tentang selfmanagement pada diabetes lebih efektif. Josefien van Olmen et al (2016) melakukan penelitian tentang Diabetic Self-Management Support Support melalui Mobile Phone di lakukan 3 negara yaitu DRC. Cambodia dan Philipp. Hasil yang didapatkan pada penelitian ini selama 2 tahun pengukuran HbA1c tersedia untuk 781 orang. Setelah 2 tahun didapatkan proporsi subjek dengan kontrol HbA1c 2,81% lebih tinggi pada kelompok intervensi. Banyak faktor yang mempengaruhi self-management mempengaruhi self-management setiap setiap individu diantaranya level pendidikan. Berdasarkan penelitian Antonio Olry de Labry Lima et al (2016) komunikasi antara pasien dan tenaga kesehatan lebih efektif dibanding dengan perawatan biasa untuk meningkatkan self managementnya. Hasil penelitiannya menunjukkan setelah 12 bulan mengalami peningkatan pada 2 kelompok. Analisi multipel menunjukkan adanya
yang berhasil. Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa pasien kontrol yang baik lebih mungkin untuk menguji glukosa mereka dua kali atau lebih sehari dan mengurangi asupan natrium mereka, serta meningkatkan buah dan sayuran dan membatasi ukuran porsi, beberapa mencapai kontrol yang baik tanpa olahraga. Pasien kontrol yang adil membahas beberapa strategi diet termasuk membatasi permen, minum minuman nonkalori, mengurangi karbohidrat, 'curang' (hanya makan beberapa permen / membatasi karbohidrat dalam satu kali makan untuk makan lebih banyak lagi) dan menguji glukosa mereka sekali sehari. Pasien kontrol yang buruk lebih cenderung melewatkan obat antidiabetes dan tidak menguji glukosa mereka. Meskipun uji klinis menunjukkan sebagian besar praktik self-manajemen memiliki efektivitas yang terbatas dari waktu ke waktu, peningkatan pemantauan glukosa merupakan komponen yang berharga dalam manajemen sehari-hari. Penelitian diperlukan
Tidak hanya melalui intervensi CBIA, self-management dapat dilakukan melalui pendekatan dengan keluarga yaitu memberikan edukasi tentang diabetes untuk meningkatkan self-efficacy, self-management , kualitas hidup dan mengontrol glukosa. Berdasarkan penelitian Nutchanath Wichit (2017) hasil yang didapatkan pemberian edukasi melalui keluarga menunjukkan Self efficacy, self-management efficacy, self-management dan dan kualitas hidup pada kelompok intervensi lebih baik daripada daripada kelompok kontrol dengan dengan nilai p<0,001
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 5.1 Kesimpulan
Berdasarkan jurnal-jurnal yang telah di analisis menunjukan bahwa terdapat beberapa intervensi yang efektif dan dapat dilakukan pada pasien dengan diabetes mellitus seperti : Diabetic Self-Management Support melalui Mobile Phone; Meningkatkan
Self-
Management Diabetes pada pasien dengan level pendidikan yang rendah diukur dengan proporsi tingkat HbA1c, dislidemia, tekanan darah, indeks massa tubuh, dan lingkar pinggang; Pendidikan perawatan diri dalam mempromosikan kualitas hidup pasien diabetes; CBIA untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku penderita diabetes tipe 2 dalam perawatan diri; Pemberian edukasi yang berorientasi pada keluarga untuk meningkatkan self-efficacy, self-management , control glukosa dan quality of life pada
BAB VI MASALAH DAN CARA MENGATASINYA MENGATASINYA 6.1 Masalah dan Cara Mengatasi
Hasil beberapa jurnal yang telah dianalisis terdapat masalah yang muncul yaitu perbedaan dari segi budaya, ide dan keyakinan dalam setiap negara atau kota yang berbeda. Namun kami mengatasi masalah mas alah tersebut dengan memodifikasi intervensi sesuai dengan budaya komunitas tertentu.
BAB VII L E S SO SON L E A R N E D
Menurut WHO, Diabetes Melitus (DM) didefinisikan sebagai suatu penyakit atau gangguan metabolisme kronis dengan multi etiologi yang ditandai dengan tingginya kadar gula darah disertai dengan gangguan metabolisme karbohidrat, lipid dan protein sebagai akibat dari insufisiensi fungsi insulin. Diabetes Melitus diklasifikasikan kedalam dua tipe sesuai dengan penyebabnya yaitu Tipe 1 yang merupakan penyakit bawaan akibat adanya masalah genetik sehingga insulin tidak dapat berfungsi, dan DM tipe 2 merupakan diabetes yang disebabkan karena pola hidup tidak sehat. Penyakit diabetes miletus merupakan penyakit kronis yang tidak dapat disembuhkan, namun dapat dimanajemen sedemikianrupa agar dapat meningkatkan kualitas hidup penderitanya, dan mencegah komplikasi akibat Diabetes Miletus. Metode Selfmanagement pada pasien diabetes mellitus diyakini dapat meningkatkan kualitas hidup dan mencegah terjadinya komplikasi DM. Banyaknya penelitian yang dilakukan untuk menunjang keberhasilan metode self-
DAFTAR PUSTAKA
Baraz, Shahram. (2017). Impact of the self-care education program on quality of life in patients with type II diabetes. diabetes. Diabetes & Metabolic Syndrome: Clinical Research & Reviews. DSX 845. https://doi.org/10.1016/j.dsx.2017.07.043 Hartayu, Tiwi H. (2012). Improving of Type 2 Diabetic Patients’ Knowledge, Attitude and Practice Towards Diabetes Self-care by Implementing Comunity-Based Interactive Approach (CBIA) -Diabetes Mellitus Strategy. BMC 5:315. Lima, Antonio Olry de Laby, et al. (2016). Effectitiveness of an intervention to improve diabetes self-mangement in cinical outcomes in patients with low educational level. Gac Sanit 31 (1):40-47. Published by Elsevier Espana. Doi : 10.1016/j.gaceta.2016.05.017. Olmen, Josefien Van, et al (2016). The effect of text message support on diabetes selfmanagement in developing countries – A randomised trial. Journal of clinical & Translational Endocrinology : 33 – 41. Published by Elsevier. Doi: 10.101/j.jcte.2016.12.005.
Weller SC, Baer Baer R, Nash A, et al. 2017. Discovering 2017. Discovering successful s uccessful strategies for diabetic selfs elfmanagement: a qualitative comparative study. study. BMJ Open Diab Res Care 2017 ; bmjdrc-2016-000349 5:e000349. doi:10.1136/ bmjdrc-2016-000349
LAMPIRAN
No
1
Judul Artikel dan Penulis The effect of text message support on diabetes selfmanagement in developing countries – A A randomised trial – trial – Josefien Josefien van Olmen et al (2016) setelah pemberian
Tujuan Penelitian
Populasi Sample dan teknik sampling
Penelitian ini Populasi bertujuan untuk penelitian ini mengevaluasi merupakan efektifitas masyarakat yang pemberian berasal dari 3 intervensi negara yaitu Diabetic Self DRC, Cambodia Management dan philippines. Support melalui melalui Pengambilan Mobile Phone dari sample segi proses dan menggunakan konten randomised pelaksanaan contol trial, dan program di 3 didapatkan negara yaitu DRC. sample untuk Cambodia. Dan setiap masingPhilipp masing sub penelitian sebanyak 480 orang dewasa dengan diabetes.
Jenis Penelitian
Teori atau konsep yang menjadi kerangka pemikiran
Randomised trial. Yang terdiri dari grup kontrol dan grup intervensi.
Kualitas perawatan diabetes Self manajemen Diabetes Self Management Education (DSME) & Diabetes Self Management Support (DSMS) Intervensi DSMS meliputi alat penunjang seperti brosur, Phon calls, dan website. Mobile teknologi memilik potensial untuk meningkatkan self manajemen, edukasi dan support
Meningkatkan pengetahuan dan persepsi Meningkatkan perilaku kesehatan
Variabel dan instrument Variabel Bebas Self-management : diukur dengan proporsi tingkat HbA1c Variabel terikat Perlakuan: Pemberian intervensi DSMS melalui pesan singkat.
Hasil
Kekuatan dan kelemahan penelitian Selama 2 tahun Kekurangan : pengukuran HbA1c HbA1c Jumlah sampel tersedia untuk 781 pada grup orang. Setelah 2 intervensi dan tahun didapatkan kontrol tidaklah proporsi subjek sama. dengan kontrol HbA1c 2,81% lebih tinggi pada kelompok intervensi.
2
Effectitiveness Penelitian ini of an bertujuan untuk intervention to mengetahui improve apakah intervensi diabetes selfdengan mangement in komunikasi antara cinical pasien dengan outcomes in tenaga medis patients with lebih efektif low educational dibanding level perawatan biasa untuk Antonio Olry meningkatkan de Labry Lima Self Management et al. Diabetes pada pasien dengan level pendidikan yang rendah di Andalusia, Spanyol.
Populasi penelitian ini merupakan masyarakat Spanyol yang berasal Pengambilan sample menggunakan pragmatic cluster randomised contol trial, dan didapatkan sample 184 orang dewasa dengan diabetes tipe 2, tingkat pendidikan rendah, dan hemoglobin terglikasi (HbA1c) >7%.
Pragmatic cluster randomised trial. Yang terdiri dari grup kontrol dan grup intervensi.
Teori yang digunakan: planed of behavior Level Pendidikan Rendah
Variabel Level HbA1c Kekurangan : Self-management : setelah 12 bulan Jumlah sampel diukur dengan mengalami pada grup Meningkatkan kesulitan proporsi tingkat peningkatan pada 2 intervensi dan dalam memproses HbA1c, dislidemia, kelompok. Analisi kontrol tidaklah komunikasi secara tekanan darah, indeks multipel sama. lisan, kurangnya massa tubuh, dan menunjukkan kesadaran tentang lingkar pinggang adanya signifkan pentingnya self yang lebih besar Kelebihan : management diabetes Instrumen yang pada grup Penelitian dilakukan sesuai digunakan : DSMRS intervensi. prosedur Kualitas perawatan (Diabetes Self diabetes Management Record Sheet) Self manajemen Diabetes Self Management Education (DSME) & Diabetes Self Management Support (DSMS) DSMRS (Diabetes Self Management Record Sheet) dan mobile phone Konumikasi lisan yang baik, juga Mobile teknologi memilik potensial untuk meningkatkan self
manajemen, edukasi dan support
Meningkatkan pengetahuan dan persepsi Meningkatkan perilaku kesehatan
3
Judul:
Penelitian
ini Sample:
Impact of the dilakukan untuk 30 pasien
Quasi-
Diabetes adalah
Variabel: self-care Variabel: self-care
Temuan
Kelebihan:
eksperimental
penyakit ireversibel
education , quality
menunjukkan
Model perawatan
self-care
menilai
penderita
yang membutuhkan
of
bahwa ada
diri adalah salah
education
pengaruh
diabetes
perawatan diri
life Instrumen: life Instrumen:
peningkatan yang
satu model yang
Teknik
seumur hidup dan
questionaire 36
signifikan dalam
telah digunakan
sampling :
rehabilitasi.
item
kesehatan Umum
dalam beberapa
life in patients dalam
Purposive
Pendidikan pasien
(P =
studi, dan
with type II
mempromosikan
sampling
untuk meningkatkan
0,027), Peran
penelitian telah
diabetes
kualitas
kemampuan mereka
fisik (P <0,001),
menunjukkan
dalam mengelola
Fisik berfungsi (P bahwa intervensi
Penulis:
perawatan diri adalah adalah
= 0,027), Sosial
berdasarkan
Shahram
juga efektif,
berfungsi (P =
model ini dapat
Baraz,
menurunkan risiko
0,029) dan nyeri
diterima pasien
Kourosh
mengembangkan
tubuh (P = 0,020).
dengan mudah.
Zarea, Hajiee
komplikasi dan
program
on pendidikan
quality of
perawatan diri
hidup
pasien diabetes.
Keterbatasan :
Bibi
mempromosikan
Kesimpulan:
Keterbatasan
Shahbazian
kualitas hidup.
Hasil dari
penelitian ini
penelitian ini
adalah penelitian
menunjukkan
ini dilakukan di
bahwa pasien
komunitas di
terstruktur
mana kualitas
pendidikan
hidup, persepsi
meningkatkan
dan pemahaman
'kesejahteraan'
seseorang tentang
pasien setelah
kehidupan di
dilakkukan
hubungan dengan
program
dan faktor
pengajaran.
budaya, ide dan
Program
keyakinan,
pendidikan
motivasi budaya
Diabetes harus
dan
menjadi dasar
kepentingan
bagi manajemen
pasien dapat
diabetes.
efektivitas
(2017)
metode ini, maka penelitian ini
akan berbeda dalam populasi lain dengan budaya yang berbeda dan lebih banyak sampel untuk konfirmasinya. 4
Judul:
Tujuan dari studi Populasi:
Improving of ini adalah untuk Penderita Type
2 mengetahui
diabetes tipe 2
Diabetic
apakah
Patients’
peningkatan
dari
Knowledge,
pengetahuan,
Dharma
Attitude
and sikap
ada yang
direkrut Sanata
dan University
(87
Quasi-
Diabetes melitus
Variabel:
Kelompok CBIA-
eksperimental
merupakan penyakit
pengetahuan, sikap,
DM menunjukkan
metabolik yang
perilaku
peningkatan
ditandai dengan
Instrumen:
jumlah partisipan
tingginya glukosa
KAP questionaire
yang mempunyai
dalam darah.
pengetahuan yang
Diabetes memerlukan
baik, yaitu dari
Practice
perilaku
orang)
perawatan, intervensi
40% (n = 30)
Towards
penderita
Sampel:
CBIA mendorong
hingga 80% pada
Diabetes Self- diabetes tipe 2 30 orang pada
partisipan untuk
M + 3 dengan
care
mencari dan
skor meningkat
menganalisis secara
secara signifikan
kritis mengenai
dari 13,1 ± 2,4
by dalam perawatan kelompok
Implementing
diri
Comunity-
dilakukan
yang intervensi
dan
30 orang pada
-
Based
intervensi CBIA. kelompok
penyakit dan
hingga 15,4 ± 2,0
Interactive
kontrol sampel:
perawatan yang harus
(uji Wilcoxon, p
Approach
Purposive
dijalani. CBIA dapat
<0,05),
sampling
meningkatkan
Sikap dari 20%
Diabetes
pengetahuan, sikap
hingga 50% pada
Mellitus
dan perilaku
M + 3, dengan
Strategy
penderita diabetes
skor meningkat
Penulis:
dalam self care
secara signifikan
penyakitnya.
dari 33,5 ± 4,1
(CBIA)
Titien
-
Siwi
Hartayu,
hingga 34,9 ± 6,2
Mohamed
(p = 0,031) dan
Izham MI, Sri
peningkatan
Suryawati
jumlah kepatuhan peserta untuk semua variabel perawatan diri untuk DM pada pos M + 6 intervensi.
5
Randomized Untuk Populasi pada a single-blinded controlled mengevaluasi penelitian ini randomized trial of a intervensi yang merupakan controlled trial
Individu yang menderita diabetes tipe 2
Variabel : efficacy, management,
self Berdasarkan Keterbatasan self karakteristik penelitian ini dasar, kecuali yaitu penelitian
familyoriented selfmanagement program to improve selfefficacy, glycemic control and quality of life among Thai individuals with Type 2 diabetes Nutchanath Wichit, George Mnatzaganian, Mary Courtney, Paula Schulz, Maree Johnson
berorientasi pada keluarga untuk meningkatkan self efficacy, self management, mengontrol gukosa dan kualitas hidup pada individu dengan diabetes tipe 2 di negara Thailand.
orang dewasa yang didiagnosa diabetes tipe 2 yang melakukan perawatan lanjutan di klinik diabetes Rumah Sakit Thachang. Sampel pada penelitian ini terdiri dari 140 individu yang dibagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok intervensi dan kelompok kontrol. Teknik sampling yang digunakan pada penelitian ini adalah a single blinded randomized controlled trial yaitu semua indivu yang
control glukosa dan uasia tidak ada Dilakukan evaluasi quality of life perbedaan yang untuk signifikan membandingkan self membandingkan self Instrument yang diantara semua efficacy, self digunakan DMSES kelompok. management, control ( Diabetes Diabetes Self efficacy, self glukosa dan quality Management Self- management dan of life Efficacy Scale), Scale), kualitas hidup Pada penderita PTES ( Perceived pada kelompok diabetes Therapeutic intervensi lebih Efficacy Scale), Scale), baik daripada Menggunakan SDSCA (Summary (Summary kelompok kontrol kuesioner DMSES, of Diabetes Self- dengan nilai PTES, SDSCA, DKQ Care Activities), Activities), p<0,001. SF12 (12-item (12-item Pemberian edukasi Short Form Health yang berorientasi Survey), Survey), DKQ pada keluarga untuk ( Diabetes Diabetes meningkatkan self meningkatkan self Knowledge efficacy, self Questionnaire), Questionnaire), management, control HbA1c glukosa dan quality ( Haemoglobin Haemoglobin of life pada life pada penderita A1c). A1c). diabetes Teori : self efficacy theory
ini berfokus pada self-efficacy dan manajemen diri kemampuan, standarisasi dosis agen hipoglikemik tidak dilakukan.
6
sedang rawat jalan dengan diabtes diambil sebagai sampel berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi yang ditentukan. ini Penelitian ini Kualitatif,
Judul:
Penelitian
Discovering
bertujuan untuk terdiri dari 56
successful
melihat
strategies for
hidup
diabetic
self- diabetes
Diabetes adalah
Variabel:
Temuan
Kelebihan:
penyebab utama dari
Self-management
penelitian ini
Metode self-
kasus baru kebutaan,
baik dan buruk
menunjukkan
management telah
pasien diklasifikasikan
gagal ginjal dan
Instrumen:
bahwa pasien bahwa pasien
banyak digunakan
dalam menjadi
amputasi non-trauma.
Peserta ditanya
kontrol yang baik
untuk membantu
Self-management
dengan pertanyaan
lebih mungkin
meningkatka
adalah bagian penting
terbuka tentang
untuk menguji
pengetahuan
dari manajemen
faktor gaya hidup
glukosa mereka
pasien diabetes
diabetes dan
yang
dua kali atau
dalam mengontrol
termasuk praktik
mempengaruhi
lebih sehari dan
kadar gula darah
pasien mengenai diet,
kontrol glikemik
mengurangi
pada penelitian
aktivitas fisik,
(penggunaan obat,
asupan natrium
ini dapat terlihat
pemantauan glukosa,
diet, olahraga,
mereka, serta
perbedaan antara
dan penggunaan obat
pengujian glukosa,
meningkatkan
tingkat gula
yang benar.ik.
dukungan, dan
buah dan sayuran
darahdari tiga
gaya sample
management:
pengontrolan
a qualitative
yang baik dan kontrol
comparative
buruk,
study
tersebut
yang
kelompok baik,
hal kelompok kontrol adil dan
diperlukan untuk kelompok Penulis:
mengidentifikasi
kontrol
buruk,
Susan C
praktik
dan dan dicocokkan
Weller,
strategi
yang lintas kelompok
Roberta Baer,
terjadi
Anita Nash,
alami
secara berdasarkan yang durasi
diabetes
komparatif
Noe Perez.
menghasilkan
(± 5 tahun) dan
sebagainya),
dan membatasi
kelompok
manajemen
modalitas
riwayat penyakit
ukuran porsi,
kontrol.
mereka (durasi dan
beberapa
Keterbatasan :
diabetes
yang pengobatan
berhasil.
(tidak ada, oral,
obat-obatan), dan
mencapai kontrol
Keterbatasan
.
insulin + oral)
informasi
yang baik tanpa
penelitian ini
untuk
demografis (usia,
olahraga. Pasien
adalah penelitian
mengontrol
jenis kelamin, dan
kontrol yang adil
ini adalah tidak
faktor non-gaya
kesukuan).
membahas
diketahuinya
hidup.
beberapa strategi
tingkat
Analisis
diet termasuk
pendidikan dari
komparatif
membatasi
masing-masing
kualitatif
permen, minum
sample.
mengidentifikasi
minuman non-
praktik
kalori,
yang
membedakan
mengurangi
kelompok
karbohidrat,
glikemik.
'curang' (hanya
Metode
makan beberapa
penelitian yang
permen /
digunakan
membatasi
adalah
karbohidrat dalam
Wawancara
satu kali makan
semi terstruktur
untuk makan
dengan
lebih banyak lagi)
pasien
dewasa dengan
dan menguji
diabetes tipe 2
glukosa mereka
dieksplorasi
sekali sehari.
diet,
Pasien kontrol
persiapan
makanan, aktivitas
yang buruk lebih fisik,
penggunaan obat
cenderung melewatkan obat
dan
antidiabetes dan
pemantauan
tidak menguji
glukosa
glukosa mereka.
Kesimpulan: Meskipun uji klinis menunjukkan sebagian besar praktik self praktik selfmanajemen
memiliki efektivitas yang terbatas dari waktu ke waktu, peningkatan pemantauan glukosa merupakan komponen yang berharga dalam manajemen sehari-hari. Penelitian diperlukan pada efektivitas strategi diet yang menekankan pemantauan natrium dan memungkinkan beberapa tingkat
kecurangan. Mengajukan kembali kelas pendidikan diabetes dan menyediakan kotak pil sebagai alat bantu memori dapat membantu meningkatkan kontrol yang buruk.