LAPORAN KASUS KANDIDIASIS KUTIS
Oleh : Lailatul Fitriyah 01.207.5508
Pembimbing Klinik:
dr. Wahyu Hidayat, Sp.KK
Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Kulit Dan Kelamin Rs Sunan Kalijaga Demak FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG SEMARANG 2015
TINJAUAN PUSTAKA
Definisi
Kandidiasis kutis adalah suatu penyakit kulit yang disebabkan oleh infeksi jamur dari genus Candida. Kandidiasis terbagi menjadi 2 macam yakni kandidiasis profunda dan kandidiasis superfisial. Kandidiasis kutis termasuk dalam kandidiasis superficial. Berdasarkan letak gambaran klinisnya terbagi menjadi kandidiasis lokalisata (kandidiasis intertriginosa dan kandidiasis perianal) dan generalisata. Organisme ini menyukai daerah yang hangat dan lembab, misalnya pada daerah lipatan kulit.
Etiologi
Penyebab tersering adalah Candida albicans. Spesies patogenik yang lainnya adalah C. tropicalis, C. parapsilosis, C.guilliermondii, C. krusei, C.pseudotropicalis, C. lusitaneae.
Epidemiologi
Penyakit ini terdapat di seluruh dunia, dapat ditularkan secara langsung dan tidak langsung, baik pria maupun wanita dan dapat menyerang semua umur. Pada bayi dan orang tua lebih mudah terkena infeksi karena status imunologiknya tidak sempurna. Lebih banyak pada daerah tropis dengan kelembapan tinggi. Riwayat diabetes mellitus adalah salah satu faktor yang dapat mempermudah berkembangnya Candida albicans ini.
Patogenesis
Candida albicans bentuk yeast-like fungi dan beberapa spesies kandida yang lain memiliki kemampuan menginfeksi kulit, membran mukosa, dan organ dalam tubuh. Organisme tersebut hidup sebagai flora normal di mulut, traktus vagina, dan usus. Dan berkembang biak melalui ragi yang berbentuk oval. Kehamilan, kontrasepsi oral, antibiotik, diabetes, kulit yang lembab, pengobatan steroid topikal, endokrinopati yang menetap, dan faktor yang berkaitan dengan penurunan imunitas seluler menyediakan kesempatan ragi menjadi patogenik dan memproduksi spora yang banyak pseudohifa atau hifa yang utuh dengan dinding septa. Ragi hanya menginfeksi lapisan terluar dari epitel membran mukosa dan kulit (stratum korneum).
Lesi pertama berupa pustul yang isinya memotong secara horizontal di bawah stratum korneum dan yang lebih dalam lagi. Secara klinis ditemukan lesi merah, halus, permukaan mengkilap, cigarette paper-like, bersisik, dan bercak yang berbatas tegas. Kebanyakan spesies kandida memiliki faktor virulensi termasuk faktor protease. Kelemahan faktor virulensi tersebut adalah kurang patogenik. Kemampuan bentuk yeast untuk melekat pada dasar epitel merupakan tahapan paling penting untuk memproduksi hifa dan jaringan penetrasi. Penghilangan bakteri dari kulit, mulut, dan traktus gastrointestinal dengan flora endogen akan menyebabkan penghambatan mikroflora endogen, kebutuhan lingkungan yang berkurang dan kompetisi zat makanan menjadi tanda dari pertumbuhan kandida. Infeksi kandida juga diperburuk oleh pemakaian antibiotik, perawatan diri yang jelek, dan penurunan aliran saliva, dan segala hal yang berkaitan dengan umur. Pengobatan dengan agen sitotoksik (methotrexate, cyclophosphamide) untuk kondisi rematik dan dermatologik atau kemoterapi agresif untuk keganasan pada pasien usia lanjut juga memberikan resiko yang tinggi terhadap kandidiasis.
Faktor Predisposisi
-
Bayi, wanita hamil, dan usia lanjut
-
Gangguan fungsi imun (Primer : penyakit kronik granulomatosa,sekunde r :
leukemia, terapi kortikosteroid) -
Kemoterapi
-
Penyakit endokrin; diabetes mellitus
-
Keganasan
Gejala Klinis
Manifestasi klinis yang muncul dapat berupa gatal yang mungkin sangat hebat. Terdapat lesi kulit yang kemerahan atau terjadi peradangan, semakin meluas, makula atau papul, mungkin terdapat lesi satelit (lesi yang lebih kecil yang kemudian menjadi lebih besar). Lesi terlokalisasi di daerah lipatan kulit, genital, bokong, di bawah payudara, atau di daerah kulit yang lain.
Kandidiasis Kutis Lokalisata
o
Kandidiasis Intertriginosa Lesi timbul di daerah lipatan kulit ketiak, lipat paha, intergluteal, lipat
payudara, antara jari tangan atau kaki, glans penis, dan umbilikus. Berupa bercak yang berbatas tegas, bersisik, basah, dan eritematosa. Lesi tersebut dikelilingi oleh satelit berupa vesikel-vesikel dan pustul-pustul kecil atau bula yang bila pecah meninggalkan daerah yang erosif, dengan pinggir yang kasar dan berkembang seperti lesi primer. Pada
sela-sela
jari
sering
ditemukan
pada
orang
yang
banyak berhubungan dengan air, seperti tukang cuci, petani di sawah, orang yang memakai kaus kaki dan sepatu terus-menerus. Kandidiasis pada kaki dan sela-sela jari ini sering disebut “kutu air”, dimana kulit di sela-sela jari menjadi lunak, terjadi maserasi dan mengelupas seperti kepala susu. Faktor predisposisi kandidiasis intertriginosa adalah diabetes mellitus, kegemukan, banyak berkeringat, pemakaian obat antibiotik, kortikosteroid dan penyakit-penyakit yang menyebabkan daya tahan tubuh menurun.
o
Kandidiasis Perianal Terjadi pada kulit di sekitar anus yang banyak ditemukan pada bayi,
sering disebut juga sebagai kandidiasis popok atau diaper rash. Hal ini terjadi karena popok yang basah oleh air kencing tidak segera diganti, sehingga menyebabkan iritasi kulit genital dan sekitar anus. Popok yang basah akan tampak seperti area intertriginosa buatan, merupakan tempat predisposisi untuk infeksi ragi. Lesi yang tampak berupa dasar merah dan pustule satelit. Kadang sering dijumpai pula gejala pruritus ani. Bentuk nodular granulomatosis kandidiasis di daerah popok, muncul sebagai kusam, eritem, dan nodul dengan bentuk yang tidak teratur, kadang-kadang dasar yang eritem merupakan reaksi biasa untuk infeksi jamur Candida yang disebabkan oleh steroid.
Kandidiasis Kutis Generalisata Lesi terdapat pada glabrous skin, biasanya terdapat juga di lipatan payudara, intergluteal, dan umbilikus. Sering disertai glositis, stomatitis, dan
paronikia. Lesi berupa ekzematoid, dengan vesikel-vesikel dan pustul-pustul. Penyakit ini sering terdapat pada bayi, mungkin karena ibunya menderita kandidiasis vagina atau mungkin karena gangguan imunologik sehingga daya tahan tubuh bayi tersebut rendah. Pada bayi baru lahir yang menderita kandidiasis kutis generalisata, dengan vesikulopustul di atas eritem muncul pada saat bayi baru lahir atau beberapa jam setelah lahir. Lesi pertama kali muncul di muka, leher dan menyebar ke seluruh tubuh dalam waktu 24 jam.
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan antara lain : -
Pemeriksaan langsung
Pemeriksaan dengan kerokan kulit dengan penambahan KOH 10% akan memperlihatkan elemen Candida berupa sel ragi, blastospora, pseudohifa atau hifa semu. Pemeriksaan langsung tidak dapat menetukan identifikasi etiologi secara spesifik dan kurang sensitif dibandingkan dengan biakan. Pemeriksaan langsung mempunyai nilai sensitifitas dan spesifisitas sebesar 89,4% dan 83,90%. -
Pemeriksaan Biakan
Biakan merupakan pemeriksaan paling sensitif untuk mendiagnosis infeksi Candida. Sabouraud Dextrose Agar (SDA) merupakan media standar yang banyak digunakan untuk pemeriksaan jamur. Media ini mengandung 10 gr pepton, 40 gr glukosa, dan 10 gr agar, serta ditambahkan 1000 ml air. Penambahan antibiotika (Kloramfenikol) pada SDA digunakan untuk mencegah pertumbuhan bakteri. Biakan diinkubasi pada suhu kamar atau lemari 370C, koloni tumbuh setelah 24-48 jam, berupa yeast like colony. Koloni berwarna putih sampai kecoklatan, basah, atau mukoid dengan permukaan halus dan dapat berkerut. Identifikasi Candida albicans dilakukan dengan membiakkan pada corn meal agar.
Diagnosis Banding
-
Eritrasma
-
Dermatofitosis (tinea)
-
Dermatitis intertriginosa
Penatalaksanaan
Sistemik: Amfoterisin B (diberikan intravena untuk kandidiasis sistemik) 0,5-1 mg/kgBB Ketokonazol dosis tunggal 400 mg/hari selama 5 hari Antihistamin (CTM, Cetirizine, Loratadin)
Topikal o
Larutan ungu gentian 0,5-1 % untuk selaput lendir, 1-2% untuk
kulit dioleskan sehari 2 kali selama 3 hari o
o
Nistatin dapat diberikan berupa krim, salep, emulsi. Golongan azol
Mikonazol 2% berupa krim atau bedak
Klotrimazol 1% berupa bedak, larutan dan krim
Tiokonazol, bufonazol, isokonazol
Siklopiroksolamin 1% berupa larutan, krim
Antimikotik topikal lain yang berspektrum luas.
Edukasi -
Jaga kebersihan diri, mandi 2x sehari dengan air dan sabun
-
Jangan menggaruk lesi
-
Hindari pemakaian handuk atau yang lainnya secara bersama
-
Semua pakaian dan alas tidur dicuci dengan air panas, jangan memakai pakaian dalam dari bahan sintetik, plastik atau imitasi
-
Usahakan tubuh atau daerah lesi tetap kering, jangan dibiarkan basah atau lembab.
-
Konsumsi obat teratur
-
Kontrol rutin
Prognosis
Prognosis kandidiasis kutis umumnya baik, bergantung pad a berat ringanya faktor predisposisi. Biasanya dapat diobati tetapi terkadang sulit dihilangkan. Infeksi berulang merupakan hal yang umum terjadi.
LAPORAN KASUS IDENTITAS PASIEN
Nama
: An.Arif Rama Sanjaya
Jenis Kelamin
: Laki-laki
Umur
: 5 bulan
Berat Badan
:-
Pekerjaan
:-
Tanggal Periksa
: 20 Februari 2015
Alamat
: Wonosari Demak
ANAMNESIS (Alloanamnesis dengan Ibu pasien)
Keluhan Utama : bintik kemerahan di leher, punggung dan lipatan paha
Riwayat Penyakit Sekarang Keluhan dirasakan sudah ± 1 bulan di daerah leher, punggung dan lipatan paha. Bintik kemerahan terasa gatal menyebabkan pasien rewel. Bintik kemerahan pertama muncul di leher kemudian menyebar ke punggung dan lipatan paha. Bintik kemerahan tidak ditemukan di daerah kepala, wajah, ketiak, dada, pusar, daerah pantat maupun daerah alat kelamin. Pasien sudah pernah diberi obat oles oleh orang tuanya yang didapat dari Bidan, keluhan berkurang tetapi akan kambuh lagi, sehingga meninggalkan sisa bercak – bercak keputihan di daerah leher, dan di daerah punggung. Ibu pasien menerangkan bahwa pasien sering berkeringat dan kondisi lingkungan rumah yang panas dan lembab. Jika berkeringat rasa gatal akan bertambah sehingga pasien rewel dan sulit tidur.
Riwayat Penyakit Dahulu Pasien belum pernah sakit seperti ini sebelumnya.
Riwayat Penyakit Keluarga Tidak ada keluarga yang sakit seperti ini.
Riwayat Sosial Ekonomi Pasien adalah anak pertama, ayah pasien adalah wiraswasta dan ibu pasien adalah ibu rumah tangga. Biaya pengobatan pasien ditanggung oleh sendiri.
PEMERIKSAAN FISIK
Status Dermatologi:
Lokasi
: Lipatan leher depan , punggung, lipatan paha.
UKK
: Makula eritem, makula hipopigmentasi, papul eritem, skuama (+)
DIAGNOSIS BANDING
Kandidiasis Kutis
Lokasi : lipatan kulit,seperti ketiak, bawah payudara, lipat paha, lipat leher, intergluteal, antara jari kaki dan tangan. UKK : bercak kemerahan kulit yang berbatas tegas, erosi dan bersisik, lesi tersebut dikelilingi
oleh
satelit
berupa
pustul-pustul
kecil
atau
bula
yang
bila
pecahmeninggalkan daerah erosif, dengan pinggir yang kasar dan berkembangseperti lesi primer. Lesi relatif lebih basah.
Tinea versikolor
Lokasi : dapat terjadi di mana saja di permukaan kulit, lipatan paha, ketiak , leher, punggung, dada, lengan , wajah. UKK : makula dapat hipopigmentasi, kecoklatan, keabuan atau kehitaman dalam berbagai ukuran dengan skuama halus diatasnya
Sinar Wood : fluoresensi kuning keemasan
Eritrasma
Lokasi : lipat paha, skrotum pada pria, labia mayor pada wanita, ketiak, intergluteal UKK : eritema luas berbatas tegas dengan skuama halus dan terkadang erosif. Lesi kering dan tidak ada lesi satelit. -
Sinar Wood : fluoresensi merah bata
PEMERIKSAAN PENUNJANG Pemeriksaan KOH 10% ditemukan sel ragi (+), blastospora (+), pseudohifa (+), Pemeriksaan biakan dalam agar dekstrosa glukosa Sabouraud (setelah 24 – 48 jam)
ditemukan yeast like colony (+)
DIAGNOSIS KERJA
Kandidiasis Kutis
PENATALAKSANAAN
Terapi Sistemik
Cortamine Syrup (Betametason 0,25mg + Deksklorfeniramin maleat 2mg) 3 x ½ cth Imunos Syrup 1x ½ cth
Terapi Topikal o
Sampo/sabun ketokonazol 2% untuk mandi
o
Bedak kocok (Lotio Faberi) siang dan malam
o
Krim jamur ( As. Salisilat + Sulfur + Ketokonazol) pagi dan sore
EDUKASI
Pasang kipas angin dengan diameter kipas ± 30 cm atau 2 kilan.
Jaga kebersihan diri dan pakaian, mandi 2x sehari dengan air dan sabun.
Jangan menggaruk lesi.
Hindari pemakaian handuk atau yang lainnya secara bersama.
Usahakan tubuh atau daerah lesi tetap kering, jangan dibiarkan basah atau lembab.
Konsumsi obat teratur dan sesuai petunjuk dokter.
Kontrol rutin.
PROGNOSIS
Qua ad Vitam
: Ad bonam
Qua ad Sanam
: Dubia ad bonam
Qua ad Cosmeticam
: Dubia ad bonam
KOMPLIKASI
1. Rekurens atau infeksi berulang kandida pada kulit. 2. Infeksi pada kuku yang mungkin berubah menjadi bentuk yang aneh dan mungkin menginfeksi daerah di sekitar kuku. 3. Disseminated
candidiasis
yang
mungkin
terjadi
pada
tubuh
yang
immunocompromised .
RINGKASAN
Telah dilaporkan kasus Kandidiasis Kutis. Keluhan utama timbul bintik kemerahan di leher, punggung dan lipatan paha dirasakan sudah ± 1 bulan Pasien sudah pernah diberi obat oles oleh orang tuanya yang didapat dari Bidan, keluhan berkurang tetapi akan kambuh lagi, sehingga lama – kelamaan bintik kemerahan menimbulkan bekas berupa bercak – bercak keputihan di daerah leher, dan di daerah lipatan paha. Pada pemeriksaan fisik ditemukan Makula eritem, makula hipopigmentasi, papul eritem, dan skuama pada lipatan leher depan, punggung dan lipatan paha. Pada pemeriksaan KOH 10% diharapkan ditemukan sel ragi (+), blastospora (+), pseudohifa (+) dan pemeriksaan biakan Sabouraud diharapkan ditemukannya yeast like colony (+). Pasien ini diterapi dengan menggunakan terapi topikal Sampo/sabun ketokonazol 2% digunakan saat mandi, bedak kocok (Lotio Faberi) untuk siang dan malam dan krim jamur (As. Salisilat + Sulfur + Ketokonazol) untuk pagi dan sore, serta terapi sistemik Cortamine Syrup (Betametason 0,25mg + Deksklorfeniramin maleat 2mg) 3x ½ cth. Prognosis untuk pasien tersebut adalah Qua ad Vitam : ad bonam, Qua ad Sanam : dubia ad bonam, Qua ad Cosmeticam : dubia ad bonam.
Lampiran Gambar:
Gambar 1. Lipatan leher. Makula eritema, makula hipopigmentasi, papul eritem,
Gambar 2. Di daerah Punggung. Makula eritema, makula hipopigmentasi, papul eritem dan skuama.
Gambar 3.Lipatan paha. Makula eritema, Makula Hipopigmentasi, Skuama.