BAB I STATUS PASIEN Identitas Pasien Nama
: An. K
•
Usia
: 11 bulan
•
Jenis Kelamin
: Perempuan
Nama Orangtu Orangtuaa
: Ibu. M
•
Alamat
: Kp. Cianjur
•
Tangg nggal masuk RS
: 02-05-2012
No.RMK No.RMK
: 4622312 4622312
•
•
•
Alloanamnesis pada Ibu Pasien KU
: Mencre ncrett dise isertai munta ntah
RPS RPS
: Sejak Sejak 3 hari sebel sebelum um masuk masuk ruma rumah h sakit sakit anak mencr mencret et.. Mencr Mencret et lebih lebih dari dari 10x
sehari, kurang lebih setengah gelas belimbing setiap mencret, konsistensi cair dan terdapat ampas berwarna kekuningan, terdapat darah di sangkal dan lendir di sangkal. Sebelum mencret mencret pender penderita ita juga mengal mengalami ami muntah muntah 4x sebanya sebanyak k kurang kurang lebih lebih seteng setengah ah gelas gelas belimbing belimbing tiap muntah. muntah. muntah terutama terutama setelah setelah makan minum dan muntah berisikan berisikan makanan dan cairan. Pada awalnya anak rewel dan terus menangis disertai tambah sering menetek dengan minum sangat bernafsu (seperti kehausan) namun sejak 2 hari terakhir anak mulai malas untuk menetek dan tampak amat lemas. Menurut Ibu OS, anaknya juga mengalami demam sejak mencret muncul. Demam terus menerus, muncul mendadak, dan langsung langsung tinggi. tinggi. Riwayat Riwayat kejang kejang disangk disangkal. al. Penderi Penderita ta masih masih bisa bisa BAK dengan dengan lancar, lancar, sehari 3 kali BAK. Gejala mimisan atau gusi berdarah disangkal. Dirumah tidak ada yang menderita demam berdarah dan tidak ada penyemprotan pada hari – hari terakhir. Keluhan nyeri telinga disangkal. Nyeri saat buang air kecil disangkal, nyeri saat menelan disangkal, nyeri perut disangkal. Sehari-hari menurut ibu OS satu keluarga biasa meminum air yang berasal dari air sumur yang telah dimasak. Seluruh alat makan dicuci menggunakan air sumur yang sama. Botol susu biasanya hanya dicuci dengan menggunakan air biasa bukan air mendidih.
a. Riwa Riwayat yat penya penyakit kit dahul dahulu u: Sebelumnya Sebelumnya pasien pasien belum pernah menderita penyakit seperti ini. Riwayat Riwayat asma disangkal. Riwayat batuk lama disangkal. Riwayat trauma disangkal b. Riwayat Riwayat penyakit penyakit keluarga keluarga : Riwayat alergi disangkal, riwayat asma dan TBC disangkal. c. Riwa Riwaya yatt peng pengob obat atan an Pasien sudah berobat di bidan dan diberi obat penurun panas d. Riway iwayat at Ale Alergi rgi Aler Alergi gi obat obat atau atau maka makanan nan disan disangk gkal. al. Riwa Riwayat yat aler alergi gi pada pada orang orang tua tua disangkal e. Riwa Riwaya yatt keha kehami mila lan n: Selama hamil ibu pasien pasien memeriksakan memeriksakan kehamilan ke bidan 1 bulan sekali. Ibu hamil An. K pada usia 20 tahun. Ini adalah kehamilan pertama kalinya. Selama hamil ibu tidak menderita hipertensi, diabetes melitus, eklampsia atau penyakit berat lainnya. lainnya. Ibu Ibu makan dan dan minum sesuai anjuran anjuran bidan. bidan. f. Riway iwayat at Kel Kelahir ahiran an : By.K lahir cukup bulan ( 9 bulan) dirumah ditolong oleh bidan di RSUD Cianjur. Pasien merupakan anak pertama dari ibu G1P1A0. Pasien lahir spontan dan langsung langsung menangi menangis. s. Berat Berat lahir lahir 2900 2900 gr, panjang panjang badan badan 47 cm dan lingkar lingkar kepala ibu tidak tahu. Warna air ketuban ibu juga tidak tahu. Diakui ibu tidak terdapat penyulit saat persalinan. g. Riwa Riwayat yat pemb pember erian ian maka makanan nan : -
Anak Anak diberi diberikan kan ASI ekskl eksklusi usiff tanpa tanpa makana makanan n tamba tambahan han apapu apapun n seme semenja njak k lahir hingga sekarang.
-
Kesan Kesan : pemb pember eria ian n maka makanan nan sesu sesuai ai denga dengan n usia usia..
h. Riwa Riwaya yatt perk perkem emba bang ngan an -
-
Motorik kasar : •
Usia 3 bulan sudah bisa mengangkat kepala
•
Usia 8 bulan sudah bisa merangkak
•
Usia 11 bulan sudah bisa berdiri namun masih suka terjatuh
Motorik halus : •
Usia 6 bulan sudah bisa menggapai benda
•
Usia 10 memukulkan 2 benda (saling disentuhkan)
-
Bahasa : sudah bisa mengoceh dan bisa menyebutkan mama
-
Sosi Sosial al : bere beresp spon on terh terhad adaap oran orang g yang yang baru baru diken ikenal al,, dan dan sudah udah bisa bisa tersenyum.
Kesan : perkembangan sesuai usia i.
Riway iwayat at imun imunis isas asii : -
Hepatitis B, BCG, Polio saat lahir
-
DPT dengan HB di kombo sudah 3 kali
-
Polio (ditetes) sudah 3 kali
-
Campak (d (di pah paha) a) 1 ka kali
Kesan : Imunisasi dasar lengkap sesuai usia.
PEMERIKSAAN FISIK •
Keadaan Umum
: Tampak lemah, malas menetek
•
Kesadaran
: Letargis
Tanda Vital •
•
•
Suhu
: 37,6 oC
Nadi
: 156 x/menit
Pernapasan
: 52x/menit
Status Antropometri •
Panjang Badan : 74 cm
•
Berat Badan
: 8 kg
•
LK
: 45 cm •
BB/U BB/U = (8/9) (8/9) x 100 %
= 88% (Gizi (Gizi baik) baik)
•
TB/U = (74 (74/73) x 100%
= 10 101,3 % (Ti (Tingg nggi ba baik/ ik/nor normal) al)
•
BB/TB = (8/9.4) .4) x 100%
= 85 % (Gizi izi baik) ik)
Kesan: Status gizi baik
Status Generalis
Kepala •
Bentuk
: Normocephal, Ubun-ubun cekung(+)
•
Mata ata
: Ce Cekung ung (+ (+), konju njungt ngtiva iva ti tidak dak ane anem mis, skl skleera tid tidaak ik ikter terik, air ma mata
masih keluar (+) •
Hidung
: Sekret (-), darah (-) ,PCH (-)
•
Telinga
: Sekret (-), serumen (-)
•
Mulut
: Mukosa mulut kering (+), POC (-)
Leher :Pembesaran KGB (-), Retraksi SS (-) Thorax •
Pulmo •
Insp Inspek eksi si
: Perg Pergeeraka rakan n dind dindiing tho thorrax kir kirii-kan -kanan an sim simet etrris, is, tida tidak k ada ada
bekas luka, luka, tidak ada ada benjolan, benjolan, retraksi retraksi ICS (-) •
Palp Palpas asii : voca vocall frem fremit itus us sul sulit it din dinil ilai ai
•
Perku Perkusi: si: Sonor Sonor pada pada selu seluru ruh h lapang lapang par paru u kiri-k kiri-kana anan n
•
Ausk Auskul ulta tasi si
: Suar Suaraa nafa nafass vesik vesikul uler er disel diselur uruh uh lapan lapang g paru paru kiri kiri-k -kan anan an..
Ronkhi (-/-), wheezing (-/-) •
Cor •
Inspeksi
: Ictus cordis tidak tampak
•
Palp Palpas asii
: Ictu Ictuss cor cordi diss tera teraba ba di ICS ICS 4 line lineaa mid midkl klav avik ikul ulaa sin sinis isttra. ra.
•
Ausk Auskul ulttasi asi
: Bun Bunyi yi jant jantun ung g I dan dan II II re regule guler, r, mur murmur mur (-) (-),, gal galllop (-) (-)
•
Inspeksi
: Supel, datar, retraksi epigastrium (-).
•
Auskultasi
: Bising usus meningkat
•
Palpasi
: Nyeri pada epigastrium (-),turgor kulit menurun >2 detik
•
Perkusi
: Timpani pada keempat kuadran abdomen
Abdomen
Ekstremitas : •
Akral hangat, Edema (-), CRT < 2 detik
Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium
02-05 02- 05-2012 -2 012 Hematologi Leukosit
: 8,1 . 103 µ/L
Hemogl moglob obin in
: 11,5 11,5
gr/d gr/dll
Hematokrit
: 24,7
gr%
MCV
: 72,7
fl fl
MCH
: 24,1
pg pg
MCHC
: 33.1
g/dl
Trombosit
: 266
ribu
RESUME:
An.K An.K usia usia 11 bulan, bulan, mencre mencrett sejak sejak 3 hari hari sebelu sebelum m masuk masuk rumah rumah sakit. sakit. Mencre Mencrett >10x/hari, Sebanyak ± setengah gelas belimbing tiap mencret, mencret, konsistensi cair, Ampas Ampas (+) kuning, Lendir (-), Darah (-). Muntah(+) 4x SMRS, muntah makanan dan cairan. Demam (+) sejak mencret muncul,terus menerus, muncul mendadak, langsung tinggi. Anak tampak lemah dan malas menetek.
Diagnosa Kerja •
Diare akut dengan dehidrasi berat e.c Viral infection
Diagnosa Banding •
Diare akut dengan dehidrasi berat e.c Bacterial infection
Rencana diagnosis
Pemeriksaan Darah dan Elektrolit Pemeriksaan Feses
Rencana penatalaksanaan:
•
Infus RL@30cc/kgBB dalam 1 jam (240 x 15) /60= 60 tetes/menit o
Dila Dilanj njut utka kan n Infu Infuss RL 70cc 70cc/k /kgb gbb b dala dalam m 5 jam jam (560 (560 x 15)/ 15)/30 300 0 = 28 tetes/menit
o
Dilanjutkan Infus RL (8x(120+30)) / 96 = 12 tetes/menit
•
Propyretic supp 80mg 3 x 1
•
Ondansetron 2 x 1.2 mg
•
Zinc syrup 1 x 1 cth
•
Diet bubur saring
Prognosis
•
Quo ad vitam : bonam
•
Quo ad ad Fu Functio ction nam : bo bonam
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DIARE AKUT PADA ANAK
2.1.Definisi
Diare akut adalah buang air besar lembek /cair bahkan dapat berupa air saja yang frekue frekuensi nsinya nya lebih lebih seri sering ng biasa biasanya nya (bias (biasany anyaa dala dalam m sehar seharii 3 kali kali atau atau lebih lebih)) dan dan berlangsung berlangsung kurang kurang dari 7 hari. hari.
2.2 Epidemiologi
Di Amerika Serikat, 20-35 juta kejadian diare terjadi setiap tahunnya. Di dunia sebesar 6 juta anak meninggal tiap tahunnya karena diare, di mana sebagian kematian tersebut terjadi di negara berkembang. Penyakit diare adalah salah satu penyebab utama morbiditas dan mortalitas pada anak di seluruh dunia, yang menyebabkan 1 miliar kejadian sakit dan 3-5 juta kematian setiap tahunnya. (Parashar,2003). Di Indonesia dilaporkan dilaporkan bahwa setiap anak mengalami diare sebanyak 1-2 episode per tahun (Depkes, 2003). Berdasarkan Berdasarkan survei demografi kesehatan kesehatan Indonesia tahun 20022003, 2003, prevalens prevalensii diare pada anak – anak dengan dengan usia usia kurang dari 5 tahun tahun di Indones Indonesia ia adalah : laki-laki laki-laki 10,8% dan perempuan 11,2%. Berdasarkan Berdasarkan umur, prevalensi tertinggi terjadi pada usia 6-11 bulan(19,4%), 12-23 bulan (14,8) dan 24-35 bulan (12,0) (Biro pusat statistik, 2003). Berdasarkan laporan WHO 2003, kematian akibat diare di negara berkembang telah turun dari 4,6 juta tahun 1982 menjadi 2,5 juta kematian pada tahun 2003. Di Indonesia angka kematian diare juga telah turun tajam dari 40% tahun 1972 menjadi 24,9 pada tahun 1980, 10% tahun 1985 hingga 7,4 % tahun 1996 dari semua kasus kematian. Walaupun angka kematian kematian karena diare telah telah turun, angka kesakitan kesakitan karena diare tetap tetap tinggi baik di negara maju maupun di negara berkembang. Diare Diare akut sampai sampai saat ini masih masih merupak merupakan an masala masalah h kesehat kesehatan, an, tidak tidak saja saja di negara berkembang tetapi juga di negara maju. Penyakit diare masih sering menimbulkan KLB (Kejadian Luar Biasa) dengan penderita yang banyak dalam waktu yang singkat.
2.3 Etiol Etiolog ogii
1.
Faktor infeksi
a. Infeksi Infeksi enteral (infeksi (infeksi saluran saluran pencernaan pencernaan makanan yang merupakan merupakan penyebab penyebab utama diare) •
Infeksi bakteri : vibrio, E. coli, salmondla, shigella, campylo bacter,yersinia, aeromonas, dan sebagainya
•
Infeksi virus : enterovirus, adenovirus, rotavirus, astrovirus, daii lain-lain
•
Infeks Infeksii parasit parasit : cacing cacing (ascari (ascaris), s), protoz protozoa oa (entamoe (entamoeba ba histolyt histolytica, ica,giar giardia dia
lamblia, tricomonas hominis dan jamur (candida albicans) b.
Infeksi parenteral (infeksi diluar alat pencernaan) seperti: OMA (Otitis Media
Akut), tonsilitis, tonsilofaringi tonsilofaringitis, tis, bronkopneumoni bronkopneumonia, a, ensefalitis, ensefalitis, dan sebagainya sebagainya (sering terjadi pada bayi dan umur dibawah 2 tahun) 2. Faktor Faktor Malabso Malabsorps rpsii a. Malabso Malabsorbsi rbsi karbohid karbohidrat rat •
Disakarida ; intoleransi laktosa, maltosa dan sukrosa
•
Monosakarida: intoleransi glukosa, fruktosadan galaktosa
b. Malabsorbsi Malabsorbsi lemak lemak c. Malabso Malabsorbsi rbsi protei protein n 3. Fakt Faktor or makana makanan n Makanan besi, beracun, alergi terhadap makanan 4. Lain Lain-l -lai ain n a. Imuno Imunode defi fisi siens ensii b. Gangguan Gangguan psikologis psikologis (cemas (cemas dan dan takut) c. Faktor Faktor-fak -faktor tor langsung langsung:: •
KKP (Kurang Kalori Protein)
•
Kesehatan pribadi dan lingkungan
•
Sosioekonomi
2.4 Patofisio Patofisiologi logi
Menurut Menurut patofi patofisio siolog loginya inya diare diare dibedak dibedakan an dalam dalam bebera beberapa pa kategor kategorii yaitu yaitu diare diare osmotik, sekretorik dan diare karena gangguan motilitas usus.
-
Diare osmotik terjadi karena terdapatnya bahan yang tidak dapat diabsorpsi
oleh usus akan difermentasi oleh bakteri usus sehingga tekanan osmotik di lumen usus meningkat yang akan menarik cairan. -
Diare sekretorik terjadi karena toxin dari bakteri akan menstimulasi cAMP
dan cGMP yang akan menstimulasi sekresi cairan dan elektrolit. -
Diare karena gangguan motilitas usus terjadi akibat adanya gangguan pada
kontrol otonomik, misal pada diabetik neuropati, postvagotomi, post reseksi usus serta hipertiroid. Mekanisme primer yang menyebabkan diare akut adalah: 1.
Rusakny Rusaknyaa vili-v vili-vili ili di sekita sekitarr daerah daerah brush brush boarder boarder usus usus halus, halus, yang menyeba menyebabkan bkan malabsorbsi yang menyebabkan diare karena gangguan osmotik.
2. Kuman Kuman yang melepask melepaskan an toxin toxin yang berikata berikatan n dengan dengan entero enterosit sit reseptor reseptor yg spesif spesifik ik yang menyeba menyebabkan bkan terlepa terlepasnya snya ion klorida klorida kedalam kedalam membra membran n intest intestinal inal sehingg sehinggaa menyebabkan gangguan absorbsi sehingga menyebabkan diare. Patogenesis terjadinya diare yang disebabkan virus yaitu virus yang masuk melalui makanan dan minuman sampai ke enterosit, akan menyebabkan infeksi dan kerusakan villi usus halus. Enterosit yang rusak diganti dengan yang baru yang fungsinya belum matang, villi mengalami atropi dan tidak dapat mengabsorpsi cairan dan makanan dengan baik, akan meningkatkan tekanan koloid osmotik usus dan meningkatkan motilitasnya motilitasnya sehingga timbul diare. Diare Diare karena karena bakter bakterii terjadi terjadi melalui melalui salah salah satu satu mekanis mekanisme me yang berhubu berhubungan ngan dengan dengan pengat pengatura uran n transpo transporr ion dalam dalam sel-sel sel-sel usus cAMP, cAMP, cGMP, cGMP, dan Ca depende dependen. n. Patogene Patogenesis sis terjadi terjadinya nya diare diare oleh oleh salmone salmonella lla,, shigell shigella, a, E coli agak agak berbeda berbeda dengan dengan patogenesis patogenesis diare oleh virus, virus, tetapi prinsipnya prinsipnya hampir sama. Bedanya bekteri bekteri ini dapat mene menemb mbus us (inv (invas asi) i) sel sel muko mukosa sa usus usus halu haluss sehi sehing ngga ga depa depatt meny menyeb ebak akan an reak reaksi si siste sistemi mik.T k.Toks oksin in shige shigell llaa juga juga dapa dapatt masu masuk k ke dalam dalam sera serabut but sara saraff otak otak sehin sehingg ggaa menimbulkan kejang. Diare oleh kedua bakteri ini dapat menyebabkan adanya darah dalam tinja yang disebut disentri. 2.5 Manif Manifest estas asii kinis kinis
Mula Mula-m -mul ulaa anak anak cenge cengeng, ng, geli gelisa sah, h, suhu suhu tubuh tubuh naik, naik, nafs nafsu u maka makan n berk berkura urang ng kemudian timbul diare. Tinja mungkin disertai lendir dan darah. Warna tinja makin lama berubah kehijauan kehijauan karena bercampur dengan, daerah daerah anus dan sekitarnya sekitarnya timbul luka lecet
karena karena sering sering defeka defekasi si dan tinja tinja yang asam akibat akibat laktos laktosaa yang tidak diabsor diabsorbsi bsi usus usus selama diare. Gejala muntah dapat timbul sebelum atau selama diare dan dapat disebabkan karena karena lambung lambung turut meradang meradang atau akibat akibat ganggua gangguan n keseimba keseimbangan ngan asam basa dan elektrolit. Bila kehilangan cairan terus berlangsung tanpa pergantian yang memadai gejala dehidrasi mulai tampak yaitu : BB turun, turgor kulit berkurang, mata dan ubun-ubun cekung (bayi), selaput lender bibir dan mulut, serta kulit kering. Bila keadaan ini terus berlanjut, berlanjut, akan terjadi renjatan renjatan hypovolemik hypovolemik dengan gejala takikardi, takikardi, denyut jantung menjadi cepat, nadi lemah dan tidak teraba, tekanan daran turun, pasien tampak lemah dan kesadaran menurun, karena kurang cairan, deuresis berkurang (oliguria-anuria). Bila terjadi asidosis metabolik pasien akan tampak pucat, nafas cepat dan dalam (pernafasan kusmaul). 2.6. Komplik Komplikasi asi Diare Diare
Sebagai akibat diare baik akut maupun kronik akan terjadi : 1. Keh Kehilan ilangan gan cairan cairan (dehi (dehidras drasi) i)
Dehidrasi terjadi karena output air lebih banyak dari pada input air. Klasifikasi tingkat dehidrasi anak dengan diare yaitu :
Penilaian Dehidrasi Menurut MTBS
Terd Terdap apat at dua atau atau lebih lebih dari dari tanda tanda-t -tand andaa berikut ini:
Letargis atau tidak sadar
Mata cekung
Tidak bisa minum atau malas minum
Cubitan kulit perut kembalinya sangat lambat
DEHIDRASI BERAT
Terda Terdapa patt dua atau atau lebih lebih dari dari tanda tanda-t -tand andaa berikut ini:
DEHIDRASI
Gelisah, rewel/mudah masalah
Mata cekung
Cubi Cubita tan n
lambat Tidak cukup
kul kulit
peru perutt
RINGAN/SEDANG
kemb kembal alin inya ya
tanda-tanda
untuk
diklasifikasikan sebagai dehidrasi berat atau
TANPA DEHIDRASI
ringan/sedang Kriteria Dehidrasi menurut WHO 2000
2. Gangguan Gangguan keseimbangan keseimbangan asam-basa asam-basa (metabolik (metabolik asidosis)
Metabolik asidosis terjadi karena : a. Kehilangan Kehilangan Na-bikarbonat Na-bikarbonat bersama bersama feses feses b. Adanya ketosis ketosis kelaparan. kelaparan. Metabolisme Metabolisme lemak yang tidak tidak sempurna sempurna sehingga benda keton keton tertimbun tertimbun dalam dalam tubuh. c. Terjadi Terjadi penimbunan penimbunan asam laktat laktat karena karena adanya anoksia anoksia jaringan. jaringan. d. Produ Produk k meta metabol bolis isme me yang yang bers bersif ifat at asam asam meni meningk ngkat at karena karena tidak tidak dapat dapat dikeluarkan oleh ginjal.
e. Pemindahan Pemindahan ion Na dari cairan cairan ekstraselular ekstraselular ke dalam cairan cairan intraselular intraselular.. Secar Secaraa klini kliniss asid asidos osis is dapa dapatt diket diketahu ahuii denga dengan n memp memper erhat hatik ikan an pern pernap apas asan, an, pernapasan pernapasan bersifat bersifat cepat, teratur teratur dan dalam yang disebut disebut pernapasan pernapasan kuszmaull . Pernap Pernapasa asan n ini meru merupa pakan kan homeo homeost stas asis is resp respir irat ator orik ik yaitu yaitu usaha usaha dari dari tubuh tubuh untuk untuk mempertahankan pH darah. 3. Hipo Hipogli glikem kemia ia
Pada Pada anak-ana anak-anak k dengan dengan gizi gizi baik/cu baik/cukup, kup, hipogli hipoglikem kemia ia ini jarang jarang terjadi terjadi,, lebih lebih sering terjadi pada anak yang sebelumnya sudah menderita KEP. Hal ini terjadi karena : a.
Penyimp Penyimpana anan/pe n/perse rsediaa diaan n glik glikogen ogen dalam dalam hati hati tergang terganggu gu
b.
Adanya gangguan gangguan absorbsi absorbsi glukosa. glukosa.
Gejala hipoglikemia dapat muncul jika kadar glukosa darah menurun sampai 40 mg % pada bayi dan 50 mg% pada anak-anak. Gejala hipoglikemia tersebut berupa: lemas, apatis, peka rangsang, tremor, pucat, berkeringat, syok, kejang sampai koma.
4.
Gangguan gizi
Sewaktu anak menderita diare, sering terjadi gangguan gizi dengan akibat terjadinya penurunan penurunan berat badan badan dalam dalam waktu singkat. singkat. Hal ini disebabkan disebabkan karena : a.
Makan akanan an ser sering ing dihe dihent ntik ikan an oleh oleh oran orang g tua tua kar karena ena taku takutt diare iare dan/ dan/at atau au muntahnya akan bertambah berat.
b.
Walaupun Walaupun susu diteruskan, diteruskan, sering sering diberikan diberikan dengan dengan pengenceran. pengenceran.
c.
Makanan Makanan yang yang diberik diberikan an sering sering tidak tidak dapat dapat dicerna dicerna dan diabs diabsorbs orbsii dengan dengan baik karena adanya hiperperistaltik.
5. Gang Ganggua guan n sirku sirkulas lasii
Sebagai akibat diare dengan/tanpa disertai muntah, dapat terjadi gangguan sirkulasi darah berupa rejatan (shock) hipovolemik. Akibatnya perfusi jaringan berkurang dan terjadi hipoksia dan asidosis bertambah berat. Kemudian dapat mengakibatkan perdarahan di otak yang menimbulkan turunnya kesadaran (soporokomatusa) dan bila tidak segera ditangani penderita penderita dapat meninggal. meninggal.
2.7. 2.7. Krite riteri ria a Diag Diagnosi nosiss
a.
Anamnesis •
Lama diare berlangsung, frekuensi diare dalam sehari, warna dan konsistensi tinja, lendir dan atau darah dalam tinja
•
Muntah, rasa haus, rewel, anak lemah, kesadaran menurun, buang air kecil terakhir, demam, sesak, kejang, kembung
•
Jumlah cairan yang masuk selama diare
•
Jenis Jenis makanan makanan dan minuman minuman yang diminum diminum selama diare, diare, mengons mengonsums umsii makanan yang tidak biasa
•
b.
Penderita diare disekitarnya dan sumber air minum
Pemer emeriiksa ksaan fi fisik sik •
Keadaan umum, kesadaran, dan tanda vital
•
Tanda utama: keadaan umum gelisah/cengeng atau lemah/letargi/koma, rasa haus, turgor kulit abdomen menurun
•
Tanda Tanda tambaha tambahan: n: ubun-u ubun-ubun bun besar, besar, kelopak kelopak mata, mata, air mata, mata, mukosa mukosa bibir, bibir, mulu, dan lidah
•
Berat badan
•
Tanda gangguan keseimbangan asam basa dan elektrolit, seperti napas cepat dan dalam (asidosos metabolik), kembung (hipokalemia), kejang (hipo atau hipernatremia)
•
Penilaian derajat dehidrasi dilakukan sesuai kriteria berikut: •
Tanpa dehidrasi (kehilangan cairan < 5% berat badan) Tidak ditemukan tanda utama dan tandda tambahan Keadaan umum baik, sadar
Ubun-ubun besar tidak cekung, mata tidak cekung, air mata ada, mukosa Ubun-ubun mulut dan bibir basah Turgor abdomen baik, bising usus normal Akral hangat
•
Dehidrasi ringan sedang (kehilangan cairan 5-10% berat badan) Apabila didapatkan 2 tanda utama ditambah 2 atau lebih tanda tambahan
Keadaan umum gelisah atau cengeng Ubun-ubun besar sedikit cekung, mata sedikit cekung, air mata kurang,
mukosa mulut dan bibir sedikit kering Turgor kurang, akral hangat •
Dehidrasi berat (kehilangan cairan > 10% berat badan) Apabila didapatkan 2 tanda utama ditambah dengan 2 atau lebih tanda
tambahan Keadaan umum lemah, letargi, atau koma
Ubun-ubun un sangat sangat cekung, cekung, mata mata sangat sangat cekung, cekung, air mata tidak tidak ada, Ubun-ub mukosa mulut dan bibir sangat kering Turgor sangat kurang dan akral dingin
c. Labo Labora rato tori rium um
Pemeri Pemeriksaa ksaan n laborat laboratori orium um lengkap lengkap pada pada diare diare akut pada umumny umumnyaa tidak tidak diperlukan, hanya pada keadaan tertentu mungkin diperlukan misalnya penyebab dasarnya tidak diketahui atau ada sebab-sebab lain selain diare akut atau pada penderita penderita dengan dehidrasi dehidrasi berat. Contoh : pemeriksaan pemeriksaan darah darah lengkap, kultur urine urine dan tinja pada sepsis atau infeksi saluran kemih. Pemeriksaan laboratorium yang kadang-kadang diperlukan pada saat diare akut : Darah: darah lengkap, serum elektrolit, analisa gas darah, glukosa darah, kultur
dan kepekaan terhadap antibiotika.
Feses :
PH asam diare osmotic Leukosit > 5 / LPB disentri Hal yang dinilai pada pemeriksaan feses: -
Makroskopis : konsistensi, warna, lendir, darah, bau
-
Mikroskopis : leukosit, eritrosit, parasit, bakteri
Bentuk klinis diare berdasarkan penyebabnya :
2.8. 2.8. Pengo engoba bata tan n Dia Diare re
Prinsip penatalaksanaan penderita diare adalah: a.
Mencegah terjadinya dehidrasi
Salah satu komplikasi yang paling sering terjadi adalah dehidrasi. Mencegah terjadinya dehidrasi dehidrasi dapat dilakukan dilakukan mulai dari rumah dengan memberikan memberikan minum lebih banyak dengan rumah tangga tangga yang dianjurkan, dianjurkan, seperti seperti air tajun, kuah kuah sayur, air sup, sup, air teh. teh. Bila tidak memberikan cairan rumah tangga yang dianjurkan, berikan air matang. Jangan diberikan cairan yang osmolaritasnya tinggi, yaitu yang terlalu manis sepeti soft drink. drink. b. Mengobati Mengobati dehidrasi dehidrasi Bila Bila terjadi terjadi dehidra dehidrasi si terutam terutamaa pada pada anak balita balita,, pender penderit it harus harus segera segera dibawa dibawa ke petugas petugas kesehatan kesehatan atau sarana kesehatan kesehatan untuk mendapatkan pengobatan yang cepat dan tepat, tepat, yaitu yaitu dengan dengan oralit oralit.. Bila Bila terjadi terjadi dehidra dehidrasi si berat, berat, penderi penderita ta harus harus segera segera diberikan cairan intravena dengan Ringer Laktat sebelum dilanjutkan terapi oral.
c. Pembe Pemberi rian an ASI ASI / makan makanan an
Pemberian ASI / makanan selama serangan diare bertujuan untuk memberikan gizi pada penderita penderita terutama terutama bertujuan bertujuan agar anak tetap kuat dan tumbuh serta mencegah mencegah berkurangnya berkurangnya berat berat badan. d. Pembe Pemberi rian an Zinc Zinc Zinc merupakan salah satu mikronutrien yang penting dalam tubuh. Lebih dari 90 macam enzim dalam tubuh memerlukan zinc sebagai kofaktornya, termasuk enzim superoksida dismutase (Linder,1999). Enzim ini berfungsi untuk metabolisme radikal bebas superoksida superoksida sehingga sehingga kadar radikal bebas ini dalam tubuh berkurang. berkurang. Pada proses inflamasi, inflamasi, kadar radikal bebas superoksida superoksida meningkat, sehingga sehingga dapat merusak merusak berbagai jenis jaringan jaringan termasuk termasuk jaringan jaringan epitel epitel dalam dalam usus usus (Cousins (Cousins et al, al, 2006). 2006). Zinc yang ada dalam tubuh akan hilang dalam jumlah jumlah besar pada saat seorang seorang anak menderita diare. Dengan demikian sangat diperlukan pengganti zinc yang hilang dalam proses kesembuhan kesembuhan seorang anak dan untuk menjaga menjaga kesehatannya kesehatannya di bulan-bulan bulan-bulan mendatang. Mulai tahun 2004, WHO-UNICEF merekomendasikan suplemen Zinc untuk terapi diare diare karena karena suplem suplement entasi asi zinc telah telah terbukt terbuktii menurun menurunkan kan jumlah jumlah hari lamanya lamanya seorang anak menderita sakit, menurunkan tingkat keparahan penyakit tersebut, serta menurunkan kemungkinan anak kembali mengalami diare 2-3 bulan berikutnya. Banyak uji klinik yang melaporkan bahwa suplemen Zinc sangat bermanfaat untuk membantu penyembuhan diare. Zinc sebaiknya diberikan sampai 10-14 hari, walaupun diarenya sudah sembuh.
11
Sayangnya suplemen Zinc ini belum banyak beredar di
apotek di Indonesia. Di beberapa beberapa RS besar di Indonesia telah menggunakan suplemen suplemen Zinc dalam bentuk suspensi untuk penatalaksanaan diare akut. Adapun cara pemberian Tablet Zinc yaitu :
Untuk bayi usia di bawah 6 bulan berikan setengah setengah tablet zinc (10mg) (10mg) sekali sehari selama sepuluh hari berturut-turut.
Untuk Untuk anak usia 6 bulan bulan ke atas berikan berikan satu satu tablet tablet zinc (20 mg) sekali sehari sehari selama sepuluh hari berturut-turut.
Larutkan tablet tersebut dengan sedikit (beberapa tetes)air matang atau ASI dalam
sendok teh.
Jangan mencampur tablet zinc dengan oralit
Tablet harus diberikan selama sepuluh hari penuh (walaupun diare telah berhenti
sebelum 10 hari) Apabila anak muntah sekitar setelah jam setelah pemberian tablet zinc, berikan lagi
tablet zinc dengan cara memberikan potongan lebih kecil dan berikan beberapa kali hingga satu dosis penuh.
Bila Bila anak mender menderita ita dehidra dehidrasi si berat berat dan memerl memerlukan ukan cairan cairan infus,t infus,teta etap p berika berikan n tablet zinc segera setelah anak dapat minum atau makan.
e.
Pemberian Probiotik
Probiotik Probiotik adalah suatu suplemen suplemen makanan, yang mengandung bakteri atau jamur yang tumbuh sebagai flora normal dalam saluran pencernaan manusia, yang bila diberikan sesuai indikasi dan dalam jumlah adekuat diharapkan dapat memberikan keuntungan bagi kesehatan dengan cara meningkatkan kolonisasi bakteri bakteri probiotik probiotik didalam lumen salur saluran an cerna cerna sehin sehingg ggaa selu seluruh ruh epit epitel el muko mukosa sa usus usus tela telah h didud diduduki uki oleh oleh bakt bakter erii probiotik probiotik melalui melalui reseptor reseptor dalam sel epitel usus. Dengan mencermati mencermati penomena penomena tersebut bakteri probiotik dapat dipakai dengan cara untuk pencegahan dan pengobatan diar diaree
baik baik yang yang dise diseba babk bkan an oleh oleh Rota Rotavi viru russ
maup maupun un mikr mikroo oorg rgan anis isme me lain lain,,
speud speudome omembr mbran an colit colitis is maup maupun un diar diaree yang yang dise diseba babka bkan n oleh oleh kare karena na pema pemaka kaia ian n antibiotika yang tidak rasional (antibiotik asociated diarrhea ) dan travellers’s diarrhea. Terdapat banyak laporan tentang penggunaan probiotik dalam tatalaksana diare akut pada anak. Hasil meta analisa Van Niel dkk menyatakan menyatakan lactobacillus lactobacillus aman dan efektif dalam pengobatan diare akut infeksi pada anak, menurunkan lamanya diare kirakira-kir kiraa 2/3 2/3 lama lamanya nya diare diare,, dan dan menur menurunk unkan an frek frekue uensi nsi diar diaree pada pada hari hari ke dua pemberian pemberian sebanyak sebanyak 1-2 kali. Kemungkinan Kemungkinan mekanisme mekanisme efekprobiotik efekprobiotik dalam pengobatan pengobatan diare adalah : Perubahan Perubahan lingkungan lingkungan mikro lumen usus, produksi produksi bahan anti mikroba terhadap terhadap beberapa beberapa patogen, patogen, kompetisi kompetisi nutrien, mencegah adhesi patogen pada anterosit, anterosit, modifikas modifikasii toksin atau atau reseptor reseptor toksin, toksin, efektrofik efektrofik pada mukosa usus usus dan imunno modulasi. Terdapa Terdapatt berbag berbagai ai macam macam jenis jenis probiot probiotik ik yang hingga hingga saat ini sering sering digunak digunakan an sebagai sebagai suplem suplemen. en. Golonga Golongan n yang paling paling banyak banyak digunaka digunakan n adalah adalah Lactic Lactic Acid Acid Bacteria (LAB). Golongan LAB dapat mengubah gula dan karbohidrat menjadi asam laktat, laktat, yang berfung berfungsi si menuru menurunkan nkan kadar kadar pH salura saluran n gastro gastrointe intesti stinal, nal, sehingg sehinggaa
menghamb menghambat at pertum pertumbuh buhan an bakter bakterii patoge patogen. n. Contoh Contoh strain strain golonga golongan n LAB adalah adalah Lactobacillus dan Bifidobacterium. Sejak dipublikasikan pertama kali oleh seorang peneliti Rusia, Eli Metchnikoff, pada awal abad 20, penelitian tentang probiotik hingga saat ini banyak dilakukan untuk menguji kemanfaata kemanfaatannya nnya pada populasi populasi anak. Produk komersial komersial yang mengandung mengandung probiotik probiotik sebagai suplemen suplemen banyak tersedia tersedia di pasaran. pasaran. Kemanfaatan Kemanfaatan probiotik probiotik terutama banyak dilihat dari aspek pencegahan dan terapi penyakit, terutama penyakit alergi dan infeksi. Pengguna Penggunaan an probiot probiotik ik untuk untuk diare diare pada pada anak merupakan merupakan fokus fokus studi studi yang paling banyak dilakukan dilakukan dalam penilaian penilaian kemanfaatan kemanfaatan probiotik. probiotik. Secara teoritis, teoritis, probiotik probiotik dapa dapatt meng mengur uran angi gi kepa kepara raha han n diar diaree mela melalu luii efek efek komp kompet etis isii deng dengan an pat patogen ogen,, imunomodulator, meningkatkan sekresi IgA mukosa usus, dan mengurangi kejadian intoleransi laktosa. Pemberian probiotik terlihat bermanfaat dalam tatalaksana diare akut. Meta-analisis yang dilakuk dilakukan an oleh oleh Szajew Szajewska ska et al menunjukkan menunjukkan bahwa pemberian suplemen suplemen Lactobacillus mengurangi durasi diare akut sehari lebih cepat dibandingkan plasebo (95% CI) dengan level of evidence 1a. Efektivitasnya terutama lebih baik pada mereka dengan etiologi rotavirus, yang merupakan penyebab terbanyak diare akut pada anak . f. Pembe Pemberi rian an Anti Antibi bioti otik k Sebagian besar kasus diare tidak memerlukan pengobatan dengan antibiotika oleh karena pada umumnya sembuh sendiri (self limiting) limiting).. Antibiotik hanya diperlukan pada sebagian sebagian kecil penderita penderita diare misalnya misalnya kholera shigella, shigella, karena penyebab terbesar dari diare pada anak adalah virus (Rotavirus). Kecuali pada bayi berusia di bawah 2 bulan karena potensi potensi terjadinya terjadinya sepsis sepsis oleh karena bakteri bakteri mudah mengadakan translokasi kedalam sirkulasi, atau pada anak/bayi yang menunjukkan secara klinis gajala yang berat serta berulang atau menunjukkan gejala diare dengan darah dan lendir yang jelas atau segala sepsis. Anti motilitis seperti difenosilat dan loper loperam amid id dapa dapatt
menim menimbul bulkan kan para parali lisi siss
obst obstru ruksi ksi sehin sehingg ggaa
overgrowth, gangguan absorpsi dan sirkulasi. Beberapa antimikroba yang sering dipakai antara lain:
terj terjadi adi bact bacter erial ial
Kolera : Tetrasiklin 12,5mg/kgBB/ dibagi 3 dosis (3 hari) atau Erytromycin 12,5
mg/kgBB 4x sehari selama 3 hari Shigella : Ciprofloxacin 15 mg/kgBB 2x sehari selama 3 hari atau Ceftriaxone 50-
100 mg/kgBB 1x sehari IM selama 2-5 hari. Amebiasis : Metronidasol 10mg/kg/ 3x sehari selama 5 hari (10 hari pada kasus
berat), berat), Untuk kasus berat berat : Dehidro emetin emetin hidrokhlorida hidrokhlorida 1-1,5 1-1,5 mg/kg (maks (maks 90mg) (im) s/d 5 hari tergantung reaksi (untuk semua umur) Giardiasis : Metronidazole 5mg/kgBB 3x sehari selama 5 hari.
g. Mengoba Mengobati ti masal masalah ah lain lain Obat-obatan “anti diare” dan anti muntah tidak boleh diberikan pada anak dengan diare. Anti diare tidak dianjurkan karena belum adanya bukti mengenai diare yang berdaya guna, sehingga penggunaan anti diare hanya menimbulkan beban biaya. h. Pembe Pemberi rian an naseha nasehatt Pemberian nasehat kepada orang tua anak (pengasuh) untuk segera membawa anaknya kepada petugas kesehatan bila anak tidak membaik dalam 3 hari atau menderita sebagai berikut: berikut: •
Buang air besar cair lebih sering
•
Muntah berulang-ulang
•
Rasa haus yang nyata
•
Makan atau minum sedikit
•
Demam
•
Tinja berdarah
DIARE TANPA DEHIDRASI -
Cair Cairan an rehid rehidra rasi si oral oralit it dibe diberi rikan kan 5-10 5-10 mL/kg mL/kgBB BB seti setiap ap diare diare cair cair atau atau berdasarkan berdasarkan usia, yaitu umur < 1 tahun sebanyak 50-100 ml, umur 1-5 tahun sebanyak 100-200 ml, dan umur di atas 5 tahun semaunya. Dapat diberikan cairan rumah tangga sesuai kemauan anak. ASI harus tetap diberikan.
-
Pasien dapat dirawat di rumah, kecuali apabila terdapat komplikasi lain (tidak mau minum, muntah terus menerus, diare frekuen dan profus)
DIARE DENGAN DEHIDRASI RINGAN SEDANG -
Cairan Cairan rehidr rehidrasi asi oral (CRO) (CRO) hipoosm hipoosmola olarr deberi deberikan kan sebanya sebanyak k 75 ml/kgB ml/kgBB B dalam 3 jam untuk mengganti kehilangan cairan yang telah terjadi dan sebanyak 5-10 ml/kgBB setiap diare cair
-
Rehidrasi parenteral (intravena) diberikan bila anak muntah setiap diberi minum walaupun telah diberikan dengan cara sedikit demi sedikit atau melalui pipa nasogastrik. Cairan intravena yang diberikan adalah ringer laktat atau KaEN 3B atau NaCl NaCl dengan dengan jumlah jumlah cairan cairan dihitu dihitung ng berdasa berdasarkan rkan berat berat badan. badan. Status Status hidrasi dievaluasi secara berkala.
-
Berat badan 3-10 kg: 200 ml/kgBB/hari
-
Berat badan 10-15 kg: 175 ml/kgBB/hari
-
Berat badan > 15 kg: 135 ml/kgBB/hari
-
Pasien dipantau selama proses rehidrasi sambil memberikan edukasi kepada orangtua
DIARE DENGAN DEHIDRASI BERAT -
Diberikan cairan rehidrasi parenteral dengan ringer laktat atau ringer asetat 100 ml/kgBB, dengan cara pemberian:
-
Umur kurang dari 12 bulan: 30 ml/kgBB dalam 1 jam pertama, dilanjutkan70 ml/kgBB dalam 5 jam berikutnya
-
Umur di atas 12 bulan: 30 ml/kgBB dalam ½ jam pertama, dilanjutkan 70 ml/kgBB dalam 2,5 jam berikutnya
-
Masukan cairan peroral diberikan bila pasien sudah mau dan dapat minum dimulai dengan 5 ml/kgBB selama proses rehidrasi
Rencana Terapi A : Terapi di rumah untuk mencegah dehidrasi dan malnutrisi
Anak-anak tanpa tanda-tanda dehidrasi memerlukan tambahan cairan dan garam untuk mengganti kehilangan cairan dan elektrolit akibat diare. Jika ini tidak diberikan, tanda-tanda dehidrasi dapat terjadi. (1) Ibu harus diajarkan cara untuk mencegah dehidrasi di rumah dengan memberikan anak lebih banyak cairan daripada biasanya, bagaimana mencegah kekurangan gizi dengan terus memberi makan anak, dan mengapa tindakan-tindakan ini penting. Mereka harus juga tahu apa tanda-t tanda-tanda anda menunju menunjukkan kkan bahwa bahwa anak harus dibawa dibawa ke petugas petugas kesehat kesehatan. an. Langkah-langkah tersebut dirangkum dalam empat aturan Rencana Terapi A. Aturan Aturan 1 : Memb Memberi erikan kan anak anak lebih lebih banya banyak k caira cairan n daripa daripada da biasa biasany nya, a, un untuk tuk mencegah dehidrasi
Cairan yang diberikan adalah cairan yang mengandung garam (oralit), dapat juga diberikan air bersih yang matang. Komposisi larutan oralit baru : Natrium klorida klorida 2,6 gram/lit gram/liter er Natrium Glukosa 13,5 gram/liter Kalium klorida 1,5 gram/liter Trisodium sitrat 2,9 gram/liter
Komposisi larutan oralit lama : Natrium klorida klorida 3,5 gram/liter gram/liter Natrium Glukosa 20 gram/liter Kalium klorida 1,5 gram/liter Trisodium sitrat 2,55 gram/liter
Dengan Dengan menuru menurunkan nkan osmola osmolarit ritas as dengan dengan mengur mengurangi angi konsent konsentras rasii glukosa glukosa dan garam (NaCl) dimaksudkan untuk menghindari hipertonisitas cairan selama absorpsi cairan oralit. Cairan yang mengandung garam, seperti oralit, minuman asin (seperti minuman youghert), atau sayuran dan sup ayam dengan garam. Ajari ibu untuk memasukan garam (kurang lebih 3g/L) pada minuman yang tidak bergaram (seperti air matang, air teh, jus buah-buahan buah-buahan yang tidak tidak diberi diberi gula) atau atau sup selama selama diare. diare.
Larutan oralit yang dapat dibuat dirumah mengandung 3g/L garam dapur (1 sendok teh teh penuh penuh gara garam) m) dan 18g/ 18g/L L dari dari gula gula dapur dapur (suk (sukro rosa sa)) sanga sangatt efek efekti tiff namun namun tidak tidak dianjurkan karena seringkali lupa resepnya. Minuman yang tidak boleh diberikan ialah minuman bersoda, teh manis, jus buah buahan yang manis. Minuman Minuman tersebut tersebut dapat menyebabkan menyebabkan diare osmotik osmotik dan hipernatremia. Sedangkan kopi tidak boleh diberikan karena bersifat diuretik. Umur (tahun) <> 2-10 > 10
Jumlah Cairan Yang Harus Diberikan 50-100 ml cairan 100-200 ml > 200 atau sebanyak yang mereka mau
Aturan 2 : Berikan tambahan zinc (10 - 20 mg) untuk anak, setiap hari selama 10 –14 hari
Zinc dapat diberikan sebagai sirup atau tablet, dimana formulasinya tersedia dan terjang terjangkau. kau. Dengan Dengan member memberikan ikan zinc segera segera setela setelah h mulai mulai diare, diare, durasi durasi dan tingkat tingkat keparahan episode serta risiko dehidrasi akan berkurang. Dengan pemberian zinc selama 10 sampai 14 hari, zinc yang hilang selama diare diganti sepenuhnya dan risiko anak memiliki episode baru diare dalam 2 sampai 3 bulan ke depan dapat berkurang. (1) Pada Pada pedo pedoma man n penat penatal alaks aksana anaan an diar diaree sebel sebelumn umnya ya tidak tidak ada anjur anjuran an untuk untuk memberikan zinc, namun pada pedoman penatalaksanaan diare WHO 2005 ada anjuran seperti ini. Aturan 3 yaitu berikan anak makanan untuk mencegah kurang gizi
Diet Diet bayi bayi yang yang biasa biasanya nya harus harus dila dilanju njutk tkan an selam selamaa diar diaree dan diti ditingk ngkat atkan kan sete setela lahny hnya. a. Maka Makanan nan tidak tidak boleh boleh ditaha ditahan n dan maka makanan nan anak anak yang yang bias biasaa tidak tidak boleh boleh diencer diencerkan. kan. pember pemberian ian ASI harus harus dilanjut dilanjutkan. kan. Tujuanny Tujuannyaa adalah adalah untuk untuk member memberikan ikan makana makanan n yang yang kaya kaya nutri nutrisi sipad padaa anak. anak. Sebag Sebagian ian besar besar anakanak-ana anak k denga dengan n diar diaree cair cair mendapatkan mendapatkan kembali kembali nafsu makan mereka mereka setelah setelah dehidrasi dehidrasi diperbaiki, diperbaiki, sedangkan orangorang orang dengan dengan diare diare berdara berdarah h seringk seringkali ali nafsu nafsu makan makan tetap tetap buruk buruk sampai sampai penyak penyakitny itnyaa sembuh. Anak-anak ini harus didorong untuk mau makan secara normal sesegera mungkin. Ketika makanan diberikan, gizi yang cukup biasanya diserap untuk mendukung pertumbuhan pertumbuhan dan pertambahan pertambahan berat badan. Makan juga mempercepat mempercepat pemulihan pemulihan fungsi usus normal, normal, termas termasuk uk kemamp kemampuan uan untuk untuk mencer mencerna na dan menyer menyerap ap berbag berbagai ai nutrisi. nutrisi. Sebaliknya, pada anak-anak yang dibatasi makannya dan makanan yang diencerkan dapat
menurunkan berat badan, menyebabkan diare lebih lama dan lebih lambat memulihkan fungsi usus. Secara umum, makanan yang sesuai untuk anak dengan diare adalah sama dengan yang diperlukan oleh anak-anak yang sehat. o
Bayi segala usia yang menyusui harus tetap diberi kesempatan untuk menyusui sesering dan selama mereka inginkan. Bayi sering menyusui lebih dari biasanya dan ini harus didukung.
o
Bayi yang tidak disusui harus diberikan susu biasa mereka makan (atau susu formula) sekurang-kurangnya setiap tiga jam, jika mungkin dengan cangkir.
o
Bayi di bawah usia 6 bulan yang diberi makan ASI dan makanan lain harus diberikan ASI lebih banyak. Setelah anak tersebut sembuh dan meningkatnya pasokan ASI, makanan lain harus diturunkan. Jika anak usia minimal 6 bulan atau sudah diberikan makanan lunak, ia harus diberi
sereal, sayuran dan makanan lain, selain susu. Jika anak di atas 6 bulan dan makanan tersebut belum diberikan, maka harus dimulai selama episode diare atau segera setelah diare berhenti. Daging, ikan atau telur harus diberikan, jika tersedia. Makanan kaya akan kalium, seperti pisang, air kelapa hijau dan jus buah segar akan bermanfaat. Berikan anak makanan setiap tiga atau empat jam (enam kali sehari). Makan porsi kecil yang Sering, lebih baik daripada makan banyak tetapi lebih jarang. Setelah diare berhenti, berhenti, dapat terus memberi memberi makanan dengan energi energi yang sama dan membrikan membrikan satu lagi makan tambahan daripada biasanya setiap hari selama setidaknya dua minggu. Jika anak kekurang kekurangan an gizi, gizi, makanan makanan tambaha tambahan n harus harus diberik diberikan an sampai sampai anak telah telah kembal kembalii berat berat badan normal-untuk normal-untuk-height -height.. Aturan Aturan 4 Bawa Bawa anak anak ke petu petugas gas kesehata kesehatan n jika ada tanda-ta tanda-tanda nda dehidras dehidrasii atau atau masalah lainnya
Ibu harus membawa anaknya ke petugas kesehatan jika anak: • Buang air besar cair sering terjadi • Muntah berulang-ulang • Sangat haus • Makan atau minum sedikit • Demam • Tinja Berdarah
• Anak tidak membaik dalam tiga hari. Pedoman diare yang sebelumnya hanya mempunyai 3 aturan saja. Namun WHO 2005 menambahkan pemberian zinc pada rencana terapi A ini. 2.3.2 Rencana Terapi B: Terapi rehidrasi oral untuk anak-anak dengan dehidrasi ringan-sedang
Jika berat badan anak diketahui maka hal ini harus digunakan untuk menentukan jumlah larutan larutan yang yang tepat. tepat. Jumlah Jumlah larutan larutan ditentukan ditentukan dari berat berat badan (Kg) (Kg) dikalikan dikalikan 75 ml. Jika berat badan anak tidak diketahui maka penentuan jumlah cairan ditentukan berdasarkan berdasarkan usia anak. Seperti Seperti yang yang terlihat terlihat pada tabel tabel 2.5. a
Usia
Jumlah Cairan yang Harus Diberikan Dalam 4 Jam Pertama <> 4 – 11 bulan 12 – 23 2 – 4 tahun tahun 5 – 14 14 tahu tahun n > 15 tahun tahun
Berat
<>
5–7.9 kg
bulan 8-10.9 kg
Badan Jumlah
200-400
400-600
600-800
11-15.9kg
16-29.9kg
> 30 kg
800-1200
1200-2200
2200-4000
(ml) a Digunakan apabila tidak diketahui berat badan pasien Tabel 2.5 Pedoman Pengobatan Dehidrasi Pada Anak dan Dewasa dengan Dehidrasi
Sedang • Jika pasien menginginkan lebih banyak oralit, maka dapat diberikan. • Dorong ibu untuk terus menyusui anaknya. • Untuk bayi di bawah 6 bulan yang tidak menyusui, jika menggunakan larutan oralit WHO yang lama yang mengandung 90 mmol / L natrium, juga memberi 100-200ml air bersih selama periode ini. Namun, jika menggunakan larutan oralit osmolaritas rendah yang baru mengandung mengandung 75mmol 75mmol / L natrium, natrium, hal ini ini tidak perlu menamba menambah h air bersih. bersih. Edema (bengkak) kelopak mata adalah tanda dari over-hidrasi. Jika hal ini terjadi, hentikan penggunaan penggunaan oralit, tapi dapat diberi ASI atau air putih, dan makanan. Jangan beri diuretik. Bila edema telah hilang, lanjutkan pemberian oralit atau cairan rumah sesuai dengan Rencana Terapi A. Keluaraga Keluaraga harus diajarkan cara memberikan memberikan larutan oralit. oralit. Larutan Larutan dapat diberikan pada anak-anak anak-anak menggunakan menggunakan sendok atau cangkir. cangkir. Botol minum tidak boleh digunakan. digunakan. Untuk bayi dapat digunakan pipet atau syringe. Untuk anak <>(1)
Jika tanda-tanda dehidrasi parah telah muncul, terapi intravena (IV) harus dimulai sesuai Rencana Terapi C. Jika Jika anak masih masih memilik memilikii tanda-t tanda-tanda anda yang menunj menunjukka ukkan n dehidras dehidrasii bebera beberapa, pa, teruskan terapi rehidrasi oral dengan mengulangi Rencana Terapi B. Pada saat yang sama dimulai pemberian makanan, susu dan cairan lain, seperti yang dijelaskan dalam Rencana Terapi A, dan terus menilai kembali anak. Jika tidak ada tanda-tanda dehidrasi, harus dipertimbangkan rehidrasi telah lengkap. Bila rehidrasi adalah lengkap: Turgor kulit normal Tidak haus Urin Anak menjadi tenang, tidak lagi mudah marah dan seringkali tertidur.
Ajarka Ajarkan n ibu cara untuk untuk merawa merawatt anaknya anaknya di rumah rumah dengan dengan laruta larutan n oralit oralit dan makanan seperti pada Rencana Terapi A. Dengan larutan oralit yang sebelumnya, tanda dehidrasi dapat menetap atau muncul kembali kembali selama selama pember pemberian ian oralit oralit pada pada 5% anak-ana anak-anak. k. Namun Namun dengan dengan laruta larutan n oralit oralit osmola osmolarit ritas as rendah rendah yang baru, baru, diperkir diperkirakan akan kegagal kegagalan an pengoba pengobatan tan sebelum sebelumnya nya dapat dapat berkurang berkurang menjadi 3%, atau kurang. Penyebab kegagalan tersering ialah: Intake larutan oralit yang kurang (lebih dari 15-20 ml/kg/jam), seperti yang terjadi pada
beberapa anak-anak anak-anak dengan kolera kolera Tidak cukup asupan larutan oralit karena kelelahan atau kelesuan Sering terjadi muntah-muntah yang parah.
Anak-anak tersebut harus diberikan larutan oralit dengan selang nasogastric (NG) atau larutan Ringer laktat intravena (IV) (75 ml/kg/4jam), biasanya dilakukan di rumah sakit. Mulailah untuk memberikan tambahan zinc, seperti dalam Rencana terapi A, segera setelah anak dapat makan setelah 4 jam pertama periode rehidrasi. Kecuali Kecuali untuk untuk ASI, ASI, makanan makanan tidak tidak boleh boleh diberi diberikan kan selama selama empat empat jam pertam pertamaa periode rehidrasi. rehidrasi. Namun, anak-anak anak-anak yang terus dalam Rencana Terapi B lebih dari empat jam harus diberikan makanan setiap setiap 3-4 jam seperti seperti yang dijelaskan dijelaskan dalam Rencana terapi
A. Semua anak yang lebih tua dari 6 bulan harus diberikan makanan sebelum pulang. Ini membantu untuk menekankan kepada para ibu pentingnya terus makan selama diare. Perbedaan dari rencana terapi B antara WHO tahun 2005 dan Depkes RI 1999 ialah adanya penambahan zinc pada terapi diare menurut WHO 2005 dan adanya perbedaan untuk menentukan jumlah cairan rehidrasi yang ditentukan berdasarkan usia. Pedoman yang dipakai Depkes RI 1999 ialah : 2.3.3 Rencana Terapi C : untuk Pasien dengan Dehidrasi Berat
Pengobatan bagi anak-anak dengan dehidrasi berat adalah rehidrasi intravena cepat, mengikuti Rencana Terapi C. Jika mungkin, anak harus dirawat di rumah sakit. Panduan untuk rehidrasi intravena diberikan dalam tabel 2.7. Anak-anak yang masih dapat minum, walaupun buruk, harus diberikan oralit secara peroral sampai sampai infus berjalan. berjalan. Selain itu, ketika anak dapat minum tanpa kesulitan, kesulitan, semua anak harus mulai menerima larutan oralit (sekitar 5 ml/kg/jam), yang biasanya dalam waktu 3-4 jam (untuk bayi) atau 1-2 jam (untuk pasien yang lebih tua). Ini memberikan tambahan dasar dan potasium, yang mungkin tidak dapat secara memadai disediakan oleh cairan infus. Mulai diberi cairan i.v segera. Bila pasien dapat minum berikan oralit sampai cairan i.v dimulai. Berikan 100 ml/Kg cairan Ringer Laktat (atau cairan normal salin bila ringer laktat tidak tersedia) yang dibagi sebagai berikut: Tabel 2.7 Jumlah pemberian cairan secara intravena pada pasien dehidrasi berat(1)
Diulangi lagi bila denyut nadi masih lemah atau tidak teraba. Nilai kembali kembali penderita penderita tiap 1-2 1-2 jam .Bila rehidrasi rehidrasi belum belum tercapai tercapai pencepat pencepat tetesan intravena. Setelah 6 jam (bayi) atau 3 jam (anak) nilai lagi penderita mengunakan Tabel Pernilaian Kemudian pilihlah rencana terapi yang sesuai (A,B atau C ) untuk melanjutkan terapi. Pasien harus dinilai ulang setiap 15-30 menit sampai denyut a. radialis teraba kuat. Setelah itu, pasien harus dinilai ulang setidaknya setiap 1 (satu) jam untuk memastikan bahwa hidrasi hidrasi membaik. membaik. Jika Jika tidak, tidak, maka infus infus harus harus diberikan diberikan lebih lebih cepat. Lihat dan rasakan untuk semua tanda-tanda dehidrasi: o
Jika tanda-tanda dehidrasi berat masih ada, ulangi infus cairan IV seperti yang diuraikan dalam Rencana terapi C.
o
Jika anak membaik membaik (dapat minum), minum), tetapi masih menunjukkan menunjukkan tanda-tanda dari dehidrasi dehidrasi sedang, hentikan infus IV dan berikan larutan oralit selama empat jam, sebagaimana ditetapkan dalam Rencana terapi B.
o
Jika Jika tidak tidak ada tanda-t tanda-tanda anda dehidra dehidrasi, si, ikuti ikuti Rencana Rencana terapi A. Ingatl Ingatlah ah bahwa bahwa anak membutuhkan terapi dengan larutan oralit sampai diare berhenti. Jika fasilitas terapi IV tidak tersedia, tetapi dapat diberikan dalam jangka waktu
dekat (yaitu dalam waktu 30 menit), kirimlah anak untuk pengobatan IV segera. Jika anak dapat minum, berikan ibu beberapa larutan oralit dan tunjukkan kepadanya cara untuk memberikannya kepada anaknya selama perjalanan. Jika terapi IV tidak tersedia di dekatnya, petugas kesehatan yang telah dilatih dapat memberikan larutan oralit menggunakan selang Naso Gastrik, dengan kecepatan 20 ml/kg BB /jam selama 6 (enam) jam (total 120 ml/kg BB). Jika perut menjadi bengkak, larutan oralit harus diberikan perlahan-lahan sampai menjadi kurang buncit. Jika tidak bisa menggunakan selang NGT namun anak dapat minum, larutan oralit harus diberikan melalui mulut dengan kecepatan 20 ml/kg BB/jam selama 6 (enam) jam (total 120 ml / kg berat badan). Jika terlalu cepat, anak dapat muntah berulang. Jika terjadi hal ini, maka memberikan larutan oralit secara lebih lambat sampai muntah mereda. Anak-anak menerima terapi NGT atau per oral harus dinilai ulang paling sedikit setiap jam. Jika tanda-tanda dehidrasi tidak membaik setelah tiga jam, anak harus segera dibawa ke fasilitas terdekat di mana terapi IV tersedia. Kalau tidak, jika rehidrasi maju memuaskan, anak harus dinilai ulang setelah enam jam dan keputusan keputusan pada perawatan perawatan lebih lanjut dibuat seperti seperti yang dijelaskan dijelaskan di atas untuk terapi IV yang diberikan. Jika tidak ada fasilitas NGT dan tidak dapat dilakukan secara peroral, anak harus segera dibawa ke fasilitas terdekat di mana terapi IV atau NGT tersedia. Pada rencana terapi C tidak ada perbedaan antara WHO 2005 dengan pedoman penatalaksanaan penatalaksanaan diare diare di Indonesia Indonesia saat saat ini.
RENCANA TERAPI A UNTUK MENGOBATI DIARE DIRUMAH PENDERITA DIARE TANPA DEHIDRASI
RENCANA TERAPI B UNTUK TERAPI DEHIDRASI RINGAN/SEDANG
RENCANA TERAPI C UNTUK DEHIDRASI BERAT
2.9. 2.9.
Tata Tatala laks ksan ana a Nut Nutri risi si Pada Pada Dia Diare
Ibu Ibu perl perlu u dibim dibimbi bing ng tenta tentang ng cara cara pembe pemberi rian an maka makanan nan yang yang baik baik pada pada anak, anak, mengajari pentingnya meneruskan pemberian makanan penuh selama diare dan membantu usaha mereka untuk mengikuti anjuran ini. Empat kunci utama tatalaksana gizi diare yang benar: •
Menilai status gizi
•
Memberi makanan yang tepat pada saat episode diare
•
Member Memberii makanan makanan yang tepat tepat pada waktu waktu penyem penyembuha buhan n dengan dengan tindak tindak
lanjutnya. •
Komunikasi yang efektif tentang anjuran diet kepada ibu.
Pembe Pemberi rian an ASI ASI sela selama ma diar diaree tidak tidak bole boleh h di kuran kurangi gi atau atau di henti hentikan kan teta tetapi pi diperbolehkan diperbolehkan sesering sesering atau selama selama anak menginginkannya. menginginkannya. ASI harus di berikan berikan untuk menambah larutan oralit. Susu sapi atau formula yang biasa di terima bila timbul dehidrasi maka pemberian susu harus di hentikan selama rehidrasi untuk 4-6 jam dan kemudian dilanjutkan lagi. Makanan lagi. Makanan lunak lunak bila bila anak berumur 4 bulan atau lebih sudah bisa menerima makanan lunak, makanan ini harus di teruskan. Bayi umur 6 bulan atau lebih harus mulai di berikan makanan lunak bila belum pernah di beri. Bila timbul dehidrasi makanan ini harus di hentikan 4 – 6 jan untuk rehidrasi untuk kemudian di lanjutkan lagi. Paling tidak separuh makanan diet harus berasal dari makanan porsi kecil tetapi sering (6 kali atau lebih) dan mereka harus di bujuk untuk makan. makan. tik membe Banyak literatur yang menyebutkan bahwa probio bahwa probiotik memberikan rikan kebaikan dalam penanganan penanganan diare akut pada pada bayi. Probiotik Probiotik dengan pemberian pemberian dua kali kali sehari sehari selama 5 hari hari dipercay dipercayaa terbukt terbuktii member memberikan ikan kebaika kebaikan n dalam dalam mengura mengurangi ngi frekue frekuensi, nsi, serta serta durasi durasi penyakit diare. Probiotik Probiotik dipercaya dipercaya dapat mengurangi mengurangi lama waktu kesakitan, kesakitan, dengan meningkatkan respon imun, memperbaiki mukosa usus, sebagai substansi penting dalam antimikroba dan menyeimbangan jumlah mikroba diusus. Angka penguranga dari frekuensi defekasi secara drastis dalam <3 hari terdapat pada kelompok yang memeperoleh probiotik dengan dengan kelomp kelompok ok kontrol kontrol.. Konsist Konsistens ensii faeces faeces yang lebih padat padat dan durasi durasi yang lebih pendek pada kelompok kelompok probiotik. probiotik. Rata-rata Rata-rata lama durasi diare juga mengalami mengalami hasil yang signifikan pada kelompok probiotik.
2.10 2.10..
Penc Penceg egah ahan an Diar Diaree
Penatal Penatalaksa aksanaan naan kasus kasus yang benar, yang terdiri terdiri dari upaya rehidra rehidrasi si oral oral dan pemberian pemberian makanan dapat mengurangi mengurangi efek buruk diare yang meliputi meliputi dehidrasi, dehidrasi, kekurangan gizi dan resiko kematian. Cara-cara lain juga dibutuhkan, untuk mengurangi insidens insidensii diare, diare, yaitu yaitu interve intervensi nsi yang selain selain mengur mengurangi angi penyebar penyebaran an mikroo mikroorga rganism nismee penyebab diare juga juga meningkatkan meningkatkan resiste resistensi nsi anak terhadap terhadap infeksi infeksi kuman kuman ini. ini. Sejumlah intervensi telah diusulkan untuk mencegah diare pada anak, kebanyakan meliputi meliputi cara yang berhubungan berhubungan dengan cara pemberian makanan kepada bayi, kebersihan kebersihan perseorangan, perseorangan, kebersihan kebersihan makanan, penyediaan penyediaan air bersih, bersih, pembuangan pembuangan tinja yang aman dan imunisasi. Ada 7 cara diidentifikasi sebagai sasaran untuk promosi, yaitu: 1.
Pemberian ASI
2.
Perbaikan ma makanan pe pendamping ASI
3.
Peng Penggu guna naan an air air ber berssih unt untuk uk kebe kebers rsih ihan an dan dan unt untuk uk minu minum m
4.
Cuci tangan
5.
Penggunaan jamban
6.
Pembuangan ti tinja ba bayi ya yang am aman
7.
Imunisasi campak.
Penderita yang dirawat inap harus ditempatkan pada tindakan pencegahan enterik, termas termasuk uk cuci tangan tangan sebelum sebelum dan sesuda sesudah h kontak kontak dengan dengan pender penderita, ita, penggun penggunaan aan jas panjang bila ada kemungkinan pencemaran pencemaran dan sarung tangan bila menyentuh menyentuh bahan yang terinfeksi. Penderita dan keluarganya harus dididik mengenai cara penularan enteropatogen dan cara-cara mengurangi penularan.
DAFTAR PUSTAKA
1.
Behrma Behrman, n, R.E et.all. et.all. Nelson Nelson Textbook Textbook of Pediatrics. Pediatrics. 17 th edition. International Edition. Saunders 2004. p 1239-1241
2.
Budiarso, Budiarso, Aswita.dkk. Aswita.dkk. Buku Pedoman Pengendalian Pengendalian Penyakit Penyakit Diare . Jakarta: Departement Kesehatan R.I PPM & PLP. 2009
3.
Depatemen Depatemen Kesehatan. Kesehatan. Diare Pada Anak . Kami Kamis, s, 31 Sept Septem embe berr 2010 2010 www.depkes.go.id
4.
Ganna, Herry. Melinda, Heda. Ilmu Kesehatan Kesehatan Anak Pedoman Pedoman Diagnosis Diagnosis dan Terapi. Terapi. Edisi 3. Bandung : 2005
5.
Santoso, N. Budi, Diare Pada Bayi Dan Anak , Lab/SMF. Ilmu Kesehatan Anak FK. Unibraw/RSU Dr. Saiful Anwar Malang. 2001
6.
Pusponegoro. H, dkk. Standar Pelayanan Medis Kesehatan Anak . Edisi I. Ikatan Dokter Anak Indonesia. 2004
7.
Rasad S., 2005, Radiologi Diagnostik (2nd edition), Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta
8.
Staf Pengajar Ilmu Kesehatan Anak, 1985, Buku Kuliah 3 Ilmu Kesehatan Anak. Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta
LAPORAN KASUS “Diare Akut dengan Dehidrasi Ringan-Sedang”
Pembimbing :
Dr. Jauhari Tri Wasisto, Sp.A Di susun Oleh : Tri Agung Wibowo 2008730041
KEPANITERAAN KLINIK STASE PEDIATRI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH CIANJUR UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA 2012