LAPORAN INVESTIGASI KLB HEPATITIS A Di SMUN 1 TAJUR HALANG KEC TAJUR HALANG KAB.BOGOR 30 September 2011 s/d 14 November November 2011
TEAM INVESTIGASI : (nama dan hp serta tempat tugas) 1.Adang Mulyana 2.Aprinianis R.I Bay 3.Dwi Agus Setia Budi 4.Harisnal 5.I Wayan Gde Artawan 6.Nur Purwoko 7.Opyn Mananta 8.Reynold Ubra
BAB I I. Pendahuluan . A. Lata Latarr Belak Belakan ang g Kejad Kejadia ian n Luar Luar Biasa Biasa (KLB (KLB)) Hepa Hepati titi tiss A di Prop Propin insi si Jawa Jawa bara baratt akhi akhir-a r-akh khir ir ini ini meningkat cukup tinggi, 5 Kabupaten sudah melaporkan KLB tersebut. Kabupaten Bogor termasuk salah satunya kabupaten yang melaporkan adanya KLB Hepatitis A. Berdasa Berdasarka rkan n inform informasi asi dari dari Dinas Dinas Keseha Kesehatan tan Kabupa Kabupaten ten Bogor Bogor pada pada hari hari Senin Senin tangga tanggall 14 Novemb November er 2011, 2011, telah terjadi terjadi KLB tersangka tersangka Hepatit Hepatitis is A di SMUN SMUN 1 Tajur Tajur Halang Kecamatan Tajur Halang dengan jumlah kasus 21 siswa. Sebagian siswa yang masih sakit tidak mengikuti kegiatan belajar mengajar dan diistirahatkan di rumah. Untuk Untuk mendapatkan mendapatkan kepastian kepastian terjadinya terjadinya kejadian luar biasa (KLB) dan gambaran gambaran penyakitnya, kemungkinan pola penularan serta penyebab dari kejadian luar biasa (KLB) tersebu tersebutt perlu perlu dilaksa dilaksanak nakan an penye penyelid lidika ikan n lebih lebih lanjut lanjut.. Berdasar Berdasarkan kan hal tersebu tersebutt di atas atas mahasis mahasiswa wa FETP FETP bekerja bekerjasam samaa dengan dengan Dinas Dinas keseha kesehatan tan Kabupa Kabupaten ten Bogor Bogor dan BBTKL BBTKL Jakarta melaksanakan melaksanakan penyidikan penyidikan epidemiolog epidemiologii kemungki kemungkinan nan terjadinya terjadinya KLB tersangka tersangka Hepatitis A diSMUN 1 Tajur Halang Kecamatan Tajur Halang Kabupaten Bogor. Bogor.
B. Tujuan Penyelidikan : B.1.Tujuan Umum Mengetahui gambaran besarnya masalah kejadian luar biasa (KLB) tersangka Hepa Hepati titi tiss A di wilay wilayah ah kerja kerja Pusk Puskesm esmas as Taju Tajurr Hala Halang ng Keca Kecama mata tan n Taju Tajurr Halan Halang g Kabupaten Bogor B.2. Tujuan Khusus a. Mempe Mempero role leh h kepast kepastia ian n adany adanyaa kejad kejadia ian n luar luar biasa biasa b. Memperoleh gambaran deskripsi kejadian luar biasa. c. Menet Menetap apka kan n sumb sumber er dan dan cara cara penu penula lara ran n penya penyakit kit d. Mengid Mengident entifi ifikas kasii peny penyeba ebab b kejadia kejadian n luar luar biasa biasa e. Merumus Merumuskan kan saran saran untuk untuk tinda tindakan kan meng menghen hentik tikan an kejad kejadian ian luar luar biasa biasa f. Merumus Merumuskan kan saran saran perb perbaik aikan an sistem sistem pelay pelayanan anan untu untuk k menceg mencegah ah kejadi kejadian an luar luar biasa terulang kembali B. Menetapkan KLB Telah terjadi KLB Hepatitis A di SMUN 1 Tajur Halang Kecamatan Tajur Halang Kabupaten Bogor pada tanggal 14 November 2011 yang ditetapkan berdasarkan definisi KLB Hepatitis Hepatitis A dimana dimana apabila apabila terdapat terdapat 2 (dua) (dua) kasus klinis klinis atau lebih yang berhubung berhubungan an secara epidemiologis dalam waktu kurang dari 35 hari, berhubungan secara epidemiologis adalah adanya kesamaan tempat tinggal, tempat kerja, sekolah atau tempat jajan.(Pedoman Penyelidikan dan penanggulangan KLB Penyakit menular dan keracunan, 2009 ) Pada akhir penyelidikan , ditemukan 32 kasus dengan dugaan Hepatiis A (demam dan ikterik) diantara 800 siswa dan ... guru dan karyawan, selama periode waktu 4 minggu atau AR= ..... per 100 populasi.
Semua kasus adalah siswa Sekolah ...... kelas ....., tidak ditemukan kasus diantara guru dan karyawan (hasil epidemiologi deskriptif) . Kemungkinan besar KLB masih berlangsung, walaupun cenderung menurun (kurva epidemi)
C. Metodologi 1. Batasan Wilayah Pelacakan 1. Wilayah Pelacakan Wilayah pelacakan adalah SMUN 1 Tajur Halang Kecamatan Tajur Halang Kabupaten Bogor Provinsi Jawa Barat. 2. Batasan Populasi Populasi penyelidikan adalah semua orang yang berada dalam lingkungan SMUN 1 Tajur Halang Kecamatan Tajur Halang Kabupaten Bogor Provinsi Jawa Barat (Guru, pegawai, siswa, pedagang ) . 2. Memastikan Diagnosa 1. Diagnosa Klinis Pemastian diagnosis kasus hepatitis A didasarkan dengan gejala klinis penderita tersangka hepatitis A berupa ; demam, pusing, mual, muntah, kurang nafsu makan, lelah, like flu (batuk pilek), nyeri perut dan kencing seperti teh. 2. Diagnosa Laboratorium Untuk memastikan penyebab dari tipe virus hepatitis ( HAV-IgM ) dilakukan pemeriksaan laboratorium terhdap sampel darah pada kasus sebanyak 6 orang. Pemeriksaan laboratorium dilakukan di Balai Laboratorium Kesehatan Jakarta. Sedangkan untuk diagnosis pasti hepatitis A apabila terdapat minimal 2 gejala tersebut diatas didukung dengan pemeriksaan imunologis pada kasus akut dan yang pernah menderita menunjukan IgM HAV (+) positif (Toni, 1995 dan Chin,2000). 3. Pengumpulan Data 1. Data Primer Data primer diperoleh dari hasil wawancara pada kasus dan kontrol berdasarkan kuesioner dan hasil observasi lapangan. Data primer meliputi ; umur, kelas, gejala, mulai sakit, status pengobatan, faktor resiko penderita, penjamah makanan, jenis makanan yang dijual dikantin, jumlah wc, kamar mandi dan sumber air bersih. 2. Data Sekunder Data sekunder diperoleh dari Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor, Puskesmas Tajur Halang dan SMUN 1 Tajur halang. Data pemeriksaan laboratorium yang diambil dari BTKL Jakarta. 4. Penelitian Kasus Kontrol 1. Batasan kasus Kasus adalah semua orang yang berada dalam lingkungan SMUN 1 Tajur Halang yang menderita gejala klinis ; panas dan salah satu gejala ikterik berikut : sclera kuning atau air seni seperti air teh. 2. Batasan kontrol Kontrol adalah semua orang yang berada dalam lingkungan SMUN 1 Tajur Halang yang sehat, yang tidak menderita gejala klinis seperti pada kasus. 3. Cara pengambilan sampel/ kontrol a. Untuk kasus diambil dari warga SMUN 1 Tajur Halang yang menderita gejala klinis ; panas dan salah satu gejala ikterik berikut : sclera kuning atau air seni seperti air teh.
b. Kontrol diambil dari siswa SMUN 1 Tajur Halang yang sehat, yang tidak menderita gejala klinis seperti pada kasus.
5. Cara Analisa Data Analisis data dilakukan dengan menggunakan komputer, untuk analisis deskriptif disajikan dalam bentuk tabel, grafik dan narasi. Sedangkan analisis bivariat menggunakan tabel 2 X 2 untuk menghitung odds ratio dan uji kemaknaannya menggunakan Chi Square. Sedangkan analisis multivariate menggunakan Regresi Logistik .
6. Penetapan Periode Penularan
Masa inkubasi terpendek penyakit Hepatitis A adalah 15 hari dan masa inkubasi terpanjang 50 hari dengan rata-rata masa inkubasi 28-30 hari (PPM&PL, 2005). Periode penularan di hitung berdasarkan periode antara kasus pertama di kurangi masa inkubasi terpendek dan kasus terakhir di kurangi masa inkubasi terpanjang. Diperoleh hasil periode paparan terjadi antara tanggal 15 s.d 20 September 2011.
7. Definisi Operasional
No 1
Variabel Umur
2
Gejala
Definisi Kategori Waktu sejak lahir sampai saat wawancara dihitung dengan menanyakan tanggal lahir Tanda klinis yang dialami oleh responden.
-Panas
Responden sedang/ pernah mengalami 0.tidak peningkatan suhu badan pada tanggal 30 1.Ya sept s/d 16 nov 2011
-Pusing
Responden sedang / pernah merasa 0.tidak pusing pada tanggal 30 sept s/d 16 nov 1.Ya 2011
-Lelah
Responden sedang / pernah merasa lelah pada tanggal 30 sept s/d 16 nov 2011
-Batuk
Responden sedang / pernah mengalami 0.tidak batuk pada tanggal 30 sept s/d 16 nov 1.Ya 2011
-Pilek
Responden sedang / pernah mengalami 0.tidak pilek 30 sept s/d 16 nov 2011 1.Ya
0.tidak 1.Ya
Skala Ratio
Nominal
-Mual
Responden sedang / pernah mengalami 0.tidak mual tanggal 30 sept s/d 16 nov 2011 1.Ya
-Muntah
Responden sedang / pernah mengalami 0.tidak muntah tanggal 30 sept s/d 16 nov 2011 1.Ya
-Diare
Responden sedang / pernah mengalami 0.tidak diare pada tanggal 30 sept s/d 16 nov 1.Ya 2011
-Mata Kuning
Responden sedang / pernah mengalami 0.tidak mata kuning tanggal 30 sept s/d 16 nov 1.Ya 2011
-Air seni Responden sedang / pernah mengalami 0.tidak seperti air air seni seperti air teh pada tanggal 30 1.Ya teh sept s/d 16 nov 2011
3
-Kurang nafsu makan
Responden sedang / pernah merasakan 0.tidak kurang nafsu makan pada tanggal 30 sept 1.Ya s/d 16 nov 2011
Tempat makan
Kantin sekolah yang dikunjungi responden selama periode waktu tgl 15 s/d 20 sept 2011
Nominal
-Wrg 1 0.tidak -Wrg 2 -Wrg 3 -Wrg 4
1.Ya 0.tidak 1.Ya
-Wrg 5
0.tidak
-Wrg 6
1.Ya 0.tidak 1.Ya 0.tidak 1.Ya 0.tidak 1.Ya
8. Jadwal Penyelidikan Jadwal penyilidikan dilakukan pada tanggal 16-17 November 2011.
II.
Gambaran Epidemiologi
A. Gambaran Kabupaten Bogor Kabupaten Bogor adalah salah satu kabupaten dalam wilayah administrasi Propinsi Jawa Barat dengan tingkat kepadatan penduduk yang cukup tinggi di mana pada tahun 2010 tercatat jumlah penduduk sekitar 4,5 juta. Luas wilayah Kabupaten Bogor sekitar 2.436,118 KM² yang terdiri dari 40 kecamatan dan 428 desa/ kelurahan (Profil Kesehatan Kabupaten Bogor, 2007). Secara geografi terletak antara 6.19º-6.47º LS dan 106.21º -107.13º BT. Kabupaten Bogor secara langsung berbatasan dengan : •
Sebelah Utara: DKI Jakarta, Kabupaten Tanggerang, Depok dan Bekasi.
•
Sebelah Selatan
Sebelah Timur Karawang
•
: Kabupaten Sukabumi, : Kabupaten Cianjur, Purwakarta dan
Sebelah Barat: Kabupaten Lebak, Pandeglang dan Serang
Kecamatan Tajurhalang berada di sebelah utara Kabupaten Bogor yang berbatasan dengan Kota depok. Kecamatan Tajurhalang mempunyai satu sekolah menengah atas yaitu SMUN1 Tajurhalang. Siswa SMUN1 Tajurhalang berasal dari wilayah sekitarnya termasuk dari Kota Depok. B.
Gambaran Lokasi KLB 1.
Peta KLB
Dari peta di atas diketahui semua kasus berasal dari SMU1 Tajurhalang yang berada di Desa Tajurhalang Kecamatan Tajurhalang Kabupaten Bogor. 2.
Gambaran Kesehatan Lingkungan
Gambaran fasilitas kesehatan lingkungan di SMUN1 Tajurhalang terdiri 1 sumber air bersih (SAB), 6 tempat pengelolaan makanan (TPM/warung) yang tergabung dalam 1 area kantin dan 8 kamar mandi. Kondisi SAB SAB yang digunakan adalah sumur gali (SGL) dan air di pompa menggunakan pompa listrik. Jarak SGL ke septictank sekitar 7 meter (<10 meter), tinggi bibir sumur atas < 80 cm, dinding sumur ke bawah ± 80 cm ( < 3 M) dan luas tembok kedap air sekitar SGL < 1 M. Jarak SGL ke saluran pembuangan air / got ± 70 cm dengan kondisi got kurang bersih. Secara umum kondisi SAB tidak terlindungi sehingga rawan terjadi kontaminasi. Kondisi TPM TPM di SMUN1 Tajurhalang berada dalam satu area kantin dengan penataan yang baik. Sumber air baku TPM menggunakan SAB sekolah. Kondisi TPM cukup bersih, tetapi pada penjamah / food handler belum menggunakan alat pelindung. Sebagian masakan jadi di masak di tempat tinggal penjual dan di sajikan di kantin, kecuali es batu yang digunakan sebagian di buat di kantin dan sebagian dari luar sekolah. Di kantin terdapat 1 wastafel tetapi tidak tersedia sabun / antiseptic. Dari enam warung, 1 warung (warung no 4) baru berjualan ± 1 bulan yang lalu sehingga dapat diabaikan sebagai sumber kontaminasi. Kondisi Kamar Mandi Kondisi kamar mandi yang digunakan siswa relative lebih tidak terawat di bandingkan dengan kamar mandi di ruang karyawan sekolah. Kondisi kamar mandi siswa lebih tidak
terawat / kotor sehingga lebih memungkinkan sebagai sumber kontaminasi, apalagi sebagian siswa lebih sering menggunakannya sebagai tempat cuci tangan. C.
Gambaran Kasus 1.
Gambaran klinis kasus
Berdasarkan hasil investigasi pada tanggal 15-16 November 2011 ditemukan penderita diduga hepatitis A sebanyak 32 kasus di SMUN 1 Tajur halang Kabupaten Bogor, dengan gejala klinis sebagai berikut : panas, pusing, kurang nafsu makan, lelah, mual, muntah, kencing seperti teh, diare dan ikterik. Semua kasus adalah siswa dan tidak ditemukan kasus diantara guru, karyaman atau penjual di kantin. Distribusi dugaan kasus Hepatitis A di SMUN 1 Tajurhalang berdasarkan Attack Rate dan CFR Tahun 2011 kelas X XI XII Siswa Non Siswa
Kasus 15 9 8
Pop 274 267 259
AR 5,47 3,37 3,09
CFR
32
800
4
0
0
52
0
0
0 0 0
Dari tabl diatas di ketahui semua kasus terjadi pada siswa dengan AR 4 %. Sedangkan AR tertinggi terjadi pada siswa kelas X. Tidak ada kematian pada kejadian KLB tersebut.
Tabel 1. Frekuensi Gejala Klinis Hepatitis A Di SMUN 1 Tajur Halang Kabupaten Bogor Tahun 2011
No 01 02 03 04 05 06 07 08 09 10
Gejala Klinis Mata Kuning Warna Urine Seperti Air Teh Panas Mual Lelah Pusing Muntah Kurang Nafsu makan Pilek Batuk
Jumlah 30 28 26 23 22 20 18 10 1 1
Persentase (%) 93,75 87,5 81,25 71,88 68,75 62,5 56,25 31,25 3,125 3,125
Dari tabel 1 dapat terlihat bahwa persentase gejala klinis terbanyak adalah mata kuning sebesar 93,75%, sedangkan persentase gejala terkecil adalah batuk pilek sebesar 3,125%.
Berdasarkan kurva epidemiologi diatas, kasus pertama terjadi pada minggu ke 39 dengan jumlah kasus 2 orang. Peningkatan kasus terjadi mulai minggu ke 43 dan puncaknya terjadi pada minggu ke 45. Kasus menurun tajam pada minggu ke 46. Berdasarkan kurva epidemiologi tersebut periode KLB belum berakhir karena biasanya KLB Hepatitis A berlangsung sampai 2 bulan. Kasus kemungkinan akan bertambah pada orang dalam masa inkubasi. c.Pemeriksaan pendukung dan laboratorium Pemeriksaan laboratorium dilakukan terhadap 6 (enam) penderita yang hasilnya belum bisa diperoleh / menunggu hasil pemeriksaan laboratorium.Sampel di periksa di BBTKL Jakarta.
Sebaliknya jika kasus di laur siswa banyak, mungkin dugaan sumber keracunan di dalam sekolah menjadi kecil kemungkinanya. Berdasarkan ini, bisa mengarahkan mengapa faktor risiko yang diselidiki hanya fokus pada TPM di Sekolah atau luar Sekolah.
BAB III METODOLOGI (Sholah : dibuat setelah tujuan)
Sholah Kalau melihat laporan ini, maka penulisannya menjadi seperti ini (saran) A. Penetetapan diagnosis etiologi KLB
1. Metode (desain analisis) : a. Penetapan Deferensial Diagnosis Etiologi KLB b. Gambaran Klinis dan Pemeriksaan Penunjang Individu Kasus c. Distribusi Gejala dan Tanda d. Gambaran epidemiologi (kurva epidemi dan karakteristik epidemiologi yang lain) e. Pemeriksaan Laboratorium 2. Pengumpulan Data a. Penetapan kasus awal (kriteria kasus agar kasus bisa diidentifikasi dan dilakukan wawancara, pemeriksaan atau pengujian lain) b. Identifikasi sumber data dan tatacara merekam dan mengolah data (populasi dan kasus) c. Analisis penetapan etiologi KLB B. Menetapkan Gambaran Epidemiologi KLB 1. Metode a. Gambaran Umum KLB (Lokasi Kejadian, Jumlah Kasus/AR, Sakit berat/%, atau kematian (CFR) b. Gambaran epidemiologi menurut karakteristik waktu, tempat dan orang (Kurva epidemi menurut tanggal sakit, Distribusi kasus menurut jenis pekerjaaan di sekolah, distribusi kasus menurut kelas, distribusi kasus menurut jenis kelamin, distribusi kasus menurut tempat jajan, dsb) c. Peta sebaran kasus menurut kelas d. Informasi lain yang menggambarkan situasi KLB misalnya penjelasan hasil pengamatan sanitasi warung, perilaku warung yang berisiko, jenis jajanan dan risikonya terhadap penularan hepatitis A, banyaknya pembeli dan atau banyaknya jenis jajanan yang dijual, air minum, kamar mandi, perilaku siswa yg berisiko, dsb
2. Pengumpulan Data dan Analisis a. Penetapan kasus awal (kriteria kasus agar kasus bisa diidentifikasi dan dilakukan wawancara, pemeriksaan atau pengujian lain, bisa sama dengan A) b. Identifikasi sumber data dan tatacara merekam dan mengolah data (populasi dan kasus) c. Analisis epidemiiologi deskriptif untuk menetapkan gambaran epidemiologi KLB (penetapan kasus KLB, periode KLB, periode paparan, distribusi kasus menurut karakteristik epidemiologi lain) C. Identifikasi Sumber dan Cara terjadinya Keracunan 1. Pengembangan hipotesis sumber dan cara penularan 2. Studi Analitik 1. Metode : Case control Batasan Kasus (bisa sama dengan studi sebelumnya) Batasan Kontrol (yang tidak ada gejala demam dan atau tanda-tanda ikterik) Faktor Risiko (sumber keracunan dan faktor perancu)
2. Pengumpulan Data Kasus diambil semua kasus yang ditemukan berdasarkan identifikasi kasus Kontrol diambil ....... Analisis
III. Jadwal Penyelidikan Jadwal penyilidikan dilakukan pada tanggal 16-17 November 2011.
BAB.IV. HASIL
1.Penetapan KLB : Berdasarkan laporan kegiatan luar biasa yang dilaporkan oleh Kepala Kepala Dinas Kesehatan kabupaten Bogor pada tanggal 15 November 2011 di SMUN 1 Tajur halang kecamatan Tajur Halang kab Bogor telah ditemukan kasus hepatitis A sebanyak 21 kasus dengan gejala klinis sebagai berikut ; pusing, batuk, demam, pilek, kurang nafsu makan, lelah, mual, muntah, kencing seperti teh,dan ikterik. Dengan demikian berdasarkan laporan wabah dan dengan adanya kenaikan jumlah kasus selama bulan November 2011 telah memenuhi syarat untuk dikatakan telah terjadi kejadian luar biasa (KLB).
.II.Penetapan Diagnosis KLB a. Gambaran klinis kasus pada KLB Berdasarkan hasil investigasi sampai tanggal 16 November 2011 ditemukan penderita hepatitis sebanyak 32 kasus di SMUN 1 Tajur halang Kabupaten Bogor. Hasil penyelidikan epidemiologi di lapangan terhadap 32 kasus melalui wawancara dengan kuesioner di dapatkan gejala klinis sebagai berikut : panas, pusing, kurang nafsu makan, lelah, mual, muntah, kencing seperti teh, diare dan ikterik.
b. Distribusi Gejala dan tanda penyakit Frekuensi gejala klinis dari 32 rkasus yang dilaporkan sakit sebagai berikut :
Tabel 1. Frekuensi Gejala Klinis Hepatitis A Di SMUN 1 Tajur Halang Kabupaten Bogor Tahun 2011
No 01 02 03 04 05 06 07 08 09 10
Gejala Klinis Mata Kuning Warna Urine Seperti Air Teh Panas Mual Lelah Pusing Muntah Kurang Nafsu makan Pilek Batuk
Jumlah 30 28 26 23 22 20 18 10 1 1
Persentase (%) 93,75 87,5 81,25 71,88 68,75 62,5 56,25 31,25 3,125 3,125
Dari tabel 1 dapat terlihat bahwa persentase gejala klinis terbanyak adalah mata kuning sebesar 93,75%, sedangkan persentase gejala terkecil adalah batuk pilek sebesar 3,125%. c.Pemeriksaan pendukung dan laboratorium Pemeriksaan laboratorium dilakukan terhadap 6 (enam) penderita yang hasilnya belum bisa diperoleh.(Sudah diperiksa 6 Sampel )
III.Gambaran Epidemiologi (Studi deskriptif) a.Lingkungan sekolah (Gambaran ) Gambaran fasilitas kesehatan lingkungan di SMUN1 Tajurhalang terdiri 1 sumber air bersih (SAB), 6 (enam) tempat pengelolaan makanan (TPM) yang tergabung dalam 1 area kantin dan 8 kamar mandi. 1. Kondisi SAB SAB yang digunakan adalah sumur gali (SGL) dan air di pompa menggunakan pompa listrik. Jarak SGL ke septictank sekitar 7 meter (<10 meter), tinggi bibir sumur atas < 80 cm, dinding sumur ke bawah ± 80 cm ( < 3 M) dan luas tembok kedap air sekitar SGL < 1 M. Jarak SGL ke saluran pembuangan air / got ± 70 cm dengan kondisi got kurang bersih. Secara umum kondisi SAB tidak terlindungi sehingga rawan terjadi kontaminasi. 2. Kondisi TPM TPM di SMUN1 Tajurhalang berada dalam satu area kantin dengan penataan yang baik. Sumber air baku TPM menggunakan SAB sekolah. Kondisi TPM cukup bersih, tetapi pada penjamah / food handler belum menggunakan alat pelindung. Sebagian masakan jadi di masak di tempat tinggal penjual dan di sajikan di kantin, kecuali es batu yang digunakan sebagian di buat di kantin dan sebagian dari luar sekolah. Di kantin terdapat 1 wastafel tetapi tidak tersedia sabun / antiseptic. 3. Kondisi Kamar Mandi Kondisi kamar mandi yang digunakan siswa relative lebih tidak terawat di bandingkan dengan kamar mandi di ruang karyawan sekolah. b.Penetapan Kriteria kasus ( DO Kasus )
Pada penyelidikan ini kasus adalah: Semua orang yang ada di lingkungan sekolah yang menderita sakit dari mulai 1 september sampai dengan 17 Nov 2011,dengan gejala: demam dan ada salah satu tanda ikterik (mata kuning (sklera ikterus ), air kencing berwarna seperti teh. Berdasarkan penyelidikan yang dilaksanakan pada tgl 17-18 Nov 2011 (tanggal penyelidikan yang mana yang benar ?)diketahui terdapat 32 kasus/800 siswa dan tidak ditemukan kasus pada guru,pegawai dan pedagang kantin .( table jumlah siswa/guru/ pegawai lain (kantin)
.Tabel Jumlah Siswa SMUN 1 Tajur halang Romb. No
Keadaan Siswa Kelas
Jumlah
Jumlah
Belajar
1
7
JUMLAH
2
7
JUMLAH
3
6
KET L
P
(L+P)
X–1
17
22
39
X–2
18
22
40
X–3
18
22
40
X–4
15
22
37
X–5
18
22
40
X–6
18
22
40
X–7
18
20
38
7
122
152
274
XI IPA-1
20
24
44
XI IPA-2
19
23
42
XI IPA-3
20
23
43
XI IPS-1
20
14
34
XI IPS-2
24
10
34
XI IPS-3
24
10
34
XI IPS-4
24
12
36
5
151
116
267
17
26
43
18
26
44
XII IPA1 XII IPA2
XII IPA3 XII IPA4 XII IPS1 XII IPS2
18
25
43
20
20
40
33
13
46
33
10
43
JUMLAH
6
139
120
259
SELURUHNYA
18
412
388
800
Jumlah Kelas
L
Jumlah
P
Ket. L
P
(L+P)
X
124
152
122
152
274
Perincian
XI IPA
60
71
60
69
129
Jumlah Siswa
XI IPS
92
47
92
46
138
XII IPA
73
97
73
97
170
XII IPS
66
23
66
23
89
415
390
413
387
800
Seluruhnya
Tabel Jumlah Guru,Pegawai dan pedagang kantin Pada SMUN 1 Tajur haling NO 1. 2. 3.
Pekerjaan Laki-laki Perempuan Jumlah Guru 20 12 32 Pegawai 9 4 13 Pedagang 1 5 6 Kantin Kemarin yg jualan di warung 6, ada 2 cowok ? masing2 warung ada 2-3 petugas ?
1.Proses kejadian (Kronologi Kejadian)
Kasus pertama ditemukan pada kejadian KLB Hepatitis di SMUN 1 Tajur Halang pada tanggal 30 September 2011 ( minggu ke 39 ) ,sebanyak satu kasus dan kemudian ditemukan peningkatan pada minggu ke 43,44 dan 45 sehingga berjumlah 32 kasus sampai dengan tanggal 18 November 2011.(katanya penyelidikan hanya sampai dengan tanggal 16 ?)
2.Kurva Epidemi.
Sholah : Analisis disini :
Kapan periode KLB ? Dari sini tetapkan kasus KLB yang mana ? Jika periode KLB mg 43 – 46, maka jumlah kasus KLB ada 30 kasus, kasus pada minggu 39 tidak masuk sebagai kasus KLB Jika diagnosis etiologi telah ditetapkan Hepatitis A, maka tetapkan kapan perkiraan periode paparan !
3.Gambaran epidemiologi menurut (kelas )/sex Pada Distribusi Kasus untuk memperoleh gambaran epidemiologi, hanya menyajikan kasus KLB, kasus yang tidak termasuk KLB tidak boleh dimasukkan.
Kelas
Kasus
X-1 X-2 X-3 X-4 X-5 X-6 X-7 JUMLAH XI-IPA-1 XI-IPA-2 XI-IPA-3 XI-IPS-1 XI-IPS-2 XI-IPS-3 XI-IPS-4 JUMLAH XII-IPA-1 Tabel XII-IPA-2 Distribusi XII-IPA-3 kasus XII-IPA-4 menurut XII-IPS-1 Jenis XII-IPS-2 Kelanmin JUMLAH KLB Hepatitis A TOTAL SMUN 1 Tajur halang Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan Jumlah
4 7 2 4 3 0 2 22 0 0 0 0 5 1 0 6 0 0 1 0 1 2 4 32
Populasi 412 388
CFR Jumlah AR (L+ P) 39 10.3 40 17.5 40 5.0 37 10.8 40 7.5 40 0.0 38 5.3 274 8.0 44 0.0 42 0.0 43 0.0 34 0.0 34 14.7 34 2.9 36 0.0 267 2.2 43 0.0 44 0.0 43 2.3 40 0.0 46 2.2 43 4.7 259 1.5 800 4.0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Kasus 15 17 32
CFR 0 0 0
Tabel Distribusi kasus menurut kelompok SMUN 1 Tajur halang Warung Warung 1 Warung 2 Warung 3
Kasus 19 16 10
AR 3.6 4.4 8.0
Tempat belanja (warung) KLB Hepatitis A % 59.4 50 31.3
Warung 4 Warung 5 Warung 6
0 26 28
0 81.3 87.5
definisi tempat belanja (warung) adalah jajan pada periode paparan !!! Betulkah ? (lampirkan daftar kasus dan warung ini) Peta /denah kasus berdasarkan kelas.(Area map )
Penjelasan warna apa ?
Pada Studi analitik, kasus-kasus yang tidak masuk kasus KLB harus dikeluarkan !!!
3.Distribusi Jenis kelamin berdasarkan kasus dan control di SMUN 1 Tajur haling (beda data kasus menurut jenis kelamin dengan data sebelumnya) Jenis Kelamin Kasus (%) Laki-laki 16(50.0) Perempuan 16(50.0) Jumlah 32(100.0) OR = 1.0 ;95 % CI : 0.384 – 2.454
Control (%) 34(50.7) 33(49.3) 67(100.0)
.Distribusi Umur berdasarkan kasus dan control di SMUN 1 Tajur halang Umur 14 tahun 15 tahun 16 tahun 17 tahun Jumlah Nilai p (α=0.05)=0.966
kasus 8(25.0) 8(25.0) 10(31.3) 6(18.7) 32(100.0)
kontrol 15 (22.4) 20(29.9) 20(29.9) 12(17.9) 67(100.0)
Distribusi Makan diwarung 1 berdasarkan kasus dan kontrol Warung 1 Ya Tidak Jumlah OR = 0.8; 95% CI :0.317 – 2.139
Kasus (%) 19 (59.4 ) 13 (40.6) 32 (100.0)
Control (%) 43(64.2) 24(35.8) 67(100.0)
Distribusi Makan diwarung 2 berdasarkan kasus dan kontrol
Warung 2 Ya Tidak Jumlah OR = 1.5;95% CI:0.582- 3.765
Kasus (%) 16 (50.0) 16 (50.0) 32 (100.0)
Control (%) 27 (40.3) 40 (59.7) 67 (100.0)
Distribusi Makan diwarung 3 berdasarkan kasus dan kontrol
Warung 3 Ya Tidak Jumlah
Kasus ( %) 10 (31.3 ) 22 (68.7) 32 (100.0)
Control (%) 10 (14.9) 57(85.1) 67(100.0)
OR = 2.6; 95 % CI :0.832- 7.960
Distribusi Makan diwarung 4 berdasarkan kasus dan kontrol
Warung 4 Ya Tidak
kasus 0 0
kontrol 0 0
Distribusi Makan diwarung 5 berdasarkan kasus dan kontrol
Warung 5 Ya Tidak
Kasus (%) 26 (81.3) 6 (18.7) 32 (100.0) OR =2.9 ;95 % CI :0.988- 9.777
Control (%) 40(59.7) 27(40.3) 67(100.0)
Distribusi Makan diwarung 6 berdasarkan kasus dan kontrol
Warung 6 Kasus (%) Ya 28(87.5) Tidak 4 (12.5) Jumlah 32 (100.0) OR = 3.4 ; 95 % CI : 1.001 – 14.924
Control (%) 45 (67.2) 22 (32.8) 67(100.0)
Analisis Mulivariat Disini letaknya Faktor risiko yang berdasar pada pengujian statistik p>0,25 tidak perlu dimasukkan dalam analisis model multivariat.
Kesimpulan tentang warung tertentu sebagai sumber keracunan berdasarkan pada bukti asosiasi, masuk akal, deskriptif dan kualitatif mendukung, dan bukti pengujian lingkungan sesuai
KESIMPULAN:
Telah terjadi KLB Hepatitis A di SMUN 1 Tajur dengan jumalah kasus 32 orang (AR = 4.0 % ), Dengan resiko kasus dikelas.: X-2 ( AR = 17.5 % ),dan sumber penularan kasus pada warung 6 (enam ).
Tabel :hasil analisis multi variat :
Variabel Umur Sex Warung 1 Warung 2 Warung 3 Warung 5 Warung 6
OR 1.05 1.37 0.57 1.81 1.76 3.42 4.459
Nilai P 0.808 0.529 0.277 0.217 0.313 0.03 0.019
95 % CI 0.664 -1.689 0.513 - 3.657 0.207 – 1.568 0.705 – 4.649 0.585 – 5.299 1.127 – 10.374 1.282 – 16.134