C.Pembahasan
Komunitas adalah berbagai jenis organisme yang merupakan bagian dari suatu unit-unit ekologi tertentu yang disebut ekosistem unit ekologis yng dimaksud di sini adalah suatu satuan lingkungan hidup yang di dalamnya terdapat bermacam-macam makhluk hidup (tumbuhan dan hewan), yang antar sesama makhluk hidup dan antara makhluk hidup dengan lingkungan sekitarnya (lingkungan benda tak hidup) membentuk hubungan timbal balik yang saling mempengaruhi. Komunitas dapat berupa komunitas hewan yang terdiri dari berbagai macam hewan, komunitas tumbuhan yang terdiri dari berbagai macam tumbuhan dalam satu ekosistem, atau keseluruhan hewan dan tumbuhan yang disebut komunitas biotik. Komunitas dari suatu ekosistem tertentu mempunyai ciri-ciri tertentu salah satu karakternya adalah keragaman jenis organisme yang menjadi penyusunnya. Keanekaragaman cenderung akan rendah pada ekosistem yang secara fisik terkendali (di batasi oleh factor lingkungan abiotik), atau mendapatkan tekanan lingkungan dan akan cenderung tinggi pada ekosistem yang di batasi, atau diatur oleh faktor biotik. Namun demikian dalam kasus tertentu misalnya ekosistem intertidal dengan faktor pasang surut menjadi pengendali fisik, kecenderungan umum tersebut tidak terjadi. Keanekaragaman banyak dipakai untuk mengindikasikan kondisi lingkungan suatu ekosistem. Keanekaragaman identik dengan kestabilan suatu ekosistem, yaitu jika keanekaragaman ekosistem relatif tinggi maka kondisi ekosistem tersebut cenderung stabil. Terdapatnya sejumlah kesulitan-kesulitan dalam penentuan jumlah anggota populasi secara keseluruhan melalui perhitungan secara langsung, mengundang perhatian para ahli ekologi untuk menciptakan sejumlah metode-metode penelitian populasi hewan secara tidak langsung, salah satu diantaranya adalah CMRR (capture mark reflease recapture). Dalam praktikum ini, metode ini dicoba untuk diserapkan dalam memperkirakan cacah populasi dari serangga (belalang), dengan lokasi pengamatan, yakni lapangan FT UNM, bagian barat.
Berdasarkan hasil pengamtan Estimasi besarnya populasi serangga belalang yang diperoleh dengan cara memasukkan nilai-nilai hasil analisis pada rumus Schumacher-Eschemeyer diperoleh nilai 0,033 dan nilai variansi yaitu 2,9 dengan standar erornya sebesar 0,273. Data tersebut menunjukkan bahwa penangkapan belalang
yang dilakukan memiliki angka atau tingkat kesalahan yang cukup rendah
karena menurut teori bahwa pengambilan suatu data dapat dikatakan benar apabila standar erornya mendekati nol. Dari analisis data mengenai estimasi besarnya populasi serangga dengan rumus Schumacher-Eschemeyer akan diperoleh besar populasi yang mendekati sebenarnya atau jumlah sebenarnya. Hasil yang diperoleh dari data pengambilan sampel 0,033 jika dibandingkan dengan standar error yang memiliki nilai sebesar 0,273. Pada analisis data dengan rumus Peterson diperoleh data sebesar 0,67 dan rumus shenebet sebesar 308,9. Metode ini dilakukan dengan cara melakukan penangkapan, memberi tanda, melepas kembali dan melakukan penangkapan kembali, sebanyak 11 kali perlakuan. Dari hasil perlakuan tersebut, diperoleh data, yakni jumlah serangga (belalang) yang tertangkap C adalah sebanyak 31 ekor, jumlah semua serangga (belalang) yang tertandai
M adalah 20 ekor, jumlah serangga
(belalang) yang baru ditandai m adalah 20 ekor, dan jumlah serangga (belalang) yang sudah tertandai dan tertangkap kembali (R) adalah 10 ekor. Berdasarkan data tersebut diatas, setelah dilakukan analisis data, maka jumlah atau populasi serangga (belalang) pada wilayah/lokasi pengamatan dapat diperkirakan sebagai nilai estimasi besarnya populasi serangga (belalang) pada komunitas yang diamati tersebut. Penentuan nilai estimasi tersebut dilakukan dengan cara mensubtitusi nilai-nilai hasil analisis data dalam table analisis ke dalam rumus Schumacher-Eschemeyer, Peterson, dan schenebel. Rumus Schumacher-Eschemeyer merupakan rumus standar dalam penentuan estimasi besarnya populasi, yakni digunakan dalam penentuan standar error yang merupakan patokan dalam penentuan derajat keakuratan dari pengambilan data atau sampel yang kita lakukan. Rumus Peterson dan schenebel merupakan rumus yang dijadikan sebagai pembanding
terhadap nilai standar error dari rumus Schumacher-Eschemeyer . Semakin dekat nilai yang diperoleh dari rumus Peterson dan schenebel dengan nilai standar error, maka berarti pengambilan data atau sampel semakin akurat, sebaliknya semakin jauh antara nilai standar error dengan kedua rumus tersebut, maka berarti pengambilan data atau sampel yang dilakukan semakin tidak akurat.
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan 1. Rumus Schumacher-Eschemeyer merupakan rumus standar dalam penentuan estimasi besarnya populasi, yakni digunakan dalam penentuan standar error yang merupakan patokan dalam penentuan derajat keakuratan dari pengambilan data atau sampel yang kita lakukan. 2. Jumlah serangga (belalang) yang tertangkap C adalah sebanyak 31 ekor, jumlah semua serangga (belalang) yang tertandai M adalah 20 ekor, jumlah serangga (belalang) yang baru ditandai m adalah 20 ekor, dan jumlah serangga (belalang) yang sudah tertandai dan tertangkap kembali (R) adalah 10 ekor. 3. Jumlah dari hasil analisis Schumacher-Eschemeyer diperoleh nilai 0,033 dan nilai variansi yaitu 2,9 dengan standar erornya sebesar 0,273. B. Saran 1. Di harapkan agar dalam pelaksanaan praktikum, semua praktikan memahami tujuan pelaksanaan praktikum ini. 2. Praktikan seharusnya datanya tepat waktu. 3. Asisten harusnya memberikan pemahaman yang baik pada praktikan dalam praktikum ini agar dalam membuat laporan praktikan bias lebih mudah membuatnya.
Prinsip-Prinsip Ekologi Dinamika populasi dapat juga disebabkan imigrasi dan emigrasi. Hal ini khusus untuk organisme yang dapat bergerak, misalnya hewan dan manusia. Imigrasi adalah perpindahan satu atau lebih organisme kedaerah lain atau peristiwa didatanginya suatu daerah oleh satu atau lebih organisme; didaerah yang didatangi sudah terdapat kelompok dari jenisnya. Imigrasi ini akn meningkatkan populasi. Emigrasi adalah peristiwa ditinggalkannya suatu daeah oleh satu atau lebih organisme, sehingga populasi akan menurun. Secara garis besar, emigrasi dan natalitas akan meningkatkan jumlah populasi, sedangkan mortalitas dan emigrasi akan menurunkan jumlah populasi. Populasi hewan atau tumbuhan dapat berubah, namun perubahan tidak selalu menyolok. Pertmabahan atau penurunan populasi dapat menyolok bila ada gangguan drastis dari lingkungannya, misalnya adanya penyakit, bencana alam, dan wabah hama. Komunitas Komunitas ialah kumpulan dari berbagai populasi yang hidup pada suatu waktu dan daerah tertentu yang saling berinteraksi dan mempengaruhi satu sama lain. Komunitas memiliki derejat keterpaduan yang lebih kompleks bila dibandingkan dengan individu dan populasi. Dalam komunitas, semua organisme merupakan bagian dari komunitas dan anatara komponennya saling berhubungan melalui kergaman interakasinya. Ekosistem Antara komunitas dan lingkungannya selalu terjadi interaksi. Interaksi ini menciptakan kesatuan ekologi yang disebut ekosistem. Komponen penyusun ekosistem adalah produsen (tumbuhan hiaju), konsumen (herbivira, karnivora dan omnivore), dan decomposer/pengurai (mikroorganisme0.
http://free.vkm.org/v12/sponsor/sponsor-pendamping/praweda biologi/