HORMON SERANGGA
Invertebrata, misalnya serangga menghasilkan hormon otak, hormon ekdison
dan
hormon
juvenil.
Ketiga
hormon
tersebut
berperan
dalam
metamorphosis. Hormon otak disekresikan oleh bagian otak. Adanya hormon otak menyebabkan sekresi hormon ekdison dan memacu otak meningkatkan sekresi hormon juvenil. Hormon Edikson berfungsi pada pergantian kulit. Sedangkan hormon juvenil. Berperan untuk menghambat proses metamorphosis. Pengaturan ketiga hormon tersebut mengakibatkan pergantian kulit pada serangga. Hormon Juvenile (JHS) adalah kelompok seskuiterpenoid asiklik yang mengatur banyak aspek fisiologi serangga. JHS mengatur perkembangan, reproduksi, diapause, dan polyphenisms. Pada
serangga,
JH
(sebelumnya
disebut
neotenin)
mengacu
pada
sekelompok hormon, yang menjamin pertumbuhan larva, sementara mencegah metamorfosis. Karena exoskeleton mereka kaku, serangga tumbuh dalam perkembangan mereka secara berturut mencurahkan exoskeleton mereka (suatu proses yang dikenal sebagai molting). Juvenile hormon disekresikan oleh sepasang kelenjar endokrin belakang otak yang disebut corpora allata. JHS juga penting untuk produksi telur pada serangga betina. Serangga dan beberapa hewan lain berkomunikasi secara kimia. Suatu bahan kimia yang disekresi oleh salah seekor anggota dari suatu spesi serangga yang menyebabkan suatu tanggapan dari seekor serangga lain dari spesi yang sama, disebut suatu feromon. Feromon (bahasa Yunani: phero yang artinya pembawa, dan mone bermakna sensasi) adalah sejenis zat kimia yang berfungsi untuk merangsang dan memiliki daya pikat seksual pada jantan maupun betina. Zat ini berasal dari kelenjar endokrin dan digunakan oleh makhluk hidup untuk mengenali sesama jenis, individu lain, kelompok, dan untuk membantu proses reproduksi. Berbeda
1
dengan hormon, feromon menyebar ke luar tubuh dan hanya dapat memengaruhi dan dikenali oleh individu lain yang sejenis (satu spesies). Alomon adalah zat yang digunakan untuk komunikasi antargenus. Feromon adalah isyarat kimiawi yang terutama digunakan dalam genus yang sama seperti disekresi pada seekor semut dapat dicium oleh yang lain. Zat kimia ini diduga diproduksi oleh kelenjar endokrin. Saat semut menyekresi cairan ini sebagai isyarat, yang lain menangkap pesan lewat bau atau rasa dan menanggapinya. Penelitian mengenai feromon semut telah menyingkapkan bahwa semua isyarat disekresikan menurut kebutuhan koloni. Selain itu, konsentrasi feromon yang disekresikan semut bervariasi menurut kedaruratan situasi. Feromon Pada Beberapa Serangga Kupu-kupu
Ketika kupu-kupu jantan atau betina mengepakkan sayapnya, saat itulah feromon tersebar di udara dan mengundang lawan jenisnya untuk mendekat secara seksual. Feromon seksual memiliki sifat yang spesifik untuk aktivitas biologis di saat jantan atau betina dari spesies yang lain tidak akan merespons terhadap feromon yang dikeluarkan betina atau jantan dari spesies yang berbeda. Rayap
Untuk dapat mendeteksi jalur yang dijelajahinya, individu rayap yang berada di depan mengeluarkan feromon penanda jejak (trail following pheromone) yang keluar dari kelenjar sternum (sternal gland di bagian bawah, belakang abdomen), yang dapat dideteksi oleh rayap yang berada di belakangnya. Sifat kimiawi feromon ini sangat erat hubungannya dengan bau makanannya sehingga rayap mampu mendeteksi obyek makanannya. Feromon dasar
Di samping feromon penanda jejak, para pakar etologi (perilaku) rayap juga menganggap bahwa pengaturan koloni berada di bawah kendali feromon
2
dasar
(primer
pheromones).
Misalnya,
terhambatnya
pertumbuhan/
pembentukan neoten disebabkan oleh adanya semacam feromon dasar yang dikeluarkan oleh ratu, yang berfungsi menghambat diferensiasi kelamin. Segera setelah ratu mati, feromon ini hilang sehingga terbentuk neotenneoten pengganti ratu. Tetapi kemudian neoten yang telah terbentuk kembali mengeluarkan feromon yang sama sehingga pembentukan neoten yang lebih banyak dapat dihambat. Feromon dasar juga berperan dalam diferensiasi pembentukan kasta pekerja dan kasta prajurit, yang dikeluarkan oleh kasta reproduktif. Dilihat dari biologinya, koloni rayap sendiri oleh beberapa pakar dianggap sebagai supra-organisma, yaitu koloni itu sendiri dianggap sebagai makhluk hidup, sedangkan individu-individu rayap dalam koloni hanya merupakan bagian-bagian dari anggota badan supra-organisma itu. Perbandingan banyaknya neoten, prajurit dan pekerja dalan satu koloni biasanya tidak tetap. Koloni yang sedang bertumbuh subur memiliki pekerja yang sangat banyak dengan jumlah prajurit yang tidak banyak (kurang lebih 2 - 4 persen). Koloni yang mengalami banyak gangguan, misalnya karena terdapat banyak semut di sekitarnya akan membentuk lebih banyak prajurit (7 - 10 persen), karena diperlukan untuk mempertahankan sarang. Ngengat
Komunikasi melalui feromon sangat meluas dalam keluarga serangga. Feromon bertindak sebagai alat pemikat seksual antara betina dan jantan. Jenis feromon yang sering dianalisis adalah yang digunakan ngengat sebagai zat untuk melakukan perkawinan. Ngengat gipsi betina dapat memengaruhi ngengat jantan beberapa kilometer jauhnya dengan memproduksi feromon yang disebut "disparlur". Karena ngengat jantan mampu mengindra beberapa ratus molekul dari betina yang mengeluarkan isyarat dalam hanya satu mililiter udara, disparlur tersebut efektif saat disebarkan di wilayah yang sangat besar sekalipun.
3
Semut dan lebah madu
Feromon memainkan peran penting dalam komunikasi serangga. Semut menggunakan feromon sebagai penjejak untuk menunjukkan jalan menuju sumber makanan. Bila lebah madu menyengat, ia tak hanya meninggalkan sengat pada kulit korbannya, tetapi juga meninggalkan zat kimia yang memanggil lebah madu lain untuk menyerang. Demikian pula, semut pekerja dari berbagai spesies mensekresi feromon sebagai zat tanda bahaya, yang digunakan ketika terancam musuh; feromon disebar di udara dan mengumpulkan pekerja lain. Bila semut-semut ini bertemu musuh, mereka juga memproduksi feromon sehingga isyaratnya bertambah atau berkurang, bergantung pada sifat bahayanya. Kecoak
Kecoak betina menarik lawan jenisnya dengan cara mengeluarkan periplanon-B. Konon senyawa ini dimanfaatkan CIA untuk menangkap seorang mata-mata. Caranya orang yang dicurigai dikenai periplanon-B dan ditangkap kalau beraksi dengan detektor kecoak jantan. Kecoak jantan dengan sangat tepat akan menemukan orang yang di bajunya dikenai periplanon-B, walau si mata-mata mungkin tidak membaui senyawa ini. Banyak feromon serangga yang strukturnya tidak rumit. Geraniol dan sitral, keduanya terpena, merupakan feromon rekrut untuk lebah madu, sedangkan isoamil asetat (bukan terpena) adalah suatu feromon tanda bahaya.
Geraniol
Sitral
3-metilbutil asetat
4
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2012, Juvenile Hormone, (http://en.wikipedia.org/wiki/Juvenile_ hormone diakses 8 Desember 2012). Anonim, 2012, Feromon, desember 2012).
(http://id.wikipedia.org/wiki/Feromon
diakses
7
Fessenden dan Fessenden, 1986, Kimia Organik Jilid 2, Erlangga, Jakarta.
5