LAPORAN EVIDENCE BASED PRACTICE KEPERAWATAN GERONTIK
Nama Mahasiswa
: Eko Maulia Mahardika
NIM
: SN201721024
Kelompok
: Sragen
1.
Latar Belakang
Berdasarkan hasil pengkajian yang dilakukan kepada Ny. K tanggal 12 Desember 2018 didapatkan data bahwa klien sering mengeluh sakit kepala berputar disertai mual, nyeri dengan skala 5 akibat kelelahan selepas bekerja. Klien juga didiagnosa menderita vertigo beberapa bulan yang lalu l alu dan sempat mengkonsumsi obatan yang diberikan oleh Bidan Desa. Hasil pemeriksaan diperoleh tekanan darah 130/80 mmHg, nadi 89 x/menit, pernapasan 20 x/menit, suhu 37oC. Tujuan pencarian literature review ini untuk mengetahui hasil-hasil penelitian mengenai efektifitas terapi akupresure terhadap penurunan nyeri kepala kepada Ny. K dengan vertigo. Hasil dari penelitian ini dijadikan sebagai referensi praktik keperawatan yang akan di aplikasikan kepada Ny. K untuk meredakan nyeri kepala yang diderita.
2.
PICO
Metode penelitian yang dilakukan yaitu dengan mengidentifikasi artikel periode 2013 – 2018 melalui pencarian dari google.com google.com dengan artikel/jurnal yang berbahasa Indonesia dan Inggris dengan menggunakan kata kunci “Akupresure”, “Vertigo”, “Pusing”, dan “Lansia”. Sifat dari penulisan ini adalah analisis deskriptif, yakni penguraian secara teratur data yang diperoleh melalui metode PICO.
P (Problem)
: Pasien lansia (Ny. K) dengan vertigo < 1 bulan.
I (Intervention) (Intervention)
: Terapi Akupresure untuk mengurangi nyeri pada klien dengan vertigo
C (Compretion) (Compretion)
: Sebelum ( Pre) Pre) dan sesudah ( Post ) Terapi Akupresure
O (Outcome)
: Terjadi penurunan nyeri pada klien, partisipasi klien
dalam
mengimplementasikan
terapi
akupresure secara mandiri dan rutin.
3.
Tinjauan Kasus
Saat dilakukan pengkajian pada Ny. K tanggal 12 Desember 2018 didapatkan data bahwa klien sering mengeluh sakit kepala berputar disertai mual, nyeri dengan skala 5 akibat kelelahan selepas bekerja. Klien juga didiagnosa menderita vertigo beberapa bulan yang lalu dan sempat mengkonsumsi obatan yang diberikan oleh Bidan Desa. Hasil pemeriksaan diperoleh tekanan darah 130/80 mmHg, nadi 89 x/menit, pernapasan 20 x/menit, suhu 37 oC.
4.
Dasar Pembanding
Penatalaksanaan farmakologis yang biasa diberikan pada penderita vertigo menurut Dewi tahun 2009 dengan pemberian obat yang bersifat antihistamin, sedatif transquilizer, anti depresandan dan terapi simptomatik seperti metode brand daroff untuk BPPV, latihan visual vestibuler, dan latihan berjalan (gait exercise). Menurut pengakuan Ny. K tidak ada cara khusus dalam menangani nyeri kepala yang diderita, klien mengatakan hanya akan tidur jika merasa pusing dan pergi ke Bidan Desa untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut. Sehingga dalam situasi ini mendorong mahasiswa memberikan terapi nonfarmakologi untuk menurunkan intensitas nyeri bagi penerima manfaat.
5.
Implementasi
Tindakan terapi akupresur sudah diterapkan di dusun Talangangin pada Ny. K yang dilaksanakan pada tanggal 15 - 17 Desember 2018. Berdasarkan penelitian K r i snand snanda a Ad A di tya tya Nanda Nanda yang berjudul “ Pengaruh Terapi Akupresur Terhadap Vertigo di Klinik Sinergy Mind Health Surakarta”. Surakarta”. Cara Melakukan senam lansia : 1. Fase persiapan a. Persiapan alat dan bahan ( seperti alat bantu pijat, kream, lotion, minyak urut) b. Persiapan diri (mencuci tangan dengan sabun) c. Persiapan pasien ( pasien dibeli penjelasan dan diposisikan sesuai kebutuhan, berbaring atau dalam posisi duduk yang nyaman.
2. Fase orientasi a. Memberikan salam dan menjelaskan tujuan latihan senam lansia b. Menjelaskan aturan pelaksanaan :
Klien harus mengikuti terapi ini dari awal sampai akhir
Klien yang meninggalkan terapi harus minta izin terlebih dahulu.
c. Kontrak waktu Terapi menjelaskan waktu berlangsung 20-30 menit. 3. Tahap kerja a. Melakukan pemijatan akupresur 1)
Oleskan minyak atau krim secukupnya pada lokasi yang akan dipjiat jika diperlukan
2)
Lakukan pemijatan pemanasan dengan memijat ringan pada jalur meridian terpilih atau daerah sekitar tempat keluhan
3)
Lakukan pemijatan utama pada lokasi yang diinginkan dan pada titik-tiik akupresur terpilih
4)
Pemijatan diakhiri dengan tehnik relaksasi, yaitu dengan pemijatan ringan pada daerah sekitar tempat pemijatan utama
5)
Selama pemijatan, pasien ditanya apakah terlalu keras. Jika terlalu keras atau sakit, tekanan dikurangi karena bisa menyebabkan memar
6)
Akhir pemijatan diberitahukan kepada pasien
4. Tahap terminasi a. Menanyakan perasaan pasien setelah mengikuti terapi . b. Memberikan pujian pada pasien. c. Selesai tindakan dilakukan evaluasi hasil dengan menanyakan dan mengamati keadaan pasien. d. Anjuran pola hidup sehat perlu diberikan kepada pasien sesuai dengan kebutuhan. e. Membuat kontrak waktu kembali untuk latihan senam lansia untuk selanjutnya.
f.
6.
Penutup : mengucapkan salam dan terima kasih.
Hasil
Berdasarkan intervensi yang dilakukan selama tiga hari didapatkan kualitas tidur Ny. K dari tanggal 17 17 Desember 2017 meningkat. meningkat. Terbukti Ny. K mengatakan nyeri berkurang dan tidak merasa pusing kembali. Merasa otot badanya mulai rileks untuk beristirahat. Akupresur merupakan tindakan ti ndakan yang mudah dilakukan oleh perawat dan memiliki banyak keuntungan (Dibble et al 2007). Metode akupresur sudah lama diterapkan di Cina seperti ditulis pada buku acupunture without needle karya Dr. Cerney (Artika, 2006). Akupresur juga aman untuk dilakukan sendiri walaupun belum pernah melakukan sebelumnya, asalkan mengikuti petunjuk yang ada. Titik utama, digunakan untuk segala macam penyebab vertigo : GB 20 fengchi, BL 18 Ganshu, Ki 3 Taixi, BL 23, Shenshu, LR 2 Xingjian (Hartono 2012). Akupresur dapat membantu meringankan gejala atau mengurangi atau menghilangkan gejala sakit kepala dan ketegangan yang mampu menurunkan tekanan darah tinggi. Adapun titik titik penekanan yang dilakukan adalah meliputi : titik Taichong (H3) terletak 3 jari dari lipatan jari kaki I dan II. Titik ini membersihkan panas hati dan mengatasi sakit kepala. Titik Zusanli (Lb 36) terletak 4 jari dibawah patela lutut, Titik ini mempunyai fungsi menambah energi dan menjernihkan panas lambung serta meningkatkan daya tahan tubuh. Titik Hegu (UB 4) terletak di punggung tangan pada puncak yang paling tinggi jika ibu jari dan jari telunjuk dirapatkan, berfungsi mengatasi sakit kepala depan dan samping. Titik Ist.1 terletak diantara 2 alis, berfungsi untuk membuyarkan hambatan energi daerah kepala depan yaitu mengatasi sakit kepala bagian depan dan pusing. Titik Baihul (Tu 20) terletak dipuncak kepala yang berfungsi membuyarkan energi daerah kepala atas, sakit kepala atas dan pusing. Akupresur titik Fungche (KE 20) berada di lekukan tengkuk atas di bawah kepala, 2 jari dari garis tengah tengkuk dan Jianjing (KE 21) berada pada lekukan di atas bahu, lurus ke bawah dengan daun telinga, mempunyai fungsi melancarkan energi daerah samping kepala, nyeri kepala (Depkes RI, 2009 & Kemenkes RI, 2015). Perangsangan pada
titiktitik tersebut akan menghasilkan enzim endorpin (substansi sejenis morfin) dari otak yang menimbulkan rasa nyaman dan dapat menurunkan kadar kortisol dalam darah melalui pengaturan HPA pengaturan HPA axis (Syaifullah, 2010).
7.
Diskusi
Hasil penelitian sebelum dan sesudah diberikan terapi akupresur menunjukkan perbedaan yang bermakna. Perbedaan tersebut terlihat dari penurunan rata-rata tekanan darah antara sebelum dan sesudah diberikan akupresur. Akupresur membantu memperbaiki sirkulasi dan menurunkan tekanan darah (Padila, 2013). Stimulasi titik akupresur akan mampu merangsang endorpin yang membuat pasien merasa tenang dan nyaman. Stimulasi titik akupresur juga akan merangsang dilepaskannya histamin yang menyebabkan vasodilatasi pembuluh darah. Proses tersebut berakibat menurunkan tekanan darah dan sakit kepala dengan cara terjadinya vasodilatasi dan menurunnya resistensi pembuluh darah (Nurarif & Kusuma, 2013). Kedua manfaat akupresur tersebut dapat menurunkan tekanan darah lansia (Majid & Rini, 2016). Berdasarkan penelitian
K r i snanda snanda A ditya N anda anda yang berjudul
“ Pengaruh Terapi Akupresur Terhadap Vertigo di Klinik Sinergy Mind Health
Surakarta”. Surakarta”. Peneliti
menggunakan
16
responden.
Teknik
pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini ialah consecutive sampling . Peneliti menggunakan Instrument Vertigo Symptom Scale-Short Form (VSS-SF) untuk mengukur variabel vertigo yang terdiri dari 15 nomor. Setiap nomor memiliki rentang nilai 0-4. Ada tidaknya gejala vertigo didapatkan dengan menjumlahkan nilai dari setiap nomor. Nilai total mulai dari nol sampai enam puluh. Semakin besar nilai menunjukkan bahwa semakin buruk kelainan yang dideritanya. Menurut hasil pengujian di penelitian tersebut dilakukan P value (Sig.) < 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima yang berarti terapi akupresur mempengaruhi penurunan vetigo di Klinik Sinergy Mind Health Healt h Surakarta dan sebaliknya apabila p apabila p value (Sig.) > 0,05 maka Ho diterima dan Ha ditolak yang berarti terapi akupresur tidak mempengaruhi penurunan vetigo di Klinik Sinergy Mind Health Surakarta.
Penelitian menggunakan uji Paired sample t-test t -test menunjukan nilai p value = 0,000 sehingga p value < 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima sehingga terapi akupresur mempengaruhi penurunan vetigo di Klinik Sinergy Mind Health Surakarta.
8.
Kesimpulan dan Saran
Penelitian menggunakan uji Paired uji Paired sample t-test menunjukan nilai p nilai p value = 0,000 sehingga p sehingga p value < 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima sehingga terapi akupresur mempengaruhi penurunan vetigo di Klinik Sinergy Mind Health Surakarta. Saran : a.
Diharapkan terapi akupresur dapat dilanjutkan pada Ny. K secara mandiri.
b.
Diharapkan bagi petugas kesehatan khususnya bidan desa dapat menjadikan terapi akupresur menjadi salah satu kegiatan yang dapat dilakukan di dusun secara teratur
c.
Diharapkan terapi akupresur dapat dijadikan sebagai kegiatan rutin lansia (Ny. K) di dusun Talangangin, Kebonromo, Sragen.
9.
Daftar Pustaka
Lumbantobing, SM. 2013. Vertigo Tujuh Keliling . Jakarta: FKUI. Nanda, KA. 2014. Pengaruh Terapi Akupresur Terhadap Vertigo di Klinik Sinergy Mind Health Surakarta. Surakarta . Skripsi. Nugroho, W. 2008. Keperawatan Gerontik dan Geriatrik . Edisi 3. Jakarta: EGC. Walther, LE., Rogowski M., Schaaf H., Hormann K., Lohler J. 2010. Falls and Dizziness in the Elderly. Elderly . Otolaryngol Pol 64 (6): 354-357.