BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ilmu ke bidan bidanan an adalah ilmu yang mempelajari tentang kehamilan kehamilan,, persalinan, persalinan, dan kala nifas nifas serta serta kembalinya alat reproduksi ke keadaan normal. Tujuan ilmu ke bidan bidanan an adalah untuk mengantarkan mengantarkan kehamilan kehamilan,, persalinan, persalinan, dan kala nifas nifas serta serta pemberian ASI dengan dengan selamat dengan dengan kerusakan kerusakan akibat persalinan akibat persalinan sekecil-k ecilnya ecilnya dan kembalinya alat reproduksi kekeadaan normal. Kemampuan pelayanan kesehatan suatu negara ditentukan dengan perbandingan tinggi rendahnya angka kematian ibu dan angka kematian perinatal. Dikemukakan baha angka kematian perinatal lebih mencerminkan mencermin kan kesanggupan suatu negara untuk memberika memberikan n pelayanan kesehatan. Indonesia, di lingkungan AS!A", merupakan negara dengan angka kematian ibu dan perinatal tertinggi, yang yang berarti kemampuan kemampuan untuk memberikan memberikan pelayanan pelayanan kesehatan kesehatan segara untuk memberikan pelayanan kesehatan masih memerlukan perbaikan yang bersifat menyeluruh menyeluruh dan lebih bermutu. bermutu. #erdasarkan #erdasarka n tingginya angka kematian ibu dan perinatal yang dialami sebagian besar negara negara berkembang, berkembang, maka $%& $%& menetapkan menetapkan salah satu usaha usaha yang sangat sangat penting untuk dapat mencapai mencapai peningkatan peningkatan pelayanan pelayanan ke bidan bidanan an yang menyeluruh dan bermutu yaitu dilaksanakannnya dilaksanakannnya praktek praktek berdasar berdasar pada e'idence e'idence based. Dimana Dimana bukti secara ilmiah telah dibuktikan dan dapat digunakan sebagai dasar praktek terbaru yang
lebih aman dan diharapkan dapat mengendalikan asuhan ke bidan bidanan an sehingga mampu sehingga mampu memberikan memberika n pelayanan yang lebih bermutu dan menyeluruh dengan tujuan menurunkan angka kematian ibu dan angka kematian perinatal. Karena alas an yang etis, politis dan ekonomi, semua inter'ensi kesehatan di harapkan untuk berdasar pada bukti ( e'idence-based care ), dan bukan berdasarka berdasarkan n kebiasaan, keyakinan pribadi atau atau praktek rutin hal ini pun berlaku di bidang kesehatan ibu.
B. Tujuan
*. +ahasisa mengerti mengerti akan pengertian e'idence based pactices in midifery . +ahasisa mampu untuk selalu menggunakan e'idence based practices dalam mengambil keputusan klinik . +ahasisa dapat menyeleksi sumber-sumber sumber-sumber penelitian terbaik yang dapat diggunakan dalam menagani pasien . +ahasisa selalu mengupdet dirinya supaya saat menjadi bidan natinya dirinya tidak ketinggalan informasi ilmiah /. +ahasisa mampu mengakses situs-situs yang menyediakan sumber-sumber atau bukti ilmiah serta dapat dapat mengunakan mengunakan kata kunci secara secara efektif
C. Manfaat
*. +ahasisa akan mengerti betapa pentingnya penggunaan e'idence based practices dalam mengambil keputusan klinik . +ahasisa mampu mengerti tentang langkah-langkah menganamnesis keluhan pasien . +ahasisa dapat dapat melatih diri untuk menghormati pasien karena hal ini salah satu elemen penting e'idence based practices in midefery . +ahasisa mampu mampu untuk terus menambah sumber-sumber sumber-sumber atau bukti ilmiah terbaru sebagai refernsi terhadap keluhan pasien /. +ahasisa dapat dapat membedakan serta menilai mana kah bukti ilmiah yang 'alid dan tidak 'alid
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Pengertian
!'idence based adalah suatu pendekatan medic yang di dasarkan pada bukti bukti ilmiah terkini untuk kepentingan pelayanan kesehatan penderita. Dengan demikian dalam praktek e'idence based practices memadukan antara kemampuan dan pengalaman klinik dengan bukti-bukti ilmiah terkini yang paling dapat di percaya ( Sackett et al, *001) !'idence based adalah integrasi hasil-hasil penelitian terbaru dengan sabjek pasien dan kejadian klinik dalam membuat keputusan klinik atau merupakan juga hasil penelitian terbaru yang merupakan integrasi antara pengalaman klinik, pengetahuan fatofiisiologi dan keputusan terhadap kesehatan pasien ( Sugiarto,220) Suatu istilah yang luas yang digunakan dalam proses pemberian informasi berdasarkan bukti dari penelitian (3ray, *004). !'idence based mengkombinasikan antara penemuan terbaru dalam bidang praktek kebidanan dengan pelayanan kesehatan terbaik yang diterima oleh klien. Dengan dilakukannya penelitian yang mengaali pengumpulan data dan kemudian dilakukan analisa. Sehingga mengetahui kesenjangan antara pengetahuan atau teori yang berkembang dengan aplikasinya dalam memberikan pelayanan. 5ntuk mencapai tujuan ini melibatkan jutaan anita yang telah ikut berpartisipasi dalam melakukan uji coba terkontrol secara acak. %asil yang terbukti bermanfaat baru digunakan secara rutin. 6elayanan kesehatan tanpa bukti telah
ditinggalkan karena kurangnya fleksibilitas dan rele'an. %asil penelitian yang diterapkan adalah yang mudah dimengerti dan mudah digunakan secara klinis. Tujuan e'idence based practices adalah membantu dalam proses pengambilan keputusan seorang bidan yang berkerja berdasarkan bukti ilmiah (+urti,b .220). Tujuan e'idence based adalah membantu proses pengambilan keputusan klinik, baik untuk kepentingan pencegahan,diagnose, terapeutik, maupun rehabilitasi yang di dasarkan pada bukti-bukti ilmiah yang terpercaya dan dapat untuk di pertanggung jaabkan
B. Manfaat
%asil penemuan dari e'idence based ini dapat menjadi sumber informasi, serta pengetahuan tentang nilai kesehatannya dan tindakan yang di lakukakn berdasarkan teori ilmiah dari penemu-penemu terbaru dan agar lebih efektif, ekonomis dan mudah di aplikasikan oleh siapa saja dan di mana saja dan memberikan nilai pelayanan yang optimal pada pasien sehingga bisa mengurangi angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AK#) dengan praktek yang di terapkan dalam e'idence based .
C. Kategri
a. Kehamilan "ormal *.6eraatan sebelum hamil 6eraatan prenatal mungkin bermanfaat bagi medis anita berisiko tinggi, tetapi ada data yang cukup untuk merekomendasikan terhadap peraatan kehamilan di
perempuan berisiko rendah. Dengan melakukan konseling secara teratur pada bidan akan mengurangi keluhan dalam menjalani persalinan, mengurangi persalinan S7, mengurangi resusitasi pada neonatus, persiapan inisiasi dini dan meningkatkan kepuasan. 6emberian suplemen asam folat dimulai * bulan sebelum konsepsi yang dilanjutkan sampai 8 hari setelah konsepsi. . 6erubahan fisiologis dalam kehamilan 6erubahan fisiologis yang terjadi merupakan adaptasi selama kehamilan, sehingga bila informasi InI diketahui sebelum kehamilan akan menimbulkan kesiapan. 6erubahan yang terjadi menandakan perubahan yang terjadi dalam batas normal ataupun tidak. 6erubahan ini rerjadi sering ber'ariasi. . 5S3 dalam kehamilan Tidak ada panemuan yang menyatakan baha pemeriksaan 5S3 menjadi suatu keharusan. 6elaksanaannya dilakukan oleh orang yang telah professional. Dimana pemeriksaan ini mampu untuk mengetahui usia kehamilan, tetapi klien harus diberi tahu terlebih dahulu tentang manfaat dan resiko yang ditimbulkan. 6ertama kali dilakukan saat kunjungan pertama yaitu *8-2 minggu. 9esiko yang rendah pada penggunaan 5S3, bila usia kehamilan telah mencapai 8 hingga minggu. Ini dilakukan untuk mengatasi kematian dan kesakitan . Deteksi dini aneuploidy dan diagnosis sebelum hamil 6elaksanaan deteksi ini dilakukan pada perempuan yang mempunyai resiko tinggi, dilakukannya sebuah diskusi tentang setiap item yang dilakukan. Sehingga bila ditemukan hasil yang abnormal, perempuan bisa mengerti akan kondisi tersebut.
6endeteksian pada trimester pertama pelaksanaan akan memperoleh hasil yang jelas pada minggu ke ** karena telah di sekresikan hormone human chorionic gonadotropin (h73). Sedangkan pada trimester kedua 5S3 akan memperlihatkan hasil berupa pengaruh yang terjadi pada janin. /. Deteksi genetika 6ada pendeteksian genetika sebenarnya tidak ada inter'ensi yang dapat dilakukan, karena ini berkaitan dengan unsur genetik yang telah dibaa dari lahir. Seperti pada pasien dengan kasus 7ystic :ibrosis (7:) dengan kelainan pada autosom resesif yang mengakibatkan mutasi dan sering mengalami pengulangan pada kehamilan berikutnya. Selain itu, juga terjadi pada kasus Trisomy *, yang kejadian sering beriringan meningkatnya usia perempuan dalam menjalani kehamilan
1. 6ersiapan sebelum persalinan dan kala * 6erlu adanya deteksi dini sebelum persalinan tentang kondisi ibu dan janin. Sehingga dapat dilakukan perencanaan persalinan apakah per'aginam ataupun perabdominan;S7. S7 dilakukan pada persalinan yang tidak memiliki presentasi 'erte< dengan usia kehamilan = * minggu, yang ditunjang dengan ukuran panggul yang menyatakan adanya ketidaksesuaian antara panggul ibu dan kepala janin. Ini diharapkan dapat menghindari keterlambatan dalam memberikan pelayanan kesehatan yang adekuat demi kepuasan klien. 6raktek-praktek yang tidak efektif ditinggalkan seperti klisma rutin, mendilatasi 'agina, dan episiotomy rutin. Sedangkan praktek yang eektif dilakukan seperti
dukungan selama persalinan ditingkatkan, pemanfaatan partograf dalam pengambilan keputusan klinik, memantau pembukaan se'iks pada fase aktif sampai penggunaan o
4,2). Selain itu timbul ketidaknyamanan pada ibu akibat fisiologis dari persalianan itu sendiri. Disinilah asuhan berupa perubahan posisi dalam persalinan dipraktekkan, karena pemberian obat pengurang rasa nyeri tidak dianjurkan. Durasi kala selama 12 menit, dalam kurun aktu itu dilakukan pemantauan pada ibu dan janin. Saat meneran tidak boleh menggunakan +anu'er ?alsa'a (glottis tertutup) karena akan menyebabkan semakin penurunan p% arteri dibandingkan meneran dengan glottis terbuka. #ila kala memanjang ditegakkanlah diagnosa dystosia. !pisiotomy rutin tidak lagi dianjurkan untuk menghindari kemungkinan trauma dan laserasi yang akan terjadi. 8. 6ersalinan kala Kala merupakan inter'al antara kelahiran bayi dan e
membantu mengurangi perdarahan dan mengurangi pengaruh dari prostaglandin sehingga uterus dapat berkontraksi dengan baik. 6emberian misoprostol merupakan langkah aal antisipasi perdarahan primer, namun tidak direkomendasikan pemberiannya secara rutin. 6emberian o
Analgesia epidural meningkatkan resiko gangguan pada hati, hipotensi dan terjadinya retensi urin. Sedangkan combinased spinal epidural (7S!) mempunyai efek anastesi yang lebih cepat, dengan dosis yang lebih rendah. Dengan mengkombinasikan antara epidural dan teknik spinal mempunyai hasil yang lebih memuaskan pada anita. Selain mengurangi rasa nyeri setelah operasi juga bisa meminimalkan pengaruh hipotensi. **. 6ersalinan per'aginan dengan tindakan 'acuum dan forceps 6elaksanaan 'acuum dan forceps mempunyai indikasi yang sama, tejadi pada persalinan per'aginam yang tidak mengalami kemajuan. Tentunya saat itu tenaga kesehatan juga mempertimbangkan alternatif lain seperti induksi persalinan dengan o
tidak bisa dilakukan. 6ersalinan perabdminal dengan melakukan tindakan insisi. Dilakukan bantuan pada pelepasan plasenta, dilakukan reparasi pada l apisan 'isceral dan peritoneum dan dilakukan penjahitan secara subcuticuler. *. Kelahiran per'aginam dengan riayat S7 $anita dengan riayat S7 yang pertama mempunyai kesempatan untuk pengakhiri kehamilannya dengan elective repeat cesarean delivery (!97D) atau trial of labor (T&B). Tidak ada uji coba yang membandingkan keselamatan, komplikasi, kesakitan maupun kematian yang dialami oleh ibu dan janin. "amun T&B setelah S7 mempunyai resiko untuk mengalami rupture uteri. Keberhasilan dari persalinan per'aginam setelah S7, vaginal birth after cesarean(?#A7) sangat tergantung dari konseling tterhadap resiko yang akan terjadi terhadap ibu dan keluarga. b. Kehamilan dengan komplikasi *. Abortus berulang;9ecurrent pregnancy loss (9!6B) Abortus berulang adalah terjadinya terminasi kehamilan > dari * minggu yang terjadi = kali. 6rognosis terjadi pada 12-42@ anita yang berumur > / tahun dan 2-/2@ berumur = / tahun. %al ini bisa disebabkan oleh kariotip orang tua abnormal yang diariskan pada keturunannya. Sehingga sangat diperlukan konseling genetik dan diagnosis sebelum kehamilan. Selain itu juga juga ada factor resiko berupa diabetes, penyakit thyroid, kekurangan progesterone, infeksi, trombophilia dan tidak adekuatnya pengaruh dari human chorionic gonadotropin (h73) $anita tidak boleh menggunakan imun tambahan tertentu, karena efeknya tidak menguntungkan malah merugikan. 6ada penelitian terbaru pemberian progesterone tambahan memberikan efek yang terbatas.
. 6encegahan kelahiran preterem Selama kehamilan penting untung menghindari kelahiran preterem. Kelahiran preterem ini terjadi saat kehamilan berusia 2-1 minggu. Tingginya angka kejadian kelahiran preterem ini mengakibatkan tingginya angka kematian dan angka kesakitan di suatu negara. %al ini sangat dipengaruhi oleh riayat obstetric dan gynekologi pada anita, pola hidup anita dan berat badan sebelum hamil. #eberapa upaya pencegahan terdiri atasC •
$anita yang mempunyai kebiasaan hidup merokok, diberi konseling tentang bahaya rokok.
•
$anita yang pernah mengalami kelahiran preterem = * kali disarankan untuk melakukan pemeriksaan yang lebih akurat untuk mendapatkan suplemen yang tepat.
•
$anita yang setelah melakukan pemeriksaan labor didapatkan hasil jumlah asymptomatic bacteriuria *22.222 bacteria;ml diberikan terapi antibiotic.
. 6reterm premature rupture of membranes (669&+) Diagnosa pasti dilakukan dengan 'isualisasi langsung pada apusan cairan ketuban yang keluar dengan menggunakan nitraEine cer'ico'aginal apusan dan ferning sebagai test dasar. Komplikasi yang terjadi bila terjadi 669&+ terdiri atas C gangguan pernapasan pada janin, gangguan sirkulasi darah pada janin, kerusakan saluran cerna, infeksi pada ibu dan janin (chorioamnionitis, endometritis dll). #ila terjadi pada kehamilan > minggu, akan terjadiC solusio plasenta, prolaps tali pusat. Selain itu
juga terjadi kematian perinatal, hipoksia, gangguan pertumbuhan, kesakitan yang berkepanjangan pada janin, meningkatkan angka terjadinya S7 dan retensio plasenta. Kortikosteroid sangat membantu pada 669&+ yang terjadi antara - minggu, karena bisa menurunkan angka kematian janin. Antibiotik diberikan setidaknya pada 8 jam pertama. "amun tidak ada hasil penelitian yang direkomendasikan. . Induksi persalinan Indikasi dilakukannya induksi persalinan dikaitkan dengan kala * memanjang, persalianan per'aginan dan persalinan S7 dengan factor resikonya. Sedangkan induksi pada kehamilan yang tidak aterm akan menimbulkan resiko prematuritas. 6emeriksaan dengan 5S3 dapt menberikan hasil yang akurat dalam menentukan usia kehamilan yang tepat. Indikasi dilakukannya induksi persalinan yaitu pada solusio plasenta, I5:D, khorioamnionitis, premature rupture of membranes = minggu, post term, DFF tidak teratur, dan tergantung kondisi klinis ibu sendiri. Dalam praktek induksi persalianan kita dibantu oleh skor #ishop yang apabila skornya > /, maka keputusan klinik adalah S7. Tapi apabila = 0 berarti persalina per'aginan bisa dilanjutkan. #ishop skor dalam melakuka penilaian pada ser'ik Skor
Dilatasi
6enipisan
Station
Konsistensi
6osisi ser'ik
(cm)
(@)
2
Tertutup
2-2
-
Kaku
6osterior
*
*-
2-/2
-
Sedang
6ertengahan
-
12-42
-*, 2
Bunak
Anterior
ser'ik
/-1
82
G*, G
-
-
Dalam melakukan induksi persalinan lebih aman menggunakan o minggu usia gestasi biasanya muncul setelah minggu terutama pada kehamilan post term. 6ada sebagian kecil kasus keberadaan mekonium sering dikaitkan dengan hipoksia karena tekanan yang terjadi mengakibatkan akti'itas kolon meningkat dan
mempengaruhi saluran pernapasan sehingga terjadi aspirasi mekonium. #antuan pertama untuk mengantisipasi ini adalah memberikan o
dan forcep. +aka diperlukan fasilitas kesehatan dengan pelayanan kebidanan yang lengkap. +anajemen yang dilakukan pada distosia bahu •
Ask for help (anesthesia, neonatology, nursing, etc)
•
+c 9oberts maneu'er
•
Suprapubic pressure
•
Shoulder rotation terdiri atas 9ubins maneu'er dan $oods cockscre
•
Deli'ery of posterior arm
•
!pisiotomy
•
HAll-four
•
7la'icle fracture
•
7ephalis replacement (Ja'anelli manue'er)
•
Symhysiotomi
0. Komplikasi pada kala Tidak ada kriteria objektif yang dapat memprediksi terjadinya komplikasi pada kala . +isoprostol perrektal sangat membantu dalam penanganan aal pada primary postpartum hemorrhage (66%). Dan o
*2. Kehamilan leat bulan Kehamilan leat bulan merupakan usia kehamilan yang telah melebihi = minggu atau = 0 hari. Komplikasi pada bayi berupa aspirasi mekonium, infeksi intrauterine, gangguan DFF, asfiksia neonatus, dan I5:D. Sedangkan pada ibu akan terjadi persalinan distosia, perlukaan perineum dan persalinan dengan S7. :actor resiko berupa hipertensi. D+, dan gangguan pertumbuhan pada janin. +aka diperlukan deteksi dini yang dimulai dari usia kehamilan > 2 minggu secara rutin dan kemudian dilanjutkan pada 8 atau * minggu. **. 6lasenta pre'ia 6ada pemeriksaan kehamilan perlu dilakukan deteksi posisi plasenta dengan menggunakan 5S3. :aktor resiko ditentukan oleh seberapa jauh penanaman plasenta pada segmen baah rahim dan seberapa jauh menutupi ostium uteri uternum. 6ada pasien yang dicurigai plasenta pre'ia diperlukan pemeriksaan yang lebih lanjut antara usia kehamilan dan / minggu. $anita yang mengalami plasenta totalis dilakukan penanganan persalinan dengan S7. *. Solusio plasenta Solusio plasenta adalah pelepasan plasenta sebelum aktunya dengan implantasi yang normal. Sering terjadi pada kehamilan pertama, hipertensi dalam kehamilan, kebiasaan merokok dan konsomsi kokain, polihidramnion, 69&+, chorioamnitis dan trauma dalam kehamilan. Diagnosa dapat dilakukan dengan pemeriksaan fisik, laboratirium dan 5S3. Tidak ada inter'ensi yang dapat dilakukan
untuk pencegahan terjadinya solusio plasenta. +aka diperlukan deteksi terutama memasuki usia kehamilan yang aterm.
*. Infeksi post partum 6enegakkan diagnosa tejadinya infeksi post partum bila ditemukan = gejala-gejala berikut •
Demam dengan suhu *22, : dari setidaknya dua kali pengukuran, dengan jarak pengukuran = 1 jam.
•
:undus melunak.
•
Tachycardia ( frakuensi nadi *22 kali;menit).
•
Aroma busuk bada lochea. !ndometritis pada post partum sering terjadi setelah terjadi persalinan S7, maka dilakukan pencegahan dengan memberikan antibiotik (jenis ampicillin dan cephalosporin), melahirkan plasenta dengan lengkap, menghindari penutupan antara lapisan 'isceral dan parietal peritoneum dan penutupan jahitan atau drainase secara subcutan dengan kedalaman = cm. 6emberian 3entamisin dan 7lindamysin I? mempunyai efek yang efektif pada endometritis.
*. "eonates Diperlukan untuk satbilisasi neonatal harus tersedia dan6ersonal terlatih dalam neonatal resusitasi harus selalu tersedia di setiap persalinan, 9esusitasi neonatal di mulai dengan pengeringan, merangsang dan menbersihkan jalan nafas jika resusitasi
lebih lanjut di lakukan, itu sering terjadi karena kegagalan pernafasan dan dapat di lakukan dengan bantuan dari saluran nafas dan pernafasan. Ada Sebuah tansisi yang sulit dapat di antisipasi oleh bayi yang beresiko dan dapat di lakukan untuk hipotermia, hypoglycemy dan congenital anomalies. #ayi yang beresiko rendah 1 minggu kehamilan, dan bayi dengan berat badan /22-22, afgar 4 di / menit, normal 'ital signs, dan ada tanda-tanda kogenital anominalis baaan atau gangguan pernafasan
c.
6erkembangan genekologi yang berkaitan dengan kahamilan
*. +anagement kebidanan pada abortus Diagnosa trimester oleh 5S3 trans'aginal ultrasound dan serial human clhorionic gonadotropin. Ada tiga pilihan utama bagi para anita dengan kehilangan pada trimester pertama yang spontan yang masih belum lengkap manajement kehamilan, kesehatan, dan bedah. +anajemen yang sukses e'akuasi rahimnya lengkap. Tingkat keberhasilan masing-masing pendekatan beberapa faktor, khususnya kerugian ( tanpa gejala tampak kerugian, dengan gejala seperti pendarahan dan kram ) dan di perkirakan gastasional, kerugian dengan gejala yang lebih mudah seperti salah satu > 0 minggu.+anajemen operasi adalah pilihan yang tertinggi ( 04@) sukses. !ndometroitis laju homogen L *@. Keselamatan kematian adalah tertinggi dengan pengguna 'akum ekstraksi saat anastesi regional atau umum dapat di hindari. +anajemen kesehatan adalah signifikan lebih efektif untuk ibu yang hamil.
+isoprostol 822mg 'agina. Dengan dosis berulang pada hari *- hari yang komlit dan tidak komplit, memiliki keamanan tinggi (endometroitis dan hormone gestational, 88@ dengan emryo atau kematian janin dan 0@ dengan komlit atau takterelakan aborsi pada anita > * minggu. +ifepristone 22-122 mg oral dan misoprostol di 8 jam, atau intamuskular (I+) methotre
. +asa pada tuba Tidak ada percobaan untuk setiap terjadinya massa pada tuba, tetapi komplikasi yang sering terjadi pada kasus nyeri yang begitu hebat (/-1@), torsi o'arium (4-*@), cyst rupture (0@), infeksi pel'ic dan trauma dalam persalinan (/-*4@) dan kanker o'arium (>/@). 5S3 dengan menggunakan trans'aginal dan kemampuan Doppler membantu dalam penegakkan diagnose dan prognosa. #ila teridentifikasi massa tuba saat terjadinya kehamilan, diperlukan kolaborasi antara gynecologic oncologist, anesthesiologist dan neonatologist. 6enanganan pada trimester pertama tidak mempunyai keberhasilan yang akurat. 6enanganan pada trimester tiga ditangguhkan sampai persalinan atau sampai masa post partum. Tindakan selama kehamilan berupa obser'asi pada massa tuba tersebut selama trimester kedua atau sampai terjadinya perkembangan yang kompleks dengan adanya papillations atau bilateral = / cm, atau peningkatan 2@ atau mencapai *2 cm. bila aktunya sudah tepat akan terjadi kehilangan kehamilan atau resiko terjadinya kelahiran prematur. Inter'ensi yang segera dilakukan bila ditemukannya tanda-tanda keganasan, maka dilakukanlah tindakan S7. 6enanganan terkini yang bisa dilakukan
pada kanker o'arium berupa peraatan cytoreducti'e dan melakukan kemotherapi namun keputusan ini tergantung dari 'iabilitas janin dan keputusan ibu. . Deteksi kanker ser'iks 6ada pendeteksian kanker ser'iks dilakukan manajemen pemeriksaan yang berbeda pada pemeriksaan ser'iks. Karena resiko terjadinya pecahnya ketuban secara dini maka kuret endoser'iks dihindari dalam kehamilan. Diagnosa coniEation selama kehamilan dilakukan bila pemeriksaan dengan biopsi atau sitologi diragukan pada in'ansif kanke. Sehingga diagnose ini merupakan kombinasi dari penanganan yang disarankan, aktu dan tipe dari kasus yang ada. #ila hasil dari pemeriksaan histology dari in'ansif kanker terdeteksi adanya lesi, pada persalinan S7 ditemukan akumulasi gejala berupa perdarahan selama persalinan dan post partum. #ila ditemukan mikroin'asif (pada tahap IA*) atau non'isible lesion (pada tahap IA), atau menggunakan jalur abdominal atau 'agina dalam ini tergantung dari circumstances obstetric dan genekologi yang digunakan. saat diagnosa kanker ser'iks pertama kali ditegakkan perlu disarankan untuk melakukan penanganan pada tipe yang ganas, karena pada saat kehamilan ini juga akan dipengaruhi oleh tingkat kanker ser'iks itu sendiri, usia kehamilan pada aktu ditegakkan diagnosa dan harapan anita pada keberlangsungan kehamilannya.
D. Praktek 6erubahan praktek kebidanan yang di ajurkan menjadi dasar penetapan standar asuahan persalianan normal
*. 6erkiraan hemoglobin pada kehamilan a.
Dalam kehamilan normal akan terjadi penurunan kadar %b. Kadar %b terendah terjadi sekitar umur kehamilan 2 minggu oleh karena itu pemeriksaan %b harus di lakukan pada kehamilan dini untuk melihat data aal, lalu di ulang pada sekitar 2 minggu.
b. #ila %# rendah secara abnormal ( di baah 0 gr @ ) harus di lakukan pemeriksaan dan pengobatan yang sesuai. +ungkin perlu di lakukan pemeriksaan dan pengobatan yang sesuai. +ungkin perlu di lakukan pemeriksaan %b ulang untuk melihat apakah pengobatan sudah tepat. c.
Kalau hanya terjadi anemia ringan, sebab yang paling sering adalah defisiensi besi dan dapat di obati secara efektif dengan suplementasi besi.
d. Semua ibu hamil terutama mereka yang mendapat suplementasi besi harus mendapat nasihat giEi. +ereka harus menghindari tembakau, the dan kopi serta di pastikan baha mereka mengkonsumsi makanan kaya protein dan 'itamin 7. . 6erkiraan tinggi pundus a.
Terdapat 'ariasi yang lebar antara operator yang melakuakn pengukuran tinggi pundus uteri dengan cara tradisional
b. +enggunakan 'ita ukur untuk mengukur jarak antara tepi atas simpisis pubis dengan fundus uteri dalam cm merupakan metoda yang dapat di andalkan untuk memperkirakan tinggi fundus uteri c.
Farak tersebut ( dalam cm) sesuai dengan umur kehamilan ( dalam minggu) setelah umur kehamilan minggu.
. %ipotesis pada saat berbaring terlentang
a.
6osisi terlentang mempengaruhi fisiologi ibu dan janinnya
b. Setiap ibu hamil hendaknya menghindari posisi terlentang terutama pada kehamilan lanjut c.
#ila posisi terlentang di butuhkan maka di anjurkan untuk meletakkan bantal kecil di baah sisi kiri panggul baah
. Dukungan pada persalinan a.
Kehadiran orang kedua ; pendamping atas pilihan ibu sendiri di samping bidan menolong persalinan
b. &rang ke dua ini sebaiknya seorang anita yang berpengalaman dalam memahami persalianan ( dalam beberapa penelitian orang ini telah dapat pendidikan dan pengetahuan untuk melakukan perannya denagn baik). /. 6emeriksaan dalam a.
6emeriksaan dalam harus di laksanankan oleh tenaga yang terampil
b. Farang dibutuhkan periksa dalam lebih sering dari setiap jam c.
%arus selalu ada indikasi yang jelas untuk melakukan perisa dalam
d. Mang terpenting adalah C perisa dalam saat persalinan harus di laksanakan secara aseptik dan atas indikasi 1. 6osisi dan gerakan ibu dalam persalinan a.
Ibu hamil di perbolehkan tetap bergerak selama persalinan
b. Ibu bersalin bebas menentukan posisi yang di anggap paling nyaman kecuali ada kontraindikasi obstetric atau medik.
c.
Ibu hamil yang tetap bergerak dan mengambil posisi tegak pada saat persalinan di laporkan mengalami persalinan lebih singkat dan kurang nyeri
d. 6osisi terlentang pada persalinan memiliki banyak pengaruh buruk terhadap ibu bersalian dan janin nya sehingga harus di hindarkan 4. +akan dan minum selama persalinan a.
Ibu bersalin boleh makan makanan ringan yang mudah di cerna dan rendah lemak selama persalinan bila ia mau.
8. 6enggunaan enema ;klisma a.
Tidak ada bukti baha klisma akan memperpendek aktu persalian
b. Tidak ada bukti baha pemberian klisma akan mengurangi angka infeksi pasca persalian c.
Tidak ada bukti baha ibu bersalin memilih pemberian klisma
d. 6enelitian mendukung untuk hanya pemberian klisma atas indikasi yang jelas dan bial ibu ingin mendapatkan klisma 0. 6osisi ibu pada saat persalinan a.
Di anjurkan untuk mengiEinkan ibu bersalin memilih posisi pilihan mereka sendiri dalam persalinan
b. Ibu bersalin yang mengambil posisi tegak untuk persalian memiliki hasil persalinan yang lebih baik dan bayi baru lahirnya memiliki nilai apgar pada * dan / menit yang lebih baik c.
6osisi litotomi tidak boleh di gunakan sebagai posisi rutin untuk persalinan dan harus di tinggalkan
*2. 6engaturan nafas pada kala II persalinan a.
+enahan nafas sambil menran tidak berakibat lebih singkat dari kala II
b. +emberikan ibu bersalin bernafas seperti biasa dan meneran pada saat mersa ada dorongan tidak menunda kemajuan persalinan dan menguntungkan ibu maupun janinnya serta menyebabkan aliran darah plasenta ke janin lebih baik c.
+engubah posisi ibu bersalin pada posisi yang lebih tegak atau jongkok dapat menolong bila ada kesulitan meneran atau bila terjadi kelambatan penurunan presentasi janin pada kala II persalian karena dapat meningkatkan efesiensi kontraksi dan meneran
d. +enghindari penggunaan posisi terlentang dan litotomi pada persalinan dapat mencegah terjadinya beberapa masalah seperti kelambatan pada kala II atau kesulitan penurunan bagian baah janin dank arena itu hal tersebut merupakan cara terbaik untuk menjaga persalinan agar tetap normal **. 6erlukaan jelas pada perenium a.
6ersalina dalam posisi berdiri atau tegak, terutama jongkok dapat membantu mengurangi trauma pada perenium
b. !fisiotomi di lakuakan atas indikasi c.
Fangan melakukan manipulasi meleberkan lubang 'agina
*. !fisiotomi a.
!fisiotomi rutin sebaiknya di tinggalkan
b. #anyak hal yang semula dinyatakan sebagai keuntungan efisiotomi tetapi tidak di dukung bukti
c.
#ila ada indikasi episiotomy pilihan insisi episiotomy sesuai kebutuhan
*. +emulai pemberian air susu ibu a.
6emberian ASI harus di mulai sedini mungkin setelah persalinan sebaiknya dalam aktu * jam pertama setelah persalinan
b. 6engaturan aktu untuk menyusui akan menghambat keberhasilan dalam memberikan ASI c.
6osisi bayi yang benar pada tubuh dan putting susu ibu aktu menyusui akan membantu keberhasilan mulai pemberian ASI.
*. 9egulasi suhu bayi baru lahir dengan kontak kulit ke kulit a.
6ada umumnya bayi akan mengalami penurunan suhu tubuh segera setelah di lahirkan
b. %ipotermi dapat menyebabkan asfiksi yang berakibat kesakitan dan kematian bayi baru lahir c.
Kebanyakan kasus hipotermi dapat di cegah dengan cara yang mudah mengeringkan dan menyelimuti bayi segera lahir
d. Kontak kulit ke kulit ( metoda kangguru) merupakan cara efekif untuk menjaga suhu tubuh bayi baru lahir terutama pada bayi berat lahir rendah. */. 6eraatan neonatus pada persalinan a.
Aspirasi lender yang berlebihan tidak perlu di lakukan secara rutin
b. Semua bayi baru lahir tanpa memandang tempat di lahirkan memiliki resiko hipotermi&leh karena itu di butuhkan upaya aktif dari penolong persalinan untuk mencegah terjadinya hipotermi termasuk menunda memandikan bayi
c.
6emberian ASI secara dini dapat mencegah terjadinya hipotermi di samping dapat mencegah infeksi.
*1. 6enggunaan oksitostika pada kala III a.
&bat-obatan oksitostika yang di berikan pada manajemen kala III dapat mencegah terjadinya pendarahan pasca salin
b. 6emberian *2 I5 oksitoksin segera setelah bayi lahir dan manajemen aktif kala III akan mencegah kejadian pasca persalinan c.
&bat-obatan oksitostika akan kehilangan potensinya sehingga menjadi kurang efektif bila terkena sinar matahari langsung dan tidak di simpan dalam suhu -8 derajat celcius
d. &bat-obatan oksitostika tidak boleh di berikan secara intramuskuler sebelum bayi di lahirkan. *4. +enjahit perenium a.
9obekan perenium hanya perlu di jahit bila besar atau terjadi pendarahan
b. Fenis bahan untuk menjahit dapat berpengaruh terhadap derajat rasa nyeri yang di alami oleh ibu bersalin di samping mengakibatkan komlikasi pasca salin c.
#enang yang dapat di serap lebih menguntungkan di bandingkan dengan bahan lain
*8. 6enggunana 'akum ekstraktor a.
?akum ekstraktor sama aman nya dengan forceps bila di gunakan oleh operator yang terlatih dan kompeten
b. 6ersalinan mengunakan 'akum ekstaktor tidak meningkatkan mobiditas ; mortalitas bayi baru lahir maupun ibu.
*0. +emotong tali pusat a.
+enunda penjepitan dan pemotongan tali pusat sekitar *- menit dapat meningkatkan jumlah darah yang di alirkan ke bayi baru lahir sehingga dapat mencegah rendahnya %b dalam priode neonatal terutama pada bayi baru lahir prematur dan berat lahir rendah.
b. +enunda penjepitan dn pemotongan tali pusat tidak menigkatkan terjadinya pendarahan postpartum 2. 6eraatan tali puasat a.
+embiarkan tali puasat mongering dan hanya melakuakan peraatan rutin setiap hari dengan air matang merupakan cara yang sama efektifnya dengan cara meraat tali pusat lain nya
b. +embiarkan tali pusat mongering dengan sendirinya dan hanya membersihkan setiap hari dengan air bersih tidak menyebabkan peningkatan infeksi c.
5sapan alcohol dan antiseptic dapat mempercepat aktu pelepasan tali pusat tetapi secara statistic tidak bermakna bila di bandingkan dengan membiarkan tali pusat mongering sendiri
*. 6emberian air susu ibu secara dini dan ekslusif a.
6emberian ASI dini dan ekslusif memiliki banyak keuntungan penting untuk memberikan kolostrum
b. 6emberian ASI dini dan ekslusif mendukung keberhasilan dalam memulai pemberian ASI
c.
6emberian dini ASI dan ekslusif untuk -1 bulan akanmelindungi bayi baru lahir dari berbagai penyakit anak terutama alergi dan gangguan perncernaan
d. 6emberian ASi dan ekslusif dapat mencegah hipotermi pada bayi baru lahir e.
6emberian ASI dini dan ekslusif berarti mempertahankan pemberian ASI saja sekurang-kurangnya selama -1 bulan
f.
6emberian ASi dini dan ekslusif akan membantu mencegah infeksi.
. +emperkirakan %b pada masa nifas a.
#aha *2@ ibu nifas memiliki %b rendah (%b > ** gr @)
b. Kelelahan merupakan keluhan utama pada 1 minggu pasca salin yang mungkin di sebabkan oleh kadar %b yang rendah. . +anajemen ekslamsi N uji coba magnesium sulfat a.
!klamsi merupakan sebab utama kematian ibu di semua "egara dan mengakibatkan sekitar /2.222 kematian ibu di dunia setiap tahun
b. +agnesium sulfat telah di buktikan memiliki keuntungan yang nyata bila di bandingkan dengan obat lain c.
+agnesium sulfat bila di bandingkan denagn obat lain akan mengurangi kejang ekslamsi
d. +agnesium sulfat bila di bandingkan dengan fenitoin dapat mengurangi indsidens pneumonia akibat kejang eklamsi e.
+agnesim sulfat bila di bandingkan dengan obat lain dapat memperbaiki kondisi bayi baru lahir yang terlihat dengan membaiknya nilai apgar*-/ menit
f.
+agnesium sulfat harus menjadi obat terpilih di semua "egara.
. Distosia bahu a.
Distosia bahu tidak dpat di perediksi secara akurat
b. Ditosiabahu biasanya terjadi tanpa dugaan c.
6osisi lutut dada yang ekstrim ( maneu'er +c 9oberts ) telah terbukti hanya membutuhkan traksi ringan dan hanya sedikit mengakibatkan morbiditas pada neonatal di banding maneu'er lain.
d. 6enekanan fundus dapat mengakibatkan tingginya morbiditas neonatal.
E. Keuntungan !an ken!ala
a.
Keuntungan e'idence based practices adalah merupakan siklus yang di aali dari masalah pasien dan berakhir dari keuntungan pasien (Sastroasmoro,S, 220)
b. Kerugiannya *. Kurangnya akses terhadap bukti ilmiah . Kurangnya pengetahuan dalam telaah . Kritis dan metodeologinya penelitian . Tidak adanya dukungan organisasi /. Tidak adanya dukungan dari kolega c.
Kendala dalam e'idence based adalah
*. Kibiasan untuk bertanya dan mencari . Kemapuan untuk menemukan dan menelaah dan menerapkan e'idence . Sumber informasi yang keterbatasan aktu
BAB III PENUTUP
A. Ke"i#$ulan
6aradigma baru (aktif) yang disebutkan sebelumnya yang berdasarkan e'idence based terkini, terbukti dapat mencegah atau mengurangi komplikasi yang sering terjadi. %al ini memberi manfaat yang nyata dan mampu membantu upaya penurunan angka kematian ibu dan bayi baru lahir. Karena sebagian besar persalinan di Indonesia terjadi di desa atau di fasilitas pelayanan kesehatan dasar dimana tingkat keterampilan petugas dan sarana kesehatan sangat terbatas maka paradigma aktif menjadi sangat strategis bila dapat diterapkan pada tingkat tersebut. Fika semua penolong persalinan dilatih agar kompeten untuk melakukan upaya pencegahan atau deteksi dini secara aktif terhadap berbagai komplikasi yang mungkin terjadi, memberikan pertolongan secara adekuat dan tepat aktu, dan melakukan upaya rujukan yang optimal maka semua upaya tersebut dapat secara bermakna menurunkan jumlah kesakitan atau kematian ibu dan bayi baru lahir.
B.
%aran
Diharapkan akan adanya peningkatan jumlah bidan terlibat dalam penelitian,akan pengetahuan berdasar bukti mengenai asuhan ke bidanan khususnya dalam memberikan pelayanan kesehatan pada ibu dan anak dalam upaya penurunan AKI dan AK#.
Diposkan oleh nanda yarfau di *./