Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah mahasiswa dapat mengetahui pengaruh beberapa obat yang memiliki daya kerja sebagai laksansia dan mengetahui mekanisme perubahan yang terjadi dari pengaruh obat tersebut dalam usus.
Alat dan bahan
Alat-al Alat-alat at yang yang diguna digunakan kan dalam dalam prakti praktikum kum ini adalah adalah perala peralatan tan bedah bedah minor minor dan syring syringe. e. Sedang Sedangkan kan bahan bahan yang yang diguna digunakan kan adalah adalah seekor seekor tikus, tikus, benang benang,, kapang kapang,, uretan uretan,, aquades, NaCl fisiologis .! ", NaCl fisiologis #", $gS% & &.'" dan $gS% & ('".
Metodologi
Tikus ditimbang terlebih dahulu untuk mengetahui berat badannya dan mengetahui dosis dosis anastes anastesii yang yang akan akan diberik diberikan. an. Anateti Anatetikum kum yang yang diberik diberikan an pada pada prakti praktikum kum kali kali ini adalah uretan uretan )*,(+ grg /. /. Selanjutny Selanjutnyaa uretan disuntikan disuntikan se0ara intaperitonea intaperitoneall )12/. Setela Setelah h teranas teranastesi tesi,, tikus tikus diletak diletakkan kan pada pada alas alas kayub kayubusa usa,, posisi posisi 3entro 3entrodor dorsal sal dan kakikakikakinya diikat pada sisi bantalan kayubusa tersebut. 2embedahan dilakukan dengan alat bedah pada bagian abdomen, kemudian usus diprepari. Sepanjang (.+ 0m dari daerah pylorus diikat dengan benang. agian usus halus dibagi menjadi + segmen dengan 0ara mengikat usus dengan dengan benang, benang, dengan dengan inter3al inter3al panjang panjang + 0m dan jarak .+ 0m antar antar ikatan ikatan.. Syrin Syringe ge digunakan untuk memasukkan aquades pada segmen pertama, segmen kedua dengan NaCl .!", segmen ketiga dengan NaCl #", segmen keempat dengan $gS% & &.'", dan segmen terakhir dengan $gS%& ('". Setiap injeksi 3olumenya adalah .(+ ml. Setelah semua segmen terinjeksi maka maka ruang abdomen abdomen yang terbuka tersebut ditutup ditutup dengan kapas yang dibasahi dengan NaCl .!". emudian dilakukan aspirasi 0airan dari tiap segmen menggunakan syringe setelah &+ menit dari penyuntikan larutan tersebut. 4olume 0airan yang diaspirasi dari tiap-tiap segmen dihitung, atau usus dipotong dekat ikatannya dan 3olume 0airan yang tersisa ditampung pada gelas ukur, kemudian di0atat hasilnya.
Pendahuluan
5aksansia merupakan obat yang digunakan untuk membantu keluarnya fe0es dalam keadaan fisiologis, tidak dalam kondisi konstipasi konstipasi patologis.$akanan yang yang masuk ke dalam tubuh tubuh akan akan dimeta dimetabol bolism ismeka ekan n menjad menjadii energi energi.. Sisa Sisa makana makanan n yang yang tidak tidak tersera terserap p akan akan diekskresikan dalam bentuk fe0es, terlambatnya pengosongan fe0es yang kering dan keras
dapat menimbulkan penyakit konstipasi. 6al ini disebabkan oleh waktu melewati usus yang lebih lambat )pada mekanisme defekasi normal/ atau terganggunya refleks normal. 2enyebab lambatnya makanan melewati usus antara lain faktor makanan )kurangnya pengisian usus dengan makanan berserat /, perubahan dinding usus )misalnya7 tumor, radang kronis/, gangguan endokrin, dan gangguan organik, serta fungsional sistem saraf )misalnya7 stres dan 0edera pada kolom tulang belakang/. 5aksansia kebanyakan bekerja dengan memperbesar 3olume intraluminal, yaitu dengan membentuk masa )menarik air/, retensi air se0ara osmotik )osmolaktansia/, menghambat absorbsi natrium, dan juga absorbsi air dari lumen usus serta meningkatkan sekresi air ke lumen usus. Se0ara fisiologis gelombang peristaltik akan mun0ul ketika terdapat tekanan tinggi dan peningkatan isi usus sehingga dapat mendorong fe0es ke luar. 8isamping itu, obat laksansia juga ada yang bekerja menigkatkan kemampuan ekskresi fe0es yang ada di dalam usus )peli0in/, dan laksansia yang menaikkan peristaltik dengan menurunkan p6 dalam kolon )laktulosa/, laksansia garam, laksansia osmotik, dan laksansia yang bekerja antireabsorbtif . 5aksansia juga diberikan pada kasus defekasi yang disertai nyeri ) misalnya7 setelah fissura anal/.
Tinjauan Pustaka
5aksansia yang termasuk dalam golongan pembentuk massa memiliki kemampuan laksansia yang lemah. Contoh 9at yang termasuk kedalam golongan ini adalah polisakarida alam atau hasil sintesis parsial yang mampu mengembang membentuk masa dan tidak di0erna. 2ada penggunaan 9at ini perlu diperhatikan bahwa penderita harus banyak minum air, untuk men0egah terjadinya penggumpalan isi usus. :ntuk mengurangi jumlah 9at yang mengembang yang diperlukan untuk kerja laksannya seringkali 9at ini dikombinasikan dengan 9at yang lain. 5aksansia berikutnya adalah laksansia osmotik, maksudnya karena air dapat diabsorbsi dengan mudah maka tidak dapat digunakan sebagai laksansia, akan tetapi jika ditambahkan garam yang sulit diabsorbsi, sesuai dengan tekanan osmotik garam ini, pada penggunaan larutan hipotoni absorbsi air dari usus akan diperke0il, sedangkan pada pemasukan larutan hipertoni maka air akan dibebaskan ke dalam lumen usus dan dengan demikian pengosongan fe0es dalam jumlah yang besar.
Selanjutnya adalah laksansia garam. %bat yang termasuk ke dalam laksansia garam antara lain7 magnesium sulfat dan natrium sulfat. 2ada penggunaan jangka panjang laksansia yang mengandung ion natrium dapat menyebabkan terjadinya retensi 0airan dan hipertensi. Setelah pemberian laksansia yang mengandung ion magnesium pada penderita effusiensi ginjal dapat terjadi kelemahan otot, gagalnya refleks, dan penurunan tekanan darah akibat ekskresi yang kurang dari ion magnesium. ;olongan laksansia terakhir adalah obat laksansia yang bekerja anti resorptif dan hidrogogum. Senyawa ini memiliki kemampuan menghambat absorbsi ion natrium dan air dengan memblok AT2ase yang tergantung pada ion kalium-natrium )kerja antiresorptif/ dan pada saat yang sama, dengan kekuatan yang berbeda senyawa tipe ini mendorong masuknya elektrolit dan air ke lumen usus )kerja hidrogogum/.
Hasil dan Pembahasan Hasil
8osis uretan yang diberikan adalah7 erat badan tikus #' gr < ,#' kg :retan (+" dengan dosis *,(+ grkg :retan yang disuntikan sebesar *,(+ = ,#' ml < *,>+ ml
,(+
Tabel hasil aspirasi cairan usus
5arutan
4olume awal )ml/
4olume akhir )ml/
Aquades
,+
,#
NaCl ,!"
,+
,!
NaCl #"
,+
*,*
$gS%& &,'"
,+
,>
$gS%& ('"
,+
*,+
Pembahasan
:sus yang disuntikan aquades mengalami penurunan 3olume sebesar ,( ml. 6al ini karena air dapat diabsorbsi dengan miudah oleh lumen usus, sehingga air tidak dapat digunkan sebagai laksansia. Akibat kemudahan lumen usus dalam mengabsorbsi air, maka pemberian aquades sangat penting bagi penderita diare, agar tidak terjadi dehidrasi pada tubuh. Air tidak dapat digunakan sebagai laksansia, namun jika ditambahkan garam dapat berfungsi sebagai obat laksansia. 6al ini dapat dibuktikan dari hasil praktikum, usus yang disuntikan larutan NaCl dapat menyebabkan peningkatan 3olume pada lumen usus. 6al ini karena larutan garam dalam lumen usus bersifat hipertonis, sehingga air akan dibebaskan ke dalam lumen usus dan dengan demikian kadar air di dalam lumen usus meningkat, sehingga mendorong sejumlah besar air ke dalam usus besar. Selain itu, 0airan yang berlebihan juga meregangkan dinding usus besar dan merangsang kontraksi. Akibatnya feses menjadi lunak dan mudah dikeluarkan. 2enggunaan NaCl #" menghasilkan 3olume yang lebih tinggi daripada NaCl ,!", karena konsentrasi garam pada NaCl #" lebih pekat, sehingga air yang diserap ke dalam lumen usus lebih banyak. %leh karena itu, NaCl merupakan laksansia osmotik. 2enggunaan obat ini dalam jangka panjang dapat menyebabkan retensi 0airan dan hipertensi apabila diberikan pada penderita gangguan ginjal atau gagal jantung, terutama diberikan dalam jumlah besar.. :sus yang disuntikkan $gS% & baik yang konsentrasinya &,'" maupun yang ('" juga menyebabkan peningkatan 3ulume di lumen usus. $agnesium sulfat )$gS% &/ terutama yang konsentrasinya ('" merupakan obat laksansia kuat yang digolongkan ke dalam kelompok laksansia garam. 6al ini dibuktikan dengan hasil per0obaan, 3olume yang dihasilkan $gS%& ('" paling tinggi, yaitu *,+ ml. Contoh magnesium sulfat adalah garam inggris. $ekanisme kerjanya menyerap air ke dalam lumen usus sehingga air di dalam lumen usus meningkat, sehingga feses menjadi en0er dan mudah dikeluarkan. Namun penggunaan magnesium sulfat memiliki efek samping pada penderita gangguan ginjal. Setelah pemberian laksansia yang mengandung ion magnesium pada penderita effusiensi ginjal dapat terjadi kelemahan otot, gagalnya refleks, dan penurunan tekanan darah akibat ekskresi yang kurang dari ion magnesium. 2en0ahar ini biasanya bekerja dalam waktu # jam dan lebih baik digunakan sebagai pengobatan daripada pen0egahan. %leh karena itu penggunaan magnesium sulfat sebagai obat laksansia )pen0ahar/ harus diperhatikan. Kesimpulan
Aquades tidak dapat digunakan sebagai laksansia karena mudah diserap oleh tubuh. NaCl .! " dapat digunakan sebagai laksansia, karena NaCl .! " bersifat hipertonis sehingga 0airan akan dibebaskan ke lumen usus. NaCl # " lebih bersifat hipertonis, sehingga efek sebagai laksansia semakin kuat. $gS%& juga dapat digunakan sebagai laksansia yang kuat. $ekanisme kerjanya dengan menyerap air kedalam lumen usus, sehingga 3olume lumen usus meningkat. Tetapi $gS%& baik konsentrasi &.' " dan (' " dapat menimbulkan efek samping pada penderita penyakit ginjal.
Daftar Pustaka
?idianto ,$athilda dan @anti Setiadi, Anna.*!!*. DINAMIKA OBAT )Terjemahan dari/ Arzneimittelwirkungen, 5 vollig neubearbeitete und erweiterte Auflage.andung7 1T