Kriptorkidisme adalah suatu keadaan dimana salah satu atau kedua testis tetap berada dalam perut. Pada masa janin testis dibentuk di dalam perut dan biasanya akan turun ke dalam skrotum sesaat sebelum lahir. Pada saat lahir, sekitar 3% anak laki-laki mengalami kriptorkidisme, tetapi pada saat berumur 1 tahun, kebanyakan testisnya akan turun dengan sendirinya. Jika testis tidak turun, perlu dilakukan pembedahan untuk menempatkan testis ke dalam skrotum guna mencegah kemandulan atau torsio dan torsio dan utnuk mengurangi resiko kanker testis. Pembedahan ini sebaiknya dilakukan sebelum anak berumur 5 tahun.
adalah suatu kelainan otot yang pada 8% kasus juga disertai dengan Distrofi miotonik adalah terjadinya kegagalan testiskuler. testiskuler. !estis digantikan oleh jaringan "ibrosa dan biasanya tidak menghasilkan sperma. #ejala lainnya adalah$ - kelemahan dan penciutan otot - kebotakan - keterbelakangan mental - katarak - diabetes mellitus - hipotiroidisme - tulang kerangkan yang abnormal tebal. &'#()*' iagnosis ditegakkan berdasarkan hasil pemeriksaan "isik. Pemeriksaan lainnya yang biasa dilakukan$ Pengukuran kadar testosteron, + dan * 'nalisa semen 'nalisa kromosom. P(#)/'!'( Jika kelenjar hipo"isa tidak menghasilkan + dan * yang diperlukan untuk merangsang testis, maka diberikan testosteron testosteron.. 0epada seorang anak laki-laki yang mengalami masalah psikis karena masa pubernya tertunda sehingga perkembangan seksualnya tidak sempurna, bisa diberikan suntikan testosteron testosteron selama selama 3 bulan. Pengobatan ini menyebabkan maskulinisasi tanpa menghentikan pertumbuhan anak. 0ekurangan testosteron testosteron dapat dapat diobati dengan suntikan testosteron 1- kali2bulan. ormon diberikan dalam bentuk suntikan karena cara ini lebih aman dan dosis yang diperlukan lebih sedikit. ormon ini juga tersedia dalam bentuk plester yang ditempelkan ke kulit. Pemberian testosteron akan mengembalikan keseimbangan di dalam tubuh dan merangsang pertumbuhan, perkembangan seksual serta kesuburan. "ek samping yang utama adalah penimbunan cairan, jeraat dan kadan ginekomastia.
0elainan kromosom tidak dapat disembuhkan tetapi gejalanya bisa diatasi dengan pemberian testosteron. 0adang dilakukan pembedahan untuk$ - memperbaiki kelainan penis - memasukkan testis tiruan ke dalam skrotum 4untuk tujuan kosmetik tetapi testis tiruan ini tidak menghasilkan sperma maupun hormon - memindahkan testis yang tidak turun ke dalam skrotum sehingga testis bisa ber"ungsi secara normal. Varikokel , varicocele, adalah dilatasi abnormal dari 6ena pada pleksus pampini"ormis akibat gangguan aliran darah balik 6ena spermatika interna. 0elainan ini terdapat pada 15% pria. 7arikokel ternyata merupakan salah satu penyebab in"ertilitas pada pria dan didapatkan 1-91% pria yang mandul menderita 6arikokel.
Etiologi dan anatomi
ingga sekarang masih belum diketahui secara pasti penyebab 6arikokel, tetapi dari pengamatan membuktikan baha 6arikokel sebelah kiri lebih sering dijumpai daripada sebelah kanan 46arikokel sebelah kiri :;<3 %. al ini disebabkan karena 6ena spermatika interna kiri bermuara pada 6ena renalis kiri dengan arah tegak lurus, sedangkan yang kanan bermuara pada 6ena ka6a dengan arah miring. i samping itu 6ena spermatika interna kiri lebih panjang daripada yang kanan dan katupnya lebih sedikit dan inkompeten. Jika terdapat 6arikokel di sebelah kanan atau 6arikokel bilateral patut dicurigai adanya$ kelainan pada rongga retroperitoneal 4terdapat obstruksi 6ena karena tumor, muara 6ena spermatika kanan pada 6ena renails kanan, atau adanya situs in6ersus. Patogenesis
7arikokel dapat menimbulkan gangguan proses spermatogenesis melalui beberapa cara, antara lain$ 1. !erjadi stagnasi darah balik pada sirkulasi testis sehingga testis mengalami hipoksia karena kekurangan oksigen. . =e"luks hasil metabolit ginjal dan adrenal 4antara lain katekolamin dan prostaglandin melalui 6ena spermatika interna ke testis. 3. Peningkatan suhu testis.
9. 'danya anastomosis antara pleksus pampini"ormis kiri dan kanan, memungkinkan >at->at hasil metabolit tadi dapat dialirkan dari testis kiri ke testis kanan sehingga men yebabkan gangguan spermatogenesis testis kanan dan pada akhirnya terjadi in"ertilitas. Gambaran klinis dan diagnosis
Pasien datang ke dokter biasanya mengeluh belum mempunyai anak setelah beberapa tahun menikah, atau kadang-kadang mengeluh adanya benjolan di atas testis yang terasa nyeri. Pemeriksaan dilakukan dalam posisi berdiri, dengan memperhatikan keadaan skrotum kemudian dilakukan palpasi. Jika diperlukan, pasien diminta untuk melakukan manu6er 6alsa6a atau mengedan. Jika terdapat 6arikokel, pada inspeksi dan papasi terdapat bentukan seperti kumpulan cacing-cacing di dalam kantung yang berada di sebelah kranial testis. *ecara klinis 6arikokel dibedakan dalam 3 tingkatan2derajat$ 1. erajat kecil$ adalah 6arikokel yang dapat dipalpasi setelah pasien melakukan manu6er 6alsa6a . erajat sedang$ adalah 6arikokel yang dapat dipalpasi tanpa melakukan manu6er 6alsa6a 3. erajat besar$ adalah 6arikokel yang sudah dapat dilihat bentuknya tanpa melakukan manu6er 6alsa6a. 0adangkala sulit untuk menemukan adanya bentukan 6arikokel secara klinis meskipun terdapat tanda-tanda lain yang menunjukkan adanya 6arikokel. ?ntuk itu pemeriksaan auskultasi dengan memakai stetoskop oppler sangat membantu, karena alat ini dapat mendeteksi adanya peningkatan aliran darah pada pleksus pampini"ormis. 7arikokel yang sulit diraba secara klinis seperti ini disebut 6arikokel subklinik. iperhatikan pula konsistensi testis maupun ukurannya, dengan membandingkan testis kiri dengan testis kanan. ?ntuk lebih objekti" dalam menentukan besar atau 6olume testis dilakukan pengukuran dengan alat orkidometer. Pada beberapa keadaan mungkin kedua testis teraba kecil dan lunak, karena telah terjadi kerusakan pada sel-sel germinal. ?ntuk menilai seberapa jauh 6arikokel telah menyebabkan kerusakan pada tubuli semini"eri dilakukan pemeriksaan analisis semen. @enurut @c+eod, hasil analisis semen pada 6arikokel menujukkan pola stress yaitu menurunnya motilitas sperma, meningkatnya jumlah sperma muda 4immature, dan terdapat kelainan bentuk sperma 4tapered.
Terapi
@asih terjadi silang pendapat di antara para ahli tentang perlu tidaknya melakukan operasi pada 6arikokel. i antara mereka berpendapat baha 6arikokel yang telah menimbulkan gangguan "ertilitas atau gangguan spermatogenesis merupakan indikasi untuk mendapatkan suatu terapi. Torsio testis Torsio testis terjadi akibat insersi tunika vaginalis tinggi di funikulus spermatikus sehingga funikulus dengan testis dapat terpuntir di dalam tunika vaginalis. Akibat puntiran tangkai, terjadi gangguan perdarahan testis mulai dari bendungan vena sampai iskemia yang menyebabkan gangren. Keadaan insersi tinggi tunika vaginalis di funikulus biasanya digambarkan sebagai lonceng dengan bandul yang memutar dan mengalami nekrosis dan gangrene.
4, 7
Torsio testis merupakan kasus emergensi pada bagian urologi dan harus dibedakan dari keluhan nyeri testis, karena diagnosis dan penanganan yang terlambat dapat mengakibatkan hilangnya peran testis. Pada lakilaki de!asa, torsio testis merupakan penyebab paling banyak yang mengakibatkan hilangnya peranan testis.
Torsio testis
9
Torsi dari funiculus spermatikus dari testis juga dapat terjadi pada masa janin"neonatus di dalam rahim atau se!aktu persalinan. Perputaran terjadi pada funiculus bagian inguinalis di atas insersi tunica vaginalis dan dikenal sebagai torsi funiculus spermatikus ekstravaginalis. Torsi ekstravaginalis hanya terjadi pada neonatus.
#
Etiologi Torsio testis terjadi akibat perkembangan abnormal dari korda spermatika atau selaput yang membungkus testis. $iasanya hal ini terjadi pada masa pubertas dan sekitar umur %& tahun, tetapi bisa terjadi pada usia berapapun. Torsio testis bisa terjadi setelah testis mengalami trauma, seorang pria melakukan aktivitas yang sangat berat atau bisa juga terjadi tanpa diketahui penyebab yang jelas.
7
Gejalah klinis 'egera terjadi nyeri yang hebat timbul tiba ( tiba dan pembengkakan pada testi. Keadaan ini disebut sebagai akut skrotum. )yeri dapat menjalar ke daerah inguinal atau perut sebelah ba!ah
sehingga jika tidak
di!aspadai sering
dikacaukan dengan apendisitisakut. Pada bayi gejalahnya tidak khas yakni gelisah, re!el atau tidak mau menyusui.
Diagnosa *iagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan +sik. Pemeriksaan +sik -
*aerah testis jika diraba sangat nyeri dan tampak membesar Testis yang terkena letaknya tampak lebih tinggi. 7 4
-
Kulit skrotum udem dan merah.
-
-eeks kremaster biasanya tidak ada
-
*emam
#
Pemeriksaan lain yang dapat dilakukan -
'kening dengan 0'1. 7
Diagnosa banding -
2ernia incarserata
-
3pididimitis akut
-
2idrokel
-
Apendisitis akut
-
Tumor testis
/
Penatalaksanaan 1. Detorsi manual *etorsi manual adalah mengembalikan posisi testis ke asalnya, yaitu dengan jalan memutar testis ke arah berla!anan dengan arah torsio. 2ilangnya nyeri setelah detorsi menandakan detorsi telah berhasil. 'etelah detorsi harus tetap dilakukan operasi.
2. Pembedahan Korda yang terpuntir menyebabkan terputusnya aliran darah ke testis. Karena itu satusatunya
cara
untuk
menyelamatkan
testis adalah
pembedahan
melepaskan puntiran. Pembedahan harus dilakukan sesegera mungkin.
, 7
untuk
7
Sebelum pembedahan dan setelah pembedahan.
9
*alam pembedahan, testis di detorsi 5putar balik6 dan setelah itu dilakukan penilaian apakah testis yang mengalami torsi masih viable 5hidup6 atau sudah mengalami nekrosis. rkidopeksi dilakukan pada kedua testis sebagai tindakan pencegahan. rkidektomi tidak dilakukan kecuali jika testis telah rusak seluruhnya. #
PROGNOSIS Testis umumnya dapat diselamatkan jika pembedahan dilakukan dalam !aktu # jam setelah a!itan torsi. Tingkat penyelamatan menurun 78 9 setelah # sampai :% jam, dan %8 9 setelah :% jam.
#