Tugas : KMB 3 Dosen : Azwar Sjarief, S.Kep.Ns
Disusun Oleh:
1. Ryan Afri Aderia Ibnu Mas’ud 2. Sitti Nur Afni 3. Sri Murti Ningsih 4. Sulvira 5. Suria Alam 6. Tri Idayati
7. Umiarni 8. Wika Prastika 9. Wisna yanti 10. Yulia Dewi Rahmani 11. Yusna Suriak 12. Suandi
KATA PENGANTAR Dengan segala kerendahan hati kami memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan atas berkat dan karunia-Nya sehingga dapat menyelesaikan pembuatan Tugas Makalah ini yang berjudul “Askep Acne Vulgaris”. Mungkin dalam pembuatan makalah ini masih banyak kekurangan baik itu dari segi penulisan, isi dan lain sebagainya, maka kami sangat mengharapkan kritikan dan saran guna perbaikan untuk pembuatan makalah untuk hari yang akan datang. Demikianlah sebagai pengantar kata, dengan iringan serta harapan semoga tulisan sederhana ini dapat diterima dan bermanfaat bagi pembaca. Atas semua ini kami mengucapkan terima kasih yang tidak terhingga, semoga segala bantuan dari semua pihak mudah – mudahan mendapat amal baik yang diberikan oleh Tuhan.
Palopo,
April 2013
PENYUSUN
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ..................................................................................................
i
KATA PENGANTAR ...............................................................................................
ii
DAFTAR ISI...............................................................................................................
iii
BAB I KONSEP DASAR ACNE VULGARIS ......................................................
1
A. Pengertian ..................................................................................................
1
B. Anatomi Kulit ............................................................................................
1
C. Epidemiologi/ Insiden Kasus..............................................................
2
D. Etiologi.........................................................................................................
2
E. Patofisiologi ..............................................................................................
4
F. Manifestasi Klinik ....................................................................................
5
G. Klasifikasi Acne ........................................................................................
6
H. Pemeriksaan Fisik ...................................................................................
6
I. Penatalaksanaan ......................................................................................
7
BAB II ASUHAN KEPERAWATAN ACNE VULGARIS .................................
9
A. Pengkajian ..................................................................................................
9
B. Diagnosa Keperawatan .........................................................................
9
C. Rencana Keperawatan ...........................................................................
10
D. Evaluasi .......................................................................................................
12
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................
13
BAB I KONSEP DASAR ACNE VULGARIS A. Pengertian Acne vulgaris (jerawat) penyakit kulit akibat perdangan kronik folikel pilosebasea yang umunya terjadi pada masa remaja dengan gambaran klinis berupa komedo, papula, pustul, nodus, dan kista pada tempat predileksinya (Mansjoer, 2000). Acne vulgaris atau biasa di sebut juga dengan jerawat adalah peradangan kronik folikel filosebasea yang ditandai dengan adanya komedo, papula, pustula, dan kista pada daeah-faerah predileksi, seperti muka, bahu, bagian atas dari ekstremitas superior, dada, dan punggung (Harahap, 2000). Acne vulgaris (jerawat) merupakan kelainan folikel umum yang mengenai pilosebasea ( polikel rambut ) yang rentan dan paling sering ditemukan di daerah muka, leher, serta bagian atas. Acne ditandai dengan komedo tertutup (white head), komedo terbuka (black head), papula, pustul, nodus, dan kista (Brunner & Suddarth, 2002 ) B. Anatomi Kulit Kulit (cuties) adalah lapisan yang membungkus badan. Kulit terbagi atas 3 bagian : 1. Kulit ari
: epidermis
2. Kulit jasat
: corium
3. Jaringan bawah kulit : subkutis
Adapun kegunaan dari pada kulit : 1. Untuk menutupi badan dari luar supaya apa yang terletak di bawahnya tidak mudah dihinggapi barang sesuatau yang dapat membahayaka. 2. Untuk mengatur panas badan 3. Untuk merasa 4. Untuk mengeluarkan ampas C. Epidemiologi/ Insiden Kasus Acne vulgaris biasanya terjadi pada seseorang antara usia 40 dan 60 tahun. Acne vulgaris sering dialami oleh mereka yang berusia remaja dan dewasa muda, dan akan dengan sendirinya pada usia sekitar 20 – 30 tahun. Walaupun demikian ada banyak juga orang setengah baya yang mengalami serangan acne. Acne tidak terdapat pada laki – laki yang dikastrasi sebelum puberitas atau pada perempuan yang sudah diooforektomi. D. Etiologi Penyakit ini belum diketahui secara pasti. Pada umumnya dikatakan penyakit acne vulgaris adalah multifaktorial. Beberapa yang dianggap sebagai penyebab timbulnya acne vulgaris adalah : 1. Genetik herediter Faktor genetik ini berpengaruh pada besar dan aktivitas kelenjar sebasea dan dapat melibatkan anggota keluarga, dengan acne berat berjaringan parut. 2. Sebum Merupakan faktor utama yang menentukan timbulnya penyakit ini. Pengeluaran seboroe yang hanya, selalu disertai dengan acne yang berat.
3. Iklim Musim dingin dapat mempengaruhi kambuhnya acne sedangkan pada daerah tropis acne timbul bila suhunya panas dan rendah. 4. Kosmetika Pemakaian kosmetika yang terus-menerus dalam waktu yang lama dapat menyebabkan acne. Kosmetika tersebut adalah : 5. Pelembab / moistureizer a. Krim muka misalnya :
Bedak dasar
Crem penahan sinar matahari (suns crem )
Crem malam
b. Bahan – bahan kimia Bahan – bahan kimia tersebut jodida, bromida, kostikosteroid, obat – obatan antikonvulsan seperti : phenobarbital, INH, teraciksin dan vit. B 12 dapat menyebabkan kambuhnya acne atau from eruption. 6. Psikis Stres, emosi dan kurang tidur dapat menyebabkan tumbuh dan kambuhnya acne. 7. Diet Masih diperdebatkan, para ilmuan (spesialis) kulit di
asia
menganggap berbagai makanan masih ada hubungannya dengan acne. Makanan seperti lemak, kacang –kacangan, keju, susu, coklat dan sejenisnya dapat merangsang kambuhnya acne. Penyelidikan terakhir
menyatakan diet hanya sedikit pengaruhnya / tidak ada pengaruhnya terhadap acne. 8. Endokrin Androgen memegang peranan penting pada timbulnya acne. Karena perangsang aktifitas glandula sebasea dan mempengaruhi proses keratinisasi. Tak ada acne pada orang yang dikebiri. Estrogen menghambat pruksi sebum
progesteron dapat menimbulkan
kambuhnya acne vulgaris sebelum haid. 9. Bakteri Pada lesi – lesi acne biasanya ditemukan : a. Propionic bakterium acne / corine bakterium acne b. Staphylokokkus epidermis c. Pityrosporum ovaie Yang terpenting ialah propionicbakterium acne, karena mempengaruhi
terbentuknya
lipase
yang
penting
dalam
pembentukan komedo. 10. Faktor gesekan Pegangan, cubitan, tekanan dapat merangsang timbulnya acne disebut acne mekanik. E. Patofisiologi Patofisiologi Acne vulgaris sangat kompleks, dipengaruhi banyak faktor dan kadang – kadang kommoversial. Asam lemak bebas yang terbentuk dari trigliserida dalam sebum menyebabkan kekentalan sebum. Lipase dari bakteri saprofit di tempat itu memecah lipid menjadi asam lemak
yang bocor kedalam dermis dan menyebabkan reaksi inflamasi dan pembentukan papula. Pada usia kanak-kanak kelenjar sebasea berukuran kecil dan pada hakikatnya tidak berfungsi. Kelenjar ini berada dibawah kendali endocrine khusus hormon-hormon androgen. Dalam usia pubertas hormone androgen menstimulasi kelenjar sebasea dan menyebabkan kelenjar tersebut membesar serta mensekresikan suatu minyak alami yang disebut sebum yang menembus naik hingga puncak folikel rambut dan mengalir keluar pada permukaan kulit. Stimulasi androgen akan meningkatkan daya responsive kelenjar sebasea sehingga acne terjadi ketika Duktus polisebasea tersumbat oleh tumpukan sebum, sehingga akan terbentuk komedo. Komedo ini dapat mengalami rupture dan menimbulkan reaksi inflamasi yang disebabkan oleh perembesan isi folikel kedalam dermis. Reaksi ini dapat terjadi akibat kerja bakteri kulit tertentu seperti propionik bacterium acne yang hidup dalam folikel dan menguraikan. Gliserida dari sebum menjadi asam lemak bebas serta gliserin. F. Manifestasi Klinik 1. Penderitaan biasanya mengeluh adanya erupsi kulit pada tempat predileksi yaitu muka, bahu, dada, punggung bagian atas dan lengan bagian atas 2. Dapat disertai rasa gatal, erupsi kulit berupa komedo, papula dan pustule 3. Memburuk pada musim dingin dan membaik pada musim panas 4. Mungkin
mengalami
eksaserbasi
memburuk pada kehamilan
pada
saat
menstruasi,
sering
5. Mungkin bertambah parah akibat stress, bekerja dalam lingkungan yang lembab, atau pemakaian kosmetik atau preparat untuk rambut yang berlemak G. Klasifikasi Acne Klasifikasi yang biasa digunakan untuk menetapkan berat atau ringannya acne vulgaris adalah klasifikasi yang didasarkan atas overall grading menurut pillbusy dan kawan-kawan yang dibagi atas empat tingkat : 1. Tingkat I
: komedo sedikit / banyak dengan / tanpa beberapa papula
2. Tingkat II
: komedo, papel, pustula
3. Tingkat III
: komedo, papel, pustula dan nodul
4. Tingkat IV
: komedo, papel, pustula,. Nodulus, kista dan parut yang
luas (acne kongloblata) H. Pemeriksaan Fisik 1. Acne vulgaris bercirikan adanya komedo, papula, pustula, dan nodul pada distribusi sebaceous. 2. Komedo dapat berupa whitehead (komedo tertutup) atau blackhead (komedo terbuka) tanpa disertai tanda-tanda klinis dari peradangan apapun. 3. Papula dan pustula terangkat membenjol (bumps) disertai dengan peradangan yang nyata. 4. Wajah dapat menjadi satu-satunya permukaan kulit yang terserang jerawat; namun dada, punggung, dan lengan atas juga sering terkena jerawat.
5. Pada acne komedo (comedonal acne), tidak ada lesi peradangan. Lesi komedo (comedonal lesions) merupakan lesi acne yang paling awal, sedangkan komedo tertutup (closed comedones) merupakan lesi precursor dari lesi peradangan (inflammatory lesions). 6. Acne peradangan yang ringan (mild inflammatory acne) bercirikan adanya komedo dan papula peradangan. 7. Acne peradangan yang sedang (moderate inflammatory acne) memiliki komedo, papula peradangan, dan pustula. Acne ini memiliki lebih banyak lesi dibandingkan dengan acne peradangan yang lebih ringan. 8. Acne nodulocystic bercirikan komedo, lesi-lesi peradangan, dan nodul besar yang berdiameter lenih dari 5 mm. Seringkali tampak jaringan parut (scarring). I. Penatalaksanaan Tujuan penatalaksanaan acne adalah untuk mengurangi koloni bakteri, menurunkan aktivitas kelenjar subasea , mencegah agar folikel tidak tersumbat,
mengurangi
inflamasi,
memerangi
infeksi
sekunder,
meminimalkan pembentukan jaringan parut dan mengeliminasi factorfaktor predisposisi terjafinya acne. Program terapiter tergantung pada tipe lesi. Pengobatan acne meliputi penghentian pemakaian make-up dan crim pelembab yang terbuat dari minyak .terapi diet:pembatasan makanan yang dapat maningkatkan intensitas acne. Higiene kulit:menggunakan pembersi muka seperti sabun larva,dial atau netrogena
Adapun pengobatan lain seperti: 1. Farmacoterapi topical a. Benzoil peroksida b. Asam vitamin A c. Antibiotic topikal 2. Terapi sistemik a. Antibiotic sistamik :tetrasiklin b. Retinoid oral c. Terapi hormon 3. Terapi bedah a. Ekstraksi isi komedo b. Drainase pustule dan kista c. Eksisi saluran sinus dan kista d. Penyuntikan kortikosteroid intra lesi
BAB II ASUHAN KEPERAWATAN ACNE VULGARIS A. Pengkajian 1. Data subjektif a. Pasien mengeluh gatal pada wajah b. Pasien mengeluh nyeri bila disentuh c. Pasien mengeluh tentang bagian tubuhnya yang terdapat jerawat d. Pasien mengatakan takut tentang bekas jerawatnya e. Pasien mengatakan tidak tahu tentang cara mengatasi jerawatnya 2. Data objektif a. Terdapat komedo pada wajah, bahu, leher, dada, punggung bagian atas dan lengan bagian atas. b. Terdapat pus c. Terdapat darah d. Pasien tampak cemas e. Pasien tampak bertanya-tanya tentang wajahnya f. Pasien tampak sering menggaruk-garuk wajahnya B. Diagnosa Keperawatan 1. Resiko terjadi penyebaran infeksi b/d pertahanan primer tidak adekuat 2. Nyeri b/d proses peradangan 3. Kurang pengetahuan b/d kurang informasi tentang penyakitnya 4. Ansientas b/d kecacatan 5. Kerusakan integritas kulit b/d kerusakan permukaan kulit
C. Rencana Keperawatan 1. Dx 1 : resiko terjadi penyebaran infeksi b/d pertahanan primer tidak adekuat Intervensi:
Observasi keadaan luka pasien
Gunakan tehnik septic dan aseptic selama perawatan luka
Tekankan tehnik cuci tangan yang baik untuk setiap individu yang kontak dengan pasien
Kolaborasi pemberian antibiotic
Rasional:
Mengetahui keadaan luka pasien
Mencegah terpajan organism infeksius
Mencegah kontaminasi silang dan menurunkan resiko penyebaran infeksi
Antibiotic dapat membantu mengurangi penyebaran infeksi
2. Dx 2 : Nyeri b/d proses peradangan Intervensi:
Observasi tingkat nyeri pasien(skala 0-10)
Ajarkan pasien tehnik distraksi,relaksasi
Beri posisi yang nyaman
Kolaborasi pemberian analgetik
Rasional:
Mengetahui derajat nyeri pasien
Distraksi relaksasi dapat membantu meringankan nyeri
Memberikan kenyamanan pada pasien sehingga dapat mengurangi nyeri yang dirasakan
Pemberian analgetik dapat membantu meringankan derajat nyeri pasien
3. Dx 3 : Kurang pengetahuan b/d kurang informasi tentang penyakitnya Intervensi:
Diskusikan tentang perawatan kulit,contoh :penggunaan pelembab dan pelindung sinar matahari
Berikan HE tentang Higiene,pencegahan dan pengobatan penyakitnya
Tekankan pentingnya mengevaluasi perawatan Rasional:
Meningkatkan perawatan diri setelah pulang dan kemandirian
Meningkatkan pengetahuan pasien
Dukungan jangka panjang continue dan perubahan terapi dibutuhkan untuk mencapai penyembuhan optimal
4. Dx 4 : Ansientas b/d kecacatan Intervensi:
Observasi derajat ansietas pasien
Informasikan pasien bahwa perasaannya normal
Berikan kenyaman fisik, lingkungan tenag dan istirahat
Rasional:
Mengetahui tingkat ansietas pasien sehingga dapat memberikan HE yang tepat.
Pemahaman bahwa perasaan normal dapat membantu pasien meningkatkan beberapa perasaan kontrol emosi.
Rasa nyaman dapat meningkatkan relaksasi sehingga membantu menurunkan ansietas.
5. Dx 5 : Kerusakan integritas kulit b/d kerusakan permukaan kulit Intervensi :
Obeservasi atau catat ukuran, warnadan keadaan kulit di ara sekitar luka
Ubah posisi dengan sering
Beri perawatan kulit sering agar tidak terjadi kering atau lembab
Rasional :
Mengetahui perkembangan luka pasien dan kulit di sekitarnya
Memperbaiki sirkulasi darah
Terjadi kering / lembab dapat merusak kulit dan mempercepat kerusakan
D. Evaluasi 1. Dx 1 : “tidak terjadi penyebaran infeksi akibat luka jerawat” 2. Dx 2 : “ nyeri pasien dapat diatasi” 3. Dx 3: “pasien mengetahui tentang hygiene, pencengahan dan pengobatan bekas jerawatnya” 4. Dx 4: “ansietas pasien dapat diatasi” 5. Dx 5 : “tidak terjadi kerusakan integritas kulit”
DAFTAR PUSTAKA Brunner & Suddarth. 2002. Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta:EGC. Djuanda, A . 2000. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin . Jakarta: FKUI. Harahap, M. 2000. Ilmu Penyakit Kulit. Jakarta: Hipokrates. Mansjoer, Arif. 2000. Kapita Selekta Kedokteran, Edisi Ketiga. Jakarta: Media Aesculapius. Rohimin, Lukman. 2008. Asuhan Keperawatan Acne Vulgaris. Luknanrohimin.blogspot.com/asuhan-keperawatan-acnevulgaris, diakses tanggal 4 April 2013.