MASALAH KESEHATAN YANG SERING DIALAMI KELUARGA MISKIN
TUGAS KELOMPOK
oleh
Ana Miftahul Jannah Agung Randy W.
112310101026 112310101060
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS JEMBER 2012
MASALAH KESEHATAN YANG SERING DIALAMI KELUARGA MISKIN
TUGAS KELOMPOK
diajukan guna mengumpulkan tugas terstruktur Keperawatan Komunitas 1 Dosen Pembimbing: Ns. Latifa Aini S., M.Kep., Sp.Kom
oleh
Ana Miftahul Jannah Agung Randy W.
112310101026 112310101060
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS JEMBER 2012
PEMBAHASAN
1. Keluarga Miskin (Poor and Homeless Persons) Menurut Allender & Spradley dalam Susanto (2012), miskin artinya sedikit atau tidak ada barang yang dimiliki atau tidak adekuatnya jangkauan terhadap sumber-sumber keluarga dan komunitas. Miskin atau kemiskinan merupakan kondisi serba kekurangan dalam memenuhi kebutuhan hidup seharihari agar dapat bertahan untuk hidup. Kebutuhan mencakup pangan, sandang, dan papan, serta pelayanan kesehatan dasar yang tidak dapat dipenuhi secara mandiri oleh individu atau keluarga (Susanto, 2012). Keluarga miskin merupakan keluarga yang rentan terhadap masalah kesehatan (vulnerable group) atau yang memiliki risiko tinggi timbulnya masalah kesehatan, baik keluarga miskin yang belum pernah kontak dengan sarana pelayanan kesehatan dan belum mempunyai kartu sehat, maupun yang sudah memanfaatkan sarana pelayanan kesehatan dan memiliki masalah kesehatan terkait pertumbuhan dan perkembangan, kesehatan reproduksi, dan penyakit menular (Efendi & Makhfudli, 2009: 8). Kemiskinan dapat menjadi salah satu faktor yang memicu timbulnya suatu masalah kesehatan. Seperti yang dikatakan Wong (2009) dalam Buku Ajar Keperawatan Pediatrik Wong Ed. 6, anak-anak dari keluarga miskin cenderung lebih banyak mengalami masalah kesehatan. Bahkan, anak yang hidup miskin dan tunawisma merupakan kelompok risiko kesehatan buruk yang menyebabkan morbiditas meningkat.
2. Masalah Kesehatan yang Sering Dialami Keluarga Miskin Menurut Juanita (2003), faktor ekonomi sangat berpengaruh terhadap kesehatan masyarakat karena ekonomi dapat mempengaruhi berbagai aspek kehidupan, termasuk aspek kesehatan. Oleh karena itu, keluarga miskin termasuk keluarga yang memiliki risiko tinggi timbulnya masalah kesehatan. Beberapa aspek yang memicu timbulnya masalah kesehatan pada keluarga miskin adalah sebagai berikut.
a. Kurangnya status gizi Kurangnya status gizi, terutama pada keluarga miskin dapat menyebabkan timbulnya berbagai masalah kesehatan, misalnya malnutrisi (gizi buruk). b. Kurangnya akses terhadap fasilitas pelayanan kesehatan Pendapatan seseorang mempengaruhi tinggi rendahnya akses seseorang terhadap fasilitas kesehatan. Keluarga miskin lebih sukar atau jarang melakukan akses terhadap fasilitas pelayanan kesehatan karena biaya pelayanan yang mahal, sehingga mereka lebih memprioritaskan untuk membeli makanan sehari-hari dari hasil pendapatan mereka yang sedikit itu. c. Kurangnya perhatian terhadap lingkungan Lingkungan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi status kesehatan seseorang. Keluarga miskin akan lebih memprioritaskan waktunya untuk mencari uang guna memenuhi kebutuhan makanannya dibanding menggunakan waktunya untuk menjaga lingkungan tempat tinggalnya tetap bersih karena bagi mereka, kebutuhan pangan itu lebih penting daripada kebutuhan papan. Oleh karena itu, tidak jarang mereka yang tinggal di tempat-tempat yang kumuh dengan sanitasi dan ventilasi yang buruk, serta kurangnya pencahayaan dalam ruangan, mengalami masalah-masalah kesehatan, seperti Demam Berdarah Dengue, Malaria, Pneumonia, TBC, dan lain-lain. d. Keterbatasan sumber daya yang mengakibatkan timbulnya perilaku tidak sehat Keterbatasan sumber daya (sarana dan prasarana) pada keluarga miskin memicu timbulnya masalah kesehatan. Misalnya, keluarga X yang hidupnya pas-pasan tinggal di sekitar sungai Bedadung. Karena sangat sulit mendapatkan air bersih, mereka memanfaatkan air sungai yang sudah tercemar tersebut dalam segala kegiatan keseharian mereka, baik untuk mencuci pakaian dan peralatan makan, mandi, memasak, maupun air untuk minum. Karena penggunaan air yang tidak bersih tersebut, akhirnya keluarga X menderita kudis, kurap, panu, diare, disentri, dan muntaber.
Salah satu masalah kesehatan yang sering terjadi pada keluarga miskin adalah TB paru. Tuberkulosis paru merupakan penyakit infeksi yang menyerang parenkim paru-paru yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis. Mycobacterium tuberculosis merupakan bakteri tahan asam yang sangat tahan terhadap zat kimia dan faktor fisik (Somantri, 2007). Faktor risiko eksternal sangat mempengaruhi penyebaran infeksi bakteri ini adalah faktor lingkungan, seperti lingkungan tempat tinggal yang tak sehat, jenis pekerjaan yang memungkinkan terjadinya paparan penyakit, serta pemukiman yang padat dan kumuh. Oleh sebab itu, keluarga miskin lebih rentan atau lebih berisiko terpapar penyakit ini. Manifestasi klinis dari penyakit ini adalah demam (40–41ºC), keletihan, malaise (anoreksia, penurunan berat badan, berkeringat malam, sakit kepala), nyeri dada, dan batuk menetap. Batuk pada awalnya mungkin nonproduktif,
tetapi
dapat
berkembang
ke
arah
pembentukan
sputum
mukopurulen hingga hemaptoe (batuk darah). Asuhan keperawatan keluarga yang dapat dilakukan pada keluarga miskin dengan Tuberkulosis Paru adalah sebagai berikut. 1.
Kaji data klien, mulai dari nama, usia, tempat tinggal, dan pekerjaan klien.
2.
Kaji juga riwayat kesehatan klien dan keluarga, keluhan yang dirasakan,
serta faktor penularan infeksi (riwayat kontak dengan penderita TB Paru). 3.
Lakukan pemeriksaan fisik pada klien, kaji adanya bunyi ronchi dan jenis
ronchinya. 4.
Kaji fungsi pernapasan, bunyi napas, kecepatan, irama, dan kedalaman dan
penggunaan otot bantu pernapasan. 5.
Catat kemampuan klien dalam mengeluarkan mukus atau sputum.
6.
Lakukan pemeriksaan sputum di laboratorium untuk mengetahui ada
tidaknya BTA. 7.
Posisikan klien dengan posisi semi fowler atau fowler.
8.
Ajarkan klien latihan batuk efektif dan latihan napas dalam.
9.
Ajarkan keluarga klien tentang cara merawat anggota keluarga yang sakit
TB Paru.
10. Ajarkan keluarga klien cara memodifikasi lingkungan yang akan meningkatkan kesehatan keluarga dan membantu penyembuhan klien. 11. Ajarkan klien dan keluarga pola dan perilaku sehat, seperti penggunaan masker atau kain untuk penutup hidung guna menghindari paparan infeksi atau penularan penyakit TB Paru.
SOAL KASUS
1. Perawat Umi sedang melakukan homevisit di desa Suka Miskin untuk memonitoring kesehatan warga di sana. Saat melakukan observasi pada tiap keluarga di sana, perawat Umi menemukan salah satu keluarga yang memiliki kondisi kesehatan yang buruk. Pak Randy adalah kepala keluarga dari keluarga tersebut. Ia tinggal bersama istri dan 6 orang anaknya. Di usianya yang menginjak 60 tahun, ia menafkahi keluarganya dengan bekerja sebagai tukang sapu jalan selama 20 tahun terakhir. Akan tetapi, sejak 3 bulan yang lalu, pak Randy menderita batuk berdahak terusmenerus sehingga tidak dapat bekerja. Istrinya mengatakan, sejak seminggu yang lalu pak Randy mengeluarkan batuk bercampur darah (hemaptoe). Namun, karena tidak mempunyai biaya untuk berobat, pak Randy tidak dibawa ke rumah sakit. Selama sakit, pak Randy hanya diberi campuran air jeruk dan kecap untuk meredakan batuknya. Kondisi rumah keluarga ini kecil, gelap, dan pengap karena kurangnya ventilasi sehingga cahaya yang masuk sangat sedikit. Saat ditanyai oleh perawat Umi, istri pak Randy mengatakan bahwa pak Randy tidak menggunakan penutup hidung (masker) saat bekerja. Berdasarkan kasus tersebut, faktor eksternal yang memicu timbulnya masalah kesehatan pada keluarga tersebut adalah... a. Rendahnya pengetahuan klien tentang suatu penyakit b. Terpaparnya dengan agen infectious c. Rendahnya kesadaran untuk mengakses pelayanan kesehatan d. Pekerjaan yang berat dan melelahkan e. Kondisi tempat tinggal yang tidak sehat 2. Berdasarkan kasus tersebut, kondisi rumah pak Randy yang kecil, gelap, dan pengap karena kurangnya ventilasi sehingga cahaya yang masuk sangat sedikit merupakan faktor yang berasal dari...
a. Alam b. Pekerjaan c. Lingkungan d. Kondisi ekonomi e. Pengetahuan 3. Berdasarkan soal kasus di atas, faktor pemicu yang menyebabkan kondisi pak Randy semakin memburuk tersebut adalah... a. Kurangnya status gizi b. Kurangnya akses terhadap fasilitas pelayanan kesehatan c. Kondisi lingkungan yang buruk d. Keterbatasan sumber daya yang mengakibatkan timbulnya perilaku tidak sehat e. Kurangnya pengetahuan tentang cara perawatan saat sakit
DAFTAR PUSTAKA
Efendi & Makhfudli. 2009. Keperawatan Kesehatan Komunitas: Teori dan Praktik dalam Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika. Juanita. 2003. Pengaruh Krisis Ekonomi terhadap Pelayanan Kesehatan. http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/3757/1/fkm-juanita6.pdf. [22/09/2012 18:27]. Somantri, Irman. 2007. Keperawatan Medikal Bedah: Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Gangguan Sistem Pernapasan. Jakarta: Salemba Medika. Susanto, Tantut. 2012. Buku Ajar Keperawatan Keluarga: Aplikasi Teori pada Praktik Asuhan Keperawatan Keluarga. Jakarta: Trans Info Media. Wong, dkk. Buku Ajar Keperawatan Pediatrik Wong, Ed. 6. Alih bahasa oleh Agus Sutarna, dkk. Jakarta: EGC