1
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Manusia di dalam kehidupannya harus berkomunikasi, artinya memerlukan orang lain dan membutuhkan kelompok atau masyarakat untuk untuk saling saling berint berinterak eraksi. si. Hal ini merupa merupakan kan suatu suatu hakeka hakekatt bahwa bahwa sebagi sebagian an besar besar pribad pribadii manusi manusiaa terben terbentuk tuk dari dari hasil hasil integr integrasi asi sosial sosial dengan sesamanya. Dalam kehidupannya manusia sering dipertemukan satu sama lainnya dalam suatu wadah baik formal maupun informal.
Organi Organisas sasii adalah adalah sebuah sebuah sistem sistem sosial sosial yang yang komple kompleksi ksitas tasnya nya jelas jelas terlih terlihat at melalu melaluii jenis, jenis, pering peringkat kat,, bentuk bentuk dan jumlah interaksi yang berlaku. Proses dalam organisasi adalah salah satu faktor faktor penent penentu u dalam dalam mencap mencapai ai organi organisas sasii yang yang efektif efektif.. Salah Salah satu satu proses yang akan selalu terjadi dalam organisasi apapun adalah proses komunikasi. Melalui organisasi terjadi pertukaran informasi, gagasan, dan pengalaman. Mengingat perannya yang penting dalam menunjang kelancaran kelancaran berorganisas berorganisasi, i, maka perhatian yang cukup perlu dicurahkan dicurahkan untuk mengelola komunikasi dalam organisasi. Proses komunikasi yang beg begit itu u
din dinamik amik
dapat apat
menim enimbu bulk lkan an
berb erbagai agai
masa masala lah h
yan yang
2
memp mempen enga garu ruhi hi
penc pencap apai aian an
sebu sebuah ah
orga organi nisa sasi si
teru teruta tama ma
deng dengan an
timbulnya salah faham dan konflik
Komu Komuni nika kasi si
meme memeli liha hara ra
moti motiva vasi si
deng dengan an
memb member erik ikan an
penje penjelas lasan an kepada kepada para para pegawa pegawaii tentan tentang g apa yang yang harus harus dilaku dilakukan kan,, seberapa baik mereka mengerjakannya dan apa yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kinerja jika sedang berada di bawah standar. Aktivitas komunikasi di perkantoran senantiasa disertai dengan tujuan tujuan yang ingin dicapai. sesama sesama dalam kelompok kelompok dan masyarakat. masyarakat. Budaya komunikasi dalam konteks komunikasi organisasi harus dilihat dari berbagai sisi. Sisi pertama adalah komunikasi antara atasan kepada bawahan. Sisi kedua antara pegawai yang satu dengan pegawai yang lain. Sisi ketiga adalah antara pegawai kepada atasan. Masing-masing komunikasi tersebut mempunyai polanya masing-masing.
Di antara kedua belah pihak harus ada two-way-communications atau komuni komunikas kasii dua arah atau komuni komunikas kasii timbal timbal balik, balik, untuk untuk itu diperlukan adanya kerja sama yang diharapkan untuk mencapai cita-cita, baik cita-cita pribadi, maupun kelompok, untuk mencapai tujuan suatu organisasi.
Komunikasi Komunikasi merupakan merupakan sarana untuk untuk mengadakan mengadakan koordinas koordinasii antara berbagai subsistem dalam perkantoran. Menurut Kohler ada dua model komunikasi dalam rangka meningkatkan kinerja dan mencapai
3
tujuan perkantoran ini. Pertama, komunikasi koordinatif, yaitu proses komu komuni nika kasi si
yang yang
berf berfun ungs gsii
untu untuk k
meny menyat atuk ukan an
bagi bagian an-b -bag agia ian n
(subsi (subsiste stem) m) perkan perkantor toran. an. Kedua, Kedua, komuni komunikas kasii interak interaktif, tif, ialah ialah proses proses per pertu tuka kara ran n
info inform rmas asii
yang yang
berj berjal alan an
seca secara ra
berk berkes esin inam ambu bung ngan an,,
pertukaran pendapat dan sikap yang dipakai sebagai dasar penyesuaian di antara sub-sub sistem dalam perkantoran, maupun antara perkantoran dengan mitra kerja. Frekuensi dan intensitas komunikasi yang dilakukan juga turut mempengaruhi hasil dari suatu proses komunikasi tersebut. Dalam hal komunikasi yang terjadi antar pegawai, kompetensi komunikasi yang baik akan mampu memperoleh dan mengembangkan tugas tugas yang yang diemba diembanny nnya, a, sehing sehingga ga tingka tingkatt kinerj kinerjaa suatu suatu organi organisas sasii (perkantoran (perkantoran)) menjadi menjadi semakin semakin baik. Dan sebaliknya sebaliknya,, apabila apabila terjadi terjadi komunikasi yang buruk akibat tidak terjalinnya hubungan yang baik, sikap yang otoriter atau acuh, perbedaan pendapat atau konflik yang berkepanjangan, dan sebagainya, dapat berdampak pada hasil kerja yang tidak maksimal. Peningkatan kinerja pegawai secara perorangan akan mendorong kinerja sumber daya manusia secara keseluruhan dan memberikan feed
back yang tepat terhadap perubahan perilaku, yang direkflesikan dalam kenaikan produktifitas. Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Palembang merupakan salah satu organisasi formal di lingkungan aparatur pemerintah yang
4
memb member erik ikan an kont kontri ribu busi si yang yang cuku cukup p
besa besarr
dala dalam m
pemb pemban angu guna nan n
khusus khususnya nya kota kota Palemb Palembang ang.. Progra Program-p m-prog rogram ram kerja kerja yang yang diranc dirancang ang bertujuan
untuk
menmpromosikan
dan
melindungi
bidang
kepa kepari riwi wisa sata taan an yang yang meru merupa paka kan n aset aset nega negara ra yang yang sang sangat at pent pentin ing g sehingga sangat diharapkan kinerja yang optimal yang dapat diwujudkan melalui peranan komunikasi yang efektif supaya dapat memenuhi peran dan fungsinya fungsinya sebagai aparat pemerintah yang mengabdik mengabdikan an dirinya dirinya pada bangsa dan negara ini. Melihat pengaruh yang sangat penting antara proses komunikasi yang terjadi dalam suatu organisasi khususnya komunikasi interpersonal antar antar pegawai pegawai dengan dengan tingka tingkatt kinerj kinerjaa pegawa pegawaii maka maka penuli penuliss tertari tertarik k mengambil judul “Pengaruh Komunikasi Interpersonal Antar Pegawai Terhad Terhadap ap Kinerj Kinerjaa Pegawa Pegawaii Dinas Dinas Pariwi Pariwisat sataa dan Kebuda Kebudayaa yaan n Kota Kota Palembang.”
1.2 Identifikasi dan Perumusan Masalah
Berdas Berdasark arkan an latar latar belaka belakang ng yang yang telah telah diuraik diuraikan an di atas, atas, maka maka dapat diidentifikasi permasalahan-permasalahan berikut : 1.
Masi Masih h kuran kurangn gnya ya komu komuni nika kasi si inter interpe pers rson onal al yang yang terj terjad adii anta antar r pegawai.
2. Masih Masih banyak banyak ditemuka ditemukan n kendal kendalaa atau atau hambat hambatan-h an-hamb ambatan atan dalam dalam melakukan komunikasi interpersonal.
5
3. Kura Kuran ng optim ptimal alny nyaa kin kinerja erja pegaw egawai ai akib akibat at buruk urukny nyaa pros roses komunikasi interpersonal yang terjadi.
Berdas Berdasark arkan an identi identifik fikasi asi masalah masalah tersebu tersebutt di atas dapat dapat dirumu dirumuska skan n perma permasal salaha ahan n sebaga sebagaii beriku berikutt : “Baga “Bagaima imana na pengar pengaruh uh komuni komunikas kasii inte interp rper erso sona nall
terh terhad adap ap
kine kinerj rjaa
pega pegawa waii
Dina Dinass
Pari Pariwi wisa sata ta
dan dan
Kebudayaan Kota Palembang ?”.
1.3 Pembatasan Masalah
1. Pene Peneli litia tian n diba dibata tasi si pada pada perm permas asal alah ahan an komu komuni nika kasi si inte interp rper erso sona nall yang terjadi pada pegawai Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Palembang. 2. Hanya Hanya terbatas terbatas pada pada pegawai pegawai di lingku lingkunga ngan n Dinas Pariwi Pariwisat sataa dan Kebudayaan Kota Palembang.
1.4 Maksud dan Tujuan Penelitian
Adapun maksud dan tujuan dilakukannya penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui mengetahui proses proses komunikas komunikasii interperso interpersonal nal antar antar pegawai. pegawai. 2. Untu Untuk k meng menget etah ahui ui hamb hambat atan an-h -ham amba bata tan n apa apa saja saja yang yang terj terjad adii selama proses komunikasi interpersonal. 3. Untuk Untuk mengeta mengetahui hui tingkat tingkat kinerja kinerja pegawai pegawai akibat akibat pengaruh pengaruh proses proses komunikasi interpersonal.
6
1.5 Kegunaan Penelitian
1. Sebagai Sebagai masukan masukan atau atau sumbang sumbangan an pemikiran pemikiran dan sumber sumber informasi informasi bagi Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Palembang dalam hal peningkatan kinerja pegawai. 2. Dapa apat
menjadi
bahan
bagi
peneliti
sela elanjutnya
meng engenai
komunikasi interpersonal dalam sebuah organisasi. 3. Sebaga Sebagaii salah satu satu syarat syarat guna meraih meraih gelar gelar Sarjana Sarjana Negara Negara Strata Strata Satu Satu (S1) (S1) Juru Jurusa san n Ilmu Ilmu Komu Komuni nika kasi si Stis Stisip ipol ol Cand Candra radi dimu muka ka Palembang.
1.6 Kerangka Pemikiran
Berd Berdas asark arkan an lata latarr bela belaka kang ng yang yang tela telah h diur diurai aika kan, n, komu komuni nika kasi si mempunyai mempunyai pengaruh pengaruh yang sangat sangat penting penting terhadap terhadap kinerja kinerja pegawai. pegawai. Menurut Menurut defenisi defenisi Carl “Komunikasi si adalah proses yang Carl I. Hovla Hovland nd “Komunika memungkink memungkinkan an seseorang (komunik (komunikator) ator)
menyampaik menyampaikan an rangsangan rangsangan
(biasanya lambang-lambang verbal) untuk mengubah perilaku orang lain (komunikan)”. Sala Salah h satu satu jeni jeniss komu komuni nika kasi si yang yang sang sangat at pent pentin ing g adal adalah ah komuni komunikas kasii interp interpers ersona onall atau atau komun komunika ikasi si yang yang terjadi terjadi secara secara tatap tatap muka muka antara antara bebera beberapa pa pribad pribadii yang yang memun memungki gkinka nkan n respon respon verbal verbal maupun nonverbal berlangsung secara langsung. Dalam operasionalnya, komunikas komunikasii berlangsung berlangsung secara timbal timbal balik dan menghasilka menghasilkan n feed
7
back secara langsung dalam menanggapi suatu pesan. Komunikasi yang dilakukan dengan dua arah dan feed back secara langsung akan sangat memungkinkan untuk terjadinya komunikasi yang efektif. Hal ini sesuai deng dengan an pend pendap apat at Onon Onong g U. Effe Effend ndy y yang yang meng mengat atak akan an bahw bahwa, a, “Efektifitas komunikasi antar pribadi itu ialah karena adanya arus balik langsung”. Di
dala dalam m
suat suatu u
orga organi nisa sasi si
khus khusus usny nyaa
perk perkan anto tora ran, n,
pros proses es
komuni komunikas kasii adalah adalah proses proses yang yang pasti pasti dan selalu selalu terjad terjadi. i. Komun Komunika ikasi si adalah sarana untuk mengadakan koordinasi antara berbagai subsistem dalam dalam perkan perkantor toran. an. Perkan Perkantor toran an yang yang berfun berfungsi gsi baik, baik, ditand ditandai ai oleh oleh adanya kerjasama secara sinergis dan harmonis dari berbagai komponen. Suatu Suatu perkan perkantor toran an dikons dikonstru truksi ksi dan dipelih dipelihara ara dengan dengan komuni komunikas kasi. i. Artiny Artinya, a, ketika ketika proses proses komuni komunikas kasii antar antar kompon komponen en terseb tersebut ut dapat dapat diselenggarakan secara harmonis, maka perkantoran tersebut semakin kokoh dan kinerja perkantoran akan meningkat. Peningkatan kinerja pegawai secara perorangan akan mendorong kinerja sumber daya manusia secara keseluruhan dan memberikan feed
back yang tepat terhadap perubahan perilaku, yang direkflesikan dalam kenaikan produktifitas. Jadi dapat dikatakan bahwa keberhasilan suatu organisasi sangat didukung dari tingkat kinerja pegawai yang sangat dipengaruhi oleh proses komunikasi yang terjadi antar pegawai.
8
1.7 Hipotesis
Berdasarkan Berdasarkan dari kerangka kerangka teori penelitian penelitian maka dapat ditarik suatu hipotesis sebagai suatu kesimpulan sementara yaitu sebagai berikut : “Terdapat pengaruh yang positif antara proses komunikasi interpersonal antar pegawai terhadap kinerja pegawai.”
9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Dasar-Dasar Komunikasi 2.1.1 Pengertian Komunikasi
Kata komunikas komunikasii atau communication beras berasal al dari dari kata kata Latin Latin yang bera berarti rti ”sam ”sama” a”,, communico , communicatio, atau communis yang yang bera berart rtii “mem “membu buat at sama sama”” (to make communicare yang make comm common on). Komunikasi merujuk pada suatu pikiran, suatu makna, atau suatu pesan yang dianut secara sama.
Beberapa definisi komunikasi : 1
Theodore M. Newcomb: “Set “Setiap iap tind tindak akan an komu komuni nika kasi si dipa dipand ndan ang g seba sebaga gaii suat suatu u trans transmi misi si informasi,terdiri dari rangsangan yang diskriminatif, dari sumber kepada penerima”
Carl I. Hovland : “Kom Komunik unikas asii
adal adalah ah
pro proses ses
yang ang
memu emungki ngkin nkan kan
seseo eseora rang ng
(komunikator) menyampaikan rangsangan (biasanya lambang-lambang verbal) untuk mengubah perilaku orang lain (komunikan)” 1
Emilia, dr. Ova, M.Med.Ed, Ph.D., SpOG. Dkk, 2006, Modul Pelatihan Keterampilan Presentasi, Yogyakarta:UGM (http://ppkb.ugm.ac.id/pdf/Guidelines/modulbassindonesia.pdf , diakses 20 Desember 2006)
10
Everett M. Rogers: “Komun “Komunika ikasi si adalah adalah proses proses dimana dimana suatu suatu ide dialih dialihkan kan dari dari sumber sumber kepada kepada suatu suatu peneri penerima ma atau lebih, lebih, dengan dengan maksud maksud untuk untuk mengub mengubah ah tingkah laku mereka”
Harold Lasswell: Who Says What In Which Channel to Whom With What Effect ? Atau Siapa Siapa Mengat Mengataka akan n Apa Dengan Dengan Salura Saluran n Apa Apa Kepada Kepada Siapa Siapa Dengan Dengan Pengaruh Bagaimana?
2.1.2 Konsep dasar komunikasi
Menurut John R. Wenburg dan William W. Wilmot juga Kenneth setidakny knyaa ada tiga tiga kerang kerangka ka K. Sereno Sereno dan Edward Edward M. Bodake Bodaken n setida pemahaman komunikasi, yaitu: 1. Komunikasi sebagai tindakan satu arah Komunikasi dipahami sebagai proses penyampaian pesan searah dari seseorang/ lembaga kepada seseorang/kelompok lainnya, baik secara langsung langsung maupun maupun tidak langsung. langsung. Pemahaman komunikas komunikasii sebagai sebagai suat suatu u pros proses es satu satu arah arah ini ini oleh oleh Michael disebut sebagai sebagai Michael Burgoon Burgoon disebut “definisi berorientasi sumber” (source-oriented definition).
11
2. Komunikasi sebagai interaksi Komunikasi dipahami sebagai proses aksi-reaksi, sebab-akibat, yang arahnya arahnya bergantian. bergantian. Komunikasi Komunikasi interaksi interaksi dipandang dipandang lebih dinamis daripa daripada da komuni komunikas kasii satu satu arah. arah. Unsur Unsur pentin penting g dalam dalam komuni komunikas kasii interaksi adalah feedback (umpan balik). 3. Komunikasi sebagai transaksi Komunikasi dipahami sebagai kegiatan menafsirkan perilaku orang lain. lain. Ada Ada pros proses es encoding dan decoding pesan pesan verbal verbal maupun maupun nonverbal. Semakin banyak peserta komunikasi maka transaksi yang terjadi akan semakin rumit. Kelebihan konsep ini adalah komunikasi dipahami sebagai konsep yang tidak membatasi pada komunikasi yang disengaja disengaja saja. Pemahaman ini mirip dengan “definisi “definisi berorientasi berorientasi penerima” (receiver-oriente yaitu u mene meneka kank nkan an pada pada (receiver-oriented d definition definition ), yait variabel-varia variabel-variabel bel yang berbeda yaitu penerima penerima dan makna pesan pesan bagi penerima. Penerimaan pesan disini bersifat dua arah. 2.1.3 Elemen-Elemen Komunikasi : 2
1. Source (sumber) atau sumb sumber er adal adalah ah sese seseor oran ang g yang yang memb membua uatt Source atau keputusan keputusan untuk untuk berkomuni berkomunikasi. kasi. Sering disebut disebut juga pengirim pengirim ), penyandi (encoder ), ), komunikator, pembicara ( speaker ). ). (sender ), 2
Emilia, dr. Ova, M.Med.Ed, Ph.D., SpOG. Dkk, 2006, Modul Pelatihan Keterampilan Presentasi, Yogyakarta:UGM (http://ppkb.ugm.ac.id/pdf/Guidelines/modulbassindonesia.pdf , diakses 20 Desember 2006)
12
2. The message (pesan) Pesan Pesan adalah adalah apa yang yang dikomu dikomunik nikasi asikan kan oleh oleh sumber sumber kepada kepada penerima. penerima. Pesan merupakan seperangkat seperangkat simbol simbol verbal verbal maupun maupun nonverbal yang berisi ide, sikap dan nilai komunikator. Pesan mempun mempunyai yai tiga tiga kompon komponen en yaitu yaitu 1) makna, makna, 2) simbol simbol yang yang diguna digunakan kan untuk untuk menyam menyampai paikan kan makna, makna, dan 3) bentuk bentuk atau organisasi pesan. 3. The channel (saluran) Saluran adalah alat atau wahana yang digunakan sumber untuk menyampaikan pesannya kepada penerima 4. The receiver (penerima)
The receiver atau penerima adalah orang yang menerima pesan. Penerima
(destination),
sering
komun omunik ikat atee
juga
disebut
sasaran/tujuan
(communicatee ),
peny penyan andi di-ba -bali lik k
(decoder ) atau atau khal khalay ayak ak (audience), pendengar (listener ), ) , atau atau penafsir (interpreter ). 5. Barriers (hambatan) Hambatan adalah faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya kesal esalah ahan an
pema pemak knaan naan pesan esan yang ang komu komuni nik kato ator samp sampai aik kan
kepada penerima. Hambatan ini bisa berasal dari pesan, saluran, dan pendengar. Beberapa buku menggunakan istilah noise untuk menyebut elemen pengganggu, yang diartikan sebagai gangguan
13
dalam proses proses komuni komunikas kasi. i. External (disturbance/ (disturbance/ interference interference ) dalam
noise meliputi latar belakang pembicaraan, lingkungan, dan teknis saluran. Sedangkan internal noise meliputi aspek psikologi peserta komunikasi maupun aspek semantik. Misalnya sebuah kata yang mengandung arti ambiguitas . Hambatan komunikasi :3 • Perbedaan Persepsi • Permasalahan Bahasa • Kurang mendengarkan • Perbedaan Emosional • Perbedaan latar belakang
6. Feedback adalah ah reak reaksi si dan dan resp respon onss pend penden enga garr atas atas Feedback adal komunikas komunikasii yang komunikat komunikator or lakukan. lakukan. Feedback bisa dalam bentuk komentar langsung atau tertulis, surat, atau public opinin
polling. Feedback juga berperan sebagai pengatur (regulator) . mengontro troll atau mengat mengatur ur aksi aksi komuni komunikas kasii kita. kita. Feedback mengon negatiff misaln misalnya ya berupa berupa kritik kritikan, an, atau atau penola penolakan kan.. Feedback negati Contohnya, ”Bisakah Anda diam?”. Feedback positif misalnya berupa pujian.
3
_____________ Proses Proses Komunikasi, 2006, (http://www.dim.esdm.go.id/makalah/PrOsesKomNew.pdf , diakses 20 Desember 2006)
14
7.The situation (situasi) Situasi adalah salah satu elemen paling penting dalam proses komunikasi pidato ( speech communication ). Situasi atau keadaan selama selama komuni komunikas kasii berlan berlangsu gsung ng berpen berpengar garuh uh terhada terhadap p mood pembicara maupun pendengar, saluran/ media yang dipakai, dan
feedback audience .
Di antara model awal yang telah dibentuk untuk menerangkan maksud maksud komunikas komunikasi. i. Laswell menggambark menggambarkan an komunikas komunikasii sebagai sebagai suatu proses proses input input / linear yaitu Siapa, Siapa, Berkata Berkata apa, Dalam saluran apa, apa, Kepada Kepada siapa, siapa, Dengan Dengan kesan kesan apa. apa. Di dalam model ini unsur unsur-unsur komunikasi komunikasi yang ditekankan adalah sumber, sumber, pesan, pesan, saluran, saluran, penerima, kesan dan bagaimana proses maklumat disampaikan antara satu sama lain. Selain itu Model Model Matematik Matematik atau Model Shannon dan
Weaver pula melihat komunikasi sebagai proses pemancaran pesan. Model Model ini juga juga menjad menjadii asas asas Teori Teori Komuni Komunikas kasi. i. Shannon dalam terjemahan Othman Sharif dan Siti Zaleha Hashim menggambarkan tindakan komunikasi ini mendatangkan umpan balik.
4
Griffin, E. (1997) A First Look at Communication Theory . 3rd.Ed.
4
15
Model Komunikasi Shannon dan Weaver Dalam proses komunikasi terdapat empat elemen yang utama dalam prose prosess komuni komunikas kasii yaitu yaitu sumbe sumber, r, pesan, pesan, salura saluran n dan peneri penerima. ma. Model Model Berlo, Berlo, kesemu kesemuaa elemen elemen ini pentin penting g dalam dalam menyam menyampai paikan kan pesan pesan dalam dalam
16
memastikan
2.1.4 Jenis komunikasi
1. Komu Komuni nika kasi si intr intrap apri riba badi di
efektivitas
komunikasi.
17
Komunikas Komunikasii intrapribadi intrapribadi (intrapersonal adalah ah (intrapersonal communication communication ) adal komunikasi dengan diri sendiri, baik kita sadari atau tidak. Misalnya berpikir. 2. Komu Komuni nika kasi si anta antarp rpri riba badi di Komunikas Komunikasii antarpribadi antarpribadi (interpersonal adalah ah (interpersonal communication communication ) adal komun omunik ikas asii
anta antara ra
oran orang g-ora -orang ng
seca secara ra
tata tatap p
muka, uka,
yan yang
memungkinkan respon verbal maupun nonverbal berlangsung secara lang langsu sung ng.. Bent Bentuk uk khus khusus us komu komuni nika kasi si anta antarp rpri riba badi di ini ini adala adalah h komunikasi diadik (dyadic communication communication ) yang hanya melibatkan dua individu, misalnya suami-istri, dua sejawat, guru-murid. Ciri-ciri komunikasi diadik adalah pihak-pihak yang berkomunikasi berada dalam jarak yang dekat; pihak-pihak yang berkomunikasi mengirim dan menerima pesan secara langsung dan simultan. 3. Komuni Komunikas kasii kelomp kelompok ok (kecil (kecil)) Komunikas Komunikasii kelompok kelompok merujuk merujuk pada komunikas komunikasii yang dilakukan sekelo sekelompo mpok k kecil kecil orang orang ( small-group small-group communication communication). Kelompok sendir sendirii merupa merupakan kan sekump sekumpula ulan n orang orang yang yang mempun mempunyai yai tujuan tujuan bersama, yang berinteraksi satu sama lain untuk mencapai tujuan bersama, saling mengenal satu sama lain, dan memandang mereka sebagai sebagai bagian dari kelompok kelompok tersebut. tersebut. Komunikas Komunikasii antarpribadi antarpribadi berlaku dalam komunikasi kelompok. 4. Komu Komuni nika kasi si pub publi lik k
18
Komunikas Komunikasii publik publik adalah komunikasi komunikasi antara seorang pembicara pembicara dengan dengan sejuml sejumlah ah orang orang (khala (khalayak yak), ), yang yang tidak tidak bisa bisa dikena dikenali li satu satu persatu. Komunikasi publik meliputi ceramah, pidato, kuliah, tabligh akbar, dan lain-lain. Ciri-ciri komunikasi publik adalah: berlangsung lebih lebih formal formal;; menunt menuntut ut persia persiapan pan pesan pesan yang yang cermat, cermat, menunt menuntut ut kema kemamp mpua uan n
meng mengha hada dapi pi
seju sejuml mlah ah
besa besarr
oran orang; g;
komu komuni nika kasi si
cender cenderung ung pasif; pasif; terjad terjadii di tempat tempat umum umum yang yang dihadi dihadiri ri sejuml sejumlah ah orang; merupakan peristiwa yang direncanakan; dan ada orang-orang yang ditunjuk secara khusus melakukan fungsi-fungsi tertentu. 5. Komu Komuni nika kasi si orga organi nisa sasi si Komunikasi organisasi (organizational communication) terjadi dalam suatu organisasi, bersifat formal dan informal, dan berlangsung dalam jaringan yang lebi lebih h
besa besarr
dari dari komu komuni nikas kasii
kelo kelomp mpok ok..
Komu Komuni nika kasi si orga organi nisa sasi si juga juga
meliba melibatkan tkan komuni komunikas kasii diadik diadik,, komuni komunikas kasii antarp antarprib ribadi adi,, dan komuni komunikas kasii publik tergantung kebutuhan.
6. Komu Komuni nika kasi si mass massaa Komunikasi massa ( mass communication ) adalah komunikasi yang menggunakan media massa cetak maupun elektronik yang dikelola sebuah sebuah lembag lembagaa atau atau orang orang yang yang dilemb dilembaga agakan kan yang yang dituju ditujukan kan kepada sejumlah besar orang yang tersebar, anonim, dan heterogen. Pesan-pesan Pesan-pesannya nya bersifat bersifat umum, umum, disampaika disampaikan n secara serentak, serentak, cepat dan selintas.
19
2.2 Komunikasi Interpersonal Dalam Perkantoran Perkantoran
Komunikasi merupakan bagian yang penting dalam kehidupan kerja suatu organisasi. Hal ini dapat dipahami sebab komunikasi yang tidak baik mempunyai dampak yang yang luas luas terh terhad adap ap kehi kehidu dupa pan n
orga organi nisa sasi si,,
misa misaln lnya ya
konflik antar pegawai, dan sebaliknya komunikasi yang baik dapat meningkatkan saling pengertian, kerja sama dan
kepuasan
kom komuni unikasi kasi
kerja.
yan yang
Oleh
terb erbuka uka
karena har harus
itu
hubungan
dici dicipt ptak akan an
dalam alam
organisasi. Pada dasarnya komunikasi di dalam organisasi, terbagi kepada tiga bentuk: 1. Komunikasi vertikal Bentuk komunikasi ini merupakan bentuk komunikasi yang terjadi dari atas ke bawah dan sebaliknya. Artinya komunikasi yang disampaikan pimpinan kepada bawahan, dan dari bawahan kepada pimpinan secara timbal balik. Fungsi komunikasi ke bawah digunakan pimpinan untuk: •
Melaksanakan kebijaksanaan, prosedur kerja, peraturan, instruksi, mengenai pelaksanaan kerja bawahan.
•
Menyampaikan pengarahan doktrinasi, evaluasi, teguran.
•
Memberikan informasi mengenai tujuan organisasi, kebijaksanaankebijaksaan organisasi, insentif.
20
Seorang Seorang pimpinan pimpinan harus lebih memperhatik memperhatikan an komunikas komunikasii deng dengan an
bawa bawaha hann nnya ya,,
dan dan
mema memaha hami mi
cara cara-c -car araa
meng mengam ambi bill
kebijaksanaan, terhadap bawahannya. Keberh Keberhasi asilan lan organi organisas sasii diland dilandasi asi oleh oleh perenc perencana anaan an yang yang tepa tepat, t, dan dan seor seoran ang g pimp pimpin inan an orga organi nisa sasi si yang yang memi memili liki ki jiwa jiwa kepemimpin kepemimpinan. an. Kedua hal terseut terseut merupakan merupakan modal utama untuk kemajuan organisasi yang dipimpinnya. Fungsi komunikasi ke atas digunakan untuk: a. Memberikan Memberikan pengertian pengertian mengenai mengenai laporan laporan prestasi prestasi kerja, saran, usulan, opini, permohonan bantuan, dan keluhan. b. Memper Memperole oleh h inform informasi asi dari dari bawaha bawahan n mengen mengenai ai kegiata kegiatan n dan pelaksanaan pekerjaan bawahan dari tingkat yang lebih rendah. Bawah Bawahan an tent tentul ulah ah berh berhar arap ap agar agar ide, ide, saran saran,, pend pendap apat at,, tanggapan maupun kritikannya dapat diterima dengan lapang dada, dan hati terbuka oleh pimpinan. 2. Komunikasi horizontal Bent Bentuk uk komu komuni nika kasi si seca secara ra mend mendat atar, ar, dian dianta tara ra sesa sesama ma pegaw pegawai ai dsbnya dsbnya.. Komuni Komunikas kasii horizo horizonta ntall sering sering kali kali berlan berlangsu gsung ng tidak formal. Fungsi Fungsi komunikas komunikasii horizontal/ horizontal/ke ke samping samping digunakan digunakan oleh dua dua piha pihak k yang yang memp mempun unya yaii leve levell yang yang sama sama.. Komu Komuni nika kasi si ini ini
21
berlan berlangsu gsung ng dengan dengan cara tatap tatap muka, muka, melalui melalui media media elektro elektronik nik seperti telepon, atau melalui pesan tertulis. 3. Komunikasi diagonal Bent Bentuk uk komu komuni nika kasi si ini ini seri sering ng dise disebu butt juga juga komu komuni nika kasi si silang. Berlangsung dari seseorang kepada orang lain dalam posisi yang berbeda. Dalam arti pihak yang satu tidak berada pada jalur struktur yang lain. Fungsi komunikasi diagonal digunakan oleh dua pihak yang memp mempun unya yaii leve levell berb berbed edaa teta tetapi pi tida tidak k memp mempun unya yaii wewe wewena nang ng lang langsu sung ng kepa kepada da piha pihak k lain lain.. Melal Melalui ui jalu jalurr hiera hierark rkhi hi/ti /ting ngka kata tan n seorang pimpinan harus lebih memperhatikan komunikasi dengan bawahannya secara baik, sehingga dapat membangkitkan minat dan gairah kerja disertai komunikasi yang baik untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Dalam Dalam penera penerapan pannya nya komuni komunikas kasii dapat dapat dilaku dilakukan kan secara secara formal dan informal. Umumnya komunikasi formal ada dalam setiap organisasi dan dapat terjadi antar personal dalam organisasi melalui jalur jalur hirark hirarkhi hi dengan dengan prinsi prinsip p pembag pembagian ian tugas tugas untuk untuk mencap mencapai ai tujuan yang diharapkan. Komunikasi formal merupakan suatu sistem dimana para anggotanya bekerjasama secara tepat untuk mencapai tuju tujuan an yang yang diin diingi gink nkan an..
Komu Komuni nika kasi si form formal al
berhubungan dengan masalah kedinasan.
pada pada dasa dasarn rnya ya
22
Komuni Komunikas kasii inform informal al adalah adalah kebali kebalikan kan dari dari komuni komunikas kasii formal biasanya terjadi dengan spontan sebagai akibat dari adanya persam persamaan aan perasa perasaan, an, kebutu kebutuhan han,, persam persamaan aan tugas tugas dan tanggu tanggung ng jawab. Komunikasi informal pada pelaksanaannya tidak terikat oleh waktu, ruang dan tempat, kadang-kadang komunikasi informal lebih ber berha hasi sil, l, dan dan pera perana nann nnya ya tida tidak k kala kalah h pent pentin ing, g, kare karena na dapa dapatt disa disamp mpai aika kan n seti setiap ap saat saat,, asalk asalkan an berm berman anfaa faatt untu untuk k kema kemaju juan an organi organisas sasi. i. Namun Namun penyam penyampai paiann annya ya kurang kurang sistem sistemati atis, s, karena karena pertu pertumbu mbuhan han dan penyeb penyebaran arannya nya tidak tidak teratur teratur.. Kadang Kadang-kad -kadang ang seorang pimpinan selalu beranggapan bahwa keberadaan organisasi informal merupakan suatu hal yang janggal, yang merupakan akibat gagalnya gagalnya komunikas komunikasii formal yang memunculka memunculkan n ketidakstab ketidakstabilan ilan organisasi formal. Bentuk komunikasi informal dapat berupa pertemuan yang tidak direncanakan, seperti: bertemu dan ngobrol di kantin pada jam maka makan n sian siang, g, di resep resepsi si,, atau atau pert pertem emua uan n lain lainny nya. a. Komu Komuni nika kasi si informal ini mempunyai hal-hal yang positif, seperti: •
Bila Bila jala jalan n yang yang dite ditemp mpuh uh mela melalu luii komu komuni nika kasi si form formal al
melewa melewati ti hambat hambatan, an, dengan dengan terpak terpaksa sa diguna digunakan kan komuni komunikas kasii informal. •
Dalam suasana konflik dan penuh ketegangan.
•
Sebagai sarana komunikasi.
23
Dari Dari kedu keduaa bent bentuk uk komu komuni nika kasi si ters terseb ebut ut di atas, atas, seti setiap ap pimpinan pimpinan harus dapat menempatka menempatkan n diri agar tidak timbul perasaan suka uka
atau atau tid tidak tid tidak suka. uka. Pim Pimpin pinan haru arus
menca encari ri dan dan
melaksanak melaksanakan an nilai-nilai nilai-nilai positif positif dari hubunganhubungan-hubu hubungan ngan tersebut. tersebut. Ukuran Ukuran sukses sukses tidaknya tidaknya seorang seorang pimpinan pimpinan terletak terletak pada bagaimana pimpinan memadukan nilai positif yang dihasilkan dari komunikasi formal dan informal. Agar komunikasi interpersonal yang dilakukan menghasilkan hubun ubunga gan n
inte interp rper erso son nal
yang ang
efek efekti tiff
dan dan
kerja erja
sama sama
bis bisa
ditingkatkan, kita perlu bersikap terbuka dan menggantikan sikap dogmatis. Kita perlu juga memiliki sikap percaya, sikap mendukung, dan terbuka terbuka yang mendorong mendorong timbulnya timbulnya sikap saling memahami, memahami, meng mengha harg rgai ai inte interp rper erso sona nall
dan dan
sali saling ng
perl perlu u
meng mengem emba bang ngka kan n
ditu ditumb mbuh uhka kan n
dan dan
kual kualit itas as..
Hubu Hubung ngan an
diti diting ngka katk tkan an
deng dengan an
memperbaiki hubungan dan kerjasama antara berbagai pihak, tidak terkecuali dalam lembaga pendidikan.
2.3 Komunikasi Efektif Efektif Dalam Dalam Perkantoran Perkantoran
Di dala dalam m kehi kehidu dupa pan n perk perkan anto tora ran, n, komu komuni nika kasi si efek efekti tiff ini ini menjad menjadii sebuah sebuah kebutu kebutuhan han.. Banyak Banyak aturan aturan yang yang harus harus dileng dilengkap kapii penje penjelas lasan, an, dimaks dimaksudk udkan an agar agar kesala kesalahpa hpaham haman an interp interpret retasi asi dapat dapat dihindarkan. Apabila salah seorang pegawai kantor merasa belum jelas
24
deng dengan an info inform rmas asii yang yang diter diterim iman anya, ya, maka maka lebi lebih h baik baik memi meminta nta penje penjelas lasan. an. Hal ini diseba disebabka bkan, n, komuni komunikas kasii yang yang tidak tidak efektif efektif di kantor bisa jadi mengakibatkan dampak negatif dan kerugian yang serius. serius. Komuni Komunikas kasii efektif efektif di perkan perkantor toran an akan akan sangat sangat memban membantu tu peningkatan kinerja dan ketepatan dalam penyelesaian suatu urusan. Ada beberapa indikator komunikasi efektif, ialah: 5 - Pemaha Pemahaman man,, ialah ialah kemamp kemampuan uan memaham memahamii pesan pesan secara secara cermat cermat sebagaimana dimaksudkan oleh komunikator. - Kesena Kesenanga ngan, n, yakni yakni apabil apabilaa proses proses komuni komunikas kasii itu selain selain berhas berhasil il menyampaik menyampaikan an informasi, informasi, juga dapat berlangsung berlangsung dalam suasana yang yang meny menyen enan angk gkan an kedu keduaa
bela belah h
piha pihak. k. Sebe Sebena narn rnya ya tuju tujuan an
berk berkom omun unik ikas asii tida tidakl klah ah seke sekeda darr trans transak aksi si pesa pesan, n, akan akan teta tetapi pi dimaks dimaksudk udkan an pula pula untuk untuk saling saling intera interaksi ksi secara secara menyen menyenang angkan kan untuk memupuk hubungan insani. - Pengaruh Pengaruh pada sikap, sikap, apabila apabila seorang seorang komunikan komunikan setelah menerima pesan kemudian sikapnya berubah sesuai dengan makna pesan itu. Tind Tindak akan an memp mempen enga garu ruhi hi oran orang g lain lain meru merupa paka kan n
bagi bagian an dari dari
kehidupan sehari-hari di perkantoran. Dalam berbagai situasi kita berusaha mempengaruhi sikap orang lain dan be-rusaha agar orang lain bersikap positif sesuai keinginan kita. 5
Surant Suranto o AW, 2006, 2006, Komun Komunika ikasi si Efekti Efektiff Untuk Untuk Mendu Mendukun kung g Kinerj Kinerja a Perka Perkanto ntoran ran (http://www.google.com/komunikasi/2006)
25
- Hubungan yang makin baik, bahwa dalam proses komunikasi yang efek efekti tiff
seca secara ra
inte interp rpers erson onal al..
tida tidak k Di
seng sengaj ajaa
meni mening ngka katk tkan an
perk perkan anto tora ran, n,
seri sering ngka kali li
kada kadarr
terja terjadi di
hubu hubung ngan an komu komuni nika kasi si
dilaku dilakukan kan bukan bukan untuk untuk menyam menyampai paikan kan inform informasi asi atau atau mempemempengaruhi sikap semata, tetapi kadang-kadang terdapat maksud implisit di sebaliknya, yakni untuk membina hubungan baik. - Tind Tindak akan an,, kedu keduaa belak belak piha pihak k yang yang berk berkom omun unik ikas asii mela melaku kuka kan n tindakan sesuai dengan pesan yang dikomunikasikan. Faktor Pendukung Komunikasi Efektif : Secara Secara umum umum ada beberap beberapaa karakt karakteri eristi stik k yang yang diduga diduga dapat dapat mendukung tercapainya komunikasi yang efektif. 1. Komunikator Dalam proses komunikasi, komunikator memegang peran yang sangat penting untuk tercapainya komunikasi efektif. Komunikator se bagai personal mempunyai pengaruh yang cukup besar terhadap komunika munikan, n, bukan bukan saja saja diliha dilihatt dari dari kemamp kemampuan uan dia menyam menyampai paikan kan pes pesan an,,
namu namun n
juga juga
meny menyan angk gkut ut
berb berbag agai ai
aspe aspek k
kara karakt kter eris isti tik k
komunikator. 6 Bebe Bebera rapa pa kara karakt kter eris isti tik k komu komuni nika kato torr yang yang efek efekti tif, f, dapa dapatt di sebutkan sebagai berikut: - Kredibilitas
6
Rakhmat, Jalaluddin. 1993. Psikologi Komunikasi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya , hal 289
26
Ialah kewibawaan seorang komunikator di hadapan komunikan. - Daya tarik Hal ini berkenaan dengan keadaan yang menunjukkan penerima melihat komunikator sebagai seorang yang disenangi dalam bentuk peranan yang memuaskan.
Alexis Tan mengemukakan bahwa dimensi daya tarik diukur dengan similarity ( kesamaan), kesamaan), familiarity ( keakraban) keakraban) dan proximity kesukaan). 7 ( kesukaan). Satu Satu lagi lagi daya daya tarik tarik komu komuni nika kato tor, r, yait yaitu u daya daya tarik tarik fisik fisik ( physical attarctiviness). Artinya, a, bahwa bahwa daya daya tarik tarik fisik fisik seoran seorang g attarctiviness). Artiny komuni komunikat kator, or, memuda memudahka hkan n tercapa tercapainy inyaa simpat simpatii dan perhat perhatian ian dari dari komunikan. - Kekuasaan Artinya seorang komunikator yang memiliki kekuasaan relatif lebih lebih muda mudah h memp mempen enga garu ruhi hi bawa bawaha hann nnya ya.. Ada Ada rasa rasa sung sungka kan n di kalangan kalangan bawahan bawahan terhadap terhadap komunikat komunikator or yang memiliki wewenang wewenang atau kekuasaan. - Kemampuan intelektual Ialah Ialah ting tingka katt kecak kecakap apan an,, kece kecerd rdas asan an,, dan dan keah keahli lian an seor seoran ang g komunikator.
7
Tan, Alexis. 1981. Mass Communication Theories and Research. Ohio Columbus: Grid Publishing Inc, hal 105
27
- Inte Integr grit itas as atau atau kete keterp rpad adua uan n sika sikap p dan dan peri perila laku ku dalam dalam akti aktivit vitas as perkantoran perkantoran sehari-hari. sehari-hari. Komunikato Komunikatorr yang memiliki memiliki keterpaduan keterpaduan,, kesesuaian antara ucapan dan tindakannya akan lebih disegani oleh komunikan. - Keperca Kepercayaa yaan, n, kalau kalau komun komunika ikator tor diperc dipercaya aya oleh oleh komun komunika ikan n maka maka akan akan lebih lebih mudah mudah menyam menyampaik paikan an pesan pesan dan mempen mempengar garuhi uhi sikap sikap orang lain. - Kepe Kepeka kaan an sosi sosial al,, yait yaitu u suat suatu u kema kemamp mpua uan n komu komuni nika kato torr untu untuk k memahami situasi di lingkungan perkantoran. - Kematangan tingkat emosional Ialah Ialah kemamp kemampuan uan komuni komunikat kator or untuk untuk mengen mengendal dalika ikan n emosin emosinya, ya, sehingga tetap dapat melaksanakan komunikasi dalam suasana yang menyenangkan di kedua belah pihak. - Berorientasi Berorientasi kepada kondisi kondisi psikolog psikologis is komunikan komunikan,, artinya artinya seorang seorang komunikator perlu memahami kondisi psikologis orang yang diajak bicara. - Memi Memili liki ki ling lingku kup p pand pandan anga gan n ( frame lingkup p frame of refer referenc ence) e) dan lingku pengalaman pengalaman ( field of experience) tentang diri komunikan. Misalnya bagaimana watak atau kebiasaan, bagaimana tingkat pendidikannya, apa makanan kesukaannya, kapan ulang tahunnya, dan sebagainya. Pengetahuan dan pengalaman tentang hal-hal tersebut dapat dijadikan sebagai acuan untuk berkomunikasi secara bijak.
28
2. Pesan Agar supaya komunikasi efektif, maka cara penyampaian pesan atau atau info inform rmas asii
perl perlu u dira diranc ncan ang g seca secara ra cerm cermat at sesu sesuai ai deng dengan an
karakteristik komunikan maupun keadaan di lingkungan sosial yang bersangku bersangkutan. tan. Jalaluddin Jalaluddin Rakhmat Rakhmat mengatakan mengatakan bahwa keberhasila keberhasilan n komunikas komunikasii sebagian sebagian ditentukan ditentukan oleh kekuatan kekuatan pesan. pesan. Dengan pesan, seseorang dapat mengendalikan sikap dan perilaku komunikan. Agar proses
komunikasi
terla rlaksana
seca ecara
efe efektif,
maka
perl erlu
dipertimbangkan berbagai teknik sebagaimana diuraikan berikut ini. 8 Pesan satu sisi ( one sided) ataukah dua sisi (two sided). Hal ini berkaitan dengan cara mengorganisasikan pesan. Organisasi pesan satu sisi, sisi, ialah ialah suatu suatu cara berkom berkomuni unikas kasii dimana dimana komuni komunikat kator or hanya hanya menyampaikan pesan-pesan yang mendukung tujuan komunikasi saja. Seda Sedang ngka kan n pesa pesan n dua dua sisi sisi,, bera berart rtii sela selain in pesa pesan n yang yang bers bersif ifat at mendukung, disampaikan pula counter argument, sehingga komunikan diharapkan menganalisis sendiri atas pesan tersebut. Apakah dalam menyampaikan pesan itu diorganisasikan secara satu sisi atau dua sisi, tentulah harus disesuaikan dengan karakteristik Seda Sedan ngkan gkan pesa pesan n
dua sisi sisi,,
seca secara ra teor teorit itis is lebi lebih h
efek efekti tif f
dikarenakan pada karakteristik pola komunikasi sebagai berikut: a.
8
Pada awalnya komunikan tidak sepakat dengan komunikator.
Rakhmat, Jalaluddin. 1993 . Psikologi Komunikasi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, hal 268
29
b. b.
Komu Komuni nika kan n
meny menyad adar arii
argu argume ment nt
yang yang
berl berlaw awan anan an
sebe sebelu lum m
penyajian pesan, atau sewaktu pesan akan disampaikan. c.
Komunikan memiliki latar pendidikan yang baik (tinggi)
d.
Komunikato Komunikatorr menginginka menginginkan n kejujuran, kejujuran, keterbu keterbukaan, kaan, serta serta objektif objektif dalam pesannya dan tidak terlalu menghiraukan hasil komunikasi Dalam menyampaikan pesan, seorang komunikator tidak perlu terl erlalu
ambisi
untuk
mencapa apai
hasil
sege egera. ra.
Untuk
dapat
mempengaru mempengaruhi hi komunikan komunikan secara efektif, efektif, penyampaia penyampaian n pesan perlu memperhatikan langkah-langkah: 9 1. Attention (perhatian) (perhatian) Artinya bahwa pesannya pesannya harus dirancang dirancang dan
disampaikan sedemikian rupa sehingga dapat menumbuhkan perhatian dari komunikan. kebutuhan)) Artinya Artinya bahwa komunikator komunikator kemudian kemudian berusaha berusaha 2. Need Need ( kebutuhan meyakinkan komunikan bahwa pesan yang disampaikan itu penting bagi komunikan. 3. Satisfac pemuasan), pemuasan), dalam hal ini komunikat komunikator or memberikan memberikan Satisfactio tion n ( bukti bahwa yang disampaikan adalah benar. 4.
visualisasi) komunikator memberikan bukti-bukti lebih Visualization Visualization ( visualisasi) konkret sehingga komunikan bisa turut menyaksikan.
5. Action ( tindakan), tindakan), komunikator mendorong agar komunikan bertindak positif yaitu melak-sanakan pesan dari komunikator tersebut.
9
Sura Surant nto o AW, AW, 2006 2006,, Komun Komunika ikasi si Efekti Efektiff Untuk Untuk Mendu Mendukun kung g Kinerj Kinerja a Perkan Perkantor toran an (http://www.google.com/komunikasi/2006)
30
Cara Cara
peny penyam ampa paia ian n
pesa pesan n
mema memang ng
berp berpen enga garu ruh h
terh terhad adap ap
keefek keefektif tifan an proses proses komuni komunikas kasi. i. Cara Cara penyam penyampai paian an yang yang baik, baik, akan akan memudahkan komunikan dalam menerima dan memahaminya.
2.4 Hambatan Komunikasi Efektif Dalam Perkantoran Perkantoran
artikelnya ”Communication: A two Roger Neugebauer dalam artikelnya
way Street ” mengungkapkan beberapa kendala yang sering dialami oleh oleh sebu sebuah ah orga organi nisa sasi si dalam dalam berk berkom omun unik ikas asii dua dua arah, arah, yait yaitu: u:10 -
Protectiveness
(Per (Perli lind ndun unga gan) n)..
Pimp Pimpin inan an
seri sering ngka kali li
tida tidak k
member memberitah itahuka ukan n inform informasi asi terten tertentu tu pada pada pegawa pegawainy inyaa atau atau timnya timnya karena takut akan menyakiti hati pegawai. Alasan lain adalah bahwa pimpinan menganggap bahwa informasi tersebut harus dilindungi, dan bukan untuk konsumsi pegawai karena pegawai tidak akan mungkin mengerti apa yang akan disampaikan. Demikian pula dengan pegawai, merek merekaa seri sering ng tida tidak k meny menyam ampa paik ikan an info inform rmas asii terte tertent ntu u kepa kepada da pimpi pimpinan nan untuk untuk melind melindung ungii diriny dirinyaa dari dari tindak tindakan an pemecat pemecatan an atau peringatan. Mereka takut jika informasi disampaikan maka pimpinan akan marah, lalu mendiskreditkan mereka, memberikan penilaian yang negatif terhadap mereka (sehingga berdampak pada kenaikan gaji yang
10
Semb Sembel el,, Roy Roy PhD, PhD, 2005 2005,, Bag Bagai aima mana na Memb Memban angu gun n (http://www.wordpress.com, diakses 20 Januari 2007)
Komu Komuni nika kasi si Dua Dua
Arah Arah,
31
kecil), atau bahkan yang paling ekstrem adalah memecat mereka. - Defensiveness (Pertahanan).
Selain menahan informasi, seseorang juga bisa saja tidak mau menerima menerima informasi informasi (menolak (menolak untuk untuk mendengar mendengar informasi yang disampaikan). disampaikan). Hal ini terjadi jika mereka sudah membentuk membentuk emosi negatif terhadap orang yang memberi informasi, mungkin karena orang tersebut telah merendahkan dengan kata-kata yang menyakitkan.
- Tendency to evaluate (Kecenderungan untuk menghakimi). Jika Jika mend mendap apat at info inform rmas asii dari dari sese seseor oran ang g meng mengen enai ai keburukan keburukan orang lain, komunikator komunikator cenderung cenderung mengambil mengambil sikap yang yang meng mengev eval alua uasi si tanp tanpaa meng mengum umpu pulk lkan an data data yang yang lengk lengkap ap sebelum berkomunikasi dengan orang yang dibicarakan tersebut.
- Narrow perspectives (Perspektif yang sempit). Karena jarang meninjau pekerjaan pekerjaan orang lain, atau keluar keluar dari lingkungan lingkungan pekerjaan sendiri, sendiri, seseorang seseorang seringkali seringkali dibatasi dibatasi pada cara pandangnya sendiri. Ia tidak mencoba melihat dari sudut pandang pandang orang lain. Para pegawai, pegawai, seringkali seringkali hanya melihat melihat suatu masalah dari sudut pandangnya sendiri (kepentingan individunya sema semata, ta, tanp tanpaa menc mencob obaa mema memaha hami mi sebu sebuah ah situ situas asii dari dari sudu sudutt pandang yang berbeda). Sempitnya perspektif inilah yang sering
32
meny menyeb ebab abka kan n konf konfli lik k (tiap (tiap oran orang g hany hanyaa meli melihat hat dari dari sudu sudutt pandang sendiri, dan tidak mencoba memahami orang lain).
- Mismatched expectations. mengat atak akan an bahw bahwaa piki pikira ran n manu manusi siaa Pete Peterr Drucke Drucker r meng seri sering ngka kali li hany hanyaa memb membat atas asii info inform rmas asii yang yang coco cocok k deng dengan an ekspek ekspektas tasiny inya. a. Jika Jika ternya ternyata ta inform informasi asi yang yang disamp disampaik aikan an tidak tidak sesu sesuai ai deng dengan an apa apa yang yang diha dihara rapk pkan an,, maka maka oran orang g ters terseb ebut ut cenderung tidak termotivasi untuk mendengarkan informasi yang disampaika disampaikan. n. Misalnya: Misalnya: jika dalam rapat-rapat rapat-rapat ternyata ternyata seringkali seringkali tanggapannya tidak diperhatikan, maka pegawai cenderung enggan meny menyat atak akan an pend pendap apat at,, karen karenaa ia bera berang ngga gapa pan n percu percuma ma saja saja menyampaikan pendapat, karena biasanya juga tidak ada followup-nya.
- Insufficient time. Alasan
lain
adalah
keterba rbatasa asan
wakt aktu
untuk
menyam menyampaik paikan an inform informasi asi secara secara menyel menyeluru uruh. h. Karena Karena kegiat kegiatan an rutin rutin yang yang harus harus disele diselesai saikan kan dengan dengan segera segera,, seringk seringkali ali waktu waktu berko berkomun munika ikasi si dilupa dilupakan kan,, atau komuni komunikas kasii dilaku dilakukan kan dengan dengan tergesa. Akibatnya, informasi yang disampaikan kepada orang lain pun tidak lengkap sehingga ada kemungkinan informasi tersebut salah dipahami.
33
2.5 Pengertian Kinerja
Menurut Menurut Prawirosent Prawirosentono, ono, kinerja adalah hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi sesuai sesuai dengan dengan wewenan wewenang g dan tangun tangungja gjawab wab masing masing-ma -masin sing, g, dalam dalam rangka rangka upaya mencapai tujuan organisasi organisasi bersangkutan bersangkutan sacara legal, legal, tidak melanggar hukum dan sesuai dengan moral dan etika. Kinerja Kinerja pegawai pegawai lebih lebih mengar mengarah ah pada pada tingka tingkatan tan presta prestasi si kerja kerja pegawai. Kinerja pegawai merefleksikan bagaimana pegawai memenuhi keperluan pekerjaan dengan baik. Mathis dan Jackson mendefinisikan bahwa bahwa kinerja kinerja pada pada dasarn dasarnya ya adalah adalah apa yang yang dilaku dilakukan kan dan tidak tidak dilakukan pegawai. Kine Kinerj rjaa
pega pegawa waii
memp mempen enga garu ruhi hi
sebe sebera rapa pa
bany banyak ak
mere mereka ka
memberikan kontribusi kepada organisasi yang antara lain termasuk: 1. Kuantitas keluaran 2. Kualitas keluaran 3. Jangka waktu keluaran 4. Kehadiran di tempat kerja 5. Sikap kooperatif Sumber Sumber daya daya manusi manusiaa sebaga sebagaii aktor aktor yang yang berper berperan an aktif aktif dalam dalam mengge menggerak rakkan kan perusa perusahaa haan n /organ /organisa isasi si dalam dalam mencap mencapai ai tujuan tujuannya nya.. Tercapainya tujuan perusahaan hanya dimungkinkan karena upaya para
34
pelaku yang terdapat dalam perusahaan, untuk berkinerja dengan baik. Kinerja perorangan (individual individual performance performance ) dengan kinerja lembaga (institu institution tional al
performa performance nce )
atau
kinerja
perusahaan
(corporate
performance) terdapat hubungan yang erat. Dengan perkataan lain bila kinerja pegawai (individual performance ) baik maka kemungkinan besar kinerja kinerja perusahaan perusahaan ( corporate performance ) juga baik. Kinerja seorang pegaw pegawai ai akan akan baik baik bila bila ia mempun mempunyai yai keahli keahlian an skill yang tinggi tinggi,, (skill ) yang bersedia bekerja karena gaji atau diberi upah sesuai dengan perjanjian dan mempunyai harapan (expectation ) masa depan lebih baik Pekerjaan hampir selalu memiliki lebih dari satu kriteria pekerjaan atau dimensi. Menurut Mathis dan Jackson , kriteri kriteriaa pekerj pekerjan an adalah adalah faktor yang terpenting dari apa yang dilakukan orang di pekerjaannya. Dalam artian, kriteria pekerjaan pekerjaan menjelaskan menjelaskan apa yang dilakukan dilakukan orang di pekerjaanny pekerjaannya. a. Oleh karena itu kriteria-kriteria kriteria-kriteria ini penting, kinerja indivi individua duall dalam dalam pekerj pekerjaan aan harusl haruslah ah diukur diukur,, diband dibanding ingkan kan dengan dengan standar yang ada, dan hasilnya dikomunikasikan pada setiap pegawai. Kine Kinerj rjaa perk perkan anto toran ran ialah ialah gamb gambara aran n meng mengen enai ai baga bagaim imana ana seseorang (baik pimpinan maupun anggota) melakukan segala sesuatu yang berhubungan dengan suatu pekerjaan, jabatan, atau peranan dalam perkantoran. Dengan demikian ukuran kinerja antara satu orang dengan yan yang lain lainny nyaa bis bisa jad jadi sali salin ng berb erbeda, eda, oleh leh karen arenaa tuga tugass dan kewenangan jabatannya juga tidak sama.
35
Namun secara mudah dapat dikatakan bahwa indikator kinerja yang yang positi positiff adalah adalah sikap, sikap, perilak perilaku u dan aktivi aktivitas tas yang yang secara secara nyata nyata mend menduk ukun ung g
pela pelaks ksan anaa aan n
prog progra ram m
kerj kerjaa
dan dan
penc pencap apai aian an
tuju tujuan an
perkantoran. Pada hakikatnya hakikatnya standar kinerja kinerja seseorang seseorang dalam perkantoran perkantoran dapat dilihat dari tiga indikator: •
11
seberapa baik seseorang seseorang menyelesaika menyelesaikan n aspekaspekTugas fungsional, fungsional, seberapa aspek pekerjaan yang menjadi tanggungjawabnya
•
Tugas perilaku, seberapa baik seseorang melakukan komunikasi dan interak interaksi si antarp antarpers ersona ona dengan dengan orang orang lain lain dalam dalam perkan perkantor toran: an: bagaimana dia mampu menyelesaikan konflik secara sehat dan adil, bagai-mana ia memberdayakan orang lain, dan bagaimana ia mampu bekerja sama dalam sebuah tim untuk men-capai tujuan perkantoran.
•
Tugas etika , ialah seberapa baik seseorang mampu bekerja se-cara profesional sambil menjunjung tinggi norma etika, kode etik profesi, serta peraturan dan tata tertib yang dianut oleh suatu perkantoran. Indikator lain yang sangat penting untuk melihat kinerja suatu
orga organi nisa sasi si yait yaitu u kebe keberh rhas asil ilan an penc pencap apaia aian n targe targett kerj kerjaa yang yang telah telah diprogramk diprogramkan an sebelumny sebelumnya, a, apakah apakah semuanya semuanya berjalan berjalan sesuai sesuai dengan dengan prosedur yang telah dirancang dan apakah telah memenuhi harapan dan target yang ingin dicapai.
11
Surant Suranto o AW, AW, 2006, 2006, Komunika Komunikasi si Efektif Efektif Untuk Mendukung Mendukung Kinerja Kinerja Perkantora Perkantoran n (http://www.google.com/komunikasi/2006)
36
2.6 Penilaian Kinerja
Peni Penila laian ian kine kinerj rjaa ( perform PA) adal adalah ah pro proses performance ance appraisa appraisal l , PA) evalua evaluasi si sebera seberapa pa baik baik pegawa pegawaii menger mengerjak jakan, an, ketika ketika diband dibanding ingkan kan dengan satu set standar dan kemudian mengkomunikasikannya dengan para pegawai. Penilaian kinerja disebut juga sebagai penilaian pegawai, evaluasi pegawai, tinjauan kinerja, evaluasi kinerja dan penilaian hasil pedoman. pedoman. Rahmanto Rahmanto mengemuka mengemukakan kan bahwa system penilaian penilaian kinerja kinerja mempunyai dua elemen pokok, yakni : 1. Spesif Spesifika ikasi si pekerja pekerjaan an yaang yaang harus harus dikerja dikerjakan kan oleh oleh bawaha bawahan n dan criteria yang memberikan penjelasan bagaimana kinerja yang baik ( good dapatt dica dicapa pai, i, sebag ebagai ai cont contoh oh : angg anggar aran an good performa performance nce) dapa operasi, target produksi tertentu dan sebagainya. 2. Adanya Adanya mekani mekanisme sme untuk untuk pengum pengumpul pulan an inform informasi asi dan pelapo pelaporan ran mengen mengenai ai cukup cukup tidakn tidaknya ya perilak perilaku u yang yang terjad terjadii dalam dalam kenyat kenyataan aan dibandingkan dengan kriteria yang berlaku sebagai contoh laporan bulan bulanan an manage managerr diband dibanding ingkan kan dengan dengan anggar anggaran an dan realisa realisasi si kinerja (budgete budgeted d and actual actual performa performance nce) atau tingkat produksi dibandingkan dengan angka penunjuk atau meteran suatu mesin. Penilaian kinerja dapat terjadi dalam dua cara, secara informal dan secara sistimatis. Penilaian informal dapat dilaksanakan setiap waktu dimana pihak atasan merasa perlu. Hubungan sehari-hari antara manajer
37
dan pegawai pegawai member memberika ikan n kesemp kesempata atan n bagi bagi kinerj kinerjaa pegawai pegawai untuk untuk dinilai. Penilaian sistimatis digunakan ketika kontak antara manajer dan pegawai bersifat formal,dan sistemnya digunakan secara benar dengan melaporkan kesan dan observasi manajerial terhadap kinerja pegawai. Dari Dari urai uraian an di atas atas dapa dapatt disi disimp mpul ulka kan n bahw bahwaa peni penila laian ian kine kinerj rjaa meru merupa paka kan n bagi bagian an inte integr gral al dari dari pros proses es peni penila laian ian yang yang meli melipu puti ti : pener penerapa apan n sasara sasaran n kinerj kinerjaa yang yang spesi spesifik fik,, teruku terukur, r, memili memiliki ki tingka tingkatt perubahan, terbatas waktu, adanya pengarahan dan dukungan atasan. Pegawai bersama atasan masing-masing dapat menetapkan sasaran dan stan standa darr kine kinerj rjaa yang yang haru haruss dica dicapa paii dalam dalam kuru kurun n wakt waktu u tert terten entu tu.. Peni Pening ngka katan tan kine kinerj rjaa pega pegawa waii pers perseo eora rang ngan an pada pada gili giliran ranny nyaa akan akan mendorong kinerja sumber daya manusia secara keseluruhan.
2.7 Hubungan Antara Proses Komunikasi dan Kinerja Perkantoran
Banyak Banyak ahli komunikas komunikasii yang memiliki memiliki kesamaan pandangan pandangan mengenai hubungan antara proses komunikasi dan kinerja perkantoran. Merek Merekaa bers bersep epak akat at bahw bahwaa komu komuni nika kasi si efekt efektif if dan dan ting tingka katt kine kinerja rja perkantora perkantoran n berhubung berhubungan an secara signifikan signifikan.. Memperbaiki Memperbaiki komunikas komunikasii perka perkanto ntoran ran berarti berarti memper memperbai baiki ki kinerj kinerjaa perkan perkantor toran. an. Pandan Pandangan gan tersebut mengisyaratkan diterimanya konsep-konsep sebagai berikut: - Komuni Komunikas kasii merupa merupakan kan salah satu satu unsur unsur pentin penting g yang yang menand menandai ai kehi kehidu dupa pan n di dala dalam m suat suatu u perk perkan anto toran ran.. Ketik Ketikaa perk perkan anto toran ran itu itu
38
berharap dapat bekerja dalam sebuah manajemen yang efisien, maka di dalamnya dalamnya mesti dilakukan dilakukan langkah-lang langkah-langkah kah komunikas komunikasii internal internal secara terencana. - Komunikasi dapat digunakan untuk mengubah, mempertahankan, dan meningkatkan kemajuan sebuah perkantoran. Perkantoran yang berfungsi baik, ditandai oleh adanya kerjasama secara sinergis dan harmonis dari berbagai komponen. Senantiasa terjadi komunikasi, kerjasama, saling koreksi, dan terdapat sistem pembagian tugas antarkomponen tersebut. Suat Suatu u
perk erkanto antora ran n
dik dikonstr nstru uksi ksi
dan dan
dip dipelih elihar araa
den dengan gan
komunikasi. Artinya, ketika proses komunikasi antar komponen tersebut dapat dapat diselen diselengga ggarak rakan an secara secara harmon harmonis, is, maka maka perkan perkantor toran an terseb tersebut ut semakin kokoh dan kinerja perkantoran akan meningkat.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian
39
Dalam penelitian ini penulis menggunakan desain penelitian meto metode de desk deskri ript ptif if anali analiti tik k kore korela lasi sion onal al untu untuk k melu meluki kisk skan an seca secara ra sistem sistematis atis,, faktua faktual, l, dan cermat cermat dan berusa berusaha ha member memberika ikan n gambar gambaran an tentang apa saja yang ada hubungannya dengan penelitian kemudian menganalisanya untuk menemukan pemecahan masalah yang dihadapi. dihadapi.12
3.2 Operasional Variabel
Variabe Variabell yang yang dianal dianalisi isiss dalam dalam peneli penelitian tian ini dibeda dibedakan kan menjad menjadii variabel independen dan variabel dependen. 1. Variabel Variabel independe independen n (X) merupak merupakan an variabel variabel bebas bebas yang yang nantiny nantinyaa akan akan
memp mempen enga garu ruhi hi
vari variab abel el
depe depend nden en
yait yaitu u
komu komuni nika kasi si
interpersonal, dengan indikator : 1. Frek Frekue uens nsii tata tatap p muka muka 2. Kual Kualit itas as hub hubun unga gan n 3. Ting Tingka katt pema pemaha hama man n pes pesan an 4. Peru Peruba baha han n sikap sikap dan dan tinda tindaka kan n
2.
Vari Variab abel el
depen epend den
(Y)
adal adalah ah
varia ariabe bell
terg tergan antu tun ng
yan yang
keberadaannya dipengaruhi variabel lainnya. Dalam penelitian ini
variab variabel el depend dependen en adalah adalah kinerj kinerja. a. Indikator Indikator yang dinilai ada empat kelompok yaitu : 12
Effendy, O U. 1981. Dimensi-Dimensi Komunikasi, Bandung, hak
40
1. Hasil kerja atau target kerja 2. Motivasi Kerja 3. Efektivitas kerja 4.
Kerja sama
3.3 Populasi dan Sampel 3.3.1 Populasi Penger Pengertia tian n popula populasi si menur menurut ut Jalalu Jalaluddi ddin n Rakhm Rakhmat at yaitu yaitu kumpul kumpulan an objek objek peneli penelitia tian. n.13 Dala Dalam m hal hal ini ini yang yang menja menjadi di popula populasin sinya ya adalah adalah jumlah jumlah selur seluruh uh pega pegawa waii Dina Dinas s Pari Pariwi wisa sata ta dan dan Kebu Kebuda daya yaan an Kota Kota Palembang yang berjumlah berjumlah 142 orang. orang. 3.3.2 Sampel Sampel adalah sebagian dari populasi yang akan ditel diteliti iti,, untuk untuk menent menentuka ukan n sampel sampel maka maka menur menurut ut Suha Suhars rsim imii
Arik Arikun unto to meny menyat atak akan an bahw bahwa a
“Apa “A pabi bila la
popula populasi si lebih lebih dari dari 100 orang orang maka maka dapat dapat diamb diambil il samp sampel el seba sebany nyak ak 10 10%, %, 15 15%, %, 20 20%, %, dan dan 25 25%, %, dan dan apabil apabila a kurang kurang dari dari 100 maka maka sebaik sebaikny nya a seluru seluruh h popu popula lasi si diam diambi bill semu semua a untu untuk k dija dijadi dika kan n samp sampel el.. Dikarenakan populasi dalam penelitian ini berjumlah lebih 13
dari
100
orang
yaitu
142
orang
maka
Suharsimi, Arikunto. 1998, Prosedur Penelitian , Jakarta:PT. Rineka Cipta, hal 120.
41
berdasarkan pedoman tersebut, penulis mengambil samp sampel el 15 15% % dari dari juml jumlah ah tota totall popu popula lasi si menj menjad adii sebanyak 21 orang. Pengam Pengambil bilan an sampel sampel dil dilaku akukan kan secara secara simpl simple e rand random om samp sampli ling ng dari dari selu seluru ruh h popu popula lasi si,, deng dengan an demiki demikian an maka maka peneli peneliti ti membe memberi ri hak yang yang sama sama kepada setiap subjek penelitian untuk memperoleh kesempatan dipilih menjadi sampel atau responden dalam penelitian.
3.4 Teknik dan Alat Pengumpulan Data 3.4.1 Teknik Pengumpulan Data Tekn Teknik ik yang yang dipa dipaka kaii untu untuk k peng pengam ambi bila lan n data data adalah : 1. Kepu Kepust stak akaa aan n Teknik
yang
digunakan
penulis
dengan
pemanf pemanfaat aatan an liter literatu aturr / buku-b buku-buku uku,, peneli penelitia tiannpenelitian sebelumnya, dan telaah dokumen yang terkait dengan permasalahan yang diteliti sebagai suat su atu u acua acuan n atau atau pedo pedoma man n anta antara ra hasi hasill yang yang diperoleh dari lapangan dengan teori disiplin ilmu yang ada.
42
2. Kue Kuesio sioner ner Yait Yaitu u dengan dengan cara cara penyeb penyebara aran n kuesio kuesioner ner atau atau angket angket yang berisi berisi daftar daftar pertanyaan pertanyaan terperinci terperinci tentang tentang hal-hal hal-hal yang ingin diteliti diteliti penulis untuk mendapatk mendapatkan an data kuantitati kuantitatiff tentang tentang variabelvariabelvariabel penelitian. 3. Observ Observasi asi langsu langsung ng Yait Yaitu u suatu suatu teknik teknik pengum pengumpul pulan an data data berdas berdasar ar pengamatan dan memahami berbagai gejala yang berkaitan dengan objek penelitian.
3.4.2 Alat Pengumpulan Data Data dari responden dikumpulkan dikumpulkan dengan dengan memb member erik ikan an
skor skor
untu untuk k
alte altern rnat atif if
jawa jawaba ban. n.
Penil Penilaia aian n seluru seluruh h variab variabel el akan akan mengg mengguna unakan kan skala Likert yaitu yaitu banyaknya banyaknya alternat alternatif if jawaban jawaban biasanya 3,5,7,9, dan 11.
14
Apabila item positif,
angka terbesar diberikan jawaban Iya, sebaliknya bila item negatif, angka terbesar diberikan pada jawaban Tidak.
14
Sedarmayanti, Syarofuddin Hidayat. 2002, Metodologi Penelitian, Bandung : Mandar maju, hal 96
43
Untuk itu penulis memberi 3 buah alternatif jawaban dengan skor sebagai berikut : A =3 B =2 C =1
3.5 Teknik Analisa Data Cara
pengukuran
validitas
angket
kompetensi
meng menggu guna naka kan n tekn teknik ik kore korela lasi si deng dengan an r pear pearso son n atau atau koefisien korelasi product momen pearson dengan taraf signifikan 5% yaitu dengan rumus : r xy xy
=
n
[
n
xy ) − ( ∑ x) ( ∑ y ) ( ∑ xy
( ∑ x 2 ) − ( ∑ x) 2
][
n
( ∑ y 2 ) − ( ∑ y ) 2
]
Dimana : n adalah banyaknya pasangan pengamatan Σ
x adalah jumlah pengamatan variabel x
Σ
y adalah jumlah pengamatan variabel y
(Σ x2) adalah jumlah kuadrat pengamatan variabel x Σ
xy adalah jumlah hasil kali variabel x dan y
3.6 Rancangan Uji Hipotesis
44
Untuk melihat apakah Ha ataupun Ho yang dapat dilihat dengan perbandingan antara besarnya “r” observasi (ro) dengan besarnya nilai “r” product moment. Hipotesis diterima jika nilai r tabel < r product
moment.
Seme Sement ntar ara a itu, itu, Jala Jalalu ludi din n Rakh Rakhma matt dala dalam m buku bukuny nya a metode metode peneli penelitia tian n komuni komunikas kasii mengem mengemuka ukakan kan bahwa bahwa tingkat hubungan dapat dinilai dari hasil sebagai berikut : Kurang dari 0,20
: hubungan rendah sekali
0,20 - 0,40
: hubungan rendah tetapi pasti
0,40 - 0,70
: hubungan yang cukup berarti
0,70 - 0,90
: hubungan tinggi, kuat
> 0,90
: hubungan sangat tinggi
3.7 Lokasi dan Jadwal Penelitian 3.7.1 Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian dilakukan pada Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Palembang. 3.7.2 Jadwal Penelitian
Bulan Kegiatan Pengajuan Judul Membuat Desain Seminar Desain Usulan Skripsi Pengumpulan Data
Januari Februari Maret 2007 2007 2007
April 2007
Mei 2007
X
X
X X X X X
45
Bimbingan Pengelolaan Data Ujian Skripsi
X X X
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1
Hasil Penelitian
4.1.1 Deskripsi Data
Pada Pada bab bab ini ini penu penuli liss akan akan memb membah ahas as data data yang yang tela telah h diperoleh melalui penyebaran angket yang ditujukan kepada pegawai Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Palembang guna mengetahui pengaruh komunikasi interpersonal antar pegawai terhadap kinerja pegawai. pegawai. Seperti Seperti penjelasan penjelasan sebelumnya, sebelumnya, populasi dalam penelitian penelitian ini ini adal adalah ah pega pegawa waii Dina Dinass Pari Pariwi wisa sata ta dan dan Kebu Kebuda daya yaan an Kota Kota Palembang, sedangkan sampel yang diambil adalah 15% dari total populasi yaitu sebanyak 21 orang. Dari jumlah responden tersebut, semuanya telah mengembalikan angketnya dengan data-data yang cukup sesuai dengan harapan penulis. Untuk memudahkan analisa
46
data, penulis menjabarkan menjabarkan data-data data-data tersebut tersebut dalam bentuk tabeltabel tabel yang yang akan akan member memberika ikan n gambar gambaran an terhad terhadap ap masalah masalah yang yang dite ditelit litii dan dan dala dalam m peny penyaj ajia iann nnya ya penu penuli liss memb membag agin inya ya seba sebaga gaii berikut:
Analisa Data Pribadi Responden
Untu Untuk k
men mengeta getahu huii
data data
prib pribad adii
res respond ponden en,,
penul enulis is
mengajukan beberapa pertanyaan yang berkaitan dengan salah satu aspek kehidupan pribadi responden antara lain : jenis kelamin, usia, pendidikan pendidikan,, status pegawai, tingkat tingkat dan golongan pegawai. pegawai. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel sebagai berikut :
Tabel 1 Jenis Kelamin
No. 1. 2.
Jenis Kelamin
Jumlah (orang)
Persentase (%)
14 7
66,67 33,33
21
100
Laki-laki Perempuan Jumlah
Sumber : Hasil Penyebaran Angket, April 2007 Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa sebagian besar responden adalah laki-laki yaitu sebanyak 14 orang (66,67%) dari tota totall
juml jumlah ah
resp respon onde den. n.
Seda Sedang ngka kan n
perempuan sebanyak 7 orang (33,33%).
yang yang
berj berjen enis is
kela kelami min n
47
Tabel 2 Usia Responden
No.
Usia Responden (Tahun)
Jumlah
(orang) 1. 20-25 8 2. 26-30 7 3. 31-35 4 4. 36-40 1 5. >40 1 Jumlah 21 Sumber : Hasil Penyebaran Angket, April 2007
Persentase (%) 38,1 33,33 19,05 4,76 4,76 100
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa responden yang berusia 20-25 tahun sebanyak 8 orang (38,1%), usia 26-30 tahun sebanyak 7 orang (33,33%), usia 31-35 sebanyak 4 orang (19,05%), usia 36-40 tahun dan usia > 40 tahun sebanyak 1 orang (4,76%).
Tabel 3 Tingkat Pendidikan Responden
No. 1. 2. 3.
Tingkat Pendidikan Jumlah Persentase (%) SMP 1 4,76 SMA 8 38,10 S1 12 57,14 Jumlah 21 100 Sumber : Hasil Penyebaran Angket, April 2007 Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat responden yang berp berpen endi didi dika kan n SMP SMP hany hanyaa seba sebany nyak ak 1 oran orang g (4,7 (4,76% 6%), ), SMA SMA sebanyak 8 orang (38,10%), dan sarjana (S1) sebanyak 12 orang (57,14%).
48
Analisa Data Tentang Komunikasi Interpersonal Pegawai Tabel 4 Jawaban responden tentang konsultasi pekerjaan secara tatap muka antar pegawai
No . 1.
Jawaban Responden Ya
2.
Kadang-kadang
3.
Tidak
Jumlah 16 5
Jumlah 21 Sumber : Hasil Penyebaran Angket, April 2007
Persentase (%) 76,19 23,80 100
Berdas Berdasark arkan an tabel tabel di atas atas menunj menunjukk ukkan an bahwa bahwa respon responden den yang yang memb member erik ikan an alte altern rnat atif if jawa jawaba ban n Ya seba sebany nyak ak 16 oran orang g (76,19%), jawaban Kadang-kadang sebanyak 5 orang (23,80 %), dan tidak ada responden yang menjawab Tidak.
Tabel 5 Jawaban responden tentang keakraban antar pegawai
No . 1.
Jawaban Responden Baik
2.
Cukup
3.
Kurang
Jumlah 7 11
3 Jumlah 21 Sumber : Hasil Penyebaran Angket, April 2007
Persentase (%) 33,33 52,38 14,29 100
Berdasarkan data dari tabel menunjukkan bahwa responden yang menjawab Baik sebanyak 7 orang (33,33 %), jawaban Cukup sebanyak 11 orang (52,38%), dan yang menjawab Kurang sebanyak 3 orang (14,29 %).
49
Tabel 6 Jawaban responden tentang kelancaran proses komunikasi tanpa hambatan latar belakang, suku, dan budaya
No . 1.
Jawaban Responden Ya
2.
Kadang-kadang
3.
Tidak
Jumlah 13
Persentase (%) 61,9
8
38,1
Jumlah 21 Sumber : Hasil Penyebaran Angket, April 2007
100
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa responden yang meny menyata ataka kan n jawa jawaba ban n Ya seba sebany nyak ak 13 oran orang g (61, (61,9% 9%), ), jawa jawaba ban n Kadan-kadang sebanyak 8 orang (38,1 %), dan tidak ada responden yang memberikan jawaban Tidak.
Tabel 7 Jawaban responden tentang perubahan sikap dan tindakan setelah terjadi komunikasi interpersonal interpersonal
No . 1.
Jawaban Responden Ya
2.
Kadang-kadang
3.
Tidak
Jumlah 8 10
3 Jumlah 21 Sumber : Hasil Penyebaran Angket, April 2007
Persentase (%) 38,1 47,62 14,29 100
Berdas Berdasark arkan an data data dari dari tabel tabel tersebu tersebutt dapat dapat diliha dilihatt bahwa bahwa responden yang memberikan jawaban Ya sebanyak 8 orang (38,1
50
%), jawaba jawaban n Kadang Kadang-ka -kadan dang g sebany sebanyak ak 10 orang orang (47,62 (47,62 %), dan jawaban Tidak sebanyak 3 orang (14,29 %).
Tabel 8 Jawaban responden tentang kesesuaian pekerjaan dengan tujuan organisasi
No . 1.
Jawaban Responden Ya
2.
Kadang-kadang
3.
Tidak
Jumlah 10 10
1 Jumlah 21 Sumber : Hasil Penyebaran Angket, April 2007
Persentase (%) 47,62 47,62 4,76 100
Menurut data dari tabel di atas dapat dilihat bahwa responden yang yang memb member erik ikan an jawa jawaba ban n Ya seba sebany nyak ak 10 oran orang g (47, (47,62 62%) %),, Kadang-kadang sebanyak 10 orang (47,62%), dan yang memberikan jawaban Tidak sebanyak 1 orang (4,76 %).
Tabel 9 Jawaban responden tentang adanya harapan dari pekerjaannya pekerjaannya
No . 1.
Jawaban Responden Ya
2.
Kadang-kadang
3.
Tidak
Jumlah 14 7
Jumlah 21 Sumber : Hasil Penyebaran Angket, April 2007
Persentase (%) 66,67 33,33 100
Menurut data dari tabel di atas dapat dilihat bahwa responden yang yang memb member erik ikan an jawa jawaba ban n Ya seba sebany nyak ak 14 oran orang g (66, (66,67 67%) %),,
51
jawaban Kadang-kadang sebanyak 7 orang (33,33 %), dan tidak ada responden yang memberikan jawaban Tidak.
Tabel 10 Jawaban responden tentang pelaksanaan dan penyelesaian tugas dengan tepat waktu
No . 1.
Jawaban Responden Ya
2.
Kadang-kadang
3.
Tidak
Jumlah 7 14
Jumlah 21 Sumber : Hasil Penyebaran Angket, April 2007
Persentase (%) 33,33 66,67 100
Menurut data dari tabel di atas dapat dilihat bahwa responden yang memberikan jawaban Ya sebanyak 7 orang (33,33 %), Kadangkadang sebanyak 14 orang (66,67 %), dan tidak ada responden yang memberikan jawaban Tidak.
Tabel 11 Jawaban responden tentang kemampuan bekerja secara individu dan kelompok
No . 1.
Jawaban Responden Ya
Jumlah 7
Persentase (%) 33,33
2.
Kadang-kadang
11
52,38
3.
Tidak
3 21
14,29 100
Jumlah
52
Sumber : Hasil Penyebaran Angket, April 2007 Menurut data dari tabel di atas dapat dilihat bahwa responden yang memberikan jawaban Ya sebanyak 7 orang (33,33 %), Kadangkada kadang ng seba sebany nyak ak 11 oran orang g (52, (52,38 38 %) %),, dan dan yang yang memb memberi erika kan n jawaban Tidak sebanyak 3orang (14,29 %).
4.1.2 4.1.2
Penguj Pengujian ian Persy Persyar arata atan n Analis Analisis is
Berikut ini tabel nilai tabulasi dari data angket dan tabulasi jawaban responden serta nilai variabel bebas (x) dan nilai variabel terikat (y) yang disebarkan kepada 21 responden sebagai berikut :
Tabel 12 Tabulasi Data Dari Angket Responden
1 2 3 4 5
4 3 2 3 3 2
Variabel Be Bebas (X) 5 6 3 3 3 2 2 3 2 3 3 3
7 2 2 2 2 1
8 2 3 2 3 2
Variabel Terikat (Y) 9 10 11 3 3 3 2 2 1 3 3 2 2 2 2 3 2 2
53
6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 2 3
3 2 3 2 2 1 2 2 2 2 1 3 1 3 2 2
3 2 2 2 3 2 3 3 2 3 3 3 3 2 2 3
1 3 2 3 3 3 3 3 2 2 3 2 1 2 2 3
2 2 2 2 3 2 3 3 2 3 3 3 1 3 2 3
3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 2 3 3 3 2 3
3 2 2 2 3 2 3 2 2 2 2 2 3 3 2 2
3 1 3 2 2 2 1 2 2 3 2 3 3 2 2 3
Tabel 13 Tabulasi Jawaban Responden Responden
1 2 3 4
Variabel Beb Bebas (X) 4 5 6 7 3 3 3 2 2 3 2 2 3 2 3 2 3 2 3 2
Variabel Terikat (Y) 8 9 10 11 11 2 3 3 3 3 2 2 1 2 3 3 2 3 2 2 2
Jumlah Jumlah (X) (Y)
11 9 10 10
11 8 10 9
54
5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 2 3
3 3 2 3 2 2 1 2 2 2 2 1 3 1 3 2 2 J U
3 3 2 2 2 3 2 3 3 2 3 3 3 3 2 2 3 M L
1 1 3 2 3 3 3 3 3 2 2 3 2 1 2 2 3 A H
2 2 2 2 2 3 2 3 3 2 3 3 3 1 3 2 3
3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 2 3 3 3 2 3
2 3 2 2 2 3 2 3 2 2 2 2 2 3 3 2 2
2 3 1 3 2 2 2 1 2 2 3 2 3 3 2 2 3
9 10 10 10 10 11 9 11 11 9 10 9 10 8 10 8 11 206
9 11 8 10 9 11 9 9 9 8 11 9 11 10 11 8 11 202
Tabel 14 Nilai Variabel Bebas (X) dan Nilai Variabel Terikat (Y) Nomor 1 2 3 4 5
X 11 9 10 10 9
Y 11 8 10 9 9
X2 121 81 100 100 81
Y2 121 64 100 81 81
XY 121 72 100 90 81
55
6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 Jumlah
10 10 10 10 11 9 11 11 9 10 9 10 8 10 8 11 206
11 8 10 9 11 9 9 9 8 11 9 11 10 11 8 11 202
100 100 100 100 121 81 121 121 81 100 81 100 64 100 64 121 2.038
121 64 100 81 121 81 81 81 64 121 81 121 100 121 64 121 1.970
110 80 100 90 121 81 99 99 72 110 81 110 80 110 64 121 1.992
Berarti nilai variabel : X
= 206
Y
= 202
X2
= 2.038
Y2
= 1.970
XY
= 1.992
4.1.3 Pengujian Hipotesis
Untuk menguji hipotesis, penulis menggunakan korelasi product moment sebagai berikut :
rxy =
n
[n (∑ x
2
(∑ xy xy ) − ( ∑ x ) (∑ y )
) − (∑ x) 2 ]
[n (∑ y
2
) − (∑ y) 2 ]
56
(
21 1992
=
=
[
(
21 2038
) − ( 206) ( 202)
) − ( 206) 2 ] [21(1970 ) − ( 202) 2 ] 41832 − 41612
[ ( 42798 − 42436 ) ] [ ( 41370 − 40804) ] 220
=
=
r xy xy
( 362) ( 566) 220 452,65
= 0,486
Berdasarkan hitungan di atas pada akhirnya diketahui r xy xy = 0,486. Untuk indeks korelasi sebesar 0,486 dan apabila diinterpretasikan dengan tabel tabel interp interpret retasi asi nilai nilai r, maka maka indeks indeks korela korelasi si yang yang didapa didapatt dari dari hasil hasil perhitungan tersebut di atas menunjukkan adanya korelasi yang kuat (tinggi)
57
antara variabel X yaitu komunikasi interpersonal pegawai dengan variabel Y yaitu tingkat kinerja pegawai.12
Tabel 15 Tabel interpretasi nilai r
Besarnya nilai r 0,800 – 1, 00
Interpretasi Tinggi
0,600 – 0,800
Cukup
0,400 – 0,600
Agak rendah
0,200 – 0,400
Rendah
0,000 – 0,200
Sangat rendah
Apabila Apabila indeks indeks korelasi korelasi tersebut tersebut diinterpreta diinterpretasikan sikan dengan dengan melihat melihat pada tabel nilai “r” product moment , maka hubungan (korelasi) antara kedua variabel tersebut adalah sebagai berikut :
meya meyaki kink nkan an
Hipotesis al alternatif (H ( Ha) : Terdapat ko k orelasi po positif ya yang antar antaraa
peng pengar aruh uh
komu komuni nika kasi si
inte interp rper erso sona nall
pega pegawa waii
(variabel X) degan degan tingkat kinerja pegawai (variabel (variabel Y)
meya meyaki kink nkan an
Hipotesis Nol (Ho) : Ti Tidak te terdapat ko korelasi po positif ya yang antar antaraa
peng pengar aruh uh
komu komuni nika kasi si
inte interp rper erso sona nall
pega pegawa waii
(variabel X) degan tingkat kinerja pegawai (variabel Y)
12
Arikunto, Suharsimi, Prosuder Suatu Penelitian Suatu Pendekaatan Prakti, Rineka Cipta, Jakarta, 1991, hal.209
58
Untu Untuk k meli meliha hatt apak apakah ah Ha atau ataupu pun n Ho yang yang dapa dapatt dili diliha hatt deng dengan an perbandingan antara besarnya “r” observasi (ro) dengan besarnya nilai “r” “r” prod produc uctt mome moment nt,, deng dengan an terle terlebi bih h dahu dahulu lu meng menget etah ahui ui deraj derajat at kebebasan (db) dengan rumus sebagai berikut :
db = N – nr db = derajat kebebasan N
= jumlah sampel
nr = banyaknya variabel yang dikorelasikan Dengan Dengan demiki demikian an dapat dapat diketa diketahui hui bahwa bahwa deraja derajatt kebeba kebebasan sannya nya adalah 21–2 = 19. Pada derajat kebebasan 19 dengan taraf signifikan 95% = 0,456. 0,456. Sehingga Sehingga dapat ditafs ditafsirk irkan an : 0,456 0,456 < 0,486 0,486 sehing sehingga ga hipo hipote tesi siss Ha dite diterim rima. a. Sela Selanj njut utny nyaa dibu dibukt ktik ikan an mela melalu luii koef koefis isie ien n 2 2 determinant yaitu r xy xy = 0,486 x 100% = 65,12 %. Persentase pengaruh
variabel X terhadap variabel Y adalah sebesar 65,12 % dan sisanya sesesar 34,88 % dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak termasuk dalam penelitian ini.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
59
5.1 Kesimpulan
1. Terdapat hubungan positif antara komunikasi interpersonal pegawai dengan tingkat kinerja pegawai namun agak rendah yaitu dengan indeks koefisien korelasi sebesar r xy xy =0,486
2. Kualitas hubungan atau keakraban masih kurang terjalin dengan baik karena menurut menurut perhitunga perhitungan n sebanyak sebanyak 52,38 52,38 % responden responden menyat menyataka akan n keakra keakraban ban dalam dalam taraf taraf cukup cukup dan masih masih terdapa terdapatt responden yang menyatakan kurang baik.
3. Efisie Efisiensi nsi kerja kerja pegawai pegawai masih masih kurang kurang maksim maksimal al yaitu yaitu sebany sebanyak ak 66,6 6,67 % dari ari tota totall res respond ponden en hany hanyaa
kadan adangg-ka kad dang ang saja aja
menyelesaikan tugas secara tepat waktu.
4. Kerja sama antar pegawai masih belum maksimal karena masih terd terdap apat at resp respon onde den n yang yang belu belum m bisa bisa beke bekerj rjaa secar secaraa tim tim yait yaitu u sebesar 52,38 % responden menjawab hanya kadang-kadang saja dapat bekerja secara individu dan kelompok.
5.2 Saran
1. Kegiata Kegiatan-k n-kegi egiata atan n yang melibatk melibatkan an semua karyaw karyawan an seperti seperti acara arisan darma wanita karyawan dan koperasi perlu dimaksimalkan
60
lagi lagi fungsi fungsinya nya sehing sehingga ga kualit kualitas as hubung hubungan an antar antar pegawa pegawaii dalam dalam mendukung kinerja karyawan.
2. Perl Perlu u dibe diberi rika kan n pemb pembin inaa aan n dan dan pela pelati tiha han n terh terhad adap ap kary karyaw awan an misalnya mengadakan diklat-diklat dan pemberian sanksi yang tegas seperti teguran lisan dan tertulis bagi karyawan yang kurang disiplin dalam bekerja guna meningkatkan meningkatkan efisiensi efisiensi kerja masing-masing masing-masing karyawan.
3. Perl Perlu u diti diting ngka katk tkan an hubu hubung ngan an kerj kerjaa sama sama anta antarr kary karyaw awan an seca secara ra kese keselu luru ruha han n sehi sehing ngga ga tida tidak k terba terbata tass atau atau terk terkot otak ak-ko -kota tak k pada pada masing masing-ma -masin sing g fungsi fungsi,, misaln misalnya ya membua membuatt progra program m kerja kerja yang yang melibatkan keaktifan dari semua fungsi unit kerja.