BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Latar Belakan Belakang g Masalah Masalah Sampai saat ini penyakit diare atau juga sering disebut gastroenteritis gastroenteritis masih merupakan salah satu masalah kesehatan utama dari masyarakat di Indonesia. (3) Peny Penyak akiit kematian
diare are dan
berk berkem emba bang ng..
merup erupak akan an
sal salah
satu atu
kesakitan
masa
anak-anak
Dipe Diperk rkir irak akan an
diar diare e
pen penyeba yebab b di
meny menyeb ebab abka kan n
utam utama a negara
kema kemati tian an
sebanyak 5 juta anak balita per tahun. Kira-kira 80% kematian ini terjadi pada umur dua tahun pertama. Disamping sebagai penyeb penyebab ab langsu langsung ng kemati kematian an diare diare juga juga sebaga sebagaii penyeb penyebab ab utam utama a kura kurang ng gizi gizi dan dan peny penyeb ebab ab lain lain yang yang seri sering ng menj menjad adii penyebab kematian anak misalnya ISPA. ( ) Kolera adalah salah satu penyakit diare akut yang dalam beberapa beberapa jam dapat dapat mengakiba mengakibatkan tkan dehidrasi dehidrasi progresif progresif yang cepa cepatt dan dan bera beratt sert serta a dapa dapatt meni menimb mbul ulka kan n kema kemati tian an yang yang disebabkan oleh V. Kolera yang memproduksi enteroksin dalam juml jumlah ah besar, besar, sehin sehingga gga membe memberi rikan kan pengar pengaruh uh yang yang ekstri ekstrim m pada aktivitas sekresi dari sel epitel mukosa usus halus dan bentuk feses yang khas seperti air tajin atau rice water stool. Penyakit ini telah diketahui dan dialami sejak bertahuntahu tahun n yang yang lalu lalu dan dan tela telah h menye enyeba barr ke selu seluru ruh h As Asia ia dan dan sebagi sebagian an besar besar Afrika Afrika.. Pada Pada umum umumnya nya banyak banyak menye menyebar bar ke negara-neg negara-negara ara yang sedang sedang berkemban berkembang. g. Penyakit Penyakit ini dapat dikatakan berhubungan dengan tingkat sosial ekonomi dan gizi pendud penduduk. uk. Semaki Semakin n rendah rendah tingk tingkat at sosial sosial ekonom ekonomii dan gizi gizi pend pendud uduk uk Maka Makana nan n
besar esar dan dan
kem kemung ungkina kinan n
untu untuk k
mende enderrita
air air yang yang terk terkon onta tam minas inasii meru merupa paka kan n
kol kolera. era. medi media a
1
pera perant ntar ara a
penu penula lara ran n
kole kolera ra..
Penu Penula lara ran n
bias biasan anya ya
terj terjad adii
ditempat yang terlalu padat penduduknya dan keadaan sanitasi lingkungan yang tidak bersih. Diagnosis
kolera
meliputi
diagnosis
klinis
dan
bakter bakterio iolog logis, is, dalam dalam menega menegakka kkan n diagn diagnosi osis s pada pada penyak penyakit it kole kolera ra yang yang bera berat, t, teru teruta tama ma pada pada su suat atu u daer daerah ah ende endemi mik, k, tidakl tidaklah ah sukar. sukar. Kesuka Kesukaran ran meneg menegakk akkan an diagn diagnosi osis s biasa biasanya nya terjadi pada kasus-kasus yang ringan dan sedang, terutama di luar luar ende endemi mi atau atau epid epidem emi. i. Dasa Dasarr peng pengob obat atan an kole kolera ra iala ialah h simtomatik simtomatik dan kausal berupa penggantian cairan dan elektrolit dengan segera. Dengan mengetahui keadaan klinis yang cepat dan tepat tepat maka maka pengob pengobata atan n dapat dapat dilak dilakuka ukan n segera segera,, sambil sambil menyiapkan diagnosis secara bakteriologis sehingga diharapkan dapa dapatt
menu menuru runk nkan an
angk angka a
kesa kesaki kita tan n
diakibatkan oleh wabah kolera.
A.
dan dan
kem kematia atian n
yang yang
(1)
Tujuan Penulisan 1. Mengetahu Mengetahuii pengertian pengertian penyaki penyakitt kolera kolera pada anak anak 2. Mengetahu Mengetahuii etiologi, etiologi, patofisio patofisiologi logis s kolera pada anak anak 3. Dapat Dapat melakukan melakukan penegakkan penegakkan diagnosi diagnosis, s, penatalaks penatalaksanaan anaan
dan pencegahan kolera pada anak.
2
BAB II PEMBAHASAN A. Defi Defini nisi si Kole Kolera ra adal adalah ah su suat atu u peny penyak akit it akut akut yang yang meny menyer eran ang g saluran pencernaan yang disebabkan disebabkan oleh suatu suatu enterotoksin enterotoksin yang dihasilk dihasilkan an oleh vibrio vibrio Kolera, Kolera, ditandai ditandai dengan dengan diare cair ringan sampai diare cair berat dengan muntah yang dengan cepat menimbul menimbulkan kan syok hipololem hipololemik, ik, asidosis asidosis metaboli metabolik k dan tidak jarang menimbulkan menimbulkan kematian.
(2)
B. Et Etio iolo logi gi Koler olera a
adal adalah ah
mikro kroorg organi anisme sme
ber berben bentuk tuk
batan atang g,
berukuran pendek, sedikit melengkung dapat bergerak, bersifat gram negatif dan mempunyai flagela polar tunggal. Terdapat berbag berbagai ai
seroti serotipe pe V. Kolera Kolera yang dapat dapat menim menimbul bulkan kan diare diare
akut. V. Kolera tumbuh dengan mudah pada bermacam media laboratorium nonselektif yaitu agar Mac Conkey dan beberapa media media selekt selektif if terma termasuk suk agar agar garam garam emped empedu, u, agar agar gli gliser serinintelurit-t telurit-tauro aurokhol kholat at serta serta agar trosulfat trosulfat-sit -sitrat-g rat-garam aram-emp -empeduedusukrosa (TCBS). Dikenal 2 biotipe V.Kolera. 01 diklasifikasikan seb sebagai agai
kla klasik sik
hem hemagl agluti utinasi asi,
dan dan
Elth Eltho or
ker kerenta entana nan n
ber berdasar asarka kan n ter terhad hadap
atas atas
pol polimiksi ksin
hemo emolisin, sin, B,
dan dan
kerentanan terhadap bakteriofag. Basil ini juga dibagi menjadi serogrup (yaitu serovar) didasarkan pada aniten somatik atau O.V. Kolera 01 mempunyai dua tipe antigenik O mayor (Ogawa dan India) dan tipe intermediate tidak stabil (Hikojima).(2) C. Epide Epidemi miol olog ogii Kolera dijumpai secara endemis di Delta sungai Gangga. Sepanjang Sepanjang sejarah, dengan endemi endemi tahunan tahunan di Bengali Bengali barat barat dan Bangl Banglade ades. s. Antara Antara tahun tahun 1817-1 1817-1926 926,, penyak penyakit it terseb tersebut ut menyebar ke seluruh dunia.
3
Endemi dan epidemi kolera sering memperlihatkan suatu pola musiman. Air serta makanan yang tercemar , terutama jen jenis is
kera kerang ng-k -ker eran anga gan, n,
meme memega gang ng
pera perana nan n
besa besarr
dala dalam m
transm transmisi isi penyak penyakit. it. Penyeb Penyebara aran n dari dari orang orang ke orang orang jarang jarang dite ditemu muka kan, n, teta tetapi pi mung mungki kin n terj terjad adii di temp tempat at terl terlal alu u pada padatt penduduknya, karena diperlukan jumlah organisme yang besar untuk untuk menim menimbul bulkan kan infeks infeksi, i, selain selain hambat hambatan an asam asam lambu lambung ng yang akan membunuh sebagian besar vibrio yang tertular pada daer daerah ah-d -dae aera rah h
ende endemi mis s
kole kolera ra,,
peny penyak akit it
ini ini
meru merupa paka kan n
peny penyak akit it anak anak-a -ana nak, k, di daer daerah ah pede pedesa saan an Bang Bangla lade des s angk angka a serangan penyakit adalah 5-10 kali lebih besar pada anak-anak berusia berusia antara antara 2-9 tahun. tahun. Dibandin Dibandingkan gkan dengan dengan orang-ora orang-orang ng dewa dewasa sa,, hal hal ini ini terj terjad adii diak diakib ibat atkan kan kare karena na keke kekeba bala lan n yang yang timbul karena paparan yang berulang terhadap V. Kolera 01. Kolera jarang dilaporkan terjadi pada anak-anak berusia kurang dari dari 1 tahun, tahun, mungk mungkin in diseb disebabk abkan an oleh oleh imuni imunitas tas pasif pasif yang yang didapat dari ASI.
(1)
D. Patoge Patogenes nesis is Setelah tertelan, vibrio harus melewati lingkungan asam lambung, apabila berhasil vibrio akan membentuk koloni di usus kecil bagian atas yaitu pada permukaan sel-sel epitel di dalam lapisan lapisan mukosa. mukosa. Perlekata Perlekatan n terutama terutama diperanta diperantarai rai oleh Toxin Toxin Coregulat Coregulated ed Pilus Pilus (TCP), (TCP), dinamaka dinamakan n demikian demikian karena karena sintosis sintosis TCP diatur secara paralel dengan toksin kolera (Kolera Toxin, CT). Toksin kolera adalah suatu toksin protein yang terutama meni menimb mbul ulka kan n diar diare e cair cair yang yang meru merupa pakan kan ciri ciri khas khas kole kolera ra.. Toksin kolera tersusun dari sebagian enzimatikmonomerik (sub unit A) dan sebagian ikatan pentamerik (sub unit B).
4
Pent Pentam amer er B beri berika kata tan n pada pada gang gangli lios osid ide e G M1, su suat atu u resept reseptor or gliko glikoli lipid pid pada pada permuk permukaan aan sel epitel epitel jejenu jejenum, m, dan kemudian mengirim sub unit A ke target sistoliknya. Sub unit A akti aktiff (A1) memi meminda ndahka hkan n secara secara irerve irerversi rsibel bel ribos ribosa a ADP ADP dan niko nikoti tina nam mid
aden adenin in dinu dinukl kleo eoti tida da
(NAD (NAD))
ke
targ target et
prot protei ein n
spesif spesifikn iknya, ya, kompon komponen en pengat pengatur uran an ikata ikatan n GTP dari dari adeni adenilat lat siklase dalam sel epitel usus. Ketika rebosilasi ADP yang disebut prot protei ein n G mena menaik ikan an peng pengat atur uran an su sub b unit unit kata katali liti tik k sikl siklas ase, e, hasi hasiln lnya ya adal adalah ah ting tinggi giny nya a kadar kadar AMP AMP sikl siklik ik (CAM (CAMP) P) dala dalam m akumulasi intraseluler. CAMP sebalikn sebaliknya ya menghamb menghambat at sis sistem tem transpor transpor ekskresi ekskresi florid florida a dalam dalam sel kriptu kriptus s sehin sehingga gga menim menimbul bulkan kan akumul akumulasi asi natri natrium um klori klorida da dalam dalam lumen lumen usus. usus. Sejak Sejak air berger bergerak ak pasif pasif untuk mempertahankan osmolitas, cairan isotonik terakumulasi dal dalam
lumen. en.
Keti Ketik ka
vol volume
cai cairan
meleb elebiihi
kapa kapasi sittas
penyerapan usus, terjadi diare cair. Cairan diare yang hilang bers bersif ifat at isot isoton onis is terh terhad adap ap plas plasma ma dan dan rela relati tiff meng mengan andu dung ng konsen konsentr trasi asi tinggi tinggi bikarb bikarbona onatt dan kaliu kalium. m. Kehil Kehilang angan an cairan cairan deng dengan an cara cara demi demiki kian an ini ini bias biasan anya ya meng mengak akib ibat atka kan n defi defisi sitt isotonus natrium dalam air, asidosis terjadi karena defisit biasa dan pengosongan kalium. Jika cairan dan elektrolit yang keluar tida tidak k
diga digant ntii
seca secara ra adek adekua uat, t, dapa dapatt
terj terjad adii
syo sy ok
kare karena na
dehidrasi berat dan asidosis karena kehilangan bikarbonat.(1) Kepa Kepara raha han n
kehi kehila lang ngan an
cair cairan an
dan dan
elek elektr trol olit it
pada pada
kole kolera ra
diansd diansdin ingka gkan n dengan dengan kehil kehilang angan an karena karena entero enteropat patoge ogen n lain lain yang yang mengha menghasil silkan kan entero enterotok toksin sin yan sangat sangat terkai terkaitt dengan dengan toksin toksin kolera kolera misal misalnya nya E. coli, coli, salmo salmonel nella la dapat dapat akibat akibat dari dari toksin lain dalam virulensi V. kolera.(2)
E. Manife Manifesta stasi si Klin Klinis is
5
Diare cair dan muntah timbul sesudah masa inkubasi 6 jam sampai 72 jam (rata-rata 2-3 hari) kadang-kadang sampai 7 hari. Kolera dimulai dengan awitan diare berair tanpa rasa nyeri (ten (tenes esmu mus) s) deng dengan an tiba tiba-t -tib iba a yang yang mung mungki kin n cepa cepatt menj menjad adii sangat sangat banyak banyak dan sering sering langsu langsung ng dis disert ertai ai munta muntah. h. Feses Feses memi memili liki ki pena penamp mpak akan an yang yang khas khas yait yaitu u cair cairan an agak agak keru keruh h dengan lendir, tidak ada darah dan berbau agak amis. Kolera di juluki air cucian beras (rise water stool) karena kemiripannya dengan air yang telah digunakan untuk mencuci beras. nyeri abdominal di daerah umbilikal sering terjadi. Pada kasus-kasus berat sering dijumpai muntah-muntah, biasanya timbul setelah awitan diare kurang lebih 25 % penderita anak-anak mengalami peningkatan peningkatan suhu rektum rektum (38-39 (38-39 C), C), pada pada saat saat dira dirawa watt atau atau °
pada 24 jam pertama perawatan gejala klinisnya sesuai dengan penurunan volume cairan, pada kehilangan 3-5 % BB normal, mulai timbul rasa haus. Kehi ehilang angan
5-8
%,
hip hipotens tensii
postu osturral, al,
kel kelemah emahan an,,
takikardia dan penurunan turgor kulit, di atas 10% BB atau lebih merupakan diare masif, dimana terdapat dehidrasi berat dan kolaps kolaps pereda peredaran ran darah, darah, dengan dengan tanda tanda-ta -tanda nda tekana tekanan n darah darah menur menurun un (hipot (hipotens ensi) i) dan nadi nadi lemah lemah dan sering sering tak teruku terukur, r, pernafasan cepat dan dalam, oliguria, mata cekung pada bayi, ubun-u ubun-ubun bun cekung cekung,, kulit kulit terasa terasa dingin dingin dan lembab lembab dis disert ertai ai turgor turgor yang buruk, kulit kulit menjadi menjadi keriput, keriput, terjadi sianosis sianosis dan nyer nyerii keja kejang ng pada pada otot otot-o -oto tott angg anggot ota a gera gerak, k, teru teruta tama ma pada pada bagi bagian an
beti betis. s.
Pend Pender erit ita a
tamp tampak ak
geli gelisa sah, h,
dise disert rtai ai
leta letarg rgi, i,
somnol somnolent ent dan koma. koma. Pengel Pengeluar uaran an tinja tinja dapat dapat berlan berlangsu gsung ng hing hingga ga
7
hari hari..
Mani Manife fest stas asii
sela selanj njut utny nya a
terg tergan antu tung ng
pada pada
pengobatan-pengobatan pengganti yang memadai atau tidak. Kompli Komplikas kasii biasan biasanya ya diseb disebabk abkan an karena karena penur penuruna unan n volum volume e
6
cairan cairan dan elektr elektrol olit. it. Kompli Komplikas kasii dapat dapat dihin dihindar darii dan proses proses dapat dibatasi apabila diobati dengan cairan dan garam yang menan enand dai. ai.
Tan Tanda
awal
penye enyem mbuhan uhan
biasan asanya ya
adal adalah ah
kembal kembaliny inya a pigmen pigmen empedu empedu di dalam dalam tinja. tinja. Pada Pada umum umumnya nya diare akan cepat berhenti.(1) F. Diag Diagno nosi sis s Dalam menegakan suatu diagnosis kolera meliputi gejala klinis, pemeriksaan fisik ,reaksi aglutinasi dengan anti serum spes sp esif ifik ik
dan dan
kult kultur ur
bakt bakter erio iolo logi gis. s.
Mene Menega gakk kkan an
diag diagno nosi sis s
penyakit kolera yang berat terutama diderah endemik tidaklah sukar. Kesukaran menegakkan diagnosis biasanya terjadi pada kasus-kasus yang ringan dan sedang, terutama di luar endemi atau epidemi. 1. Gejala Gejala klini klinik k Kolera Kolera yang yang tipik tipik dan berat berat dapat dapat dikena dikenall dengan dengan adanya adanya berak-berak yang sering tanpa mulas diikuti dengan muntahmunta muntah h tanpa tanpa mual, mual, cairan cairan tinja tinja berupa berupa air cucian cucian beras, beras, suhu su hu tubu tubuh h yang yang teta tetap p norm normal al atau atau menu menuru run n dan dan cepa cepatt bertamba bertambah h buruknya buruknya keadaan keadaan pasien pasien dengan dengan gejala-gej gejala-gejala ala akibat dehidrasi, renjatan sirkulasi dan asidosis yang jelas. (PD, FKUI, 1996)
(6)
2. Pemeriks Pemeriksaan aan Fisik. Fisik. Adany Ad anya a tandatanda-tan tanda da dehidr dehidrasi asi yaitu yaitu keadaa keadaan n turgor turgor kulit, kulit, mata ata
ceku cekun ng, Ubu Ubun
ubun ubun bes besar yang ang
ceku cekung ng,,
mulu ulut
kering,denyut nadi lemah atau tiada, takikardi, kulit dingin, sianosis, selaput selaput lendir lendir kering dan kehilangan berat badan 3. Kultur Kultur Bakteriologi Bakteriologis s Diagno agnosi sis s
pasti sti
kol kolera era
ter tergantu antung ng
dari ari
keb keberha erhasi sillan
mengisolasi mengisolasi V. Kolera 01 dari tinja penderita penanaman pada media media seleti seletiff agar agar gelati gelatin n tiosul tiosulfat fat-si -sitra trat-e t-empe mpedudu-suk sukro rosa sa
7
(TCBS) dan TTGA. Tampak pada TCBS organisme V. Kolera meno menonj njol ol
seba sebaga gaii
kolo koloni ni
besa besar, r,
kuni kuning ng
halu halus s
berl berlat atar ar
belaka belakang ng medium medium hijau hijau kebir kebiruan uan.. Pada Pada TTGA TTGA koloni koloni kecil kecil,, opak dengan zone pengkabutan sekelilingnya. sekelilingnya.
4. Reaksi aglutinasi aglutinasi dengan antiserum antiserum spesifik spesifik Yai Yaitu tu
mel melalui alui
pene penent ntu uan
anti antibo bodi di-a -ant ntib ibod odii
vibr vibrio iosi sida dal, l,
aglutinasi dan penetralisasi toksin, titer memuncrat dan ke 3 anti antibo bodi di ters terseb ebut ut akan akan terj terjad adii 7-14 7-14 hari hari sete setela lah h awit awitan an penyakit-titer antibodi vibriosidal dan aglutinasi akan kembali pada kadar awal dalam waktu 8-12 minggu setelah awitan penyakit, sedangkan titer antitoksin akan tetap tinggi hingga 12-18 bulan. Kenaikan sebesar 4x atau lebih selama masa penyakit
akut
atau
penurunan
titer
selama
masa
penyembuhan (6).
5. Pemeriks Pemeriksaan aan darah darah Pada darah lengkap ditemukan angka leukosit yang meninggi yang menunjukkan adanya suatu proses infeksi, pemeriksaan terhadap pH, bikarbonat didalam plasma yang menurun, dan pemer emeriiksaan saan
elek elekttroli olit
keseimbangan asam basa
untu untuk k
menen enentu tuk kan
gan ganggu gguan
(4)
.
G. Diagnosis Diagnosis Banding Banding Diagnosis banding kolera adalah diare sekretoris lainnya dengan gambaran klinis yang mirip dengan kolera ialah diare yang disebabkan oleh enterotoxigenic E. Coli (ETEC), Shigella, salmonela. Dapat dibedakan berdasarkan simtom, gejala klinis dan sifat tinja yaitu berdasarkan tabel 2 Gray dkk, 1979.
8
Tabel 1. Simtom, gejala klinis dan sifat tinja Simtom dan gejala
Rotavirus
Mual dan
Dari
muntah
permulaan
Panas
E. coli
E. coli
enterotoksi
entero-
genik
invasif
+
Sakit
Tenesmus
Gejala lain
Salmo-
Shigella
nella
V. cholerae
-
-
+
Jarang
Jarang
-
+
+
+
-
Kadang-
Tenesmus
Tenes–
Tenes-
kadang
Kolik
mus
mus
Kolik
Kolik
Pusing
Pusing
Bakterie-
Dapat
distensi
mia, tok-
ada
abdomen
semia
kejang
Sering
Hipotensi
Kolik
sistemik Sifat tinja : - Volume
Sedang
Banyak
Sedikit
Sedikit
Sedikit
S an g a t banyak
- Frekuensi
Sampai 10/
Sering
Sering
Sering
Sering
Hampir
sekali
terus
Berlendir
Kental
Berair
+
Sering
Flacks
lebih - Konsistensi
Berair
Berair
Kental
- Mukus
Jarang
+
+
- Darah
-
-
+
Kadang-
Sering
kadang - Bau
-
Bau tinja
T i d ak
Bau telur
spesifik - Warna
Hijau kuning
Tidak
Hijau
T ak
Anyir
berbau Hijau
Hijau
+
+
berwarna - Leukosit
-
-
+
- Sifat lain
Tinja seperti air cucian beras
H. Pengobatan Pengobatan dan Pencegah Pencegahan an Pencegahan Tinda Tindakan kan penceg pencegaha ahan n terbai terbaik k terhad terhadap ap kolera kolera adalah adalah menghindari
makanan
dan
air
yang
terc ercemar
dengan
pengadaan air bersih, fasilitas pembuangan feses yang bersih, penin peningka gkatan tan gizi, gizi, dan perhat perhatian ian pada pada persi persiapa apan n makan makan dan
9
penyi penyimpa mpanan nan di rumah rumah dapat dapat menur menurunk unkan an ins insid idens ensii kolera kolera secara bermakna. Pemberian vaksin dapat diberikan pada individu-individu yang berisiko tinggi pada suatu daerah endemik kolera. Dengan imunisasi dengan vaksin standard yaitu pemberian seluruh sel bakteri bakteri mati
yang mengand mengandung ung 10 biliun biliun vibrio vibrio mati per per ml,
hanya memberi memberikan kan proteksi proteksi
60-80% 60-80% untuk untuk masa masa 3-6 bulan. bulan.
Vaksin disini tidak berpengaruh pada carier dalam pencegahan penularan, sehingga vaksin kolera tidak efektif untuk mengatasi suat su atu u kead keadaa aan n ende endemi mik. k. Hing Hingga ga saat saat ini ini higi higien enii saja saja yang yang memberikan pencegahan yang mantap.(1) Denga Dengan n adanya adanya pengen pengendal dalian ian terhad terhadap ap wabah wabah dengan dengan mengusahakan untuk mengenali kontak kasus dan mengobati karier yang membawanya, sehingga keduanya merupakan hal yang sangat penting untuk mengurangi angka kesakitan dan kematian. (2)
Pengobatan Denga engan n
meng menget etah ahui ui
pato patoge gene nesi sis s
dan dan
pato patofi fisi siol olog ogii
penyakit kolera, maka pengobatan pada kolera dapat di terapi secara tepat. Dasar pengobatan kolera yaitu pengobatan yang bersifat simtomatik, causal, penggantian cairan dan dietetik. a. Tera Terapi pi cai caira ran n Pengobatan utama pada kolera adalah penggantian cairan elektr elektrol olit it dan dan keseim keseimban bangan gan asam asam basa basa yang yang cepat cepat dan adekuat, yaitu dengan pemberian cairan yang tergantung pada dehidrasi ringan, sedang, berat menurut WHO yaitu sebagai berikut : (tabel 2).
10
Tabel 2. Penentuan Derajat Dehidrasi Menurut WHO Tanda dan Gejala
Dehidrasi
Dehidrasi
Ringan
Sedang
Dehidrasi Berat
Penampilan dan
Haus, giat,
Haus, gelisah
Mengantuk, lembek,
keadaan umum
gelisah
atau letargi tetapi
dingin, berkeringat,
bayi dan anak-anak
iritatif terhadap
tungkai yang sianotik,
muda usia
sentuhan atau
mungkin komatosa
mengantuk Anak-anak berusia
Haus, giat,
Haus, giat,
Biasanya sadar,
lebih lanjut dan
gelisah
hipotensi postural
kelihatan cemas, dingin,
dewasa
berkeringat, tungkai yang sianotik, kulit jari jari tangan dan kaki berkeriput, kejang otot
Deny Denyut ut nad nadii radi radial alis is
Kece Kecepa pata tan n dan dan
Cepa Cepatt dan dan lema lemah h
volume normal
Cepa Cepat, t, sang sangat at lema lemah, h, kadang-kadang tidak teraba
Pernafasan
Normal
Dalam, mungkin
Dalam dan cepat
Fontanela depan
Normal
Cekung
Sangat cekung
Tekanan darah
Normal
Normal atau
Kurang dari 90 mm,
rendah
mungkin tidak dapat
cepat
sistolik
dicatat Kelenturan kulit
Cubitan segera
Cubitan kembali
kembali normal
dengan lambat
Cubitan kembali dengan sangat lambat (> 2 detik)
Mata
Normal
Cekung (dapat
Sangat cekung
diketahui) Air mata
Ada
Tidak ada
Tidak ada
Selaput lendir
Basah
Kering
Sangat kering
Jumlah berkurang
Tidak ada yang keluar
dan warna gelap
selama beberapa jam,
Pengeluaran air
Normal
kemih
kandung kemih kosong % berat yang
4-5 %
6-9 %
10 % atau lebih
60-90 ml/kg
100-110 ml/kg
hilang Kekurangan cairan
40-50 ml/kg
yang diperkirakan
Rehidrasi dilaksanakan dilaksanakan dua tahap yaitu : terapi rehidrasi dan main mainte tena nanc nce. e.
Pend Pender erit ita a
dehi dehidr dras asii
bera beratt
deng dengan an
shoc sh ock k
hipov hipovol olemi emik k harus harus segera segera diber diberii cairan cairan pengga pengganti nti secara secara intr intrav aven ena. a. Pada Pada anak anak yang yang beru berusi sia a lebi lebih h muda muda dapa dapatt menerima cairan kurang lebih 30 ml/tts selama satu jam pertam pertama, a, 40 ml/ts ml/ts/da /dalam lam 2 jam beriku berikutny tnya a serta serta kurang kurang lebih lebih 40 mg/kg mg/kg selam selama a jam jam ketiga ketiga dan selanj selanjutn utnya ya pada pada
11
anak anak-a -ana nak k yang yang beru berusi sia a lebi lebih h lanj lanjut ut dan dan oran orang g dewa dewasa sa biasanya diberikan jumlah keseluruhan tersebut dalam 3-4 jam sedangkan kecepatan dan jumlah yang tepat dari cairan peng pengga gant ntii
sert serta a
peme pemeli liha hara raan an
sela selanj njut utny nya a
dise disesu suai aika kan n
dengan derajat dehidrasi dan pengeluaran tinja yang terus berlangsung.sesedah itu biasanya dapat dimulai terapi oral dengan dengan tujuan tujuan memperta mempertahank hankan an cairan cairan yang masuk masuk agar sama dengan yang keluar. Mon Monitori torin ng
atau atau
pem pemant antauan auan
yan yang
cer cermat
dan dan
tel teliti
terhad terhadap ap tandatanda-tan tanda da vital vital sepert sepertii tensi tensi,, nadi, nadi, respir respirasi asi,, suhu serta perlu diperhatikan adanya ronkhi paru-paru yang sering akibat edema paru dan edema kelopak mata, untuk mencegah mencegah terjadin terjadinya ya hidrasi hidrasi berlebih berlebihan. an. cairan cairan intraven intravena a yang yang dipil dipilih ih yang yang dapat dapat mengga mengganti ntikan kan kehila kehilanga ngan n cairan cairan isotonus dan elektrolit yang terjadi melalui tinja kolera dan WHO WHO menge engem mukak ukakan an bahw bahwa a RL seba sebaga gaii larut arutan an yang yang terbaik dan perlu ditambahkan kalium klorida (sebanyak 10 m Ek/l) atau diberikan per oral jika fungsi ginjal baik untuk mencegah hipokalemia berat. Rehidrasi oral dapat diberikan secuku secukupny pnya a adala adalah h tinda tindakan kan utama utama kecual kecualii apabil apabila a anak anak kesada kesadaran ranny nya a kurang kurang,, munta muntah h terus terus meneru menerus, s, mender menderita ita ileus dan dalam keadaan syok pada keadaan ini yang paling tepat adalah rehidrasi intravena. Pend Pender erit ita a deng dengan an dera deraja jatt dehi dehidr dras asii seda sedang ng atau atau ring ringan an mulamula-mu mula la dapat dapat diberi diberikan kan cairan cairan pengga pengganti nti oral oral dengan dengan tuju tujuan an memp memper erta taha hank nkan an cair cairan an yang yang masu masuk k agar agar sama sama dengan yang keluar. Larutan tersebut dapat dibuat dengan menggunakan air minum biasa yang bersih (Oralit). Pend Pender erit ita a
deng dengan an dehi dehidr dras asii
seda sedang ng mend mendap apat atka kan n
100 10 0
mg/kg larutan garam dehidrasi oral selama 4 jam dan 50
12
ml/kg dalam waktu yang sama diberikan kepada penderita dengan dehidrasi ringan. Penderita dengan derajat dehidrasi ringan larutan oral dapat diber diberika ikan n sebany sebanyak ak 100 m/kg/ m/kg/har harii hingga hingga diare diare berhen berhenti ti.. Bayi Bayi yang yang disu disusu suii AS ASII hend hendak akny nya a dipe dipert rtah ahan anka kan n untu untuk k menyusui secara libitum selama pengobatan.
b. Tera Terapi pi cau causa sall Pengobatan berdasarkan causal yaitu pemberian antibiotika merupakan obat utama untuk membunuh kuman vibrio dan memperpendek masa dan volume diare secara bermakna. Tetra Tetrasik sikli lin n dengan dengan dosis dosis 50 mg/kg mg/kgBB BB/ha /hari ri selam selama a 3 hari, hari, atau atau chlor chloramp amphen heniko ikoll dengan dengan dosis dosis 50-100 50-100 ml/kg ml/kgBB/ BB/har harii selama
5
hari
atau
dapat
diberikan
doksisiklin
4
mg/kgBB/selama 3 hari.(2 )
c. Terapi Terapi berdas berdasark arkan an simtom simtomati atik k Pemberia Pemberian n antipire antipiretik tik dengan dengan preparat preparat salisila salisilatt (asetosa (asetosal, l, aspirin) yang berguna untuk menurunkan panas yang terjadi akibat dehidrasi atau panas karena infeksi penyerta, juga dapat mengurangi sekresi cairan yang keluar bersama tinja. Pember Pemberian ian antiem antiemeti etik k sepert sepertii chlorp chlorprom romazi azine ne (larg (largact actil il)) terbukti
selain mencegah muntah dapat juga mengurangi
sekre sekresi si dan kehil kehilang angan an cairan cairan bersam bersama a tinja. tinja. Pember Pemberian ian dalam dosis adekuat
1 mg/kgBB/hari. mg/kgBB/hari. ( 2
)
d. Tera Terapi pi diet dietet etik ik Bahan makanan yang kaya energi atau tinggi kalori, protein dan mengandu mengandung ng kalium kalium dapat diberikan. diberikan. Perhatian Perhatian pada
13
masu asukan kan makan akanan an sang sangat at pent pentin ing g
dan dan haru harus s dimu dimula laii
sesegera difisit telah terganti untuk meminimalkan dampak nutrisi pada penyakit. Bayi yang disusui ASI tetap diberikan secara libitum untuk meng mengat atas asii kehi kehila lang ngan an cair cairan an dan dan menc menceg egah ah gang ganggu guan an status gizi penderita.(2)
I. Prognosis Progno ognosi sis s
ter tergan gantung tung
pad pada
kece kecepa pattan
dim dimulai ulainy nya a
pemberian terapi yang sesuai. Dengan pengobatan yang adekuat, hampir semua pasien kol kolera era
benar enar-b -ben enar ar
sembu embuh h
dan
ang angka
kemat ematiian
dap dapat
diturunkan sampai 0%.
14
BAB III KESIMPULAN
1. Kole Kolera ra adal adalah ah su suat atu u peny penyak akit it akut akut yang yang meny menyer eran ang g salu salura ran n pencernaan yang disebabkan oleh kelompok enterotoksin yang dihasi dihasilka lkan n oleh oleh vibri vibrio o Kolera Kolera yang yang ditand ditandai ai dengan dengan diare diare cair cair ringa ringan, n, diare diare cair cair berat berat dengan dengan muntah muntah yang yang dengan dengan cepat cepat dapat menimbulkan syok hipovolemik, asidosis metabolik dan tidak jarang menimbulkan menimbulkan kematian. 2. Peny Penyeb ebab ab kole kolera ra adal adalah ah mikr mikroo oorg rgan anis isme me berb berben entu tuk k bata batang ng,, berukuran pendek, sedikit melengkung, dapat bergerak, bersifat gram negatif dan mempunya mempunyaii flagela flagela polar polar tunggal. tunggal. Biasanya Biasanya peny penyeb ebar aran an mela melalu luii maka makana nan n dan dan air air yang yang terk terkon onta tami mina nasi si meru merupa paka kan n
medi media a
pera perant ntar ara a
penu penula lara ran n
kole kolera ra..
Penu Penula lara ran n
biasan biasanya ya terjad terjadii di tempat tempat yang yang padat padat pendud pendudukn uknya ya dengan dengan ting tingka katt sosi sosial al ekon ekonom omii dan dan gizi gizi pend pendud uduk uk yang yang rend rendah ah dan dan keadaan sanitasi lingkungan yang tidak bersih. 3. Mani Manife fest stas asii klin klinis isny nya a diar diare e cair cair dan dan munt muntah ah bias biasan anya ya timb timbul ul sesudah masa inkubasi 6 jam sampai 72 jam. Diare tanpa rasa nyer nyerii (ten (tenes esmu mus) s).. Fese Feses s yang yang khas khas yait yaitu u cair cairan an agak agak keru keruh h deng dengan an lend lendir ir,, tida tidak k ada ada dara darah h dan dan berb berbau au agak agak amis amis atau atau seperti cucian air beras (rice water stool). 4. Diagn agnosi osis
Kol Kolera era
dit ditegak egakka kan n
ber berdasar asark kan
gejal ejala a
kli klinis, nis,
pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang. 5. Dasa Dasarr peng pengob obat atan an pada pada kole kolera ra meli melipu puti ti peng pengob obat atan an seca secara ra causal, simtomatik pengobatan cairan dan dietetik. Pencegahan terhad terhadap ap kolera kolera adalah adalah menghi menghinda ndari ri makan makanan an dan air air yang yang tercemar, dengan pengadaan air bersih, fasilitas pembuangan fese feses s
yang yang bers bersih ih,,
peni pening ngka kata tan n
gizi gizi dan dan
perh perhat atia ian n
pada pada
15
persiapan
makan
dan
penyimpanan
di
rumah
dapat
menurunkan insidensi kolera secara bermakna. 6. Prognosis
terh erhadap
kol kolera
tergant antung
pada
kecepatan
dimulainya pemberian terapi yang sesuai. Dengan pengobatan yang adekuat hampir semua pasien benar-benar sembuh dan angka kematian dapat diturunkan sampai 0%.
16
DAFTAR PUSTAKA
1. Keusch Keusch G.T dan Deresiewi Deresiewicz cz R.L., Kolera, Kolera, Harrison Harrison Prinsip-pri Prinsip-prinsip nsip Ilmu Penyakit Dalam, Volume 4, Edisi 5, EGC, Jakarta, 2000, hal 766-768. 2. Gome Gomez z H. H.F F dan dan Clea Cleary ry T.G. T.G.,, Kole Kolera ra,, Nels Nelson on,, Ilmu Ilmu Kese Keseha hata tan n Anak, Bagian 2, edisi 12, EGC, Jakarta, 1992, hal 102 3. Noersa Noersahi hid d H Suraat Suraatmad madja ja S dan Asnil Asnil P.O, P.O, Gastro Gastroent enteri eritis tis Akut Gastroenterologi Gastroenterologi Anak Praktis, FKUI 1988, hal 51-70. 4. Hassan Hassan R dkk, Kholerae, Kholerae, Buku Buku Kuliah Ilmu Ilmu Kesehatan Kesehatan Anak, Anak, Jilid Jilid I, Bala Balaii Pene Penerb rbit it Faku Fakult ltas as Kedo Kedokt kter eran an Univ Univer ersi sita tas s Indo Indone nesi sia, a, Jakarta, 1985, hal 302-306. 5. Rohde Rohde J.E dan Basweda Baswedan n S, Diare, Diare, Priorit Prioritas as Pediat Pediatri ri di Neger Negera a Sedang Sedang Berkem Berkemban bang, g, Yayasa Yayasan n Essent Essentia ia Medica Medica,, Yogya Yogyakar karta, ta, 1979, hal 203-211. 6. Soemarso Soemarsono no H.S., Kolera, Kolera, Buku Ajar Ajar Ilmu Penyaki Penyakitt Dalam, Dalam, Jilid I, Edisi 3, Buku Penerbit FKUI, Jakarta, 1996, hal 443
17