8
KEUNGGULAN MUTLAK
Diajukan sebagai tugas Mata Kuliah Ekonomi International
DISUSUN OLEH :
Dody Agung Kristanto (B.131.12.0550)
Devika Elidiawati (B.131.12.0522)
Tri Puji Lestariningsih (B.131.12.0551)
Faza Rusyda (B.141.12.0040)
S1 MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SEMARANG
2014
I. LATAR BELAKANG
Kami membuat makalah yang berjudul KEUNGGULAN MUTLAK dengan tujuan mengetahui pengertian dan keuntungan dari teori - teori yang dikemukakan oleh beberapa ahli.
Teori absolut advantage (Keunggulan Mutlak) ini didasarkan pada beberapa asumsi pokok antara lain: Faktor produksi yang digunakan hanya tenaga kerja saja. Kualitas barang yang diproduksi kedua negara sama. Pertukaran dilakukan secara barter atau tanpa uang. Biaya transpor ditiadakan.
Keunggulan absolut merupakan kemampuan suatu negara untuk memproduksi suatu barang lebih murah daripada negara lain. Keunggulan Absolut (Absolut Advantage) terjadi apabila suatu negara dapat memproduksi suatu barang dengan harga yang jauh lebih murah dan/atau dengan kualitas yamg lebih tinggi bila dibandingkan dengan negara-negara manapun. Keunggulan absolut sejati jarang sekali terjadi, contoh yang mendekati keunggulan Absolut misalnya Minyak dari Arab Saudi, Kopi dari Brazil dan timah dari Kanada. Keunggulan absolut ini juga sangat relatif pada kenyataannya. Misalnya para ahli mengatakan bahwa perkebunan anggur di Perancis menghasilkan minuman anggur (wine) terbaik di dunia. Dalam perkembangannya California dapat menghasilkan anggur yang juga sangat baik, sama enaknya dan memeiliki berbagai jenis dan juga dijual dengan harga yang lebih rendah.
Adam Smith mengemukakan idenya tentang pembagian kerja internasional yang membawa pengaruh besar bagi perluasan pasar barang-barang negara tersebut serta akibatnya berupa spesialisasi internasional yang dapat memberikan hasil berupa manfaat perdagangan yang timbul dari dalam atau berupa kenaikan produksi serta konsumsi barang-barang dan jasa-jasa. Menurut Adam Smith bahwa dengan melakukan spesialisasi internasional, maka masing-masing negara akan berusaha untuk menekan produksinya pada barang-barang tertentu yang sesuai dengan keuntungan yang dimiliki baik keuntungan alamiah maupun keuntungan yang diperkembangkan.
Yang dimaksud dengan keuntungan alamiah adalah: Keuntungan yang diperoleh karena suatu negara memiliki sumberdaya alam yang tidak dimiliki oleh negara lain baik kualitas maupun kuantitas.
II. Permasalahan
Apa itu keunggulan mutlak?
Apa itu keunggulan komperatif?
Apa itu potensi pasar international?
Apa itu teori klasik?
III. Landasan teori
Teori keunggulan mutlak , teori yang dikemukakan oleh Adam Smith. Menurutnya, suatu negara dapat disebut memiliki keunggulan mutlak dari negara lain jika negara tersebut memproduksi barang atau jasa yang tidak dapat diproduksi oleh negara lain. Misalnya, Indonesia memproduksi keris dan tidak memproduksi satelit pemancar. Sebaliknya, Jepang memproduksi satelit pemancar dan tidak memproduksi keris. Dengan demikian, perdagangan internasional akan terjadi di antara keduanya bila Indonesia dan Jepang bersedia bertukar satelit pemancar dan keris.
Teori ini dikemukakan oleh David Ricardo untuk melengkapi teori Adam Smith yang tidak mempersoalkan kemungkinan adanya negara-negara yang sama sekali tidak mempunyai keuntungan mutlak dalam memproduksi suatu barang terhadap negara lain misalnya negara yang sedang berkembang terhadap negara yang sudah maju.
Untuk melengkapi kelemahan-kelemahan dari teori Adam Smith, Ricardo membedakan perdagangan menjadi dua keadaan yaitu:
1. Perdagangan dalam negeri.
2. Perdagangan luar negeri.
Menurut Ricardo keuntungan mutlak yang dikemukakan oleh Adam Smith dapat berlaku di dalam perdagangan dalam negeri yang dijalankan atas dasar ongkos tenaga kerja, karena adanya persaingan bebas dan kebebasan bergerak dari faktor-faktor produksi tenaga kerja dan modal.
Potensi pasar ditentukan oleh tiga faktor yaitu struktur penduduk , daya beli serta pola konsumsi masyarakat. Dalam hal pasar Internasional , potensi pasar internasional juga ditentukan oleh ketiga faktor tersebut hanya saja dalam hal ini diberlakukan untuk negara lain
Teori Klasik dapat dibagi menjadi teori keuntungan absolut, teori keuntungan komparatif dan teori biaya relatif yang dikemukan oleh ahli ekonomi yang berbeda-beda. Dalam kesempatan ini kita hanya membahas salah satu dari teori klasik tersebut yaitu teori keuntungan/keunggulan mutlak (absolute advantage). Teori ini yang merupakan sumbangan pemikiran Adam Smith dalam teori perdagangan internasional yang berawal dari kritiknya terhadap ajaran merkantilisme. Adam Smith mengkritik ajaran merkantilis-me dengan mengemukakan pendapat sebagai berikut: ukuran kemakmuran suatu negara bukan ditentukan oleh logam mulia (emas), suatu negara yang makmur adalah negara-negara yang mengembangkan produksi barang-barang dan jasa melalui perdagangan, dan bukan oleh suatu negara yang berusaha menghambat perdagangan karena ingin menumpuk logam mulia.
IV.Pembahasan
Pengertian Keunggulan Mutlak
Teori keunggulan mutlak (theory of absolute advantage) merupakan teori yang dikemukakan oleh Adam Smith. Menurutnya, suatu negara dapat disebut memiliki keunggulan mutlak dari negara lain jika negara tersebut memproduksi barang atau jasa yang tidak dapat diproduksi oleh negara lain. Misalnya, Indonesia memproduksi keris dan tidak memproduksi satelit pemancar. Sebaliknya, Jepang memproduksi satelit pemancar dan tidak memproduksi keris. Dengan demikian, perdagangan internasional akan terjadi di antara keduanya bila Indonesia dan Jepang bersedia bertukar satelit pemancar dan keris.
Teori absolut advantage (Keunggulan Mutlak) ini didasarkan pada beberapa asumsi pokok antara lain: Faktor produksi yang digunakan hanya tenaga kerja saja. Kualitas barang yang diproduksi kedua negara sama. Pertukaran dilakukan secara barter atau tanpa uang. Biaya transpor ditiadakan.
Keunggulan absolut merupakan kemampuan suatu negara untuk memproduksi suatu barang lebih murah daripada negara lain. Keunggulan Absolut (Absolut Advantage) terjadi apabila suatu negara dapat memproduksi suatu barang dengan harga yang jauh lebih murah dan/atau dengan kualitas yamg lebih tinggi bila dibandingkan dengan negara-negara manapun. Keunggulan absolut sejati jarang sekali terjadi, contoh yang mendekati keunggulan Absolut misalnya Minyak dari Arab Saudi, Kopi dari Brazil dan timah dari Kanada. Keunggulan absolut ini juga sangat relatif pada kenyataannya. Misalnya para ahli mengatakan bahwa perkebunan anggur di Perancis menghasilkan minuman anggur (wine) terbaik di dunia. Dalam perkembangannya California dapat menghasilkan anggur yang juga sangat baik, sama enaknya dan memeiliki berbagai jenis dan juga dijual dengan harga yang lebih rendah.
Adam Smith mengemukakan idenya tentang pembagian kerja internasional yang membawa pengaruh besar bagi perluasan pasar barang-barang negara tersebut serta akibatnya berupa spesialisasi internasional yang dapat memberikan hasil berupa manfaat perdagangan yang timbul dari dalam atau berupa kenaikan produksi serta konsumsi barang-barang dan jasa-jasa. Menurut Adam Smith bahwa dengan melakukan spesialisasi internasional, maka masing-masing negara akan berusaha untuk menekan produksinya pada barang-barang tertentu yang sesuai dengan keuntungan yang dimiliki baik keuntungan alamiah maupun keuntungan yang diperkembangkan.
Yang dimaksud dengan keuntungan alamiah adalah: Keuntungan yang diperoleh karena suatu negara memiliki sumberdaya alam yang tidak dimiliki oleh negara lain baik kualitas maupun kuantitas.
Sedangkan yang dimaksud dengan keuntungan yang di perkembangkan adalah: Keuntungan yang diperoleh karena suatu negara telah mampu mengembangkan kemampuan dan ketrampilan dalam menghasilkan produk-produk yang diperdagangkan yang belum dimiliki oleh negara lain. (Soelistyo, 1991:28)
B.Teori Keunggulan Komparatif ( Comparative Advantage Theory)
Keunggulan komparatif merupakan kemampuan suatu negara untuk memproduksi beberapa produk lebih murah atau lebih baik daripada negara lain. Suatau negara dikatakan memiliki keunggulan komparatif (comparative advantage) akan suatu produk apabila dapat memproduksi secara efisien atau lebih baik daripada barang-barang lainnya. Contoh, apabila bisnis-bisnis pada suatu negara tertentu dapat membuat komputer lebih murah daripada mobilmaka perusahan komputer di negara itu memiliki keunggulan komparatif dalam pembuatan komputer. Contoh kasusnya adalah Amerika Serikat punya keunggulan komparatif dalam industri komputer karena kecanggihan teknologinya dan dalam bidang pertanian. Sedangkan Korea Selatan memiliki keunggulan komparatif di bidang manufaktur alat-alat elektronik karena operasionalnya yang efisien dan tenaga kerjanya yang murah. Sebagai akibatnya, perusahaan-perusahaan Amerika Serikat mengekspor komputer dan hasil pertanian ke Korea Selatan, serta mengimpor VCR dan stereo dari Korea Selatan.
Teori ini dikemukakan oleh David Ricardo untuk melengkapi teori Adam Smith yang tidak mempersoalkan kemungkinan adanya negara-negara yang sama sekali tidak mempunyai keuntungan mutlak dalam memproduksi suatu barang terhadap negara lain misalnya negara yang sedang berkembang terhadap negara yang sudah maju.
Untuk melengkapi kelemahan-kelemahan dari teori Adam Smith, Ricardo membedakan perdagangan menjadi dua keadaan yaitu:
1. Perdagangan dalam negeri.
2. Perdagangan luar negeri.
Menurut Ricardo keuntungan mutlak yang dikemukakan oleh Adam Smith dapat berlaku di dalam perdagangan dalam negeri yang dijalankan atas dasar ongkos tenaga kerja, karena adanya persaingan bebas dan kebebasan bergerak dari faktor-faktor produksi tenaga kerja dan modal.
Karena itu masing-masing tempat akan melakukan spesialisasi dalam memproduksi barang-barang tertentu apabila memiliki ongkos tenaga kerja yang paling kecil. Sedangkan untuk perdagangan luar negeri tidak dapat didasarkan pada keuntungan atau ongkos mutlak. Karena faktor-faktor produksi di dalam perdagangan luar negeri tidak dapat bergerak bebas sehingga barang-barang yang dihasilkan oleh suatu negara mungkin akan ditukarkan dengan barang-barang dari negara lain meskipun ongkos tenaga kerja yang dibutuhkan untuk membuat barang tersebut berlainan.
Dengan demikian inti Keuntungan komparatif dapat dikemukakan sebagai berikut:
Bahwa suatu negara akan menspesialisasi dalam memproduksi barang yang lebih efisien di mananegara tersebut memiliki keunggulan komparatif.( Budiono, 1990:35)
Atau dengan kata lain dapat dikemukakan sebagai berikut:
Kemampuan untuk menemukan barang-barang yang dapat di produksi pada tingkat biaya relatif yang lebih rendah daripada barang lainnya. ( Charles P.Kidlleberger dan Peter H. Lindert, Ekonomi Internasional (terjemahan Burhanuddin Abdullah,1991:30)
Untuk itu bagi negara yang tidak memiliki faktor-faktor produksi yang menguntungkan, dapat melakukan perdagangan internasional, asalkan negara tersebut mampu menghasilkan satu atau beberapa jenis barang yang paling produktif dibandingkan negara lainnya.
C.Potensi Pasar Internasional
Potensi pasar ditentukan oleh tiga faktor yaitu struktur penduduk , daya beli serta pola konsumsi masyarakat. Dalam hal pasar Internasional , potensi pasar internasional juga ditentukan oleh ketiga faktor tersebut hanya saja dalam hal ini diberlakukan untuk negara lain.
D.Teori Klasik
Teori Klasik dapat dibagi menjadi teori keuntungan absolut, teori keuntungan komparatif dan teori biaya relatif yang dikemukan oleh ahli ekonomi yang berbeda-beda. Dalam kesempatan ini kita hanya membahas salah satu dari teori klasik tersebut yaitu teori keuntungan/keunggulan mutlak (absolute advantage). Teori ini yang merupakan sumbangan pemikiran Adam Smith dalam teori perdagangan internasional yang berawal dari kritiknya terhadap ajaran merkantilisme. Adam Smith mengkritik ajaran merkantilis-me dengan mengemukakan pmendapat sebagai berikut: ukuran kemakmuran suatu negara bukan ditentukan oleh logam mulia (emas), suatu negara yang makmur adalah negara-negara yang mengembangkan produksi barang-barang dan jasa melalui perdagangan, dan bukan oleh suatu negara yang berusaha menghambat perdagangan karena ingin menumpuk logam mulia. Seperti diketahui, dalam ajaran merkantilis untuk mencapai kemakmuran dan negara nasional yang kuat maka ekspor harus didorong dan ditingkatkan, sedangkan impor harus dibatasi.
Peningkatan ekspor akan menambah persediaan logam mulia di dalam negeri karena pembayaran ekspor dilakukan dengan logam mulia, sedangkan impor harus dibatasi karena pembayaran impor akan mengurangi persediaan logam mulia di dalam negeri. Oleh karena itu untuk menciptakan negara nasional yang kuat maka suatu negara harus mendapatkan logam mulia sebanyak-banyaknya, dan ini didapatkan dengan melakukan peningkatan ekspor secara terus menerus, sedangkan impor harus dibatasi untuk mencegah berkurangnya logam mulia.
Ide pokok dari teori keuntungan/keunggulan mutlak dari Adam Smith dapat dijelaskan sebagai berikut : Setiap negara akan memperoleh manfaat perdagangan (gain from trade) karena melakukan spesialisasi produksi dalam suatu barang dan mengekspornya jika negara tersebut memiliki keuntungan mutlak (absolute advantage), serta mengimpor barang jika negara tersebut memiliki ketidakunggulan mutlak (absolute disadvantage).
Asumsi-asumsi yang digunakan dalam teori keuntungan mutlak adalah sebagai berikut:
1. Faktor produksi yang digunakan adalah tenaga kerja
2. Kualitas barang yang diproduksi kedua negara adalah sama
3. Pertukaran dilakukan secara barter atau tanpa uang
4. Tidak ada biaya transportasi
Teori keunggulan mutlak dapat diilustrasikan dengan data hipotetis, yang memisalkan negara yang berdagang adalah Indonesia dan Cina dan komoditi yang diperdagangkan adalah Teh dan Sutra.
Tabel 1
Keuntungan Mutlak dengan data hipotetis
(jam kerja per unit barang)
Produk per satuan
Tenaga kerja/hari
Teh
Sutra
Dasar Tukar Dalam Negeri (DTDN)
Indonesia
12 kg
3 m
4 kg = 1 m
1 kg = 4 m
Cina
4 kg
8 m
2 kg = 1 m
1 kg = 2 m
Berdasarkan data hipotetis tersebut, dengan satu satuan tenaga kerja yang sama, Indonesia dapat menghasilkan 12 kg teh dan Cina dapat menghasilkan 4 kg teh. Dalam produksi sutera, Indonesia dengan satu satuan tenaga kerja yang sama hanya dapat menghasilkan 3 m kain, sedangkan Cina dapat menghasilkan8 m. Berdasarkan ilustrasi diatas, Indonesia memiiki keunggulan mutlak dalam produksi teh dan memiliki ketidakunggulan mutlak dalam produksi sutera/ Sebaliknya Cina memiliki keuanggulan mutlak dalam sutera dan memiliki ketidakunggulan mutlak dalam produksi teh. Dengan demikian maka:
1. Indonesia memiliki keunggulan absolut dalam produksi Teh sehingga akan melakukan spesialisasi produksi Teh dan dan tidak akan memproduksi Sutra.
2. Cina memiliki keunggulan absolut dalam produksi Sutra sehing-ga melakukan spesialisasi produksi Sutra dan tidak mem-produksi Teh.
Manfaat perdagangan dapat dilihat sebagai berikut:
1. Dengan spesialisasi, Indonesia akan mengekspor Teh ke Cina dan mendapatkan 2 m Sutra, sedangkan didalam negeri hanya dapat ditukar 8 m Sutra. Dengan demikian indonesia akan mendapatkan keuntungan (gain from trade) sebesar 2 m 8 m = 1 m.
2. Sebaliknya Cina, dengan spesialisasi dan mengekspor 1 m Sutra akan mendapatkan 4 kg Teh, sedangkan didalam negeri hanya dapat ditukar 2 kg Teh. Manfaat perdagangan bagi Cina adalah 4 kg kg = 3 kg
Analisis perdagangan dapat dilihat dari peningkatan produksi dan perdagangan dunia untuk Teh dan Sutra setelah melakukan spesialisasi, yaitu 24 kg Teh dan 16 m Sutra. Berdasarkan data hipotesis maka peningkatan perdagangan dapat dilihat pada Tabel 2 berikut:
Tabel 2
Keuntungan perdagangan
Produk per satuan
Tenaga kerja/hari
The
Sutra
TS
DS
TS
DS
Indonesia
12 kg
4 kg
24 kg
0 kg
3 m
8 m
0 m
16
Cina
16 kg
24 kg
11 m
16 m
Keterangan : TS = Tanpa Spesialisasi
DS = Dengan Spesialisasi
Jadi apabila masing-masing negara melakukan perdagangan, maka Indonesia akan berspesialisasi dalam produksi Teh, dengan perhitungan sebagai berikut :
1. Bagi Indonesia, tenaga kerja yang digunakan untuk meng-hasilkan Sutra dialihkan untuk memproduksi Teh (ingat DTDN 1 m sutera = 4 kg Teh), kalau 3 satuan tenaga kerja yang digunakan menghasilkan Sutra dipindahkan untuk menghasilkan Teh (dalam hal ini berarti Indonesia tidak memproduksi Sutra) maka maka produksi Teh akan bertambah sebesar 3 x 4 kg = 12 kg. Sehingga total produksi Teh di Indonesia adalah 24 kg (setelah spesialisasi)
2. Bagi Cina, tenaga kerja yang digunakan untuk menghasilkan gula dipindahkan untuk menghasilkan Sutra (DTDN 1 kg Teh = 2 m Sutra), sehingga pertambahan Sutra adalah sebesar 4 x 2 m Sutra = 8 m Sutra. Sehingga total produksi Sutra yang dihasilkan Cina adalah 16 m Sutra (setelah spesialisasi).
Kesimpulan yang didapat dari spesialisasi akibat dilakukannya perdagangan internasional adalah produksi Teh meningkat sebesar 8 kg Teh (24 kg (12 kg Teh produksi Indonesia + 4 kg Teh produksi Cina), dan produksi Sutra me-ningkat sebesar 5 m ( 16 (3 m Sutra produksi Indonesia + 8 m Sutra produksi Cina).
Perdagangan internasional akan terjadi dan menguntungkan kedua negara apabila masing-masing negara mempunyai keunggulan absolut yang berbeda. Dengan demikian, bila hanya satu negara yang memiliki keuntungan untuk kedua jenis produk maka tidak akan terjadi perdagangan internasional. Hal ini merupakan kelemahan teori keuntungan absolut dari Adam Smith. Untuk mengatasi kelemahan ini, beberapa teori yang termasuk teori klasik telah telah dikembangkan, seperti teori keuntungan komparatif dari John Stuart Mill, dan perbandingan biaya relatif dari David Ricardo. Untuk meningkatkan pemahaman Anda terhadap materi ini, silakan lihat topik yang sama dalam Buku Materi Pokok Ekonomi Internasional.
V. Kesimpulan
Teori keunggulan mutlak (theory of absolute advantage) merupakan teori yang dikemukakan oleh Adam Smith. Menurutnya, suatu negara dapat disebut memiliki keunggulan mutlak dari negara lain jika negara tersebut memproduksi barang atau jasa yang tidak dapat diproduksi oleh negara lain.
Menurut Adam Smith bahwa dengan melakukan spesialisasi internasional, maka masing-masing negara akan berusaha untuk menekan produksinya pada barang-barang tertentu yang sesuai dengan keuntungan yang dimiliki baik keuntungan alamiah maupun keuntungan yang diperkembangkan.