Penulis setuju dengan pengelompokan model ekoteologi dalam sebuah tulisan yang di beri judul “Allah Para Ekoteolog” yang ditulis oleh Martin Harun1. Hal ini penulis anggap berguna, karena bagi penulis, pembaca dimudahkan untuk memahami seperti apa eko teologi itu. erikut adalah beberapa model pendekatan ekoteologi menurut Martin Harun! 1. Model Organis ganti Model Monarkis
"alam model ini, alam dianggap sebagai pribadi yang hadir melebihi dari kegunaannya yang sering selama ini dianggap sebagai pelengkap dalam hidup hidup manusi manusia. a. erangk erangkat at dari dari bagaima bagaimana na Allah Allah yang yang antrop antropose osentr ntris is berbicara dengan umatnya dalam perjanjian lama #$ej %!1&' M(m 1%!1' )%*, dimaknai kembali sebagai kisah Allah yang transenden dalam diri alam. 2. Bujukan Ilahi dalam Evolusi Dunia
Model ini berbicara banyak mengenai mengenai bagaimana Allah di hayati sebagai Prib Pribad adii yang ang terl terlep epas as dari dari alam alam teta tetapi pi menc mencin inta taii semu semuaa makh makhlu luk k ciptaa ciptaanny nnya. a. Model Model ini meneka menekankan nkan akan kasih kasih Allah Allah yang yang merengk merengkuh uh setiap makhluk yang ada di dunia. Hal ini secara tidak langsung memba+a kepa kepada da kesa kesada dara ran n
manu manusi siaa
untu untuk k
hidu hidup p
dida didala lam m
keru keruku kuna nan n
dan dan
menghargai menghargai perbedaan. perbedaan. $elebihan $elebihan dari model ini adalah melihat melihat semua ciptaan Allah sebagai satu kesatuan sehingga tidak memba+a pembaca atupun pengikutnya terjebak kedalam nuansa penasiran yang idolatris. 3. Roh yang menjelma kedalam
Universum
Perbedaan mendasar dari model ini adalah melihat roh Allah berada di belakang setiap makhluk. -oh dipandang sebagai alat yang mampu menca mencaku kup p semu semuaa makhl makhluk uk yang yang ada ada dala dalam m seme semest staa alam alam.. Menur Menurut ut Mcague yang dikutip oleh Harun, roh memungkinkan Allah tidak serta merta dipandang sebagai perancang dan pengatus semesta tetapi sebagai 1
Martin, Harun “Allah Para Ekoteolog” Manusia, Dunia, dan Tuhan, (Yogyakarta, Kanisius, 2008), h2!"#8
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
sumber dan pemberi daya, serta menggiatkan kehidupan menjadi lebih kaya dalam keanekaragaman. keanekaragaman.) 4. eologi Roh !udus yang Ekologis
Model ini adalah model yang lebih dalam daripada model yang dipaparkan pada poin sebelumnya. /nti dari model ini adalah penyertaan -oh kudus yang tidak hanya berada pada saat ini saja, tetapi akan terus berlanjut sepanjang jalan kehidupan makhluk yang ada dalam semesta. ". #irman $llah tinggal dalam Dunia %i&taan
Model ini menekankan kepada manusia, cara mengilhami irman 0uhan sebag sebagai ai sebua sebuah h gamba gambarr dari dari Alla Allah h
yang yang dice diceta tak k dalam dalam +aja +ajah h alam alam
seme semest sta, a, sehi sehing ngga ga reso resona nans nsii dari dari Alla Allah h dapat dapat tere tereka kam m dala dalam m seti setiap ap makhlu makhluk k ciptaa ciptaan n 0uhan. 0uhan. 0etapi 0etapi dalam dalam menggun menggunakan akan hal ini diperl diperluka uka ketelitian dalam memilih sebuah tema di dalam teks Alkitab.
Pada dasarnya, poin diatas menggambarkan bagaimana usaha para eko teolog dalam mendaratkan idenya kepada suatu penggambaran dunia yang Adil dan sejahtera bagi semua makhluk ciptaannya, +alaupun proses pendekatannya berbeda satu dengan yang lainnya. Hal ini menggambarkan bagaimana ada usaha dari para teolog untuk mencoba kritis dalam menaggapi masalah lingkungan hidup ini. 0etapi ada hal yang menarik ketika berjumpa dengan kenyataan, bah+a titik tolak para pemikir ekoteologi ini justru di dasari oleh ilsaat proses. Memang tak bisa dipungkiri, ilsaat proses memberikan banyak sumbangan pemikiran kepada para eko teolog. agi penulis hal ini +ajar, karena jika kita melihat melihat hakekat hakekat dari dari ilsa ilsaat at proses proses adalah adalah keada keadaan an sebuah sebuah subye subyek k dalam dalam suatu suatu peristi+a ditentukan oleh bagaimana pengada itu menciptakan proses dalam dirinya.2
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
3ecara tersirat mengapa para eko teolog memakai perspekti ilsaat proses, karena dalam ilsa ilsaat at proses proses tidak tidak memanda memandang ng apakah apakah hal ini akan akan berhub berhubunga ungan n dengan dengan manusi manusiaa ataupun tidak, tetapi memandang adanya relasi antara satu objek dengan objek lainnya. +alaup +alaupun un kenyata kenyataanny annyaa suatu suatu objek objek tidak tidak terlal terlalu u mendapa mendapatt perhat perhatian ian yang yang pentin penting g #biasanya oleh karena ada kepentingan yang ingin dicapai oleh objek lain, maka objek tertentu tidak terlalu mendapat perhatian*, objek tersebut harus terus berada dalam sebuah skema peristi+a. $arena obyek itu merupakan sebuah satuan aktual yang berpegang kepada kepada prinsi prinsip p uni4er uni4ersal sal.. Prinsi Prinsip p uni4er uni4ersal sal melipu meliputi ti semua semua satuan satuan baik baik itu itu 0uhan, 0uhan, manusia, binatang, tumbuhtumbuhan, ataupun benda mati sekali pun.5 Hal inilah yang menyebabkan Eko teologi mendapat banyak sumbangan pemikiran yang datangnya dari ilsaat proses. sebab alam pun bisa mendapat perhatian penting, karena ia termasuk kedalam skema kehidupan alam semesta. $embali kepada keadaan alam yang sedang dalam krisis, dugaan 6hite 7r mengenai adanya peran pembacaan Alkitab yang antroposentris sebagai dampak dari kerusakan alam dan sejauh mana peran para pemikir kristiani menanggapi hal ini. Maka penulis mena+arkan sebuah metode penasiran Alkitab yang terhitung masih baru yaitu Hermeneutik Ekologis. 3epintas mengenai Hermeneutik Ekologis akan di paparkan dalam bagian selanjutnya
"a4id H.