BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Salah
satu
program
pengendalian
mutu
laboratorium
adalah
pemantapan mutu laboratorium intra laboratorium (pemantapan mutu internal). Tujuan pelaksanaan pemantapan mutu internal laboratorium adalah mengendalikan
hasil
pemeriksaan
laboratorium
tiap
hari
dan
untuk
mengetahui penyimpangan hasil laboratorium untuk segera diperbaiki. Manfaat melaksanakan kegiatan pemantapan mutu internal laboratorium antara lain mutu presisi maupun akurasi hasil laboratorium akan meningkat, kepercayaan dokter terhadap hasil laboratorium akan meningkat. Hasil laboratorium yang kurang tepat akan menyebabkan kesalahan dalam penatalaksanaan pengguna laboratorium. Manfaat lain yaitu pimpinan laboratorium
akan
mudah
melaksanakan
pengawasan
terhadap
hasil
laboratorium. Kepercayaan yang tinggi terhadap hasil laboratorium ini akan membawa pengaruh pada moril karyawan yang akan akhirnya akan meningkatkan disiplin kerja di laboratorium tersebut (PATELKI,2006). Masyarakat pengguna jasa laboratorium klinik, baik dokter maupun pasien, kadangkala bertanya tentang cara memilih laboratorium yang selain bekerja cepat dan tepat waktu, hasilnya pun dapat dipercaya. Masalah Masala h saat ini bahwa kesadaran dalam melaksanakan pemantapan kualitas masih terbatas pada keikutsertaan dalam program pemantapan mutu eksternal, dan belum seluruhnya melakukan pemantapan mutu internal laboratorium (HKKI & PDS PATKLIN, 1995). Pemantapan Mutu Internal Laboratorium
masih belum diketahui
bagaimana pelaksanaannya di masing - masing Laboratorium Klinik di kota Banjarbaru. Menurut pendapat beberapa dokter umum pengguna jasa laboratorium Rumah Sakit di Banjarbaru , mereka kadang meragukan ketepatan hasil pemeriksaan laboratorium tertentu, sehingga tidak jarang untuk meminta pemeriksaan ulang terhadap pemeriksaan tersebut atau melakukan cross check pada laboratorium lainnya. Menurut beberapa
pengguna jasa yang telah menggunakan pelayanan laboratorium swasta, kadang mereka tidak puas dengan hasil pemeriksaan laboratorium karena tidak jarang mereka diminta oleh dokter bersangkutan untuk melakukan pemeriksaan lagi pada laboratorium yang dianggap lebih baik. Untuk dapat meyakinkan bahwa laboratorium memiliki kemampuan teknis dalam menghasilkan data hasil uji yang akurat dan handal sehingga memberikan kepercayaan pada pengguna jasa, laboratorium klinik swasta sebaiknya mampu menetapkan manajemen mutu laboratorium sebagai hasil analisis laboratorium yang dapat dipertanggungjawabkan. Salah satu kegiatan terpenting dalam meningkatkan mutu laboratorium yaitu dengan melakukan pemantapan mutu, istilah pemantapan mutu merupakan pembakuan dari quality control. Dalam proses pengendalian mutu laboratorium dikenal ada tiga tahapan penting, yaitu tahap pra analit ik, analitik dan pasca analitik. Pada umumnya yang sering sering diawasi dalam pengendalian mutu hanya tahap analitik dan pasca analitik yang lebih cenderung kepada urusan administrasi, sedangkan proses pra analitik kurang mendapat perhatian.
B. Tujuan 1. Untuk mengetahui apa itu Mutu di Laboratorium 2. Untuk mengetahui jenis pelayanan laboratorium hematologi klinik. 3. Untuk mengetahui pengendalian mutu laboratorium. 4. Untuk mengetahui pengendalian mutu laboratorium dibidang hematologi klinik.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. MUTU DI LABORATORIUM Mutu adalah mendapatkan hasil yang benar secara langsung setiap saat dan tepat waktu, menggunakan sumber daya yang efektif dan efisien. Ini penting dalam semua tahap proses, mulai dari penerimaan sampel hingga pelaporan hasl uji. Pemantapan mutu merupakan suatu upaya untuk meminimalkan atau pencegahan kesalahan semaksimal mungkin mulai dari kesalahan pra analitik, analitik dan pasca analitik (Depkes, 1997) B. JENIS PELAYANAN LABORATORIUM HEMATOLOGI KLINIK : - Hematologi Rutin ( Hb, Erg, Leuco, Dif, LED ) - Hematologi lengkap ( + Trombo, Hct, dll ) - Hemoglobin - Eritrosit - Leukosit - Hitung jenis - LED - Trombosit - Hematokrit - Golongan Darah : ABO C. PENGENDALIAN MUTU LABORATORIUM Dalam proses pengendalian mutu laboratorium dikenal ada tiga tahapan penting, yaitu tahap pra analitik, analitik dan pasca analitik. Pada umumnya yang sering sering diawasi dalam pengendalian mutu hanya tahap analitik dan pasca analitik yang lebih cenderung kepada urusan administrasi, sedangkan proses pra analitik kurang mendapat perhatian. Kesalahan pada proses pra-analitik dapat memberikan kontribusi sekitar 61% dari total kesalahan laboratorium, sementara kesalahan analitik 25%, dan kesalahan pasca analitik 14%. Proses pra-analitik dibagi menjadi dua kelompok, yaitu : pra-analitik ekstra laboratorium dan pra-analitik intra
laboratorium. Proses-proses tersebut meliputi persiapan pasien, pengambilan spesimen, pengiriman spesimen ke laboratorium, penanganan spesimen, dan penyimpanan spesimen. Pra analitik merupakan tahap persiapan awal, dimana tahap ini sangat menentukan
kualitas
sampel
yang
nantinya
akan
dihasilkan
dan
mempengaruhi proses kerja berikutnya. Yang termasuk dalam tahap Pra Analitik meliputi Kondisi pasien, cara dan waktu pengambilan sampel, perlakuan terhadap proses persiapan sampel sampai sampel selesai dikerjakan. a) Persiapan pasien Persiapan pasien dimulai saat seorang dokter merencanakan pemeriksaan laboratorium bagi pasien atau saat pasien datang ke Laboratorium untuk melakukan pemeriksaan. Dokter dibantu oleh tenaga Analis kesehatan
diharapkan dapat memberikan informasi mengenai
tindakan apa yang akan dilakukan, manfaat dari tindakan itu, dan persyaratan apa yang harus dilakukan oleh pasien. Informasi yang diberikan harus jelas agar tidak menimbulkan ketakutan atau persepsi yang keliru bagi pasien. Pemilihan jenis tes yang kurang tepat atau tidak sesuai dengan kondisi klinis pasien akan menghasilkan interpretasi yang berbeda. Ketaatan pasien akan instruksi yang diberikan oleh dokter atau paramedis sangat berpengaruh terhadap hasil laboratorium; tidak diikutinya instruksi yang diberikan akan memberikan penilaian hasil laboratorium yang tidak tepat. Hal yang sama juga dapat terjadi bila keluarga pasien yang merawat tidak mengikuti instruksi tersebut dengan baik. b) Persiapan pengambilan dan penyimpanan spesimen Spesimen
yang
akan
diperiksa
laboratorium
haruslah
memenuhi
persyaratan sebagai berikut :
Jenisnya sesuai jenis pemeriksaan
Volume mencukupi
Kondisi baik : tidak lisis, segar/tidak kadaluwarsa, tidak berubah warna, tidak berubah bentuk, steril (untuk kultur kuman)
Pemakaian antikoagulan atau pengawet tepat
Ditampung dalam wadah yang memenuhi syarat
Identitas benar sesuai dengan data pasien Sebelum pengambilan spesimen, form permintaan laboratorium.
Identitas pasien harus ditulis dengan benar (nama, umur, jenis kelamin, nomor rekam medis, dsb) disertai diagnosis atau keterangan klinis. Identitas harus ditulis dengan benar sesuai dengan pasien yang akan diambil spesimen.Berikan pertanyaan tentang persiapan apa yang telah dilakukan oleh pasien, misalnya diet, puasa,serta mengenai obat-obatan yang dikonsumsi, minum alkohol, merokok, dsb. Dilakukan pencatatan apabila pasien telah mengkonsumsi obat-obatan tertentu, merokok, minum alkohol, pasca transfusi, dsb. Catatan ini nantinya harus disertakan pada lembar hasil laboratorium. c) Peralatan dan Antikoagulan
Peralatan Peralatan yang digunakan harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :
bersih, kering
tidak mengandung deterjen atau bahan kimia
terbuat dari bahan yang tidak mengubah zat-zat dalam spesim en
sekali pakai buang (disposable)
steril (terutama untuk kultur kuman)
tidak retak/pecah, mudah dibuka dan ditutup rapat, ukuran sesuai dengan volume spesimen
Antikoagulan Antikoagulan adalah bahan kimia yang digunakan untuk mencegah pembekuan darah. Jenis antikoagulan yang dipergunakan harus disesuaikan dengan jenis pemeriksaan yang diminta. Volume darah yang ditambahkan juga harus tepat.
d) Pengambilan spesimen Hal-hal yang harus diperhatikan pada pengambilan spesimen :
Teknik atau cara pengambilan spesimen harus dilakukan dengan benar sesuai dengan standard operating procedure (SOP) yang ada.
Cara menampung spesimen dalam wadah/penampung
Seluruh sampel harus masuk ke dalam wadah (sesuai kapasitas), jangan ada
yang menempel
pada bagian luar tabung untuk
menghindari bahaya infeksi.
Wadah harus dapat ditutup rapat dan diletakkan dalam posisi berdiri untuk mencegah spesimen tumpah.
Memindahkan spesimen darah dari syringe harus memperhatikan halhal seperti berikut : o
Darah harus segera dimasukkan dalam tabung setelah sampling.
o
Setelah jarum dilepaskan , darah dialirkan lewat dinding tabung perlahan-lahan agar tidak terjadi hemolisis.
o
Homogenisasi segera darah yang menggunakan antikoagulan dengan lembut perlahan-lahan. Jangan mengkocok tabung keraskeras agar tidak hemolisis.
e) Penyimpanan spesimen
Penyimpanan spesimen dilakukan jika pemeriksaan ditunda atau spesimen akan dikirim ke laboratorium lain
Lama penyimpanan harus memperhatikan, jenis pemeriksaan, wadah dan
stabilitasnya
Hindari penyimpanan whole blood di refrigerator
Sampel yang dicairkan (setelah dibekukan) harus dibolak-balik beberapa kali dan terlarut sempurna. Hindari terjadinya busa.
Menyimpan spesimen dalam lemari es dengan suhu 2-8ºC, suhu kamar, suhu -20ºC, -70ºC atau -120ºC jangan sampai terjadi beku ulang.
Untuk jenis pemeriksaan yang menggunakan spesimen plasma atau serum, maka plasma atau serum dipisahkan dulu baru kemudian disimpan.
Memberi bahan pengawet pada spesimen sesuai dengan jenis pemeriksaan yang akan dilakukan.
Menyimpan formulir permintaan lab di tempat tersendiri
f) Pengiriman spesimen ke laboratorium Spesimen yang telah dikumpulkan harus segera dikirim ke laboratorium.
Sebelum mengirim spesimen ke laboratorium, pastikan bahwa spesimen
telah memenuhi persyaratan seperti yang tertera dalam
persyaratan masing-masing pemeriksaan.
Apabila spesimen tidak memenuhi syarat agar diambil / dikirim ulang
Pengiriman spesimen disertai formulir permintaan yang diisi data yang lengkap. Pastikan bahwa identitas pasien pada label dan formulir permintaan sudah sama.
Secepatnya spesimen dikirim ke laboratorium. Penundaan pengiriman spesimen ke laboratorium dapat dilakukan selambat-lambatnya 2 jam setelah
pengambilan
spesimen.
Penundaan
terlalu
lama
akan
menyebabkan perubahan fisik dan kimiawi yang dapat menjadi sumber kesalahan dalam pemeriksaan, seperti : o
Penurunan kadar natrium ( Na+ ), glukosa darah, angka lekosit, angka trombosit.
o
Perubahan morfologi sel darah pada pemeriksaan mikroskopik
o
Lisisnya sel pada sample LCS, transudat, eksudat. Dalam proses pra-analitik ada beberapa pihak yang terlibat yaitu
pasien, dokter, paramedis/perawat, petugas layanan transportasi, analis dan dokter laboratorium; mereka semua berbagi tanggung jawab terhadap mutu bahan spesimen dan harus memahami pentingnya tahap pra-analtik, serta mengenali kemungkinan penyebab kesalahan dan konsekuensi mereka untuk hasil pemeriksaan. Komunikasi antara dokter, paramedis/perawat, petugas layanan transportasi, analis dan dokter laboratorium harus selalu ditingkatkan dalam bentuk komunikasi langsung, telepon, atau media lainnya. Lebih baik kalau laboratorium dapat membuat pedoman atau semacam SOP mengenai pengumpulan spesimen untuk penggunaan oleh bagian lain. Pedoman tersebut harus ditinjau ulang oleh supervisor laboratorium. Laboratorium juga perlu menetapkan prosedur untuk penanganan spesimen dan prosedur untuk manajemen spesimen (penerimaan atau penolakan spesimen).
D. BIDANG HEMATOLOGI Pemantapan mutu internal bidang hematologi mempunyai konsep dasar statistik yang sama dengan pemantapan mutu bidang yang lain. Yakni dalam kebanyakan kasus populasi akan menunjukkan gambaran kurva normal / kurva gaussian secara statistik. Distribusi normal akan terlihat bila anggota dari individu populasi tersebut menunjukkan variasi acak mengenai titik tendensi sentral. Tendensi sentral ini dapat dilihat pada puncak kurva, median dan modus. Distribusi normal populasi akan menunjukkan 3 independent variable yaitu : mean, besar populasi dan standar deviasi. Dalam rangka pemantapan mutu hematologi dipersyaratkan adanya pembakuan prosedur laboratorium yang baik. Pemilihan metoda pemeriksaan yang diakui perlu dilakukan sesuai standart yang diakui, disamping diharuskan selalu melakukan monitoring kualitas dari prosedur pemeriksaan yang diberlakukan. Satu persatu parameter haruslah dibuatkan prosedur tetap yang baku, misalnya pemeriksaan hemoglobin
dilakukan
dengan
metoda
hemoglobincyanide(cyanmeth
hemoglobin) yang secara umum diterima sebagai metoda yang standart/baku untuk saatini. Demikian juga untuk pemeriksaan hematokrit, perhitungan jumlah trombosit, perhitungan jenissel serta morfologi sel darah. Pembakuan ini dilakukan dengan melihat masing-masing parameterpemeriksaan yang dilakukan dilaboratorium tsb. Namun pada saat ini cukup banyak laboratorium yang sudah menggunakan cell counter (mesin penghitung sel) baik bersifat full automatic maupun semi automatic. Alat ini dikenal dengan istilah multiparameter hematology instruments (MHI). Yang mempunyai berbagai kelebihan karenasifatnya yang kompak dengan kemampuan yang memadai baik dari segi performance,
waktu
pemeriksaan
(time
consuming)
maupun
hasil
pemeriksaannya. Pada alat automatic umumnya sudah dilengkapi perangkat lunak yang dapat dipergunakan untuk membuat kartu kontrol dan plotting dari pemeriksaan serum kontrol. Sehingga pemeriksa tinggal membaca hasil pemantapan mutu yang diperoleh setiap harinya.
BAB IV PENUTUP A. KESIMPULAN Pengendalian mutu pra analitik mencakup semua tahapan sebelum pemeriksaan laboratorium. Kegiatan pra analitik meliputi persiapan pasien, pengambilan dan penangan spesimen atau bahan pemeriksaan. Pemantapan mutu internal bidang hematologi mempunyai konsep dasar statistik yang sama dengan pemantapan mutu bidang yang lain. Yakni dalam kebanyakan kasus populasi akan menunjukkan gambaran kurva normal / kurva gaussian secara statistik. Distribusi normal akan terlihat bila anggota dari individu populasi tersebut menunjukkan variasi acak mengenai titik tendensi sentral. B. SARAN Untuk pelaksanaan pemantapan mutu didalam laboratorium selain metoda yang telah dikemukakan diatas maka perlu memberlakukan penilaian hasil yang dikeluarkan oleh laboratorium. Selain penanganan pemantapan mutu internal (asessment ) juga diperlukan penetapan pelaksanaan ( maintenence) maupun pengembangan pemantapan mutu itu sendiri ( improvements).
DAFTAR PUSTAKA Michael. A. Hih, dkk, Manajemen strategis, Jakarta: Erlangga, 1997.
Usman, Husaini Prof. Dr, Manajemen Teori, Praktik, dan Riset Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara, 2006.
Depkes RI. 2010. Laboratorium Klinik No .411/Menkes/per/2010. Jakarta.
Depkes RI. 2012. Penyelenggaraan Laboratorium Pusat Kesehatan Masyarakat No. 1118. Jakarta.
Depkes .2008. pedoman praktik laboratorium yang benar. Jakarta : Depatermen kesehatan