B. Kendala Tanah Masam 1. Unsur hara makro (terutama N,P,K,Ca,Mg) tidak tersedia dalam jumlah cukup, efektifitas dan efisiensi pemupukan makro (urea, TSP, KCl) juga rendah. 2. Beberapa unsur (terutama Al dan Fe) tersedia berlebih sehingga sering meracun pada tanaman. 3. Menghambat perkembanganmikroorganisme tanah. C. Pengapuran untuk Meningkatkan pH Tanah Perbaikan pH tanah bisa diakatakan menyelesaikan 50% masalah kesuburan tanah. Salah satu cara meningkatkan pH tanah dengan pengapuran menggunakan kapur pertanian (kaptan) atau dolomit. Beberapa hal yang perlu diperhatikan : 1. Idealnya paling lambat pengapuran dilakukan 2 minggu sebelum tanam, karena bahan kapur termasuk bahan yang lambat bereaksi dengan tanah. 2. Setelah pengapuran sebaiknya tanah dicangkul (dibajak) agar kapur bisa merata masuk dekat zona perakaran. 3. Pengairan setelah pengapuran sangat diperlukan. 4. Peningkatan pH tidak bisa terjadi seketika, melainkan pelan dan bertahap. 5. Dosis kapur disesuaikan pH tanahnya, tetapi sebagai pedoman praktis dosis berkisar 500 kg/Ha 2 ton/Ha. Catatan Dolomit juga harus secara rutin digunakan pada tanah pH normal, karena unsur Ca dan Mg pada dolomit sangat dibutuhkan tanaman.
2 Fungsi Pengapuran Pengapuran berguna untuk memperbaiki keasaman (pH) dasar tambak. dasar tambak yang ber-pH rendah dapat menyebabkan rendahnya pH air ta mbak. oleh karena itu, perbaikan pH air tambak harus dimulai dari perbaikan pH tanah dasar tambak. selain untuk
memperbaiki keasaman dasar tambak, kapur juga berfungsi sebagai desinfektan dan penyedia unsur hara (fosfor) yang dibutuhkan plankton. tanah dasar tambak yang mengandung pirit harus direklamasi terlabih dahulu selama kurang lebih 4 bulan sebelum diberi kapur sejumlah 2-2,5 ton/ha (Suyanto
et.al 2009).
Kapur yang digunakan di tambak berfungsi untuk meningkatkan kesadahan dan alkalinitas air membentuk sistem penyangga (buffer) yang kuat, meningkatkan pH, desinfektan, mempercepat dekomposisi bahan organik, mengendapkan besi, menambah ketersediaan unsur P, dan merangsang pertumbuhan plankton serta benthos (Chanratchakool, 1995). Menurut kordi et al (2010), fungsi pengapuran antara lain: 1) Meningkatkan pH tanah dan air 2) Membakar jasad jasad renik penyebab penyakit dan hewan liar 3) Mengikat dan mengendapkan butiran lumpur halus 4) Memperbaiki kualitas tanah 5)
Kapur yang berlebihan dapat mengikat fosfat yang sangat dibutuhkan untuk pertumbuhan plankton Manfaat pengapuran menurut murtidjo (1988) diantaranya:
1) menormalkan asam-asam bebas dalam air, sehingga pH meningkat 2) mencegah kemungkinan terjadinya perubahan pH air atau tanah yang mencolok 3)
mendukung kegiatan bakteri pengurai bahan organik sehingga garam dan zat hara akan terbebas.
4) mengendapkan koloid yang melayang layang dalam air tambak
DAFTAR PUSTAKA
Hardjowigeno, S. 1992 . Ilmu Tanah. Mediyatama Sarana Perkasa. Jakarta Ratnawati E. (2008). Budidaya Udang Windu ( Penaeus Monodon) Sistem SemlIntenslf Pada Tambak Tanah Sulfat Masam. Peneliti pada Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau. Maros. http://isjd.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/3108610.pdf. Diakses pada 8 Mei 2012 pukul 01.07 WIB
Adhariyan I. 2012. Pengapuran Tambak. http://dhariyan.blogspot.co.id/2012/10/pengapurantambak.html. Diakses pada tanggal 14 Maret 2017. http://muhammad-braja.blogspot.co.id/2011/12/tanah-masam-dan-pengapuran.html http://dresrosa.blogspot.co.id/2016/04/laporan-tetap-praktikum-kapur-dan.html http://dokumen.tips/documents/makalah-pengapuran.html http://hanisa-desy.blogspot.co.id/2012/06/tugas-karakteristik-permasalahan-tanah.html