BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan adalah perubahan individu yang lebih ke arah rohaniah yang menjadi unik untuk setiap individu, karena perkembangan individu berbeda, perkembangan juga memiliki pola-pola tersendiri yang khas yang hanya bisa diamati tanpa bisa diukur. Sedangkan pertumbuhan adalah proses perubahan jasmani yang terjadi sampai mencapai kematangan fisik yang bersifat kuantitatif yang dialami oleh individu yang satu dengan yang lain berbeda. Pertumbuhan dan perkembangan berjalan menurut norma-norma tertentu. Walaupun demikian seorang anak dalam banyak hal tergantung kepada orang dewasa, misalnya mengkonsumsi makanan, perawatan, bimbingan, perasaan aman, pencegahan penyakit dan sebaginya. Oleh karena itu semua orang-orang yang mendapat tugas mengawasi anak harus mengerti persoalan anak yang sedang tumbuh dan berkembang. Banyak faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan, diantaranya adalah faktor lingkungan. Bila lingkungan karena suatu hal menjadi buruk, maka keadaan tersebut hendaknya diubah (dimodifikasi) sehingga pertumbuhan dan perkembangan anak dapat berjalan dengan sebaik-baiknya. Fase perkembangan manusia secara umum dibagi kedalam lima tahapan, yaitu: 1) bayi, 2) anak-anak, 3) remaja, 4) Dewasa dan 5) lansia. Setiap fase atau tahapan perkembangan kehidupan manusia senantiasa berlangsung seiringdengan kegiatan belajar. Tugas fase yang muncul dalam setiap perkembangan, merupakan keharusan universal dan idealnya berlaku secara otomatis, seperti kegiatan belajar terampil melakukan sesuatu pada fase perkembangan tertentu yang lazim terjadi pada manusia normal.
1
B. Rumusan Masalah
1. Apa saja gangguan perkembangan mental? 2. Apa saja gangguan perkembangan pada perempuan? 3. Apa saja gangguan perkembangan pada laki-laki?
C. Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini diantaranya: 1. Mengetahui tahapan perkembangan mental dan perubahan kesehatan mulai dari perkembangan reproduksi maupun perkembangan dari bayi hingga lansia. 2. Mengetahui gangguan perkembangan pada laki-laki dan perempuan. 3.
Untuk memenuhi tugas mata kuliah Patofisiologi
2
BAB II PEMBAHASAN
A. Tahap Perkembangan Mental dan Perubahan Kesehatan
Perkembangan mental merupakan suatu proses yang menggambarkan perilaku kehidupan sosial psikologi manusia/remaja pada posisi yang harmonis di dalam lingkungan masyarakat yang lebih luas dan kompleks. Menurut Havighurst perkembangan tersebut harus dipelajari, dijalani dan dikuasai olesh setiap individu dalam perjalanan hidupnya hali ini merupakan tugas perkembangan mentalnya sehubungan dengan semakil luas dan kompleksnya kondisi kehidupan yang harus dijalani dan dihadapi. Tidak lagi mereka di juluki sebagai anak-anak melainkan ingin dihargai dan dijuluki sebagai orang yang sudah dewasa. Pertumbuhan merujuk pada perubahan-perubahan kuantitatif, yaitu peningkatan dalam ukuran dan struktur yang lebih cenderung menunjuk pada kemajuan fisik atau pertumbuhan tubuh yang melaju pada titik optimum dan kemudian menurun menuju keruntuhannya. Kematangan merupakan suatu potensi yang dibawa individu sejak lahir, timbul dan bersatu dengan pembawaannya serta turut mengatur pula perkembangan tingkah laku individu. Kematangan mula-mula merupakan seperti adanya kematangan jaringan-jaringan tubuh, saraf dan kelenjarkelenjar yang disebut dengan kematangan biologis. Kematangan pada aspek psikis, meliputi keadaan berpikir, rasa, kemauan. B. Kelainan Struktur Dan Fungsi Tubuh 1. Etiologi
Etiologi adalah penetapan sebab atau alasan dari fenomena. Suatu penjelasan tentang etilogi penyakit mencakup identifikasi faktor-faktor
3
yang menimbulkan penyakit tertentu. Sebagai contoh basil tuberculosis adalah agen etiologi dari tuberculosis, agen itu sendiri bukan merupakan penyakit tetapi dari semua respon terhadap agen itu, semua proses-proses biologis yang abnormal bersama-sama merupakan penyakit, kemudian dalam etiologi penyakit tertentu banyak sekali faktor-faktor ekstrinsik atau eksogen dalam lingkungan itu harus dipertimbangan bersama-sama dengan berbagai sifat intrinsik atau eksogen dari individu. 2. Patogenesis
Patogenesis adalah proses berjangkitnya penyakit dan dimulai dari permulaan terjadinya infeksi sampai dengan timbulnya reaksi akhir. Patogenesis penyakit menyatakan perkembangan atau evolusi penyakit. Sebagai contoh, patogenesis tuberculosis akan menunjukkan mekanisme dengan jalan mana basil tuberculosis akhirnya membawa kelainankelainan yang ditimbulkan. Analisa patogenesis semacam itu akan mengaitkan ploliferasi dan penyebaran basil-basil tuberculosis dengan respon peradangan yang timbul, dengan pertahanan imunologis dari tubuh dan dengan pengerusakan sel-sel dan jaringan-jaringan yang sebenarnya. Pola dan taraf kerusakan jaringan akhirnya akan dikaitkan dengan manifestasi klinis penyakit yang jelas. Penyelidikan patogenesis juga memperhitungkan rangkaian peristiwa fenomena tert entu dan aspekaspek waktu timbulnya penyakit. Yang harus dipatuhi dalam pendekatan ini adalah dugaan bahwa penyakit biasanya bukan suatu peristiwa yang statis, tetapi lebih merupakan gejala dinamis dengan irama dan riwayat alamiah sendiri. Dalam penilaian diagnostik penerita dan penilaian pengobatan penting diingat adalah konsep riwayai ilmuah dan derajat variasi diantara berbagai penyakit dengan berpatokan pada riwayat alamiahnya. Berbagai penyakit khususnya mempunyai awitan yang cepat, sedangkan yang lain mempunyai gejala prodormal yang lama. Beberapa penyakit bersifat dapat sembuh sendiri yaitu: penyakit tersebut hilang sembuh secara sepontan dalam waktu yang cepat. Yang lainnya
4
menjadi kronik dan beberapa penyakit lain sembuh dan kembuh secara berulang. 3. Manifestasi Penyakit
Dalam awal perkembangan suatu penyakit, agen etiologi dapat membangkitkan sejumlah perubahan dalam proses biologis yang dapat dideteksi oleh analisa laboratotium walaupun tidak dikenali oleh sipenderita bahwa sudah terjadi perubahan-perubahan ini. Dengan demikian maka banyak penyakit mempunyai stadium subklinis, sedangkan fungsi penderita itu normal walaupun proses penyakit itu sudah ditemukan. Penting untuk diketahui bahwa struktur dan fungsi dari banyak organ menyediakan cadangan batas keamanan yang besar sehingga gangguan fungsi hanya dapat menjadi jelas jika penyakit itu secara anatomis sudah menjadi lanjut. Bila proses biologis tertentu terganggu, penderita mulai mersakan sesuatu yang tidak beres. Perasaan subjektif ini disebut gejala penyakit. Gejala adalah subjektif dan hanya dapat dilaporkan oleh penderita kepada pengamat. Namun, jika manifestasi penyakit secara objektif menyangkut penyimpangan yang dapata diidentifikasi oleh pengamat maka ini disebut dengan tanda-tanda penyakit. Nausea, rasa tidak enak, dan rasa sakit adalah gejala sedangkan demam, kulit memerah dan adanya masa yang dapat diraba adalah tanda penyakit. Suatu perubahan struktur yang dapat ditunjukan, yang ditimbulkan dalam perkembangan penyakit disebut lesi. Lesi dapat jelas secara makroskopis dan mikroskopis. Akibat suatu penyakit disebut sequel umpamany, sequel dari proses peradangan dalam jaringan biasa dapat merupakan jaringan parut dalam jaringan itu.Komplikasi penyakit adalah proses baru atau proses terpisah yang dapat timbul sekunder karena beberapa perubahan yang dihasilkan oleh keadaan
aslinya.
Umpamanya,
pneumonia
bakteri
dapatmerupakan
komplikasi infeksi virus saluran pernafasan.Akhirnya adalah penting
5
menekankan kembali bahwa penyakit adalah dinamis bukan statis. Manifestasi penyakit pada penderita tertentu dapat berubah setiap saat bila keseimbangan bioligis bergeser dan bila mekanisme kompensasi berkerja. Pengaruh lingkungan yang terjadi pada penderita juga akan mempengaruhi penyakit, karena itu, setiap penyakit mempunyai batas manifesta.
C. Gangguan Perkembangan Mental 1. Gangguan Perkembangan Mental pada Anak
Masalah perkembangan mental yang terjadi pada anak sering ditemukan di Indonesia bahkan dunia. Namun banyak orang tua yang cenderung menganggap biasa dari gejala awal gangguan perkembangan mental. Selain faktor lingkungan (terutama orang tua), faktor lain adalah riwayat kehamilan saat anak dalam kandungan, riwayat penggunaan obat, riwayat genetik, riwayat trauma serta faktor penyakit fisik dan masalah gizi yang terjadi pada anak. Beberapa hal yang cenderung sering terjadi dalam gangguanperkembangan mental anak, antara lain: a.
Gangguan Kecemasan (Ansietas) Mungkin kita menganggap perasaan cemas itu biasa dialami. Namun keadaan ini bisa terjadi secara berlebihan dan sering bahkan sampai mengganggu aktivitas sosial anak, sehingga dikatakan sebagai gangguan cemas. Gangguan cemas pada anak terjadi akibat adanya rasa tertekan pada anak, akibatnya anak-anak selalu merasa mengkhawatirkan hal yang belum pasti hasilnya. Bahkan walaupun hal yang menjadi penyebab kekhawatiran sudah dilewati, bahkan anak tetap mengalami rasa cemas. Faktor yang menyebabkan ada banyak hal, mulai dari genetik, orang tua, bahkan lingkungan seharihari dalam interaksi anak di luar rumah. Di Indonesia, kesadaran orang dewasa terhadap mental anak kadang dianggap biasa, padahal tanpa diketahui bahwa perkataan
6
dan perilaku orang dewasa kadang memicu mental anak menjadi mudah cemas dan tertekan. b.
Attention Deficit/Hyperactivity Disorder (ADHD) Attention Deficit/Hyperactivity Disorder (ADHD) atau dalam bahasa Indonesia biasa dikenal dengan Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktivitas (GPPH). Gangguan ini bersifat neurobihavioral, dimana anak akan terasa sulit diatur (dalam hal ini anak cenderung seperti terkesan tidak perduli atas nasehat dari orang tua atau guru). Biasanya anak akan tampak sulit fokus pada suatu hal dan kemudian berpindah ke hal lain lagi untuk dilakukan. Akibatnya anak akan sulit menyelesaikan suatu target atau pekerjaan yang diharapkan. Selai itu, anak akan cenderung mudah teralihkan pada hal lain dan tampak sulit diam. Anak cenderung seperti melakukan hal-hal yang biasanya kita anggap tidak perlu dilakukan (misalnya anak sering menggerakgerakkan tangan dan kaki secara tak jelas, atau berbicara seperti asal saja). Anak juga akan tampak seperti terburu-buru, walaupun belum jelas apa yang akan dikerjakannya. Diduga hal yang menjadi faktor penyebab adalah genetik, serta faktor gengguan yang terjadi saat hamil (konsumsi obat-obatan,alkohol dan zat lain). Yang kemudian akan mengganggu fungsi sel otak.
c.
Autisme Austic Spectrum Disorder (ASD) atau bisa disebut autisme, merupakan gangguan yang dialami anak dalam hal sosialisasi, tingkah laku dan berbicara. Anak dengan autisme cenderung tampak seperti sibuk dalam dunianya sendiri. Ketika anak tersebut melakukan sesuatu, anak tersebut akan sulit dialihkan perhatiannya termasuk saat kita ajak berbicara atau kita beri interaksi. Anak hanya terfokus pada apa yang disukainya, misalnya suatu mainan. Anak
7
cenderung kurang menatap orang lain dan kemampuan bahasanya cenderung kurang dan sering mengulang beberapa kata. Faktor yang diduga menjadi penyebab masih belum dapat dipastikan. Namun faktor genetik ada pengaruh vaksin thimerosal, radiasi saat masih dalam janin dan faktor konsumsi asam folat saat dalam kandungan. d.
Retardasi Mental Retardasi (oligofrenia).
mental Retardasi
biasa
disebut
mental
keterbelakangan
terjadi
akibat
mental
gangguan
perkembangan intelenjensia disertai mental anak yang tidak sesuai dengan umurnya. Penyebabnya kemungkinan karena adanya proses patologis di otak yang disebabkan akibat infeksi, racun, trauma, gangguan gizi serta gen. Gangguan ini dapat dideteksi atau ditentukan dengan melakukan tes IQ dan keterampila pada anak, untuk melihat seberapa besar gangguan yang terjadi pada anak. e.
Gangguan Makan Gangguan makan sering terjadi pada anak sekitar seperempat dari seluruh anak. Masalah gangguan makan dialami dan dirasakan orang tua pada anaknya di seluruh dunia. Kesulitan makan, dijumpai pada anak dengan pola anak yang cenderung tidak mau atau menolak untuk makan. Jika makan, porsi yang dihabiskan tampak sedikit dibanding anak lain yang seusianya. Pada usia lebih muda, anak biasanya cenderung membuang makanan yang diberikan atau disuap, sulit mengunyah, dan cenderung mempermaikan makanan. Selain itu, anak juga bisa seperti tidak ada minat atau nafsu makan, atau suka memilih-milih makanan. Faktor yang bisa menyebabkan bisa karena adanya gangguan fisik oleh karena penyakit dan faktor psikologi anak.
f.
Gangguan Artikulasi Gangguan artikulasi (fonologi) merupakan gangguan yang terjadi pada anak dengan kesulitan bicara atau tergaganggu dalam mengucapkan bahasa. Padahal dalam usianya, harusnya anak
8
tersebut sudah bisa mengucapkan secara jelas. Biasa disebabkan kelaianan genetik, organ bicara, emosi, serta motivasi berbicara. g.
Diseleksia Diseleksia merupakan gangguan yang berupa anak yang tidak dapat, atau kesulitan untuk membaca. Gangguan ini bisa tampak dengan melihat anak yang cenderung kesulitan mengenal huruf atau membedakan huruf. Dalam penggunaan kata atau proses membaca, anak biasanya lambat dalam membaca serta sering mengalami kesalahan dalam membaca. Gangguan ini bukan berarti anak tersebut bodoh atau sedang mengalami penyakit fisik yang mengganggu belajar (misalnya gangguan mata). Gangguan terjadi dalam otak ketika memproses informasi yang di terima ke otak. Penanganan pada anak dengan gangguan perkembangan mental banyak yang masih dapat di perbaiki atau dikoreksi, minimal gangguan yang dialami anak dapat berkurang. Beberapa cara yang bisa dilakukan adalah dengan berkonsultasi bersama dokter kejiwaan dan dokter ahli anak, dengan obat medikasi (antidepresan, antiansietas, antipsikotik dan mood stabilizer), bimbingan serta pendampingan orang tua dan stimulasi lingkunga sekitar ke arah yanng positif.
2. Gangguan Perkembangan Mental pada Remaja
Kesehatan fisik yang terganggu bisa juga menyebabkan mentalnya menjadi sakit. Begitu juga kesehatan mental yang terganggu bisa mengakibatkan fisiknya juga sakit. Sebagai bukti, orang yang cemas berlebihan bisa menjadi gemetar, perut mulas, keluar keringat dingin bahkan diare. Kali ini, akan dibahas 7 tanda gejala gangguan mental yang sering dialami remaja. Diantara adalah sebagai berikut: a.
Rasa Khawatir yang Tak Terkendali Rasa khawatir ketika punya masalah memang suatu hal yang wajar. Malahan dengan adanya rasa khawatir tersebut kita dapat terdorong untuk cepat-cepat menyelesaikannya. Namun jika rasa
9
khawatir tersebut muncul sewaktu-waktu dalam jangka waktu yang lama, maka itu bisa menjadi pertanda bahwa mental muncul tanpa ada penyebab yang jelas. Kita
tidak
boleh
meremehkan
munculnya
rasa
cemas
berlebihan. Alasannya selain bisa memicu gangguan mental yang lebih parah, rasa cemas tersebut juga bisa mengganggu aktivitas kita sehari-hari. Misalkan, seharusnya kita bisa tenang menghadapi ujian, gara-gara rasa cemas yang berlebihan tersebut kita jadi tidak bisa menjawab soal ujian tersebut. b.
Mengalami Insomnia Susah tidur merupakan pertanda bahwa seseorang mengalami gangguan mental. Jika sekali atau dua kali susah tidur karena memikirkan masalah tertentu, itu masih wajar. Yang perlu diberi perhatian adalah ketika gangguan susah tidur tersebut berlangsung dalam jangka waktu yang lama. Jika mengalami susah tidur, coba dirunut apa penyebabnya. Jika penyebabnya tidak jelas berarti itu merupakan gejala gangguan mental. Separuh orang yang mengalami kecemasan yang berlebihan mengalami susah tidur. Seperti yang kita tahu, tidur merupakan aktivitas bagi tubuh. Jika susah tidur berlangsung dalam jangka waktu yang lama maka kesehatan fisik kita pun terganggu.
c.
Ketakutan yang Berlebihan (Phobia) Rasa takut sebenarnya merupakan perasaan yang sangat berguna bagi kita. Rasa takut tersebut merupakan respon adanya sesuatu yang tidak bisa kita atasi dan berpotensi mengancam keselamatan kita. Namun ada kalanya kita mengalami rasa takut yang berlebihan. Rasa takut tersebut melebihi porsi resiko yang sebenarnya. Sebagai contoh, ada orang sebetulnya pandai bicar a, tapi ketika diminta berbicara di depan banyak orang, dia menjadi gemetar dan lemas. Ada juga orang yang takut berlebihan memakan makanan
10
tertentu. Padahal orang tersebut tahu bahwa hanya dengan makan makanan tersebut tidak akan mencelakai dia. Ketakutan berlebihan atau fobia ini merupakan salah satu dari gejala gangguan kecemasan. Kadang, pemicu dari ketakutan berlebihan ini tidak masuk akal seperti takut makan tahu atau takut pada kegelapan. Phobia tersebut merupakan sesuatu yang tidak bisa di deteksi. Kita hanya bisa tahu bahwa kita phobia terhadap sesuatu hanya setelah kita berhadapan dengan situasi tertentu itu pula. Saat kita dihadapkan dengan situasi yang memicu phobia, kita tidak dapat mengendalikan munculnya ketakutan yang berlebihan dan tidak masuk akal. d.
Gangguan Pencernaan Kronis Pada orang yang mengalami ganguan kecemasan biasanya tubuh penderita akan terpengaruh. Gejala yang muncul biasanya gangguan pencernaan kronis (irritable bowel syndrom). Gangguan pencernaan kronis ini di tandai dengan munculnya rasa nyeri perut, kram, kembung, sembelit, atau malah mengalami diare. Gangguan pencernaan kronis ini sering sekali muncul pada orang yang mengalami kecemasan berlebihan. Ketika menghadapi situasi yang memicu rasa cemas, biasanya orang tersebut langsung merasa mulas dan ingin BAB. Meskipun tidak di monopili oleh gangguan kecemasan saja, munculnya gangguan pencernaan kronis ini bisasanya bersamaan dengan timbulnya rasa cemas tersebut. Kemunculan keduanya bisa saling memperparah.
e.
Perasaan Selalu Diperhatikan dan Dinilai Orang Lain Orang yang mengalami gangguan kecemasan berlebihan, biasanya merasa dirinya selalu di perhatikan dan dinilai orang. Akibat merasa selalu diperhatikan dan di nilai orang tersebut mereka menjadi tidak bebas berekpresi. Tidakan tindakan mereka seolah olah dibatasi. Pada kasus yang parah, orang tersebut setiap berada
11
dikerumunan
orang
akan
merasa
grogi,
berkeringat
dingin,
menggigil, mual dan gugup. Jika gejala tersebut terus menerus dibiarkan, maka orang tersebut akan sulit ketika bertemu dengan orang orang baru. Meraka juga akan mengalami gangguan dalam mempertahankan hubungan dengan orang lain. Akibat lainnya kemajuan di tempat kerja maupun sekolah pun sulit dicapai. f.
Serangan Panik Orang yang mengalami gangguan kecemasan berlebihan, biasanya sering panik. Seringkali, kecemasan yang berlebihan membuat mereka panik ketika dihadapkan dengan situasi tertentu. Rasa
panik
yang
muncul
tersebut
kadang
tidak
rasional
penyebabnya. Sebagai contoh, ada murid yang pernah dimarahi habis-habisan oleh seorang guru karena tidak mengerjakan tugas. Di waktu-waktu berikutnya, ia akan selalu panik ketika guru tersebut masuk di kelasnya. Tidak peduli ia telah mengerjakan tugas atau belum. Rasa panik yang berlebih ini bisa jadi membuat si penderita menghindari situasi-situasi yang pernah memicu panik. Akibatnya, jika diberi tugas yang bersingguan dengan situasi pemicu panik tersebut, dia akan gagal. Namun jika rasa panik itu munculnya hanya sesekali, kita tidak perlu khawatir. Itu masih wajar. Yang tidak wajar adalah ketika rasa panik tersebut munculnya sering dan dalam jangka waktu yang lama. g.
Dihantui Kilasan Kejadian Masa Lalu Kamu pernah kan mengalami kejadian di masa lalu yang sampai sekarang masih kepikiran. Kejadian di masa lalu tersebut bisa saja kejadian yang memalukan, kejadian yang membuarmu sangat marah, atau kejadian yang membuatmu sangat ketakutan. Kehilangan seseorang yang sangat di cintai juga merupakan salah satu peristiwa tersebut. Kadang kejadian yang luar biasa tersebut
12
terus-menerus muncul lagi di pikiran kita. setiap terlintas kembali dipikiran, rasa malu, rasa marah dan rasa takutnya pun kembali kita rasakan. Gangguan mental akibat terlintasnya peristiwa di masa lalu tersebut dikenal dengan Post Traumatic Disorder (PTSD). Sebuah penelitian menunjukkan, orang yang punya gangguan kecemasan berlebihan sering kali mengalami kilas balik peristiwa yang membuat trauma tersebut. Efeknya, mereka menghindari hal hal yang membuat mereka ingat akan peristiwa itu. 3. Gangguan Perkembangan Mental pada Dewasa
a.
Demensia Demensia adalah suatu gangguan intelektual/daya ingat yang umumnya progresif dan ireversibel. Biasanya ini sering terjadi pada orang yang berusia > 65 tahun. Di Indonesia sering menganggap bahwa demensia ini merupakan gejala yang normal pada setiap orang tua. Namun kenyataan bahwa suatu anggapan atau persepsi yang salah bahwa setiap orang tua mengalami gangguan atau penurunan daya ingat adalah suatu proses yang normal saja. Anggapan ini harus dihilangkan dari pandangan masyarakat kita yang salah. Faktor resiko yang sering menyebabkan lanjut usia terkena demensia adalah: usia, riwayat keluarga, jenis kelamin perempuan. Demensia merupakan suatu penyakit degeneratif primer pada susunan sistem saraf pusat dan merupakan penyakit vaskuler.
b.
Depresi Gangguan depresi merupakan hal yang terpenting dalam problem lansia. Usia bukan merupakan faktor untuk menjadi depresi tetapi suatu keadaan penyakit medis kronis dan masalah-masalah yang dihadapi lansia yang membuat mereka depresi. Gejala depresi pada lansia dengan orang dewasa muda berbeda dimana pada lansia terdapat keluhan somatik. Penyebab terjadinya depresi merupakan gabungan antara faktor-faktor psikologik, sosial dan biologik.
13
Biologik: sel saraf yang rusak, faktor genetik, penyakit kronis seperti hipertensi, DM, stroke, keterbatasan gerak, gangguan pendengaran/penglihatan.
Sosial:
kurang
interaksi
sosial,
kemiskinan, kesedihan, kesepian, isolasi sosial. Psikologis: kurang percaya diri, gaul, akrab, konflik yang tidak terselesai. c.
Skizofrenia Skizofrenia biasanya dimulai pada masa remaja akhir/dewasa muda dan menetap seumur hidup. Wanita lebih sering menderita skizofrenia lambat dibanding pria. Perbedaan onset lambat dengan awal
adalah
adanya
skizofrenia
paranoid
pada
tipe
onset
lambat.Terapi dapat diberikan obat anti psikotik seperti haloperidol, chlorpromazine, dengan pemberian dosis yang lebih kecil. d.
Gangguan Delusi Onset usia pada gangguan delusi adalah 40 – 55 tahun, tetapi dapat terjadi kapan saja. Pada gangguan delusi terdapat waham yang tersering yaitu: waham kejar dan waham somatik.
e.
Gangguan Somatiform Gangguan somatiform ditandai oleh gejala yang sering ditemukan apada pasien > 60 tahun. Gangguan biasanya kronis dan prognosis adalah berhati-hati. Untuk mententramkan pasien perlu dilakukan pemeriksaan fisik ulang sehingga ia yakin bahwa mereka tidak memliki penyakit yang mematikan.Terapi pada gangguan ini adalah dengan pendekatan psikologis dan farmakologis.
f.
Gangguan penggunaan Alkohol dan Zat lain Riwayat minum/ketergantungan alkohol biasanya memberikan riwayat minum berlebihan yang dimulai pada masa remaja/dewasa. Mereka biasanya memiliki penyakit hati. Sejumlah besar lansia dengan riwayat penggunaan alkohol terdapat penyakit demensia yang kronis seperti ensefalopati wernicke dan sindroma korsakoff.
14
Presentasi klinis pada lansia termasuk terjatuh, konfusi, higienis pribadi yang buruk, malnutrisi dan efek pemaparan. Zat yang dijual bebas seperti kafein dan nikotin sering disalah gunakan. Di sini harus diperhatikan adanya gangguan gastrointestiral kronis pada lansia pengguna alkohol maupun tidak obat-obat sehingga tidak terjadi suatu penyakit medik. D. Gangguan Reproduksi
Sistem
reproduksi
manusia
dapat
mengalami
gangguan,
baik
disebabkan oleh kelainan maupun penyakit. Gangguan sistem reproduksi dapat terjadi baik pada wanita maupun pria. 1. Gangguan Reproduksi pada pria
a. Impotensi Kelainan ini dialami oleh laki-laki, yaitu suatu keadaan penis yang tidak dapat melakukan ereksi (tegang), sehingga sulit untuk melakukan kopulasi (fertilisasi). Biasanya impotensi disebabkan oleh faktor hormonal, yaitu terhambatnya fungsi hormon reproduksi, bisa juga disebabkan oleh faktor psikologis atau emosional seseorang. b. Kemandulan/infertilitas Dalam keadaan normal, seorang laki-laki yang mengalami ejakulasi mengeluarkan cairan semen atau mani sebanyak 4 mililiter setiap kalinya. Dalam 4 ml mani tersebut terkandung 120 juta ekor sperma. Jumlah inimemiliki peluang untuk dapat membuahi sel telur. Apabila kandungan sperma di bawah angka 120 juta dalam setiap ejakulasi, sudah termasuk tidak subur atau kategori mandul. Bagi wanita, kesuburan ditandai dengan matangnya satu buah sel telur sekali dalam sebulan. Jika dalam perjalanan hidupnya tidak setiap bulan sel telur yang siap dibuahi, wanita tersebut dikategorikan kurang subur atau mandul. c. Ginekomastia Ginekomastia adalah pembesaran jaringan payudara pada pria. Ginekomastia dapat terjadi akibat produksi estrogen yang berlebihan
15
pada pria, atau apabila hati tidak mampu memecahkan sekresi estrogen yang normal pada pria. d. Kriptorkidismus Kriptorkidismus merupakan kegagalan dari satu atau kedua testis untuk turun dari rongga abdomen ke dalam scrotum pada waktu bayi. Penangannya dapat dilakukan dengan pemberian hormon human chorionic gonadotropin untuk merangsang testoteron. e. Varikokel Varikokel adalah pelebaran abnormal suatu vena di korda spermatika, yang biasanya memperdarahi testis kiri. Varikokel biasanya berkembang setelah pubertas. Varikokel disisi kiri biasanya terjadi akibat inkompetensi katub, yang disertai oleh aliran balik dan penimbuhan darah di vena. Varikokel disisi
kanan mungkin
mengisyaratkan obstrupsi vena kapa inferior. Munculnya varikokel secara mendadak ada orang tua mungkin mengisyaratkan adanya tumor ginjal tahap lanjut. f.
Hidrokel Hidrokel adalah penumpukan filtrat plasma di dalam skrotum. Hal ini menyebabkan pembengkakkan skrotum dan dapat menurunkan aliran darah ke testis.
g. Hipogonadisme Hipogonadisme merupakan penurunan fungsi testis yang disebabkan oleh gangguan interaksi hormon, seperti hormon androgen dan estrogen. Gangguan ini menyebabkan infertilitas, impotensi, dan tidak adanya tanda-tanda kepriaan. Penanganannya dapat dilakukan dengan terapi hormon. h. Sifilis (Raja Singa) Sifilis disebabkan oleh bakteri Treponema pallidum, penyakit ini dapat ditularkan melalui hubungan seksual, transfusi darah, atau luka mikroskopis. Gejala yang timbul adalah luka pada kemaluan,
16
bintik atau bercak merah di tubuh, kelainan saraf, jantung, pembuluh saraf, dan kulit. i.
Gonorhoe (kencing nanah) Penyakit gonorhoe adalah penyakit kelamin yang disebabkan oleh bakteri Neisseria gonorrhoeae. Penyakit kelamin ini bisa menular melalui seks bebas. Gejalanya adalah keluar cairan berwarna putih, rasa nyeri pada saat buang air kecil, pada pria mulut uretra bengkak dan agak merah.
j.
Kanker Saluran Reproduksi Pria Kanker pada saluran reproduksi pria mencakup kanker penis, testis, atau prostat. 1) Kanker penis primer biasanya terjadi pada pria yang belum disunat. Penyakit ini timbul pada usia antara 40 dan 80 tahun. Kanker penis sekunder dapat terjadi dari metastasis kanker di kandung kemih, rektum, atau prostat. 2) Kanker testis jarang terjadi, sebagian besar timbul pada pria muda berusia antara 15 dan 35. Kanker testis biasanya adalah kanker sel germinativum (gamet), tetapi dapat juga berasal dari sel Leydig atau Sertoli. Penyebab kanker testis tidak diketahui, tetapi tampaknya terdapat faktor genetik. Kanker testis lebih sering terjadi pada orang Kaukasus, dan lebih sering timbul pada pria dengan riwayat kriptorkidismus. 3) Kanker prostat, kanker ini tidak diketahui penyebabnya, walaupun faktor genetik dan lingkungan keduanya diperkirakan berperan.
2. Gangguan Reproduksi pada wanita
a. Dismenore Dismenore adalah haid yang nyeri yang terjadi tanpa tandatanda infeksi atau penyakit panggul. Dismenore biasanya terjai akibat pelepasan berlebihan suatu prostaglandin, dari sel-sel endometrium uterus. Prostaglandin adalah suatu perangsang kuat otot polos
17
miometrium
dan
kontruksi
pembuluh
darah
uterus.
Hal
ini
memperparah hipoksia uterus yang secara normal terjadi pada haid, sehingga timbul rasa nyeri hebat. b. Amenore Amenore terdiri atas amenore primer dan amenore sekunder. Amenore primer adalah tidak terjadinya manarke (menstruasi) sampai usia 17 tahun dengan atau tanpa perkembangan seksual sekunder. Amenore sekunder adalah tidak terjadinya menstruasi selama 3-6 bulan atau lebih pada orang yang telah mengalami siklus menstruasi.
c. Penyakit radang panggul Penyakit radang panggul adalah peradangan infeksiosa organorgan di saluran genitalia atas wanita, termasuk uterus, tuba fallopi (salpingitis), atau ovarium (ooforitis). Agen infeksiosa biasanya adalah bakteri dan sering tertular melalui hubungan kelamin. Berbagai kuman dapat menjadi penyebab, termasuk Neisseria gonorrhoeae, Chlamydia trachomatis, dan Eshcherichia coli. Pada kasus-kasus yang parah, seluruh rongga pneum dapat terkena. d. Endometriosis Endometriosis adalah keadaan di mana jaringan endometrium terdapat di luar rahim, yaitu dapat tumbuh di sekitar ovarium, oviduk, atau jalur di luar rahim. Sel-sel endometrium berespons terhadap estrogen dan progesteron dengan melakukan proliferasi, sekresi, dan pendarahan selama daur haid. Hal ini dapat menyebabkan peradangan nyeri hebat. Diperkirakan penyebab dari endometriosis adalah aliran balik (ret-rograde) haid. Aliran balik haid adalah gerakan darah haid melalui
tuba
fallopi
menstruasimungkin
pada
ke
rongga
wanita
yang
peritoneum
sewaktu
bersangkutan
terdapat
predisposisi genetik dan penekanan sistem imun sehingga timbul endometriosis. e. Sindrom Ovarium Polikistik
18
Sindrom ovarium polikistik adalah adanya kista di ovarium. Kista-kista terdiri dari folikel-folikel praovulasi yang telah mengalami atresia (degenerasi). Pada sindrom ovarium polikistik, ovarium utuh dan responsif terhadap FSH dan LH, tetapi tidak terjadi ovulasi. Kadar FSH di bawah normal sepanjang stadium folikular daur haid. Kadar LH lebih tinggi daripada normal, tetapi tidak memperlihatkan lonjakan. LH yang terus menerus tinggi meningkatkan pembentukan androgen dan estrogen oleh folikel dan kelenjar adrenal. Folikel anovulasi berdegenerasi dan membentuk kista. f.
Penyakit Fibrokistik pada Payudara Penyakit fibrokistik pada payudara bisa disebut payudara jinak. Penyakit ini ditandai dengan adanya benjolan-benjolan yang dapat diraba di payudara yang berubah-ubah dalam ukuran dan nyeri apabila ditekan selama staduim-stadium daur haid.walaupun penyebabnya belum
pasti,
namun
estrogen
setidak-tidaknya
ikut
berperan.
Walaupun sebagian besar benjolan yang bervariasi sesuai daur haid bersifat jinak, sebagian lesi dapat berproliferasi dan memperlihatkan pertumbuhan sel yang atipikal. g.
Kanker Payudara Penyebab dari adanya kanker payudara adalah riwayat adanya penyakit ini pada keluarga dekat. Wanita yang mewarisi gen untuk kanker payudara biasanya mendapat penyakit tersebut pada usia dini. Pajanan estrogen seumur hidup berkaitan dengan pembentukan kanker payudara. Wanita yang mengalami menarke dini dan menopause lanjut memiliki risiko yang lebih besar. Usia menarke dan menopause ini dapat dipengaruhi pada faktof genetik. Wanita yang tidak atau lambat memiliki anak juga bisa berisiko kanker payudara, demikian juga terapi penggantian estrogen bagi sebagian wanita. Wanita yang memiliki riwayat penyakit fibrokistik payudara, diet tinggi-lemak, dan alkohl juga bisa menyebabkan adanya kanker payudara, proteksi
19
terhadap kanker payudara dapat diusahakan dengan diet kaya buah buahan dan sayur yang berwarna, olah raga teratur, kontrol berat badan.Infeksi vagina Gejalanya berupa keputihan dan timbul gatal-gatal. Infeksi ini menyerang
wanita
usia
produktif
terutama
yang
menikah.
Penyebabnya adalah akibat hubungan kelamin. h.
Penyempitan Saluran Telur/Oviduk Kelainan ini merupakan faktor bawaan, tetapi adapula yang disebabkan karena infeksi kuman tertentu. Saluran oviduk yang sempit akan membuat sperma sulit untuk menjangkau bagian dalam saluran tersebut, sehingga menyebabkan pembuahan sulit terjadi.
i.
Hamil Anggur (Mola Hidalidosa) Hamil anggur merupakan suatu kehamilan yang tidak berisi janin, tetapi berisi gelembung-gelembung mola dan bekuan darah. Hamil anggur dapat menyebabkan kesakitan atau kematian karena pendarahan, tembusnya dinding rahim oleh proses mola dan infeksi.
j.
Condiloma Accuminata Penyakit condiloma accuminata disebabkan oleh virus Human papilloma. Penyakit ini ditandai dengan timbulnya kutil yang dapat membesar dan akhirnya dapat menimbulkan kanker mulut rahim.
k. Kanker Saluran Reproduksi Wanita Kanker saluran reproduksi wanita dapat timbul di vagina, uterus, atau ovarium. 1) Kanker vagina biasanya terjadi pada wanita berusia lebih dari 60 tahun. Sel-sel skuamosa vagina merupakan sel yang paling sering terkena. Kanker ini sering merupakan metastasis kanker di tempat lain. Risiko pembentukan kanker vagina meningkat pada wanita yang sebelumnya pernah mengidap kanker serviks. 2) Kanker rahim mencakup kanker serviks dan endometrium. Kanker serviks paling sering timbul pada wanita yang memiliki banyak
20
pasangan seksual atau pasangan seksualnya pernah memiliki pasangan seksual lain. Kemampuan mukus serviks untuk mengkonsentrasikan karsinogen yang terdapat dalam asap rokok, maka meroko dianggap sebagai suatu kofaktor pembentukan kanker
serviks.
Dan
kanker
endometrium
adalah
kanker
reproduktif wanita yang paling sering ditemukan dan biasanya adalah suatu adenokarsinoma (berasal dari sel-sel epitel).kanker endometrium brkaitan dengan pajanan estrogen seumur hidup, dan biasanya terjadi pada wanita pascamenopause. Wanita dengan diet tinggi-lemak juga beresiko tinggi, mungkin berkaitan dengan kegemukan yang ditimbulkannya pajanan hormon dalam diet, atau
penurunan
Kontrasepsi
oral
asupan
buah-buahan
menurunkan
risiko
dan
sayur-sayuran.
pembentukan
kanker
endometrium dengan menurunkan pajanan estrogen seumur hidup. 3) Kanker ovarium jarang terjadi. Walaupun begitu, kanker ovarium lebih sering menyebabkan kematian dibandingkan dengan kanker reproduktif wanita yang lain. Kanker ovarium berasal dari sel epitel dan berkaitan dengan pajanan estrogen seumur hidup. Kanker ovarium dapat berkembang di sel-sel germinativum (ova) yan mungkin berkaitan dengan predisposisi genetik pada saat anak atau dewasa muda. Kontrasepsi oral dan pada beberapa penelitian, ligasi tuba (pemutusan tuba fallopi) tampaknya bersifat protektif terhadap kanker ovarium. Olah raga sedang dapat menurunkan risiko kanker ovarium, yang berkaitan dengan penurunan kadar estrogen pada wanita.
21
BAB III PENUTUP A. Kesimpulan
Perkembangan mental merupakan suatu proses yang menggambarkan perilaku kehidupan sosial psikologi manusia/remaja pada posisi yang harmonis di dalam lingkungan masyarakat yang lebih luas dan kompleks. Kematangan merupakan suatu potensi yang dibawa individu sejak lahir, timbul dan bersatu dengan pembawaannya serta turut mengatur pula perkembangan tingkah laku indiviematangan mula-mula merupakan seperti adanya kematangan jaringan-jaringan tubuh, saraf dan kelenjar-kelenjar yang disebut dengan kematangan biologis. Kematangan pada aspek psikis, meliputi keadaan berpikir, rasa, kemauan.
B.
Soal Kasus
1. Seorang prempuan (28th) dengan kondisi mengalami nyeri perut parah dan perlu berkonsultasi segera dengan dokter karena umumnya dibutuhkan prosedur operasi. Hal ini terjadi karena? a.
Kehamilan ektopik
b.
Etiologi
c.
Impotensi
d.
Kanker Ovarium Jawaban A
2. Ibu Sinta mengalami keadaan dimana ia merasa nyeri perut, pinggang terasa sakit, dan nyeri pada saat menstruasi dan dokter mengatakan jika tidak ditangani akan menyebabkan sulit terjadinya kehamilan. Gejala diatas merupakan gejala penyakit? a.
Kanker Ovarium
b.
Gangguan menstruasi
22
c.
Endometriosis
d.
Kemandulan/infertilitas Jawaban C
3. Santi yang cenderung mengembangkan cara berpikir abstrak, suka memberikan kritik, cenderung ingin mengetahui hal-hal yang baru, sehingga muncul perilaku ingin mencoba-coba. Hal ini terjadi pada remaja merupakan perubahan perkembangan… a.
Perkembangan intelegensia
b.
Perkembangan emosi
c.
Perkembangan gangguan
d.
Perkembangan perilaku Jawaban A
4. Seorang pria mengalami luka pada kemaluan, bintik atau bercak merah di tubuh, kelainan saraf, jantung, pembuluh saraf, dan kulit. Gejala tersebut merupakan gejala dari… a.
Kriptorkidisme
b.
Uretritis
c.
Endometriosis
d.
Sifilis Jawaban D
5. Seorang individu yang mengalami keterlambatan dalam hal pola berpikir maupun dalam menyelesaikan masalah. Ketidakmampuan pemecahan masalah ini ditujukan pada ketidakmampuan mengambil keputusan secara tepat, kecendrungan untuk bergantung dan mengikuti apa yang dilakukan kelompok, terjebak dalam perilaku yang tidak bermanfaat. Kondisi diatas merupakan penyebab… a.
Karena pola asuh yang benar
b.
Karena pola asuh yang salah
c.
Karena cara berfikir tepat
d.
Karena cara berfikir kritis Jawaban B
23
6. Seorang wanita (28th) yang berhubungan kelamin dengan suaminya mengeluh karena mengalami keputihan dan adanya gatal-gatal. Hal ini merupakan gejala… a.
Kanker Ovarium
b.
Infeksi vagina
c.
Kankerrahim
d.
Kankerserviks Jawaban B
7. Santoso (32th) pergi kedokter karena mengalami adanya cairan berwarna putih yang keluar, rasa nyeri pada saat buang air kecil, pada mulut uretra bengkak dan agak merah. Hal ini merupakan gejala… a.
Gonorhoe
b.
Sifilis
c.
Impotensi
d.
Uretritis Jawaban A
8. Seorang perempuan belum memulai periode menstruasinya setelah beranjak 16 tahun atau 3 tahun setelah masa pubertas, belum menunjukkan tanda-tanda pubertas saat berusia 14 tahun, atau memiliki periode menstruasi yang normal tetapi berhenti menstruasi mendadak tanpa alasan yang diketahui (selain kehamilan). Pernyataan diatas merupakan gangguan penyakit… a.
Amenore
b.
Gangguanserviks
c.
Oligomenorrhea
d.
Dysmenorrhea Jawaban A
9. Seorang ibu (42th) mempunyai anak dan meceritakan kedokter bahwa anaknya tak punya tanda-tanda kepribadian pada dirinya. Penjelasan diatas termasuk gangguan…
24
a.
Kanker Prostat
b.
Hipogonadisme
c.
Kriptorkidisme
d.
Uretritis Jawaban B
10. Seorang wanita (45th) menerangkan kedokter apa yang dialami bahwa ia tak lagi menstruasi, penjelasan diatas ialah kejadian… a.
Andropause
b.
Menopause
c.
Keputihan
d.
Gangguanmenstruasi Jawaban B
25
DAFTAR PUSTAKA
Corwin, Elizabeth J. 2001. Buku Saku Patososiologi. Terj. Handbook of Pathophysiology oleh Brahm. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran. Wan. 2013. Gangguan Kelainan pada Alat Reproduksi Pria Wanita. Diakses dari http://web.unair.ac.id/admin/file/f_35969_wan-123.pdf pada
tanggal
16
Maret 2017. Keperawatan, Ilmu. 2016. Patogenesis dan Patofisiologi Kelainan. Diakses dari http://www.ilmukeperawatan.info/2016/06/patogenesis-dan-patofisiologikelainan.html#ixzz4cgS6XHha pada tanggal 29 maret 2017. Sehat, Halo. 2016. 7 Jenis Gangguan Mental pada Anak. Diakses dari http://halosehat.com/penyakit/gangguan-jiwa-mental/jenis-gangguanmental-pada-anak pada tanggal 04 April 2017. Adhie, Jieland. 2017. Ini 7 Tanda Gangguan Mental Yang Sering Ada pada Remaja. Diakses dari http://iyakan.com/gangguan-mental-pada-remaja/4827 pada tanggal 04 April 2017. Sabda. 2013. Beberapa Masalah dan Gangguan yang Sering Terjadi pada Lansia. Diakses
dari
http://sabda.org/artikel/beberapa_masalah_dan_gangguan_yang_sering_terjadi_pad a_lansia pada tanggal 04 April 2017.
26