JOURNAL ANALISIS ; TOILET TRAINING “
Hubungan Penggunaan Diapers dengan Kemampuan Toilet Training Pada Anak Toddler di Desa Jrahi Pati ”
Disusun Oleh : 1. Mohammad Sholihuddin
( 162310101305 162310101305 )
2. Raisya Nadirawati
( 163210101311 163210101311 )
3. Umar Faruq
( 163210101303 163210101303 )
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN (PSIK) UNIVERSITAS JEMBER 2016
i
JOURNAL ANALISIS ; TOILET TRAINING “
Hubungan Penggunaan Diapers dengan Kemampuan Toilet Training Pada Anak Toddler di Desa Jrahi Pati ”
Makalah ini disusun sebagai salah satu tugas matakuliah Keperawatan Anak di Program Studi IlmuKeperawatan (PSIK) Universitas Jember
Disusun Oleh : 1. Mohammad Sholihuddin
( 162310101305 )
2. Raisya Nadirawati
( 163210101311 )
3. Umar Faruq
( 163210101303 )
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN (PSIK) UNIVERSITAS JEMBER 2016
ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar belakang
Pada dasarnya individu harus mampu melakukan perawatan mandiri untuk memenuhi kebutuhanya. Orang tua dalam hal ini sangat berperan penting dalam aktivitis perawatan mandiri (save care ), terutama terhadap toilet training pada usia toddler. Toilet training secara umum dapat dilaksanakan pada setiap anak yang sudah mulai memasuki fase kemandirian pada anak suksesnya toilet training tergantung pada kesiapan yang ada pada diri anak dan keluarga seperti kesiapan fisik, dimana kemampuan anak secara fisik sudah kuat dan mampu. Persiapan intelektual pada anak juga membantu dalam proses buang air besar atau kecil. Hal ini dapat di tunjukan apabila anak memahami arti buang air besar atau kecil sangat memudahkan proses dalam pengkontrolan. Di Indonesia sendiri jumlah balita mencapai 30% dari 259 juta jiwa pada tahun 2011, menurut Survey Kesehatan Rumah tangga tahun 2012, jumlah balita yang susah mengontrol BAB dan BAK di usia toodler sampai pra sekolah mencapai 75 juta jiwa anak. Hal ini terjadi di masyarakat, akibat dari konsep toilet training yang tidak di ajarkan secara benar dapat menyebabkan anak tidak dapat secara mandiri mengkontorol buang air besar atau kecil. Pada toilet training selain melatih anak dalam mengontrol buang air besar dan kecil juga dapat bermanfaat dalam pendidikan seks, sebab saat anak melakukan kegiatan tersebut disitu anak akan mempelajari anatomi tubuhnya
iii
sendiri serta fungsinya. Dalam hal ini di harapkan orang tua lebih aktif untuk mengajarkan atau melatih anak untuk terbiasa melakukan toilet training.
1.2. Tujuan
Tujuan
pada
penelitian
ini
harapkan
dapat
membantu
dan
meningkatkan tingkat pengetahuan ibu dalam melatih anak melakukan toilet training sehingga anak tidak tergantung pada penggunaan diapers dalam buang air kecil atau buang air besar.
1.3. Manfaat 1.3.1. Bagi Mahasiswa Keperawatan
Analisis journal ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan dan wawasan bagi mahasiswa dan orang tua yang memiliki anak di usia toddler khususnya mengenai toilet training. 1.3.2. Bagi institusi Pendidikan
Analisis journal ini dapat di jadikan acuan untuk memfasilitasi ide baru untuk kemajuan ilmu pengetahuan khusunya bidang keperawatan anak, serta referensi dalam proses pembelajaran guna meningkatkan
pemahaman mahasiswa tentang toilet training ditinjau
dari segi belajar mengajar.
iv
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Ringkasan Artikel
a. Pencarian Jurnal Penelusuran jurnal dilakukan dengan keyword: “ Jurnal keperawatan tentang toilet training ” , dengan menggunakan Google scoolar . b. Resum Journal Judul Jurnal
: “ Hubungan Penggunaan Diapers dengan Kemampuan Toilet Training Pada Anak Toddler di Desa Jrahi Pati ”
Penulis
: Khumrotul Uyun
Tempat dan Waktu penelitian: Penelitian dilakukan tanggal 8 September 2015 Bertempat di Desa Jrahi Kecamatan Gunungwungkal Pati. c. Tujuan penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan penggunaan diapers dengan kemampuan toilet training pada anak toddler di Desa Jrahi. d.
Metode penelitian Pada penelitian ini menggunakan Rancangan Jenis penelitian kuantitatif dengan deskriptif korelatif . Untuk pengukuran data penelitian menggunakan metodel pendekatan cross sectional . Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu yang memiliki anak usia 18-36 bulan di desa Jrahi Kecamatan Gunungwungkal Pati yang berjumlah 76 orang. Sampel penelitian adalah 49 anak usia 18-36 bulan di
1
desa Jrahi Kecamatan Gunungwungkal Pati dengan teknik penentuan purposive sampling . Kriteria sampel penelitian Kriteria inklusi: 1. Ibu yang mempunyai anak usia 18-36 bulan baik laki-laki maupun perempuan. 2. Ibu yang tinggal di Desa Jrahi Pati. 3. Bersedia menjadi responden dan bersedia mengisi formulir yang disediakan oleh peneliti Kriteria eksklusi: 1. Ibu yang mempunyai anak usia 18-36 bulan baik laki-laki maupun perempuan namun anak memiliki kelainan seperti retardasi mental, down sindrom. 2. Ibu yang mempunyai anak usia 18-36 bulan baik laki-laki maupun perempuan namun anak tidak dapat diobservasi pada saat penelitian, misalnya anak sedang sakit. Alat ukur yang digunakan pada penelitian ini berupa Kuesioner tentang penggunaan diapers dan kemampuan toilet training. Kuesioner penggunaan diapers terdiri dari 12 pertanyaan tertutup menggunakan skala Guttman. Jawaban yang disajikan dalam pertanyaan berupa “ YA ” dan “ TIDAK ”. Kuesioner kemampuan toilet training terdiri dari 20 pertanyaan tertutup menggunakan skala Guttman. Jawaban yang disajikan dalam jawaban “ YA ” dan “ TIDAK ”.
2
e. Hasil penelitian Pada penelitian ini untuk menganalisa data menggunakan bivariat. sedangkan untuk pengujianya dengan tehnik Rank Spearman. Dari analisa tersebut didapatkan hasil bahwa ; Terdapat hubungan penggunaan diapers dengan kemampuan toilet training pada anak toddler di Desa Jrahi Kecamatan Gunungwungkal Kabupaten Pati, dimana anak dengan penggunaan diapers tidak rutin memiliki kemampuan toilet training lebih baik dibandingkan anak dengan penggunaan diapers rutin. Dengan hasil analisa sebagai berikut ; 1. Sampel penelitian adalah 49 anak usia 18-36 bulan di desa Jrahi Kecamatan Gunungwungkal Pati. 2. Penggunaan
diapers
menunjukkan
sebagian
besar
responden
menggunakan diapers dalam kategori rutin yaitu sebanyak 28 responden (57%) yang dilakukan pada pagi, siang dan malam hari. Dan terdapat 41% responden yang tidak rutin menggunakan diapers, yaitu digunakan ketika ada kegiatan tertentu. 3. Kemampuan toilet training anak toddler 18-36 bulan di Desa Jrahi Gunung wungkal Pati sebagian cukup, artinya sebagian besar anak telah mampu melakukan tindakan toilet training .yaitu sebanyak sebanyak 27 responden ( 55%). Penelitian menunjukkan sebanyak 25% ( 12 responden ) memiliki kemampuan toilet training yang baik. Serta menunjukkan sebanyak 10 responden atau 20% anak memiliki kemampuan toilet training yang kurang.
3
4. Tabulasi silang penggunaan diapers terhadap kemampuan toilet training menunjukkan bahwa anak yang penggunaan diapersnya dalam kategori rutin sebagian besar adalah cukup sebanyak 20 responden (71%) dan sisanya kurang sebanyak 8 responden (29%). Distribusi penggunaan diapers tidak rutin sebagian besar adalah baik sebanyak 12 responden (57%), selanjutnya cukup sebanyak 7 responden (33%), dan kurang sebanyak 2 responden (9%). 5. Teknik analisis digunakan adalah uji Rank Spearman diperoleh nilai rhitung sebesar 0,570 dengan tingkat signifikansi p-value 0,0001. Tingakat signifikansi uji lebih rendah dari 0,05 (0,0001 < 0,05) sehingga keputusan uji adalah H0 ditolak. 2.2
Pembahasan Isi Artikel
Pada journal yang kita analisis terdapat kesesuaian antara judul dengan isi journal penelitian, yaitu adanya hubungan penggunaan diapers dengan kemampuan toilet training pada anak usia todler. Bahwa penggunaan
diapers
yang terlalu
sering
mengakibatkan
penurunan
kemapuan dan kemauan anak untuk memulai toilet training. Hal ini diperkuat dengan adanya bukti dari penelitian-penelitian lain yang juga di gunakan oleh peneliti sebagai pendukung dan penegas dari hasi penelitiannya. Salah satunya penelitian yang dilakukan oleh Nining (2013) Yang meneliti tentang pengaruh pola asuh orang tua dan intensitas penggunaan diapers terhadap tingkat kesiapan toilet training pada anak usia toddler. Menyimpulkan bahwa ada pengaruh intensitas penggunaan diapers dengan kesiapan toilet training anak, dimana anak yang menggunakan
4
diapers dengan intensitas yang tinggi ( rutin ) memiliki tingkat kesiapan toilet raining lebih rendah dibandingkan anak yang menggunakan diapers dengan intensitas tidak rutin. Menurut Sugiyono, 2011. Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek / subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Sedangkan sample adalah bagian dari jumlah dan karakteristik dari populasi tersebut. Jumlah sample pada journal sebanyak 49 anak usia 18-36 bulan dari 79 data populasi yang di dapatkan oleh peneliti, dengan kriteria inklusi dan ekslusi yang sebelumya telah di tentukan terlebih dahulu. Jenis penelitian pada journal adalah kuantitatif dengan
deskriptif
korelatif ,
yaitu
sebuah
jenis
penelitian
untuk
menggambarkan ada tidaknya hubungan antara dua variable. Pengukuran data penelitian menggunakan metodel pendekatan cross sectional, yaitu penelitian deskriptif dimana subjek penelitian diamati/diukur/diminta jawabannya sekaligus satu kali saja menggunakan media kuesioner dengan skala guttman. Jawaban disajikan dengan “ YA ” dan “ TIDAK ”. Dari penelitian di dapatkan hasil bahwa anak yang penggunaan diapersnya dalam kategori rutin sebagian besar adalah cukup sebanyak 20 responden (71%) dan sisanya kurang sebanyak 8 responden (29%). Distribusi penggunaan diapers tidak rutin sebagian besar adalah baik sebanyak 12 responden (57%), selanjutnya cukup sebanyak 7 responden (33%), dan kurang sebanyak 2 responden (9%). Hal tersebut menunjukkan adanya pengaruh dari penggunaan diapers terhadap kemampuan toilet
5
training anak baik yang rutin maupun tidak. Namun juga disisi lain dalam penelitian yang dilakukan menemukan sebagian kecil yaitu sekitar 2 orang anak yang tidak rutin menggunakan diapers namun memiliki kemampuan toilet training yang kurang. Kondisi ini di sebabkan adanya faktor lain yang berhubungan dengan kemampuan toilet training anak, diantaranya adalah umur dan tingkat pengetahuan orang tua. Penggunaan bivarian dan uji coba rank spearman dalam penelitian journal tersebut dinilai tepat. Hal ini dikarena Koefisien korelasi spearman merupakan statistik non parametrik, statistik ini merupakan suatu ukuran asosiasi atau hubungan yang dapat digunakanpada kondisi satu atau dua variable yang di ukur adalah skala ordinal atau rangking. ( M.A Ariyanto ; 2013 ). Namun pada journal tidak di sertakan proses penghitungannya dan hanya penyampaian hasil saja. Pada uji Rank Spearman diperoleh nilai rhitung sebesar 0,570 dengan tingkat signifikansi p-value 0,0001. Tingkat signifikansi uji lebih rendah dari 0,05 (0,0001 < 0,05) sehingga keputusan uji adalah H0 ditolak atau ada hubungan penggunaan diapers dengan kemampuan toilet training anak. Referensi yang di ambil oleh peneliti dinilai cukup, hal ini terlihat dari journal-journal yang dijadikan sebagai pendukung oleh peneliti terhadap penelitiannya. Rata-rata journal yang di ambil adalah journal terbaru atau 5 tahun terakhir. Seperti Penelitian
Asiah (2013) tentang
hubungan pendidikan dengan pengetahuan kesehatan reproduksi pada ibu rumah
tangga.
penelitian
Henik
(2013)
yang
meneliti
hubungan
pengetahuan ibu tentang toilet training dengan perilaku toilet training ibu.
6
serta penelitian Nining (2013) yang meneliti pengaruh pola asuh orang tua dan intensitas penggunaan diapers terhadap tingkat kesiapan toilet training pada anak usia toddler. 2.3
Implikasi Keperawatan
Dari hasil penelitian jurnal yang kita peroleh dikemukakan bahwa penggunaan diapers sangat mempengaruhi tingkat kemampuan dan kemauan anak dalam toilet training. Selain itu efek dari penggunaan diapers adalah timbulnya kelembaban dan gesekan diapers sisa-sisa metabolisme dengan kulit, sehingga rentan terhadap timbulnya iritasi kulit (Wong, 2009) Maka penggunaan diapers sebaiknya dilakukan 2-3 jam dan harus langsung diganti dengan yang baru, kecuali anak buang air besar, maka harus diganti saat itu juga. Ini sangat berkaitan dengan masalah keperawatan bahwa memperhatikan personal hygiene dalam pemakaian diapers itu sangat penting karena penggunaan diapers yang terlalu lama akan membuat kulit mudah teriritasi ,mengingat didaerah genetalia tersebut adalah permukaan kulit yang sensitif. Dan ini akan menimbulkan masalah kepererawatan yaitu kerusakan integritas kulit. Maka dari itu anak usia toodler (1-3 tahun) sudah seharusnya diajarkan untuk toilet training mengingat dengan latihan itu diharapkan anak mempunyai kemampuan sendiri dalam melaksanakan buang air kecil dan buang air besar tanpa merasakan ketakutan atau kecemasan sehingga anak akan mengalami pertumbuhan dan perkembangan sesuai usia tumbuh kembang anak.( Hidayat.A.A,.2009). Selain itu dapat menimalisir terjadinya masalah keperawatan kerusakan integritas kulit akibat pemakaian diapers tersebut.
7
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kesimpulan dalam analisa jurnal ini adalah adanya hubungan penggunaan diapers dengan kemampuan toilet training pada anak usia todler di Desa Jrahi Pati. Yang dibuktikan dengan penggunaan bivariant dan uji rank spearman. Pada uji Rank Spearman diperoleh nilai rhitung sebesar 0,570 dengan tingkat signifikansi p-value 0,0001. Tingkat signifikansi uji lebih rendah dari 0,05 (0,0001 < 0,05) sehingga keputusan uji adalah H0 ditolak atau ada hubungan penggunaan diapers dengan kemampuan toilet training anak. Ada kesesuain antara judul dengan isi dari penelitian yang telah dilakukan. Teknik pengambilan data dari sample dengan mengunakan kriteria inklusi dan eksklusi yang telah ditentukan sebelumnya sangat membatu penelitian untuk menghindarkan dari hasil yang rancu. Serta didukung dengan adanya referensi dari penelitian yang telah dilakukan sebelumnya oleh peneliti lain, semakin menegaskan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti.
3.2 Saran
Dilihat dari hasil analisis journal yang menyimpulkan bahwa adanya hubungan antara penggunaan diapers dengan kemampuan toilet training anak pada usia todler tentunya dapat menjadi acuan untuk dikembangkan pada penelitian yang lebih luas, misalnya dengan
8
menambahkan faktor-faktor lain yang mempengaruhi toilet raing pada anak usia todler, serta referensi-referensi yang lebih banyak. Selain itu diharapkan bagi petugas kesehatan yang berkompeten untuk lebih dapat meningkatkan pengetahuan orang tua khususnya tetang toilet training, sehingga pemahaman dan kemauan anak untuk melakukan toilet training tidak terhalang dengan penggunaan diapers. Bagi orang tua yang memiliki anak usia todler diharapkan untuk selalu menerapkan serta memperhatikan konsep toilet training dalam kehidupan sehari-harinya.
9
DAFTAR PUSTAKA
Uyun Khumrotul.2016. Jurnal ;Hubungan Penggunaan Diapers Dengan Kemampuan
Toilet
Training
Pada
Anak
Toddler .(
eprints.ums.ac.id/40515/1/NASKAH%20PUBLIKASI.pdf ).Diakses pada tanggal 5 September 2016. Meliana Mega, dkk.2013.Journal ; Hubungan Antara Pengetahuan Dan Sikap Ibu Tentang Toilet Training Dengan Praktik Toilet Training Pada Anak Usia 18-36 Bulan di Desa Keji Kecamatan Ungaran Barat. ( http://ejurnal.stikesprimanusantara.ac.id/index.php/JKS-31/article/download/103/97 ).Diakses pada tanggal 9 September 2016. Hidayat,A.A.A.2009. Pengantar Ilmu Keperawatan Anak I.Jakarta : Salemba Medica. Yulianto,M.A.2013.Uji Rank Spearman. (https://digensia.wordpress.com/2013/07/09/uji-korelasi-spearman/ ) di akses tanggal 8 september 2016.
10