1. Kesalahan pada waktu preparasi Adapun kesalahan yang terjadi pada waktu preparasi meliputi: 1.1 Pengambilan yang berlebihan Salah satu syarat preparasi kavitas adalah semua pit dan fisur yang terkena karies harus dimasukan ke dalam Outline Form. Tetapi ini bukan berarti Outline Form dapat dibuat selebar mungkin, karena pengambilan yang berlebihan akan melemahkan sisa jaringan dan akan melemahkan amalgamnya sendiri. Pelebaran ke arah buko-lingual kavitas proksimal box di daerah oklusal yang berlebihan akan mengakibatkan tidak baiknya dukungan bagi dinding proksimal dan akhirnya akan mengakibatkan kerusakan pada bagian ba gian marginal (marginal deterioration). 1.2 Letak dasar dinding dinding proksimal Kesalahan kedua sewaktu preparasi adalah dalam meletakan dasar dari dinding proksimal. Letak dasar dinding proksimal yang ideal adalah pada daerah self cleansing atau sedikit di bawah gingiva bebas. 1.3 Isthmus Lampshire (1955) menganjurkan pembuatan isthmus harus lebar agar diperoleh badan tumpatan yang cukup kuat pada titik lemah preparasi, sehingga akan mencegah terjadinya fraktur pada tumpatan. Law et al (1966) dan MC. Donald (1966) menjelaskan bahwa pembuatan isthmus harus sempit sedangkan badan tumpatan yang cukup kuat dapat diproleh dengan jalan mendalarnkan kavitas. Merle dan Raymond berpendapat bahwa fraktur pada amalgam biasanya terjadi di daerah istmus. Penyebab fraktur pada isthmus adalah trau ma dari gigi antagonis dan pemakaian pemakai an restorasi selama 24 jam. 1.4 Terbukanya pulpa Jarak antara tanduk pulpa dan permukaan enamel demikian dekatnya yaitu lebih kurang 2 mm. Oleh karena itu pergerakan sedikit saja dari pasien dapat me,nyebabkan terkenanya pulpa untuk ini dituntut keterampilan yang tinggi dari operator dan hendaknya dijalin kerjasama yang baik dengan pasien. Kegagalan membulatkan dinding axial juga dapat menyebabkan terbukanya pulpa. 2.3.2 Macam Kegagalan Dalam Restorasi
1. Kerusakan pada bagian tepi tumpatan Kerusakan pada tepi tumpatan disebabkan oleh tidak cukupnya dukungan terhadap enamel dan manipulasi bahan tumpatan serta pemilihannya yang tidak benar. Kerusakan di daerah tepi tumpatan ini baru dapat diketahui beberapa bulan bahkan beberapa tahun kemudian. Akan tetapi tidak jarang terlihat segera setelah matriks dilepaskan. Hal ini terjadi akibat
kondensasi dan carving amalgam belum memadai sebelum rnatriks dilepas. Penyebab lainnya adalah karena pembulatan desain kavitas yang tidak tepat. idealnya, desain kavitas yang tidak tepat harus dimodifikasi. Kerusakan yang ringan dapat diperbaiki dengan mengasah bagian yang rusak secara horizontal. Kerusakan parah timbul jika bagian tepi ikut terangkat bersama¬sama matriks atau ketika anak menggigit kuat-kuat sebelum amalgam cukup keras. Yang harus dilakukan adalah amalgam yang sudah ada dibuang dan digantikan dengan amalgam yang baru dengan menggunakan matriks baru. 2. Fraktur pada isthmus Fraktur pada isthmus dapat dihindari dengan membuat badan tumpatan yang cukup efektif di daerah axio-pulpal Line angle, Membuat alur pada axio-pulpal line angle akan menambah badan tumpatan sedangkan mengasah tonjol gigi antagonis akan mengurangi oklusi traumatik. Secara klinis fraktur pada isthmus dapat disebabkan tidak adanya retensi pada proksimal dan adanya tambalan yang menggantung. 3. Karies sekunder Masuknya saliva, bakteri, dan makanan setelah fraktur isthmus dapat memudahkan timbulnya karies sekunder. Pelebaran tepi kavitas interproksimal ke arch self cleansing yang tidak memadai dapat juga memudahkan ter adinya karies sekunder. Karies sekunder dapat juga terjadi di daerah garis sudut gingivo-labial dan gingivo-bukal dari proksimal box jika kondensasi amalgamnya tidak tepat. 4. Terkenanya tanduk pulpa Hal ini terjadi karena kedalaman dari dinding oklusal atau dinding axial melebihi batas lesi. Pengaruh terkenanya pulpa karena tidak hati-hati dan ini dapat dilihat dengan jelas pada waktu pasien datang untuk pemeriksaan kembali atau setelah adanya fistel dan terlihat ada resorbsi eksternal atau internal melalui rontgen foto. Terkenanya tanduk- pulpa biasanya ditanggulangi dengan direct pulp caping, pulpektomi atau harus dicabut.
5. Fraktur pada gigi Ini dapat terjadi karena pembuatan Outline
Form yang
berlebihan sehingga sisa jaringan
gigi menerima tensile stress yang berlebihan yang dihasilkan oleh gigi dan amalgam