KEBIJAKAN KEBIJAKAN SISTEM PEMBAYARAN DI INDONESIA
Sistem pembayaran merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari system keuangan dan perbankan suatu Negara System pembayaran adalah suatu sistem yng mencakup pengaturan, kontrak / perjanjian, fasilitas fasilitas operasional operasional dan mekanisne mekanisne tehnik tehnik yang digunakn untuk penympaian,penges penympaian,pengesahan ahan dan penerimaan instruksi pembayaran, serta pemenuhan kewajiban pembayaranr melalui pertukaran “nilai” antar perorangan, bank dan lembaga lainya baik domestik maupun Cross border “antar Negara”. Sesu Sesuai ai denga dengan n penge pengert rtia ian n syst system em pemb pembay ayrn rn seba sebagai gaima mana na ters terseb ebut ut diat diatas as,, dalam dalam pelaksanaan diperlukan adanya komponen system pembayaran yang memadai antara lain : 1. Institusi Institusi atau lembaga lembaga yang yang menyedia menyediakan kan jasa jasa pembayar pembayaran an 2. Instrumen Instrumen yang digunaka digunakan n dalam system system pembayar pembayarn n yang mengatur mengatur hak dan kewaji kewajiban ban keuangan serta pembayaran. 3. Kera Kerang ngka ka hoku hokum m yang yang meng mengat atur ur ruan ruang g ling lingku kup p huku hukum m dan dan inst instru rume ment nt syst system em pembay pembayara aran, n, hak dan kewaji kewajiban ban pesert peserta, a, sanksi sanksi,, dan aturn aturn lainya lainya untuk untuk menjam menjamin in terlaksanannya system pembayaran secara hukum. 4. Kera Kerang ngka ka kebij kebijaka akan n syst system em pemb pembay ayar aran an yang yang jela jela,, baik baik kebi kebija jaka kan n umum umum maupu maupun n operasional, yang mendasari pengembangan sistem pembayaran. Peran Sistem Pembayaran Dalam Perekonomian
Peran sistem Pembayaran dalam perekonomian semakin hari semakin penting seiring dengan dengan semaki semakin n mening meningkat katnya nya volume volume dan nilai nilai transa transaksi ksi,, serta serta sejala sejalan n dengan dengan pesatn pesatnya ya perkembangan teknologi. Menurut Menurut Sheppard Sheppard (1996) peran penting penting sistem sistem pembayaran pembayaran dalam perekonomian perekonomian adalah sebagai berikut : 1)
Seba Sebagai gai elem elemen en pent pentin ing g dala dalam m infr infras astr truk uktu turr keung keungan an suat suatu u pere pereko konom nomia ian n untu untuk k menduk mendukung ung stabil stabilita itass keuanga keuangan. n. Hal itu itu disebab disebabkan kan syste system m keuanga keuangan n dan perbank perbankan an berka berkait itan an erat erat dengan dengan syste system m pembay pembayara aran. n. Ganggua Gangguan n pada system system pembay pembayara aran n atau atau kegagal kegagalan an kewaji kewajiban ban pembay pembayara aran, n, yang yang pada pada gilira giliranny nnyaa akan akan menyeb menyebabk abkan an turuny turunyaa kepercayaan kepercayaan perbankan. Demikian juga sebaliknya sebaliknya.. Krisis Krisis keuangan keuangan dan perbankan yang mempengaruhi satu atau system pembayaran akan mempengaruhi setelmen antarbank dan dapat gridlock “kemac “kemaceta etan” n” didala didalam m seluru seluruh h system system pembay pembayara aran. n. Oleh Oleh karena karena itu, itu, diperlukan diperlukan koordinasi koordinasi yang baik antara pihak bank dan pengawas pasar keuangan dengan
pengawas sistem pembayaran, untuk memastikan agar masalah-masalah tersebut dapat diantisipasi dan diselesaikan seawall mungkin. 2)
Sebagai Sebagai Chanel “saluran “saluran penting penting dalam mengendalikan mengendalikan ekonomi yang efektif, efektif, khususnya khususnya melalui kebijakan moneter. Dengan lancarnya system pembayran, kebijakan moneter dapat mempengaruhi likuiditas perekonomian sehingga proses transmisi kebijakan kebijakan moneter dari system perbankan ke sector riil dapt menjadi lancer
3)
Sebagai Sebagai alat alat untuk untuk mendor mendorong ong efisis efisisens ensii ekonom ekonomi. i. Keterl Keterlamb ambata atan n dn ketidk ketidk lancar lancarn n pemba pembayar yaran an akan akan mengga mengganggu nggu perenc perencanaa anaan n keuanga keuangan n usaha usaha dan pada pada akhirny akhirnyaa akan mengakibatkan penurunan produktifitas perekonomian. Dengan demikian, dapt disimpulkan peranan system pembayaran penting dalam suatu
system system perekonomian perekonomian,, yaitu yaitu untuk menjaga sistem sistem stabilitas stabilitas keuangan perbankan, perbankan, sebagai sebagai sarana transmisi kebijakan moneter, serta sebagai alat untuk meningkatkan efisiensi ekonomi suatu negara Elemen – elemen Sistem Pembayaran
Sistem Sistem pembay pembayara aran n yang yang dituju ditujukan kan utuk utuk memung memungkin kinkan kan masyar masyaraka akatt sebagai sebagai pelaku pelaku ekonomi dapat melakukan transaksi pembayaran. Menurut Menurut
Shepard Shepard (1996), apapun apapun bentuk system system pembayaran pembayaran pada umumnya umumnya memiliki memiliki 3
elemen utama yaitu : 1) Otori Otorisas sasii pelaks pelaksana anaan an pembay pembayara aran, n, yaitu yaitu membay membayar ar member memberikan ikan otoris otorisasi asi kepada kepada
banknya untuk mentransfer dana. 2) Pert Pertuk ukar aran an peri perint nth h pemb pembay ayar aran an anta antarr bank bank yang yang terl terlib ibat at dala dalam m pros proses es tans tansak aksi si pembayaran. Proses ini biasaya disebut kliring. 3) Setelmen antar bank yang terlibat dalam proses transaksi pembayaran. Bank pembayar
harus membayar bank penerima, baik bilateral maupun melalui rekening yang dimiliki bank – bank tersebut melalui lembaga penyelenggara kliring, yang umumnya adalah bank sentral. Lembaga Yang Terkait Dalam Sistem Pembayaran
Ber Berbaga bagaii
lemba embaga ga
meny menyel elen engg ggar arak akan an
ter terkait kait dal dalm
syst system em
pemb pembay ayar aran an,,
sys system tem
pemb pembay ayar arn n
lemb lembag agaa
yang yang
mul mulai dari dari lem lembag bag memb member erik ikan an
jasa jasa
yang ang
pela pelaya yana nan n
pembayaran pembayaran,, lembaga lembaga yang mengatur dan mengawasi mengawasi system pembayaran, pembayaran, sampai sampai kepada lembaga yang mendukung. Sistem pembayaran dapat diselenggarakan oleh bank sentral atau lemb lembag agaa inde indepe pend nden en (mil (milik ik peme pemeri rint ntah ah atau atau swast wasta) a) yang yang dibe diberi ri wewe wewena nang ng untu untuk k menyelenggarakan system pembayaran, seperti The Tokyo Bankers Association di jepang.
Prinsip – Prinsip Dasar Sistem Pembayaran
Sistem Sistem pembayaran yang aman dan efisien efisien sangat penting untuk berfungsiny berfungsinyaa system system Committee on Payment and Settlement Settlement Systems (CPSS) keuangan yang efektif. Untuk itu The Committee dari bank sentral kelompok Negara G10 ( kelompok 10 negara maju ) mengembangkan prinsip prinsip dasar penting system pembayaran ( CPSS-BIS, 2000 ) yang meliputi 10 kriteria di bawah ini. 1) Sistem Sistem ini harus memiliki memiliki landasan landasan hukumyang hukumyang kuat. kuat. 2) Sistem ini harus mempunyai aturan dan prosedur yang memungkinkan peserta memahami
resiko keuangan yang mungkin akan dihadapi. 3) Siste Sistem m ini harus harus memilk memilkii prosed prosedur ur yang jelas untuk untuk manaje manajemen men resiko resiko kredit kredit dan resiko resiko likuiditas. 4) System ini harusmenjamin agar setelmen setelmen dapat dilakukan pada hari yang sama, sama, minimal
pada akhir hari. 5) Untuk Untuk sistem sistem yang yang memil memilki ki Multi Multilat latera erall Netti Netting ng minima minimall syste system m ini harus harus mampu mampu
memast memastika ikan n penyel penyelesa esaian ian setelm setelmen en harian harian yang yang cepat cepat pada pada saat saat pesert pesertaa tidak tidak mampu mampu menyelesaikan kewajibannya untuk satu setelmen terbesar. 6) Aset yang digunakan untuk setelmen sebaiknya berada di bank sentral ( Claim On The
Centrlal Bank ) Bank ) 7) Sistem Sistem ini harus menjam menjamin in tingkat tingkat keamanan dan kepercay kepercayaan aan operasional operasional yang tinggi tinggi dan harus memiliki penanganan darurat untuk penyelasaian pemrosesan harian yang cepat. 8) Siste Sistem m ini harus harus menyed menyediak iakan an alat alat untuk untuk melakuk melakukan an pembay pembayara aran n yang yang prakti praktiss untuk untuk
pemakainya dan efisien untuk perekonomian 9) Sist Sistem em ini ini haru haruss memi memili liki ki tuju tujuan an dan dan crit criter eria ia yang yang trans transpar parn n untuk untuk pese pesert rta, a, yang yang memungkinkan akses yang adil dan transparan. 10)Pengat Pengatura uran n ( Governance Arrangements ) dari system ini harus efektif, akuntabel dan
transparan.
Risiko – Risiko Sistem Pembayaran.
Menurut CPSS-BIS (1996) resiko pembayaran dapat dibagi dalam 5 jenis : ✔
Resiko kredit, kredit, Yaitu resiko ketika salah satu peserta dalam sistem sistem pembayaran pembayaran tidak dapat memenuhi kepada kewajibanya pada saat jatuh tempo atau dimasa mendatng.
✔
Resiko Resiko Likuid Likuidita itas, s, yaitu yaitu ketika ketika salah salah satu satu pesert pesertaa dalam dalam syste system m pembay pembayara aran n tidak tidak memiliki memiliki cukup dana untuk memenuhi memenuhi kewajibanya kewajibanya pada saat jatuh tempo, meskipun mungkin mampu pada waktu yang akan dating.
✔
Resiko Hukum, yaitu resiko ketika kerangka hukum yang lemah atau ketidakpastian hukum yang dapat menyebabkan atau memperburuk resiko kredit dan resiko likuiditas.
✔
Resiko Resiko Operas Operasion ional, al, yaitu yaitu resiko resiko yang yang ditim ditimbul bulkan kan oleh oleh factor factor-fa -fakto ktorr operas operasion ional, al, sepe sepert rtii tida tidak k berf berfun ungs gsin inya ya seca secara ra tehni tehniss atau atau kesa kesala laha han n opera operasi siona onall yang yang dapat dapat menyebabkan atau memperburuk resiko kredit dan resiko likuiditas
✔
Resi Resiko ko Sist Sistem emik ik,, yait yaitu u resi resiko ko keti ketika ka ketid ketidak akma mamp mpuan uan sala salah h satu satu peser peserta ta untu untuk k memenuhi kewajibanya, atau gangguan pada system menyebabkan ketidakmampuan peserta lain untuk memenuhi kewajibanya yang jatuh tempo.
Van den Bergh dan Veale (1994) membagi resiko ini kedalam resiko kredit, resiko likuiditas dan resiko sistemik. a) Resi Resiko ko Kred Kredit it,, yait yaitu u resi resiko ko ketik ketikaa piha pihak k yang yang berhut berhutan ang g tida tidak k dapat dapat meme memenu nuhi hi kewajibanya tepat pada waktunya. b) Resiko Likuiditas, yaitu rseiko yang timbul ketika salah satu pihak telah melakukan
pembay pembayara aran n kepada kepada pihak pihak beriku berikutny tnyaa dalam dalam rantai rantai pembay pembayara aran n (terma (termasuk suk nasabah nasabah penerima) penerima) sebelum menerima menerima pembayaran pembayaran dari pihak sebelumnya sebelumnya (termasuk (termasuk nasbah pembayar) c) Resiko Sistemik, yaitu resiko ketika salah satu atau sejumlah kecil peserta mempunyai
masalah-mas masalah-masalah alah baik kredit maupun likuiditas likuiditas yang mengakibatka mengakibatkan n masalah masalah yang sama pada peserta lain. Sementara Sementara itu, Sheppard Sheppard (1996) membagi resiko ini kedalam kedalam resiko resiko kredit nasabah,resiko nasabah,resiko penyelenggara setelmen, dan resiko setelmen. ✔
Resiko Kredit Nasabah mempunyai dua aspek. Pertama, resiko yang timbul akibat dana direkeningnya tidak cukup. Kedua, resiko yang timbul akibat alat pembayaran yang digunakan untuk transaksi (seperti cek) ditolak (tidak dapat diuangkan)
✔
Resiko Penyelengaraan Setelmen (yang bukan bank sentral) adalh resiko kegagalan penyelenggara system pembayaran.
✔
Resiko Setelmen adalah resiko yang ditimbulkan akibat keterlambatan setelman antara bank-bank yang bertransaksi.
Karakteristik Instrumen Dalam Sistem Pembayaran
1) Bent Bentuk uk Fisik sik Secar fisik, instrument dalm system pembayaran dapat berupa : 1). warkat, atau dokumen, seperti cek, bilyet giro, notadebet, nota kredit dan sebagainnya. 2). Kartu, seperti kartu kredit, kartu debet, kartu ATM, smart card dan sebaginya. 3). Tanpa fisik melalui internet atau telpon. 2) Sist Sistem em Penga Pengama mana nan n Sistem Sistem pengamanan pengamanan ini ditujukan untuk memverifi memverifikasi kasi bahwa instruksi instruksi diberikan diberikan oleh yang berhak / pemilik rekening dan bukan merupakan pemalsuan. 3) Basis Pembayaran
Transaksi dengan instrument berbasis debet (seperti cek) dimulai dengan penyampaian instruksi pembayaran dari pembayar ke penerima dana. Proses Penyelesaian Pembayaran ( Setelmen )
1) Hubunga Hubungan n Bilate Bilateral ral dan dan Multila Multilater teral al Hubungan Hubungan bilateral bilateral artinya setiap bank mempunyai mempunyai hubungan koresponden koresponden dengan bank lain lain,, tanpa tanpa mela melalu luii piha pihak k keti ketiga ga,, dima dimana na seti setiap ap bank bank memi memili liki ki reken rekenin ing g di bank bank kore koresp spon onde deny nya. a. Hubu Hubung ngan an mult multil ilat ater eral al arti artiny nyaa hubun hubunga gan n kore koresp spond onden en anta antarb rban ank k dilakukan melalui pihak ketiga atau agen setelmen. 2) Sistem Sistem Batch Batch dan dan Real Real Time Time Pada Pada sist sistem em batc batch h inst instru ruks ksii pemb pembay ayar aran an diku dikump mpul ulkan kan terl terleb ebih ih dahul dahulu u seda sedang ngkan kan pemro pemroses sesany anyaa dilaku dilakukan kan kemudi kemudian an dalam dalam jumlah jumlah terten tertentu tu sekali sekaligus gus pada satu satu waktu waktu tertentu, sehingga sering juga disebut sebagai sistem Deferred sistem Deferred “Tertunda”. “Tertunda”. 3) Sete Setelm lmen en Gro Gross ss dan dan Net Net Pada setelmen gross, setiap instruksi pembayaran dikirim dari bank pembayar ke bank sent sentra rall dan dan seca secara ra indi indivi vidu du dise disele lesa saik ikan an pada pada reke rekeni ning ng bank bank pemba pembaya yarr dan dan bank bank penerima, penerima, sehingga akan terdapat terdapat pembukuan debet dan kredit kredit untuk setiap instruksi instruksi pembayaran yang diselesaikan. 4) Real Real Time Time Gross Gross Settle Settlemen mentt ( RTGS RTGS ) Transaksi pembayaran dapt merupakan transaksi pembayaran bernilai kecil dan besar. 5) Kliring Deferred net Kliring pada umumnya merupakan sistem penyelesaian transaksi berbasis berbasis Deferred multilateral. Pros Proses es klir klirin ing g dapat dapat dila dilakuk kukan an denga dengan n berb berbag agii cara, cara, anta antara ra lain lain Klir Klirin ing g Manua Manual, l, Semiotomasi, otomasi dan elektronik. a) Sist Sistem em Kli Kliri ring ng Manu Manual al Merupakan sistem penyelenggaraan kliring yang dalam pelaksanaanya perhitungan dan pembua pembuatan tan rekapi rekapitul tulasi asi penghi penghitun tungan gan (bily (bilyet et saldo saldo kliri kliring) ng) serta serta pemila pemilahan han warkat dilakukan secara manual oleh setiap peserta kliring. b) Siste Sistem m Kliri Kliring ng Semio Semiotom tomasi asi Siste Sistem m klirin kliring g semiot semiotoma omasi si adalah adalah sistem sistem penyele penyelengg nggara aran n klirin kliring g yang yang dalam dalam pelaksanaan pelaksanaan penghitungan penghitungan dan pembauatan pembauatan rekapitulas rekapitulasii penghitungan penghitungan (Bilyet (Bilyet saldo kliring) dilakukan secara otomosi, sedangkan pemilahan warkat dilakukan secara manual oleh setiap peserta kliring.
c) Sist Sistem em Kli Kliri ring ng Otom Otomas asii
Sist Sistem em klir klirin ing g otom otomas asii adal adalah ah syst system em peny penyel elen engg ggar araa aan n klir klirin ing g yang yang dala dalam m pelak pelaksan sanaan aan perhit perhitunga ungan n dan pembua pembuatan tan rekapi rekapitul tulasi asi perhit perhitunga ungan n (bilye (bilyett saldo saldo kliring) serta pemilahan warkat dilakukan oleh penyelenggara secara otomasi d) Siste Sistem m Kliri Kliring ng Elek Elektro tronik nik Siste Sistem m klirin kliring g elektr elektroni onik k adalah adalah syste system m penyele penyelengga nggaraa raan n klirin kliring g yang yang dalam dalam pelak pelaksan sanaan aan perhit perhitunga ungan n dan pembua pembuatan tan rekapi rekapitul tulasi asi perhit perhitunga ungan n (bilye (bilyett saldo saldo kliring) kliring) dilakukan dilakukan secara secara elektronik elektronik disertai disertai dengan penyampaian penyampaian warkat peserta kepada penyelanggara untuk dipilah secara otomasi.
Peran Bank Sentral Dalam Sistem Pembayaran
1) Pemaka Pemakaii Sist Sistem em Pembay Pembayara aran n Bank Bank sentra sentrall mempuny mempunyai ai trans transaks aksi-t i-tran ransak saksi si yang yang harus harus dilaks dilaksana anakan, kan, sperti sperti setelmen setelmen dari operasi pasar terbuka, terbuka, transaksi transaksi devisa, pembayaran pembayaran tagihan, gaji, pension dan sebagainya. 2) Anggot Anggotaa syst system em pembay pembayara aran n Bank sentral perlu membayar membayar dan menerima menerima pembayaran pembayaran atas nama nasabahnya nasabahnya sendiri, seperti pemerintah dan lembaga keuangan internasional. 3) Penyed Penyedia ia syste system m pemb pembaya ayaran ran Bank sentral menyediakan fasilitas dan menyelenggarakan siste pembayaran. 4) Pelind Pelindung ung kepent kepenting ingan an umum umum Sebagai regulator, pengawas anggota system pembayaran (pengawas perbankan), administrasi dan perencanaan dan arbitrase dalam hal terjadi perselisihan.
Sistem Pembayaran Di Indonesia
De Javasche Bank merupakan Bank merupakan bank milik pemerintah Hindia Belanda yang didirikan pada tahun 1828 yang diharapkan mendukung kebijakan ekonomi di koloninya indonesia ➢
Cara Melakukan Pembayaran dan Setelmen Mayori Mayoritas tas masyar masyaraka akatt di Indones Indonesia ia masih masih lebih lebih menyuk menyukai ai menggun menggunakan akan uang tunai tunai sebagai alat pembayaranya barang dan jasa sehari-hari, bahkan untuk transaksi bernilai tinggi khususnya di kota kecil atau wilayah yang jauh dari kota besar.
➢
Peran Bank Indonesia di Bidang Sistem Pembayaran Sesuai dengan UU No. 23 1999 tentang Bank Indonesia, telah ditetapkan bahwa salah satu tugas tugas Bank Indones Indonesia ia sebagai sebagai Bank Sentra Sentrall adalah adalah mengat mengatur ur dan menjag menjagaa kelanca kelancaran ran system pembayaran. Secara umum, penngaturan terhadap sistem pembayaran di Indonesia
yang diatur dalam berbagai ketentuan yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia antara lain meliputi : 1) Caku Cakupa pan n wewe wewena nang ng dan dan tang tanggu gung ng jawa jawab b peny penyel elen engg ggar araa syst system em pemb pembay ayar aran an,, termasuk tanggung jawab yang berkaitan dengan manajemen resiko. 2) Jenis penyelenggaraan jasa system pembayaran dan prosedur pemberian pemberian persetujuan.
3) Persyarat Persyaratan an keamanan dan efisiensi efisiensi dalam dalam penyelenggaraan penyelenggaraan jasa jasa system pembayar pembayaran. an. 4) Penyelengga Penyelenggara ra jasa sistem pembayaran yang wajib menyampaikan menyampaikan laporan, laporan, jenis jenis
laporan kegiatan dan tata cara penyampaianya. 5) Jenis dan persyarata persyaratan n instrument instrument pembayaran pembayaran yang dapat digunakan digunakan di Indonesia Indonesia
terrnasuk instrument pembayaran yang bersifat elektronis, seperti kartu Automated Teller Machine (ATM), (ATM), kartu debet, kartu kredit, kartu prabayar, dan kartu elektronik. 6) Sanksi Sanksi terhadap terhadap pelanggaran pelanggaran ketentuan ketentuan Bank Bank Indonesia Indonesia yang tidak tidak ditaati. ditaati. ➢
Instrument Pembayaran 1. Inst Instru rume men n Pembay Pembayar aran an Tuna Tunaii Instru Instrumen men pembay pembayara aran n tunai tunai adalah adalah mata mata uang uang yang yang berlak berlaku u di Indone Indonesia sia,, yaitu yaitu Rupiah, yang terdiri dari uang logam dan uang kertas. 2. Instru Instrumen men Pembay Pembayara aran n Non Non Tunai Tunai Di Indones Indonesia ia instru instrumen mentt pembay pembayara aran n nontunai nontunai disedi disediakn akn teruta terutama ma oleh oleh sistem sistem perbankan. a) Inst Instru rume men n berbas berbasis is wark warkat at ✔
Cek adalah surat perintah tidak bersyarat bersyarat untuk membayar membayar sejumlah sejumlah uang
tertentu. ✔
Bilyet Giro adalah Surat perintah perintah dari nasabah kepada bank penyimpan penyimpan dana
untuk memindahbukukan (tidak berlaku untuk penarikan tunai) sejumlah dana dari rekening pemegang saham yang disebutkan namanya. ✔
digunakan untuk menagih dana pada bank Nota Debet adalah warkat yang digunakan lain lain untuk untuk untung untung bank atau atau nasaba nasabah h bank bank yang yang menyam menyampai paikan kan warkat warkat tersebut.
✔
Nota Kredit adalah warkat yang digunakan digunakan untuk menyampaika menyampaikan n dana pada
ban bank k lain lain untuk untuk untun untung g bank bank atau atau nasa nasaba bah h bank bank yang yang mene meneri rima ma wark warkat at tersebut. ✔
Wesel Bank Untuk Transfer adalah wesel yang diterbitkan oleh bank khusus
untuk sarana transfer ✔
Surat Bukti Penerimaan adalah surat bukti penerimaan transfer dari luar kota
yang dapat ditagihkan kepada bank penerima dana transfer melalui kliring lokal.
a) Pemi Pemind ndah ahan an Dana Dana Saat ini bank-bank memberikan berbagai jenis layanan pemindahan dana melalui jar jarin inga gan n
kant kantor orny nya, a,
term termas asuk uk
peri perint ntah ah
pemb pembay ayar aran an
seca secara ra
regu regula larr
dan dan
pemindahan dana secara elektronis. Layanan pemindahan dana bagi nasabah bank dapat dilakukan oleh bank melalui : •
Transfer elektronik antar bank
•
Sistem kliring berbasis warkat untuk transaksi local
•
Jaringan bank koresponden bagi pemindahan dana lintas wilayah.
•
Siste Sistem m RTGS RTGS baik baik untuk untuk pemind pemindahb ahbukua ukuan n dana dana local local maupun maupun lintas lintas wilayah.
a) Pend Pendeb ebet etan an Secar Secaraa Langsu Langsung ng Pemakaian fasilitas pendebetan secara langsung masih dibatasi untuk transaksi di dalam satu bank. b) Instr Instrume umen n Berb Berbasi asiss Kart Kartu u Dalam
perkembangann perkembangannya ya terdapat terdapat jenis kartu kartu yang dananya dananya telah tersimpa tersimpan n
dalam chip elektronik pada kartu tersebut (dikenal sebagai smart card atau chip card), seperti kartu telpon prabayar.
Kartu Kredit Kartu Kartu kredit kredit merupak merupakan an kartu kartu yang yang dikelu dikeluark arkan an oleh oleh bank atau atau lembag lembagaa pembiayaan pembiayaan lainya yang diberikan diberikan kepada nasabah untuk dapat dipergunakan dipergunakan sebagai alat pembayaran dan pengambilan uang tunai.
Kartu ATM Salah satu instrument pembayaran berbasis kartu yang penting dalam sistem pembayaran adalah kartu ATM yang transaksinya dilakukan melalui mesin ATM.
Kartu Debet Kart Kartu u debe debett meru merupa paka kan n
inst instru rume ment nt pemb pembay ayar aran an berb berbas asis is kart kartu u yang yang
pembayarnya dilakukan dengan perdebetan langsung ke rekening nasabah di bank penerbit kartu tersebut. a) Instru Instrumen men Melalu Melaluii Kant Kantor or Pos Instrumen Sistem pembayaran yang cukup penting yang disediakan oleh lembaga keuangan keuangan bukan bank (PT. POS INDONESIA) INDONESIA) adalah giro dan pos wesel baik dalam negeri maupun luar negeri. b) Instrument Instrument Berbasis Berbasis Internet Internet / Telepo Telepon n Jasa Jasa Electronic banking melalui banking melalui internet dan / atau telepon telah disediakan oleh sejumlah sejumlah bank besar sejak pertengahan 1999. Penggunaan Penggunaan instrument instrument berbasis
internet melakukan transaksi, selain memerlukan verifikasi pengaman, seperti PIN dan Password ➢
Sistem Setelmen Antarbank a) BI-RTGS Dengan semakin berkembangnya perekonomian, kebutuhan dari masyarakat akan adanya sistem sistem pembayaran pembayaran yang lebih cepat, cepat, efisien dan aman menjadi menjadi semakin meningkat. Tujuan dikembangkanya sistem BI – RTGS diantaranya adalah : 1. Menyediakan Menyediakan sarana transfer dana antarbank antarbank yang lebih cepat, efisisen, efisisen, andal
dan aman kepada bank dan nasabahnya. 2. Kepastian Kepastian setelmen setelmen dapat diperoleh diperoleh dengan segera. segera. 3. Menyediakan Menyediakan informasi informasi rekening rekening bank bank secara secara real time dan menyeluruh menyeluruh 4. Mnei Mneing ngka katk tkan an
disi disipl plin in dan dan
prof profes esio iona nali lism smee
bank bank dala dalam m
meng mengel elol olaa
likuiditasnya. 5. Mengur Mengurang angii resiko resiko-r -resi esiko ko setelm setelmen. en. Penggunaan sistem BI – RTGS dapat menguransgi resiko yang bersifat sistemik dalam sistem pembayaran melalui 3 hal yaitu : 1) Penurunan Penurunan secara secara signifikan signifikan Intraday interbank exposure dapat mengurangi
kemu kemung ngki kina nan n keti ketida dakm kmam ampu puan an suat suatu u bank bank dala dalam m menu menutu tup p kekur kekuran anga gan n likuiditas karena bank lain tidak mampu memenuhi kewajibanya. 2) Dapat mencegah mencegah terjad terjadinya inya unwinding unwinding payment payment 3) Waktu setelmen yang dilakukan setiap saat selama window time, memberikan
waktu waktu yang yang cukup cukup bagi bank untuk untuk menyel menyelesa esaika ikan n kesuli kesulitan tan likui likuidit ditasn asnya ya dengan cara meminjam dari bank lain atau menunggu transfer transfer masuk bank lain.
a) Kliring Sesu Sesuai ai denga dengan n UU No. No. 23 Tahun Tahun 1999 1999 tangg tanggal al 17 mei mei 1999 1999 tent tentan ang g Bank Bank Indones Indonesia ia pada pasal pasal 17 ayat ayat 1 dinyat dinyatakan akan bahwa bahwa penyele penyelengg nggaraa araan n kegiata kegiatan n kliring kliring antar bank dalam mata uang rupiah dan / atau valuta asing dilakukan oleh bank Indonesia atau pihak lain dengan persetujuan Bank Indonesia. Sistem Kliring yang dipakai Di Dindonesia mrliputi : 1) Sist Sistem em Kli Kliri ring ng Man Manual ual 2) Sistem Sistem Klirin Kliring g Semio Semiotom tomasi asi
3) Sist Sistem em Klir Klirin ing g Otoma Otomasi si 4) Sistem Sistem klirin kliring g Elekt Elektron ronik ik