Kusnul Latifah Education
SISTEM PEMBAYARAN & ALAT PEMBAYARAN Ekonomi Kelas X
Kusnul Latifah
@latifahhk
[email protected]
A.
Pengertian sistem pembayaran dan alat pembayaran a.
Sistem pembayaran Pengertian Pengertian dasar sistem pembayaran adalah suatu cara yang disepakati untuk mentransfer suatu nilai (value) antara pembeli dengan penjual dalam suatu transaksi. Menurut UU no. 23 tahun 1999 tentang Bank Indonesia, sistem pembayaran adalah suatu sistem yang mencakup seperangkat aturan, lembaga, dan mekanisme yang digunakan untuk melaksanakan pemindahan dana guna memenuhi suatu kewajiban yang timbul dari suatu kegiatan ekonomi. Jadi dapat disimpulkan bahwa , Sistem pembayaran merupakan sistem yang berkaitan dengan pemindahan sejumlah nilai uang dari satu pihak ke pihak lain. Hal ini tengah dilakukan dengan media yang sangat beragam, dari yang paling sederhana sampai pada media yang paling kompleks. Komponen-Komponen yang Membentuk Sistem Pembayaran Alat pembayaran (Payment Instruments)
Alat pembayaran tunai,
Alat pembayaran nontunai.
Sistem pembayaran yang memproses berbagai instrumen pembayaran (Interbank Fund Transfer System)
Faktor penting yang mempengaruhi adalah penggunaan teknologi informasi.
Lembaga yang memproses sistem pembayaran (Payment Systems Operators)
Bank Indonesia, yang menggunakan sistem BI-RTGS dan SKNBI,
PT. Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), yang menggunakan C-BEST,
Switching atau Penyelenggara Kliring APMK, yang menggunakan sistem Shared ATM Network, Shared Debit Network dan Shared Credit Card Network.
Saluran pembayaran (Delivery Channel)
Electronic Data Capturing (EDC)
Teller Input atau petugas teller di bank
Mesin ATM (Automatic Teller Machine)
Internet, mobile banking dan phone banking.
Peran Sistem Pembayaran dalam Perekonomian
Menjamin kelancaran pasar sebagai tempat transaksi, Memungkinkan terjadinya spesialisasi pada produksi,
Membantu menentukan seberapa efisien transaksi dilakukan dan diselesaikan,
Mempengaruhi tingkat dan laju pertumbuhan ekonomi serta efisiensi pasar keuangan,
Elemen penting dalam infrastruktur keuangan untuk mendukung terciptanya stabilitas sistem keuangan,
Sebagai channel utama transmisi kebijakan moneter untuk mendukung kebijakan pengendalian moneter yang lebih efektif dan efisien,
Mendukung efisiensi dan efektivitas fungsi intermediasi lembaga keuangan,
Mendorong mobilitas aliran dana secara lebih cepat melalui layanan sistem pembayaran yang lebih beragam.
Risiko dalam Sistem Pembayaran dan Pengendaliannya o Risiko dalam sistem pembayaran
Risiko ketergantungan
Risiko operasional
Risiko likuiditas
Risiko kredit
Risiko sistemik
o Kewajiban Bank Indonesia dalam mengendalikan sistem pembayaran
Merumuskan dan menetapkan kebijakan,
Memberikan izin penyelenggaraan ,
Konsultasi dan fasilitasi pada penyelenggara pembayaran,
Pengawasan (oversight) terutama kepada penyelenggara sistem pembayaran,
Melakukan sosialisasi dan edukasi
Peran Bank Indonesia dalam Sistem Pembayaran 1. Tujuan Bank Indonesia adalah menjaga stabilitas nilai tukar rupiah. Untuk menjaga stabilitas rupiah itu perlu disokong pengaturan dan pengelolaan akan kelancaran Sistem Pembayaran Nasional (SPN). Kelancaran SPN ini juga perlu didukung oleh infrastruktur yang handal (robust). 2. Bank Indonesia adalah lembaga yang mengatur dan menjaga kelancaran SPN. S elain itu, BI juga memiliki kewenangan memeberikan persetujuan dan perizinan serta melakukan pengawasan (oversight) atas SPN. Menyadari kelancaran SPN yang bersifat penting secara sistem (systemically important), bank sentral memandang perlu menyelenggarakan sistem settlement antar bank melalui infrastruktur BI-Real Time Gross Settlement (BI-RTGS). 3. Bank sentral adalah satu-satunya lembaga yang berhak mengeluarkan dan mengedarkan alat pembayaran tunai seperti uang rupiah. 4. Bank Indonesia yang mempunyai peran sebagai operator, regulator, dan pengguna sistem pembayaran mempunyai kewajiban sebagai berikut:
a. Merumuskan dan menetapkan kebijakan baik yang dituangkan dalam bentuk regulasi atau bentuk lainnya. b. Memberikan izin penyelenggaraan sistem pembayaran. c. Konsultasi dan fasilitasi pada penyelenggara sistem pembayaran d. Pengawasan (oversight) terutama kepada penyelenggara sistem pembayaran untuk meniali kesesuaian sistem yang dikelolanya dengan kebijakan-kebijakan Bank Indonesia di bidang sistem pembayaran. e. Sosialisasi dan edukasi Penyelenggaraan Sistem Pembayaran nontunai oleh Bank Indonesia 1. Transaksi pembayaran nontunai dengan nilai yang besar diselenggarakan Bank Indonesia melalui sistem BI-RTGS (Real Time Gross Settlement) dan sistem kliring. 2. Bank Indonesia Real Time Gross Settlement (BI-RTGS) adalah sistem transfer dana elektronik yang setiap transaksinya diselesaikan dalam waktu seketika. 3. Manfaat sistem BI-RTGS antara lain sebagai berikut: a. Meningkatkan kepastian penyelesaian akhir (settlement finality) setiap transaksi pembayaran, yang berarti mengurangi risiko penyelesaikan akhir (minizing settlement risk) b. Menjadi sarana transfer dana antarbank yang praktis, cepat, efisien, aman dan handal. c. Menigkatkan efektivitas pengelolaan dana (management fund) baik bagi peserta maupun pihak otoritas moneter dan perbankan. d. Menjadi informasi pendukung dalam menjalankan kegiatan operasi moneter dan early warning sistem pengawasan bank. e. Menjadi sarana penyelesaian akhir bagi transaksi pembayaran ritel, meliputi pembukuan hasil kliring yang diselenggarakan oleh BI (SKNBI) dan hasil kliring ATM/ kartu debit/kartu kredit. f. Menjadi sarana pelimpahan penyelesaian akhir transaksi serah dana dari perdagangan sekuritas, transaksi perdagangan valas antarbank, setelmen dana dari operasi moneter/operasi pasar terbuka (OPT), transaksi pembayaran pemerintah, dan transaksi surat berharga.
4. Fungsi Bank Indonesia sebagai otoritas sistem pembayaran termasuk berperan sebagai pembuat ketentuan (regulator) dan pengawas (overseer) BI-RTGS.
Pengendalian Sistem Pembayaran Bank Indonesia mempunyai peran sebagai operator, regulator, dan pengguna sistem pembayaran mempunyai kewajiban: a. Merumuskan dan menetapkan kebijakan, baik yang dituangkan dalam bentuk regulasi atau bentuk lainnya. b. Memberikan izin penyelenggaraan sistem pembayaran. c.
Konsultasi dan fasilitasi penyelenggaraan sistem pembayaran.
d. Pengawasan (oversight) terutama kepada penyelenggara sistem pembayaran untuk menilai kesesuaian sistem yang dikelolanya dengan kebijakan-kebijakan Bank Indonesia di bidang sistem pembayaran. e. Melakukan sosialisasi dan edukasi.
b. Alat Pembayaran Pengertian Alat pembayaran adalah salah satu komponen yang membentuk sistem pembayaran. Sistem pembayaran adalah benda yang menurut hukum harus diterima sebagai alat untuk membeli barang dan jasa. Alat pembayaran terdapat dua macam yaitu : 1.
Alat Pembayaran Tunai Alat pembayaran tunai lebih banyak memakai uang kartal yaitu uang logam dan uang kertas. Uang logam adalah uang yang terbuat dari logam emas atau perak yang memiliki nilai yang cenderung tinggi dan stabil, bentuknya mudah dikenal, dan sifatnya
tidak mudah hancur dan tahan lama. Sedangkan uang kertas adalah uang yang berbentuk lembaran yang terbuat dari bahan kertas atau bahan lainnya yang menyerupai kertas (menurut penjelasan UU No.23 th 1999 Tentang Bank Indonesia) 2. Alat Pembayaran Non – Tunai Pembayaran nontunai yaitu pembayaran yang dilakukan tanpa menggunakan uang tunai yang beredar melainkan menggunakan cek atau bilyet giro (BG) dan alat pembayaran kartu (ATM, kartu kredit, kertu debit, prabayar). Hal ini terlihat pada ketersediaan jasa pembayaran nontunai yang dilakukan bank maupun lembaga selain bank. Transaksi pebayaran nontunai dengan nilai besar diselenggarakan Bank Indnesia melalui sistem BI-RTGS (Real Time Gross Settlement) dan sistem kliring.
Contoh Sistem Pembayaran a.
Barter Barter merupakan sistem pembayaran dengan komoditas barang tertentu yang mempresentasikan suatu nilai tertentu.
b.
Uang Komoditas Uang komoditas merupakan barang yang diterima secara umum sebagai alat tukar Contoh : logam mulia, merica, tembakau, kulit hewan, dan garam.
c. Uang fiat Uang fiat adalah uang kertas yang dikeluarkan oleh pemerintah sebagai alat pembayaran yang sah. d. Cek
Cek adalah perintah dari seseorang ke bank tempat dia memiliki rekening untuk mengirimkan uang dari rekeningnya ke rekening orang lain ketika orang tersebut menyetorkan cek yang diterimanya. e. E-commerce instrumen yang berbasis warkat (Kertas), seperti cek, bilyet giro, nota debet, dan nota kredit, atau alat pembayaran menggunakan kartu (APMK), seperti kartu ATM, kartu debet, dan kartu kredit. Sedangkan untuk sistem transfer tersedia sistem BI-RTGS dan sistem Kliring Nasional.
B. Uang
a. Sejarah Uang
1. Masa Sebelum Barter Pada zaman purba, atau pada masyarakat yang masih sangat sederhana, orang belum bisa menggunakan uang. Perdagangan dilakukan dilakukan dengan cara langsung menukarkan barang dengan barang. Cara ini bisa berlangsung selama tukar menukar masih terbatas pada beberapa jenis barang saja. 2. Masa Barter Pada masa ini untuk memenuhi kebutuhan dirinya, seseorang sudah membutuhkan pihak lain atau yang dihasilkan oleh pihak lain. Karena jumlah orang sudah semakin meningkat dan bertambah, maka munculah pertukaran barang, karena pada masa ini orang belum mengenal produksi barang. Syarat utama terjadinya barter adalah bahwa orang yang akan saling tukar barang, mereka saling membutuhkan. Kesulitan yang ditemukan pada masa barter : 1. Sulit menemukan barang untuk kebutuhan yang mendesak. 2. Sulit menentukan perbandingan barang yang ditukarkan. 3. Sulit memenuhi kebutuhan yang bermacam-macam.
3. Masa Uang Barang
Pada masa ini orang sudah mulai berpikir mengenai barang perantara sebagai alat pertukaran, maka dicarilah jenis barang yang dapat mempermudah pertukaran, yang memiliki syarat sebagai berikut: 1. Barang tersebut dapat diterima dan dibutuhkan semua orang. 2. Barang tersebut dapat ditukarkan kepada siapa saja. 3. Mempunyai nilai tinggi. 4. Tahan lama. Kesulitan uang barang : 1. Sukar disimpan. 2. Sulit dibawa kemana-mana. 3. Sukar dibagi menjadi bagian yang lebih kecil. 4. Kebanyakan uang barang tidak tahan lama. 5. Nilai uang barang tidak tetap. Jenis barang yang pernah digunakan sebagai uang barang antara lain : kulit hewan, hewan, batu-batuan berharga, kulit pohon, logam. 4 .Masa Uang
Peradaban yang semakin maju, mengakibatkan kebutuhan yang semakin banyak dan bertambah pula, hal tersebut mendorong manusia untuk alat perantara pertukaran yang mudah, praktis, dan mempunyai nilai, maka dikembangkanlah jenis uang. b. Pengertian Uang Uang dapat didefinisikan sebagai benda-benda yang disetujui oleh masyarakat sebagai alat perantaraan untuk mengadakan tukar-menukar/ perdagangan. Yang dimaksud dengan disetujui dalam definisi ini adalah terdapat kata sepakat di antara anggota-anggota masyarakat untuk menggunakan satu atau beberapa benda sebagai alat perantaraan dalam kegiatan tukar-menukar.
c. Fungsi Uang Fungsi uang lebih jelas dan mudah digambarkan melalui perbandingan sistem ekonomi barter dan sistem ekonomi yang sudah menggunakan uang. Kebutuhan akan fungsi-fungsi tertentu hanya dapat dipenuhi oleh uang. Fungsi uang dibedakan menjadi dua macam, yaitu fungsi asli dan fungsi turunan. 1) Fungsi Asli (Primer) a) Sebagai Alat Tukar (Medium of Exchange) Uang merupakan alat untuk mempermudah pertukaran barang dan jasa. Dengan uang semua orang dapat membeli beragam barang dan jasa. b) Sebagai Satuan Hitung (Unit of Account) Uang dapat ditukarkan sebagai alat ukur dengan menentukan harganya. Setiap barang dan jasa memiliki harga-harga tersendiri, dan harga-harga tersebut dinilai dalam satuan uang. 2) Fungsi Turunan (Sekunder) a) Sebagai Alat Pembayaran (Mean of Payment) Uang tidak hanya berfungsi sebagai alat jual beli atau tukar menukar, tetapi dapat digunakan untuk pembayaran tanpa imbalan atau kontraprestasi, seperti membayar pajak, melunasi utang, dan memba yar denda. b) Sebagai Alat Penyimpan Kekayaan (Store of Value) Dengan menyimpan uang berarti seseorang menyimpan kekayaannya dalam bentuk kas untuk mempermudah pertukaran dan transaksi lainnya. c) Sebagai Alat Pemindah Kekayaan Uang sebagai media untuk mengganti bentuk kekayaan. Misalnya apabila seseorang ingin memiliki mobil dan ia memiliki tanah, maka tanah tersebut ia jual untuk kemudian uangnya dibelikan mobil. d. Jenis-Jenis Uang 1) Berdasarkan Bahannya Uang terbagi atas uang kertas dan uang logam.
2) Berdasarkan Lembaga yang Mengeluarkannya a) Uang kartal, yaitu uang yang dicetak atau dibuat dan diedarkan oleh Bank Sentral (Bank Indonesia). Contoh uang Rp50.000,00. b) Uang giral, yaitu uang yang dibuat dan diedarkan oleh bank umum atau bank komersial dalam bentuk cek, bilyet giro atau perintah membayar. 3) Berdasarkan Nilainya a) Uang bernilai penuh (full bodied money), adalah uang yang nilai intrinsiknya sama dengan nilai nominalnya. Nilai intrinsik ialah nilai uang yang ditentukan oleh nilai bahan pembuatannya. Misalnya, uang emas, nilai intrinsiknya adalah harga emas yang terkandung dalam uang tersebut yang dijamin sepenuhnya oleh emas. Adapun nilai nominal adalah nilai yang tercantum pada setiap mata uang, baik uang logam maupun uang kertas. b) Uang tidak bernilai penuh (representative full bodied money) dikenal dengan nama uang bertanda (token money) adalah uang yang nilai intrinsiknya lebih kecil dari nilai nominalnya. Misalnya, nilai kertas yang digunakan untuk membuat uang Rp10.000,00 nilai bahannya kurang dari Rp10.000,00. 4) Berdasarkan Kawasan atau Daerah Berlakunya a) Uang domestik, adalah uang yang hanya berlaku di negara tertentu saja. Misalnya, Rupiah di Indonesia dan Peso di Filipina. b) Uang internasional, ialah uang yang berlaku tidak hanya dalam suatu negara, tetapi berlaku juga di seluruh dunia untuk transaksi perdagangan internasional. Misalnya, Dollar AS, Deutsch Mark Jerman, dan Yen Jepang.
e. Syarat Uang Agar masyarakat menyetujui penggunaan sesuatu benda sebagai uang. Haruslah benda itu memenuhi syarat-syarat sebagai berikut: 1. Nilai tidak mengalami perubahan dari waktu ke waktu 2. Mudah dibawa-bawa 3. Mudah disimpan tanpa mengurangi nilainya
4. Tahan lama 5. Jumlahnya terbatas (tidak berlebih-lebihan) 6. Bendanya mempunyai mutu yang sama
f. Unsur Pengamanan Uang Rupiah Agar uang sulit dipalsukan, perlu ada unsur pengamannya. Unsur pengamanan pada uang kertas mencakup bahan uang dan teknik cetak. Ada dua bentuk unsur pengamanan pada uang kertas rupiah, yaitu sebagai berikut: 1. Unsur pengaman yang terbuka (overt security features). Kebanyakan unsur pengaman adalah yang terbuka dapat dilihat dengan mudah oleh masyrakat. Pendeteksian unsur pengaman tersebut dapat dilakukan dengan mata telanjang (kasat mata), perabaan tangan, dan peralatan sederhana, seperti kaca pembesar dan ultra violet 2. Unsur pengaman yang tidak terbuka (covert security features). Pendeteksian unsur pengaman yang tidak terbuka hanya dapat dilakukan dengan mesin yang memiliki sensor yang memiliki tingkat kepastian dan kecepatan yang cukup tinggi untuk mengetahui unsur pengaman tersebut. Dalam melakukan pemilihan unsur pengamanan uang kertas, pada umumnya ada dua hal utama yang dipertimbangkan. Kedua hal itu adalah sebagai berikut: a. Semakin besar nominal pecahan, semakin diperlukan unsur pengaman yang lebih baik, kompleks, dan canggih. b. Unsur pengaman yang dipilh didasarkan pada hasil penelitian dan pertimbangan perkembangan teknologi.
g. Pengelolaan Uang Rupiah oleh Bank Indonesia 1. Salah satu tugas Bank Indonesia adalah mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran. Dalam rangka melaksanakan tugas mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran, Bank Indonesia berwenang melakukan pengelolaan uang rupiah yang meliputi perencanaan, percetakan, pengeluaran, pengedaran, pencabutan, dan perarikan, serta pemusnahan uang rupiah.
2. Bank Indonesia melakukan perencanaan dan penentuan jumlah uang rupiah yang dicetak dengan memperhatikan antara lain asumsi tingkat inflasi, asumsi pertumbuhan ekonomi, rencana macam dan pecahan uang rupiah, serta perkiraan jumlah uang rupiah yang dimusnahkan. 3. Bank Indonesia melakukan pencetakan uang rupiah di dalam negeri dengan menunjuk badan usaha milik negara sebagai pelaksana pencetakan uang rupiah.
4. Bank Indonesia menetapkan tanggal, bulan, dan tahun mulai berlakunya uang rupiah yang dikeluarkan sebagai alat pembayaran yang sah di wilayah NKRI. 5. Bank Indonesia merupakan satu-satunya lembaga yang berwenang mengedarkan uang rupiah kepada masyarakat.
6. Bank Indonesia menetapkan uang rupiah tidak sebagai alat pembayaran yang sah di wilayah NKRI dengan cara mencabut dan menarik uang rupiah dari peredaran.
h. Jenis-jenis Alat Pembayaran Nontunai
1. Alat pembayaran nontunai sudah berkembang dan semakin lazim dipakai masyarakat. Alat pembayaran nontunai memerlukan penggunaan satu atau lebih bank untuk menyelesaikan transaksi. 2. Transaksi pembayaran non tunai memiliki dua arus proses: aliran instrument fisik dan aliran dana. Kedua arus dapat berbeda dalam waktu dan arah. Berdasarkan aliran pembayarannya, alat-alat pembayaran tersebut dapat dikelompokkan alat pembayaran untuk credit transfer dan alat pembayaran untuk debit transfer. 3. Credit transfer adalah perintah penempatan dana dari pengirim ke penerima melalui jalur transfer dana dari bank pengirim ke bank penerima dan dimungkinkan melalui bank lain sebagai intermediary. 4. Debit transfer adalah sistem transfer dana di mana pemerintah debit transfer dibuat atau diotorisasi oleh pihak yang memiliki dana.
5. Ada tiga bentuk media pembayaran yang digunakan, yaitu sebagai berikut: a. Media pembayaran berbasis kertas (paper based payment). Misalnya cek atau perintah pembayaran yang dapat ditulis dengan tangan atau mesin ketik, seperti nota kredit dan nota debit. b. Media pembayaran elektronik (electronic payment) adalah instruksi antara bank tanpa ketergantungan pada pengelolaan atau pengiriman kertas. c. Media pembayaran berbasis kartu (card-based payment). Pembayaran berbasis kartu digunakan untuk pembayaran konsumen pada titik penjualan. Misalnya, kartu ATM, kartu kredit, dan kartu debit.
C. Teori – teori Uang a) Teori barang Uang murni berasal dari barang. b) Teori nominalis Nilai uang merupakan nilai yang tertulis pada uang tersebut. c) Teori perubahan nilai uang a. Teori kuantitas (David Ricardo) Jumlah uang yang beredar dan tingkat harga selalu berbanding lurus. “Artinya perubahan uang yang beredar mempengaruhi harga. Jika jumlah uang yang beredar berkurang maka harga-harga akan cenderung turun. Sebaliknya, jika jumlah uang yang beredar bertambah, maka harga-harga akan naik.” Dapat dirumuskan
M = k.P Keterangan : M = uang k = konstanta P = harga b. Teori persediaan kas (Alfred Marshall) Menurut teori ini nilai uang tergantung pada jumlah pendapatan masyarakat yang dipegang atau ditahan dalam bentuk tunai (cash). Jumlah
pendapatan yang disimpan sebagai persediaan kas tergantung pada jumlah pendapatan dan tingkat bunga di pasar. Dapat dirumuskan:
M = K.Y.P Keteranagn : M = jumlah uang yang beredar K = jumlah uang untuk persediaan kas P = tingkat harga Y = pendapatan
D. Permintaan dan Penawaran Uang
a) Permintaan Uang Permintaan uang adalah jumlah unit moneter (berupa uang kartal maupun giral) yang ingin dipegang sebagai harta tunai (yang mudah untuk dibelanjakan segera). Permintaan uang dipengaruhi oleh : a. Kebutuhan bertransaksi b. Kebutuhan berjaga-jaga c. Kebutuhan berspekulasi
b) Penawaran Uang Penawaran uang adalah jumlah uang yang tersedia dalam suatu perekonomian. Faktor-faktor yang memengaruhi penawaran uang di antaranya sebagai berikut. 1) Kebutuhan pemerintah, untuk memenuhi anggaran, untuk menekan tingkat inflasi (kenaikan harga) dan untuk menambah jumlah uang yang beredar. 2) Keadaan internasional yang tidak stabil.
3) Perkembangan perdagangan luar negeri (kegiatan ekspor dan impor). 4) Sistem perbankan yang berlaku. 5) Penciptaan uang yang baru untuk menambah jumlah uang yang beredar.
E. Standar Mata Uang a) Pengertian Standar mata uang adalah benda yang ditetapkan sebagai objek pembanding atau nilai dalam jumlah satuan tertentu sebagai alat satuan hitung. Standar mata uang dapat berupa: a. Standar logam Penetapan logam tertentu sebagai standar dalam keuangan. sistem standar tunggal sistem standar kembar sistem standar pincang b. Standar kertas Apabila dalam suatu negara beredar uang kertas dalam jumlah yang tidak terbatas, dan uang itu tidak dijamin atau tidak bisa ditukar dengan emas.
F. Istilah – istilah
a. Kliring
: Kliring (dari bahasa Inggris clearing) sebagai suatu istilah
dalam dunia perbankan dan keuangan menunjukkan suatu aktivitas yang berjalan sejak saat terjadinya kesepakatan untuk suatu transaksi hingga selesainya pelaksanaan kesepakatan tersebut. b. SKNBI
: SKNBI adalah Sistem Kliring Bank Indonesia yang meliputi
kliring debit dan kliring kredit yang penyelesaian akhirnya dilakukan secara nasional. c. EDC
:
Electronic Data Capture (EDC) adalah alat transaksi pembayaran, pembelian dan transfer.
Umumnya dipakai untuk melakukan transaksi kartu kredit dan kartu atm.
Dalam berkomunikasi, EDC menggunakan teknologi wireless dengan sistem koneksi via GPRS.
Karena sifatnya yang wireless maka mobilitas penggunaan EDC tidak terbatas pada satu lokasi.
d. Risiko Likuiditas :
Risiko likuiditas adalah risiko yang muncul jika suatu pihak tidak dapat membayar kewajibannya yang jatuh tempo secara tunai.
Meskipun pihak tersebut memiliki aset yang cukup bernilai untuk melunasi kewajibannya, tapi ketika aset tersebut tidak bisa dikonversikan segera menjadi uang tunai, maka pihak tersebut dikatakan tidak likuid.
Hal ini bisa terjadi jika pihak pengutang tidak dapat menjual hartanya karena tidak adanya pihak lain di pasar yang berminat membelinya.
e. Risiko Operasional :
Risiko Operasional adalah risiko akibat ketidakcukupan dan/atau tidak berfungsinya proses internal, kesalahan manusia, kegagalan sistem, dan/atau adanya kejadian eksternal yang mempengaruhi operasional Bank.
Sumber risiko ini antara lain oleh sumber daya manusia, proses, sistem, dan kejadian eksternal.
f. Risiko Kredit : Risiko kredit (bahasa Inggris: Credit risk) adalah suatu risiko kerugian yang disebabkan oleh ketidakmampuan (gagal bayar) dari debitur atas kewajiban pembayaran utangnya baik utang pokok maupun bunganya ataupun keduanya.
g. Risiko Sistemik :
Risiko sistemik adalah risiko sebuah bank yang memengaruhi risiko bank lain yang selanjutnya memengaruhi risiko bank lain yang juga memengaruhi bank lain dan seterusnya.
Risiko sistemik merujuk kepada pergerakan seluruh ekonomi.
☺
DIAMBIL DARI BANYAK SUMBER
☺
THANKS FOR READ I hope’s That came in useful Don’t forget comment for perfection this text.
Kusnul Latifah (XA8)