LAPORAN PRAKTIKUM
ANALISIS PANGAN KARBOHIDRAT
Disusun Oleh Kelompok 13 :
Yehuda A. C.
H 0908149
Annisa D. A. R. D.
H 0908153
Lady Stephanie
H 0908115
Frederica A. R.
H 0909034
Ria A. W.
H 1909017
Nor Suminar
H 0908124
PROGRAM STUDI ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010
ACARA V KARBOHIDRAT
A. Tujuan Praktikum
Tujuan praktikum pada acara karbohidrat ini adalah: 1. Menent Menentuka ukan n kadar kadar gula gula reduks reduksii dengan dengan menggu menggunak nakan an metode metode Nelson Somogyi. 2. Menentukan Menentukan kadar serat kasar. B. Tinjauan Tinjauan Pustaka Pustaka
Secara biokimia, biokimia, karbohidrat karbohidrat adalah polihidrok polihidroksil-ald sil-aldehida ehida atau polihidroksil-keton, atau senyawa yang menghasilkan senyawa-senyawa ini bila dihid dihidrolisi rolisis. s. Karbohidrat Karbohidrat menga mengandun ndung g gugus gugus fungsi fungsi karbonil karbonil (sebagai (sebagai aldehida aldehida atau keton) dan banyak gugus gugus hidroksil. hidroksil. Pada awalnya, awalnya, istilah istilah karboh karbohidr idrat at diguna digunakan kan untuk untuk senyaw senyawaa yang yang mempun mempunyai yai rumus rumus (CH2O)n, yaitu senyawa-senyawa yang n atom karbonnya tampak terhidrasi oleh n molekul air. Namun demikian, terdapat pula karbohidrat yang yang tidak tidak memili memiliki ki rumus rumus demiki demikian an dan ada pula pula yang yang mengan mengandun dung g nitrogen, fosforus atau sulfur (Anonim, 2010). Karbohidrat adalah kelompok nutrient yang penting dalam susunan makana makanan n sebaga sebagaii sumber sumber energi energi.. Senyaw Senyawaa – senyaw senyawaa ini mengan mengandun dung g unsur unsur karbon karbon,, hidrog hidrogen, en, oksige oksigen n dan dihasi dihasilka lkan n oleh oleh tanama tanaman n dengan dengan proses proses fotosintes fotosintesaa yang yang dapat dinya dinyatakan takan denga dengan n persamaan persamaan sebagai sebagai berikut: klorofil
6 CO2 + 6 H2O cahaya matahari
→
C6H12O6 + CO2 (Sherrington,
1992). Ikatan sederhana karbohidrat berfungsi terutama sebagai penyedia energi atau kalori dalam ukuran – ukuran kecil. Sebanyak 50% (lima puluh persen) kebutuhan energi tubuh dipenuhi oleh karbohidrat dalam ikatan sederhana maupun kompleks. Sisanya dipenuhi oleh sumber lain terutama lemak. Sebagai penyedia energi, ikatan sederhanakarbohidrat juga
berfun berfungsi gsi sebaga sebagaii pemben pembentuk tuk strukt struktura urall tubuh tubuh sepert sepertii sel – sel, sel, sistem sistem saraf, dan persendian. Kelompok ikatan sederhana karbohidrat biasanya diberi nama sebagai kelompok gula. Ada gula sederhana, heksosa, dan pentosa (Wiryono, 2009). Serat pangan (dietary fiber ) berbeda dengan serat kasar ( crude ). Serat pangan adalah karbohidrat kompleks yang banyak terdapat ). fiber pada dinding sel tanaman, tanaman, yang terdiri dari lignin, lignin, selulosa, hemiselulosa hemiselulosa yang tidak dapat dicerna oleh enzim – enzim pencernaan dan tidak dapat diserap oleh sistem pencernaan manusia. Sedangkan serat kasar adalah bagian dari pangan yang tidak dapat dihidrolisis oleh bahan – bahan kimia seperti H2SO4 dan NaOH. Meskipun tidak dapat dicerna dan diserap, serat pangan memiliki fungsi yang sangat penting bagi pemeliharaan kesehatan dan pencegahan berbagai penyakit degeneratif seperti diabetes, kolesterol tinggi tinggi,, strok stroke, e, penyak penyakit it jantun jantung g koron koroner, er, kegemu kegemukan kan,, serta serta ganggu gangguan an pencernaan seperti susah buang air besar, wasir, kanker kolon (Winarti, 2010). Kacang Kacang gude gude (Cajanu (Cajanuss cajan) cajan) keluar keluarga ga dari dari legumi leguminos noseae eae yang yang memiliki kandungan 22 % protein, 1,2 % lemak, 65 % karbohidrat, dan 3,8 % abu (Nwabugwu, 2009). Tepung kacang gude merupakan komponen pangan yang sangat baik dalam industri makanan ringan dan direkomendasikan sebagai bahan untuk meningkatkan nilai gizi tanpa mempengaruhi nilai sensoris (Odeny, 2007). Indeks glisemik kacang merah adalah 26, indeks glisemik untuk kacang hijau adalah 76, kacang tunggak memiliki indeks glisemik 51, gude 35, kacang kapri 30, dan kacang kedelai 31. Rendahnya IG (indeks glisem glisemik) ik) kac kacang ang – kacang kacangan an bisa bisa diseba disebabka bkan n oleh oleh bebera beberapa pa faktor faktor,, kemungkinan karena kandungan pati resesten atau availabilitas patinya, rasio amilosa dan amilo pektin, adanya serat pangan pangan yang viskus viskus atau zat anti gizi misalnya inhibitor dan fitat (Noor, 2002).
Kacang – kacangan memberikan sekitar 135 kkal per 100 gram bagian yang dapat dimakan. Jika kita mengkonsumsi kacang – kacangan sebanyak 100 gram (1 ons), maka jumlah itu akan mencukupi sekitar 20 % kebutuhan protein dan 20 % kebutuhan serat per hari. Meneurut ketentuan internasional, jika suatu bahan atau produk pangan dapat menyumbangkan lebi lebih h dari dari 20 % dari dari kebu kebutu tuha han n suat suatu u zat gizi gizi per per hari hari,, maka maka dapa dapatt dinyatakan sebagai bahan atau produk pangan yang tinggi akan zat gizi tersebut (Koswara, 2010). Sebagai sayuran, biji muda digunakan segar, namun dalam jumlah yang agak besar diolah melalui pengalengan. Polong hijau segar dikonsumsi dalam jumlah besar. Secara keseluruhan, kacang gude terutama digunakan sebagai penghasil biji kacang untuk membuat ’dahl’. Biji Biji kering kering mengan mengandun dung g sekita sekitarr 57 % karboh karbohidr idrat at dan 19 % protei protein, n, sedangkan biji sekulen mengandung 20 % karbohidrat dan 7 % protein (Edo, 2010). Istilah serat pangan jga harus dibedakan dari istilah serat kasar (crude fiber ) yang biasa digunakan dalam analisa a nalisa proksimat bahan pangan. Serat kasar adalah bagian dari pangan yang tidak dapat dihidrolisis oleh bahan – bahan kimia yang digunakan untuk menentukan serat kasar, yaitu asam sulfat (H2SO4 1,25 1,25 %) dan natrium natrium hidrok hidroksid sidaa (NaOH (NaOH 1,25 1,25 %); sedangkan serat pangan adalah bagia dari serat pagan yang tidak dapat dihidrolisis oleh enzim – enzim pencernaan. Oleh karena itu, kadar serat kasar nilainya lebih rendah dibandingkan serat pangan, karena asam sulfat dan natrium hidroksida mempunyai kemampuan yang lebih besar untuk menghidrolisis komponen – komponen pangan dibandingkan dengan enzim – enzim pencernaan (Muchtadi, 2001). Penetapan konsentrasi gula total yang terkandung dalam sampel dilakukan pada 1 mL sampel yang telah diencerkan dalam tabung reaksi dengan cara yang sama seperti pada pembuatan kurva standar. Pembuatan kurva kurva standa standarr gula gula peredu pereduksi ksi dilaku dilakukan kan dengan dengan cara cara melaru melarutka tkan n 0,1 g glukosa standar dalam 100 mL aquades sehingga diperoleh konsentrasi
1000 ppm. Larutan kemudian diencerkan dengan aquades sehingga diperoleh konsentrasi; 0 (kontrol); 50; 100; 150; 200 ppm. Masing-masing larutan tersebut kemudian ditambah dengan 1 mL pereaksi Nelson. Setelah ditutu ditutup p dan dicamp dicampur ur merata merata dan tempat tempatkan kan dalam dalam Water Water bath 100oC selama 20 menit, kemudian didinginkan dalam suhu ruang dan ditambahkan 1 mL pereaksi arsenomolibdat. Untuk mengurangi kepekatan dapat ditambahkan aquades sebanyak 7 mL. Pembacaan absorbansi dilaku dilakukan kan pada pada 720 nm kemudi kemudian an dibuat dibuat hubung hubungan an antara antara absorb absorban an dengan konsentrasi glukosa. Penetapan kadar gula pereduksi yang terkandung terkandung dalam dalam sampel sampel dilakukan dilakukan pada pada 1 mL sampel sampel yang telah telah dience diencerka rkan n dalam dalam tabung tabung reaksi dengan dengan cara yang yang sama sama seperti seperti pada pada pembuatan kurva standar. Derajat konversi ( dextrose eqivalent/ DE) DE) dapat eqivalent/ dipero diperoleh leh jika jika konsen konsentras trasii gula gula peredu pereduksi ksi dan jumlah jumlah gula gula total total telah telah diketahui (Sukandar, 2008).
C. Metodolo Metodologi gi 1. Baha Bahan n
a.
Kacang Tolo
b.
Kacang Gude
c.
Kacang tunggak
d.
Kacang kedelai
e.
Reag eagensia Nelson A dan B
f.
Reag eagensi ensiaa ars arsenom enomol olib ibd dat
g.
Aquadest
h.
Larut arutan an glu glukosa kosa stan stand dard ard
i.
Alkohol 95 %
j.
H2SO4 0,255 N
k.
NaOH 0,313 N
2. Alat Alat
a.
Neraca Analitik
b.
Pipet ukur 1 ml dan 10 ml
c.
Beker glass
d.
Spektrofotometer
e.
Labu Takar
f.
Tabung Reaksi
g.
Corong Buchner
h.
Oven
i.
Erlenmeyer
j.
Kert Kertas as sarin aring g What Whatm mann ann No. No. 41
k.
Cawan Porselen
l.
Pompa Vacum
m.
Tanur
n.
Pemanas Listrik
3. Cara Cara Ker Kerja ja
a.
Anal Analis isis is kada kadarr gula gula reduk reduksi si meto metode de Nels Nelson on Somo Somogy gyii Prinsip: Gula reduksi akan mereduksi kuprioksida menjadi
kuprooksida. Kuprooksida yang terbentuk direaksikan dengan arsenomoli arsenomolibdat bdat sehingga sehingga terbentuk terbentuk molybdenu molybdenum m yang berwarna berwarna biru, intensitas intensitasnya nya diukur diukur dengan dengan pengukuran pengukuran absorbansi absorbansi menggunakn spektrofotometer pada panjang gelombang 510 – 600 nm. Preparasi sampel: Larutkan 10 gr sample menjadi 250 ml dengan aquadest menggunakan labu takar 250 ml
Disaring
Disentrifuse hingga jernih
Pembuatan kurva standard: Siapkan 6 tabung reaksi masing – masing diisi dengan 0; 0,2; 0,4; 0,6; 0,8; dan 1 ml larutan glukosa standard
Tambahkan aquadest dalam tiap – tiap tabung hingga mencapai volume 1 ml untuk tiap – tiap tabung
Tambahkan 1 ml reagensia Nelson pada tiap – tiap tabung dan panaskan dalam air mendidih selama 20 menit
Tambahkan 1 ml reagensia Arsenomolibdat pada tiap – tiap tabung, kocok homogen sampai larut sempurna Tambahkan 7 ml aquadest pada tiap tabung, kemudian dikocok
Tera Absorbansinya pada λ 540 nm dengan spektrofotometer
Buat kurva standar hubungan antara absorbansi dengan konsentrasi
Tentukan persamaan kurva standarnya
Penentuan kadar gula reduksi sampel: Ambil 1 ml larutan sampel jernih
Tambahkan 1 ml reagensia Nelson pada tiap – tiap tabung dan panaskan dalam air mendidih selama 20 menit
Tambahkan 1 ml reagensia Arsenomolibdat pada tiap – tiap tabung, kocok homogen sampai larut sempurna
Tambahkan 7 ml aquadest pada tiap tabung, kemudian dikocok
Tera Absorbansinya pada λ 540 nm dengan spektrofotometer
Tentukan kadar gula reduksi sampel dengan menggunakan persamaan kurva standard
b.
Anal Analis isis is kad kadar sera seratt kasa kasar r Prinsi Prinsip: p: Serat Serat kasat kasat diperh diperhitu itungk ngkan an banyak banyaknya nya zat – zat
yang yang tidak tidak larut larut dalam dalam asam asam encer encer ataupu ataupun n basa basa encer encer dengan dengan kondisi tertentu, sehingga serat kasar merupakan residu dari bahan makanan atau pertanian setelah diperlakukan dengan asam atau alkali mendidih. Keringkan kertas saring Whatman no 41 dalam oven 105 oC selama satu jam dan ditimbang
Timbang 1 gram bahan kering sisa ekstraksi soxhlet, masukkan ke dalam beker glass
Tambahkan 200 ml larutan H2SO4 0,255 N dan didihkan selama 30 menit (dengan kadangkala digoyangkan)
Saring dengan penyaring Buchner dengan bantuan pompa vacum
Cuci residu dengan air panas bebas asam
Panaskan kembali dengan 200 ml NaOH 0,313 N selama 30 menit
Disaring dan di cuci residu dengan K2SO4 10 %
Dicuci dengan aquadest panas kemudian dengan alkohol 95 %
Pindahkan residu ke cawan porselen
Keringkan dalam oven pada suhu 105 oC sampai berat konstan (selama 5 jam)
D. Hasil dan Pembahasan
a. Anal Analis isaa Kada Kadarr Gula Gula redu reduks ksii Meto Metode de Nels Nelson on Somo Somogy gyii Tabel 5.1 Nilai absorbansi larutan standar (10 mg / 100 ml) Aquadest Larutan Standar Konsentrasi (x) Ao (y) (ml) (ml) 1 0 1 /100 x 10 = 0,10 mg 1,380 0,8 0,2 0 ,8 /100 x 10 = 0,08 mg 1,180 0,6 0,4 0 ,6 /100 x 10 = 0,06 mg 0,840 0,4 0,6 0 ,4 /100 x 10 = 0,04 mg 0,654 0,2 0,8 0 ,2 /100 x 10 = 0,02 mg 0,442 1 0 0 mg 0,142
Tabel 5.2 Nilai Absorbansi Karbohidrat pada Sampel Ke l Sampel Ao 1 0,358 Bubuk 5 0,358 9 0,085 Kedelai 13 0,136 2 0,398 Bubuk 6 0,398 Kacang 10 0,870 Tunggak 14 0,201 3 0,356 Bubuk 7 0,356 Kacang 11 0,214 Gude 15 0,214 4 0,132 Bubuk 8 0,132 Kedelai 12 0,590 Pasaran 16 0,223 Sumber : Laporan Sementara
% gula gula redu reduks ksii 1,0125 1,0125 - 0,3769 - 0,1171 1,2175 1,2175 3,6216 0,2139 1,0034 1,0034 0,2801 0,2801 - 0,1375 - 0,1375 2,1953 0,3259
Rata Rata – rata rata 1,0125
1,5676
0,6418
1,2606
Karbohidrat Karbohidrat adalah polihidrok polihidroksi si aldehid aldehid atau polihidrok polihidroksiket siketon on dan meliputi kondnesat kondnesat polimer polimer – polimer yang yang terbentuk. Ada Ada beberapa analisis karbohidrat yang biasa dilakukan antara lain analisis total karbohidrat, karbohidrat, analisis kadar pati, analisis analisis serat kasar, analisis gula total, analisis gula reduksi dan lain – lain. Dalam praktikum kali ini, metode yang digunakan adalah analisis kadar gula reduksi dan kadar serat kasar. Dalam analisis dengan menggunakan metode Nelson Somogyi ini mempunyai mempunyai prinsip prinsip gula gula reduksi akan akan mereduksi kuprioksida kuprioksida menjadi kuprooksida. Kuprooksida yang terbentuk direaksikan dengan arsenomolibdat sehingga terbentuk molybdenum yang bewarna biru, intensitasn intensitasnya ya diuk diukur ur dengan dengan pengukura pengukuran n absorbansi absorbansi menggunaka menggunakan n spektrofotometer pada panjang gelombang 510 – 600 nm. Ada tidaknya sifat pereduksi dari molekul gula ditentukan oleh ada tidaknya tidaknya gugus gugus hidroksil hidroksil (OH) bebas yang relatif. relatif. Gugus Gugus hidroksil hidroksil yang yang reaktif reaktif pada pada glukos glukosaa (aldos (aldosa) a) biasan biasanya ya terleta terletak k pada pada karbon karbon nomor nomor satu (anomerik), (anomerik), sedangkan sedangkan pada fruktosa fruktosa (ketosa) (ketosa) hidroksil hidroksil reaktifnya terletak pada karbon nomor dua. Komponen Komponen utama karbohidra karbohidratt di dalam kedelai adalah polisakarida tinggi yang mempunyai sifat tidak larut dalam air dan tidak mudah dicerna, yaitu pentosan, galaktan, selulosa, dan hemiselulosa. Sisanya terdiri dari gula reduksi, rafinosa dan pati dalam jumlah sedikit (Yap, 1960; dalam Buchari S (1981)). Berdasarkan hasil praktikum yang dilakukan, nilai rata-rata gula reduks reduksii yang yang dipero diperoleh leh pada pada bubuk bubuk kacang kacang kedelai kedelai adalah adalah sebesa sebesar r 1,0125 1,0125 %, pada sampel kacang tunggak nilai rata-rata rata-rata yang diperoleh diperoleh adalah sebesar 1,5676 %, pada sampel kacang gude nilai rata-rata yang diperoleh adalah sebesar 0,6418 %, dan pada sampel kedelai di pasaran nilai rata-rata yang diperoleh adalah sebesar 1,2606 %. Pada praktikum ini, kelompok kelompok 13 (tiga belas) menggunakan menggunakan sampel bubuk kedelai, nilai absorbansi yang didapatkan adalah 0,136. Sehingga persen gula
reduksi yang didapatkan sebesar –0,1171. Nilai minus yang didapatkan dimung dimungkin kinkan kan kar karena ena angka angka absorb absorbans ansii yang yang tidak tidak masuk masuk dalam dalam range, nilai range absorbansi standar yaitu 0,142 sampai dengan 1,380. Sedangkan kandungan gula reduksi yang didapatkan adalah sebesar 0,0018 mg dan kadar gula reduksi sebesar –0,1171 %. Menuru Menurutt Pederso Pederson n (1971) (1971) -dalam -dalam Buchar Bucharii (1981) (1981)-- kompos komposisi isi rata-rat rata-rataa dari dari kedela kedelaii adalah adalah 40% protei protein, n, 17% karboh karbohidr idrat, at, 18% lemak, dan 4,6% abu. Hal ini menunjukkan bahwa kandungan gula reduksi reduksi sangat sangat sedikit sedikit dalam bubuk kedelai dan kemungkinan kemungkinan adanya kesalahan kesalahan dalam pengambilan pengambilan sampel sampel dan ketidakteliti ketidaktelitian an praktikan praktikan dalam pengambilan glukosa standard dan aquadest sehingga pening peningkat katan an volume volume atau atau konsen konsentra trasi si laruta larutan n stand standar ar yang yang semula semula konstan menjadi tidak konstan. Semaki Semakin n banyak banyak volume volume larutan larutan standa standar, r, nilai nilai absorb absorbans ansiny inyaa semakin tinggi karena jumlah gula yang mereduksi kuprioksida semakin banyak dan jika ditambah arsenomolibdat konsentrasi warna biru juga akan semakin tinggi. Peningkatan nilai absorbansi yang tidak kons konsta tan n ini ini meny menyeb ebab abka kan n nilai nilai x atau atau mg gluk glukos osaa dala dalam m laru laruta tan n standar tidak sesuai dengan yang seharusnya.
b.
Analisis Kadar Serat Kasar
Tabel 5.3 Analisa Kadar Serat Kasar Kertas
Sampel + Kertas
Saring
Saring setelah di
(gr) (O)
oven (gr) (Q)
0,7521
0,5746
0,6041
2,9217
0,9611
0,6136
0,6343
2,0568
0,9823
0,5960
0,6295
3,3271
0,7589
0,6111
0,6594
4,8055
0,7546
0,6068
0,6260
1,9102
0,9611
0,6136
0,6343
2,0568
0,9823
0,5960
0,6295
3,3271
0,8092 Pasaran Sumber : Laporan Sementara
0,6228
0,6631
4,0028
Ke l
Sampel
1
Bubuk
2
Kedelai Bubuk
3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
16
Tunggak Bubuk Gude Bubuk di Pasaran Bubuk Kedelai Bubuk Tunggak Bubuk Gude Bubuk di
Berat Sampel Awal (gr) (P)
% Serat Kasar
Berdasarkan Berdasarkan dapat tidaknya tidaknya menghasilka menghasilkan n energi, energi, karbohidra karbohidratt dapat dibedakan menjadi karbohidrat tercerna dan karbohidrat tidak tercerna (serat). Serat kasar adalah senyawa yang tidak dapat dicerna dalam organ pencernaan manusia. Serat kasar mengandung senyawa selulosa, lignin, dan pentosa. Didalam analisis penentuan serat kasar diperhitungkan banyaknya zat – zat yang tidak larut dalam asam encer ataupun ataupun basa basa encer encer dengan dengan kondis kondisii terten tertentu tu sehing sehingga ga serat serat kasar kasar merupakan residu dari bahan makanan atau pertanian setelah diperlakukan dengan asam atau alkali mendidih. Kadar serat kasar ditentukan ditentukan secara kimia tetapi tidak menunjukka menunjukkan n sifat serat fisiologis fisiologis dan tidak bisa dijadikan dijadikan sebagai
nilai total dietary fiber. Bila ternyata kadar serat kasar lebih besar dari 1%, abukan kertas saring beserta isinya, kemudian timbang sampai bobot tetap. Perolehan kadar serat kasang pada bubuk kedelai adalah sebesar 2,9217% dan 1,9102, untuk bubuk tunggak nilai yang didapatkan adalah sebesar 2,0568%, pada bubuk gude yaitu 3,3271%, dan bubuk yang dipasaran sebesar 4,8055% dan 4,0028%. Dalam praktikum kali ini, sampel yang digunakan adalah hasil dari praktikum sebelumnya pada uji lemak yang sudah diekstraksi atau disoxhlet yaitu bubuk gude. Kacang gude memiliki persentasi protein sebesar 22,30%, lemak 1,70%, serat kasar 0,50% (Murtidjo, 2010). Dari hasil praktikum didapatkan hasil pada berat awal sampel yaitu 0,9823 gram, berat kertas saring yaitu 0,5960 gram, berat sampel dan kertas saring setelah di oven yaitu 0,6295 gram, dan didapatkan hasil kadar serat kasar sebesar 3,3271 %. Mula – mula sampel dicuci dengan larutan asam mendidih kemudian dicuci dengan air panas sampai tidak basa lagi dan terakhir dicuci dengan alkohol. Hasil yang ditunjukkan menggambarkan bahwa pada bubuk gude terdapat banyak serat sehingga hasil akhir yang diperoleh tidak sesuai dengan teori.
E. Kesimpula Kesimpulan n
Pada praktikum karbohidrat, dapat diambil kesimpulan antara lain: 1. Prinsip Prinsip dari analisis analisis kadar gula reduksi reduksi metode Nelson Somogy Somogyii adalah gula reduksi akan mereduksi kuprioksida menjadi kuprooksida.
Kuprooksida yang terbentuk direaksikan dengan arsenomolibdat sehingga sehingga terbentuk terbentuk molybdenum molybdenum yang berwarna berwarna biru, intensitasn intensitasnya ya diukur dengan pengukuran absorbansi 510 – 600 nm. 2. Semakin banyak kuprooksida kuprooksida yang yang terbentuk, semakin semakin besar intensitas warna biru dan nilai absorbansinya juga semakin tinggi. 3. Kadar gula reduksi reduksi bubuk kedelai kedelai dengan menggunaka menggunakan n metode Nelson Somogyi sebesar – 0,1171 %. 4. Serat Serat kasar merupaka merupakan n senyaw senyawaa yang yang tidak tidak dapat dicerna dicerna dalam dalam organ pencernaan manusia dan mengandung senyawa selulosa, lignin, dan pentosa. 5. Pembuatan Pembuatan kurva standar standar dengan glukosa glukosa 10 mg/100 ml didapatkan persamaan Y = 0,159 + 12,27 x. 6. Kadar serat kasar Kacang Gude Gude adalah 3,3271% 3,3271% (wb).
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2010. Karbohidrat. http://www.wikipedia.com http://www.wikipedia.com.. Diakses pada tanggal 19 November 2010 pukul 07.00 WIB. Edo. 2010. Kacang Gude. http://www.agriculturelands.net http://www.agriculturelands.net.. Diakses pada tanggal 19 November 2010 pukul 07.00 WIB.
Koswara, Sutrisno. 2010. Kacang-kacagan, Sumber Serat yang Kaya Gizi. E-book pangan. Muchtadi, Deddy. 2001. Sayuran sebagai Sumber Serat Pangan untuk Mencegah Timbulnya Penyakit Degeneratif. Jurnal Teknologi dan Industri Pangan vol XII no. 1. Jurusan Teknologi Pangan dan Giz i, Fateta. IPB. Bogor. Noor, Zuheid, et all. Indeks Glisemik Kacang – kacangan. Jurnal Teknologi dan Industri Pangan vol XIII no. 3. Staff of the Faculty of Medicine. Gajah Mada University. Yogyakarta. Nwabugwu, C. C, Onweluzo, J. C. 2009. Fermentation of Millet and Pigeon Pea Seeds for Flour Production: Producti on: Effects on Composition Compos ition and Selected Functional Functional Properties. Properties. Pakistan Journal of Nutrition. Asian Network for Scientific Scientific Information Information.. Departement Departement of Food Science and Technology. Technology. University of Nigeria. Nigeria. Odeny, Damaris A. 2007. Journal The Potential of Pigeonpea in Africa. Compil Compilatio ation. n. Natura Naturall Resour Resources ces Forum Forum 31. 31. United United Nation Nation.. Blackw Blackwell ell Publishing Ltd. United State of America. Sherrington, K. B. Gaman, P. M. 1992. Ilmu Pangan Pengantar Ilmu Pangan, University Press. Nutrisi Nutrisi,, dan Mikrobio Mikrobiologi logi Edisi Edisi Kedua. Kedua. Gajah Mada University Yogyakarta. Sukandar, Dede. Et all. Konversi Pati Ganyong (Canna edulis Ker.) Menjadi Bioetanol melalui Hidrolisis Asan dan Fermentasi. Jurnal Biodiversitas volume 9, nomor 2. Universitas Islam Negeri Ne geri Syarif Hidayatullah. Tangerang. Winarti, Sri. 2010. Makanan Fungsional. Graha Ilmu. Yogyakarta. Wiryono, P, Dr, Ir, P,sj. 2009. Nutrasetika . Sanata Darma. Yogyakarta. Yap (1960) dalam Buchari, S. (1981). Mempelajari Pengaruh Jenis Bahan dan . Penambahan Terhadap Terhada p Mutu Tepung Tempe Selama Penyimpanan Skripsi. Institut Pertanian Bogor. Fakultas Mekanisasi dan teknologi Hasil Pertanian. Bogor.
LAMPIRAN
a.
Anal Analis isis is kada kadarr gula gula redu reduks ksii meto metode de Nels Nelson on Somo Somogy gyii 10 250 25 100 0 1 A
a = 0,159 b = 12,27 y
= a + bx
0,136 0,136 = 0,159 0,159 + 12,27x 12,27x 0,136
0,159
−
x
=
x
= - 0,0018%
12 ,27
Kadar Kadar Gula Gula Reduks Reduksii =
0,0018 x6250 x100
−
10000 mg
x 100%
= - 1171 %
b.
Analisis serat kasar % Sera erat Kasar
= =
(Q
O) P x fp −
0,6295
−
x 100% 0,5960
1,4714 x0,6843
x 100%
= 3,327 % Dengan nilai fp =
G I
=
1,0069 1,4714
= 0,6843