TUGAS ILMU NUTRISI RUMINANSIA
(METABOLISME KARBOHIDRAT PADA TERNAK RUMINANSIA)
OLEH :
EVA KARTRINA DEWI
(1407105093)
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS UDAYANA
2016
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas berkat dan rahmatNya penulis bisa menyelesaikan tugas makalah ini dengan tepat waktu. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Ilmu Nutrisi Ternak Ruminansia dengan bahasan Metabolisme Karbohidrat Pada Ternak Ruminansia pada semester Genap tahun ajaran 2015.
Penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang terkait dalam penyelesaian makalah ini, diantaranya :
Dr. Ir. Ida Bagus Gaga Partama, MS selaku dosen pengampu mata kulih Ilmu Nutrisi Ternak Ruminansia yang telah memberikan tugas ini dan yang telah memberikan bekal materi untuk mengerjakan makalah ini.
Buku pedoman, diktat, buku elektronik yang digunakan sebagai bahan acuan untuk mengerjakan makalah ini.
Namun tidak lepas dari semua itu, penulis menyadari sepenuhnya bahwa ada kekurangan baik dari segi penyusun bahasanya maupun segi lainnya.Oleh karena itu dengan lapang dada dan tangan terbuka penulis membuka selebar-lebarnya bagi pembaca yang ingin memberi saran dan kritik kepada kami sehingga penulis dapat memperbaiki makalah ini.
Akhirnya penyusun mengharapkan semoga dari makalah tentang Metabolisme Karbohidrat Pada Ternak Ruminansia ini dapat diambil hikmah dan manfaatnya sehingga dapat memberikan inpirasi.
Denpasar, Februari 2016
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Karbohidrat adalah zat organik utama yang mengandung zat karbon, hidrogen, dan oksigen yang terdapat pada tumbuh-tumbuhan dan biasanya mewakili 50% sampai 70% dari jumlah bahan kering dalam bahan makanan ternak. Biasanya karbohidrat terdapat di dalam biji, buah, dan akar tumbuhan. Karbohidrat bisa berada di dalam tumbuhan atas hasil dari proses fotosintesis yang terjadi di dalam klorofil daun tumbuhan.
Karbohidrat memiliki fungsi utama sebagai sumber energi, cadangan makanan, dan materi pembangun pada semua makhluk hidup. Maka dari itu karbohidrat sangat diperlukan oleh tubuh ternak agar dapat tumbuh sehat dan produktif dalam menghasilkan hasil ternak.
Karbohidrat dalam bahan makanannya dapat ditemui dalam berbagai bentuk yaitu monosakarida, disakarida, dan polisakarida. Karbohidrat yang sering ditemui di bahan pakan ternak adalah dalam bentuk monosakarida seperti glukosa dan polisakarida yaitu selulosa atau serat kasar. Tiap bahan pakan memiliki konsentrasi karbohidrat serta kecernaan yang berbeda-beda. Maka dari itu sebagai mahasiswa peternakan, penting sekali menguasai ilmu tentang karbohidrat dan metabolismenya agar dapat memberikan pakan untuk ternak dengan kualitas komposisi karbohidrat yang baik.
Karbohidrat dapat dibagi menjadi tiga kelompok yaitu :
Monosakarida
Oligosakarida
Polisakarida
Monosakarida termasuk gula sederhana yang tidak dapat dihidrolisis menjadi bagian yang lebih kecil. Contohnya :triosa (C3h6O3), tetrosa (C4H6O4), heksosa (C6H12O6) dan sebagainya.
Oligosakarida merupakan senyawa yang jika dihidrolisis menghasilkan dua sampai enam gula monosakarida. Contohnya adalah disakarida, trisakarida,tetrasakarida. Disakarida yang penting contohnya sukrosa, maltose dan laktosa. Sukrosa banyak terdapat dalam biet, tebu, nanas, dan buah-buahan. Maltose merupakan hasil hidrolisis dari amilum oleh enzim amylase, sdangkan laktosa banyak terdapat pada air susu. Conth trisakarida adalah rafinosa dan gentianosa. Skiosa adalah contoh dari tetrasakarida. Monosakarida dan oligosakarida dapat membentuk Kristal, larutan dalam air dan mempunyai rasa manis.
Polisakarida termasuk karbohidra yang jika dihidrolisis menghasilkan sejumlah monosakarida. Contohnya: pati (amilum), dekstrin, glikogen, selulosa, inulin,pectin dan kitin. Karbohidrat yang termasuk polisakarida tidak berasa, tidak larut dalam air dab berupa senyawa amorf dengan bobot molekul tinggi.
Lambung ruminansia terdiri atas 4 bagian, yaitu rumen (perut besar), retikulum(perut jala), omasum (perut kitab), dan abomasum (perut masam), dengan ukuran yang bervariasi sesuai dengan umur dan makanan alamiahnya. Lambung sapi sangat besar, diperkirakan sekitar 3/4 dari isi rongga perut. Lambung mempunyai peranan penting untuk menyimpan makanan sementara yang akan dimamah kembali (kedua kali). Selain itu, pada lambung juga terjadi proses pembusukan dan peragian (fermentasi).
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Bagaimana proses pencernaan karbohidrat pada ternak ?
1.2.2 Bagaimana proses metabolism karbohidrat pada ternak ?
1.2.3 Apa saja hasil metabolism karbohidrat tersebut dan fungsinya pada ternak ?
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pencernaan Karbohidrat
Seperti yang di ketahui , ruminansia memiliki lambung yang terdiri dari 4 bagian, yaitu; Rumen atau perut besar , Retikulum atau perut jala , omasum atau perut kitab dan abomasum yaitu perut masam, dengan ukuran yang bervariasi sesuai dengan umur dan makanan alaminya. Lambung sapi sangat besar diperkirakan sekitar ¾ dari isi rongga perut. Lambung mempunyai peran penting untuk mencerna makanan.
Selain lambung yang berperan penting pada pencernaan ruminansia, ruminansia juga mempunyai mikroorganisme di dalam retikulorumen yang mensekresikan enzim-enzim sehingga dapat mencerna makanan yang masuk.Karbohidrat Struktural (selulosa & pentosa) tidak dapat dicerna oleh enzim yang dihasilkan tractus digestivus, tapi dapat didegradasi enzim mikroorganisme rumen atau mikroorganismeo pada caecum & colon / pada usus besar ternak.
Berikut adalah mikroorganisme pada rumen yang penting dalam proses pencernaan:
Bakteri (1010 – 1011 sel/g C.rumen)
Bakteri pencerna selulosa (Bakteroides succinogenes, Ruminococcus flavafaciens, Ruminococcus albus, Butyrifibrio fibrisolvens)
Bakteri pencerna hemiselulosa (Butyrivibrio fibrisolvens, Bakteroides ruminocola, Ruminococcus sp)
Bakteri pencerna pati (Bakteroides ammylophilus, Streptococcus bovis, Succinnimonas amylolytica),
Bakteri pencerna gula (Triponema bryantii, Lactobasilus ruminus),
Bakteri pencerna protein (Clostridium sporogenus, Bacillus licheniformis).
Protozoa (105 – 106 sel/g C.Rumen)
Holotrichs (untuk karbohidrat fermentabel)
Oligotrichs (untuk karbohidrat sulit dicerna)
Fungi (103–105 zoospores/ml)
Caecomyces
Neocallimastix
Piromyces
Ruminomyces,dl
2.2 Proses pemecahan karbohidrat
Bagian terbesar karbohidrat terdiri dari: yang mudah larut (gula dan pati) dan yang sukar larut (selulosa dan hemiselulosa, misal hijauan dan limbah serat). Keduanya ini difermentasikan oleh mikroba rumen membentuk VFA (asam lemak terbang/atsiri) di dalam rumen dan retikulum. Pemecahan karbohidrat menjadi VFA terjadi di rumen terdiri dari 2 tahap:
1). Hidrolisis ekstraseluler dari karbohidrat kompleks (selulosa, hemiselulosa, pektin) menjadi oligosakarida rantai pendek terutama disakarida (selobiosa, maltosa, pentosa) dan gula-gula sederhana.
2). Pemecahan oligosakarida dan gula-gula sederhana menjadi VFA oleh aktifitas enzim intraseluler
Pencernaan karbohidrat pertama kali di lakukan di mulut yang di bantu oleh mucin yang berfungsi sebagai pelumas di dalam mulut ternak tersebut. Karbohidrat yang di cerna di dalam mulut adalah jenis pati di pecah oleh enzim ptyalin menjadi maltose ditambah dextrin, namun tidak untuk ruminansia karena saliva ruminansia tidak mengandung ptyalin. Sehingga untuk ruminansia pencernaan karbohidrat pertamakali terjadi di rumen.
Pada rumen terjadi pemecahan celulosa menjadi VFA (Volatile Fatty Acid) yaitu asam lemak terbang. Di rumen juga terjadi pemecahan pati atau gula menjadi VFA dengan vitamin B.
Pada usus halus terjadi pemecahan :
Pati dan Dextrin Dextrin sederhana + Maltosa
Sucrosa Glukosa + Fruktosa
Maltosa Glukosa
Laktosa Glukosa + Galaktosa
Pemecahan senyawa tersebut di bantu oleh enzim enzim yang dihasilkan oleh pancreas dan getah lambung. Misalnya amylase yang di hasilkan oleh pancreas memecah pati dan dextrin menjadi dextrin sederhana dan maltose. Sucrose dipecah oleh sucrose yang di hasilkan dari getah usus menjadi glukosa dan fruktosa.
Setelah terjadi pencernaan pada rumen terjadi pencernaan pada caecum dan colon. Disini selulosa di pecah oleh mikroorganisme menjadi VFA . Berikut adalah table tingkat kecernaan karbohidrat (serat kasar) pada berbagai jenis hewan dan manusia :
Spesies
Tempat Pencernaan
SK tercerna (%)
Ruminansia
Rumen
50 -90
Kuda
Caecum
13 – 40
Babi
Caecum
3 – 25
Kelinci
Caecum
65 – 78
Tikus
Caecum
34 – 46
Anjing
Caecum
10 – 30
Unggas
Caecum
20 – 30
Manusia
Usus kecil & usus besar
25 – 62
Komposisi VFA terbanyak di dalam cairan rumen adalah: asam asetat 70%, propionate 20% dan butirat 10% sedangkan yang dalam jumlah kecil: asam format, isobutirat, valerat, isovalerat dan kaproat. Pemecahan protein oleh bakteri juga menghasilkan asam lemak berantai cabang yang terdapat dalam jumlah kecil tersebut. Produksi&Komposisi VFA dipengaruhi:
Jenis Pakan
Ratio konsentrat dan hijauan
Bentuk fisik pakan
Level intake
Frekuensi Pemberian Pakan
Laju alir pakan
Kondisi & ekosistem rumen
pH rumen
Konsentrasi mineral & vitamin
Spesies ternak
Dalam pencernaan ini dihasilkan pula produk ikutan berupa beberapa gas: metan (CH4), CO2 dan H2; yang dikeluarkan dari tubuh melalui proses eruktasi (belching/ bersendawa).
Sejumlah kecil karbohidrat yang dicerna dan sebagian dari polimer-polimer karbohidrat yang lolos dari fermentasi mikroba di perut depan akan masuk ke usus halus, dicerna selanjutnya diserap.
Asam lemak terbang (VFA) yang dominan (Asetat, Propionat, dan Butirat) akan diserap melalui dinding rumen, masuk ke dalam sirkulasi darah dan di transportasikan ke jaringan tubuh ternak.
Senyawa-senyawa tersebut selanjutnya akan mengalami proses metabolisme:
Katabolisme, yang mensuplai energi, dan
Biosintesis atau Anabolisme misalnya: biosintesis lemak susu dari asam asetat dan butirat; biosintesis glukosa dari asam propionat di dalam jaringan tubuh ternak.
Dalam metabolisme di jaringan dilibatkan pula sistem enzim, sehingga produk akhir metabolisme tersebut dapat dimanfaatkan.
Lintasan Metabolisme dapat digolongkan menjadi:
Lintasan Katabolik (pemecahan) ; meliputi berbagai proses oksidasi yg melepaskan energi bebas (dlm bentuk fosfat berenergi tinggi atau unsur ekuivalen pereduksi), spt: rantai respirasi dan Fosforilasi oksidatif
Lintasan Anabolik (pembentukan); merupakan lintasan yang digunakan pada sintesis senyawa pembentuk struktur dan mesin tubuh.
Lintasan Amfibolik (persimpangan/antara); memiliki lebih dari satu fungsi dan terdapat pada persimpangan metabolisme sehingga bekerja sebagai penghubung antara lintasan anabolik dan lintasan katabolik. Contoh dari lintasan ini adalah siklus asam sitrat.
2.3 Proses Metabolisme Karbohidrat
Metabolisme KH terjadi melalui beberapa jalur;
Glikolisis ; Glukosa As. Piruvat (aerob) / As. Laktat (anaerob)
Glikolisis terjadi di dalam sitosol semua sel ,berikut adalah alur langkah glikolisis:
Tahap pertama, glukosa akan diubah menjadi glukosa 6-fosfat oleh enzim hexokinase. Tahap ini membutuhkan energi dari ATP (adenosin trifosfat). ATP yang telah melepaskan energi yang disimpannya akan berubah menjadi ADP.
Glukosa 6-fosfat akan diubah menjadi fruktosa 6-fosfat yang dikatalisis oleh enzim fosfohexosa isomerase.
Fruktosa 6-fosfat akan diubah menjadi fruktosa 1,6-bifosfat, reaksi ini dikatalisis oleh enzim fosfofruktokinase. Dalam reaksi ini dibutuhkan energi dari ATP.
Fruktosa 1,6-bifosfat (6 atom C) akan dipecah menjadi gliseraldehida 3-fosfat (3 atom C) dan dihidroksi aseton fosfat (3 atom C). Reaksi tersebut dikatalisis oleh enzim aldolase.
Satu molekul dihidroksi aseton fosfat yang terbentuk akan diubah menjadi gliseraldehida 3-fosfat oleh enzim triosa fosfat isomerase. Enzim tersebut bekerja bolak-balik, artinya dapat pula mengubah gliseraldehida 3-fosfat menjadi dihdroksi aseton fosfat.
Gliseraldehida 3-fosfat kemudian akan diubah menjadi 1,3-bifosfogliserat oleh enzim gliseraldehida 3-fosfat dehidrogenase. Pada reaksi ini akan terbentuk NADH.
1,3 bifosfogliserat akan diubah menjadi 3-fosfogliserat oleh enzim fosfogliserat kinase. Para reaaksi ini akan dilepaskan energi dalam bentuk ATP.
3-fosfogliserat akan diubah menjadi 2-fosfogliserat oleh enzim fosfogliserat mutase.
2-fosfogliserat akan diubah menjadi fosfoenol piruvat oleh enzim enolase.
Fosfoenolpiruvat akan diubah menjadi piruvat yang dikatalisis oleh enzim piruvat kinase. Dalam tahap ini juga dihasilkan energi dalam bentuk ATP.
Oksidasi Peruvat ;
piruvat dioksidasi (dekarboksilasi oksidatif) Acetyl Co-A
Dalam jalur ini, piruvat dioksidasi (dekarboksilasi oksidatif) menjadi Asetil-KoA, yang terjadi di dalam mitokondria sel.Reaksi ini dikatalisir oleh berbagai enzim yang berbeda yang bekerja secara berurutan di dalam suatu kompleks multi enzim yang berkaitan dengan membran dalam mitokondria. Secara kolektif, enzim tersebut diberi nama kompleks piruvat dehidrogenase dan analog dengan kompleks -ketoglutarat dehidrogenase pada siklus asam sitrat.Jalur ini merupakan penghubung antara glikolisis dan siklus Kreb's. Rangkaian reaksi kimia yang terjadi dalam lintasan oksidasi piruvat adalah sebagai berikut:
1. Piruvat mengalami dekarboksilasi oleh komponen piruvat dehidrogenase pada kompleks enzim tersebut menjadi turunan hidroksi etil cincin tiazol tiamin difosfat (yang terikat enzim).
2. Tiamin difosfat bereaksi dengan lipoamida teroksidasi, yakni gugus prostetik pada dihidrolipoil trans asetilase membentuk asetil lipoamida.
3. Asetil lipoamida bereaksi dengan koenzim A membentuk asetil-koA dan lipoamida tereduksi. Reaksi ini tuntas apabila lipoamida yang tereduksi tersebut direoksidasi oleh suatu flavoprotein, yaitu dihidrolipoil dehydrogenase, yang mengandung FAD.
4. Flavo protein terduksi mengalami oksidasi oleh NAD+, memindahkan ekivalen pereduksike rantai respiratorik.Jadi, oksidasi piruvat akan menghasilkan Asetil-koA, NADH, dan CO
Piruvat dehidrogense dihambat oleh produknya sendiri yaitu asetil-koA dan NADH. Enzim ini juga diatur melalui fosforilasi oleh suatu kinase tiga residu serin pada komponen piruvat dehidrogenase kompleks multi enzim sehingga akivitas enzim menurun dan menybabkan peningkatan aktivitas melalui defosforilasi oleh satu fostatase. Kinase diaktifkan oleh peningkatan rasio [ATP]/[ADP], [asetil-koA]/[ko-A], dan [NADH]/[NAD+]. Karenaitu, piruvat dehidrogense, demikian juga dengan glikolisis dihambat jika tersedia ATP dalam jumlah memadai dan jika asam lemak teroksidasi. Dalam keadaan puasa, ketika konsentrasi asam lemak bebas meningkat, terjadi penurunan proporsi enzim tersebut dalam bentuk aktif sehingga karbohidrat dihemat.
Siklus Asam Sitrat ;
Siklus asam sitrat adalah serangkaian reaksi yang menghasilkan dua molekul karbon dioksida, satu GTP / ATP, dan bentuk-bentuk penurunan NADH dan FADH2.
Acetyl Co-A H + ATP ; 1 siklus kreb's mhslkan 12 P
Jalur bersama oksidasi KH – EE – CP
4. Glikogenesis ; proses pembtk glikogen dari glukosa (mencegah hyperglicemia)
Glikogenolisis: perombakan glikogen menjadi glukosa (mencegah Hypoglycemia)
Glikogenolisis merupakan proses pemecahan glikogen menjadi glukosa yang terjadi terutama di hati dan otot. Glikogen atau gula otot merupakan cadangan makanan hewan yang tersusun atas molekul glukosa yang disatukan dengan ikatan α 1-4 glikosidik (untuk rantai lurus), dan ikatan α 1-6 glikosidik untuk titik cabang. Glikogen merupakan polisakarida yang memiliki banyak sekali percabangan, hal tersebut diperlukan agar glikogen dapat disimpan dengan maksimal di dalam sel.
Glikogen akan dipecah apabila kadar gula dalam darah rendah dan ketika sedang berolahraga. Glikogenolisis dipicu oleh kerja hormon adrenalin dan glukagon, berkebalikan dengan insulin yang akan mempengaruhi pembentukan glikogen melalui glikogenesis. Proses pemecahan glikogen melibatkan 3 jenis enzim yaitu glikogen fosforilase, transferase, dan debranching enzyme.
Proses glikogenolisis yang terjadi di dalam sel adalah sebagai berikut.
Enzim glikogen fosforilase akan menambahkan fosfat anorganik dan membebaskan glukosa dalam bentuk glukosa 1-fosfat. Pemecahan ini akan terus berlangsung hingga tersisa kurang lebih 4 residu glukosa dari titik cabang.
Enzim transferase akan memindahkan 3 residu glukosa menuju ujung cabang yang lain, proses ini akan menyisakan satu residu glukosa pada titik cabang yang terikat dengan ikatan α 1-6 glikosidik.
Debranching enzyme atau enzim pemecah cabang (α 1-6 glukosidase) akan membebaskan glukosa pada titik cabang dan melepaskannya dalam bentuk glukosa (bukan glukosa 1-fosfat seperti pada reaksi pertama).
Proses glikogenolisis berakhir pada tahapan diatas, namun hasil pemecahan glikogen yang berupa glukosa 1-fosfat akan mengalami proses lebih lanjut agar dapat berubah menjadi glukosa.
Enzim fosfoglukomutase akan mengkatalisis reaksi isomerasi glukosa 1-fosfat menjadi glukosa 6-fosfat. Dalam hati dan ginjal glukosa 6-fosfat akan mengalami pelepasan fosfat dan berubah menjadi glukosa. Namun di dalam otot glukosa 6-fosfat akan langsung masuk reaksi glikolisis untuk diolah menjadi energi dalam bentuk ATP.
Glikogen yang dipecah di dalam hati digunakan untuk mempertahankan kadar gula dalam darah tetap normal, sedangkan glikogen dalam otot akan digunakan untuk memproduksi energi. Hati mampu menyimpan glikogen sebesar 6% dari massa total hati, sedangkan otot hanya mampu menyimpan kurang dari 1% dari massa otot tersebut.
Glukoneogenesis merupakan proses pembentukan glukosa dari senyawa bukan glukosa. Glukoneogenesis memiliki peran penting dalam memenuhi kebutuhan akan glukosa, terutama ketika tubuh tidak mendapat pasokan glukosa yang cukup dari makanan. Glukosa merupakan molekul yang sangat penting terutama bagi eritrosit (sel darah merah) dan sel saraf otak, karena sel-sel tersebut tidak dapat menggunakan molekul lain sebagai sumber energi (walaupun dalam keadaan kelaparan yang sangat panjang sel saraf otak mampu menggunakan benda keton yaitu beta hidroksibutirat sebagai sumber energi).
Selain memenuhi kebutuhan energi bagi otak dan eritrosit, gkukosa juga merupakan satu-satunya molekul penghasil energi bagi otot dalam keadaan anaerobic (tanpa oksigen). Glukosa juga diperlukan bagi pembentukan laktosa (gula susu) di kelenjar susu untuk memenuhi kebutuhan energi bayi. Pada mamalia, hati dan ginjal merupakan organ utama untuk berlangsungnya glukoneogenesis.
Secara umum tahapan reaksi glukoneogenesis hampir sama dengan tahapan reaksi glikolisis yang dibalik arahnya. Namun ada beberapa tahapan dalam glukoneogenesis yang tidak sama dengan glikolisis dan memerlukan kerja enzim-enzim yang berbeda. Perbedaan ini terjadi karena pada tahapan-tahapan tersebut enzim yang terlibat tidak dapat bekerja secara bolak-balik. Glikolisis merupakan reaksi yang menghasilkan energi, sedangkan glukoneogenesis merupakan proses yang membutuhkan energi dalam bentuk ATP.
Proses ke kanan adalah reaksi glikolisis, sedangkan proses ke kiri adalah reaksi glukoneogenesis.
Glukoneogenesis ; proses pembentukan glukosa dari senyawa non KH (EE/CP)
Proses glukoneogenesis yang terjadi pada hati dan ginjal adalah sebagai berikut.
Pengubahan piruvat menjadi oksaloasetat, dikatalisis oleh enzim piruvat karboksilase.
(Oksaloasetat pada reaksi di atas terdapat pada mitokondria dan harus dikeluarkan menuju sitoplasma, namun molekul tersebut tidak dapat melelui membran mitokondria sebeum diubah menjadi malat. Jadi oksaloasetat akan diubah menjadi malat agar dapat keluar menuju sitoplasma dan akan segera diubah kembali menjadi oksaloasetat).
Pengubahan oksaloasetat menjadi malat, dikatalisis oleh enzim malat dehidrogenase. Malat keluar dari mitokondria menuju sitoplasma.
Di sitoplasma, malat diubah manjadi oksaloasetat kembali yang dikatalisis oleh enzim malat dehidrogenase.
Oksaloasetat kemudian akan diubah menjadi phospoenol piruvat, dikatalisis oleh enzim phospoenolpiruvat karboksilase.
Phospoenol piruvat akan diubah menjadi 2-fosfogliserat, dikatalisis oleh enzim enolase.
2-fosfogliserat akan diubah menjadi 3-fosfogliserat yang dikatalisis enzim fosfogliseromutase.
3-fosfogliserat kemudian diubah manjadi 1,3 bifosfogliserat yang dikatalisis enzim fosfogliserokinase.
1,3 bifosfogliserat akan diubah menjadi gliseraldehida 3 fosfat, reaksi ini dikatalisis oleh enzim gliseraldehida 3 fosfat dehidrogenase.
Gliseraldehida 3 fosfat dapat diubah menjadi dihidroksi aseton fosfat (dengan reaksi yang dapat bolak-balik) yang dikatalisis oleh enzim isomerase.
Gliseraldehida 3 fosfat dan dihidroksi aseton fosfat akan disatukan dan menjadi fruktosa 1,6 bifosfat yang dkatalisis enzim enolase.
Fruktosa 1,6 bifosfat akan diubah manjadi fruktosa 6 fosfat oleh enzim fruktosa difosfatase.
Fruktosa 6 fosfat akan diubah menjadi glukosa 6 fosfat oleh enzim fosfoglukoisomerase.
Dan terakhir glukosa 6 fosfat akan diubah manjadi glukosa yang dikatalisis oleh enzim glukosa 6 fosfatase.
Asam amino glukogenik seperti alanin, arginin, asparagin, sistein, glutamate, histidin, metionin, prolin, serin, threonin, valin, dan triptofan dapat diubah manjdai glukosa setelah terlebih dahulu diubah manjadi piruvat atau senyawa antara yang lain. Asam laktat hasil oksidasi anaerob juga dapat diubah manjadi glukosa setelah diubah manjdai oksaloasetat di dalam mitokondria. Gliserol hasil metabolisme lemak juga dapat diubah manjadi glukosa setelah terlebih dahulu diubah manjdai glisrol 3 fosfat kemudian manjadi dihidroksi aseton fosfat dan langkah-langkah selanjutnya.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Karbohidrat adalah zat organik utama yang terdapat dalam tumbuh-tumbuhan yang diproduksi melalui proses fotosintesis. Karbohidrat digolongkan dalam monosakarida, disakarida, trisakarida, dan polisakarida.
Setelah dicerna, karbohidrat pada bahan makanan diserap oleh darah dalam bentuk glukos a. Karbihidrat ini langsung dioksidasi untuk menghasilkan energi atau disimpan sebagai cadangan lemak dalam tubuh. Komponen yang termasuk karbohidrat antara lain serat kasar, BETN yaitu bahan makanan berkandungan gula dan pati tinggi. Jagung merupakan salah satu bahan makanan sumber karbohidrat tinggi. Kebutuhan karbohidrat pada ternak sapi juga bisa dipenuhi dari hijauan, sehingga dalam pemenuhan kebutuhan akan karbohidrat, ternak peliharaan bisa mendapatkannya dengan mudah.
Karena ruminansia dapat mensintesis glukosa dari asam propionat di dalam rumen, dan fungsinya sebagai energi tidak terlalu besar diharapkan oleh ruminansia (monogastrik: glukosa adalah sumber energi utama) maka glukosa di jaringan menjadi terbatas (di dalam darah: 40-70 mg%, sedang monogastrik 100 mg%). namun pada ternak baru lahir (pre-ruminan) sama dengan monogastrik, glukosa dalam darah: 100-120 mg%
Metabolisme karbohidrat dapat digolongkan menjadi dua, yakni proses penyusunan yang disebut anabolisme dan proses pembongkaran yang disebut katabolisme. Pada proses pencernaan makanan, karbohidrat mengalami proses hidrolisis(penguraian dengan menggunakan molekul air). Proses pencernaan karbohidrat terjadi dengan menguraikan polisakarida menjadi monosakarida. Namun terjadi perbedaan antara pencernaan karbohidrat ruminansia dan non ruminansia.Fungsi pokok dari karbohidrat dalam tubuh hewan adalah menyediakan energi untuk proses-proses dalam tubuh hewan tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.edubio.info/2015/06/gkukoneogenesis-proses-pembentukan.html
http://www.edubio.info/2015/06/glikogenolisis-proses-pemecahan-glikogen.html
https://id.wikipedia.org/wiki/Glikolisis
https://sites.google.com/site/nutrisiternakruminansia/karbohidrat
https://tonob23.wordpress.com/2011/10/29/inilah-metabolisme-karbohidrat-pada-ruminansia/