KARAKTERISTIK DAN PERILAKU WIRAUSAHA MAHASISWA PENGUSAHA DI INSTITUT PERTANIAN BOGOR
SKRIPSI
FRANDY TAQWA SUBACHTIAR H34080093
DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2013
i
KARAKTERISTIK DAN PERILAKU WIRAUSAHA MAHASISWA PENGUSAHA DI INSTITUT PERTANIAN BOGOR
SKRIPSI
FRANDY TAQWA SUBACHTIAR H34080093
DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2013
ii
ABSTRAK
FRANDY TAQWA SUBACHTIAR. Karakteristik dan Perilaku Wirausaha Mahasiswa Pengusaha di Institut Pertanian Bogor. Dibimbing oleh BURHANUDDIN. Kewirausahaan memiliki peranan yang sangat penting untuk kesejahteraan masyarakat. Salah satu penggerak dan pelaku utama kewirausahaan adalah generasi muda yaitu mahasiswa. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis karakteristik dan perilaku mahasiswa pengusaha IPB dan menganalisis hubungan hubungan antara karakteristik individu dengan perilaku wirausahanya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakteristik mahasiswa pengusaha yang memiliki perilaku tertinggi adalah mahasiswa pengusaha perempuan, memiliki IPK antara 3,00-3,50, pekerjaan ayah dan ibu sebagai pegawai swasta, jenis usaha selain pertanian, sumber modal dari dana hibah, menjalankan usaha lebih dari dua tahun, mempunyai penghasilan lebih dari enam juta per bulan, dan aktif ikut serta dalam komunitas wirausaha.Berdasarkan hasil uji Range Spearmandan Spearmandan uji Chi-Square Chi-Square menunjukkan bahwa sebagian besar karakteristik responden tidak memiliki hubungan yang nyata dengan unsurunsur perilaku wirausaha. Hanya terdapat hubungan nyata antara pekerjaan ibu dengan pengetahuan wirausaha, lama usaha dengan pengetahuan wirausaha, lama usaha usaha dengan tindakan wirausaha, lama usaha dengan perilaku wirausaha, dan keikutsertaan komunitas bisnis dengan sikap wirausaha. Kata kunci: kewirausahaan, karakteristik, perilaku, mahasiswa pengusaha ABSTRACT
Entrepreneurship is essential to the welfare of the community. One of the drivers and the main actors of the youth entrepreneurship is the student. The aims of this study was to analyze the characteristics and behaviors of entrepreneurs IPB students and analyze the relationship between individual characteristics of entrepreneurial behavior. Results showed that characteristics of student entrepreneurs who have the highest behavior are women entrepreneurs, have a GPA between 3.00 to 3.50, the father and mother work as private employees, type of business other than farming, sources of capital grants, operating more than two years, have income more than six million per month, and actively participate in the entrepreneurial community. Based on the range Spearman correlation test and Chi-Square showed that most of the characteristics of the respondents had no real relationship with the elements contained in entrepreneurial behavior. There is a real relation between mother work with an entrepreneurial knowledge, a period of entrepreneurial businesses with the knowledge, period of entrepreneurial businesses with action, and participation of the business community with an entrepreneurial attitude. Keywords: entrepreneurship, characteristics, behavior, student entrepreneurs
RINGKASAN
FRANDY TAQWA SUBACHTIAR. Karakteristik dan Perilaku Wirausaha Mahasiswa Pengusaha di Institut Pertanian Bogor. Skripsi. Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor (Di bawah bimbingan BURHANUDDIN). BURHANUDDIN). Data BPS menunjukkan bahwa jumlah pengangguran terbuka pada bulan Agustus 2012 mencapai angka 7.244.956 orang. Tingkat Tingkat pengangguran pengangguran yang tinggi menyebabkan munculnya masalah-masalah baru seperti kemiskinan dan kriminalitas. Salah satu solusi mengatasi pengangguran adalah dengan menciptakan lapangan pekerjaan melalui jalur wirausaha. Kewirausahaan memiliki peranan yang sangat penting bagi kesejahteraan masyarakat. Kewirausahaan berperan menambah daya tampung tenaga kerja, generator pembangunan, memberdayakan karyawan, dan hidup efisien. Jiwa kewirausahaan akan mendorong seseorang memanfaatkan peluang yang ada menjadi sesuatu yang menguntungkan. Salah satu penggerak dan pelaku utama kewirausahaan adalah para generasi muda yaitu mahasiswa. Mahasiswa pengusaha Institut Pertanian Bogor tentunya memiliki karakteristik khas khas dan perilaku yang yang berbeda dengan wirausaha lain yang bukan mahasiswa karena mahasiswa mempunyai peran ganda yaitu sebagai seorang akademisi sekaligus sebagai pengusaha. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis karakteristik dan perilaku mahasiswa pengusaha IPB serta menganalisis hubungan antara karakteristik individu dengan perilaku wirausahanya. Karakteristik yang diteliti meliputi jenis kelamin, fakultas, IPK, pekerjaan Ayah, pekerjaan Ibu, jenis usaha yang digeluti, sumber modal modal usaha, penghasilan usaha per bulan, lama usaha, dan keikutsertaan dalam komunitas wirausaha. Sedangkan perilaku wirausaha yang dianalisis meliputi pengetahuan wirausaha, sikap wirausaha, dan ti ndakan wirausaha. Lokasi penelitian ini adalah di lingkungan sekitar kampus Institut Pertanian Bogor. Alat analisis yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah Analisis Statistika Deskriptif, Analisis Korelasi Rank Spearman, Spearman, dan Analisis Chi-Square Chi-Square (Khi Kuadrat). Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar mahasiswa pengusaha Institut Pertanian Bogor adalah mahasiswa berjenis kelamin laki-laki yang berasal dari keluarga pegawai negeri sipil, mempunyai usaha di bidang pertanian, baru memulai usahanya kurang dari satu tahun, dan aktif ikut serta dalam komunitas kewirausahaan. Karakteristik mahasiswa pengusaha yang memiliki perilaku tertinggi adalah mahasiswa pengusaha perempuan, pekerjaan ayah dan ibu sebagai pegawai swasta, jenis usaha selain pertanian, sumber modal dari dana hibah, menjalankan usaha lebih dari dua tahun, mempunyai penghasilan lebih dari enam juta per bulan, dan aktif ikut serta dalam komunitas wirausaha. Berdasarkan hasil uji korelasi range Spearman Spearman dan Chi-Square menunjukkan bahwa sebagian besar karakteristik mahasiswa pengusaha memiliki hubungan tidak nyata dengan unsur-unsur yang terdapat dalam perilaku wirausaha. Hanya terdapat hubungan nyata antara pekerjaan Ibu dengan pengetahuan wirausaha, lama usaha dengan pengetahuan wirausaha, lama usaha dengan tindakan wirausaha, lama usaha dengan perilaku wirausaha, dan keikutsertaan dalam komunitas wirausaha dengan sikap wirausaha.
iii
KARAKTERISTIK DAN PERILAKU WIRAUSAHA MAHASISWA PENGUSAHA DI INSTITUT PERTANIAN BOGOR
FRANDY TAQWA SUBACHTIAR H34080093
Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Departemen Agribisnis
DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2013 iv
Judul Skripsi
: Karakteristik dan Perilaku Wirausaha Mahasiswa Pengusaha di Institut Pertanian Bogor
Nama
: Frandy Taqwa Subachtiar
NIM
: H34080093
Disetujui, Pembimbing
Ir. Burhanuddin, MM NIP. 19680215 19680215 199903 1 001 001
Diketahui Ketua Departemen Agribisnis Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor
Dr. Ir. Nunung Kusnadi, MS NIP. 19580908 19580908 198403 1 002 002
Tanggal Lulus :
v
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul “Karakteristik dan Perilaku Wirausaha Mahasiswa Pengusaha di Institut Pertanian Bogor” adalah karya sendiri dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam bentuk daftar pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Bogor, Mei 2013
Frandy Taqwa Subachtiar H34080093
vi
RIWAYAT HIDUP
Penulis bernama Frandy Taqwa Subachtiar, dilahirkan di kota Kediri pada tanggal 13 Februari 1989. Penulis merupakan anak ketiga dari tiga bersaudara dari pasangan Bapak Imam Muchsin dan Ibu Ibu Dewi Maryam. Penulis menyelesaikan pendidikan dasar di SD Negeri Kunjang II Kediri pada tahun 2002. Kemudian penulis melanjutkan pendidikannya di SMP Negeri 1 Kunjang dan pernah menjabat sebagai ketua OSIS. Pada tahun 2005, penulis melanjutkan pendidikannya pendidikannya ke SMA Negeri 2 Pare dan dan lulus pada tahun 2008 kemudian
melanjutkan pendidikannya di Institut Pertanian Bogor. Penulis
berhasil diterima menjadi mahasiswa di Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI) pada tahun 2008. Selama masa perkuliahan, penulis telah dikenal sebagai sosok pengusaha muda. Perusahaan yang telah didirikan oleh penulis adalah PENDEKAR GRUP yang merupakan perusahaan dalam bidang sandang kreatif. Beberapa prestasi yang telah diraih penulis berhubungan dengan wirausaha antara lain menjadi juara pertama Bisnis Challange
SAKERAH IMAJATIM IPB 2009, menjadi
narasumber di RRI Bogor dengan tema “Berwirausaha Saat Mahasiswa, Siapa Takut!”, menjadi pembicara dalam kajian kewirausahaan HIPMA HIPMA IPB IPB dengan dengan tema “Strategi Mengembangkan Mengembangkan Ide dalam Berbisnis dan
Pengembangan
Kreativitas dalam Usaha”, tulisan berjudul “Kebangkitan Entrepreneurship Negeri Nege ri ini” dimuat di media online okezone.com pada okezone.com pada Februari 2011, dan terakhir diliput oleh tabloid INSPIRASI edisi Januari 2013 sebagai sosok Inspiratif. Penulis juga aktif dalam kegiatan kemahasiswaan, antara lain sebagai Sekjen LDF FORMASI IPB tahun 2010-2011, 2010-2011, sebagai Sekjen HIPMI HIPMI PT IPB tahun 2012, dan sebagai Ketua Divisi Kewirausahaan IMAJATIM IPB tahun 2009-2010. Penulis juga memiliki prestasi di luar kampus antara lain menjadi menjadi finalis putra Jawa Timur sebagai duta wisata Jawa Timur 2011, juara pertama putra favorit Jawa Timur 2011, dan sebagai penerima beasiswa mahasiswa berprestasi PPSDMS Nurul Fikri tahun 2010-2012.
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Allah SWT atas segala berkat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Karakteristik dan Perilaku Wirausaha Mahasiswa Pengusaha di Institut Pertanian Bogor”. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis karakteristik dan perilaku wirausaha mahasiswa pengusaha Institut pertanian Bogor serta menganalisis hubungan antara karakteristik individu dengan perilaku wirausahanya. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna karena keterbatasan penulis dan berbagai kendala yang dihadapi. Harapan penulis, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi para pembacanya.
Bogor, Mei 2013 Frandy Taqwa Subachtiar
viii
UCAPAN TERIMA KASIH
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan segala nikmat dan kasih kasih sayang-Nya sehingga penulis senantiasa mendapatkan kemudahan-kemudahan dari awal penyusunan hingga akhir penyelesaian skripsi ini. Selain itu, penulis juga ingin menyampaikan terima kasih kepada : 1.
Ir. Burhanuddin, MM selaku dosen pembimbing skripsi atas bimbingan, arahan, waktu, kesabaran, serta pelajaran berharga selama penelitian dan penyusunan skripsi ini.
2.
Suprehatin, SP, MAB selaku dosen pembimbing skripsi atas bimbingan, arahan, waktu, kesabaran, serta pelajaran berharga selama penelitian dan penyusunan skripsi ini.
3.
Yeka Hendra Fatika, SP selaku dosen pembimbing akademik yang telah memberikan masukan dan bimbingan yang sangat berarti bagi penulis.
4.
Ir. Popong Nurhayati, MM selaku penguji utama dan Ir. Wahyu Budi Priatna, Msi selaku dosen penguji perwakilan Komisi Pendidikan yang telah memberikan saran serta masukan untuk perbaikan skripsi penulis.
5.
Ibunda tercinta Dewi Maryam atas segala kasih sayang, semangat, serta doadoa yang tulus untuk keberhasilan anak-anaknya. Ayahanda tercinta Imam Muchsin atas segala pengajaran tentang kesabaran, keberanian, keuletan, dan semangat hidup yang luar biasa. Semoga ini bisa menjadi salah satu hadiah terindah untuk Ayah dan Ibu.
6.
Kakak-kakakku yang luar biasa, Nugroho Hadi Ichda Saputra dan Iqlima Dwi kurnia, atas dukungan dan dorongan semangatnya yang selalu menjadi penyemangat bagi penulis untuk untuk segera menyelesaikan skripsi ini.
7.
Keluarga besar PENDEKAR GRUP, khususnya kepada Agung Suryo Wibowo, Firman Raditya, Ivan Noor, Riki Prasetyo, Dani Yoga, Baharudin, dan Azis yang telah memberikan dukungan, bantuan, dan semangat sehingga penulis semakin bersemangat untuk menyelesaikan menyelesaikan skripsi ini.
8.
Keluarga besar PPSDMS Nurul Fikri khususnya kepada Ustadz Musholi, Bang Bachtiar Firdaus, Bang Adji, Bang Nazrul Anwar, dan segenap temanteman seperjuangan Ary Kristianto, Affan iqbal, Asep Syarifudin, Rinaldy,
ix
Yuris Aprilian, dan semua keluarga besar PPSDMS regional 5 Bogor yang tidak bisa saya sebutkan satu per satu. 9.
Pihak Direktorat Kemahasiswaan IPB atas bantuan yang telah diberikan dalam penelitian ini.
10.
Seluruh staf pengajar dan karyawan/wati Departemen Agribisnis dan Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB.
11.
Keluarga besar mentee YOT Pojok BNI IPB khususnya mas Taufan Akbari yang
telah
mengajarkan
ilmu
karakter
yang
sangat
penting
bagi
pengembangan diri penulis. 12.
Seluruh responden yang telah bersedia meluangkan waktunya.
13.
Firman Raditya yang telah bersedia menjadi pembahas seminar penulis.
14.
Teman-teman satu lingkaran dan ustadz Hidayat.
15.
Teman-teman penghuni kosan sarang rayap khususnya Kahfi dan Affan.
16.
Teman-teman pengurus FORMASI FEM IPB.
17.
Teman-teman Agribisnis yang luar biasa, khususnya angkatan 45 (Jauhar Samudra, Firman Raditya, Tubagus, Vaudhan, Arifah, Rendi, Elisa, Edwin) dan teman-teman satu gladikarya di Desa Gudangkahuripan (Herawati, Risti, Stefi, dan Junita).
18.
Saudara-saudaraku seperjuangan di manapun kalian berada, pengusaha muda yang berjuang untuk Indonesia yang lebih baik dan bermartabat, ingatlah bahwa Allah melihat dan malaikat mencatat segala perjuangan dan pengorbanan kita.
19.
Seluruh pihak yang telah memberikan bantuan dan dukungan kepada penulis yang tidak dapat disebutkan satu per satu.
Bogor, Mei 2013 Frandy Taqwa Subachtiar
x
DAFTAR ISI Halaman DAFTAR TABEL .................................................................................
iii
DAFTAR LAMPIRAN .........................................................................
iv
I.
PENDAHULUAN ...................................................................... 1.1. Latar Belakang .......................................... ................................................................ ...................... 1.2. Perumusan Masalah ........................................... .......................................................... ............... 1.3. Tujuan Penelitian .......................................... ............................................................ .................. 1.4. Manfaat Penelitian ........................................... .......................................................... ............... 1.5. Ruang Lingkup .......................................... ................................................................ ......................
1 1 3 4 4 4
II.
TINJAUAN PUSTAKA ............................................................ 2.1. Karakteristik Individu ............................................ ....................................................... ........... 2.2. Perilaku Wirausaha ........................................... .......................................................... ............... 2.3. Penelitian Terdahulu ............................................ ....................................................... ...........
6 6 6 7
III.
KERANGKA PEMIKIRAN .................................................... 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis ............................................ ............................................ 3.1.1. Wirausaha dan Kewirausahaan........................... Kewirausahaan............................... .... 3.1.2. Karakteristik Individu ........................................... ........................................... 3.1.3. Perilaku Wirausaha ......................................... ................................................. ........ 3.1.3.1. Pengetahuan Wirausaha .......................... .......................... 3.1.3.2. Sikap Wirausaha ..................................... ..................................... 3.1.3.3. Tindakan Wirausaha ............................... ............................... 3.2. Kerangka Pemikiran Operasional ................................... ...................................
9 9 9 10 11 11 11 12 12
IV.
METODE PENELITIAN ......................................................... 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian .......................................... .......................................... 4.2. Jenis dan Sumber Data ............................................ .................................................... ........ 4.3. Populasi dan Sampel ............................................ ....................................................... ........... 4.4. Data dan Instrumentasi ............................................ .................................................... ........ 4.5. Metode Pengumpulan Data .......................................... ............................................. ... 4.4. Metode Pengolahan Data ........................................... ............................................... .... 4.4.1. Analisis Statistika Deskriptif .................................. .................................. 4.4.2. Analisis Chi-Square dan Chi-Square dan Range Range Spearman ............
14 14 14 14 16 16 17 17 19
V
KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN.......................... .......................... 5.1. Sejarah Ringkas IPB .......................................... ......................................................... ............... 5.2. Lokasi Kampus IPB ............................................. ........................................................ ........... 5.3. Visi dan Misi IPB ............................................. ............................................................ ............... 5.4. Motto dan Tujuan IPB .......................................... ..................................................... ...........
20 20 21 22 23
VI.
HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................... ................................................... ........ 6.1. Karakteristik Mahasiswa Wirausaha IPB ........................ ........................ 6.1.1. Jenis Kelamin ............................................. ........................................................ ........... 6.1.2. Fakultas ........................................... ................................................................. ...................... 6.1.3. Indeks Prestasi Kumulatif ..................................... ..................................... 6.1.4. Pekerjaan Ayah .......................................... ..................................................... ...........
24 24 24 25 26 27
i
6.1.5. Pekerjaan Ibu .......................................... ......................................................... ............... 6.1.6. Jenis Usaha .......................................... ............................................................ .................. 6.1.7. Sumber Modal Usaha ............................................ ............................................ 6.1.8. Lama Usaha ............................................ ........................................................... ............... 6.1.9. Penghasilan Usaha Per Bulan ................................ ................................ 6.1.10.Keikutsertaan Dalam Komunitas Wirausaha ........ Perilaku Wirausaha .......................................... ......................................................... ............... Hubungan antara Karakteristik Responden dengan Perilaku Wirausaha ........................................... .......................................................... ...............
28 30 30 32 33 34 35
KESIMPULAN DAN SARAN ................................................. 7.1. Kesimpulan ............................................ ................................................................... .......................... ... 7.2. Saran ........................................... ................................................................. ..................................... ...............
46 47 48
................................................................. ................................. .......... DAFTAR PUSATAKA ..........................................
49
LAMPIRAN ...........................................................................................
52
6.2. 6.3. VII.
38
ii
DAFTAR TABEL
Nomor
Halaman
1.
Kelompok Populasi dan Sampel Penelitian ................................ ................................
18
2.
Kriteria Penilaian Skor Kuesioner ........................................... ............................................. ..
21
3.
Sebaran Responden dan Rataan Skor Perilaku Berdasarkan Jenis Kelamin .......................................... ....................................................... .............
27
Sebaran Responden dan Rataan Skor Perilaku Berdasarkan Fakultas ............................................ ................................................................ ....................
27
Sebaran Responden dan Rataan Skor Perilaku Berdasarkan IPK ........................................... .................................................................. ............................ .....
28
Sebaran Responden dan Rataan Skor Perilaku Berdasarkan Pekerjaan Ayah ............................................ ..................................................... .........
29
Sebaran Responden dan Rataan Skor Perilaku Berdasarkan Pekerjaan Ibu ........................................... ........................................................ .............
30
Sebaran Responden dan Rataan Skor Perilaku Berdasarkan Jenis Usaha .......................................... ........................................................... .................
31
Sebaran Responden dan Rataan Skor Perilaku Berdasarkan Sumber Modal Usaha .......................................... ............................................
31
10. Sebaran Responden dan Rataan Skor Skor Perilaku Berdasarkan Lama Usaha ............................................. .......................................................... .............
32
11. Sebaran Responden dan Rataan Skor Skor Perilaku Berdasarkan Penghasilan Usaha .......................................... ................................................ ......
33
12. Sebaran Responden dan Rataan Skor Skor Perilaku Berdasarkan Keikutsertaan dalam Komunitas ........................... ...........................
34
13. Rataan Hitung Skor Perilaku Responden .................................. ..................................
35
14. Sebaran Responden Responden Berdasarkan Unsur-Unsur Perilaku Wirausaha ........................................... ................................................................. ....................................... .................
35
15. Hubungan Karakteristik dengan Perilaku Wirausaha Responden .......................................... ................................................................ ....................................... .................
38
4. 5. 6. 7. 8. 9.
iii
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor
Halaman
1.
Hasil Uji Validitas dan Realibilitas .......................................... ............................................
49
2.
Hasil Uji Chi Square dan Range Spearman ............................... ............................... Square dan Range
52
iv
I. PENDAHULUAN 1.1.
Latar Belakang
Indonesia merupakan salah satu negara dengan jumlah penduduk terbesar di dunia. Potensi sumberdaya manusia yang besar merupakan aset bernilai bagi bangsa. Tetapi potensi sumberdaya manusia bisa menjadi sebuah bomerang dan menjadi sumber berbagai permasalahan
jika
sumberdaya manusia yang ada
mempunyai
BPS
menunjukkan
kualitas
pengangguran terbuka
rendah.
Data
pada bulan Agustus 2012
masalah baru seperti kemiskinan dan kriminalitas. menjadi
jumlah
mencapai angka 7.244.956
orang. 1 Tingkat pengangguran yang tinggi menyebabkan
masalah yang serius sehingga
bahwa
munculnya masalah-
Pengangguran menjadi
sebuah tantangan untuk menciptakan
lapangan kerja baru. Salah satu solusi mengatasi pengangguran adalah dengan berusaha menciptakan lapangan pekerjaan sendiri melalui jalur wirausaha. Menurut Alma (1999) kewirausahaan memiliki peranan yang sangat penting bagi kesejahteraan masyarakat. Kewirausahaan berperan menambah daya tampung tenaga kerja, generator pembangunan, contoh bagi masyarakat lain, membantu orang lain, memberdayakan karyawan, hidup efisien, dan menjaga keserasian lingkungan. Jiwa kewirausahaan akan mendorong seseorang memanfaatkan peluang yang ada menjadi sesuatu yang yang menguntungkan. Semangat kewirausahaan di Indonesia telah mencuri perhatian pada periode krisis ekonomi 1997. Selama krisis terjadi, ternyata usaha-usaha kecil menunjukkan ketahanannya bahkan menjadi sabuk pengaman bagi perokonomian bangsa secara kesuluruhan. Fungsi penyelamatan ini bisa dilihat pada sektorsektor penyediaan
kebutuhan
pokok
rakyat melalui kegiatan produksi dan
distribusi. Hal yang sama juga ditunjukkan ketika dunia dunia mengalami mengalami krisis pada penghujung tahun 2008 yang dipicu oleh krisis kredit perumahan di Amerika Serikat yang efeknya menjalar ke polosok dunia termasuk Indonesia. Berdasarkan sebuah survei yang dipublikasikan dipublikasikan HSBC pada Januari 2009 2009 menunjukkan bahwa bahwa 13 persen usaha kecil menengah Indonesia justru merencanakan menambah pegawai padahal kondisi ekonomi pada waktu waktu itu cenderung menurun. 1
Pengangguran Terbuka Menurut Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan 2004 – 2012. 2012. http://www.bps.go.id/tab_sub/view.php?kat=1&tabel [Diakses pada 20 November 2012]
1
Salah satu penggerak dan pelaku utama kewirausahaan adalah para generasi muda yaitu pemuda. Zimmerer dan Scarborough (1998), diacu dalam Riyanti (2003), menggambarkan bahwa usia potensial saat seseorang memulai usaha sendiri adalah pada usia 20-24 tahun yang merupakan kisaran usia mahasiswa. Sebagai intelektual muda, peran mahasiswa di sini sangat penting untuk mendorong munculnya wirausaha-wirausaha baru dan menjadi pelaku utama wirausaha muda negeri ini. Berdasarkan data Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah menyatakan bahwa hanya 17 persen lulusan perguruan tinggi yang tertarik menjadi wirausahawan. Lulusan sarjana lebih memilih hidup aman dan nyaman dengan mencari kerja. Sadar akan pentingnya kewirausahaan, pemerintah melalui Kemenkop UMKM mendukung inisiatif berbagai pihak dalam mengadakan pelatihan atau pengembangan kewirausahaan, khususnya bagi mahasiswa yang akan lulus dari perguruan tinggi. ti nggi. Institut Pertanian Bogor sebagai salah satu perguruan tinggi negeri juga memahami pentingnya kewirausahaan. Hal ini tercermin pada visi Institut Pertanian Bogor, yaitu “Menjadi “Menjadi perguruan tinggi berbasis riset kelas dunia dengan kompetensi utama pertanian tropika dan biosains serta berkarakter kewirausahaan”. Visi ini diimplementasikan oleh IPB dengan menyelenggarakan berbagai program dengan tujuan utama mendorong minat mahasiswa menjadi wirausaha muda. Berbagai program baik yang berupa kerja sama dengan pihak lain maupun yang murni murni diadakan sendiri sendiri oleh Institut Pertanian Bogor antara lain adalah Program Kreativitas Mahasiswa Kewirausahaan (PKMK), Program Mahasiswa Wirausaha (PMW), program Wirausaha Muda Mandiri (WMM), dan program Pojok Wirausaha BNI dan dan Young On Top. Munculnya wirausaha-wirausaha muda baru dari golongan mahasiswa mengandung arti
bahwa persepsi mahasiswa terhadap kewirausahaan
mulai
berubah. Kewirausahaan dianggap menjadi sebuah pilihan pekerjaan yang layak la yak dan terhormat serta menjadi alternatif pilihan untuk masa depan yang lebih baik bagi seorang lulusan sarjana s arjana dan bukan lagi menjadi sebuah pilihan terakhir bagi mahasiswa. Keberadaan mahasiswa pengusaha perlu mendapatkan apresiasi tersendiri, mengingat mereka adalah calon-calon pengusaha masa depan yang
2
akan memajukan perekonomian bangsa bangsa dengan menciptakan lapangan pekerjaan baru. Mahasiswa pengusaha Institut Pertanian Bogor
memiliki karakteristik
khas dan perilaku yang berbeda berbeda dengan pengusaha pengusaha lain yang bukan mahasiswa. Hal ini karena mahasiswa pengusaha mempunyai peran ganda. Di satu sisi mahasiswa pengusaha harus menjalankan kewajibannya belajar di kampus, di sisi lain mahasiswa pengusaha harus mampu mengelola bisnis yang dimilikinya. Berbagai hambatan dan tantangan
pasti dihadapi para mahasiswa yang telah
memilih berwirausaha. Hal ini akan menjadi tantangan tersendiri ba gi mereka para mahasiswa pengusaha. Dengan segala keterbatasan yang dimiliki oleh seorang mahasiswa, bukan berarti
mahasiswa pengusaha tidak mempunyai prestasi.
Karakter dan perilaku khas yang dimiliki mahasiswa pengusaha akan menjadi objek penelitian yang sangat menarik untuk dikaji lebih lanjut. 1.2.
Perumusan Masalah
Mahasiswa pengusaha memiliki karakteristik khas dan perilaku yang berbeda dengan pengusaha lain yang
bukan mahasiswa karena mahasiswa
pengusaha mempunyai peran ganda yaitu sebagai mahasiswa dan sebagai pengusaha. Tidak semua mahasiswa pengusaha Institut Pertanian Bogor memilih tetap menjadi pengusaha setelah lulus dari perguruan tinggi. Keputusan untuk beralih profesi menjadi selain pengusaha disebabkan beberapa
alasan seperti
alasan kemantapan dan kesiapan diri diri menjadi pengusaha pengusaha maupun karena alasan tekanan dari orang tua. Dalam hal ini, pentingnya mahasiswa pengusaha memiliki perilaku wirausaha yang baik agar meningkatkan kemungkinan keberhasilan dalam usaha sehingga akan berpengaruh terhadap kemantapan diri menjadi pengusaha setelah lulus dan mendapat kepercayaan dari orang tua dalam hal memilih profesi sebagai seorang pengusaha. Diperlukan adanya kajian penelitian mengenai karakteristik mahasiswa pengusaha serta hubungannya dengan perilaku wirausaha mahasiswa pengusaha sehingga akan diketahui karakteristik mana yang berhubungan dengan perilaku wirausaha. Hasil Penelitian ini dapat menjadi pertimbangan bagi IPB, dan lembaga-lembaga yang terkait dengan kewirausahaan untuk meningkatkan perilaku wirausaha mahasiswa Institut Pertanian Bogor.
3
Berdasarkan uraian di atas, maka permasalahan penelitian ini adalah : 1.
Bagaimana karakteristik mahasiswa pengusaha Institut Pertanian Bogor?
2.
Bagaimana perilaku mahasiswa pengusaha Institut Pertanian Bogor?
3.
Bagaimana hubungan antara karakteristik wirausaha mahasiswa pengusaha Institut Pertanian Bogor dengan perilaku wirausahanya?
1.3.
Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusahan masalah yang ada, tujuan penelitian adalah : 1.
Mendeskripsikan karakteristik mahasiswa pengusaha
Institut Pertanian
Bogor. 2.
Menganalisis perilaku wirausaha mahasiswa pengusaha Institut Pertanian Bogor.
3.
Menganalisis hubungan antara karakteristik mahasiswa pengusaha Institut Pertanian Bogor dengan perilaku wirausahanya.
1.4.
Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah : 1.
Bagi Institut Pertanian Bogor, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan
masukan
dan evaluasi terhadap metode pembelajaran
kewirausahaan serta pembinaan-pembinaan yang diberikan dengan
kewirausahaan
untuk
meningkatkan
perilaku
berkaitan wirausaha
mahasiswa dan jumlah mahasiswa pengusaha. 2.
Bagi Penulis, penelitian ini diharapkan dapat menjadi sarana latihan bagi penulis dalam menulis dan menganalisis serta mengaplikasikan konsepkonsep ilmu pengetahuan yang diperoleh di bangku kuliah.
3.
Bagi Pembaca, penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan studi pustaka bagi pembaca tentang karakteristik dan perilaku wirausaha mahasiswa pengusaha, serta menjadi referensi bagi penelitian selanjutnya mengenai
kewirausahaan
khususnya
kewirausahaan
di
kalangan
mahasiswa.
4
1.5.
Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini mengenai karakteristik dan perilaku wirausaha mahasiswa pengusaha
Institut Pertanian Bogor. Karakteristik yang diteliti meliputi jenis
kelamin, fakultas, IPK, pekerjaan Ayah, pekerjaan Ibu, jenis usaha yang digeluti, sumber modal modal usaha, penghasilan usaha per bulan, lama usaha, dan keikutsertaan dalam komunitas wirausaha. Sedangkan perilaku wirausaha yang dianalisis meliputi pengetahuan wirausaha, sikap wirausaha, dan t indakan wirausaha. Lokasi penelitian ini adalah di daerah sekitar Kampus Institut Pertanian Bogor. Alat analisis yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah Analisis Statistika Deskriptif, Analisis Korelasi Rank Korelasi Rank Spearman, Spearman , Analisis Chi Square, dan analisis tabel silang antara karakteristik dan perilaku wirausaha.
5
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1.
Karakteristik Karakteristik Individu
Menurut Kotler (1980) dalam Ilyas dan Sudarnika (2002), karakteristik individu dapat dikategorikan menjadi dua yaitu demografik dan psikografik. Karakteristik demografi mencakup jenis kelamin, umur, penghasilan, pekerjaan, pendidikan, ras, agama, kebangsaan, ukuran keluarga, dan tingkat sosial. Sedangkan gaya hidup dan kepribadian merupakan karakteristik psikografik. Lionberger (1960) dalam
Pambudy (1999)
menjelaskan
bahwa
karakteristik individu seseorang meliputi umur, pendidikan, dan karakteristik psikologis. Hijriyah (2004) pada penelitiannya memasukkan umur, tingkat pendidikan formal, jumlah tanggungan keluarga, pengalaman berdagang, lama bekerja, pasokan ayam, dan penerimaan usaha sebagai komponen karakteristik individu responden, sedangkan Yuliantin (2009) memasukkan usia, jenis kelamin, IPK, sifat, dan kepribadian sebagai komponen karakteristik individu. 2.2.
Perilaku Wirausaha
Perilaku wirausaha adalah segala kegiatan ekonomi dan bisnis yang polanya dicirikan oleh unsur-unsur kewirausahaan yaitu inovasi, kepemimpinan, akumulasi modal, manajerial dan keberanian menanggung risiko. Pendidikan, pengalaman usaha, motivasi, dan lokasi usaha berpengaruh terhadap perilaku wirausaha (Yuliadini 2000). Wijandi dalam Setiawan (2003) mengemukakan bahwa perilaku wirausaha adalah pengetahuan, sikap mental, dan keterampilan keterampilan serta sikap kewaspadaan kewaspadaan yang merupakan perpaduan unsur pengetahuan dan sikap mental terhadap masa yang akan datang. Menurut Lunandi dalam Ramanti (2006), perilaku seseorang dipengaruhi oleh sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang dimilikinya serta dalam hal tertentu oleh material yang tersedia. Oleh karena itu, proses belajar manusia dewasa ke arah perubahan perilaku hendaknya digerakkan melalui usaha perubahan sikap baru, memberinya pengetahuan baru, dan dalam hal tertentu disertai dengan penyediaan material baru. Atmakusuma dalam Setiawan (2003), pengetahuan didefenisikan sebagai tingkat kemampuan berpikir seseorang. Pada umumnya kemampuan berpikir lebih
6
banyak ditentukan oleh tingkat pendidikan baik formal maupun non formal, meskipun secara langsung tidak ada kaitan antara pengetahuan atau pendidikan dengan semangat berusaha. Dalam menjalankan usahanyas seorang wirausahawan perlu memiliki beberapa pengetahuan dasar yang memadai agar usahanya berhasil. Pengetahuan yang dimiliki seseorang akan berkembang seiring dengan majunya zaman dan teknologi. Sebagai pelaku usaha maka pengetahuan yang terkini harus didapat dan diikuti dii kuti untuk kemajuan usahanya. Pambudy (1999) menjelaskan sikap dasar seorang wirausaha adalah kemauan yang kuat, kemampuan dan kesempatan untuk selalu memperhatikan usahanya. Keterampilan adalah suatu kemauan dan kemampuan serta kesempatan yang ada pada diri seseorang untuk selalu menggunakan semua organ fisiknya dalam mengembangkan usahanya tersebut. Unsur ini berhubungan dengan kerja fisik anggota badan terutama tangan, kaki, dan mulut (suara) untuk bekerja. 2.3.
Penelitian terdahulu
Pambudy et al. (2011) dalam penelitiannya bertujuan untuk menganalisis perilaku wirausaha mahasiswa Institut Pertanian Bogor secara keselurahan. Populasi dalam kajian tersebut adalah mahasiswa Institut Pertanian Bogor program sarjana. Sampel kajian ditentukan dengan teknik cluster random unproporsional sampling
yang diambil dari sembilan fakultas di Institut
Pertanian Bogor. Metode pengolahan data
menggunakan Analisis Statistika Statistika
Deskriptif, Analisis Korelasi Rank Korelasi Rank Spearman, Spearman, Analisis Korelasi Chi-Square, Chi-Square, dan Analisis Plotter Analisis Plotter . Karakteristik individu responden yang dikaji dibedakan atas jenis kelamin, fakultas, Indeks Prestasi Kumulatif, uang saku per bulan, pekerjaan Ayah, pekerjaan Ibu, suku daerah, keikutsertaan dalam pelatihan kewirausahaan, keikutsertaan dalam Pekan Kreativitas Mahasiswa, dan kegiatan berwirausaha yang sedang dijalankan. Perilaku wirausaha yang yang dikaji terdiri dari pengetahuan, sikap, dan tindakan wirausaha. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perilaku wirausaha mahasiswa IPB tergolong tinggi, dengan pengetahuan wirausaha yang sangat tinggi, sikap wirausaha sedang, dan tindakan wirausaha yang tinggi. Faktor yang mempengaruhi perilaku dan karakter
wirausaha mahasiswa IPB adalah
semester, angkatan, IPK, uang saku, uang dari orang tua, mengikuti pelatihan PKM, dan pengalaman berwirausaha.
7
Azzahra (2009) dalam penelitiannya bertujuan menganalisis karakteristik dan perilaku mahasiswa Institut Pertanian Bogor peserta Program Kreativitas Mahasiswa Kewirausahaan (PKMK) dan Program Pengembangan Kewirausahaan Mahasiswa (PPKM). Responden penelitian ini berjumlah 25 orang dengan menggunakan metode sensus. Alat analisis yang digunakan adalah Analisis Statistika Deskriptif untuk mendeskripsikan karakteristik responden, serta Analisis Korelasi Rank Korelasi Rank Spearman dan Spearman dan Chi-Square untuk Chi-Square untuk menganalisis hubungan antara
karakteristik
individu
responden
dengan
perilaku
wirausahanya.
Karakteristik individu yang diteliti meliputi jenis kelamin, fakultas, minor, Indeks Prestasi Kumulatif (IPK), uang saku per bulan, pekerjaan Ayah, pekerjaan Ibu, suku daerah, bidang usaha PKMK, bidang usaha PPKM, keikutsertaan dalam PKMK sebelum tahun 2009, dan pengambilan mata kuliah kewirausahaan. Sedangkan perilaku wirausaha yang diteliti terdiri dari pengetahuan, sikap, dan perilaku. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 36 persen responden memiliki perilaku wirausaha tinggi dan 64 persen sangat tinggi. P ada taraf α 0,05 terdapat hubungan nyata antara pekerjaan ayah dengan tindakan wirausaha, suku daerah dengan tindakan wirausaha, dan keikutsertaan pada seminar/pelatihan kewirausahaan dengan sikap dan perilaku wirausaha. Penelitian ini tidak jauh berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Pambudy et al. (2011) dan Azzahra (2009). Perbedaan terletak pada objek penelitian yang dilakukan, metode penentuan sample, serta
analisis yang
dilakukan terhadap karakteristik dan perilaku wirausaha. Responden penelitian ini adalah mahasiswa pengusaha di Institut Pertanian Bogor dengan menggunakan metode purposive metode purposive sampling.
8
III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1.
Kerangka Pemikiran Teoritis
3.1.1. Wirausaha dan Kewirausahaan Kewirausahaan
Joewono
(2010)
dalam
bukunya
berjudul
The
Five
Arrows
of
Entrepreneurship, meredifinisi kewirausahaan sebagai sebuah gairah untuk mengembangkan sebuah bisnis baru. Bisnis yang dikembangkan seorang wirausaha tidak hanya bisnis independen yang dimiliki oleh satu orang atau lebih akan tetapi juga bisa berupa bisnis yang dikembangkan dalam sebuah perusahaan atau sering disebut sebagai corporate entrepreneurship. Sutanto (2002) menyatakan bahwa kewirausahaan adalah suatu sikap mental yang berani menanggung risiko, berani berdiri di atas kaki sendiri, dan berpikiran maju. Sikap mental ini perlu ditanamkan serta ditumbuhkembangkan dalam diri angkatan muda Indonesia, agar dapat mengejar ketertinggalan dengan bangsa-bangsa lain di dunia. Wirausaha adalah seseorang yang berjiwa berani mengambil risiko untuk membuka usaha dalam berbagai kesempatan. Hal ini berarti wirausaha harus mempunyai mental mandiri dan berani memulai usaha, mempunyai keyakinan dan percaya diri yang tinggi akan peluang yang ada dan yakin berhasil sekalipun dalam kondisi tidak pasti. Seorang wirausahawan dalam pikirannya selalu berusaha mencari, memanfaatkan, serta menciptakan peluang usaha yang dapat memberikan keuntungan. Risiko kerugian merupakan hal yang biasa karena mereka memegang prinsip bahwa kerugian adalah sebuah faktor yang sepaket dengan kesuksesan. Bahkan, semakin besar risiko suatu bisnis, semakin besar pula keuntungan yang akan diperoleh (Kasmir 2006). Perhatian besar pada kewirausahaan antara lain tergambar pada World Entrepreneurship Forum ketiga di Lyon, Perancis pada November 2010 menghasilkan rekomendasi yang diberi judul “Shaping “ Shaping The World of 2050” : The Entrepreneurial Impact . Beberapa rekomendasi dari forum tersebut adalah : 1)
Percepatan pengembangan perusahaan inovatif dan hight growth. Kewirausahaan bisa ditingkatkan dengan penyelenggaraan pertemuan para wirausaha sukses di seluruh dunia, mendukung perspektif internasional
9
mereka,
dan
menciptakan
kondisi
saling
berbagi
pengalaman
serta
mengembangkan jejaring global inkubator growth. Penyelenggaraan temu bisnis perusahaan multinasional dengan para wirausaha baru juga akan ef ektif untuk mendorong kewirausahaan. 2)
Mendorong kewirausahaan “ Base of the Pyramid (BoP)”. Kewirausaan bisa ditumbuhkembangkan dengan mempercepat perubahan mindset warga miskin, menyusun kebijakan pemerintah yang kondusif dan menciptakan inkubator melalui BoP.
3)
Mempromosikan lingkungan yang mendorong kewirausahaan di daerah. Kewirausahaan bisa ditingkatkan melalui pengembangan kerja sama riset dengan berbagai pihak terkait, mengangkat duta wirausaha dengan kepala daerah sebagai motor utama.
4)
Mengedukasi wirausaha dunia. Edukasi bisa dilakukan secara optimal dengan merancang sistem akreditasi dan metode pengajaran yang dibutuhkan untuk mempercepat terciptanya wawasan kewirausahaan, mendorong kreatifitas dan keberanian mengambil risiko, mendorong berbagai pihak untuk menghargai kewirausahaan baik dari segi sosial maupun ekonomi.
3.1.2. Karakteristik Individu
Menurut Rakhmat (2001), karakteristik individu adalah ciri yang dimiliki seseorang yang ditampilkan melalui pola pikir, pola tindak, dan pola sikap. Terdapat dua faktor yang mempengaruhi karakteristik manusia yaitu faktor personal dan faktor
situasional.
Robbins (1996) mengemukakan bahwa
karakteristik individu terdiri dari umur, jenis kelamin, status perkawinan, dan kedudukan seseorang. Berdasarkan penelitian terdahulu yaitu penelitian Pambudy at al . (2011) dan Azzahra (2009) serta
penyesuaian dengan kondisi responden, maka
karakteristik individu yang akan digunakan pada penelitian ini meliputi jenis kelamin, fakultas, IPK, pekerjaan Ayah, pekerjaan Ibu, jenis usaha yang digeluti, sumber modal usaha, penghasilan usaha per bulan, lama usaha, serta keikutsertaan dalam komunitas wirausaha.
10
3.1.3.
Perilaku Wirausaha
Hersey dan Blanchard (1992) menyatakan bahwa perilaku pada dasarnya berorientasi tujuan, pada umumnya dimotivasi oleh keinginan untuk memperoleh tujuan tertentu. Perilaku adalah semua aktifitas manusia, baik yang yang dapat diamati langsung maupun yang tidak dapat diamati pihak l uar (Notoatmojo 2003). Rakhmat (2001) menyatakan bahwa perilaku dapat dibedakan ke dalam tiga ranah yaitu yaitu ranah kognitif kognitif atau pengetahuan, pengetahuan, ranah afektif atau sikap, dan ranah psikomotorik atau keterampilan atau tindakan. Komponen pengetahuan dalam perilaku meliputi awareness awareness dan knowledge knowledge terhadap suatu obyek atau fenomena. Komponen sikap mengacu pada liking dan preference, preference, sedangkan komponen keterampilan mengacu pada intention intention dan actual behaviour terhadap suatu obyek atau fenomena. Mengacu kepada teori yang dikemukakan Rakhmat (2001), maka unsurunsur perilaku dalam penelitian ini terdiri dari tiga ranah yaitu pengetahuan, sikap, dan perilaku. Penelitian ini membahas tentang perilaku wirausaha, sehingga variabel perilaku yang yang
digunakan dalam penelitian ini adalah pengetahuan
wirausaha, sikap wirausaha, dan tindakan wirausaha. 3.1.3.1. Pengetahuan Wirausaha
Pengetahuan diartikan sebagai kemampuan seseorang mengingat-ingat kembali nama, istilah, ide, gejala, rumus, dan sebagainya tanpa mengharapkan kemampuan untuk menggunakannya.
Ranah kognitif adalah ranah yang
mencakup kegiatan mental. Dalam ranah kognitif terdapat enam jenjang proses berpikir, yang salah satunya adalah pengetahuan. Pengetahuan adalah kemampuan seseorang untuk mengingat-ngingat kembali atau mengenali kembali tentang nama, istilah, ide, gejala, rumus-rumus, dan sebagainya, tanpa mengharapkan kemampuan untuk menggunakannya (Sudjono 1996). 3.1.3.2. Sikap Wirausaha
Menurut Notoatmojo (2003), ranah afektif adalah ranah yang berkaitan dengan sikap dan nilai. Beberapa pakar mengatakan bahwa sikap seseorang dapat diramalkan perubahannya bila seseorang telah memiliki penguasaan kognitif
11
tingkat tinggi. Sikap merupakan respon seseorang yang yang masih tertutup terhadap suatu stimulus. Lima pengertian sikap menurut Rakhmat (2001) yaitu: Pertama, sikap adalah kecenderungan bertindak, berpersepsi, berpikir, dan merasa dalam menghadapi objek, ide, situasi, atau nilai. Objek sikap boleh berupa benda, orang, tempat, gagasan atau situasi, atau kelompok. Kedua, sikap mempunyai daya penolong atau motivasi. Sikap bukan sekedar rekaman masa lalu, tetapi juga menentukan apakah orang harus pro atau kontra terhadap sesuatu, menentukan apa yang disukai, diharapkan, dan diinginkan, dan apa yang harus dihindari. Ketiga, sikap lebih menetap. Berbagai studi menunjukkan sikap politik kelompok cenderung dipertahankan dan jarang mengalami perubahan. Keempat, sikap mengandung aspek evaluatif, artinya mengandung nilai menyenangkan atau tidak menyenangkan. Kelima, sikap timbul dari pengalaman, tidak dibawa sejak lahir, tetapi merupakan hasil belajar. Karena itu sikap dapat diperteguh atau diubah. 3.1.3.3. Tindakan Wirausaha
Tindakan adalah kemampuan yang ada pada diri seseorang untuk selalu menggunakan semua organ fisiknya dalam mengembangkan usahanya tersebut. Tindakan berhubungan dengan kerja fisik anggota badan terutama tangan, kaki dan mulut (suara) untuk berkerja (Pambudy 1999). Tindakan merupakan ranah yang berkaitan dengan keterampilan
setelah seseorang menerima pengalaman pengalaman
belajar tertentu. Tindakan wirausaha adalah perbuatan ses eorang dalam mengenali produk, mengelola dan menentukan cara produksi, menyusun operasi untuk pengadaan produk, memasarkannya, serta mengatur permodalan operasinya. Tindakan wirausaha merupakan perilaku wirausaha yang yang paling nyata nyata dan mudah diamati. Tindakan dapat menjadi cerminan dari pengetahuan dan sikap seorang wirausaha. Tindakan inilah yang paling besar pengaruhnya terhadap keberhasilan dalam berwirausaha. 3.2.
Kerangka Pemikiran Operasional
Berdasarkan penelitian terdahulu yaitu penelitian Pambudy et al . (2011) dan Azzahra (2009) serta
penyesuaian dengan kondisi responden, maka
karakteristik individu yang akan digunakan pada penelitian ini meliputi jenis
12
kelamin, fakultas, IPK, pekerjaan ayah, pekerjaan ibu, jenis usaha yang digeluti, sumber modal usaha, penghasilan usaha per bulan, lama usaha, serta keikutsertaan dalam komunitas komunitas wirausaha. Mengacu kepada teori yang dikemukakan Rakhmat (2001), unsur-unsur perilaku dalam penelitian ini terdiri dari tiga ranah yaitu yaitu pengetahuan, sikap, dan perilaku. Penelitian ini membahas tentang perilaku wirausaha, sehingga variabel perilaku yang digunakan dalam penelitian ini adalah pengetahuan wirausaha, sikap wirausaha, dan tindakan wirausaha. Gambar 1 di bawah ini menggambarkan tentang kerangka operasional penelitian. Masalah Pengangguran di Indonesia, Kewirausahaan merupakan salah satu
solusi mengatasi pengangguran
Potensi wirausaha di kalangan mahasiswa
Mahasiswa Pengusaha IPB
Karakteristik mahasiswa
1.Jenis kelamin 2. Fakultas 3. IPK 4. Pekerjaan ayah 5. Pekerjaan Ibu 6. Jenis usaha yang digeluti 7. Sumber Sumber modal usaha usaha 8. Penghasilan usaha per bulan 9. Lama usaha 10. Keikutsertaan dalam komunitas kewirausahaan
Perilaku Wirausaha
1. Pengetahuan Wirausaha 2. Sikap Wirausaha 3. Tindakan Wirausaha
Rekomendasi strategi bagi IPB dalam menerima, mengelola, dan mencetak mahasiswa pengusaha.
Gambar 1. Kerangka Pemikiran Operasional Operasional Karakteristik dan Perilaku Wirausaha Mahasiswa Pengusaha Institut Pertanian Bogor
13
IV. METODE PENELITIAN 4.1.
Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di daerah sekitar kampus Institut Pertanian Bogor (IPB) Dramaga Kabupaten Bogor Provinsi Jawa Barat. Pemilihan lokasi dilakukan dengan sengaja berdasarkan pertimbangan bahwa Institut Pertanian Bogor merupakan salah satu perguruan tinggi yang mencetak banyak mahasiswa pengusaha. Penelitian dilakukan mulai bulan Mei 2012 2012 hingga April 2013. 4.2.
Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang yang digunakan dalam dalam penelitian ini adalah data primer primer dan data sekunder. Data primer berupa keterangan mengenai karakteristik responden dan perilaku wirausahanya yang didapat melalui pengisian kuesioner. Kuesioner berisi pertanyaan pertan yaan yang mengarah kepada pengumpulan data-data yang diperlukan dalam penelitian. penelitian. Data sekunder berupa daftar responden yang diperoleh melalui melalui data Direktorat Kemahasiswaan IPB, HIPMI PT IPB, YOT BNI IPB, IPB EC, dan studi literatur baik melalui buku, artikel, maupun internet. 4.3.
Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah
mahasiswa pengusaha Institut
Pertanian Bogor. Pengertian mahasiswa pengusaha Institut Pertanian Bogor Bogor pada penelitian ini adalah setiap orang yang menjalankan usaha bisnis nyata, mempunyai produk barang atau jasa komersil yang ditawarkan kepada konsumen dan masih berstatus sebagai mahasiswa aktif di Institut Pertanian Bogor. Populasi penelitian yaitu mahasiswa pengusaha Institut Pertanian Bogor yang terdiri dari berbagai kelompok populasi. Data populasi mahasiswa pengusaha Institut Pertanian Bogor diperoleh dari basis data CDA, basis data HIPMI PT IPB, Mahasiswa pengusaha di Pojok BNI YOT IPB 2012, dan mahasiswa pengusaha di IPB Entrepreneur IPB Entrepreneur Community. Community.
14
Tabel 1. Kelompok Populasi dan dan Sampel Sampel Penelitian No Kelompok Populasi Populasi
1
Basis data CDA ( WMM dan
Sampel
Sampel diolah
267
133
103
PMW ) 2
Basis data HIPMI PT IPB
68
56
54
3
Mahasiswa pengusaha di Pojok
50
37
37
58
32
32
443
258
226
BNI YOT IPB 2012 4
Mahasiswa pengusaha di IPB Entrepreneur Community Jumlah total
Sumber : CDA IPB, HIMPI PT IPB, dan data primer (2012)
Jumlah responden dalam penelitian ini berjumlah 258 yang ditentukan dengan teknik purposive sampling . Teknik purposive sampling artinya bahwa penetuan sampel mempertimbangkan kriteria-kriteria tertentu yang telah dibuat terhadap obyek yang sesuai dengan tujuan penelitian dalam hal ini penelitian dilakukan terhadap
mahasiswa pengusaha pengusaha Institut Institut Pertanian Bogor. Ternyata
tidak semua orang dalam kelompok populasi adalah mahasiswa pengusaha. Sehingga peneliti melakukan pengecekan satu persatu terhadap anggota populasi apakah memenuhi kriteria penelitian ataukah tidak. Pengecekan dilakukan secara langsung melalui tatap muka dan telepon. Setelah dilakukan pengecekan, terpilih 258 responden yang akan diberikan kuesioner penelitian. Kuesioner diberikan secara langsung langsung secara tatap muka kepada responden dan
melalui email.
Sebanyak 32 kuesioner yang dikirim melalui e-mail tidak tidak kembali kepada peneliti karena alasan kesibukan dan alasan sudah lulus dari IPB sehingga tidak masuk dalam kriteria sebagai responden. Akhirnya jumlah keseluruhan kuesioner yang diolah berjumlah 226 kuesioner. 4.4.
Data dan Instrumentasi Instrumentasi
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner, alat penyimpan data elektronik, dan alat tulis menulis. Sebelum kuesioner diberikan kepada responden, maka dilakukan uji reliabilitas dan uji validitas. Uji validitas
15
digunakan untuk mengetahui valid tidaknya instrumen pengukuran. Instrumen dikatakan valid apabila dapat mengukur apa yang semestinya diukur atau mampu mengukur apa yang ingin dicari secara tepat. Valid tidaknya suatu instrumen dapat dilihat dari nilai koefisien korelasi antara skor item dengan skor totalnya pada taraf signifikan 5%. Singarimbun (1989) menyatakan bahwa reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan Untuk mengetahui mengetahui apakah alat ukur reliable atau tidak, diuji dengan menggunakan metode Alpha Cronbach. Cronbach . Sebuah instrumen dianggap telah memiliki tingkat keandalan yang dapat diterima, jika nilai koefisien reliabilitas yang terukur adalah lebih besar atau sama dengan 0,6. Uji validitas dan realibilitas pada penelitian ini dilakukan terhadap 30 orang responden sebagai pengujian awal kuesioner. Hasil uji validitas menunjukkan semua pertanyaan valid untuk digunakan dalam penelitian (Lampiran 1). Hasil akhir dari uji reliabilitas menunjukkan Cronbach’s Alpha lebih besar dari 0,600 yaitu sebesar 0,752 untuk pertanyaan pengetahuan wirausaha, 0,784 untuk pertanyaan sikap wirausaha, dan 0,803 untuk pertanyaan tindakan wirausaha. Hal ini berarti semua pertanyaan reliabel untuk digunakan dalam penelitian. Setelah melalui tahap uji validitas dan realibilitas, kuesioner disebar kepada responden lainnya. 4.5.
Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan mulai 6 Mei 2012. Kegiatan ini bertempat di kampus IPB Dramaga dan sekitarnya dengan pengisian kuesioner oleh responden, studi literatu. Pengisian kuesioner oleh responden dilakukan dengan temu langsung dan pengisian lewat e-mail . Kuesioner adalah sebuah set pertanyaan pertanyaan yang secara logis logis berhubungan berhubungan masalah penelitian, dan tiap pertanyaan merupakan jawaban-jawaban yang mempunyai makna dalam menguji hipotesis atau yang mengarah kepada tujuan penelitian. Nazir (2005) menjelaskan bahwa setiap seti ap pertanyaan merupakan bagian dari hipotesis yang diuji, maka secara umum isi dari kuesioner dapat berupa : 1)
Pertanyaan tentang fakta
2)
Pertanyaan tentang pendapat
3)
Pertanyaan tentang persepsi diri.
16
Penelitian ini menggunakan pertanyaan tertutup dan pertanyaan terbuka. Pertanyaan tertutup membatasi jawaban responden. Responden diberi suatu pertanyaan dengan pilihan
jawaban, namun tidak punya kesempatan menulis
tanggapannya sendiri. Jenis pertanyaan tertutup
lainnya ialah pertanyaan dua
pilihan. Jenis pertanyaan ini membatasi responden karena hanya memungkinkan untuk memilih salah satu dari dua pilihan, seperti ya atau tidak, benar atau salah, setuju atau tidak setuju. Pertanyaan tertutup digunakan untuk mengetahui hal-hal yang mempunyai mempunyai sedikit alternatif jawaban seperti umur, pendapatan, kepunyaan, dan hal lain yang dapat dijawab dengan sedikit alternatif jawaban. Berbeda dengan pertanyaan tertutup, pertanyaan terbuka
memberikan
pilihan bagi
responden untuk memberikan alternatif jawaban yang bermacam-macam. Mereka terbuka dan bebas merespons setiap pertanyaan pertan yaan yang diajukan. Pertanyaan terbuka dan tertutup diberikan untuk memperoleh informasi mengenai karakteristik responden. Pertanyaan untuk unsur pengetahuan wirausaha diberikan dalam bentuk pertanyaan tertutup benar/salah. Pertanyaan untuk unsur sikap wirausaha diberikan dalam bentuk pertanyaan tertutup dengan pilihan jawaban skala likert lima kategori mulai dari sangat tidak sesuai hingga sangat sesuai dan pertanyaan untuk unsur tindakan wirausaha berupa pertanyaan ya/tidak. 4.6.
Metode Pengolahan Pengolaha n Data
Ada tiga
jenis analisis yang
digunakan dalam penelitian ini, yaitu
Analisis Statistika Deskriptif, Analisis tabel silang, Analisis Korelasi Range Spearman, Spearman, dan Analisis Korelasi Chi-Square. 4.6.1. Analisis Statistika Deskriptif dan Tabel Silang
Dalam penelitian ini, Analisis Statistika Deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan karakteristik dan perilaku wirausaha mahasiswa pengusaha Institut Pertanian Bogor. Data yang diperoleh dari kuesioner akan diolah dan disajikan dalam bentuk tabel dan dikelompokkan berdasarkan jawaban yang sama. Hasil yang diperoleh kemudian dipersentase berdasarkan jumlah responden dan tabulasi silang antara karakteristik dan perilaku wirausaha. Menurut Nazir (2005), nilai pusat digunakan untuk mewakili keseluruhan skor yang terdapat dalam data. Jenis ukuran nilai pusat yang dipakai adalah rata-
17
rata hitung (mean (mean). ). Mean Mean adalah kecenderungan tengah yang memberikan gambaran umum umum dari suatu seri pengamatan. Rata-rata hitung dapat dirumuskan sebagai berikut: µ=
∑
Keterangan : µ= nilai rata-rata Χi = Pengamatan ke-i ke-i N = jumlah data Menurut Nazir (2005), pembagian klasifikasi penilaian untuk pengetahuan, sikap, tindakan, dan perilakau, dapat dilakukan dengan formulasi sebagai berikut :
=
R
Keterangan: = besar interval kelas R = range k = jumlah interval kelas Tabel 2. Kriteria Penilaian Skor Kuesioner No Range skor Range skor Range skor
1
Range skor
pengetahuan
sikap
tindakan
perilaku
0-20
20-36
0-20
20-76
Kriteria
Sangat rendah
2
20-40
36-52
20-40
76-132
Rendah
3
40-60
52-68
40-60
132-188
Sedang
4
60-80
68-84
60-80
188-244
Tinggi
5
80-100
84-100
80-100
244-300
Sangat tinggi
Skor untuk pengetahuan dan tindakan wirausaha dilakukan dengan nilai tertinggi 100 dan terendah 0 sedangkan pemberian skor untuk sikap wirausaha nilai terendah 20 dan nilai tertinggi 10 karena pengetahuan diukur dengan skala likert. Skor perilaku wirausaha adalah penjumlahan dari skor pengetahuan, sikap, dan tindakan dengan skor tertinggi 300 dan skor terendah 20. Kriteria penilaian skor secara rinci ditunjukkan pada Tabel 2.
18
Analisis
tabel
silang
dilakukan
untuk
menghubungkan
variabel
karakteristik dengan variabel perilaku. Dengan melakukan analisis ini, dapat diketahui perbedaan perbedaan tinggi tinggi rendahnya rendahnya perilaku wirausaha pada masing-masing karakteristik. Analisis ini dilakukan dengan dengan menghubungkan menghubungkan total skor rata-rata perilaku yang diperoleh dari hasil pengolahan pengolahan kuesioner penelitian. Ran ge Spear Spearman man 4.6.2 . Analisis Chi-Square dan Range
Nazir (2005) menyatakan bahwa uji Chi-square digunakan untuk menguji apakah beberapa ukuran nominal berhubungan satu sama lain atau tidak. Uji tersebut berguna untuk menguji apakah dua atau lebih populasi mempunyai distribisi yang sama. Secara umum, uji Chi-Square digunakan dalam penelitian untuk mencari kecocokan ataupun menguji ketidakadaan hubungan antara beberapa populasi. Sedangkan Analisis Korelasi Rank Spearman digunakan jika pengamatan dari dua variabel minimal dalam bentuk skala ordinal . Analisis Korelasi Chi-Square Chi-Square dan Rank Spearman mengetahui hubungan antara karakteristik
digunakan untuk
mahasiswa pengusaha Institut
Pertanian Bogor dengan perilaku wirausahanya.
Variabel
karakteristik yang
berupa data kategori seperti jenis kelamin, fakultas, pekerjaan ayah, pekerjaan ibu, jenis usaha, dan sumber modal dapat dianalisis menggunakan uji Chi-Square. sementara variabel lainnya seperti IPK, penghasilan per bulan, lama usaha, dan keikutsertaan dalam komunitas kewirausahaan yang merupkan data ordinal menggunakan uji Korelasi Range Korelasi Range Spearman .
19
V. KEADAAN UMUM LOKASI LOKASI PENELITIAN PENELITIAN 5.1.
Sejarah Ringkas Institut Pertanian Bogor
Cikal bakal Institut Pertanian Bogor (IPB) diawali dengan adanya lembaga pendidikan tinggi sebagai kelanjutan dari lembaga pendidikan menengah dan tinggi pertanian serta kedokteran hewan yang dimulai pada awal abad ke-20 di Bogor. Lembaga pendidikan menengah tersebut dikenal dengan nama Middlebare Landbouw School, Middlebare Bosbouw School, dan Nederlandsch Indische Veeartsen School. Landbouw Hogenschool dibuka kembali dengan nama Faculteit voor Landbouw-wetwnschappen Landbouw-wetwnschapp en sebagai kelanjutan Landbouw Hogenschool yang mempunyai jurusan Pertanian dan Kehutanan pada tahun 1947. Kemudian Faculteit voor Landbouw-wetenschappen Landbouw-wetenschappen berubah nama menjadi Fakultas Pertanian UI dengan tiga jurusan yaitu Sosial Ekonomi, Pengetahuan Alam, dan Kehutanan pada tahun 1950 serta dibentuk jurusan Perikanan Darat pada tahun 1957. Berdasarkan Keputusan Menteri Pendidikan Tinggi dan Ilmu Pengetahuan (PTIP) Nomor 91 tahun 1963, Fakultas Pertanian, Fakultas Kedokteran Hewan, Fakultas Peternakan UI melepaskan diri menjadi Institut Pertanian Bogor pada tanggal 1 September 1963. 2 Awalnya IPB hanya terdiri dari lima fakultas yaitu Fakutas Pertanian, Fakultas Kehutanan, Fakultas Kedokteran Hewan, Fakultas Peternakan, dan Fakultas Perikanan. IPB berkembang menjadi enam fakultas dengan didirikannya Fakultas Teknologi dan Mekanisasi Pertanian pada tahun 1964 yang saat ini bernama Fakultas Teknologi Pertanian. Sekolah pascasarjana pertama di Indonesia dibuka di IPB yang pada tahun 1980 diresmikan menjadi Fakultas Pascasarjana IPB. Fakultas Pascasarjana IPB beralih status menjadi Program Pendidikan Pascasarjana dengan terbitnya PP 30/1990.3 Institut Pertanian Bogor membuka Fakultas Sains dan Matematika pada tahun 1981 dan berubah nama menjadi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam pada tahun 1983. IPB mulai menyelenggarakan Program
2
Tahap Embrional http://ipb.ac.id/about/history-of-ipb-embrional-step Embrional http://ipb.ac.id/about/history-of-ipb-embrional-step [ diakses pada 16 September 2012] 3 Loc.cit
20
Diploma Pada tahun 1979 dan menjadi Fakultas Politeknik Pertanian pada pada tahun 1980. IPB membuka program pendidikan pascasarjana professional setingkat S2 dalam bidang Manajemen Agribisnis pada tahun 1992. Institut Pertanian Bogor membuka Fakultas Ekonomi dan Manajemen pada tahun 2000. IPB telah ditetapkan menjadi Institut Pertanian Bogor sebagai Badan Hukum Milik Negara pada tanggal 26 Desember 2000 melalui Peraturan Pemerintah Nomor 154. IPB mulai menerapkan Kurikulum sistem mayor minor karena sesuai dengan dengan Kebijakan Dasar Pendidikan Pendidikan IPB mengenai pengembangan pengembangan kurikulum program pendidikan. Kurikulum ini mulai berlaku bagi mahasiswa tahun masuk 2005/2006. Akhirnya IPB membentuk fakultas baru dengan nama Fakultas Ekologi Manusia pada tahun 2006. 4 5.2.
Lokasi Kampus IPB
Institut Pertanian Bogor memiliki lima Kampus yang tersebar di beberapa lokasi yaitu: 1.
Kampus IPB Darmaga seluas 267 Ha digunakan digunakan sebagai kantor rektorat dan pusat kegiatan belajar-mengajar S1, S2 dan S3.
2.
Kampus IPB Baranangsiang Bogor Bogor seluas 11,5 Ha digunakan sebagai pusat kegiatan
penelitian
dan
pemberdayaan
masyarakat
serta
pendidikan
pascasarjana eksekutif. 3.
Kampus IPB Taman Kencana Bogor Bogor seluas 3.4 Ha yang yang direncanakan untuk pendirian rumah sakit internasional.
4.
Kampus IPB Gunung Gede Gede Bogor seluas 14.5 Ha sebagai pusat kegiatan pendidikan manajemen dan bisnis yang yang dilengkapi dengan techno-park.
5.
Kampus IPB Cilibende Bogor seluas 3.2 Ha sebagai pusat kegiatan pendidikan vokasional diploma. diploma. Institut Pertanian Bogor Bogor memiliki 385 laboratorium fisik dan 12 Lahan
Percobaan untuk membekali keterampilan mahasiswa dalam bentuk "hands " hands on practical training " yang tersebar di daerah Darmaga (33 Ha), Sukamantri (39.13 Ha), Sindangbarang (937 Ha), Pasir Kuda (1.86 Ha), Tajur (20.42 Ha), Babakan (10.51 Ha), Jonggol-Kabupaten Bogor (268.74 Ha), Pasir Sarongge-Cianjur (7.13 4
Tahap Pendewasaan http://ipb.ac.id/about/history-of-ipb-maturation-phase ( Diakses pada 16 September 2012]
21
Ha), Gunung Walat (350 Ha) danPelabuhan Ratu-Sukabumi (5.23 Ha), AncolJakarta (0.2 Ha), Ha), Pulau Tinjil-Pandeglang Tinjil-Pandeglang (600 Ha). Terdapat UPT Bahasa dan UPT Lab Lab Terpadu yang digunakan
untuk praktikum praktikum mahasiswa dan wahana
penelitian untuk mahasiswa S1, S2, S3 maupun dosen IPB. Institut Pertanian Bogor memiliki perpustakaan yang terkatagori 5 besar di Indonesia dan dilengkapi dengan IPB electronic library library semuanya untuk melayani informasi 5
yang lengkap dan mutakhir kepada mahasiswa.
Institut Pertanian Bogor Bogor menyediakan asrama mahasiswa bagi mahasiswa tingkat persiapan bersama dengan kapasitas 3000 orang. Di sekeliling kampus terdapat Bank dan ATM, Poliklinik, sarana ibadah, bus keliling kampus dan track sepeda kampus semuanya untuk mempermudah aktivitas warga IPB. Kampus juga menyediakan Gymnasium, Pusat Kegiatan Mahasiswa, dan Gedung Olah Raga untuk menunjang pengembangan bakat dan minat. 5.3.
Visi dan Misi Institut Pertanian Pertanian Bogor
Visi Institut Pertanian Bogor adalah
Menjadi perguruan tinggi berbasis
“
riset kelas dunia dengan kompetensi utama pertanian tropika dan biosains serta berkarakter kewirausahaan”. kewirausahaan”. Misi Institut Pertanian Bogor adalah : 6 1)
Menyelengarakan pendidikan tinggi bermutu tinggi dan pembinaan kemahasiswaan yang komprehensif dalam rangka meningkatkan daya saing bangsa.
2)
Mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi sesuai kebutuhan masyarakat agraris dan bahari pada masa sekarang dan kecenderungan pada masa yang akan datang.
3)
Membangun sistem
manajemen
perguruan
tinggi
yang berkarakter
kewirausahaan, efektif, efisien, transparan, dan akuntabel. 4)
Mendorong terbentuknya masyarakat madani berdasarkan kebenaran dan hak asasi manusia.
5 6
Lokasi Kampus http://ipb.ac.id/about/campus-location [ Diakses pada 16 September 2012] 2012] Visi dan Misi http://ipb.ac.id/about/vision-and-mission [ Diakses pada 16 September 2012]
22
5.4.
Motto dan Tujuan Institut Pertanian Bogor
Motto Institut Pertanian Bogor adalah “Mencari dan Memberi yang Terbaik.” Tujuan dari Institut Pertanian Bogor adalah: 1)
Menguatkan sistem pendidikan dan kemahasiswaan dengan fokus menghasilkan lulusan yang kompeten, cerdas dan kompetitif.
2)
Meningkatkan
jumlah
dan
mutu
penelitian
terintegrasi
sehingga
menghasilkan temuan ilmu pengetahuan, paket teknologi yang bermutu dan bermanfaat bagi masyarakat. 3)
Meningkatkan kesejahteraan dosen, tenaga penunjang, dan bantuan/subsidi bagi pendidikan mahasiswa.
4)
Meningkatkan kapasitas sumberdaya untuk membangun ketangguhan institut.
5)
Menguatkan
sistem
manajemen
untuk
menyempurnakan
sistem
manajemen institut dalam rangka mencapai kesehatan organisasi.
23
VI. HASIL DAN PEMBAHASAN 6.1.
Karakteristik Karakteristik Mahasiswa Pengusaha Institut Pertanian Bogor
Karakteristik
responden yang akan diteliti pada penelitian ini
adalah
jenis kelamin, fakultas, IPK, pekerjaan Ayah, pekerjaan Ibu, jenis usaha yang digeluti, sumber modal usaha, penghasilan usaha per bulan, lama usaha, dan keikutsertaan dalam komunitas kewirausahaan. Karakteristik
responden yang
diteliti dapat menjadi sumber informasi yang berharga bagi pihak-pihak yang membutuhkan informasi mengenai karakteristik mahasiswa pengusaha Institut Pertanian Bogor. Responden dalam penelitian ini adalah mahasiswa aktif Institut Pertanian Pertanian Bogor yang mempunyai kegiatan bisnis atau yang sedang menjalankan usahanya. Jumlah responden yang diberikan kuesioner berjumlah 258 mahasiswa. Akan tetapi kuesioner yang terkumpul dan diolah sebagai data sebanyak 226 kuesioner. Hal ini disebabkan kendala yang dihadapi saat mengumpulkan kembali kembali kuesioner dari para responden. Sebanyak 12 responden sudah lulus dan sisanya sebanyak 20 responden tidak mengembalikan kuesioner penelitian dengan alasan yang berbeda-beda.
Berikut ini akan dibahas satu persatu mengenai karakteristik
mahasiswa pengusaha Institut Pertanian Bogor. 6.1.1. Jenis Kelamin
Jumlah responden pada penelitian ini berjumlah 226 mahasiswa pengusaha. Responden laki-laki berjumlah 155 orang dengan persentase sebesar 68,6 persen dan responden perempuan berjumlah 71 orang dengan persentase sebesar 31,4 persen. Data ini menunjukkan bahwa mahasiswa laki-laki lebih banyak yang berwirausaha dari pada mahasiswa perempuan. Perempuan lebih sedikit yang tertarik berwirausaha saat mahasiswa karena perempuan lebih memilih fokus pada kuliah daripada merintis usaha saat mahasiswa yang menurut mereka akan menyita banyak banyak waktu dan tenaga. Berbeda dengan laki-laki yang memilih berwirausaha sejak mahasiswa, mereka memilih menjadi wirausaha sejak mahasiswa karena ingin hidup mandiri dan sudah mempunyai penghasilan yang layak saat lulus perguruan tinggi.
24
Tabel 3. Sebaran Responden dan Rataan Skor Perilaku Berdasarkan Jenis Kelamin No Jenis Kelamin Jumlah Pengetahuan Sikap Tindakan Perilaku
1
Laki-laki
2
Perempuan Total/ Rata-rata
155
83,05
81,30
81,08
245,43
71
81,64
82,70
83,07
247,41
226
82,62
81,73
81,70
246,05
Sumber : Kuesioner Penelitian Diolah (2012)
Tabel 3 menunjukkan bahwa skor rata-rata perilaku wirausaha mahasiswa pengusaha perempuan lebih tinggi dari laki-laki. Walaupun perbedaan kecil, keci l, hal ini menunjukkan bahwa baik laki-laki maupun perempuan sama-sama mampu mempunyai perilaku wirausaha yang baik. Hal ini karena kemajuan teknologi dan informasi yang sangat canggih, akses informasi yang yang bisa diakses siapapun tanpa batasan jenis kelamin. Bahkan dalam penelitian ini menunjukkan bahwa perempuan mempunyai perilaku yang lebih tinggi tinggi dalam sikap dan tindakan. Hasil ini tidak mengherankan, mengherankan, terbukti banyak bermunculan saat ini pengusaha pengusaha wanita yang sukses. Maraknya bisnis online sangat berpengaruh terhadap gaya dan cara dalam berbisnis. Banyak sekali pelaku bisnis online wanita yang menjual produknya seperti aneka baju muslim, aksesoris wanita, kosmetik, hingga obatobatan herbal secara online. online. 6.1.2. Fakultas
Tabel 4 menunjukkan bahwa fakultas teknologi teknologi pertanian
mempunyai
mahasiswa yang berwirausaha paling banyak sebesar 52 orang atau sekitar 23 persen dari total responden. Disusul oleh fakultas ekonomi dan manajemen sebesar 41 orang atau sebesar 18 persen. Fakultas pertanian di urutan ketiga dengan jumlah mahasiswa yang berwirausaha berjumlah 33 orang atau sebesar 15 persen. Fakultas peternakan berjumlah 27 mahasiswa wirausaha atau sebesar 13 persen. Hasil data ini menunjukkan bahwa semangat untuk berwirausaha tidak hanya berasal dari fakultas yang langsung berkaitan dengan mata kuliah kewirusahaan seperti fakultas Ekonomi dan Manajemen melainkan juga berasal dari fakultas lain seperti fakultas Teknologi Pertanian dengan jumlah responden terbesar yaitu 23 persen. Skor rata-rata perilaku wirausaha hampir hampir sama di setiap
25
fakultas. Hal ini bisa terjadi karena pada masa Tingkat Persiapan Bersama (TPB) seluruh mahasiswa Institut Pertanian Bogor memperoleh mata kuliah wajib kewirausahaan. Selain itu, iklim kewirausahaan yang tumbuh subur di Institut Pertanian Bogor dengan adanya program-program kewirausahaan seperti seminar, workshop, dan pelatihan kewirausahaan kewirausahaan juga mendukung mendukung
mahasiswa untuk
berwirausaha tanpa adanya batasan fakultas. Tabel 4. Sebaran Responden dan Rataan Skor Perilaku Berdasarkan Fakultas No Fakultas Jumlah Pengetahuan Sikap Tindakan Perilaku
1
Pertanian
34
83,38
81,24
80,15
244,77
2
Kedokteran
10
83,00
81,20
82,50
246,70
17
83,50
82,90
82,40
248,80
Hewan 3
Perikanan dan ilmu Kelautan
4
Peternakan
29
82,20
81,70
82,80
246,70
5
Kehutanan
5
84,20
82,70
80,80
247,70
6
Teknologi
52
82,10
80,50
81,20
243,80
24
83,40
82,90
84,00
250,30
40
82,60
81,70
81,60
245,90
15
78,30
83,9
80,30
242,50
226
82,62
81,73
81,70
246,05
Pertanian 7
Matetamatika dan IPA
8
Ekonomi dan Manajemen
9
Ekologi Manusia Total/ Rata-rata
Sumber : Kuesioner Penelitian Diolah (2012)
Skor perilaku tertinggi berasal dari fakultas matematika dan IPA, hal ini karena terlihat dari daftar responden bahwa bahwa mahasiswa pengusaha yang yang berasal dari fakultas matematika dan IPA sebagian besar sudah memulai usahanya lebih dari satu tahun. Hal ini berkaitan dengan penjelasan selanjutnya mengenai lama usaha dimana semakin lama seseorang menjalani kegiatan usaha, maka semakin tinggi perilaku wirausahanya.
26
6.1.3. Indeks Prestasi Kumulatif (IPK)
Hasil data yang terkumpul menunjukkan bahwa mahasiswa Institut Pertanian Bogor Bogor yang berwirausaha mempunyai mempunyai prestasi akademik cukup baik. baik. Hasil pengolahan data menunjukkan bahwa persentase terbesar sebesar 37,2 persen mahasiswa wirausaha
mempunyai IPK antara 2,50 sampai 3,00.
Sementara sebanyak 29,2 persen wirausaha mahasiswa mempunyai IPK antara 3,00 sampai 3,50. Hasil secara lengkap dapat dilihat pada tabel 5. Tabel 5. Sebaran Responden dan Rataan Skor Perilaku Berdasarkan Berdasarkan IPK No IPK Jumlah Pengetahuan Sikap Tindakan Perilaku
1
< 2,00
1
80,00
76,00
80,00
236,00
2
2,00 – 2,00 – 2,50 2,50
33
83,10
80,10
81,00
244,20
3
2,50 – 2,50 – 3,00 3,00
84
82,00
81,70
81,50
245,20
4
3,00 – 3,00 – 3,50 3,50
66
82,80
82,60
82,60
248,00
5
>3,50
42
83,10
82,30
81,70
247,10
Total/ Rata-rata
226
82,62
81,73
81,70
246,05
Sumber : Data Primer Primer (2012)
Hasil
ini
menunjukkan
bahwa
persepsi
mahasiswa
mengenai
kewirausahaan sudah mulai berubah. Dulu, kewirausahaan atau profesi sebagai wirausaha identik dengan orang yang gagal akademik atau kurang pintar di kelas. Akan tetapi saat ini, wirausaha banyak menjadi pilihan bagi mahasiswa yang juga berprestasi secara akademik di kelas. Hal ini juga merupakan dampak dari gencarnya program-program kewirausahaan yang dilakukan pemerintah dan juga IPB untuk meningkatkan jumlah wirausaha melalui seminar-seminar dan pelatihan bisnis. Skor rata-rata perilaku wirausaha mempunyai kecenderungan naik seiring dengan kenaikan IPK responden walaupun kembali turun pada kelompok terakhir yaitu IPK diatas 3,5. Bagaimanapun juga, kemampuan kognitif
tidak boleh
disepelekan oleh seorang pengusaha apalagi oleh seorang mahasiswa pengusaha. Karena selain sebagai pengusaha, mahasiswa pengusaha juga mempunyai kewajiban untuk menuntut ilmu dan mengikuti mengikuti pelajaran pelajaran di kampus IPB. IPB.
27
6.1.4. Pekerjaan Ayah
Tabel 6 menunjukkan bahwa sebagian besar pekerjaan ayah mahasiswa pengusaha IPB adalah sebagai pegawai negeri sipil yaitu sebesar 35,8 persen, diikuti
oleh profesi profesi sebagai sebagai pegawai swasta sebesar 27,9 persen. Hal ini
menunjukkan bahwa profesi ayah tidak berpengaruh terhadap keputusan mahasiswa wirausaha Institut Pertanian Bogor untuk mengikuti jejak profesi sang ayah. Tabel 6. Sebaran Responden dan Rataan Skor Perilaku Berdasarkan Pekerjaan Ayah No Pekerjaan Ayah Jumlah Pengetahuan Sikap Tindakan Perilaku
1
PNS
81
83,60 83,60
81,10
81,00
245,70
2
Pegawai Swasta
63
82,40
81,80
82,70
246,90
3
Wirausaha
39
81,50
81,00
81,60
244,10
4
Petani
12
80,00
83,30
75,80
239,10
5
Tidak bekerja
11
82,90
80,40
82,90
246,20
6
Lainnya
20
80,70
82,10
82,70
245,50
226
82,62
81,73
81,70
246,05
Total/ Rata-rata Sumber : Data Primer (2012)
Hasil ini menunjukkan bahwa responden ingin melakukan hal yang berbeda dengan memilih profesi yang berbeda dengan profesi sang s ang Ayah. Selain itu, dengan berwirausaha responden ingin merubah merubah kehidupan ke arah yang lebih baik dengan penghasilan yang lebih besar serta kebebasan dalam mengelola waktu. Skor rata-rata perilaku wirausaha hampir sama di setiap profesi sang ayah. Skor tertinggi berada pada profesi ayah sebagai pegawai swasta dan ayah yang tidak bekerja. Kondisi ayah yang sangat sibuk bekerja sebagai pegawai swasta sehingga tidak mempunyai waktu bagi keluarga, mungkin menjadi motivasi bagi responden untuk lebih bersemangat dalam berwirausaha, sehingga semakin cepat mencapai kebebasan dalam pengelolaan waktu. Kondisi ayah yang tidak bekerja menjadi semangat dan motivasi untuk merubah kehidupan yang lebih dengan berwirausaha.
28
6.1.5. Pekerjaan Ibu
Tabel 7 menunjukkan menunjukkan bahwa pekerjaan Ibu responden responden yang paling besar adalah sebagai pegawai negeri sipil yaitu sebanyak 74 orang atau sebesar 32,7 persen. Disusul kemudian yang tidak bekerja seban yak 56 orang atau sebesar sebes ar 24,8 persen. Hasil ini menunjukkan bahwa pekerjaan ibu tidak mempengaruhi keputusan responden untuk mengikuti jejak profesi sang ibu. Seperti pada pada karakter karakter pekerjaan ayah, responden responden memilih berwirausaha karena ingin melakukan hal berbeda yang lebih bermanfaat dengan menciptakan lapangan pekerjaan serta keinginan meningkatkan kesejahteraan hidup dengan penghasilan yang lebih besar dan kebebasan pengelolaan waktu. Tabel 7. Sebaran Responden dan Rataan Skor Perilaku Berdasarkan Pekerjaan .Ibu Tindakan No Pekerjaan Ibu Jumlah Pengetahuan Sikap Perilaku
1
PNS
74
82,00
80,80
80,60
243,40
2
Pegawai
32
83,60
84,30
83,60
251,50
Swasta 3
Wirausaha
45
80,80
81,50
82,00
244,30
4
Petani
11
85,00
82,30
80,40
247,70
5
Tidak bekerja
56
84,40
81,70
82,30
248,40
6
Lainnya
8
78,80
80,50
80,60
239,90
226
82,62
81,73
81,70
246,05
Total Sumber : Data Primer (2012)
Skor rata-rata perilaku wirausaha yang menarik di sini adalah skor ratarata sikap pada profesi ibu sebagai pegawai swasta yang mempunyai perbedaan cukup besar dibandingkan skor rata-rata yang lain. Kondisi ibu yang sangat sibuk bekerja sebagai pegawai swasta membuat ibu tidak mempunyai waktu banyak bagi
keluarga. Hal ini bisa
menjadi motivasi bagi responden untuk lebih
bersemangat dalam berwirausaha sehingga lebih cepat mencapai kebebasan dalam pengelolaan waktu.
29
6.1.6. Jenis Usaha
Mahasiswa Institut Pertanian Bogor dari semua fakultas yang ada mempunyai kompetensi dasar dalam ilmu pertanian. Kompetensi dasar ini diberikan sejak awal di waktu Tingkat Tingkat Persiapan Bersama (TPB) dan ditambah di fakultas masing-masing. Hal ini sedikit banyak juga mempengaruhi terhadap jenis usaha yang dilakukan oleh mahasiswa pengusaha Institut Pertanian Bogor. Selain itu, bidang pertanian memang mencakup bidang yang luas mulai dari pertanian pangan hingga pertanian non pangan, bidang usaha hulu hingga bidang usaha hilir. Tabel 8 menunjukkan bahwa jenis usaha yang dilakukan oleh responden sebagian besar berada di bidang pertanian. Data selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 8. Bidang usaha pertanian adalah bidang usaha luas yang mencakup segala jenis kegiatan bisnis mulai dari hulu sampai kegiatan bisnis hilir. Institut Pertanian Bogor
mendirikan fakultas dari A sampai I dalam rangka
memberikan
kompetensi yang lengkap mulai dari hulu sampai hilir. Masing-masing kompetensi khusus yang dimiliki oleh mahasiswa mempunyai peluang bisnis yang dapat dikembangkan menjadi sebuah bisnis yang menguntungkan. menguntungkan. Tabel 8. Sebaran Responden dan Rataan Skor Perilaku Berdasarkan Jenis Usaha No Jenis Usaha Jumlah Pengetahuan Sikap Tindakan Perilaku
1
Pertanian
2
Non
134
82,60
81,50
81,30
245,40
92
82,70
82,10
82,30
247,10
226
82,62
81,73
81,70
246,05
Pertanian Total/Rata-rata Sumber : Data Primer Primer (2012)
Skor rata-rata perilaku wirausaha responden yang mempunyai usaha di bidang pertanian dengan responden yang berwirausaha di bidang non pertanian hampir sama. Semua bisnis mempunyai karakter dan tingkat kesulitan masingmasing. Kesuksesan atau kegagalan bisnis tidak semata-mata bergantung kepada jenis usaha yang dijalankan, tetapi sangat bergantung kepada
baik buruknya
pengelolaan suatu bisnis.
30
6.1.7. Sumber Modal Usaha
Modal usaha merupakan salah satu komponen penting dalam menjalankan sebuah usaha. Meskipun modal bukanlah syarat utama untuk memulai dan menjalankan usaha, tetapi keterbatasan modal akan menjadi masalah serius bagi pengusaha jika pelaku usaha tidak mengetahui sumber mendapatkan modal tersebut. Sebagai pelaku usaha, mahasiswa wirausaha Institut Pertanian Bogor membutuhkan modal untuk menjalankan usahanya. Tabel 9 menunjukkan sumber modal yang didapatkan oleh responden. Sebagian besar responden memperoleh sumber modal dari investor terdekat seperti temen dekat dan keluarga dengan sistem bagi hasil. Jumlah responden dengan pembiayaan investor berjumlah 97 orang atau sebesar 42,9 persen. Responden memilih mendapatkan modal dari investor karena cara ini adalah cara paling mudah untuk mendapatkan modal yang lumayan besar dengan syarat-syarat yang tidak sulit. Sebaran Responden dan Rataan Skor Perilaku Berdasarkan Sumber Modal Usaha Sumber Modal Jumlah Pengetahuan Sikap Tindakan Perilaku
Tabel 9.
No 1
Sendiri
52
82,70
81,70
81,70
246,10
2
Investor
97
81,80
81,50
80,80
244,10
28
83,90
81,00
84,30
249,20
1
80,00
75,00
80,00
235,00
48
83,60
82,90
82,10
248,60
226
82,62
81,73
81,70
246,05
(Kerabat, keluarga, teman, dll) 3
Dana Hibah (PKMK, PMW)
4
Lembaga Keuangan (Bank, BPR, dll)
5
Lainnya (perlombaan, patungan) Total
Sumber : Data Primer (2012)
31
Sumber modal kedua dan ketiga berasal dari diri sendiri dan patungan dengan teman atau kolaborasi yaitu sebesar 23 persen dan 21,2 persen. Sebanyak 12,4 persen responden memperoleh modal dari dana hibah. Responden ini adalah mahasiswa yang mengawali usahanya dari keikutsertaan dalam program Kreatifitas Mahasiswa Kewirausahaan (PKMK) dan Program Mahasiswa Wirausaha (PMW CDA IPB) yang sampai saat ini bertahan dan terus berjalan. Responden dalam kategori ini mempunyai skor rata-rata perilaku tertinggi karena mahasiswa pengusaha yang mengikuti program ini mendapatkan pelatihan secara intensif dari pihak bank mandiri serta adanya mekanisme controling terhadap kegiatan bisnis yang yang dilakukan sebagai bentuk pertanggung jawaban. Pendanaan usaha melalui lembaga keuangan berada pada urutan yang terakhir, karena mahasiswa mengalami kendala syarat-syarat pendanaan dan administrasi sehingga kucuran dana yang diperoleh mahasiswa dari lembaga keuangan masih sangat sulit. 6.1.8. Lama Usaha
Pengalaman tidak akan bisa dibeli dengan uang. Kata-kata tersebut berarti bahwa pengalaman dalam berusaha sangatlah penting dalam keberhasilan sebuah usaha. Pengalaman dalam berwirausaha dapat diukur dengan lamanya usaha. Semakin lama pelaku usaha menjalankan usahanya, maka semakin banyak ilmu dan pengetahuan yang diperoleh tentang bidang usaha yang digeluti. Tabel berikut ini memperlihatkan secara lengkap sebaran responden berdasarakan lama usaha yang dilakukan. Sebaran Responden dan Rataan Skor Perilaku Berdasarkan Lama Usaha Lama Usaha Jumlah Pengetahuan Sikap Tindakan Perilaku
Tabel 10.
No 1
< 1 tahun
135
80,80
81,50
80,10
242,40
2
1 – 2 – 2 tahun
67
84,60
82,20
83,30
250,10
3
>2 tahun
24
86,90
82,40
85,80
255,10
226
82,62
81,73
81,70
246,05
Total Sumber : Data Primer Primer (2012)
32
Berdasarkan Tabel 10 terlihat bahwa sebagian besar responden yaitu sebesar 59,7 persen baru memulai usahanya dan masih berjalan kurang dari satu tahun. Sebesar 29,6 persen mahasiswa telah menjalankan usahanya selama rentan waktu satu sampai dua tahun. Sedangkan mahasiswa yang telah menjalankan usahanya selama lebih dari dua tahun sebesar 10,6 persen atau sebanyak 24 orang mahasiswa. Hasil data tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar responden adalah sebagai pemula dalam bisnis. Masa awal memulai bisnis adalah masa yang paling sulit dalam mendirikan suatu bisnis. Berdasarkan Tabel 10 terlihat jelas bahwa skor rata-rata perilaku responden mengalami kenaikan sesuai dengan lama usahanya. usahanya. Semakin lama responden dalam berwirausaha, maka semakin tinggi perilaku wirausahanya. Perbedaan yang sangat jelas terdapat pada pengetahuan, tindakan, dan perilaku wirausaha responden. 6.1.9. Penghasilan Usaha per Bulan
Besarnya jumlah penghasilan pelaku usaha merupakan salah satu indikator keberhasilan sebuah usaha. Penghasilan yang dimaksud di sini adalah penghasilan bersih yang diterima oleh pengusaha selama satu bulan. Sebagai pelaku usaha, mahasiswa pengusaha pengusaha Institut Pertanian Bogor
juga mempunyai penghasilan
yang berbeda-beda jumlahnya. Data selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 11. Sebaran Responden dan Rataan Skor Perilaku Berdasarkan .Penghasilan Usaha per Bulan Penghasilan Jumlah Pengetahuan Sikap Tindakan Perilaku
Tabel 11.
No 1
< 1 juta
119
82,50
81,50
81,80
245,80
2
1 juta – juta – 3 3 juta
61
82,70
82,00
80,70
245,40
3
3 juta – juta – 6 6 juta
32
82,30
82,20
82,70
247,20
4
>6 juta
14
85,00
82,20
84,20
251,40
226
82,62
81,73
81,70
246,05
Total Sumber : Data Primer (2012)
Tabel 11 menunjukkan bahwa sebagian besar responden yaitu sebesar 52,7 persen, berpenghasilan kurang dari satu juta rupiah setiap bulan. Hal ini wajar terjadi mengingat sebagian besar responden sebanyak 135 orang mahasiswa
33
adalah pemula dalam bisnis dan baru merintis usahanya kurang dari satu tahun. Merintis usaha bukanlah pekerjaan mudah bahkan pada fase ini diperlukan kesabaran dan keuletan yang lebih. Kadangkala pada fase merintis usaha ini, bukanlah keuntungan yang didapat akan tetapi lebih sering ruginya, beruntung kalau bisa balik modal. Menjadi seorang wirausaha memiliki daya tarik tersendiri bagi mahasiswa karena potensi menghasilkan keuntungan yang besar. Berdasarkan data pada Tabel 11 sebanyak 14 mahasiswa pengusaha telah mempunya penghasilan penghasilan cukup besar mencapai angka diatas enam juta. Penghasilan ini dicapai oleh mahasiswa yang mempunyai usaha dengan produk yang telah dikenal dan rata-rata sudah berjalan selama dua tahun. Skor rata-rata perilaku wirausaha responden responden cenderung tinggi terhadap responden yang mempunyai penghasilan cukup besar. Kelompok responden yang mempunyai penghasilan usaha lebih
dari enam juta per bulan mempunyai mempunyai
perilaku wirausaha tertinggi daripada kelompok penghasilan yang lainnya. Responden yang mempunyai perilaku wirausaha
tinggi, mempunyai peluang
lebih besar untuk sukses dalam menjalankan bisnis dengan indikator penghasilan usaha per bulan yang besar. 6.1.10. Keikutsertaan dalam Komunitas Wirausaha
Manusia adalah makhluk sosial. Setiap manusia membutuhkan orang lain untuk
memenuhi
kebutuhan
dan
keinginannya.
Naluri
berkumpul
dan
bersosialisasi dengan sesama selalu ada pada diri setiap manusia begitu juga sebagai seorang pelaku usaha. Salah satu wadah yang memfasilitasi kebutuhan manusia untuk bersosialisasi adalah dengan komunitas. Bergabung dengan komunitas mempunyai banyak sekali manfaat yang didapat sesuai dengan jenis komunitas yang diikuti. Bergabung dengan komunitas wirausaha akan bermanfaat terhadap kemajuan bisnis seorang pengusaha. Tabel 12 memperlihatkan sebaran responden berdasarkan keikutsertaan dalam komunitas wirausaha.
34
Tabel 12. Sebaran Responden dan Rataan Skor Perilaku Berdasarkan .Keikutsertaan dalam Komunitas Wirausaha Keikutsertaan dalam No Jumlah Pengetahuan Sikap Tindakan Perilaku komunitas wirausaha
1
Ikut
2
Tidak ikut Total
139
82,63
82,46
81,94
247,03
87
82,61
80,67
81,36
244,64
226
82,62
81,73
81,70
246,05
Sumber : Data Primer Primer (2012)
Dari Tabel 12 terlihat bahwa mahasiswa pengusaha Institut Pertanian Bogor yang ikut serta dalam komunitas bisnis berjumlah 139 orang mahasiswa atau sebesar 61,5 persen. Jumlah ini menunjukkan bahwa jumlah responden yang ikut serta dalam komunitas bisnis lebih banyak daripada responden yang tidak ikut serta dalam komunitas bisnis manapun. Seharusnya, semua mahasiswa pengusaha ikut i kut serta aktif dalam komunitas bisnis karena begitu banyak manfaat yang diperoleh dengan bergabung dalam komunitas bisnis. Mahasiswa pengusaha yang tidak mengikuti komunitas bisnis adalah sebagian dari mahasiswa wirausaha yang mengikuti Program Mahasiswa Wirausaha (PMW). Responden yang ikut serta dalam komunitas bisnis, mempunyai perilaku wirausaha yang lebih tinggi tinggi daripada responden yang tidak bergabung dalam komunitas bisnis manapun. Hal ini jelas karena manfaat komunitas yang sangat besar untuk pengembangan diri pengusaha dan kemajuan bisnis pengusaha. 6.2.
Perilaku Wirausaha
Perilaku wirusaha adalah segala aktifitas yang terdapat pada sesorang berupa pengetahuan, sikap, dan tindakannya. Berdasarkan Tabel 13 dan Tabel T abel 14 diketahui bahwa rataan hitung dari skor perilaku wirausaha responden adalah 246,05 yang yang berarti berada dalam kategori sangat tinggi. Sebesar 55,57 persen responden mempunyai perilaku wirausaha dalam kategori sangat tinggi, sebesar 43,37 persen masuk ke dalam kategori perilaku wirausaha
tinggi, dan hanya
sebesar 0,88 persen yang masuk kategori perilaku wirausaha sedang. Tidak seorang pun pun responden yang masuk dalam kategori perilaku wirausaha sangat rendah, dan rendah. Hal ini menunjukkan menunjukkan bahwa perilaku wirausaha responden responden sangat baik.
35
Tabel 13. Rataan Hitung Skor Perilaku Responden No Keterangan Rataan Hitung
Kategori
1
Pengetahuan Wirausaha
82,62 Sangat tinggi
2
Sikap Wirausaha
81,73 Tinggi
3
Tindakan Wirausaha
81,70 Sangat tinggi
4
Perilaku Wirausaha
246,05 Sangat tinggi
Sumber: Kuesioner Penelitian diolah (2012)
Responden yang merupakan mahasiswa pengusaha Institut Pertanian Bogor mempunyai perilaku wirausaha yang baik karena mereka sudah benar benar melakukan kegiatan usaha, mempunyai produk atau jasa komersil yang ditawarkan kepada konsumen, bukan hanya sekedar proposal bisnis atau perencanaan bisnis. Kondisi ini berarti bahwa
keberlangsungan usaha mereka
sangat bergantung terhadap baik buruknya perilaku mereka dalam menjalankan usahanya. Tabel 14. Sebaran Responden Berdasarkan Unsur-unsur Perilaku Wirausaha Unsur- unsur Perilaku Wirausaha Kategori
Pengetahuan
Sikap
N
N
%
Perilaku wirausaha
Tindakan %
N
%
N
%
Sangat rendah
0
0,00
0
0,00
0
0,00
0
0,00
Rendah
0
0,00
0
0,00
1
0,44
0
0,00
Sedang
4
1,80
4
1,80
9
3,98
2
0,88
Tinggi
111
49,10
142
62,80
109
48,23
98
43,37
Sangat tinggi
111
49,10
80
35,40
107
47,35
126
55,75
Jumlah
226
100,00
226
100
226
100,00
226
100.00
Sumber : Kuesioner Penelitian diolah (2012)
Pengetahuan merupakan salah satu syarat penting bagi seseorang untuk meraih sukses dalam suatu bidang. Begitu juga di bidang kewirausahaan, seorang wirausaha sukses
mempunyai pengetahuan wirausaha yang yang baik mempunyai
peluang sukses lebih besar daripada seorang wirausaha dengan pengetahuan wirausaha yang buruk. Di zaman teknologi informasi saat ini yang sudah sangat canggih, proses memperoleh pengetahuan sangat terbuka lebar bagi siapa saja yang mau mencarinya. Pengetahuan tidak hanya didapat melalui proses
36
pembelajaran formal di kelas- kelas ataupun seminar-seminar kewirausahaan, namun juga bisa diperoleh secara mandiri melalui studi literatur yang bisa didapat melalui
browsing
internet
berupa
jurnal-jurnal
kewirausahaan,
e-book
kewirausahaan, dan sumber lain yang sangat banyak dan bisa diakses secara gratis maupun berbayar. Tabel 13 menunjukkan bahwa
responden mempunyai rata-rata nilai
hitung yang sangat tinggi untuk pengetahuan wirausaha yaitu sebesar 82,61. Sebanyak 49,1 persen responden mempunyai pengetahuan wirausaha dalam kategori tinggi dan sangat tinggi. Hanya sebesar 1,8 persen responden yang mempunyai pengetahuan wirausaha dalam kategori sedang, sedangkan tidak satupun responden yang mempunyai pengetahuan wirausaha dalam kategori rendah dan sangat rendah. Responden yang merupakan mahasiswa pengusaha IPB mempunyai pengetahuan wirausaha yang tinggi karena mereka mendapat mata kuliah wajib kewirausahaan saat semester awal di IPB. Selain itu, dukungan dari pihak kampus terhadap kewirausahaan dengan menyelenggarakan kegiatan dan program-program kewirausahaan turut serta menambah pengetahuan wirausaha mahasiswa. Sikap wirausaha adalah komponen afektif seseorang wirausaha yang merupakan kecenderungan bertindak, berpersepsi, berpikir, dan merasa dalam menghadapi objek, ide, situasi, atau nilai. Sikap merupakan rekaman pengetahuan masa lalu sehingga akan menentukan apakah orang harus pro atau kontra terhadap sesuatu, menentukan apa yang disukai, diharapkan, dan diinginkan untuk keberlangsungan dan kesuksesan usahanya. Tabel 13 menunjukkan bahwa rataan hitung skor sikap wirausaha responden adalah 81,73 dan termasuk dalam kategori tinggi. Sebesar 35,4 persen responden yang memiliki sikap wirausaha dalam kategori sangat tinggi,
62,8
persen dalam kategori tinggi, dan 1,8 persen dalam kategori sedang. Tidak ada satu orang pun dari responden yang mempunyai sikap wirausaha dalam kategori rendah dan sangat rendah, hal ini karena sikap wirausaha seseorang dipengaruhi juga oleh pengetahuan wirausaha. Tindakan wirausaha merupakan perilaku wirausaha yang paling nyata dan mudah diamati. Tindakan dapat menjadi cerminan dari pengetahuan dan sikap
37
seorang wirausaha. Tindakan inilah yang paling besar pengaruhnya terhadap keberhasilan dalam berwirausaha. Tabel 13 menunjukkan bahwa tindakan wirausaha responden memiliki rataan hitung sebesar 81,7 yang termasuk dalam kategori sangat tinggi. Tabel 14 menunjukkan bahwa sebesar 47,35 persen responden mempunyai tindakan tindakan wirausaha dalam kategori sangat tinggi, sebesar 48,23 persen persen dalam kategori tinggi, sebesar 3,98 persen dalam kategori sedang, dan 0,44 persen dalam kategori rendah. Tidak ada satu pun responden yang mempunyai tindakan wirausaha dalam kategori sangat rendah. Hasil ini sangat wajar mengingat semua responden adalah seorang pengusaha yang mempunyai kegiatan bisnis nyata bukan hanya sekedar mengajukan proposal bisnis. Keberhasilan usaha yang mereka lakukan sangat bergantung dengan perilaku wirausahanya, sehingga mau tidak mau, perilaku wirausaha yang baik menjadi hal yang wajib dimiliki oleh pengusaha pengusaha sebagai syarat agar bisnisnya bisnisnya tetap berjalan dan berkembang. Selain itu, sebagian besar responden adalah peserta Wirausaha Muda Mandiri dan Program Mahasiswa Wirausaha dimana peserta diharuskan melaporkan perkembangan usahanya yang telah berjalan, hal ini turut serta berpengaruh terhadap tingginya tindakan wirausaha. 6.3.
Hubungan antara Karakteristik Karakteristik
Responden dengan Perilaku
Wirausaha
Hasil
uji Chi Square
dan Uji Uji korelasi Rank Spearman menunjukkan
bahwa sebagian besar karakteristik responden memiliki hubungan tidak nyata dengan unsur-unsur yang terdapat dalam perilaku wirausaha. Tabel 15 menunjukkan bahwa terdapat hubungan nyata α 0,05 antara pekerjaan Ibu dengan pengetahuan wirausaha, lama usaha dengan pengetahuan wirausaha, lama usaha dengan tindakan wirausaha, dan keikutsertaan dalam komunitas bisnis dengan sikap wirausaha. Berikut ini adalah tabel 15 yang menunjukkan rekapan hasil uji uji Chi Square dan Square dan uji Range uji Range Spearman. Spearman.
38
Tabel 25. Hubungan Karakteristik dengan Perilaku Wirausaha Responden Karakteristik Individu
Unsur-unsur Perilaku Wirausaha Pengetahuan Uji
Jenis kelamin
χ2
p-value
Sikap Koef.
Uji
Perilaku Wirausaha TindakanT
P-value
Koef.
Uji
P-value
Koef.
Uji
P-value
Koef.
0,228
-
χ2
0,218
-
χ2
0,839
-
χ2
0,295
-
Fakultas
χ2
0,335
-
χ2
0,131
-
χ2
0,978
-
χ2
0,791
-
IPK
rs
0,645
0,031
Rs
0,151
0,096
rs
0,564
0,039
rs
0,524
0,043
0,907
-
χ2
0,973
-
χ2
0,319
-
χ2
0,195
-
Pekerjaan
χ2
Ayah Pekerjaan Ibu
χ2
0,024**
-
χ2
0,925
-
χ2
0,584
-
χ2
0,853
-
Jenis Usaha
χ2
0,578
-
χ2
0,578
-
χ2
0,759
-
χ2
0,162
-
0,642
-
χ2
0,844
-
χ2
0,970
-
χ2
0,988
-
0,000**
0,315
Rs
0,286
0,071
rs
0,000**
0,245
rs
0,000**
0,296
0,761
0,020
Rs
0,455
0,050
rs
0,603
0,035
rs
0,639
0,031
0,997
0,000
Rs
0,021**
0,153
rs
0,601
0,035
rs
0,344
0,063
Sumber
χ2
modal Lama usaha Penghasilan usaha
rs rs
Keikutsertaa n dalam
rs
komunitas bisnis
Sumber : Kuesioner Penelitian diolah (2012)
Keterangan : rs = uji korelasi Rank Spearman χ2 = uji korelasi Chi Square p-value = nilai signifikansi ** = berhubungan nyata pada α 0,05 Berikut ini adalah penjelasan mengenai hubungan antara tiap-tiap karakteristik responden terhadap unsur-unsur perilaku wirausaha. 1.
Jenis Kelamin Karakteristik jenis kelamin memiliki p-value sebesar 0,228 terhadap
pengetahuan, sebesar sebes ar 0,218 terhadap sikap, sebesar 0,839 terhadap t erhadap tindakan, dan sebesar 0,295 terhadap perilaku. Hasil ini menunjukkan bahwa karakteristik jenis kelamin tidak memiliki hubungan nyata dengan perilaku wirausaha maupun unsur-unsurnya. Pertama, dilihat dari sisi pengetahuan wirausaha, saat ini baik laki-laki maupun perempuan sama-sama mempunyai mempunyai hak dan kesempatan yang sama dalam belajar ataupun mencari pengetahuan baik dalam forum formal seperti belajar dikelas, maupun dengan cara-cara informal seperti mengakses informasi melalui media-media elektronik dan digital. Semuanya mempunyai hak dan kesempatan yang sama tidak ada yg membedakan, kondisi seperti inilah yang
39
membuat karakter jenis kelamin tidak
berhubungan secara nyata terhadap
pengetahuan wirausaha. Pemerintah menyadari pentingnya wirausaha terhadap kemajuan suatu bangsa, sehingga berbagai
program telah
digalakkan untuk mendorong
tumbuhnya kewirausahaan nasional. Berbagai macam bantuan ataupun program program seminar maupun pelatihan yang diselenggarakan ternyata juga di rasakan oleh mahasiswa yang memang merupakan salah satu objek dan subjek potensial penggerak kewirausahaan kewirausahaa n nasional. Gerakan-gerakan kebangkitan kewirausahaan kewiraus ahaan semacam ini tidak hanya terjadi di luar kampus, akan tetapi juga difasilitasi oleh Institut Pertanian Bogor. Hal ini sangat berdampak terhadap pandangan dan persepsi mahasiswa maupun mahasiswi terhadap kewiraushaan bahwa menjadi wirausaha merupakan profesi yang menjanjikan dan terhormat. Persepsi s eperti ini yang membuat karakter jenis kelamin tidak berhubungan secara nyata terhadap sikap wirausaha. Ketiga, dari sisi tindakan wirausaha, tidak ada hubungan yang nyata antara jenis kelamin responden dengan tindakannya dalam berwirausaha. Baik laki-laki maupun perempuan mampu bertindak sama baiknya untuk kemajuan usahanya. Kemajuan teknologi informasi dan teknologi digital yang sangat pesat membuat setiap orang mempunyai kesempatan yang sama untuk sukses, kesempatan yang sama untuk membuka suatu bidang usaha. Tidak hanya bagi kaum laki-laki yang bisa sukses di bidang usaha, saat ini banyak sekali bermunculan pengusaha-pengusaha wanita yang sukses dengan bisnisnya. Karena saat ini berbisnis tidak harus dilakukan dengan bekerja langsung terjun ke lapangan, akan tetapi juga bisa dilakukan hanya di rumah saja. Hal ini membuat profesi sebagai wirausaha dapat dilakukan dengan baik oleh laki-laki dan perempuan. 2.
Fakultas Karakteristik
fakultas
memiliki p-value
sebesar
0,335
terhadap
pengetahuan, sebesar sebes ar 0,131 terhadap t erhadap sikap, sebesar 0,978 terhadap t erhadap tindakan, dan sebesar 0,791 terhadap perilaku. Hal ini berarti karakteristik fakultas tidak mempunyai hubungan yang yang nyata terhadap pengetahuan, sikap, tindakan, dan perilaku wirausaha. Jumlah responden terbanyak te rbanyak berasal dari Fakultas Teknologi
40
Pertanian. Bukan Bukan hanya hanya mahasiswa dari fakultas yang yang berhubungan langsung dengan materi-materi wirausaha seperti Fakultas Ekonomi dan Manajemen yang termotivasi untuk berwirausaha, akan tetapi juga dari fakultas-fakultas lain. Hal ini bisa terjadi karena seluruh mahasiswa IPB memperolah matakuliah kewirausahaan di TPB serta adanya program pendidikan sistem mayor minor yang memungkinkan mahasiswa untuk memilih mata kuliah yang berhubungan dengan kewirausahaan untuk mengembangkan potensi wirausaha mereka. Selain itu, program-program kewirausahaan yang dilakukan oleh IPB seperti seminar, workshop, dan pelatihan kewirausahaan telah membantu mahasiswa dalam mengembangkan potensi kewirausahaannya tanpa batasan fakultas. 3.
Indeks Prestasi Kumulatif Karakteristik IPK memiliki p-value p-value sebesar 0,645 terhadap pengetahuan,
sebesar 0,151 terhadap sikap, sebesar 0,564 terhadap tindakan, dan sebesar 0,524 terhadap perilaku. Hasil ini menunjukkan bahwa karakteristik IPK tidak berhubungan secara nyata dengan perilaku wirausaha beserta unsur-unsurnya. Komponen kognitif akademik responden tidak berpengaruh secara langsung terhadap perilaku wirausaha. Orang yang mempunyai IPK tinggi belum tentu mempunyai pengetahuan, sikap, dan tindakan wirausaha yang tinggi. Prestasi akademik di dalam kelas memang berbeda dengan tingginya perilaku wirausaha. Hal ini juga menyangkut masalah kesukaan atau orang sering menyebutnya dengan passion. dengan passion. Seorang yang mempunyai prestasi cemerlang di kelas tentu saja mempunyai kesukaan di bidang akademik, sehingga tanpa harus dipaksa pun dia akan berprestasi di kelas dengan senang hati. Begitu juga dengan seseorang yang mempunyai kesukaan di bidang wirausaha, dia akan terus melakukan kegiatankegiatan yang berhubungan dengan wirausaha sehingga keterampilan dan perila ku berwirausahanya akan terus meningkat. Pada kenyataannya, banyak sekali pengusaha sukses yang tidak memiliki prestasi cemerlang dari sisi akademis, namun mampu berprestasi di bidang wirausaha tentunya dengan indikator keberhasilan usaha yang dilakukannya.
41
4.
Pekerjaan Ayah Karakteristik pekerjaan ayah memiliki p-value sebesar 0,907 terhadap
pengetahuan, sebesar sebes ar 0,973 terhadap sikap, sebesar 0,319 terhadap tindakan, dan sebesar 0,195 terhadap perilaku wirausaha. Hal ini berarti pekerjaan ayah dari responden tidak berhubungan secara nyata terhadap perilaku wirausaha. Pekerjaan Ayah tidak memberikan unsur pengetahuan pengetahuan tentang kewirausahaan, juga tidak mengenai
pandangan
dan
persepsi
responden
terhadap
kewirausahaan.
Bagaimanapun juga ayah menjadi sosok role model yang akan ditiru segala sikap dan tingkah tingkah lakunya oleh sang anak. 5.
Pekerjaan Ibu Karakteristik pekerjaan ibu memiliki p-value sebesar 0,024 terhadap
pengetahuan, sebesar sebes ar 0,925 terhadap sikap, sebesar 0,584 terhadap tindakan, dan sebesar 0,853 terhadap perilaku wirausaha. Pekerjaan ibu responden tidak berhubungan secara nyata dengan perilaku wirausaha, tetapi berhubungan nyata dengan pengetahuan wirausaha. Seorang ibu dapat mempengaruhi pengetahuan wirausaha. Hal ini mungkin terjadi karena ibu adalah sosok yang memiliki kedekatan terhadap anaknya dan sering memberikan nasehat kepada anaknya untuk bisa hidup lebih baik dari sang ibu. ibu. Kondisi ini bisa memacu memacu anak untuk berusaha lebih keras, salah satunya dengan mencari ilmu dan pengetahuan yang banyak tentang kewirausahaan agar menjadi pengusaha sukses yang mempunyai kebebasan waktu dan kebebasan finansial. 6.
Jenis Usaha Karakteristik jenis usaha memiliki p-value sebesar 0,578 terhadap
pengetahuan, sebesar 0,578 terhadap sikap, s ikap, sebesar 0,759 terhadap tindakan, dan sebesar 0,162 terhadap perilaku. Hasil ini menunjukkan bahwa jenis usaha tidak berhubungan secara nyata dengan perilaku wirausaha dan unsur-unsurnya. Responden yang mempunyai jenis usaha pertanian belum tentu mempunyai pengetahuan, sikap, tindakan, dan perilaku wirausaha yang lebih tinggi daripada responden yang mempunyai jenis usaha di bidang selain pertanian. Hal ini karena setiap jenis usaha mempunyai kesulitan masing-masing dan setiap jenis usaha
42
pasti memerlukan pengetahuan, sikap, dan tindakan yang baik agar meraih kesuksesan baik itu jenis usaha pertanian maupun usaha selain pert anian. 7.
Sumber Modal Usaha Karakteristik sumber modal usaha memiliki p-value sebesar 0,642
terhadap pengetahuan, sebesar
0,844 terhadap sikap, sebesar
0,970 terhadap
tindakan, dan sebesar 0,988 terhadap perilaku wirausaha. Hasil ini menunjukkan bahwa karakteristik kar akteristik sumber modal usaha tidak berhubungan secara seca ra nyata dengan perilaku
wirausaha
dan
unsur-unsurnya.
Belum
tentu
responden
yang
mendapatkan permodalan dari lembaga keuangan atau investor mempunyai pengetahuan, sikap, tindakan, dan perilaku wirausaha yang lebih tinggi daripada responden yang mendapatkan permodalan selain dari investor atau pun lembaga keuangan. Hal ini karena permodalan dalam suatu usaha berkaitan dengan situasi dan kondisi orang yang bersangkutan, apakah orang tersebut mempunyai uang sendiri, ataukah mempunyai rekan bisnis sehingga memilih untuk patungan, ataukah tidak mempunyai modal tetapi mempunyai keluarga atau saudara yang mau menginvestasikan uangnya untuk dijalankan menjadi sebuah bis nis. 8.
Lama Usaha Karakteristik lama usaha memiliki p-value sebesar 0,000 terhadap
pengetahuan wirausaha, sebesar 0,286 terhadap sikap, sebesar 0,000 terhadap tindakan, dan sebesar 0,000 terhadap perilaku wirausaha. Hasil ini menunjukkan bahwa lama usaha mempunyai hubungan secara nyata terhadap pengetahuan, tindakan, dan perilaku wirausaha. Kewirausahaan adalah ilmu praktik di la pangan, bukan hanya teori-tori yang dipelajari di dalam kelas. Nilai koefisien korelasi antara lama usaha dengan pengetahuan wirausaha bernilai positif sebesar 0,315. Hal ini berarti bahwa semakin lama seseorang terjun dalam suatu usaha, maka cenderung mempunyai pengetahuan wirausaha yang semakin tinggi. tinggi. Semua pasti sepakat bahwa ilmu praktik itu lebih besar dampaknya dan akan lebih membekas daripada ilmu teori yang kita pelajari. Jadi, semakin lama usaha responden, kecenderungan
pengetahuan yang didapat mengenai wirausaha akan semakin
banyak. Hal ini juga terjadi pada tindakan wirausaha yang mempunyai nilai koefisien korelasi 0,245. Hal ini berarti bahwa semakin lama usaha, maka
43
tindakan wirausaha responden cenderung semakin tinggi. Semakin banyak pengalaman
berwirausaha maka secara otomatis keterampilan usaha akan
semakin baik. Nilai koefisien korelasi antara lama usaha dengan perilaku wirausaha bernilai positif sebesar 0,296. Hal ini dapat dikatakan bahwa semakin lama usaha seseorang, maka perilaku wirausaha akan cenderung semakin tinggi. tinggi. Memang benar bahwa jam terbang dalam berwirausaha berwira usaha tidak akan pernah menipu. Perilaku wirausaha akan semakin tinggi seiring dengan bertambahnya jam terbang dan pengalaman dalam berwirausaha. 9.
Penghasilan Usaha per Bulan Karakteristik penghasilan usaha memiliki p-value sebesar 0,761 terhadap
pengetahuan, sebesar sebes ar 0,455 terhadap te rhadap sikap, sebesar 0,603 terhadap tindakan, dan sebesar 0,639 terhadap perilaku. Hasil ini menunjukkan bahwa penghasilan usaha tidak berhubungan secara nyata terhadap perilaku wirausaha beserta unsurunsurnya. Sebesar 52,7 persen responden mempunyai penghasilan dari usahanya kurang dari satu juta per bulan. Hal ini tidak berarti bahwa pengetahuan, sikap, tindakan, dan perilakiu wirausaha responden juga rendah. Dalam penelitian ini, rendahnya penghasilan sebagian besar responden karena sebesar 59,7 persen dari responden adalah seorang pemula dalam bisnis yaitu memulai bisnisnya dalam waktu kurang dari satu tahun. Tahap memulai bisnis adalah tahapan yang paling berat dalam suatu bisnis. Pada masa ini pebisnis masih dalam tahap mencoba dan memperoleh sedikit keuntungan bahkan malah mengalami kerugian. 10. Keikutsertaan dalam Komunitas Wirausaha Karakteristik keikutsertaan dalam komunitas bisnis memiliki p-value sebesar 0,997 terhadap pengetahuan, sebesar 0,021 terhadap sikap, sebesar 0,601 terhadap tindakan, dan sebesar 0,344 terhadap perilaku. Hasil ini menunjukkan bahwa keikutsertaan dalam komunitas bisnis tidak berhubungan secara nyata terhadap perilaku wirausaha, tetapi mempunyai hubungan yang nyata dengan sikap wirausaha. Sebagai seorang pebisnis, keikutsertaan dalam suatu komunitas bisnis menjadi sangat penting untuk menunjang keberhasilan bisnisnya. Komunitas mempunyai banyak sekali manfaat seperti sharing ilmu, memperluas jaringan bisnis, serta manfaat pemecahan masalah bisnis. Keikutsertaan dalam
44
komunitas bisnis mempunyai hubungan nyata terhadap sikap wirausaha karena dalam komunitas terjadi proses pertukaran ilmu dan proses saling mengenal antar pebisnis satu dengan pebisnis yang lainnya. Hal ini akan mempengaruhi pandangan dan persepsi responden tentang wirausaha itu sendiri yang akan semakin bertambah seiring dengan bertambahnya ilmu dan jaringan bisnis yang didapat.
45
VII. KESIMPULAN DAN SARAN 7.1.
1.
Kesimpulan
Karakteristik mahasiswa pengusaha yang memiliki perilaku tertinggi adalah mahasiswa pengusaha perempuan, memiliki IPK antara 3,00-3,50, pekerjaan ayah dan ibu sebagai pegawai swasta, jenis usaha selain pertanian, sumber modal dari dana hibah, menjalankan usaha lebih dari dua tahun, mempunyai penghasilan lebih dari enam juta per bulan, dan aktif ikut serta dalam komunitas wirausaha.
2.
Mahasiswa pengusaha Institut Pertanian mempunyai perilaku wirausaha dalam kategori sangat tinggi, pengetahuan wirausaha sangat tinggi, sikap wirausaha tinggi, dan tindakan wirausaha sangat tinggi.
3.
Sebagian besar karakteristik responden memiliki hubungan tidak nyata dengan unsur-unsur yang terdapat dalam perilaku wirausaha. Hanya terdapat hubungan nyata antara pekerjaan Ibu dengan pengetahuan wirausaha, lama usaha dengan pengetahuan wirausaha, lama usaha dengan tindakan wirausaha, lama usaha
dengan perilaku
wirausaha, dan
keikutsertaan dalam komunitas wirausaha dengan sikap wirausaha. 7.2.
1.
Saran
Institut Pertanian Bogor dapat meningkatkan kualitas dan kuantitas program-program kewirausahaan sedini mungkin kepada mahasiswa baik itu berupa seminar, workshop, maupun pelatihan kewirausahaan untuk meningkatkan jiwa dan perilaku wirausaha yang merupakan perwujudan dari visi Institut Pertanian Bogor.
2.
Departemen Agribisnis IPB dapat meningkatkan substansi mata kuliah kewirausahaan dan memperbanyak ilmu-ilmu praktis di lapangan sejak awal pembelajaran agar agar dapat mempengaruhi secara lebih kuat dan lebih awal terhadap tindakan mahasiswa untuk berwirausaha.
3.
Lembaga-lembaga kemahasiswaan dapat ikut serta meningkatkan atmosfer kewirausahaan di kampus kampus IPB dengan dengan menciptakan dan mengembangkan mengembangkan komunitas wirausaha untuk mewadahi para mahasiswa pengusaha Institut Pertanian Bogor
46
DAFTAR PUSTAKA
Alma B. 1999. Kewirausahaan. 1999. Kewirausahaan. Bandung: Alfabeta. Azzahra R. 2009. Perilaku Wirausaha Mahasiswa Institut Pertanian Bogor Peserta Program Kreativitas Mahasiswa Kewirausahaan (PKMK) dan Program Pengembangan Kewirausahaan Mahasiswa (PPKM) [skripsi]. Bogor: Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor. Burhanudin. 2012. Metode Belajar Kewirausahaan di Institut Pertanian Bogor [laporan akhir penelitian unggulan Departemen Agribisnis]. Bogor: Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor. Fawaqa L. 2006. Potensi Wirausaha di Kalangan Mahasiswa (Perbandingan antara Mahasiswa yang Mendapat dengan yang Tidak Mendapat Mata Kuliah Kewirausahaan) [skripsi]. Bogor. Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Hersey P dan Blanchard, K. 1992. Manajemen Perilaku Pendayagunaan Pendayagunaan Sumberdaya Manusia. Manusia. Jakarta: Erlangga.
Organisasi;
Hijriyah R. 2004. Perilaku Wirausaha Pedagang Fried Chicken Kaki Lima di Kota Bogor [skripsi]. Bogor: Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor. Ilyas Z. A. dan E. Sudamika. 2002. Hubungan Karakteristik Peternak Sapi Perah dengan Sikap dan Perilaku dalam Pengelolaan Limbah Peternakan [Laporan Kegiatan]. Bogor: Fakultas Kedokteran Hewan, Institut Pertanian Bogor. [IPB]. Institut Pertanian Bogor. 2006. Panduan Program Sarjana. Bogor: Institut Pertanian Bogor. Joewono. 2010. The 5 Arrows of New Business Development . Jakarta : Arrbey. Kasmir. 2006. Kewirausahaan 2006. Kewirausahaan.. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Nazir M. 2005. Metode 2005. Metode Penelitian. Penelitian. Bogor: Ghalia Indonesia. Notoatmojo S. 2003. Ilmu 2003. Ilmu Kesehatan Masyarakat . Jakarta: Rineka Cipta. Pambudy R. 1999. Perilaku Komunikasi, Perilaku Wirausaha Peternak, dan Penyuluhan dalam Sistem Agribisnis Peternakan Ayam [Disertasi]. Bogor: Sekolah Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor. Pambudy R, Priatna WB, Burhanuddin, Rosiana N. 2011. Analisis Perilaku Wirausaha Mahasiswa Institut Pertanian Bogor [laporan akhir penelitian unggulan departemen Agribisnis]. Bogor: Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor. Rakhmat J. 2001. Psikologi Komunikasi Edisi Revisi. Revisi. Bandung: Remaja Rosda Karya.
47
Ramanti R.P. 2006. Perilaku Wirausaha Wanita Peternak dalam Mencari dan Menerapkan Informasi Usaha Ternak Ayam Buras [skripsi]. Bogor: Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor. Riyanti BPD. 2003. Kewirausahaan dari Sudut Pandang Psikologi Kepribadian. Jakarta: Grasindo. Robbins S. P. 1996. Perilaku Organisasi. Konsep, Kontroversi, Aplikasi. Jakarta: Aplikasi. Jakarta: Prehalindo. Sarwono. 1978. Perbedaan antara Pemimpin dan Aktivis dalam Gerakan Protes Mahasiswa. Mahasiswa. Jakarta : Bulan Bintang. Setiawan I. 2003. Analisis Pendapatan dan Perilaku Wirausaha Pedagang Sate di Kota Bekasi [skripsi]. Bogor: Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor. Singarimbun M dan Effendi S. 1989. Metode Penelitian Survai. Survai. PT. Jakarta: Pustaka LP3ES Indonesia. Soedjono A. 1996. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Pendidikan . Jakarta: Raja Grafindo Persada. Sutanto A. 2002. Kewiraswastaan 2002. Kewiraswastaan.. Jakarta: Ghalia Indonesia. Yuliadini. 2000. Analisis Pendapatan dan Faktor Kewirausahaan Pedagang Bakso Sapi Keliling di Kota Bogor Jawa Barat [skripsi]. Bogor: Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor. Yuliantin M. 2009. Persepsi dan Perilaku Mahasiswa tentang Pergaulan Lawan Jenis [skripsi]. Bogor: Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.
48
LAMPIRAN
49
LAMPIRAN Lampiran 1. Hasil Uji Validitas dan Realibilitas Pengetahuan Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
N of Items
,752
20
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item Deleted Pert1 Pert2 Pert3 Pert4 Pert5 Pert6 Pert7 Pert8 Pert9 Pert10 Pert11 Pert12 Pert13 Pert14 Pert15 Pert16 Pert17 Pert18 Pert19 Pert20
15,90 15,93 15,87 15,93 15,97 16,07 15,93 16,40 15,90 16,00 16,03 16,30 16,03 15,87 16,00 15,90 16,03 15,93 15,97 15,87
Scale Variance if Item Deleted 7,817 7,651 8,051 7,789 7,551 7,513 7,582 7,007 7,817 7,655 7,482 7,321 7,413 8,051 7,448 7,748 7,551 7,513 7,757 7,982
Corrected Item-Total Correlation ,331 ,360 ,257 ,275 ,358 ,277 ,402 ,408 ,331 ,263 ,316 ,281 ,349 ,257 ,367 ,381 ,284 ,445 ,246 ,325
Cronbach's Alpha if Item Deleted ,742 ,739 ,747 ,745 ,739 ,746 ,736 ,735 ,742 ,746 ,742 ,749 ,739 ,747 ,738 ,739 ,745 ,734 ,747 ,745
50
SIKAP Case Processing Summary
N Valid Cases
Excludeda Total
% 30
100,0
0
,0
30
100,0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure. Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
N of Items
,784
20
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item Deleted Pert1 Pert2 Pert3 Pert4 Pert5 Pert6 Pert7 Pert8 Pert9 Pert10 Pert11 Pert12 Pert13 Pert14 Pert15 Pert16 Pert17 Pert18 Pert19 Pert20
80,10 79,93 79,73 79,57 79,60 79,83 79,50 80,13 79,87 79,63 79,13 79,60 79,47 79,37 79,53 79,50 79,60 79,30 79,47 79,33
Scale Variance if Item Deleted 30,300 29,582 29,582 30,116 29,145 27,523 28,397 29,223 29,292 28,516 29,154 29,559 29,706 30,033 29,568 29,914 28,938 29,459 29,568 29,609
Corrected Item-Total Correlation ,268 ,258 ,280 ,241 ,402 ,506 ,482 ,289 ,320 ,467 ,460 ,300 ,363 ,290 ,411 ,291 ,390 ,383 ,338 ,255
Cronbach's Alpha if Item Deleted ,780 ,782 ,780 ,782 ,772 ,763 ,766 ,780 ,777 ,767 ,769 ,778 ,775 ,779 ,772 ,779 ,772 ,773 ,776 ,782
51
Tindakan Reliability Statistics Cronbach's
N of Items
Alpha ,803
20
Item-Total Statistics Scale Mean if
Scale Variance
Corrected Item-
Cronbach's
Item Deleted
if Item Deleted
Total
Alpha if Item
Correlation
Deleted
Pert1
14,83
12,648
,291
,800
Pert2
14,93
11,924
,470
,789
Pert3
14,79
12,670
,312
,798
Per4
14,93
12,138
,400
,793
Pert5
14,90
12,310
,362
,796
Pert6
14,86
11,909
,524
,785
Pert7
14,79
12,170
,505
,788
Pert8
14,79
12,599
,339
,797
Pert9
14,86
12,266
,399
,793
Per10
14,86
12,409
,350
,796
Per11
14,69
13,007
,322
,798
Per12
14,69
12,865
,401
,795
Per13
14,69
12,793
,441
,794
Per14
15,17
11,433
,579
,780
Per15
15,07
12,495
,257
,804
Per16
14,79
12,456
,394
,794
Per17
14,83
12,648
,291
,800
Per18
14,83
12,576
,317
,798
Per19
14,83
12,719
,266
,801
Per20
14,66
13,305
,245
,802
52
Lampiran 2. Hasil Uji-Chi Square Uji-Chi Square dan Range dan Range Spearman
Jenis kelamin *Pengetahuan Chi-Square Tests Asymp. Sig. (2Value Pearson Chi-Square
Linear-by-Linear Association N of Valid Cases
sided)
a
9
.228
12.522
9
.185
2.722
1
.099
11.750
Likelihood Ratio
df
226
a. 10 cells (50,0%) have expected count less than 5 . The minimum expected count is ,31.
Jenis Kelamin * Sikap Chi-Square Tests Asymp. Sig. (2Value Pearson Chi-Square
Linear-by-Linear Association N of Valid Cases
sided)
a
28
.218
38.604
28
.088
3.118
1
.077
33.508
Likelihood Ratio
df
226
a. 44 cells (75,9%) have expected count less than 5. The minimum expected count is ,31.
Jenis kelamin * Tindakan Chi-Square Tests Asymp. Sig. (2Value
df
sided)
a
12
.839
Likelihood Ratio
9.134
12
.691
Linear-by-Linear Association
2.166
1
.141
Pearson Chi-Square
N of Valid Cases
7.275
226
a. 16 cells (61,5%) have expected count less than 5. The minimum expected count is ,31.
53
Jenis kelamin* Perilaku Chi-Square Tests Asymp. Sig. (2Value Pearson Chi-Square
Linear-by-Linear Association N of Valid Cases
sided)
a
64
.295
84.138
64
.047
.504
1
.478
69.596
Likelihood Ratio
df
226
a. 125 cells (96,2%) have expected count less than 5. The minimum expected count is ,31.
Fakultas * Pengetahuan Chi-Square Tests Asymp. Sig. (2Value Pearson Chi-Square
Linear-by-Linear Association N of Valid Cases
sided)
a
72
.297
63.199
72
.761
.759
1
.384
77.880
Likelihood Ratio
df
226
a. 74 cells (82,2%) have expected count less than 5. The minimum expected count is ,02.
Fakultas * Sikap Chi-Square Tests Asymp. Sig. (2Value Pearson Chi-Square Likelihood Ratio Linear-by-Linear Association N of Valid Cases
df
sided)
a
224
.131
220.847
224
.547
.744
1
.388
2.479E2
226
a. 258 cells (98,9%) have expected count less than 5. The minimum expected count is ,02.
54
Fakultas * Tindakan Chi-Square Tests Asymp. Sig. (2Value Pearson Chi-Square
sided)
a
96
.978
66.884
96
.990
.317
1
.573
70.122
Likelihood Ratio
df
Linear-by-Linear Association N of Valid Cases
226
a. 102 cells (87,2%) have expected count less than 5. The minimum expected count is ,02.
Fakultas * Perilaku Chi-Square Tests Asymp. Sig. (2Value Pearson Chi-Square
sided)
a
512
.791
395.182
512
1.000
.018
1
.895
4.859E2
Likelihood Ratio
df
Linear-by-Linear Association N of Valid Cases
226
a. 585 cells (100,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is ,02.
Pekerjaan Ayah * Pengetahuan Chi-Square Tests Asymp. Sig. (2Value Pearson Chi-Square Likelihood Ratio Linear-by-Linear Association N of Valid Cases
df
sided)
a
45
.907
38.948
45
.725
1.164
1
.281
33.022
226
a. 48 cells (80,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is ,05.
55
Pekerjaan Ayah * Sikap Chi-Square Tests Asymp. Sig. (2Value Pearson Chi-Square
Linear-by-Linear Association N of Valid Cases
sided)
a
140
.973
113.715
140
.950
.004
1
.949
1.096E2
Likelihood Ratio
df
226
a. 167 cells (96,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is ,05.
Pekerjaan Ayah * Tindakan Chi-Square Tests Asymp. Sig. (2Value Pearson Chi-Square
Linear-by-Linear Association N of Valid Cases
sided)
a
60
.319
51.693
60
.769
.000
1
.999
64.614
Likelihood Ratio
df
226
a. 67 cells (85,9%) have expected count less than 5. The minimum expected count is ,05.
Pekerjaan Ayah * Perilaku Chi-Square Tests Asymp. Sig. (2Value Pearson Chi-Square Likelihood Ratio Linear-by-Linear Association N of Valid Cases
df
sided)
a
320
.195
269.409
320
.982
.989
1
.320
3.416E2
226
a. 390 cells (100,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is ,05.
56
Pekerjaan Ibu * Pengetahuan Chi-Square Tests Asymp. Sig. (2Value Pearson Chi-Square
Linear-by-Linear Association N of Valid Cases
sided)
a
45
.024
48.027
45
.351
1.262
1
.261
65.596
Likelihood Ratio
df
226
a. 46 cells (76,7%) have expected count less than 5. The minimum expected count is ,04.
Pekerjaan Ibu * Sikap Chi-Square Tests Asymp. Sig. (2Value Pearson Chi-Square
Linear-by-Linear Association N of Valid Cases
sided)
a
140
.925
125.396
140
.806
.036
1
.851
1.167E2
Likelihood Ratio
df
226
a. 169 cells (97,1%) have expected count less than 5. The minimum expected count is ,04.
Pekerjaan Ibu * Tindakan Chi-Square Tests Asymp. Sig. (2Value Pearson Chi-Square Likelihood Ratio Linear-by-Linear Association N of Valid Cases
df
sided)
a
60
.584
53.972
60
.694
.420
1
.517
57.059
226
a. 64 cells (82,1%) have expected count less than 5. The minimum expected count is ,04.
57
Pekerjaan Ibu * Perilaku Chi-Square Tests Asymp. Sig. (2Value Pearson Chi-Square
Linear-by-Linear Association N of Valid Cases
sided)
a
320
.853
258.653
320
.995
3.228
1
.072
2.935E2
Likelihood Ratio
df
226
a. 390 cells (100,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is ,04.
Jenis Usaha * Pengetahuan Chi-Square Tests Asymp. Sig. (2Value Pearson Chi-Square
Linear-by-Linear Association N of Valid Cases
sided)
a
9
.578
8.951
9
.442
.020
1
.889
7.568
Likelihood Ratio
df
226
a. 10 cells (50,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is ,41.
Jenis Usaha * Sikap Chi-Square Tests Asymp. Sig. (2Value Pearson Chi-Square Likelihood Ratio Linear-by-Linear Association N of Valid Cases
df
sided)
a
28
.578
30.277
28
.350
.555
1
.456
25.911
226
a. 40 cells (69,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is ,41.
58
Jenis Usaha * Tindakan Chi-Square Tests Asymp. Sig. (2Value
df
sided)
Pearson Chi-Square
8.323
a
12
.759
Likelihood Ratio
11.547
12
.483
.873
1
.350
Linear-by-Linear Association N of Valid Cases
226
a. 16 cells (61,5%) have expected count less than 5. The minimum expected count is ,41.
Jenis Usaha * Perilaku Chi-Square Tests Asymp. Sig. (2Value Pearson Chi-Square
sided)
a
64
.162
96.023
64
.006
1.153
1
.283
75.083
Likelihood Ratio
df
Linear-by-Linear Association N of Valid Cases
226
a. 125 cells (96,2%) have expected count less than 5. The minimum expected count is ,41.
Sumber Modal * Pengetahuan Chi-Square Tests Asymp. Sig. (2Value Pearson Chi-Square Likelihood Ratio Linear-by-Linear Association N of Valid Cases
df
sided)
a
36
.642
33.200
36
.602
1.231
1
.267
32.371
226
a. 36 cells (72,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is ,00.
59
Sumber Modal * Sikap Chi-Square Tests Asymp. Sig. (2Value Pearson Chi-Square
Linear-by-Linear Association N of Valid Cases
sided)
a
112
.844
86.495
112
.965
1.217
1
.270
96.931
Likelihood Ratio
df
226
a. 136 cells (93,8%) have expected count less than 5. The minimum expected count is ,00.
Sumber Modal * Tindakan Chi-Square Tests Asymp. Sig. (2Value Pearson Chi-Square
Linear-by-Linear Association N of Valid Cases
sided)
a
48
.970
33.105
48
.950
.469
1
.493
31.363
Likelihood Ratio
df
226
a. 51 cells (78,5%) have expected count less than 5. The minimum expected count is ,00.
Sumber Modal * Perilaku Chi-Square Tests Asymp. Sig. (2Value Pearson Chi-Square Likelihood Ratio Linear-by-Linear Association N of Valid Cases
df
sided)
a
256
.988
203.409
256
.993
1.714
1
.190
2.075E2
226
a. 324 cells (99,7%) have expected count less than 5. The minimum expected count is ,00.
60
Uji Range Ran ge Spe Spear ar man
IPK * Pengetahuan Correlations IPK IPK
Pearson Correlation
pengetahuan 1
.031
Sig. (2-tailed)
.645
N pengetahuan
226
226
Pearson Correlation
.031
1
Sig. (2-tailed)
.645
N
226
226
IPK * Sikap Correlations IPK IPK
Pearson Correlation
Sikap 1
.096
Sig. (2-tailed)
.151
N Sikap
226
226
Pearson Correlation
.096
1
Sig. (2-tailed)
.151
N
226
226
IPK * Tindakan Correlations IPK IPK
Pearson Correlation
tindakan 1
Sig. (2-tailed) N tindakan
.039 .564
226
226
Pearson Correlation
.039
1
Sig. (2-tailed)
.564
N
226
226
61
IPK * Perilaku Correlations IPK IPK
Pearson Correlation
perilaku 1
.04 3
Sig. (2-tailed)
.524
N perilaku
226
226
Pearson Correlation
.043
1
Sig. (2-tailed)
.524
N
226
226
Lama Usaha * Pengetahuan Correlations lamusaha lamusaha
Pearson Correlation
pengetahuan 1
.315
Sig. (2-tailed)
.000
N pengetahuan
Pearson Correlation
**
226
226
**
1
.315
Sig. (2-tailed)
.000
N
226
226
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Lama Usaha * Sikap Correlations lamusaha lamusaha
Pearson Correlation
Sikap 1
Sig. (2-tailed) N Sikap
.071 .286
226
226
Pearson Correlation
.071
1
Sig. (2-tailed)
.286
N
226
226
62
Lama Usaha * Tindakan Correlations lamusaha lamusaha
Pearson Correlation
tindakan **
1
.245
Sig. (2-tailed)
.000
N tindakan
Pearson Correlation
226
226
**
1
.245
Sig. (2-tailed)
.000
N
226
226
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Lama Usaha * Perilaku Correlations lamusaha lamusaha
Pearson Correlation
perilaku **
1
.296
Sig. (2-tailed)
.000
N perilaku
Pearson Correlation Sig. (2-tailed)
226
226
**
1
.296
.000
N
226
226
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Keikutsertaan dalam komunitas Bisnis * Pengetahuan Correlations Kombis Kombis
Pearson Correlation
pengetahuan 1
Sig. (2-tailed) N pengetahuan
.000 .997
226
226
Pearson Correlation
.000
1
Sig. (2-tailed)
.997
N
226
226
63
Keikutsertaan dalam komunitas Bisnis * Sikap Correlations Kombis Kombis
Pearson Correlation
Sikap 1
.153
Sig. (2-tailed) N Sikap
.021 226
226
*
1
Pearson Correlation
.153
Sig. (2-tailed)
.021
N
*
226
226
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Keikutsertaan dalam Komunitas Bisnis * Tindakan Correlations Kombis Kombis
Pearson Correlation
tindakan 1
Sig. (2-tailed) N tindakan
.035 .601
226
226
Pearson Correlation
.035
1
Sig. (2-tailed)
.601
N
226
226
Keikutsertaaan dalam Komunitas Bisnis * Perilaku Correlations Kombis Kombis
Pearson Correlation
perilaku 1
Sig. (2-tailed) N perilaku
.063 .344
226
226
Pearson Correlation
.063
1
Sig. (2-tailed)
.344
N
226
226
64
Penghasilan Usaha per Bulan * Pengetahua Correlations Pengusaha Pengusaha
Pearson Correlation
pengetahuan 1
.020
Sig. (2-tailed)
.761
N pengetahuan
226
226
Pearson Correlation
.020
1
Sig. (2-tailed)
.761
N
226
226
Penghasilan Usaha Per bulan * Sikap Correlations Pengusaha Pengusaha
Pearson Correlation
Sikap 1
Sig. (2-tailed)
.455
N Sikap
.050
226
226
Pearson Correlation
.050
1
Sig. (2-tailed)
.455
N
226
226
Penghasilan Usaha Per bulan * Tindakan Correlations Pengusaha Pengusaha
Pearson Correlation
tindakan 1
Sig. (2-tailed) N tindakan
.035 .603
226
226
Pearson Correlation
.035
1
Sig. (2-tailed)
.603
N
226
226
65
Penghasilan Usaha per bulan * perilaku Correlations Pengusaha Pengusaha
Pearson Correlation
perilaku 1
Sig. (2-tailed) N perilaku
.031 .639
226
226
Pearson Correlation
.031
1
Sig. (2-tailed)
.639
N
226
226
66