WIRAUSAHA: JENIS-JENIS DAN KEMITRAAN
A. JENIS-JENIS USAHA Berdasarkan buku Enterpreneurship Enterpreneurship yang ditulis oleh dr. H. Syamsul Arifin,
M.Pd
disebutkan
bahwa
dikatakan
bahwa
jenis – jenis – jenis
dikelompokkan menjadi (1): 1. Usaha Yang Sesungguhnya, dengan ciri-ciri sebagai berikut, a. Didasarkan motif untuk melayani dan memperoleh kemandirian b. Dengan ketulusan, kerja keras dan inovasi inovasi c. Bukan jalan pintas, cara cepat menjadi kaya d. Membangun secara bertahap e. Menjaga nama baik, membangun reputasi f. Bukan sekedar passive passive income income , tetapi riil g. Pendidikan, persahabatan, spiritualitas sangat penting 2. Usaha Spekulatif, dengan ciri-ciri sebagai berikut, a. Didasarkan motif ingin cepat kaya b. Mengedepankan cara-cara instant c. Mendewa-dewakan passive Mendewa-dewakan passive income d. Tidak peduli kerugian pihak yang lain, yang penting “saya untung” e. Pendidikan dan kehidupan spiritual dianggap tidak penting Sedangkan pada bahan yang lain menyebutkan bahwa (2): 1. Usaha yang sesungguhnya (usaha riil), memiliki ciri-ciri: a. Berorientasi pada hubungan antar manusia
usaha
b. Memiliki kontribusi ekonomi dalam jangka panjang terhadap manusia dan lingkungannya c. Mengutamakan tata nilai d. Kekayaan yang diperoleh dari kerja keras, inovasi, persaingan 2. Usaha Spekulatif memiliki ciri-ciri: a. Berorientasi pada uang b. Menitikberatkan pada aset yang terus meningkat nilainya dan penampilan yang berlebih c. Menunggu keuntungan datang Berdasarkan kedua sumber tersebut, terdapat perbedaan mendasar antara kedua jenis usaha. Usaha yang sesungguhnya atau usaha riil adalah usaha yang menitikberatkan pada manusia sebagai bagian dari usaha, artinya usaha dilaksanakan bukan hanya atas dasar mencari uang tetapi juga menjalin hubungan dengan orang lain, berbeda dengan usaha spekulatif yang hanya berorientasi pada uang tanpa peduli kerugian yang orang lain dapatkan asalkan dirinya sendiri untung. Apabila dilihat berdasarkan cara menjalankan usaha, usaha riil adalah usaha yang didirikan dengan sungguh-sungguh, kerja keras, tahap demi tahap sampai usaha tersebut dapat memberikan keuntungan, selama menjalankan usaha tersebut pun pengusaha harus senantiasa menjaga nama baik dan reputasi demi kelangsungan usahanya, sedangkan usaha spekulatif adalah usaha yang mementingkan untung yang akan didapat sehingga seringkali menggunakan caracara instan untuk mendapat keuntungan maksimal. Dari segi hasil yang diharapkan kedua jenis usaha ini juga berbeda, pada usaha riil, pengusaha
menyadari penuh bahwa hasil tersebut tidak akan didapat tanpa usaha yang maksimal dari kerja keras, inovasi, dan persaingan usaha, berbeda dengan usaha spekulatif yang secara pasif menunggu hasil, pengusaha ini memiliki pandangan seperti “jangan bekerja untuk uang, buatlah uang bekerja untuk anda” yang bertolak belakang dengan pandangan hidup pengusaha di jenis usaha riil yang tidak mau berilusi akan hidup enak tanpa usaha. Dalam merintis usaha baru, ada beberapa hal yang harus diperhatikan:
Bidang dan jenis usaha yang dimasuki
Beberapa bidang usaha yang bisa dimasuki, diantaranya: 1.
Bidang usaha pertanian (pertanian, kehutanan, per ikanan, dan perkebunan)
2.
Bidang usaha pertambangan (galian pasir, galian tanah, batu, dan bata)
3.
Bidang usaha pabrikasi (industri perakitan, sintesis)
4.
Bidang usaha konstruksi (konstruksi bangunan, jembatan, pengairan, jalan
raya) 5.
Bidang usaha perdagangan (retailer, grosir, agen, dan ekspor-impor)
6.
Bidang jasa keuangan (perbankan, asuransi, dan koperasi).
7.
Bidang jasa perseorangan ( potong rambut, salon, laundry, dan catering).
8.
Bidang usaha jasa-jasa umum ( pengangkutan, pergudangan, wartel, dan distribusi).
9.
Bidang usaha jasa wisata ( usaha jasa parawisata, pengusahaan objek dan
daya tarik wisata dan usaha sarana wisata)
Bentuk usaha dan kepemilikan yang akan dipilih.
Ada beberapa kepemilikan usaha yang dapat dipilih, diantaranya perusahaan perseorangan, persekutuan ( dua macam anggota sekutu umum dan sekutu terbatas), perseroan, dan firma.
Tempat usaha yang akan dipilih
Dalam menentukan tempat usaha ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan, diantaranya: Apakah tempat tersebut mudah dijangkau oleh konsumen atau pelanggan maupun pasar? Apakah tempat usaha dekat dengan sumber tenaga kerja? Apakah dekat akses bahan baku dan bahan penolong lainnya seperti alat pengangkut dan jalan raya?
Organisasi usaha yang akan digunakan
Kompleksitas organisasi usaha tergantung pada lingkup atau cakupan usaha dan skala usaha. Fungsi kewirausahaan dasarnya adalah kreativitas dan inovasi, sedangkan manajerial dasarnya adalah fungsi-fungsi manajemen. Semakin kecil perusahaan maka semakin besar fungsi kewirausahaan, tetapi semakin kecil fungsi manajerial yang dimilikinya.
Lingkungan usaha
Lingkungan usaha dapat menjadi pendorong maupun penghambat jalannya perusahaan. Lingkungan yang dapat mempengaruhi jalannya usaha/perusahaan adalah lingkungan mikro dan makro. Lingkungan mikro adalah lingkungan yang ada kitan langsung dengan operasional perusahaan, seperti pemasok karyawan,
pemegang saham, majikan, manajer, direksi, distributor, pelanggan/konsumen, dan lainnya. Lingkungan makro adalah lingkungan diluar perusahaan yang dapat mempengaruhi daya hidup perusahaan secara keseluruhan, meliputi lingkungan ekonomi, lingkungan teknologi, lingkungan sosial, lingkungan sosiopolitik, lingkungan demografi dan gaya hidup.
B. KEMITRAAN DALAM WIRAUSAHA
Menurut buku Enterpreneurship kemitraan adalah sebuah kontrak atau perjanjian antara individu-individu yang dengan semangat kerjasama sepakat untuk menjalankan sebuah usaha dan memberikan kontribusi terhadap usaha itu dengan menyatukan kekayaan, pengetahuan, atau kegiatan dan membagi keuntungan diantara mereka (1). Pengertian kemitraan Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia yaitu dari arti kata mitra adalah teman, kawan kerja, pasangan kerja, rekan. Jadi, Kemitraan artinya merupakan perihal hubungan atau jalinan kerjasama sebagai mitra. Menurut (LIPTAN) LPTP Koya Barat, Kemitraan Usaha adalah jalinan kerjasama usaha yang saling menguntungkan antara pengusaha kecil dengan pengusaha menengah/besar (Perusahaan Mitra) disertai dengan pembinaan dan pengembangan
oleh
pengusaha
besar,
sehingga
saling
memerlukan,
menguntungkan dan memperkuat (3). Buku Enterpreneurship membahas kemitraan sebagai ikatan perjanjian antar individu yang memiliki visi dan misi sama dalam memajukan suatu usaha, ikatan ini meliputi seluruh aspek seperti menyatukan modal hingga membagi
keuntungan yang didapatkan, sedangkan (LIPTAN) LPTP Koya Barat membahas kemitraan menjadi lebih spesifik yakni berupa kerjasama antara pengusaha kecil dan pengusaha menengah/besar dimana dalam kerjasama ini pengusaha besar akan membina pengusaha kecil agar dapat berjalan seirama dan saling memperkuat dengan pengusaha yang lebih besar. Peranan kemitraan dalam wirausaha merupakan suatu simbiosis saling ketergantungan antara kedua rekan usaha. Pada awal menjalankan usaha biasanya akan menemui beberapa masalah, dengan adanya rekan bisnis dapat membantu memecahkan masalah tersebut dan membuat usaha menjadi lebih maju. Dalam menjalin kemitraan terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan, buku Enterpreneurship membaginya menjadi 5 faktor (1): 1. saling mengerti dan memahami 2. saling bermanfaat 3. saling menerima dan memberi 4. saling mempercayai 5. amanah Faktor-faktor tersebut penting ada dalam menjalin kemitraan, misalnya saja pada poin nomor 4 yaitu saling mempercayai, hal ini sangat penting karena kita tidak mungkin menjalin hubungan dengan seseorang tanpa mempercayainya sehingga rasa saling percaya ini harus terus dipupuk. Selain kelima faktor tersebut ada beberapa faktor penting lainnya yaitu saling terbuka (4). Keterbukaan disini meliputi berbagai macam seperti pengeluaran dan pemasukan keuangan dan lain-
lain. Keterbukaan ini juga menghindarkan dari konflik yang mungkin timbul antara kedua rekan usaha. Dalam bermitra, pengusaha tidak boleh lupa bahwa ia bukan sedang bermitra dengan bidang pekerjaan atau institusi tertentu, tapi bermitra dengan seseorang atau suatu pribadi. Bagaimanapun juga, faktor pribadi inilah yang menentukan arah dari kebijakan perusahaan. Karenanya, kita perlu menyadari bahwa dalam memilih mitra bisnis yang baik, kita perlu mengenali orangnya terlebih dahulu. Misalnya mengenali kehidupan pribadinya – bagaimana hubungan dengan keluarganya. Jika calon mitra bisnis tersebut kurang menghargai isterinya atau seringkali mengambil keputusan tanpa persetujuan isterinya, tidak tertutup kemungkinan di kemudian hari ia akan bisa melakukan hal yang sama terhadap mitra bisnisnya. Komunikasi yang sehat dengan mitra usaha juga merupakan hal penting dalam menjalin kemitraan. Komunikasi sehat yang dimaksudkan di sini adalah komunikasi yang terbuka, jujur, dan membuat kedua belah pihak merasa nyaman. Ada dua jenis komunikasi, yaitu komunikasi yang bersifat agresif atau menyerang, dan komunikasi yang bersifat konstruktif atau membangun. Pastikan komunikasi yang dilakukan dengan rekan usaha adalah komunikasi yang konstruktif sehingga akan bisa makin mendekatkan kedua belah pihak. Jika kita melakukannya dengan cara yang agresif atau menyerang, biasanya orang yang bersangkutan justru akan cepat-cepat menutup diri atau mencoba membela diri dengan berbagai macam cara. Akan berbeda halnya jika kita berbicara dengan
santun sebagaimana layaknya seorang sahabat rekan usaha kita akan dengan terbuka menerima ucapan kita, bahkan mengoreksi diri. a)
Bentuk kemitraan (1) 1. Bedasarkan mata rantai produksi
KEMITRAAN VERTIKAL Strategi perusahaan (SP) dengan membagi ke unit dibawahnya dalam mata rantai produksi perdagangan.
KEMITRAAN HORISONTAL Upaya – upaya pihak yang bermitra dengan membagi beban tertentu yang merendahkan daya saing untuk menghadapi bersama pesaing
2. Bedasarkan komponen kemitraan
Permodalan
Teknologi
Tenaga kerja
Pemasaran
3. Bedasarkan sistem usaha
INPUT
Bahan baku
Alat /mesin
PROSES
Pengangkutan
Pemasaran
DAFTAR PUSTAKA
1. Arifin Syamsul. Entrepreneurship, Ilmu dan Seni Kewirausahaan. Banjarbaru: FK UNLAM. 2012 2. http://www.scribd.com/doc/82423216/Kewirausahaan 3. Lembar Informasi Pertanian (LIPTAN) LPTP Koya Barat, Irian Jaya. Kemitraan usaha. Loka Pengkajian Teknologi Pertanian Koya Barat. 2012 4. Agustinus, Steven. Developing a Good Bussiness Relat ionship. 2012