Krisis Adrenal atau krisis Addison atau Acute Adrenal Insuffiency adalah suatu insufisiensi adrenal akut yang biasanya ditemukan dalam keadaan syok pada seseorang yang menderita insufisiensi…Full description
Full description
PSIKIATRI BANJAR
Cardiovacular
prosedur tetap UGD
Deskripsi lengkap
Human Machine InterfaceDeskripsi lengkap
Deskripsi lengkap
Manual de utilizare HMI Interface
Deskripsi lengkap
medicalFull description
Cardiovacular
Deskripsi lengkap
;)Full description
Manajemen krisisFull description
Full description
Cardiovacular
KADER HMI KRISIS NILAI IDEOLOGIS
Oleh : Luky Hariyanto
Himpunan Mahasiswa Islam didirikan di Yogyakarta tanggal 14 Rabiul Awal 1366 H bertepatan pada tanggal 5 Februari 1947, oleh para Mahasiswa tingkat I Sekolah Tinggi Islam atau STI, yang sekarang bernama Universitas Islam Indonesia atau UII, yang dicetuskan dan diprakarsai Lafran Pane. HMI memiliki misi yang jelas dan cita-cita tinggi untuk diperjuangkan hingga tercapai dalam kehidupan berbangsa, bermasyarakat dan bernegara. Dalam perkembangannya HMI telah banyak menetapkan doktrin-doktrin perjuangan demi memperjelas dan mempermudah para kader untuk mencapai kearah tujuan organisasi.
Pada saat sekarang ini nampaknya kader HMI mulai kehilangan arah dalam melakukan perjuangannya, doktrin-doktrin perjuangan sebagai ideology organisasi mulai seakan rapuh tak dipatuhi oleh para kadernya. Kader sibuk mengurusi hal-hal yang bersifat politis serta acuh terhadap kajian-kajian ideology organisasi yang terkadang membuat aturan main sendiri. Memudarnya tradisi intelektual HMI baik secara kelembagaan maupun personal menjadi salah satu factor lambannya HMI dalam menanggapi perkembangan peradaban yang begitu cepat. Keterlibatan HMI yang terlampau banyak pada aktivitas politik yang kemudian banyak menyedot perhatian, tenaga, pikiran, bahkan dana. Akibatnya agenda-agenda perkaderan menjadi berkurang, justru aroma politiklah yang mendominasi.
Ironisnya, aktivitas politik tidak hanya terjadi dalam kancah persaingan di intra kampus, konferensi cabang ataupun kongres PB HMI, bahkan wilayah komisariat yang terbilang suci saat ini sudah tidak asing lagi dengan adanya permainan politik praktis. Ditambah lagi banyak dari para kader lebih minat kajian paham kiri yang bernafaskan sekuler. Nilai yang sejatinya dianggap penting atau berguna bagi kemanusiaan seperti NDP ternyata tidak dijadikan landasan berpikir dan bergerak hanya sebatas mengawang-awang dalam imajinasi. Maka dapat dipastikan pemimpin yang terlahir dari aktivitas tersebut akan memiliki kecenderungan kepada kekuasaan, kehormatan dan minim sekali akan nilai-nilai perkaderan.
Hal-hal tersebut memungkinkan bahwa kondisi HMI kedepan sudah mulai stagnan dalam melahirkan kader muslim intelektual yang kaffah, pemahaman secara utuh terhadap ideology dikesampingkan dan akan menimbulkan kekacauan dalam himpunan. Imbas yang lebih besar adalah ambisiusnya kader dalam mencapai suatu jabatan tertentu dengan menghalalkan segala cara demi tujuan pribadinya. Sikap mementingkan diri sendiri tidak bisa dibiarkan ataupun dianggap wajar karena hal ini akan mereduksi organisasi secara perlahan bahkan HMI akan kehilangan posisi tawarnya sebagai organisasi yang memiliki nilai ideology.
Permasalahan yang terjadi ini akan berdampak buruk bagi patriot HMI kedepan perlu adanya perbaikan diranah perkaderan, peran aktif dari para senior dalam membangun kualitas pemahaman kader terhadap ideologinya perlu dilakukan secara intens dan berkelanjutan. Juga dalam mengarahkan para kadernya bahwa politik di HMI ini bukan sebagai tujuan melainkan sebagai alat.