BAGIAN ILMU BEDAH
MAKASSAR, 2 MEI 2017
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
JURNAL FIMOSIS
DISUSUN OLEH MUAMAR GHIFFAR GHI FFARY Y (111 (111 2015 2210)
DIBAWAKAN DIBAWAKAN DALAM RANGKA KEPANITERAAN KLINIK BAGIAN ILMU BEDAH FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA MAKASSAR 2017
11
L!"!# B$%!&!'
Fimosis adalah preputium penis yang tidak dapat diretraksi (ditarik) ke proksimal sampai ke korona glandis, bisa dikarenakan keadaan sejak lahir atau karena patologi. Pada usia bayi glans penis dan prepusium terjadi adesi sehingga lengket jika terdapat luka pada bagian ini maka akan terjadi perlengketan dan terjadi fimosis, biasanya pada bayi itu adalah hal yang wajar karena keadaan tersebut akan kembali seperti normal dengan bertambahnya umur dan produksi hormon.
12
P!"*++%+
Secara anatomis, penis terbagi menjadi Corpus Penis, land Penis dan Preputium seperti gambar dibawah ini !
Pada
lapisan
memproduksi
dalam
smegma.
prepusium
Cairan ini
terdapat
kelenjar
berguna untuk
sebacea
yang
melumasi permukaan
prepusium. "etak kelenjar ini di dekat pertemuan prepusium dan glans penis yang membentuk semacam #lembah$ di bawah korona glans penis (bagian kepala penis yang berdiameter paling lebar). %i tempat ini terkumpul keringat, debris&kotoran, sel
mati
dan
bakteri.
'ila
tidak
terjadi fimosis,
kotoran
ini
mudah
dibersihkan. amun pada kondisi fimosis, pembersihan tersebut sulit dilakukan karena prepusium tidak bisa ditarik penuh ke belakang.
'ila yang terjadi adalah perlekatan prepusium dengan glans penis, debris dan sel mati yang terkumpul tersebut tidak bisa dibersihkan. da pula kondisi lain akibat infeksi yaitu balanopostitis. Pada infeksi ini terjadi peradangan pada permukaan preputium dan glans penis. *erjadi pembengkakan kemerahan dan produksi pus di antara glans penis dan prepusium. +eski jarang, infeksi ini bisa terjadi pada diabetes.
1-
E.+/$+%+
'erdasarkan data epidemiologi, fimosis banyak terjadi pada bayi atau anakanak hingga mencapai usia - atau tahun. Sedangkan sekitar /01 kasus terjadi sampai pada usia /2 tahun . ormalnya hingga usia - tahun penis tumbuh dan berkembang, dan debris yang dihasilkan oleh epitel prepusium (smegma) mengumpul di dalam prepusium dan perlahanlahan memisahkan prepusium dari glan penis. 3reksi penis yang terjadi secara berkala membuat prepusium menjadi retraktil dan dapat ditarik ke proksimal. Pada saat usia - tahun, 451 prepusium sudah dapat diretraksi 1
M!'+*$"!+ K%+'+
Fimosis menyebabkan gangguan aliran urin berupa sulit kencing, pancaran urine mengecil, menggelumbungnya ujung prepusium penis pada saat miksi, dan
menimbulkan retensi urine. 6igiene lokal yang kurang bersih menyebabkan terjadinya infeksi pada prepusium (postitis), infeksi pada glans penis (balanitis) atau infeksi pada glans dan prepusium penis (balanopositis). 7adangkala pasien dibawa berobat oleh orang tuanya karena ada benjolan lunak di ujung penis yang tak lain adalah korpus smegma yaitu timbunan smegma di dalam sakus prepusium penis. Smegma terjadi dari selsel mukosa prepusium dan glans penis yang mengalami deskuamasi oleh bakteri yang ada di dalamnya. dapun tanda dan gejala dari Fimosis, yaitu! a. Penis membesar dan menggelembung akibat tumpukan urin b. 7adangkadang keluhan dapat berupa ujung kemaluan menggembung saat mulai miksi yang kemudian menghilang setelah berkemih. 6al tersebut disebabkan oleh karena urin yang keluar terlebih dahulu tertahan dalam ruangan yang dibatasi oleh kulit pada ujung penis sebelum keluar melalui muaranya yang sempit. c. 'iasanya bayi menangis dan mengejan saat '7 karena timbul rasa sakit. d. 7ulit penis tak bias ditarik kea rah pangkal ketika akan dibersihkan e. ir seni keluar tidak lancar. 7adangkadang menetes dan kadangkadang memancar dengan arah yang tidak dapat diduga f. 'isa juga disertai demam g. 8ritasi pada penis 15
D+!'+ B!'/+'
ngioedema kut %ermatitis 7ontak lergi nasarca 'alanitis 'alanitis 9erotika obliterans Selulitis Pengabaian benda asing, termasuk rambut, benang, benda logam, atau karet gelang igitan serangga 7arsinoma penis Fraktur penis
6ematoma penis 1
P$$#+&!!' L!3#!"#+4
fimosis adalah diagnosis klinis dan tidak memerlukan pemeriksaan khusus. 17
P$'!"!%!&!'!!'
*idak dianjurkan melakukan dilatasi atau retraksi yang dipaksakan pada penderita fimosis, karena akan menimbulkan luka dan terbentuk sikatriks pada ujung prepusium sebagai fimosis sekunder. Fimosis yang disertai balanitis 9erotika obliterans dapat dicoba diberikan salep deksametasone 5,/1 yang dioleskan - atau kali. %iharapkan setelah pemberian selama 2 minggu, prepusium dapat retraksi spontan. 'ila fimosis tidak menimbulkan ketidaknyamanan dapat diberikan penatalaksanaan nonoperatif, misalnya seperti pemberian krim steroid topikal yaitu betamethasone selama 2 minggu pada daerah glans penis. Pada fimosis yang menimbulkan keluhan miksi, menggelembungnya ujung prepusium pada saat miksi, atau fimosis yang disertai dengan infeksi postitis merupakan indikasi untuk dilakukan sirkumsisi. *entunya pada balanitis atau postitis harus diberi antibiotika dahulu sebelum dilakukan sirkumsisi. Fimosis yang harus ditangani dengan melakukan sirkumsisi bila terdapat obstruksi dan balanopostitis. 'ila ada balanopostitis, sebaiknya dilakukan sayatan dorsal terlebih dahulu yang disusul dengan sirkumsisi sempurna setelah radang mereda. Secara singkat teknik operasi sirkumsisi dapat dijelaskan sebagai berikut ! Setelah penderita diberi narkose, penderita di letakkan dalam posisi supine. %esinfeksi lapangan pembedahan dengan antiseptik kemudian dipersempit dengan linen steril. Preputium di bersihkan dengan cairan antiseptik pada sekitar glans penis. Preputium di klem pada - tempat. Prepusium di gunting pada sisi dorsal penis sampai batas corona glandis. %ibuat teugel pada ujung insisi. *eugel yang sama dikerjakan pada frenulum penis. Preputium kemudian di potong
melingkar sejajar dengan korona glandis. 7emudian kulit dan mukosa dijahit dengan plain cut gut .5 atraumatik interupted. Sumber lain mengatakan demikian! /.
*idak dianjurkan melakukan retraksi yang dipaksakan, karena dapat menimbulkan luka dan terbentuk sikatriks pada ujung prepusium
:.
sehingga akan terbentuk fimosis sekunder. Fimosis disertai balanitis 9erotica obliterans dapat diberikan salep de9amethasone 5,/1 yang dioleskan -& kali, dan diharapkan setelah 2
-.
minggu pemberian prepusium dapat diretraksi spontan. Fimosis dengan keluhan miksi, menggelembungnya ujung prepusium pada saat miksi atau infeksi postitis merupakan indikasi untuk dilakukan sirkumsisi, dimana pada fimosis disertai balanitis&postitis harus diberikan antibiotika terlebih dahulu.
1
K.%+&!+
da beberapa komplikasi yang dapat timbul akibat fimosis, yaitu ! •
7etidaknyamanan&nyeri saat berkemih
•
kumulasi sekret dan smegma di bawah preputium yang kemudian terkena
infeksi sekunder dan akhirnya terbentuk jaringan parut.
•
Pada kasus yang berat dapat menimbulkan retensi urin.
•
Penarikan prepusium secara paksa dapat berakibat kontriksi dengan rasa nyeri
dan pembengkakan glans penis yang disebut parafimosis.
•
Pembengkakan&radang pada ujung kemaluan yang disebut ballonitis.
•
*imbul infeksi pada saluran air seni (ureter) kiri dan kanan, kemudian menimbulkan kerusakan pada ginjal.
•
16
Fimosis merupakan salah satu faktor risiko terjadinya kanker penis.
R+'&!!' O3!"
Sampai 401 kasus phimosis telah terbukti merespons penerapan steroid topikal ke lubang preputium, walaupun beberapa penelitian telah menyarankan bahwa tingkat respons ini dapat menurun beberapa bulan setelah rejimen selesai. ;paya awal inter
110
P$'$!8!'
;ntuk mencegah dapat dilakukan dengan melebarkan lubang prepusium dengan cara mendorong kebelakang kulit prepusium tersebut dan biasanya akan terjadi perlukaan, untuk menghindari infeksi luka tersebut diberikan salep antibiotic. *indakan ini mulamula dilakukan oleh dokter (pada orang barat sunat dilakukan pada saat bayi baru lahir, tindakan ini dilakukan untuk menjaga kebersihan atau mencegah infeksi karena adanya smegma). danya smegma pada ujung prepusium juga menyulitkan bayi berkemih maka setiap memandikan bayi sebaiknya prepusium didorong kebelakang dan kemudian dibersihkan dengan kapas yang diolesi air matang atau hangat
REFERENSI
;pdated ! >un 5:, :5/2 /.
uthor! 6ina ? hory, +% ssistant ttending Physician, %epartment of 3mergency +edicine, ew @orkPresbyterian 6ospital, Aeill Cornell +edical Center
:.
Coauthor! Bahul Sharma, +%, +', FC3P +edical %irector and ssociate Chief of Ser
-.
Specialty 3ditor 'oard! Francisco *ala
.
Specialty 3ditor 'oard! Bichard 6 Sinert, %D Professor of 3mergency +edicine, Clinical ssistant Professor of +edicine, Besearch %irector, State ;ni
0.
Chief 3ditor! il ? Shlamo
2.
dditional Contributor! >erry B 'alentine, %D, FC3P, FCD3P Eice President, +edical ffairs and lobal 6ealth, ew @ork 8nstitute of *echnology Professor of 3mergency +edicine, ew @ork 8nstitute of *echnology College of Dsteopathic +edicine