PHIMOSIS Simon P Septiono (Universitas Malahayati)
Phimosis
Definisi Fimosis (phimosis) merupakan kondisi dimana kulit yang melingkupi kepala penis (glans penis) tidak bisa ditarik ke belakang untuk membuka seluruh bagian kepala penis (kulup, prepuce, preputium, foreskin,) . Preputium terdiri dari dua lapis, bagian dalam dan luar, sehingga dapat ditarik ke depan dan belakang pada batang penis. Pada fimosis, lapis bagian dalam preputium melekat pada glans penis.
Smegma Kandungan Smegma •exfoliated (kulit mati) •epithelial cells •transudated skin oils Jika tertumpuk smegma sangat lengket
SMEGMA
Balanitis xerotica obliterans
Causes of Balanitis xerotica obliterans is uncertain BXO commonly occurs on the foreskin and glands penis. Atrophic white patches appear on the affected area form a whitish ring of indurated(hardened) tissue White patches happen because of subepithelial fibrosis
Balanitis xerotica obliterans
Histology showing the characteristic subepithelial fibrosis and loss of the rete pegs seen in balanitis xerotica obliterans
Phostitis
Balanitis
Inflamasi pada preputium
Inflamasi pada gland penis Balanophostitis
Inflamasi pada gland dan preputium penis
Jenis Phimosis Phimosis patologi
A= Full Phimosis (gland tidak bisa ditarik ke belakang) B= Relative Phimosis (hanya OUE yang nampak) C= Relative Phimosis (gland nampak setengah) D= Relative Phimosis (gland nampak seperempat)
gejala klinis a.Preputium tidak bisa ditarik ke arah pangkal ketika akan dibersihkan. b.Anak mengejan saat buang air kecil karena muara saluran kencing diujung tertutup. Biasanya ia menangis dan pada ujung penisnya tampak menggembung. c.Air seni yang tidak lancar, kadang-kadang menetes dan memancar dengan arah yang tidak dapat di duga. d.Kalau sampai timbul infeksi, maka si anak akan mengangis setiap buang air kecil dan dapat pula disertai demam.
patofisiologi
Penis yang belum di sikumsisi terdiri dari corpu,gland penis,sulcus coronal gland penis, dan preputium Physiologic phimosi hasil dari adhesi lapisanlapisan epitel antara preputium baian dalam penis dengan gland penis Adhesi ini secara spontan akan hilang pada saat ereksi ada retraksi preputium secara intermiten,jadi seiring dengan bertambah nya usia phimosis fisiologis akan hilang diikuti dengan penambahan usia. Higienitas yang buruk pada daerah sekitar penis dan episode blanitis atau balonhostitis
patofisiologi
Balloning prepusium mengembang saat berkemih karena desakan pancaran urine yang tidak diimbangi besarnya lubang di ujung prepusium. Bila fimosis menghambat kelancaran berkemih maka sisa-sisa urin mudah terjebak di dalam prepusium. Adanya kandungan glukosa pada urine menjadi pusat bagi pertumbuhan bakteri. Karena itu, komplikasi yang paling sering dialami akibat fimosis adalah infeksi saluran kemih (ISK).
Diagnosa
Jika preputium tidak dapat atau hanya sebagian yang dapat di retraksi,atau menjadi cincin konstriksi saat di tarik ke belakang melewati gland penis,harus di duga adanya disproporsi antara lebar kulit preputium dan dan diameter gland penis.
komplikasi 1.Akumulasi sekret dan smegma di bawah preputium yang kemudian terkena infeksi sekunder dan akhirnya terbentuk jaringan parut. 2.Pada kasus yang berat dapat menimbulkan retensi urin. 3.Penarikan preputium secara paksa dapat berakibat kontriksi dengan rasa nyeri dan pembengkakan glans penis yang disebut parafimosis 4.Pembengkakan/radang pada ujung kemaluan yang disebut ballonitis. 5.Timbul infeksi pada saluran air seni (ureter) kiri dan kanan, kemudian menimbulkan kerusakan pada ginjal.
Penatalaksanaan 1.Full Phimosis Sirkumsisi 2.Relative Phimosis Sirkumsisi bisa ditunda hingga usia yangdiharapkan
Penatalaksanaan
Phimosis et causa Balanitis/Posthitis
–Indikasi utama untuk langsung dilakukan sirkumsisi –Sebelum di sirkumsisi berikan antibiotik sebagaiprofilaksis mengurangi peradangan
Phimosis et causa balanitis xerotica obliterans
–dapat diberikan salep dexamethasone 0,1% yangdioleskan 3 atau 4 kali sehari –diharapkan setelah 6 minggu preputium dapatdiretraksi spontan.
Tidak dianjurkan melakukan retraksi yang dipaksakan