Laboratorium Kimia Departemen Teknik Metalurgi dan Material I.
Nama Kelompok Asisten
Jurnal Pratikum Kimia Analitik Kuantitatif
Data
:Rininta Triaswinanti :17 :Kak Beby
Syarat kelayakan titrasi Acidy-alkalimetri adalah: Reaksi harus sempurna ke kanan Nilai K ≥ 105 Salah titrasi kebetulan < 2%
Zat Na2CO3
Sifat Anion CO32bersifat sebagai basa. i. Reaksi : CO 32+ H+ HCO31 mol = 1 grek →
ii. Reaksi: CO32+ 2H+ H2CO3 1 mol = 2 grek →
Anion CO32- dapat mengikat H+.
II.
Kelarutan Larut dalam air. Hal ini dikarenakan garam dari kation Na+ mudah larut dalam air.
Metode Acidy-alkalimetri Basa bervalensi 1 : dengan menggunakan titran HCl dan indikator phenolphlatein. Range pH yang dihasilkan berkisar 8,3 – 8,3 – 10 tak berwarna – berwarna – pink) Basa bervalensi 2: dengan menggunakan titran HCl dan indikator methyl orange. Range pH yang dihasilkan berkisar 3,2 – 3,2 – 4,4 merah – merah – kuning)
Analisis Dalam menentukan kadar Na 2CO3 maka diperlukan analisis untuk setiap metode titrasi yang akan dilakukan. Metode yang akan dianalisis untuk kedua zat tersebut adalah acidy-alkalimetry, redoksometri, dan kompleksometri.
A. Acidy-alkalimetry Pada metode acidy-alkalimetry, digunakan metode titrasi asam basa. Metode ini hanya dapat menentukan kadar zat yang bersifat asam atau basa dengan larutan yang bersifat asam atau basa. Pada saat titik ekuivalen berlaku: 1 grek = 1 mol H + yang dilepas/diterima.
Uji kelayakan titrasi Na 2CO3 Misalkan 0,1 M Na 2CO3 dititrasi dengan HCl 0,1 M dimana: H2CO3 HCO3-
→ →
HCO3CO32-
pKa = 6,1 pKa = 10,4
Sebagai basa bervalensi 1 CO32- + H+
→
HCO3-
pH ekuivalen = pH HCO 3-
Reaksi autoprotolisa: HCO3- + HCO 3CO32- + H2CO3 pH ekivalen = titik potong CO 32- dan H 2CO3 →
F absolute = {[H 30+] + [OH-] + ∑asam + ∑basa} grek/lt = 10-8,3 + 10-5,7 + 10-3,2 + 10-3,2 = 1,26 x 10-3 F relatif
= F absolute/∑T X 100% = 1,26 x 10-3 /0,05 X 100% = 2,52%
Sebagai basa bervalensi 2 CO32- + 2H+
→
H2CO3
Reaksi autoprotolisa: H2CO3 + H2O HCO3- + H3O+ →
pH ekuivalen = pH H 2CO3
Laboratorium Kimia Departemen Teknik Metalurgi dan Material
Jurnal Pratikum Kimia Analitik Kuantitatif
pH ekuivalen = titik potong HCO 3- dan H3O+ F absolute = {[H 30+] + [OH-] + ∑asam + ∑basa} grek/lt = 10-3,6 + 10-10,4 + 10-3,6 + 10-3,6 = 7,53 x 10-4 F relatif = F absolute/∑T X 100% = 7,53 x 10 -4 /0.05 x 100%
Nama Kelompok Asisten
:Rininta Triaswinanti :17 :Kak Beby
Meski metode permanganometri tidak memerlukan indikator, namun metode ini memiliki kekurangan, yaitu harus dilakukan dalam suasana asam, titran tidak stabil dalam air dan peka terhadap cahaya, serta pelarut titran harus terlindungi dari O 2 dan CO2, sehingga perlu distandarisasi ulang. Titrasi ini dilakukan dengan ditandai perubahan warna menjadi merah muda. Ada beberapa hal yang diperhatikan dalam reaksi iodometri, yaitu pelarut harus bebas O 2 dan CO2 karena jika terdapat O 2 maka akan terjadi reaksi sebagai berikut: O2 + 4I- + 4H+ 2I2 +2H2O →
= 1,507% Jadi kesimpulannya: reaksi titrasi acidy-alkalimetri dapat digunakan untuk menemukan kadar Na2CO3 karena kesalahannya < 2%. B. Redoksometri Metode redoksometri dilakukan untuk menentukan besarnya kadar zat dengan reaksi oksidasi dan reduksi. Ketika proses titrasi ini berlangsung, zat oksidator bereaksi dengan zat reduktor. Prinsip yang digunakan dalam reaksi ini adalah prinsip serah terima elektron. Dalam titrasi ini, prinsip serah terima elektron digunakan untuk menentukan molaritas zat oksidator/reduktor. Titik ekivalen tercapai saat: grek oksidator = grek reduktor [V x N]oksidator = [V x N]reduktor di mana, 1 grek = 1 mol elektron yang terlepas/terikat Kelayakan untuk titrasi ini adalah reaksi harus sempurna ke kanan, nilai K>108. Perhitungan nilai K ini dapat dihitung dengan cara berikut: n2 red1 + n1ox2 n2 ox1 + n1red2 →
K = 10
n1.n2.(E02-E01) 0,0591
Adanya O2 dan CO2 dalam pelarut, akan menyebabkan pelarut yang digunakan tersebut bersifat asam. Yang perlu diperhatikan juga adalah pH, jika pH terlalu basa I 2 akan tehidrolisis menjadi hypoidit dan hypoidit mengoksidasi S 2O32-. I2 juga harus terikat kuat dengan amilum. Metode redoksometri yang digunakan adalah reaksi iodometri tidak langsung dengan titran yang digunakan adalah Na 2CO3 dan indikator amilum. Namun pada eksperimen I 2 mudah menguap sehingga metode ini tidak digunakan. C. Kompleksometri Metode ini digunakan untuk menentukan kadar dengan reaksi pembentukan ion kompleks dari kation logam. Prinsip bahwa ion logam memiliki kemampuan untuk membentuk senyawa kompleks jika bereaksi dengan senyawa ligan digunakan untuk menentukan molaritas suatu senyawa logam. Titik ekivalen tercapai pada saat: mol titran = mol analat M(kation) + L (ligan) ML (kompleks) Titran yang digunakan adalah EDTA karena dapat membentuk kompleks dengan hampir semua logam. Syarat kelayakan titrasi ini adalah nilai K’ ≥ 108. Titrasi ini harus memperhatikan pH, dengan ketentuan sebagai berikut: →
Laboratorium Kimia Departemen Teknik Metalurgi dan Material
Jurnal Pratikum Kimia Analitik Kuantitatif
Jika pH terlalu rendah (terlalu asam) reaksi kesetimbangan bergeser ke kiri, dan EDTA tidak stabil, sehingga bersenyawa dengan H+ menjadi H4(EDTA). Bila pH sangat tinggi (pH>>10), maka ion akan terbentuk hidroksidanya. Na+ tidak dapat membentuk ion kompleks, sehingga metode kompleksometri tidak dapat digunakan.
III. a.
Tahapan kerja Preparasi Sampel Na 2CO 3 Peralatan: 1 buah labu takar 100 ml, 1 buah corong kecil, 1 buah batang pengaduk, 1 buah kaca arloji Bahan: Padatan murni Na 2CO3, Aquades Tahapan kerja:
Nama Kelompok Asisten
:Rininta Triaswinanti :17 :Kak Beby
b. Pembuatan Larutan Standar Primer Na 2CO 3 100ml 0,1 M Peralatan : 1 buah labu takar 100 ml, 1 buah spatula. 1 buah cawan petri. 1 buah corong kecil, 1 buah batang pengaduk, 1 buah neraca digital Bahan: Padatan murni Na 2CO3, Aquades Perhitungan: M Na2CO3= 0,1 M V Na2CO3 = 100 ml =0,1 liter Mr Na2CO3 = 105 gr/mol n Na2CO3 = M x V = 0,1 x 0,1 = 0,01 mol massa Na 2CO3 = n x Mr = 0,01 x 106 =1 ,06 gram Tahapan kerja:
Persiapkan peralatan dan bahan yang akan digunakan
Masukkan larutan Na2CO3 ke dalam labu takar 100 ml dengan bantuan corong dan batang pengaduk
Tambahkan aquades sampai volume larutan mencapai 100ml
Ambil sampel Na2CO3 dan diletakkan di atas kaca arloji
Bilas kaca arloji, batang pengaduk, dan corong hingga tidak ada zat sampel yang tersisa pada peralatan tersebut
Kocok larutan tersebut dan
Larutkan zat Na2CO3 dengan aquades menggunakan batang pengaduk
Masukkan air bilasan tersebut ke dalam labu takar 100 ml
Persiapkan alat dan bahan yang akan dipergunakan
Timbang serbuk Na2CO3 dengan neraca digital sebanyak 1,06 gram, di atas cawan petri. Kemudian larutkan sampel dengan aquades dengan bantuan batang pengaduk
Masukkan larutan tersebut ke dalam labu takar 100 ml menggunakan corong dan batang pengaduk
Bilas sebanyak 3 kali cawan petri, batang pengaduk, dan corong dengan aquades. Lalu masukkan air bilasan ke dalam labu takar 100 ml
Larutan standar primer siap digunakan
Tambahkan aquades hingga larutan mencapai 100 ml, kemudian kocok secara perlahan hingga larutan homogen. Larutan standar primer Na2CO3 siap digunakan
Laboratorium Kimia Departemen Teknik Metalurgi dan Material c.
Jurnal Pratikum Kimia Analitik Kuantitatif
Pembuatan Larutan Standar Sekunder 500 ml HCl 0,1 M Tersedia larutan HCl dan diinginkan 500 ml HCl 0,1 M Peralatan 1 buah pipet kecil, 1 buah gelas ukur 10 ml, 1 buah beaker glass ukuran 500 ml, 1 buah batang pengaduk Bahan Larutan HCl, Aquades Perhitungan Mb = 0,1 M Mr HCl = 36,5 gram/mol Vb = 500 ml % HCl = 25% ρ = 1,12 gr/cm 3 Ma = = 7,671232877 M
Nama Kelompok Asisten
:Rininta Triaswinanti :17 :Kak Beby
d. Standarisasi Larutan Standar Sekunder HCl dengan Larutan Standar Primer Na 2CO 3 0,1 M Peralatan: 1 buah buret 50 ml, 1 buah corong, 1 buah labu erlenmeyer 250 ml, 1 buah volumetric pipet 10 ml Bahan: Larutan standar primer Na 2CO3 , Larutan standar sekunder HCl, Indikator PP Tahapan kerja:
Va.Ma = Vb. Mb Va. 7,671232877 M = 500.0,1 Va = 6,517857143 ml Tahapan kerja:
Persiapkan peralatan dan bahan yang akan digunakan
Ambil menggunakan pipet 6,517857143 ml HCldan masukkan ke dalam gelas ukur
Tuang larutan tersebut ke dalam beaker glass 500 ml
Tambahkan aquades ke dalam beaker glass hingga volume larutan HCl mencapai 500 ml
Kocok dengan batang pengaduk dan pastikan larutan telah merata secara homogen
Larutan selesai dibuat, namun belum memiliki molaritas 0,1 M secara presisi, sehingga perlu distandarisasi dengan larutan standar primer Na2CO3
Masukkan larutan HCl ke dalam buret ukuran 50 ml dengan corong
Persiapkan peralatan dan bahan yang akan digunakan
Lakukan titrasi (larutan menjadi tidak berwarna) sebanyak 3 kali
Masukkan 5 tetes PP ke dalam labu erlenmeyer, hingga larutan Na2CO3 menjadi merah muda
Dari 3 variasi data tersebut, hitung volume rata-rata dan molaritas larutan sekunder HCl dapat ditentukan
Ambil 10 ml larutan Na2CO3 0,1 M dengan menggunakan pipet ukuran 10 ml
Masukkan larutan Na2CO3 ke dalam labu erlenmeyer ukuran 250 ml
Laboratorium Kimia Departemen Teknik Metalurgi dan Material e.
Jurnal Pratikum Kimia Analitik Kuantitatif
Penentuan Kadar Sampel Na 2CO 3 Peralatan: 1 buah buret 50 ml, 1 buah corong, 1 buah labu erlenmeyer 250 ml, 1 buah volumetric pipet 10 ml Bahan: Larutan standar primer Na 2CO3 , Larutan standar sekunder HCl yang telah distandarisasi, Indikator PP Tahapan kerja:
IV.
Nama Kelompok Asisten
:Rininta Triaswinanti :17 :Kak Beby
Data Percobaan Latihan 1 Titrasi ke 1 2 3
Volume
Masukkan larutan HCl ke dalam buret ukuran 50 ml dengan corong
Persiapkan peralatan dan bahan yang akan digunakan
Lakukan titrasi (larutan menjadi tidak berwarna) sebanyak 3 kali
Masukkan 5 tetes PP ke dalam labu erlenmeyer, hingga larutan Na2CO3 menjadi
Dari 3 variasi data tersebut, hitung volume rata-rata HCl dan molaritas sampel Na2CO3 dapat ditentukan
merah muda
Ambil 10 ml larutan Na2CO3 0,1 M dengan menggunakan pipet ukuran 10 ml
Masukkan larutan Na2CO3 ke dalam labu erlenmeyer ukuran 250 ml
Latihan 2 Titrasi ke 1 2 3
Volume
Laboratorium Kimia Departemen Teknik Metalurgi dan Material
Jurnal Pratikum Kimia Analitik Kuantitatif
Ujian Titrasi ke 1 2 3
Volume
V.
Referensi Khopkar, S.M. Konsep Dasar Kimia Analitik. 2008. Jakarta: UI-Press Modul Praktikum Kimia Analitik Kuantitatif 2013
Nama Kelompok Asisten
:Rininta Triaswinanti :17 :Kak Beby