! #$%$% '(#)*+ $,$#*- . /,-#(#$ 0*-*1 $#$('1 #23,41*$# 5 0678 169:7;867<= !>?@ABBB>>C5 !$8D<:E #7F=9E6D8 G8D78D ;67 1676H:E:7 I 16J8D<:9 1676H:E:75
! "# "$ %" ' ( )*
DAFTAR ISI DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN ...................... ...................... ....................... ...................
1
1.1 Latar Belakang ..................... ...................... ....................... ...................
1
1.2 Rumusan Masalah .................... ...................... ....................... ...............
3
1.3 Tujuan Penulisan ...................... ...................... ....................... ...............
3
BAB II PEMBAHASAN ..................... ....................... ...................... .......................
4
2.1 Isu Etika, Social dan Politis dalam Sistem Informasi ...................... ....
4
2.2 Memahami isu-isu etika dan social yang terkait dengan sistem ..........
8
2.3 Dimensi moral era informasi ...................... ...................... ...................
9
2.4 Prinsip yang dapat di gunakan sebagai pedoman Etika Perilaku dalam Lingkungan Teknologi Informasi ...................... .......................
10
2.5 Permasalah Teknologi Informasi dan Internet terhadap Privasi ..........
12
2.6 Kode Etik Professional ....................... ....................... ...................... ....
13
2.7 Kebebasan Pribadi dan Kebebasan dalam Era Internet .......................
13
2.8 Pengaturan HAKI dalam UU Teknologi Informasi ..................... ........
15
2.9 /%&,%&0%& 1&,*)&*, /*)2%+%3 Kebebasan Pribadi .................... ...........
16
2.10 Jenis – Jenis Kejahatan Melalui Komputer yang di kenal oleh Masyarakat ...................... ....................... ...................... .......................
19
2.11 Perlindungan Privacy dan Keamanan dalam berinteraksi di dunia Cyber ...................................................................................................
21
BAB III KESIMPULAN ...................... ....................... ...................... .......................
24
DAFTAR PUSTAKA ..................... ...................... ....................... ...................... ........
26
$%&' (%)*&+'%&,- . !"#$!"# &'!()* "+"!),* - .+,!'!" /),)0 "!"'&0 !12+30)"!
''
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Teknologi komputer yang semakin hari semakin meningkat membuat perhatian yag semakin besar terutama pengaruhnya terhadap etika dan social di masyarakat pengguna. Disisi lain perkembangan teknologi computer sebagai sarana informasi memberikan banyak keuntungan bagi penggunanya. Salah satu manfaat dari penggunaan dan perkembangan teknologi informasi ini adalah bahwa informasi dapat dengan segera di peroleh dan dapat mempercepat dalam membantu pengambilan keputusan secara tepat akurat dan juga berkualitas. Dalam sisi lain perkembangan teknologi informasi, khususnya komputer menimbulkan masalah baru. Secara umum, perkembangan teknologi informasi yang telah berkembang saat ini telah banyak mengganggu hak privasi individu. Dapat kita ketahui saat ini bahwa banyak penggunaan komputer sudah di luar etika penggunaannya, contohnya: dengan pemanfaatan teknologi komputer, seseorang dapat dengan mudah mengakses data dan informasi dengan cara yang tidak sah. Belum lagi ada sebagian orang yang memanfaatkan komputer dan internet untuk mengganggu orang lain dengan tujuan sekedar untuk kesenangan serta hobinya. Adapula yang memanfaatkan teknologi komputer ini untuk melakukan tindakan kriminal. Bukan suatu hal yang baru bila kita mendengar bahwa dengan kemajuan teknologi ini, maka semakin meningkat kejahatan dengan memanfaatkan teknologi informasi ini.
$%&' (%)*&+'%&,- . !"#$!"# &'!()* "+"!),* - .+,!'!" /),)0 "!"'&0 !12+30)"!
4
Pada perkembangannnya, beberapa faktor negatif terjadi berkaitan dengan salahnya penggunaan sistem informasi oleh manusia, mengingat dalam menggunakan komputer, pengguna berhubungan dengan sesuatu yang tidak tampak atau yang sering di sebut dengan dunia maya. Dibalik kecepatan, kecermatan dan keotomatisan dalam memproses pekerjaan, ternyata teknologi informasi memuat dilema-dilema etis sebagai akibat sampingan dari adanya unsur manusia sebagai pembuat, operator dan sekaligus penggunanya. Beberapa fakta mengindikasikan bahwa mayoritas penjahat cyber adalah masih muda, cerdas dan sebagian besar merupakan kaum laki-laki. Kemampuan mereka dalam menerobos bahkan merusak sistem semakin maju seolah kejar-mengejar sejalan dengan perkembangan security yang dibuat untuk melindungi sistem tersebut. Saat ini kita sebagai creator yang membuat, operator dan sekaligus pengguna sistem tersebutlah yang akhirnya menjadi faktor yang sangat menentukan segi kelancaran dan keamanan dari suatu system yang kemudian memunculkan unsur etika sebagai faktor yang sangat penting kaitannya dengan penggunaan sistem informasi berbasis computer. Mengingat salah satu penyebab pentingnya etika adalah karena etika melingkupi wilayahwilayah yang belum tercakup dalam wilayah hukum, faktor etika disini menyangkut identifikasi dan penghindaran terhadap unethical behavior dalam penggunaan sistem informasi berbasis komputer. Identifikasi terhadap unethical behavior melibatkan unsurunsur didalam dan diluar diri manusia sebagai atribut-atribut yang mempengaruhi perilaku manusia. Atribut-atribut karakteristik demografi manusia seperti umur, gender, tingkat kecerdasan, disamping nilai-nilai agama dan keluarga adalah unsur internal yang
$%&' (%)*&+'%&,- . !"#$!"# &'!()* "+"!),* - .+,!'!" /),)0 "!"'&0 !12+30)"!
5
dimaksud. Sedangkan lingkungan sekitar seperti struktur organisasi, budaya dan situasi sekitar adalah faktor eksternal yang ikut menentukan perilaku manusia.
1.2 Rumusan Masalah
1. Isu -isu etika, sosial, dan politis apa yang dapat timbul dengan adanya sistem informasi? 2. Prinsip-prinsip apa yang dapat digunakan sebagai pedoman etika perilaku dalam lingkungan teknologi informasi? 3. Terangkan mengapa teknologi informasi dan Internet sangat rentan terhadap perlindungan privacy, keamanan, dan HAKI seseorang maupun perusahaan? 4. Apa yang dapat anda lakukan untuk melindungi privacy dan keamanan dalam berintekasi di dunia cyber?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui isu-isu etika, sosial, dan politis apa yang dapat timbul dengan adanya sistem informasi 2. Untuk mengetahui prinsip-prinsip apa yang dapat digunakan sebagai pedoman etika perilaku dalam lingkungan teknologi informasi. 3. Untuk mengetahui terangkan mengapa teknologi informasi dan Internet sangat rentan terhadap perlindungan privacy, keamanan, dan HAKI seseorang maupun perusahaan. 4. Untuk mengetahui apa yang dapat anda lakukan untuk melindungi privacy dan keamanan dalam berintekasi di dunia cyber.
$%&' (%)*&+'%&,- . !"#$!"# &'!()* "+"!),* - .+,!'!" /),)0 "!"'&0 !12+30)"!
6
BAB II PEMBAHASAN
2.1
Isu Etika, Sosial dan Politis dalam Sistem Informasi
Perkembangan teknologi system informasi dapat membaw perubahan yang sangat besar saat ini dimana perubahan tersebut dapat menciptakan isu- isu sosial yang harus di selesaikan oleh masyarakat. Sistem informasi secara online menimbulkan suatu tantangan yang baru yang dapat menciptakan dilema etika, dimana bisa menciptakan akuntabalitas ( pertanggung jawaban) atas konsekuensi sistem informasi, menetapkan dan juga meningkatkan standar kualitas sistem pengaman yang dapat menjaga keamanan individu juga masyarakat serta melindungi nilai sosial dan etika yang sangat penting bagi kualitas dalam berkomunikasi di dunia digital. Isu etika, sosial dan politik sangat berkaitan satu sama lain, dimana dapat kita lihatbahwa isu etika mempengaruhi individu dalam pembuatan keputusan guna mengambil suatu tindakan atau diantara dua prinsip etika yang kandang menimbulkan konflik. Isu sosial berasal dari isu etika sejalan masyarakat berharap pada diri seseorang untuk dapat melakukan tindakan yang benar, sedangkan isu politik berasal dari konflik sosial yang pada umumnya berkaitan dengan penggunaan undang-undang atau peraturan Negara yang memberikan arahan dan panduan bagi sejumlah individu atau organisasi dalam beperilaku agar sesuai dengan tindakan yang benar. Isu etika, sosial dan politis utama yang muncul oleh adanya informasi mencakup 5(lima) dimensi moral diantaranya :
$%&' (%)*&+'%&,- . !"#$!"# &'!()* "+"!),* - .+,!'!" /),)0 "!"'&0 !12+30)"!
7
1. Hak dan Kewajiban Informasi
Dalam peraturan berkaitan dengan perlindungan privasi seorang individu dengan tidak mencampuri atau membatasi kebebasan individu tersebut, dengan mencari informasi seperti data-data melalui teknologi tanpa seizin dan sepengetahuan individu yan bersangkutan. 2. Kepemilikan Hak dan Kewajiban
Berkaitan dengan perlindungan kekayaan dan intelektual pribadi. kekayaan interlektual sebagai kekayaan yang tidak berwujud yang diciptakan oleh seorang individu atau organisasi. Dengan adanya teknologi informasi membuat perlindungan terhadap kekayaan interlektual sulit untuk dilakukan, karena informasi yang terkomputerisasi dapat dengan
mudah
menggandakan
atau mendistribusikan
pada
jaringan
yang
luas
jangkauannya. Kekayaan interlektual yang dilindungi meliputi rahasia dagang, hak cipta dan hak paten seperti yang telah di atur dalam UU_ITE No.11 tahun 2008 BAB VII pasal 30 ayat 1 sampai 3. 3. Akuntabilitas dan Pengendalian
Berkaitan dengan undang-undang privasi individu , di mana teknologi informasi baru yang membawa tantangan bagi undang-undang liabilitas dan dalam praktik sosial untuk menuntut tanggung jawab perorangan dan organisasi, atas bahaya-bahaya yang terjadi dari informasi individu serta hak-hak pribadi.
$%&' (%)*&+'%&,- . !"#$!"# &'!()* "+"!),* - .+,!'!" /),)0 "!"'&0 !12+30)"!
8
4. Kualitas Sistem
Berkaitan dengan standar kualitas sistem data yang harus dipenuhi untuk menghindari kesalahan dari sistem yang diterapkan untuk melindungi data dalam suatu perusahaan agar tidak menyebabkan kekacauan dan kerugian dalam bisnis. 5. Kualitas Hidup
Perkembangan teknologi dimungkinkan dapat merusak salah satu elemen kebudayaan yang ada di dalam masyarakat, meskipun di sisi lain juga dapat memberikan manfaat bagi kehidupan. Dari segi positif, internet menawarkan begitu banyak hal kepada khalayak, seperti siswa menggunakan internet untuk tugas sekolah atau mengirim e-mail untuk temannya yang jauh. Jika di lihat dari segi negatif, penggunaan internet dapat menjadi musuh bagi penggunanya. Beberapa factor penyebab seperti kelalaian dan menghabiskan waktu yang terlalu lama untuk online sehingga mereka tidak akan fokus mengerjakan pekerjaan rumah. Aktiftas online telah menguras banyak tenaga yang membuat pengguna internet kehilangan banyak kesempatan bersosialisasi yang menyebabkan dampak seperti kurangnya sosialisasi dengan teman-teman bahkan dengan anggota keluarga. Masalah kesehatan juga dapat di timbulkan oleh adanya komputer, seperti cedera stress berulang yang ditimbulkan oleh pengulangan yang konstan pada aktivitas menekan tombol-tombol pada keyboard, sindrom penglihatan computer dimana kondisi mata yang tegang, karena melihat layar monitor komputer untuk waktu lama dan dapat menimbulkan tehcnostress, yaitu stress yang timbul dari penggunaan komputer. Dalam dunia kerja, penggunaan teknologi seperti komputer dapat menghilangkan beberapa pekerjaan yang di anggap dapat di gantikan oleh tekhnologi karena di anggap lebih praktis dan juga murah seperti
$%&' (%)*&+'%&,- . !"#$!"# &'!()* "+"!),* - .+,!'!" /),)0 "!"'&0 !12+30)"!
9
pengambil alih pegawai bank yang mulai tergantikan oleh adanya financial technology. Dapat kita ambil kesimpulan bahwa adanya sistem informasi dalam kaitan dengan teknologi dapat menimbulkan dilema tersendiri yang berakibat buruk atau malah sebaliknya bagi lingkungan. Etika merupakan sebuah prinsip benar atau salah yang digunakan seseorang, yang bertindak sebagai pelaku moral yang bebas, untuk membuat keputusan untuk mengarahkan perilakunya. Sistem informasi menciptakan kesempatan untuk perubahan social yang besar dan membahayakan distribusi kekuatan, uang, dan kewajiban yang ada. Permasalahan etika dalam sistem informasi telah memberikan perubahan yang sangat signifikan seperti hebohnya penggunaan internet dan perdagangan elektronik. Beberapa keuntungan besar yang dapat kita nikmati dari adanya Sistem Komputer kontemporer adalah kemudahan menganalisis, mengirimkan, dan berbagi pakai informasi digital diantara banyak orang. Akan tetapi pada saat yang sama, kemampuan tersebut dapat menciptakan peluang-peluang baru dimana akan berlawanan dengan hukum yang berlaku atau merugikan orang lain. Keseimbangan antara kenyamanan dan implikasin kebebasan pribadi dalam penggunaan teknologi e-commerce untuk melacak pelanggan dan mengirimkan e-mail promosi yang tidak diinginkan adalah salah satu isu etika yang menonjol yang ditimbulkan oleh sistem informasi kontemporer. Adanya internet dan e-commerce telah memunculkan minat baru dalam hal dampak etika dan social dari system informasi. Internet dan teknologi perusahaan digital yang mempermudah segala pekerjaan yang berhubungan dengan konstruksi, integrasi, dan penyebaran informasi mengedepankan perhatian-perhatian baru mengenai penggunaan secara tepat informasi pelanggan, perlindungan kerahasiaan data pribadi, maupun
$%&' (%)*&+'%&,- . !"#$!"# &'!()* "+"!),* - .+,!'!" /),)0 "!"'&0 !12+30)"!
:
perlindungan hak milik intelektual. Perlindungan atas privasi data saat ini telah menjadi sorotan, akan tetapi ada tekanan isu-isu etika lainnya yang muncul akibat penggunaan system informasi secara luas seperti penetapan standar untuk mengamankan kualitas system yang melindungi keamanan individu dan masyarakat.
2.2
Memahami isu-isu etika dan sosial yang terkait dengan system
Etika merupakan suatu prinsip kebenaran dan kekeliruan yang bisa digunakan oleh individu untuk bertindak sebagai agen-agen moral bebas, guna membuat pilihan-pilihan untuk menuntun perilakunya. Teknologi informasi dan system informasi mengangkat masalah-masalah etika baik dalam individu maupun masyarakat karena menciptakan peluang-peluang untuk perubahan social yang intens, sehingga mengancam kekuatan distribusi yang ada, uang, hak-hak, dan kewajiban. Teknologi informasi tidak hanya dapat dimanfaatkan untuk mencapai perkembangan social, namun dapat pula digunakan untuk melakukan tindakan kejahatan yang mengancam nilai-nilai sosial. Perkembangan teknologi informasi akan menghasilkan banyak keuntungan sekaligus kerugian
Gambar 1.1
Hubungan isu etika, social dan politik dalam masyarakat informasi
$%&' (%)*&+'%&,- . !"#$!"# &'!()* "+"!),* - .+,!'!" /),)0 "!"'&0 !12+30)"!
#
Isu-isu etika, social dan politik saling terkait erat. Dilema etika yang mungkin dihadapi sebagai seorang pemimpin biasanya tercermin dalam debat social dan politik. Salah satu cara untuk mempelajari relasi tersebut ditunjukan pada gambar diatas. Kita bisa menggunakan model tersebut untuk menggambarkan dinamika yang menghubungkan isu-isu etika, social, dan politik. Model ini juga berguna untuk mengidentifikasi dimensi moral utama dari “masyarakat informasi”, yang bisa memotong beragam level tindakan individu, social, dan politik. 2.3
Dimensi moral era informasi
Isu-isu etika, social, dan politik yang diangkat oleh system informasi mencakup dimensi-dimensi moral sebagai berikut: •
Hak-hak informasi dan kewajiban : Hak-hak informasi apa yang dimiliki
individu dan organisasi yang berkaitan dengan informasi mengenai dirinya sendiri, apa saja yang dilindungi, dan kewajiban-kewajiban apa saja yang dimiliki oleh individu dan organisasi mengenai informasi tersebut. •
Hak kepemilikan : Dalam hal ini di jelaskan mengenai bagaimana hak milik
intelektual tradisional bisa terlindungi dalam masyarakat digital dimana pelacakan dan pelaporan mengenai kepemilikan sangat susah dilakukan, dan mengabaikan hak milik seperti itu sangat mudah untuk dilakukan. •
Pertanggung jawaban dan control : Dalam dimensi ini siapa yang bertanggung
jawab atas segala kejadian yang merugikan informasi individu dan kolektif serta hak-hak kepemilikan harus di tetapkan. •
Kualitas system : Standar baku untuk data dan kualitas system yang harus diminta
untuk member perlindungan atas hak-hak individu dan keamanan masyarakat.
$%&' (%)*&+'%&,- . !"#$!"# &'!()* "+"!),* - .+,!'!" /),)0 "!"'&0 !12+30)"!
;
•
Kualitas hidup : Menentukan nilai-nilai apa yang harus dipelihara dalam
masyarakat informasi dan pengetahuan, Institusi apa yang harus di lindungi dari penyalah gunaan terhadap informasi, dan nilai-nilai cultural dan praktik-praktik apa yang didukung oleh teknologi informasi baru sangat diperlukan.
2.4
Prinsip-prinsip yang dapat di gunakan sebagai Pedoman Etika Perilaku
dalam Lingkungan Teknologi Informasi
Keterkaitan antara etika dengan pemanfaatan teknologi informasi sangat berkaitan dan susah untuk diberikan arti dalam sikap sosial. Etika Teknologi Informasi merupakan satu kepercayaan, standar, atau pemikiran yang diterima seseorang atau kelompok. James H. Moor, mendefinisikan secara spesifik etika komputer sebagai analisis mengenai sifat dan dampak sosial teknologi komputer, serta formulasi dan justifikasi kebijakan untuk menggunakan teknologi tersebut secara etis. Menurut Gunarto (1998), dasar filosofi etika yang akan dituangkan dalam hukum Teknologi Informasi sering dinyatakan dalam empat macam nilai kemanusiaan universal yang meliputi hak solitude (hak untuk tidak diganggu), anonymity (hak untuk tidak dikenal), intimity (hak untuk tidak dimonitor), dan reserve (hak untuk mempertahankan informasi individu sehingga terjaga kerahasiaannya). Isu-isu etika yang penting antara lain seperti pelanggaran hak kekayaan intelektual, menggunakan software tidak asli atau bajakan, akun e-mail palsu, pelanggaran privacy, dan juga kebebasan melakukan akses situs maupun konten pornigrafi. Dapat kita ketahui bahwa permasalahan etika dan hukum TI dan juga internet sangat pelik, namun demikian
$%&' (%)*&+'%&,- . !"#$!"# &'!()* "+"!),* - .+,!'!" /),)0 "!"'&0 !12+30)"!
4"
beberapa tindakan yang dianggap tidak etis menurut perjanjian internasional telah berhasil dirumuskan, seperti: •
Akses ke tempat yang tidak menjadi haknya
•
Merusak fasilitas komputer dan jaringan, menghabiskan secara sia-sia sumber daya yang berkaitan dengan orang lain, komputer, ruang harddisk, bandwith, komunikasi, dll.
•
Menghilangkan atau merusak integritas & kerjasama antarsistem komputer.
•
Menggangu kerahasian individu atau organisasi. Dapat kita simpulkan dari penjabaran di atas bahwa terdapat beberapa prinsip yang
dapat digunakan oleh pengguna teknologi informasi sebagai pedoman etika perilaku dalam lingkungan teknologi informasi, yaitu: •
Melakukan hal untuk orang lain sesuai dengan apa yang di inginkan orang lain tersebut (The Golden Rule).
Dalam etika kita dituntut untuk bekerja atau berperilaku sesuai dengan keinginan orang lain dan tidak boleh melanggar untuk tetap melakukan sesuatu tersebut apabila tidak sesuai dengan keinginan orang tersebut. •
Jika sebuah tindakan tidak baik untuk dilakukan oleh semua orang, maka tindakan tersebut tidak baik dilakukan oleh siapa saja ( Immanuel Kant’s Categorical Imperative).
Hal ini menegaskan bahwa sesuatu hal yang dianggap buruk atau memang sudah difonis sebagai perilaku yang buruk oleh seseorang maka hal tersebut juga pastinya berlaku untuk setiap orang dalam arti kata hal tersebut juga seharusnya menjadi tidak layak untuk dilakukan oleh orang lain.
$%&' (%)*&+'%&,- . !"#$!"# &'!()* "+"!),* - .+,!'!" /),)0 "!"'&0 !12+30)"!
44
•
Tidak melakukan pengulangan untuk tindakan yang tidak seharusnya di ulang ( Descartes rule of change).
Tidak mengulang hal yang tidak seharusnya diulang, ini mengisyaratkan bahwa hal yang sebelumnya dianggap tidak pas atau tidak sesuai dengan etika untuk seterusnya tidak harus dan tidak patut lagi untuk di ulang.
•
Ambil tindakan yang akan menimbulkan kerugian paling kecil atau biaya paling sedikit. ( Risk Aversion Principle).
Dengan mengambil kerugian atau biaya paling kecil tentunya kita dapat meminimalisir biaya yang kita gunakan dan apabila timbul sebuah resiko maka hal tersebut tidak menimbulkan sesuatu yang sangat berarti, tentunya hal ini juga tidak hanya berkaitan dengan masalah biaya atau sejenisnya, karena hal ini juga bisa berkaitan dengan kehidupan sehari-hari kita, dalam kita bertindak sesuatu tentunya kita harus berfikir terlebih dahulu, apa yang akan menjadi resiko nantinya apabila kita melakukan hal tersebut, dan apabila kemungkinan memang pasti ada resiko carilah pemecahan yang dapat membuat resiko yang terjadi sangatlah mengecil.
2.5
Permasalahan Teknologi Informasi dan Internet Terhadap Privasi
Dengan adanya Teknologi Informasi dan internet telah menimbulkan tantangan baru atas perlindungan privasi pribadi. Informasi yang di kirim melalui internet dapat saja melewati banyak system computer yang berbeda. Setiap sistem mempunyai kemampuan untuk melakukan pengawasan, pengambilan, dan penyimpanan komunikasi yang melewati
$%&' (%)*&+'%&,- . !"#$!"# &'!()* "+"!),* - .+,!'!" /),)0 "!"'&0 !12+30)"!
45
sistem tersebut, sehinggat sangat memungkinkan untuk merekam semua aktivitas online yang berlangsung, termasuk berita atau file online mana saja yang telah diakses, situs web dan halaman web mana saja yang telah dikunjungi, juga seluruh informasi yang telah dilihat oleh orang-orang.
2.6
Kode etik professional
Professional ketika telah mengklaim dirinya, maka dengan hal tersebut mereka memegang hak-hak dan kewajiban-kewajiban khusus karena klaim khusus mereka atas pengetahuan, kebijaksanaan, dan rasa hormat. Aturan-aturan professional pelaksanaan dipromulgasikan oleh perkumpulan para professional seperti American Medical Association (AMA), American Bar Association (ABA),Association of Information Technology Proffesionals (AITP), dan Association of Computing Machinery (ACM). Para kelompok professional ini bertanggung jawab atas peraturan parsial dari profesi mereka dengan menetapkan jalan masuk kualifikasi dan kompetensi. Kode etik adalah janji-janji oleh kamu profesi untuk mengatur dirinya sendiri dalam minat umum kemasyarakatan.
2.7
Kebebasan Pribadi dan Kebebasan dalam Era internet
Pengertian dari kebebasan pribadi adalah klaim individu untuk dibiarkan sendiri, bebas dari pengawasan atau intervensi dari individu atau organisasi lain, termasuk negara. Saat ini teknologi informasi dan system mengancam keinginan individu atas kebebasan pribadi dengan memungkinkannya invasi kebebasan pribadi secara mudah, murah, dan efektif.
$%&' (%)*&+'%&,- . !"#$!"# &'!()* "+"!),* - .+,!'!" /),)0 "!"'&0 !12+30)"!
46
Warga negara Indonesia merupakan salah satu warga negara yang beruntung dimana memiliki kebebasan mengakses situs-situs favorit termasuk jejaring sosial. Tak ada larangan resmi yang membatasi warga di tanah air. Bagi sistem demokrasi, kebebasan atau kemerdekaan berekspresi merupakan salah satu elemen yang sangat penting. Hal itu merupakan salah satu syarat penting yang memungkinkan berlangsungnya demokrasi dan partisipasi publik dalam membuat keputusan-keputusan. Warga negara tidak akan dapat melaksanakan hak secara efektif dalam pemungutan suara atau berpartisipasi dalam pembuatan keputusan publik apabila mereka tidak memiliki kebebasan untuk mendapatkan informasi dan mengeluarkan pendapatnya serta tidak mampu menyatakan pandangannya secara bebas. Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik di Indonesia juga telah menjerat kasus yang terkait dengan penggunaan Undang-Undang No. 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik. Perlindungan kebebasan pribadi juga ditambahkan pada hukum-hukum yang dikeluarkan akhir-akhir ini yang mengatur layanan keuangan dan perlindungan pemeliharaan dan pengiriman informasi kesehatan mengenai individu. Undang-Undang Gramm-Leach-Bliley 1999, yang mencabut batasan-batasan terdahulu mengenai afiliasi antar bank, perusahaan sekuritas, dan perusahaan asuransi, mencakup beberapa perlindungan kebebasan pribadi bagi konsumen layanan keuangan. Semua institusi keuangan harus lebih transparan mengenai kebijakan-kebijakan dan praktik-praktik yang dilakukannya untuk melindungi kebebasan pribadi dalam hal informasi pribadi non publik, dan untuk memungkinkan konsumen mengelola sendiri pengaturan bagi-pakai informasi pribadi dengan pihak ketiga. Undang-Undang Kewajiban Asuransi Kecelakaan
$%&' (%)*&+'%&,- . !"#$!"# &'!()* "+"!),* - .+,!'!" /),)0 "!"'&0 !12+30)"!
47
(HIPAA) 1996 mencantumkan aturan-aturan perlindungan kebebasan pribadi unuk catatan-catatan medis yang telah diselesaikan penyusunannya pada 14 April 2002. Hukum tersebut member wewenang kepada pasien untuk mengakses catatan medis merek yang disimpan oleh penyedia jasa medis, rumah sakit, dan pemberi asuransi kesehatan, selain itu juga member hak penuh untuk mengatur penggunaan atau pengungkapan catatan tersebut.
2.8
Pengaturan HAKI dalam UU Teknologi Informasi
Masalah HAKI yang perlu mendapatkan perhatian adalah masalah hak cipta, merek, dan database yang dimiliki oleh suatu perusahaan. Negara mempunyai kewajiban untuk memberi perlindungan pada masalah HaKI. Permasalahan hak atas kekayaan intelektual perlu diatur dalam UU Teknologi Informasi karena masalah HaKI di sini mempunyai sifat yang berbeda dengan HaKI pada umumnya. Misalnya mengenai masalah pendaftaran nama domain di internet. Banyak perusahaan terkenal atau orang terkenal yang namanya didaftarkan oleh pihak lain. Hal ini dikenal dengan cybersquatting .
Di Indonesia, kasus penggunaan nama terkenal pun terjadi. Kasus yang menimpa PT Mustika Ratu Tbk yang namanya digunakan sebagai nama domain oleh seorang manajer pesaingnya dapat dijadikan contoh. Penggunaan nama domain ini tidak dapat dasarkan pada peraturan perundang-undangan HaKI karena aplikasi nama domain tidak lakukan di Indonesia. Peraturan perundang-undangan Indonesia tentunya tidak dapat terapkan di negara lain.
$%&' (%)*&+'%&,- . !"#$!"# &'!()* "+"!),* - .+,!'!" /),)0 "!"'&0 !12+30)"!
48
World Intellecutal Property Organization (WIPO) pada saat ini sedang merancang suatu kerangka hukum yang mengatur tentang sengketa nama domain di internet yang kemudian bisa diselesaikan secara on line. Hal ini didasarkan pada penyataan di mana terjadi penggunaan nama-nama terkenal oleh pihak-pihak tertentu sebagai nama domain. Pada akhirnya, para pihak harus menyelesaikan sengketa mereka pada WIPO Arbitration and Mediation Center . 2.9
Tantangan internet terhadap kebebasan pribadi
Teknologi Internet membawa tantangan-tantangan baru terhadap perlindungan kebebasan individu. Informasi yang dikirimkan melalui jaringan memiliki peluang melewati beragam system computer sebelum pada akhirnya sampai ke tujuan akhir. Masing-masing
system
itu
mampu
melakukan
pemantauan,
penangkapan,
dan
penyimpanan komunikasi yang melewatinya. Sangat dimungkinkan untuk merekam banyak aktivitas online, termasuk newsgroups atau file-file apa yang diakses oleh seseorang, Website dan halaman Web mana yang telah dikunjungi oleh seseorang, dan item-item apa yang telah diakses atau di beli melalui Web. Semua tindakan pemantauan dan pelacakan ini terlaksana di latar belakang tanpa sepengetahuan pengunjung. Alat-alat untuk memantau kunjungan World Wide Web menjadi terkenal karena membantu organisasi untuk menentukan siapa yang mengunjungi Website mereka dan bagaimana menyusun sasaran promosi secara lebih baik. (Sebagian perusahaanjuga melakukan pemantauan penggunaan Internet pada karyawannya; seberapa jauh mereka memanfaatkan sumber-sumber milik perusahaan.) Website retail sekarang memiliki akses ke perangkat lunak yang memungkin mereka untuk memperhatikan perilaku belanja online dari individu atau kelompok, sementara
$%&' (%)*&+'%&,- . !"#$!"# &'!()* "+"!),* - .+,!'!" /),)0 "!"'&0 !12+30)"!
49
mereka mengunjungi Web site dan melakukan pembelian. Tuntutan komersil untuk informasi pribadi ini tampaknya tidak pernah akan terpuaskan. Website bisa mempelajari identitas pengunjungnya jika si pengunjung secara sukarela melakukan registrasi pada Web site tersebut untuk melakukan pembelian produk atau jasa atau mendapat layanan gratis, misal informasi. Web site juga bisa mengambil informasi mengenai pengunjung tanpa sepengetahuan mereka melalui teknologi “cookie”. Cookies adalah file-file berukulan kecil yang disimpan pada hard disk computer sewaktu pengunjung mengunjungi website tertentu. Sebagai tambahan atas pengesahan secara hukum, dikembangkan beragam teknologi baru untuk member perlindungan kebebasan pribadi pengguna selama melakukan interaksi pada Website. Sebagian besar alat ini digunakan untuk mengenkripsi e-mali, untuk membuat aktivitas e-mail atau berselancar di Web tampak anonym, atau untuk mencegah agar computer pengguna tidak menerima “cookies” Minat sekarang berkembang dalam alat-alat yang bisa membantu pengguna menentukan jenis data pribadi apa yang bisa diekstrak oleh Website. Platform Acuan Kebebasan Pribadi (Platform for Prifacy Preference) dikenal dengan sebutan P3P, memungkinkan komunikasi otomatis mengenai kebijakan-kebijakan kebebasan pribadi antara situs-situs e-commerce dan para pengunjungnya. P3P memberikan standar untuk mengkomunikasikan kebijakan kebebasan pribadi Web site kepada para pengguna internet dan untuk membandingkan kebijakan tersebut dengan acuan-acuan pengguna atau dengan standar lainnya, misalnya penuntun dari FIP FTC atau Instruksi Perlindungan Data dari Komisi Eropa. Pengguna bisa menggunakan P3P untuk memilih tingkat privasi yang diinginkan sewaktu berinteraksi dengan Website.
$%&' (%)*&+'%&,- . !"#$!"# &'!()* "+"!),* - .+,!'!" /),)0 "!"'&0 !12+30)"!
4:
Standar P3P memungkinkan Website untuk memplubikasi kebijakan menmgenai kebebasan pribadi dalam format yang bisa dipahami oleh computer. Jika sudah sesuai dengan aturanm-aturan P3P, kebijakan kebebasan pribadi menjadi bagian dari perangkat lunak untuk masing-masing bagian dari perangkat lunak untuk masing-masing halaman Web. Para pengguna yang menggunakan versi Microsoft Internet Explorer versi terakhir bisa mengakses dan membaca kebijakan kebebasan pribadi P3P dan daftar semua cookie yang berasal dari Website tersebut. Internet Explorer memungkinkan penggunanya untuk melakukan pengaturan computer agar menampilkan semua cookie atau sebagian saja sesuai tingkat privasi. Misalnya, level “medium” m,enerima cookies dari situs “pihak pertapa” yang memiliki kebijakan opt-in atau op-out, namun menolak cookies pihak ketiga yang menggunakan pengidentifikasi informasi pribadi tanpa kebijakan opt-in.
Fungsi Perlindungan Kebebasan Pribadi Pengelolaan Cookies
Memblokir Iklan
Mengekripsi e-mail atau data Menganonimkan
Keterangan
Contoh
Memblokir atau membatasi cookies dari penempatannya pada komputer pengguna Mengendalikan iklan yang muncul (pop-up) berdasarkan profil pengguna dan mencegah iklan tersebut melakukan pengumpulan atau pengiriman informasi. Mengacak e-mail atau data sehingga tidak bisa dibaca Memungkinkan pengguna berselancar pada Web tanpa teridentifikasi atau mengirimkan e-mail anonim
Microsoft Internet Explorer 5 dan 6 CookieCrusher AdSubstract
Pretty Good Privacy Anonimyzer.com
Namun demikian, P3P hanya bekerja dengan Web site yang menjadi anggota konsorsium World Wide Web yang telah menerjemahkan kebijakan kebebasan pribadi
$%&' (%)*&+'%&,- . !"#$!"# &'!()* "+"!),* - .+,!'!" /),)0 "!"'&0 !12+30)"!
4#
pada Web sitenya ke dalam format P3P. Teknologi ini akan menampilkan cookies dari Web site yang bukan bagian dari konsorsium, namun pengguna tidak bisa mendapatkan informasi pengirim atau pernyataan kebebasan pribadi. Para pengguna juga perlu mendapat pengarahan mengenai interpretasi pernyataan privasi perusahaan dan level privasi P3P.
2.10
Jenis-jenis kejahatan melalui komputer yang dikenal oleh masyarakat
1. Computer crime (cyber crime), merupakan kegiatan melawan hukum yang dilakukan dengan memakai komputer sebagai sarana/alat atau komputer sebagai objek, baik untuk memperoleh keuntungan ataupun tidak, dengan merugikan pihak lain. 2. Unauthorized Access to Computer System and Service, merupakan Kejahatan yang dilakukan dengan memasuki/ menyusup ke dalam suatu sistem jaringan komputer secara tidak sah, tanpa izin atau tanpa sepengetahuan dari pemilik sistem jaringan komputer yang dimasukinya. 3. Illegal Contents, merupakan kejahatan dengan memasukkan data atau informasi ke internet tentang sesuatu hal yang tidak benar dan dapat dianggap melanggar hukum atau mengganggu ketertiban umum. 4. Data Forgery, merupakan kejahatan dengan memalsukan data pada dokumendokumen penting yang tersimpan sebagai scriptless document melalui internet. 5. Cyber Espionage, merupakan kejahatan yang memanfaatkan jaringan internet untuk melakukan kegiatan mata-mata terhadap pihak lain, dengan memasuki sistem jaringan komputer (computer network system) pihak sasaran.
$%&' (%)*&+'%&,- . !"#$!"# &'!()* "+"!),* - .+,!'!" /),)0 "!"'&0 !12+30)"!
4;
6. Cyber Sabotage and Extortion, merupakan kejahatan dengan membuat gangguan, perusakan atau penghancuran terhadap suatu data, program komputer atau sistem jaringan komputer yang terhubung dengan internet. 7. Offense Against Intellectual Property, merupakan kejahatan yang ditujukan terhadap hak atas kekayaan intelektual yang dimiliki pihak lain di internet. 8. Infringements of Privacy, merupakan kejahatan yang ditujukan terhadap informasi seseorang yang merupakan hal yang sangat pribadi dan rahasia. Kejahatan ini biasanya ditujukan terhadap keterangan seseorang pada formulir data pribadi yang tersimpan secara computerized, yang apabila diketahui oleh orang lain akan dapat merugikan korban secara materil maupun immateril, seperti nomor kartu kredit, nomor PIN ATM, cacat atau penyakit tersembunyi dan sebagainya.
Dapat kita ketahui beberapa penyebab yang mendasari seseorang melakukan kejahatan komputer antara lain : !
Kegiatan bisnis yang berbasis komputer atau internet meningkat sehingga memunculkan celah yang sangat lebar bagi pelaku kejahatan untuk menghack system ataupun transaksi yang terjadi.
!
Electronic commerce (e-commerce)
!
Electronic data interchange (EDI)
!
Desentralisasi server
!
Transisi dari single vendor ke multi vendor
!
Teknologi yang semakin canggih
$%&' (%)*&+'%&,- . !"#$!"# &'!()* "+"!),* - .+,!'!" /),)0 "!"'&0 !12+30)"!
5"
Pada saat ini penggunaan komputer dalam bisnis diarahkan oleh nilai-nilai moral dan etika seorang manajer, spesialis informasi dan pemakai serta hukum yang berlaku. Hukum paling mudah diinterpretasikan karena bentuknya tertulis. Di pihak lain, etika tidak didefinisikan secara persis dan tidak disepakati oleh semua masyarakat. Hal ini lah yang telah membuat etika memperoleh banyak perhatian.
2.11
Perlindungan privacy dan keamanan dalam berinteraksi di dunia cyber
Dalam dunia cyber, privasi dan juga keamanan dalam berinteraksi sangatlah harus di perhatikan. Beberapa hal yang dapat dilakukan dalam melindungi privacy dan keamanan dalam berinteraksi di dunia cyber adalah sebagai berikut: 1. Mengatur akses ( Access Control ) 2. Memilih password yang kuat 3. Menutup servis yang tidak digunakan 4. Memasang Proteksi
Untuk
lebih
meningkatkan
keamanan
sistem
informasi,
proteksi
dapat
ditambahkan. Proteksi ini dapat berupa filter (secara umum) dan yang lebih spesifik adalah firewall . Hal ini bertujuan guna menyaring informasi yang masuk maupun keluar. Firewall merupakan sebuah perangkat yang diletakkan antara Internet dengan jaringan internal. Pastikan informasi yang keluar atau masuk harus melalui firewall.
$%&' (%)*&+'%&,- . !"#$!"# &'!()* "+"!),* - .+,!'!" /),)0 "!"'&0 !12+30)"!
54
Pemantau adanya serangan ( Monitoring System)
Sistem pemantau (monitoring system) digunakan untuk mengetahui adanya tamu tak diundang (intruder) atau adanya serangan (attack). Nama lain dari sistem ini adalah “intruder detection system” (IDS). Sistem ini dapat memberitahu administrator melalui email maupun melalui mekanisme lain seperti melalui pager.
Pemantau integritas sistem
Pemantau integritas sistem dijalankan secara berkala untuk menguji integratitas sistem. Salah satu contoh program yang umum digunakan di sistem UNIX adalah program Tripwire. Program paket Tripwire dapat digunakan untuk memantau adanya perubahan pada berkas. Mengamati Berkas Log
Sebagian besar kegiatan penggunaan sistem dapat dicatat dalam berkas yang biasanya disebut “logfile” atau “log” saja. Berkas log ini sangat berguna untuk mengamati penyimpangan yang terjadi. Kegagalan untuk masuk ke sistem (login), misalnya, tersimpan di dalam berkas log. Untuk itu perlu dilakukan analisa berkas log yang dimilikinya. Backup data secara berkala
Banyak sekali virus yang dapat masuk ke data computer tanpa di ketahui oleh penggunanya dimana itu dapat merusak data yang ada dalam komputer. Jika virus-virus ini berhasil menjebol sistem, maka ada kemungkinan dia dapat menghapus seluruh berkas. Untuk itu, adanya backup yang dilakukan secara rutin merupakan sebuah hal yang esensial.
$%&' (%)*&+'%&,- . !"#$!"# &'!()* "+"!),* - .+,!'!" /),)0 "!"'&0 !12+30)"!
55
Menggunakan Enkripsi untuk meningkatkan keamanan
Enkripsi adalah suatu mekanisme yang di gunakan untuk meningkatkan keamanan dimana data-data yang anda kirimkan diubah sedemikian rupa sehingga tidak mudah disadap.
$%&' (%)*&+'%&,- . !"#$!"# &'!()* "+"!),* - .+,!'!" /),)0 "!"'&0 !12+30)"!
56
BAB III KESIMPULAN
Dapat kita ketahui bahwa sistem informasi dapat menimbulkan permasalahan yang berhubungan dengan etika. Masalah etika tersebut yang telah menciptakan akuntabilitas atas konsekuensi sistem informasi, menetapkan standar dan kualitas sistem pengamanan yang melindungi keamanan individu dan masyarakat yang mana akan melindungi nilai dari institusi penting bagi kualitas kehidupan masyarakat terutama masyarakat informasi. Sistem komputer memiliki beberapa dampak yang dapat mempengaruhi nilai dari etika para pengguna sistem informasi, dimana etika pengguna sistem informasi dapat menjadi baik ataupun menjadi buruk. Permasalahan akan etika dalam dunia informasi akan terjadi secara terus menerus apabila umat manusia tetap menggunakan jasa dari komputerisasi modern yang saat ini terus berkembang setiap harinya. Banyak sekali kesalahan kecil yang berdampak buruk pada suatu bisnis diantaranya disebabkan oleh kualitas data yang buruk, yang dapat menyebabkan kekacauan dan kerugian dalam bisnis. Kesalahan sekecil apapun yang terjadi dalam komputerisasi atau dunia informasi dapat menyebabkan masalah yang serius bagi individu, perusahaan, organisasi maupun praktik sosial lainnya. Terjadinya perubahan dan perkembangan secara terus menerus dari teknologi informasi menciptakan kondisi-kondisi baru dimana aturan-aturan dan hukum terkait menjadi tidak relevan lagi.
$%&' (%)*&+'%&,- . !"#$!"# &'!()* "+"!),* - .+,!'!" /),)0 "!"'&0 !12+30)"!
57
Banyak area abu-abu atau area yang kurang jelas dimana kurangnya sosialisasi mengenai standar etika yang mana masih banyak standar yang belum di tetapkan. Hal tersebut menyebabkan diperlukanya pembuatan system etika yang baru pada era informasi sebagai bahan panduan, acuan, dan pertimbangan individu juga organisasi dalam mengambil tindakan dan keputusan. Perkembangan dan juga pembaharuan teknologi informasi telah membuat banyak isu etika yang baru di dalam masyarakat. Perlunya pembahasan lebih lanjut dan juga pencarian cara untuk menyelesaikan hal tersebut membuat seluruh masyarakat
harus
terlibat di dalamnya. Peningkatkan Ilmu komputasi, penyimpanan data, dan kemampuan jaringan termasuk internet bisa memperluas jangkauan tindakan individu dan organisasi dan memperbesar dampaknya.
$%&' (%)*&+'%&,- . !"#$!"# &'!()* "+"!),* - .+,!'!" /),)0 "!"'&0 !12+30)"!
58
DAFTAR PUSTAKA
Jane, Louden P., and Louden C.Kenneth. 2012. Chapter 4. Ethical and Social Information Systems. New Jersey: Pearson Prentice Hall.
Issues in
http://safrizalhappy.wordpress.com/2009/07/12/lima-dimensi-moral-dalam-era-informasi/. diakses 7 Agustus 2017. http://fadlisim.blogspot.com/2009/10/isu-sosial-dan-etika-dalam-sistem.html(Diposkan oleh Muhammad Nurul Fadlidi Minggu, Oktober 25, 2009). diakses 7 Agustus 2017 http://nufaisha.wordpress.com/2008/11/30/isu-sosial-dan-etika-dalam-sistem-informasi/ diakses 8 Agustus 2017 Putri,
Heny Cahaya. 2015. Etika dan Masalah Sosial dalam Sistem Informasihttp://henycaput.blog.upi.edu/2015/11/06/manajemen-proyekmenentukan-nilai-bisnis-dari-sistem-dan-mengelola-perubahan/ , diakses 8 Agustus 2017.
http://www.sofaar.com/isu-etika-sosial-dan-politis-pada-teknologi-informasi/. diakses 8 Agustus 2017. http://agustinakhalid.wordpress.com/2008/12/02/isu-sosial-dan-etika-dalam-sisteminformasi/ . diakses 8 Agustus 2017 http://putrimaynur.blogspot.co.id/2015/11/etika-dalam-sistem-informasi-privasi.html. diakses 9 Agustus 2017.
http://danipermana66.blogspot.co.id/2013/11/etika-dalam-sistem-informasi.html. diakses 9 Agustus 2017. http://oktaviani.blog.upi.edu/2016/11/27/rangkuman-chapter-4-isu-etika-sosial-dan politik-dalam-sistem-informasi/. diakses 9 Agustus 2017.
$%&' (%)*&+'%&,- . !"#$!"# &'!()* "+"!),* - .+,!'!" /),)0 "!"'&0 !12+30)"!
59