TUGAS MAKALAH ETIKA DAN REKAY RE KAYASA ASA ETIKA SOSIAL
DISUSUN OLEH: KEVIN APRILIO RAHMAD NIM: 06214001 ERZA FITRAWAN NIM: 06214003
Kata P!"a!ta#
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT karena berkat limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga kami dapat menyusun makalah Studi Kasus Etika Sosial dengan tepat pada waktunya !akalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Etika dan Rakayasa "alam penyusunan makalah ini alhamdulillah tidak banyak hambatan yang kami hadapi Namun kami menyadari bahwa di dalam pembuatan makalah ini tentu ada berkat bantuan dan tuntunan Allah SWT dan tidak lain berkat bantuan# dorongan dan bimbingan dosen# s ehingga kendalakendala penulis dapat teratasi $leh karena itu kami mengu%apkan terima kasi h kepada& ' "r (r )uli Kurnia Ningsih# !T selaku dosen mata kuliah Etika dan Rekayasa yang telah memberikan tugas makalah# petunjuk# serta bimbingan kepada ka mi Sehingga kami termoti*asi dan menyelesaikan tugas makalah ini + Teman-teman kelas yang tetap semangat dalam menyelesaikan tugas makalah tepat pada waktunya Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan man,aat kepada para pemba%a Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari bentuk penyusunan maupun materinya Kritik dan saran dari pemba%a sangat kami harapkan untuk menyempurnakan makalah selanjutnya
akarta# . $ktober +/'0
Penulis
1
Da$ta# I%&
Kata Pengantar
i
"a,tar (si
ii
1ab ( Pendahuluan
'
'' 2atar 1elakang '+ Rumusan !asalah '3 Tujuan Pembahasan
' ' +
1ab (( Pembahasan
3
+' Pengertian Prostitusi ++ Pengertian Pekerjaan Seks Komersial 4PSK5 +3 Prostitusi Sebagai !asalah !oral +6 Pandangan Etika Pro,esi Terhadap Prostitusi +7 Prostitusi Sebagai !asalah Sosial +0 Prostitusi Sebagai !asalah 8ukum +9 "ampak Prostitusi +. Solusi Terhadap !asalah Prostitusi
3 3 6 6 7 7 0 0
1ab ((( Kesimpulan dan Saran
.
3' Kesimpulan 3+ Saran
. .
• • •
• • • • • • • •
• •
"a,tar Pustaka
:
2
'a( I P!)a*+,+a!
1-1 Lata# ',a.a!"
!embi%arakan pela%uran sama artinya membi%arakan persoalan klasik dan kuno tetapi karena kebutuhan untuk menyelesaikannya maka selalu menjadi rele*an dengan setiap perkembangan manusia dimana pun Prostitusi sebagai masalah sosial sementara ini dilihat dari hubungan sebab-akibat dan asal mulanya tidak dapat diketahui dengan pasti# namun sampai sekarang pela%uran masih banyak dijumpai dalam kehidupan sehari-hari dan ada di hampir setiap wilayah di (ndonesia# baik yang dilakukan se%ara terang-terangan maupun sembunyi-sembunyi ;enomena pela%uran merupakan salah satu bentuk kriminalitas yang sangat sulit untuk ditangani dan jenis kriminalitas ini banyak didukung oleh ,aktor ekonomi dalam kehidupan masyarakat# dimana dalam masyarakat itu sendiri mendapat pemenuhan akan kebutuhan se%ara manusiawi Keinginan yang timbul ini merupakan akibat dari na,su 1iologis manusia yang sederhana Ketika semua sumber kepuasan dari semua indi*idu tidak mampu memenuhi kebutuhan# maka jalan keluar pela%uran dapat dipakai sebagai alternati, untuk memenuhinya# dan perubahan dalam sistem ekonomi tidak akan mampu menghilangkan kedua sisi kebutuhan tersebut 1entuk prostitusi seperti praktek penjualan jasa seksual atau yang disebut juga pekerja seks komersial selayaknya dianggap sebagai salah satu penyakit masyarakat yang memiliki sejarah panjang# bahkan dianggap sebagai salah satu bentuk penyimpangan terhadap norma perkawinan yang su%i Namun# berkembangnya praktek di sekitar kita tidak dapat dipisahkan dari nilai budaya masyarakat (ndonesia sendiri yang memberikan peluang bagi praktek ini untuk terus berkembang dari masa ke masa Sampai detik ini# prostitusi belum dapat dihentikan# pemerintah pun seolah-olah melegalkan praktek yang telah mendarah daging di masyarakat (ndonesia ini Padahal masyarakat sendiri sudah banyak mengetahui bentuk an%aman yang akan dihadapinya apabila prostutisnya ini tetap berkembang# seperti an%aman terhadap se< morality# kehidupan rumah tangga# kesehatan# kesejahteraan kaum wanita# dan bahkan menjadi problem bagi pemerintah lokal Penelitian ini memberikan gambaran perihal beragam dampak keberadaan %a,e-%a,e di daerah Panjang ditinjau dari baik segi ketertiban dan kehidupan masyarakat Selain itu# juga digambarakan tentang tanggapan masyarakat sekitar tentang adanya %a,e-%a,e di lingkungan tempat mereka tinggal
1-2 R+/+%a! Ma%a,a*
Adapun rumusan masalah pada penelitian ini adalah& ' + 3 6
;aktor apa saja yang melatarbelakangi seorang menjadi pekerja seks komersial Analisa masalah moral# sosial# dan hukum tentang prostitusi Akibat-akibat dari prostitusi Solusi terhadap adanya prostitusi
3
1-3 T++a! P/(a*a%a!
1erdasarkan rumusan masalah diatas# maka tujuan permbahasan pada makalah ini adalah untuk mengetahui ,aktor-,aktor seseorang menjadi seorang prostisusi dan menganalisa masalahmasalah moral# sosial# dan hukum tentang prostitusi
2
'a( II P/(a*a%a!
2-1 P!"#t&a! P#%t&t+%&
"alam Kamus 1esar 1ahasa (ndonesia 4'::.5# =Prostitusi> mengandung makna suatu kesepakatan antara lelaki dan perempuan untuk melakukan hubungan seksual dalam hal mana pihak lelaki membayar dengan sejumlah uang sebagai kompensasi pemenuhan kebutuhan biologis yang diberikan pihak perempuan# biasanya dilakukan di lokalisasi# hotel dan tempat lainn?a sesuai kesepakatan Se%ara etimologis prostitusi berasal dari bahasa (nggris yaitu = Prostitute@ prostitution> yang berarti pela%uran# perempuan jalang# atau hidup sebagai perempuan jalang Sedangkan dalam realita saat ini# menurut ka%a mata orang awam prostitusi diartikan sebagai suatu perbuatan menjual diri dengan memberi kenikmatan seksual pada kaum laki-laki Pela%uran berasal dari bahasa 2atin yaitu pro-stituere atau pro-stauree yang berarti membiarkan diri berbuat ?ina# melakukan persundalan# per%abulan# dan pergendakan Sehingga pela%uran atau prostitusi bisa diartikan sebagai perjualan jasa seksual# seperti oral seks atau hubungan seks untuk uang Pela%ur wanita disebut prostitue# sundal# balon# lonte sedangkan pela%ur pria disebut gigolo Pelaku pela%ur kebanyakan dilakukan oleh wanita !enurut 1onger dalam !udjijono 4+//75 prostitusi adalah gejala sosial ketika wanita menyediakan dirinya untuk perbuatan seksual sebagai mata pen%ahariannya Bommenge dalam Soedjono 4':995 prostitusi adalah suatu perbuatan di mana seorang wanita memperdagangkan atau menjual tubuhnya# untuk memperoleh pembayaran dari laki-laki yang datang membayarnya dan wanita tersebut tidak ada mata pen%aharian na,kah lain dala m hidupnya ke%uali yang diperoleh dengan melakukan hubungan sebentar-sebentar dengan banyak orang Prostitusi se%ara etimologis berasal dari kata prostitutio yang berarti hal menempatkan# dihadapkan# hal menawarkan Adapula arti lainnya menjual# menjajakan# namun se%ara umum diartikan sebagai penyerahan diri kepada banyak ma%am orang dengan memperoleh balas jasa untuk pemuasan seksual orang itu
2-2 P!"#t&a! P.#aa! S.% K/#%&a, PSK
Pekerja seks komersial 4Rakhmat alaludin & +//6 5 adalah seseorang yang menjual jasanya untuk melakukan hubungan seksual untuk uang "i (ndonesia pela%ur 4pekerja seks komersial5 sebagai pelaku pela%uran sering disebut sebagai sundal atau sundel (ni menunjukkan bahwa prilaku perempuan sundal itu sangat begitu buruk hina dan menjadi musuh masyarakat# mereka kerap digunduli bila tertangkap aparat penegak ketertiban !ereka juga digusur karena dianggap mele%ehkan kesu%ian agama dan mereka juga diseret ke pengadilan karena melanggar hukum Pekerjaan mela%ur atau nyundal sudah dikenal di masyarakat sejak berabad lampau ini terbukti dengan banyaknya %atatan ter%e%er seputar mereka dari masa kemasa Sundal selain
3
meresahkan juga mematikan# karena merekalah yang ditengarai men yebarkan penyakit A("S akibat perilaku se< bebas tanpa pengaman bernama kondom 4Simanjuntak# ':.'5 !enurut Koentjoro 4+//65 Pela%ur adalah pro,esi yang menjual jasa untuk memuaskan kebutuhan seksual pelanggan 1iasanya pelayanan ini dalam bentuk menyewakan tubuhnya "i kalangan masyarakat (ndonesia# pela%uran dipandang negati,# dan mereka yang menyewakan atau menjual tubuhnya sering dianggap sebagai sa mpah masyarakat Ada pula pihak yang menganggap pela%uran sebagai sesuatu yang buruk# malah jahat# namun dibutuhkan 4e*il ne%essity5 Pandangan ini didasarkan pada anggapan bahwa kehadiran pela%uran bisa menyalurkan na,su seksual pihak yang membutuhkannya 4biasanya kaum laki-laki5 tanpa penyaluran itu# dikhawatirkan para pelanggannya justru akan menyerang dan memperkosa kaum perempuan baik-baik "alam kehidupan manusia tidak selamanya berjalan dengan baik sesuai yang diharapkan !anusia dalam kehidupannya sering menemui kendala-kendala yang membuatnya merasa ke%ewa dan tidak menemukan jalan keluar sehingga ia memilih langkah yang kurang tepat dalam jalan hidupnya Salah satu jalan pintas dalam perjalanan hidup seorang perempuan adalah akibat %obaan%obaan hidup yang berat dirasakan (a terjun dalam dunia pela%uran ;enomena praktek pela%uran merupakan masalah sosial yang sangat menarik dan tidak ada habisn ya untuk diperbin%angkan dan diperdebatkan !ulai dari dahulu sampai sekarang masalah pela%uran adalah masalah sosial yang sangat sensiti, yang menyangkut peraturan sosial# moral# etika# bahkan agama mengartikan istilah pela%uran sebagai perihal menjual diri 1erdasarkan maknanya# mereka yang mela%urkan diri akan lebih jelas apabila disebut sebagai pela%ur Kaum perempuan sebagai penjaja seks komersial selalu menjadi objek dan tudingan sumber permasalahan dalam upaya mengurangi praktek prostitusi Prostitusi juga mun%ul karena ada de,inisi sosial di masyarakat bahwa wanita sebagai objek seks Pekerja s eks komersial pada umumnya adalah seorang wanita Wanita adalah mahluk bio-psiko-sosialkultural dan spiritual yang utuh dan unik !empunyai kebutuhan daar yang berma%am-ma%am sesuai dengan tingkat perkembangannya
2-3 P#%t&t+%& S(a"a& Ma%a,a* M#a,
!asalah prostitusi adalah masalah struktural Permasalahan mendasar yang terjadi dalam masyarakat adalah mereka masih memahami masalah prostitusi sebagai masalah moral !ereka tidak menyadari persepsi moral ini akan mengakibatkan sikap Cmenyalahkan korbanC yang ujungnya menjadikan korban semakin tertindas "i antara alasan penting yang melatarbelakangi adalah kemiskinan yang sering bersi,at struktural Struktur kebijakan tidak memihak kepada kaum yang lemah sehingga yang miskin semakin miskin# sedangkan orang yang kaya semakin menumpuk harta kekayaannya
2-4 Pa!)a!"a! Et&.a P#$%& T#*a)a P#%t&t+%&
Etika pro,esi adalah sebagai sikap hidup untuk memenuhi kebutuhan pelayanan pro,esional dari klien dengan keterlibatan dan keahlian sebagai pelayanan dalam rangka kewajiban mas yarakat sebagai keseluruhan terhadap para anggota masyarakat yang membutuhkannya dengan disertai re,leksi yang seksama "alam pandangan etika pro,esi# prostitusi adalah hal yang benar karena Dndang-Dndang "asar Negara Republik (ndonesia Tahun ':67 Pasal 3 ayat 4'5 DD no 3: tahun '::: tentang 8A!
4
yang menyebutkan# setiap orang berhak atas pengakuan# ja minan# perlindungan dan perlakuan hukum yang adil serta mendapat kepastian hukum dan perlakuan yang sama di depan hukum Pasal 3. ayat 4+5 DD 8A! juga menyebutkan bahwa setiap orang berhak dengan bebas memilih pekerjaan yang disukainya dan berhak pula atas syarat-syarat ketenagakerjaan yang adil dengan syarat tertentu Setiap orang memiliki kebebasan untuk memilih pekerjaan apa yang ingin dipilih untuk dijalankan agar dapat mempertahankan kehidupannya 2-5 P#%t&t+%& S(a"a& Ma%a,a* S%&a,
Pada dasarnya semua manusia menginginkan kehidupan yang baik# yaitu terpenuhinya kebutuhan hidup# baik kebutuhan jasmani# kebutuhan rohani# maupun kebutuhan sosial!anusia berpa%u untuk dapat memenuhi berbagai kebutuhan hidupnya demi mempertahankan kehidupan diri sendiri# maupun keluarganya 1erbagai upaya untuk dapat memenuhi berbagai kebutuhan hidup dikerjakan manusia agar dapat memperoleh uang untuk memenuhi kebutuhan tersebutKenyataannya# dalam usaha mendapatkan pemenuhan kebutuhan hidup dihadapi adanya kesulitankesulitan# terutama yang dialami kaum wanita di (ndonesia Sering kebutuhan keluarganya menuntut wanita harus bekerja di luar rumah untuk men%ari kegiatan yang dapat menambah penghasilan keluarga tidaklah mudah karena lapangan kerja yang sangat terbatas di samping tingkat pendidikan yang rendah "engan tingkat pendidikan yang rendah dan tidak adanya keterampilan yang mereka miliki menyebabkan mereka men%ari jenis pekerjaan yang dengan %epat dapat menghasilkan uang Akhirnya banyak wanita yang dengan terpaksa terjun ke dalam bisnis pela%uran !enurut erkuyt 4':.6& '33 5# baik dahulu maupun s ekarang kita sering beradu haluan# dimana kita melarang pela%uran tetapi sebaliknya kita terima juga sebagai sesuatu yang tidak dapat dielakkan "engan kata lain mengekang kebutuhan biologis 4libido5 seksual dapat mengakibatkan bahaya# bahkan menimbulkan gangguan jiwa jika tidak diberi jalan keluar dalam promiskuitas@pela%uran 4Soekamto '::0& '/35
2-6 P#%t&t+%& S(a"a& Ma%a,a* H+.+/
"itinjau dari segi hukum sendiri# prostitusi dipandang sebagai perbuatan yang bisa dikatakan bertentangan dengan kaidah hukum pidana Tindak pidana yang terkait dengan prostitusi termuat dalam Pasal +:0 KD8P yang mengan%am dengan hukuman penjara kepada siapa saja yang pekerjaannya atau kebiasaannya dengan sengaja mengadakan atau memudahkan perbuatan %abul oleh orang lain dengan orang ketiga Kemudian Pasal 7/0 KD8P yang mengatur pidana terhadap mu%ikari yang mengambil keuntungan dari tindakan prostitusi Selain dari pasal-pasal tersebut# terdapat pula beberapa pasal lainnya dalam KD8P yang berkaitan dengan prostitusi# yaitu Pasal +:9 yang mengatur tentang perdagangan perempuan dan anak laki-laki untuk dijadikan pekerja seks dan Pasal +:7 yang mengatur ketentuan yang mirip dengan Pasal +:0 namun berbeda pada obyeknya# yang mana pada Pasal +:7 ini ditujukan kepada anak yang belum dewasa Telah dikatakan sebelumnya juga bahwa dari segi agama prostitusi itu dianggap sebagai perbuatan yang haram# dengan dasar surat dalam Al-Furan yang membi%arakan mengenai ?ina adi# jika prostitusi itu terkait dengan perbuatan ?ina# yang diartikan sebagai perbuatan persetubuhan di luar ikatan perkawinan# maka prostitusi itu juga bisa dianggap terkait dengan ketentuan Pasal +.6 KD8P# yang juga mengatur mengenai tindakan ?ina "alam ketentuan pasal tersebut# perbuatan ?ina diartikan lebih sempit dibandingkan pengertian ?ina yang telah disebutkan sebelumnya Pengertian tentang ?ina
5
di dalam ketentuan Pasal +.6 KD8P ini dipersempit dengan adanya ketentuan bahwa persetubuhan yang dilakukan di luar ikatan perkawinan itu haruslah dilakukan oleh seseorang yang telah kawin dengan orang lain yang belum kawin Prostitusi juga dianggap terkait dengan ketentuan Pasal +.' KD8P tentang tindakan merusak kesopanan Kesopanan dalam pasal ini diartikan sebagai kesusilaan# perasaan malu yang berhubungan dengan na,su seksual misalnya bersetubuh# meraba-raba kemaluan wanita atau pria# dan lain-lain Kemudian ditentukan juga bahwa perbuatan merusak kesopanan haruslah memenuhi dua hal# yaitu pertama# perbuatan merusak kesopanan ini dilakukan di tempat umum# artinya perbuatan itu sengaja dilakukan di tempat yang dapat dilihat atau didatangi orang banyak# misalnya di pinggir jalan# gedung bioskop# dan lain-lain Kedua# perbuatan merusak kesopanan sengaja dilakukan di muka orang lain yang hadir tidak dengan kemauannya sendiri# maksudnya tidak perlu di muka umum 4seorang sudah %ukup5# asal orang ini tidak menghendaki perbuatan itu
2- Da/a. P#%t&t+%&
Kehidupan para pelaku prostitusi sangatlah primiti, "ilihat dari segi sosiologinya# mereka dipandang rendah oleh masyarakat sekitar# di %emooh# dihina# di usir dari tempat tinggalnya# dan lain G lain sebagainya !ereka seakan akan sebagai makhluk yang tidak bermoral dan meresahkan warga sekitar serta men%emarkan nama baik daerah tempat berasal mereka "ilihat dari aspek pendidikan# prostitusi merupakan kegiatan yang demoralisasi "ari aspek kewanitaan# prostitusi merupakan kegiatan merendahkan martabat wanita "ari aspek ekonomi# prostitusi dalam prakteknya sering terjadi pemerasan tenaga kerja "ari aspek kesehatan# praktek prostitusi merupakan media yang sangat e,ekti, untuk menularnya penyakit kelamin dan kandungan yang sangat berbahaya "ari aspek kamtibmas praktek prostitusi dapat menimbulkan kegiatankegiatan %riminal "ari aspek penataan kota# prostitusi dapat menurunkan kualitas dan estetika lingkungan perkotaan Semua perilaku pasti memiliki e,ek di belakangnya# entah itu e,ek positi, maupun negati, 1egitupun pela%uran# karena pela%uran merupakan perilaku yang menyimpang dari norma masyarakat dan agama# maka pela%uran hanya akan mengakibatkan e,ek negati,# antara lain& a
!enimbulkan dan menyebarkuaskan penyakit kelamin dan kulit# terutama syphilis dan gonorrhea Hken%ing nanahI b !erusak sendi-sendi kehidupan keluarga Suami-suami yang tergoda oleh pela%ur biasanya melupakan ,ungsinya sebagai kepala keluarga# sehingga keluarga menjadi berantakkan % !endemoralisasikan atau memberikan pengaruh demoralisasi kepada lingkungan khususnya anak-anak muda pada masa puber dan adolesensi d 1erkolerasi dengan kriminalitas dan ke%anduan bahan-bahan narkotika e !erusak sendi-sendi moral# susila# hukum# dan agama , "apat menyebabkan terjadinya dis,ungsi seksual# misalnya impotensi# anorgasme# nym,omania# satyriasis# ejakulasi premature
2-7 S,+%& T#*a)a Ma%a,a* P#%t&t+%&
Sementara# Kartini Kartono dalam bukunya Patol ogi Sosial mengemukakan berbagai usaha untuk mengatasi masalah pela%uran ini 1eliau membaginya dalam + bagian yaitu&
6
a
Usaha preventif yaitu suatu usaha yang diwujudkan dalam kegiatan-kegiatan untuk men%egah terjadinya pela%uran# usaha ini antara lain berupa& ' Penyempurnaan perundang-undangan mengenai larangan atau pengaturan penyelenggaraan pela%uran + (ntensi,ikasi pemberian pendidikan keagamaan dan kerohanian untuk memperkuat keimanan terhadap nilai-nilai religius dan norma kesusilaan 3 !en%iptakan berma%am-ma%am kesibukan dan kesempatan rekreasi bagi anak-anak puber dan adolesens untuk menyalurkan kelebihan energinya 6 !emperluas lapangan kerja bagi kaum wanita# disesuaikan dengan kodrat dan bakatnya# serta mendapatkan upah@gaji yang %ukup untuk memenuhi kebutuhan hidup setiap harinya 7 Penyelenggaraan pendidikan seks dan pemahaman nilai perkawinan dalam kehidupan keluarga 0 Pembentukan badan atau tim koordinasi dari semua usaha penanggulangan pela%uran yang dilakukan oleh beberapa instansi sekaligus mengikutsertakan potensi masyarakat lokal untuk membantu melaksanakan kegiatan pen%egahan atau penyebaran pela%uran 9 Penyitaan terhadap buku-buku dan majalah-majalah %abul# gambar-gambar porno# ,ilm-,ilm biru dan sarana-sarana lain yang merangsang na,su seks . !eningkatkan kesejahteraan rakyat pada umumnya
b Usaha reprensif dan kuratif dimaksudkan sebagai kegiatan untuk menekan 4 menghapus# menindas5 dan usaha untuk menyembuhkan para wanita dari ketunasusilaannya untuk kemudian membawa mereka ke jalan yang benar Dsaha-usaha tersebut antara lain& ' !elalui lokalisasi yang sering dita,sirkan sebagai legalisasi# orang melakukan pengawasan@%ontrol yang ketat demi menjamin kesehatan dan keamanan para prostitute serta lingkungannya + Dntuk mengurangi pela%uran# diusahan melalui akti*itas rehabilatasi dan resosialisasi agar mereka bisa dikembalikan sebagai warga mas yarakat yang bersusila Rehabilitasi dan resosialisasi ini dilakukan melalui pendidikan moral dan agama# latihan-latihan kerja dan pendidikan keterampilan agar mereka bersi,at kreati, 3 Penyempurnaan tempat-tempat penampungan bagi para wanita tunasusila terkena ra?ia disertai pembinaan yang sesuai dengan bakat dan minat masing-masing 6 Pemberian suntikan dan pengobatan pada inter*al waktu tetap untuk menjamin kesehatan para prostitute dan lingkungannya 7 !enyediakan lapangan kerja baru bagi mereka yang bersedia meninggalkan pro,esi pela%uran dan mau untuk memulai hidup susila 0 !engadakan pendekatan terhadap pihak keluarga para pela%ur dan masyarakat asal mereka agar mereka mau menerima kemabali bekas-bekas wanita tunasusila itu mengawali hidup baru 9 !en%arikan pasangan hidup yang permanen@suami bagi para wanita tunasusila untuk membawa mereka ke jalan yang benar . !engikutsertakan eks-WTS dalam usaha transmigrasi# dalam rangka pemerataan penduduk di tanah air dan perluasan kesempatan kerja bagi kaum wanita
7
'a( III K%&/+,a! )a! Sa#a!
3-1 K%&/+,a!
"alam kehidupan manusia# ekonomi adalah satu hal penting dalam keberlangsungan hidup# sehingga banyak orang melakukan apapun termasuk mela%urkan diri Padahal kegiatan prostitusi adalah sebuah kegiatan dimana masyarakat me mandang hal tersebut melanggar nilai-nilai moral 4perbuatan ter%ela5# di sisi lain kegiatan tersebut dapat di tolerir demi nilai ekonomi# karena hampir sebagian besar kegiatan ini bersumber dari kemiskinan Rendahya pendidikan iman# takwa dan moral bisa di jadikan alasan semakin menjamurnya kegiatan prostitusi "an tidak selalu perempuan terus di salahkan karena dalam hal ini selalu di persalahkan# karena sebagai pelaku prostitusi# padahal banyak lelaki yang meman,aatkannya
3-2 Sa#a!
Perlunya men%ari pendekatan se%ara manusiawi dengan tidak selalu menyalahkan mereka yang terjun kedalam pela%uran karena pada dasarn ya mereka 4para wanita5 adalah korban baik dari kekerasan# pemerkosaan# dan lain sebagainya "an selayaknya kita memperlakukan mereka se%ara manusiawi anganlah melihat# menilai# apalagi menghakimi hita m-putih# baik-buruknya seseorang dari apa yang ia lakukan Drusan benar-salah# dosa-tidak dosa# adalah urusan manusia dengan Tuhan-nya 1agaimanapun# niat bertobat dalam hati para perempuan yang dila%urkan lebih patut dihargai jika dibandingkan dengan para koruptor berdasi dan dihormati yang diam-diam memakan uang rakyat banyak !asyarakat bila digerakkan# dan bekerja sa ma dengan pihak-pihak terkait akan mampu melakukan tindak pen%egahan dan penanggulanggan perilaku prostitusi di lingkungannya
8
Da$ta# P+%ta.a
•
•
ayanthi# !utia (rna +//. Dampak Keberadaan Prostitusi Bagi Masyarakat. 1andar 2ampung& urnal So%iologie# ol '# No +& '70-'0' Pradana# Arya !ahardhika +/'7 Tinjauan Hukum Pidana Terhadap Prostitusi dan Pertanggungjaaban Pidana Para Pihak yang Ter!ibat da!am Prostitusi. "epok& urnal 8ukum dan Pembangunan Tahun ke-66 No+ April-uni +/'7 http&@@il-pustakawanhukumblogspot%oid@+/'6@/3@makalah-pela%uran-sebagai-masalahhtml# +/'6# diakses . $ktober +/'0 pukul ''/6 W(1
9