ETIKA KEDOKTERAN DALAM OBSTETRI DAN GINEKOLOGI
I.
PENDAHULUAN
Penting Pentingnya nya etika etika dalam dalam prakti praktik k kedokt kedoktera eran n telah telah dibukt dibuktika ikan n disepa disepanjan njang g sejarah. Paling tidak 2500 tahun lalu Hipocrates telah menekankan kebajikan yang dihara diharapkan pkan menjad menjadii ciri ciri dan petunj petunjuk uk perila perilaku ku dokter dokter.. Sumban Sumbangan gan yang yang paling paling menonjol pada sejarah etika kedokteran setelah Hipocrates diberikan oleh Thomas Pervic Pervical, al, !0" dengan menerbi menerbitka tkan n buku buku Code of medical Ethics Ethics yang kemudian dijaadi dijaadikan kan kode kode etik etik kedokte kedokteran ran intern internasi asional onal.. #ode #ode etik etik kedokt kedoktera eran n ini sangat sangat penting sehingga dijadikan bahan rujukan utama untuk kode etik kedokteran diseluruh dunia termasuk $ndonesia. Hipokrates %&'( ) "** S+ merupakan tokoh kedokteran dan -ilsa-at unani, yang yang diangg dianggap ap /apak /apak $lmu $lmu #edokt #edoktera eran n +odern +odern,, dengan dengan menegak menegakkan kan diagnos diagnosis is seca secara ra sist sistem emat atis is,, memp mempel elaj ajar arii gejal gejalaa peny penyaki akit, t, dan dan beru berusa saha ha menca mencari ri jala jalan n pengobatan dengan den gan metode empirik dan rasional. engan demikian, Hipokrates yang telah berusaha untuk memisahkan memisahkan bah1a penyakit bukan disebabkan oleh kutukan hukum hukuman an de1a de1a atau atau kekua kekuata tan n lain lainny nya. a. 3kan 3kan teta tetapi pi,, dala dalam m pengo pengobat batan an teta tetap p memperhatikan aspek agama yang dapat mempengaruhinya. alam pelayanan pelayanan kesehatan kesehatan saat ini kembali kembali memandang memandang manusia seutuhnya sehingga pengobatan secara 4holistik makin mendapat perhatian. Pengertian aspek agama dalam pengobatan, terutama dalam etika dan estetika sehingga Hipokrates mengemukakan, ilmu kedokteran adalah ilmu yang mulia sehingga hanya orang ) orang yang sanggup menjunjung menjunjung tinggi tinggi kehormatan kehormatan diri dan kemampuan kemampuan pro-esiny pro-esinyaa layak menjadi dokter. Saat ini seorang dokter dipandang sebagai ilmu1an. Pengetahuannya sangat diper diperlu luka kan n guna guna meni meningk ngkat atka kan n keseha kesehata tan n dan dan untu untuk k tujua tujuan n kese kesemb mbuha uhan n atau atau 1
meringankan penderitaan pasien. #edudukan dan peranan dokter di tengah masyarakat tetap mendapatkan kehormatan. #epada seorang dokter, dituntut untuk tetap memelihara dan mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi kedokteran. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi kedokteran telah sedemikian majunya, sehingga menambah kemampuan dokter untuk memberikan pelayanan dalam arti luas, tetapi diikuti permintaan etik yang makin tinggi sehingga tidak terjadi penyimpangan dari keluhuran tujuan pro-esi atau 4erosi etik pro-esi.2 Standar penilaian dari keluhuran tujuan pro-esi dijabarkan dalam 6a-al Sumpah okter %PP 2'('0. #ode 7tik #edokteran $ndonesia %S# +en.#es 8$ &"&+en.#es S#9((" dan Standar Pro-esi +edis %SP+ dengan tekanan memberikan tingkat pelayanan tertinggi. alam 6a-al Sumpah okter $ndonesia %6S$ dan #ode 7tik #edokteran $ndonesia %#:7#$ telah tercantum secara garis besar perilaku dan tindakan;tindakan yang layak atau tidak layak dilakukan seorang dokter dalam menjalankan pro-esinya.
dalam dari unsur;unsur nilai, kepentingan, tujuan, serta hak dan ke1ajiban orang; orang yang terlibat yang peduli dengan etika kedokteran,2 7tika merupakan dimensi penting dari praktik obstetri dan ginekologi. alam bab ini kami menyajikan kerangka etis untuk penilaian klinis dan pengambilan keputusan dalam hubungan dokter kandungan;pasien. =uga menekankan pendekatan etika preventi-, yang menghargai potensi kon-lik etis dan mengadopsi strategi etis untuk mencegah terjadi kon-lik. 7tika pencegahan membantu untuk membangun dan mempertahankan hubungan dokter;pasien yang kuat dalam praktek kebidanan dan ginekologi. #omponen kunci dari kerangka etika adalah de-inisi etika dan etika medis dan penjelasan dari prinsip;prinsip etis dasar etika kedokteran, kebaikan dan menghormati otonomi. #ami kemudian menunjukkan bagaimana kedua prinsip etika harus berinteraksi dalam penilaian klinis dan ginekologi praktek. #ami selanjutnya menunjukkan bagaimana kedua prinsip etika harus berinteraksi dalam penilaian obstetri dan praktek, dengan penekanan pada konsep janin sebagai pasien. #ami menjelaskan konsep yang berbeda dari prinsip;prinsip etika keadilan serta sumber daya yang bertanggung ja1ab dan
menekankan kebajikan dokter sebagai seorang
pro-esional. $su etika yang muncul dalam pera1atan 1anita hamil menantang untuk dokter, politisi, pengacara, dan ahli etika. Salah satu yang mendasar dari tujuan kedokteran untuk masyarakat yakni mengoptimalkan hasil dari kehamilan. /aru;baru ini, beberapa upaya nyata untuk mendorong tujuan ini telah ditandai oleh tindakan hukum dan kebijakan yang bertujuan melindungi janin khusus sebagai
bagian
terpisah dari 1anita. "
II.
PENGERTIAN ETIKA
$stilah etika berasal dari bahasa unani kuno. /entuk tunggal kata >etika? yaitu ethos. alam #amus /ahasa $ndonesia yang lama %Poer1adarminta, sejak (5" ) mengutip dari /ertens, 2000, etika mempunyai arti sebagai @ 4ilmu pengetahuan 3
tentang asas;asas akhlak %moral. Sedangkan kata >etika? dalam #amus /esar /ahasa $ndonesia yang baru %epartemen Pendidikan dan #ebudayaan, (!! ) mengutip dari /ertens 2000, mempunyai arti @ .
$lmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk dan tentang hak dan ke1ajiban moral %akhlak.
2.
#umpulan asas atau nilai yang berkenaan dengan akhlak.
".
hidup manusia khususnya perbuatan manusia yang didorong oleh kehendak dengan didasari pikiran yang jernih dengan pertimbangan perasaan. 7tik ialah suatu cabang ilmu -ilsa-at. Secara sederhana dapat dikatakan bah1a etik adalah disiplin yang mempelajari tentang baik atau buruk sikap tindakan manusia. 7tika merupakan bagian -iloso-is yang berhubungan erat dengan nilai manusia dalam menghargai suatu tindakan, apakah benar atau salah, dan penyelesaiannya baik atau tidak & 7tika kedokteran merupakan seperangkat perilaku anggota pro-esi kedokteran dalam hubungannya dengan klien pasien, teman seja1at dan masyarakat umumnya serta merupakan bagian dari keseluruhan proses pengambilan keputusan dan tindakan medik ditinjau dari segi norma;norma nilai;nilai moral. 7tika medis adalah studi disiplin moralitas dalam kedokteran dan ke1ajiban dokter dan organisasi pera1atan kesehatan untuk pasien serta ke1ajiban pasien.",& Sedangkan dalam konteks lain secara luas dinyatakan bah1a etik adalah aplikasi dari proses dan teori -ilsa-at moral terhadap kenyataan yang sebenarnya. Hal ini berhubungan dengan prinsip;prinsip dasar
dan konsep yang membimbing
makhluk hidup dalam berpikir dan bertindak serta menekankan nilai;nilai mereka. & Pengertian Hukum
Pada umumnya yang dimaksud hukum adalah segala peraturan;peraturan atau kaedah;kaedah dalam kehidupan bersama yang dapat dikenakan dengan suatu sanksi dalam pelaksanaannya. Pandangan tiap;tiap orang ataupun tiap ahli hukum tentang
4
pengertian hukum itu berbeda;beda. /erikut pendapat para tokoh mengenai de-inisi
hukum.& .
3ristoteles@ 4Particular la1 is that 1hich each community lays do 1n and applies to its o1n member. Aniversal la1 is the la1 o- nature.
2. Brotius@ 46a1 is a rule o- moral action obliging to that 1hich is right. ".
Hobbes@ 4Chere as la1, properly is the 1ord o- him, that by right had command over others.
&.
Pro-. +r r D. van Eollenhoven @ 48echt is een verschijnsel in rusteloFe 1issel1erking van stu1 en tegenstu1.
e-inisi Hukum @ . $mmanuel #ant @ keseluruhan syarat;syarat yang dengan ini kehendak bebas dari orang yang satu dapat menyesuaikan diri dengan kehendak bebas dari orang lain, menuruti hukum tentang kebebasan.& 2. 6eon uguit @ adalah aturan tingkah laku para anggota masyarakat , aturan yang daya penggunaannya pada saat tertentu diindahkan oleh suatu masyarakat sebagai jaminan dari kepentingan bersama dan yang jika dilanggar menimbulkan reaksi bersama terhadap orang yang melakukan pelanggaran.& #esimpulan •
+erupakan aturan %perintah atau larangan.
•
+engikatmemaksa %harus dipatuhi.
•
+emiliki sanksi atau akibat.
•
3da peran kekuasaan negarapenguasa.
•
+elindungi kepentingan;kebebasan anggota masyarakat.
5
Pada dasarnya hukum merupakan cerminan nilai;nilai yang berlaku di masyarakat dan memegang nilai;nilai secara konsisten merupakan tindakan yang etis, sehingga antara hukum dan etika juga memiliki keterkaitan.& III.
SISTEMATIKA ETIKA
Sebagai suatu ilmu maka 7tika terdiri atas berbagai macam jenis dan ragamnya antara lain@ a Etika deskriptif,
memberikan gambaran dan ilustrasi tentang tingakah laku
manusia ditinjau dari nilai baik dan buruk serta hal;hal mana yang boleh dilakukan sesuai dengan norma etis yang dianut oleh masyarakat 5 b Etika Normatif ,membahas dan mengkaji ukuran baik buruk tindakan manusia, yang biasanya dikelompokkan menjadi @ .
7tika umumG yang membahas berbagai hal yang berhubungan dengan
kondisi manusia untuk bertindak etis dalam mengambil kebijakan berdasarkan teori;teori dan prinsip;prinsip moral. 2.
7tika khusus G terdiri dari 7tika sosial, 7tika individu dan 7tika Terapan. •
7tika sosial menekankan tanggungja1ab sosial dan hubungan antarsesama manusia dalam aktivitasnya,
•
7tika individu lebih menekankan pada ke1ajiban;ke1ajiban manusia sebagai pribadi,
•
7tika terapan adalah etika yang diterapkan pada pro-esi
Pada tahun 200 ditetapkan oleh +P8;8$ dengan ketetapan +P8;8$
IV.
SUMBER ETIKA
Pancasila adalah sumber sumber nilai, maka nilai dasar Pancasila dapat dijadikan sebagai sumber pembentukan norma etik %norma moral dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
DASAR
ETIKA
KEDOKTERAN
DALAM
OBSTETRI
DAN
GINEKOLOGI
emikianlah dalam menjalankan pro-esi kedokteran yang didasari oleh 4kepercayaan dan penuh 4kerahasiaan aspek etika pro-esi sangat penting. Antuk dapat menjunjung tinggi martabat pro-esi, diperlukan kemampuan kontrol pro-esi yang berlandaskan norma masyarakat, norma hukum, dan norma pro-esi dokter.* Sumpah dokter yang bersumber dari 4Sumpah Hipokrates merupakan dasar motivasi dan sumber etika pro-esi dokter, sehingga pemahaman terhadap hakekat dan makna sumpah dokter merupakan modal utama dalam menjalankan pro-esi dokter. alam sumpah dokter terdapat tiga hal pokok yang menjadi dasar transaksi medis dalam obstetri, yaitu @*
7
Saya akan membuktikan hidup saya guna kepentingan perikemanusiaan. #esehatan penderita senantiasa akan saya utamakan. Saya akan menghormati setiap hidup insani mulai dari saat pembuahan. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi kedokteran telah meningkatkan peranan pro-esi, dalam upaya meningkatkan kemampuan pro-esi mulai diagnosis dini sampai terapi yang canggih. ampak dari perkembangan tersebut telah menyebabkan ketergantungan kemampuan intelektual terhadap teknologi kedokteran yang dapat disebut sebagai 4erosi intelektual.* +eningkatkan pengetahuan masyarakat dalam berbagai aspek kehidupan telah mendorong masyarakat ikut serta mempersoalkan kesehatannya dan merasa mendapatkan hak dan perlindungan hukum. +asyarakat merasa berhak untuk mendapatkan penjelasan medis sebelum transaksi terapeutik dilaksanakan, terutama dalam tindakan operasi dan mengikatkan diri mempergunakan in-ormed consent.* VI.
MASALAH ETIKA KEDOKTERAN DALAM OBSTETRI DAN GINEKOLOGI
alam menjalankan etika kedokteran dalam obstetrik dan ginekologi kita sering menghadapi berbagai masalah etik seperti @ •
8uang gerak pekerjaan dokter sangat dibatasi oleh kaidah ) kaidah yang berlaku dalam masyarakat dan kaidah pro-esi, yaitu @ o
#aidah etika masyarakat yang menilai apakah seorang dokter telah menjalankan pro-esinya sesuai dengan tatasusila yang berlaku dalam masyarakat.
o
#aidah hukum menunjukkan bah1a dokter tidak kebal hukum, tetapi dapat dituntut hukum, bila melakukan pelanggaran.
o
#aidah pro-esi yang dilandasi oleh Sumpah okter dan #ode 7tik #edokteran $ndonesia.
8
engan demikian seorang dokter diperlukan kemampuan adaptasi dalam ruang gerak yang sempit, tetapi dapat memenuhi tuntutan masyarakat yang bernilai tinggi.
VII.
PRINSIPPRINSIP ETIKA KEDOKTERAN DALAM OBSTETRI DAN
GINEKOLOGI
a. :tonomi :tonomi berasal dari bahasa unani autos %sel- atau diri sendiri dan nomos %rule governance atau aturan yang berarti sel- rule. alam praktik kedokteran otonomi mengandung arti mengatur diri sendiri yaitu bebas dari kontrol oleh pihak lain dan dari perbatasan pribadi. +enghormati otonomi pasien berarti mengakui hak individu. :tonomi memberikan dasar moral yang kuat bagi informed consent. +enghormati otonomi setiap pasien, seperti semua prinsip etika, tak dapat dianggap absolute dan pada suatu saat mungkin
terjadi kon-lik dengan prinsip lain atau
pertimbangan moral lain. Sebagai contoh prinsip ini adalah seorang ibu yang meminta seksio sesarea. Permintaan seksio sesarea adalah hak pasien, tetapi dokter harus mendiskusikannya mengenai alasan khusus, risiko, dan man-aatnya. =ika pasien takut melahirkan dokter perlu melakukan konseling.,2 b. /ene-icence dan
bah1a prosedur ini akan meningkatkan kesempatan banyinya untuk survive. Pertimbangan terbaik dokter adalah bah1a resiko seksio sesarea bagi ibu lebih besar daripada kemungkinan bagi bayinya untuk survive. Pada situasi demikian kesulitan dokter adalah mempertimbangkan keadaan spiritual, -isik, dan psikologis pasien.,2,* c. =ustice =ustice %keadilan adalah prinsip yang paling belakangan diterima. $ni adalah prinsip etik yang paling kompleks, karena tidak hanya ke1ajiban dokter untuk memberikan yang terbaik, tetapi juga peran dokter dalam mengalokasikan sumber daya medik yang terbatas. Prinsip ini memperlakukan orang;orang dalam situasi yang sama dengan penekanan kebutuhan, bukannya kekayaan dan kedudukan sosial. Penentuan kriteria dimana pertimbangan adalah berdasarkan suatu keputusan moral dan sangat kompleks menyebabkan kontroversi etik.,2,* d. Pengambilan #eputusan 7tik Pengambilan keputusan etik dalam bidang klinik tidak dapat secara khusus mengandalkan pendekatan tunggal etika biomedik. +asalah klinik yang sering terlalu kompleks untuk diselesaikan dengan aturan sederhana atau aplikasi yang kaku dari prinsip;prinsip etik. #ebajikan seperti
kehati;hatian, kejujuran dan kepercayaan,
yang memungkinkan prinsip;prinsip etik digunakan secara e -ekti- pada situasi dimana terdapat kon-lik
prinsip;prinsip atau nilai;nilai moral. #ebajikan khusus yang
ditekankan mungkin bervariasi dari satu keadaan ke yang lainnya,tetapi pada penanganan kesehatan perempuan,haruslah ada kepekaan khusus untuk kebutuhan perempuan. Selanjutnya pada hampir setiap situasi sulit yang membutuhkan 1a1asan etik, terdapat tekanan antara keadaan dan kepentingan pasien individual dan kepentingan komunitas. okter harus mengambil keputusan untuk bertindak, yang mungkin saja betul menurut analisis rasional tertentu.,2 Seringkali lebih dari satu cara tindakan dapat dibenarkan secara moral.
masalah harus dilakukan dengan analisis rasional dari bermacam;macam -aktor yang terlibat. #onsultasi dengan ahli yang berhubungan atau komite etik rumah sakit dapat sangat membantu untuk pengambilan keputusan. Penting bagi dokter secara individu untuk mengembangkan langkah;langkah pengambilan keputusan yang dapat digunakan secara kosisten ketika masalah etik dihadap i.,2 /erikut ini langkah;langkah yang merupakan pedoman dalam pengambillan keputusan etik. $denti-ikasi pembuat keputusan . Amumnya pasien dianggap mempunyai
otoritas menerima atau menolak
pengobatan. Suatu saat kemampuan pasien mengambil
keputusan tidak jelas.
#apasitas untuk membuat keputusan bergantung pada kemampuan pasien tersebut untuk mengerti in-ormasi dan implikasinya, penilaian harus dibuat. =ika pasien diperkirakan tidak mampu membuat keputusan, 1ali atau anggota keluarga pasien harus berperan. alam kasus obstetrik 1anita hamil biasanya dianggap kompeten. 2 #umpulkan data,tetapkan -akta dan masalahnya. " $denti-ikasi semua pilihan tindakan. & 7valuasi pilihan;pilihan tindakan sesuai dengan nila;nilai dan prinsip;prinsip yang terlibat. 5 $denti-ikasi kon-lik etika dan coba terapkan prioritas. Doba terapkan masalah dalam kaitan prinsip etika yang terlihat %misalnya beneficence-nonmalefience vs autonomy . Pertimbangkan prinsip;prinsip yang mendasari tiap;tiap alasan yang dibuat. ' Seleksi tindakan yang paling baik. Doba dengan penyelesaian masalah secara rasional. * 7valuasi ulang keputusan setelah diimplementasikan. 3pakah keputusan terbaik telah dibuat, pelajaran apa yang dapat diambil dari diskusi dan penyelesaian masalah tersebut.
VIII. ASPEK ETIK PADA BEBERAPA MASALAH OBSTETRI 11
Pengen!a"ian Ke#u$uran
Sejak program #eluarga /erencana %#/ menjadi program nasional pada tahun (*0, berbagai cara kontrasepsi telah dita1arkan dalam pelayanan #/ di $ndonesia, mulai dari cara tradisional, barier, hormonal %pil, suntikan, susuk #/, $A3#8, dan kontrasepsi mantap %#ontap. Program;program dalam upaya pengendalian -ertilitas %program #eluarga /erencana telah dikembangkan demi kepentingan umat manusia. Seorang dokter harus memberikan konseling kepada pasangan suami istri %pasutri atau calon akseptor, dengan penjelasan lebih dahulu tentang kontraindikasi, e-ekti-itas dan e-ek samping atau keamanan setiap jenis kontrasepsi, dan akhirnya pasutri yang menentukan pilihannya ! +eskipun demikian, tidak ada satu pun metode #/ yang hingga saat ini dapat memenuhi keamanan yang ideal, e-ekti-, reversibel, mudah, dan dapat diterima agama. Apaya pengendalian -ertilitas sejauh dilakukan dengan bertanggungja1ab memakai metode;metode yang teruji, termasuk kontrasepsi mantap secara etis dapat diterima. ari cara;cara kontrasepsi tersebut di atas, maka cara 3#8 dan kontap menjadi bahan diskusi yang hangat, terutama karena menyangkut aspek agama dan hukum. +ekanisme kerja 3#8 adalah sebagai kontrasepsi dan juga kontranidasi, sehingga menimbulkan dilema bagi seorang dokter. ! Pelaksanaan kontrasepsi mantap %kontap pada perempuan harus melalui konseling yang hati;hati, sehingga merupakan keputusan melalui pilihan yang matang yang dapat dipertanggungja1abkan dari segi kesehatan, etik, dan agama dari pasangan yang bersangkutan. #ontap merupakan prosedur
bedah dengan tujuan
penghentian kesuburan %#/ permanen 1alaupun masih ada teknik rekanalisasi dan memiliki konsekuensi yang jauh. #ontap umumnya dilakukan bukan atas indikasi medik. :leh karena itu dampak kontap tidak hanya pada individu melainkan pada pasangan suami istri dan mungkin juga keluarga besar kedua pihak, sehingga diperlukan konseling yang hati;hati. Informed consent harus ditandatangani oleh suami istri. !,( 12
Ma#a"a% A$&r#i
+asalah aborsi telah dibahas di berbagai pertemuan ilmiah dalam lebih dari " dekade terakhir ini, baik di tingkat nasional maupun regional, namun hingga 1aktu ini 8ancangan Pengaturan Pengguguran berdasarkan Pertimbangan #esehatan belum ter1ujud. Secara umum hal ini telah dicantumkan dalam undang;undang kesehatan, namun penjabarannya belum selesai juga. #ehampaan hukum itu menyangkut pula tindakan abortus provokatus pada kasus;kasus kehamilan karena perkosaan, kehamilan pada usia remaja putri %usia kurang dari ' tahun, yang belum mempunyai hak untuk menikah, kehamilan pada 1anita dengan gangguan ji1a, kegagalan kontrasepsi dan 1anita dengan multipara.',!,0 Seorang dokter harus senantiasa mengingat akan ke1ajibannya melindungi hidup insani %#:7#$ pasal 0. Andang;undang no.2" tahun ((2 tentang kesehatan menyatakan bah1a dalam keadaan darurat, sebagai upaya menyelamatkan ji1a ibu hamil dan atau janinnya, dapat dilakukan tindakan medik tertentu dan ini dilakukan oleh tenaga kesehatan yang mempunyai keahlian, dengan persetujuan ibu hamil yang bersangkutan atau suami atau keluarganya dan dilakukan pada sarana kesehatan tertentu. okter hendaknya menyikapi dengan ari-
agar tidak terjebak
dalam pertentangan tajam antara aliran Pro;6i-e yang secara ekstrim menolak aborsi dan aliran Pro;Dhoice yang menghormati hak perempuan untuk secara bebas menentukan apakah harus melanjutkan atau menghentikan kehamilannya dengan cara aborsi. Pandangan yang simplistis tentang aliran pro;6i-e dan pro;Dhoice melahirkan dua pandangan ekstrim yang merugikan. Seharusnya lebih banyak nuansa yang harus dipertimbangkan secara ari-. isamping kehidupan janin, disisi lain ada kesehatan ibu dan keluarganya. +engutamakan kehidupan janin dengan mengabaikan kondisi ibu juga tidak manusia1i. Perlu dicari penyelesaian yang bijak apabila terjadi kon-lik antara mempertahankan kehidupan janin dan kepentingan ibu agar diperoleh nuansa yang etis.(,0
13
#e1ajiban dokter untuk menghormati kehidupan sesuai dengan la-al sumpahnya seringkali menimbulkan dilema. Hadirnya janin dalam kandungan pada kondisi tertentu dapat mengancam nya1a atau kesehatan ibu secara serius. Pada tahun (*0 asosiasi kedokteran sedunia %C+3 mengeluarkan maklumat yang dikenal dengan deklarasi :slo $sinya membenarkan tindakan aborsi atas indikasi medik,
dengan
syarat
diiFinkan
oleh
undang;undang
negara
yang
bersangkutan,diputuskan oleh sedikitnya dua orang dokter yang kompeten dalam bidangnya dan dilaksanakan oleh dokter yang berkompeten. alam konstitusi CH: %(&' diberikan interpretasi yang luas tentang sehat yaitu keadaan sejahtera baik -isik, psikis, maupun sosial yang menyeluruh, bukan hanya ketiadaan sakit atau cacat. /ila seorang ibu hamil tapi tidak dikehendakinya, berarti ibu tersebut terganggu secara psikis, dengan kata lain ibu tersebut terganggu kesehatannya dan dibenarkan melakukan aborsi atas indikasi medik. Tetapi bila kehamilannya dilanjutkan akan menimbulkan dampak psikososial yang berat, misalnya pada kasus incest, perkosaan, retardasi mental, kehamilan remaja, kegagalan #/, janin cacat berat, dan kehamilan usia lanjut. #eadaan yang dramatis seperti itu dapat dipertimbangkan kasus demi kasus. Tidak semua keadaan tersebut akan menyebabkan seorang ibu meminta untuk aborsi. #eputusan untuk melakukan aborsi pada keadaan;keadaan seperti tersebut diatas harus dibuat melalui konseling yang aman dan dapat dipertanggungja1abakn.0
Tekn&"&gi Re'r&!uk#i Buatan
ang dimaksud Teknologi 8eproduksi /erbantu %T8/ ialah penanganan terhadap gamet %sel telur, spermatoFoa
atau embrio sebagai upaya untuk
memperoleh kehamilan dari pasangan suami istri, apabila cara;cara alami atau teknik kedokteran konvensional tidak memperoleh hasil. Pada tahun (*!, Steptoe I 7d1ards melahirkan bayi tabung pertama 6ouise /ro1n di $nggris, hasil Jertilisasi $n Eitro %$EJ dan Pemindahan 7mbrio %P7. $ni merupakan terobosan yang telah mengubah dunia kedokteran terutama di bidang reproduksi manusia.
14
i $ndonesia, bayi tabung pertama lahir 0 tahun kemudian %(!! hasil upaya Tim +elati 8S3/ Harapan #ita =akarta. $EJ dan P7 merupakan upaya terakhir untuk menolong pasangan suami istri memperoleh keturunannya, karena upaya ini memerlukan biaya yang besar, keberhasilan 4take home baby yang rendah dan menyebabkan stres pada pasangan suami istri yang bersangkutan. Selain cara $EJ dan P7 telah dikembangkan pula teknologi reproduksi buatan lainnya seperti Tandur 3lih Bamet atau 7mbrio $ntra Tuba dan Suntikan Sperma $ntra Sitoplasmik. ang termasuk T8/ yaitu inseminasi buatan, Jertilisasi in Eitro dan pemindahan embrio, Bamete $ntra Jallopian Trans-er %B$JT, Kygote $ntra Jallopian Trans-er %K$JT, Dryopreservation dan $ntra Dytoplasmic Sperm $njection %$DS$. Penyelenggaraan T8/ harus berpegang pada prinsip beneficence, nonmalefience, autonomy dan justice. Sebelum menjalani T8/ pasangan suami istri berhak mendapatkan informed consent
yang
memadai tentang pilihan teknik, kemungkinan kegagalan,
kemungkinan terjadinya kehamilan ganda serta kondisi lingkungan, kultur sosial dan moralagama yang akan mempengaruhi teknik yang akan dijalankan. ',!, ari segi hukum, di $ndonesia telah terdapat peraturan perundang;undangan tentang kehamilan di luar cara alami itu, yaitu bah1a cara tersebut hanya dapat dilakukan pada pasangan suami istri yang sah, dilakukan oleh tenaga kesehatan yang mempunyai keahlian dan ke1enangan untuk itu, dan pada sarana kesehatan yang memenuhi syarat %AA #esehatan, pasal '. engan demikian, masalah donasi oosit, sperma dan embrio, masalah ibu pengganti adalah bertentangan dengan hukum yang berlaku dan juga etik kedokteran.',!,
15
DA(TAR PUSTAKA . Pra1irohardjo S. Etika alam !elayanan "ebidanan,dalam ilmu "ebidanan edisi keempat. =akarta @ PT /$<3 PAST3#3 S38C:<: P83C$8:H38=:. 200!. Hal !;*. 2.
+ina. #asalah "esalahan !rofesi #edis. LonlineM. 20. Lcited on 20,
". Dhervenak J,+cDullough 6. Etika alam $bstetri dan %inekolo&i. LonlineM. 200!. Lcited on 20,
16
http@nor1ahidahdosen.1ordpress.com200525prinsip;etika;dalam; pelayanan;kebidanan 5. Jebri. !rinsip Etika dan #oralitas alam !elayanan "ebidanan. LonlineM. 200!. Lcited on 20,
Hana-iah =usu- +. Etik "edokteran dan 'ukum "esehatan dalam $bstetri dan %inekolo&i. LinternetM. 200!. 3lvailable -rom @ Jakultas #edokteran Aniversitas Sumatra Atara. +edan.
!. Hana-iah =usu- +. (eproduksi #anusia dalam Etika "edokteran dan 'ukum "esehatan edisi ). =akarta@ 7BD. 2002. Hal @ ;0. (. +uchtar 8ustam. *bortus dan "elainan alam +ua "ehamilan dalam inopsis $bstetri edisi . =akarta@ 7BD. . Hal @ 20(;2". 0. Cikipedia . %u&ur "andun&an. LonlineM. 20. Lcited on 20,
17