“Isolasi Piperin dari Piperis nigri fruktus atau albi fruktus” fruktus ”
Disusun Oleh: Ghani Nurfiana Fadma Sari 14082489A Kelompok A/4
FAKULTAS FARMASI U NI VE RS IT AS S ET IA B U DI SURAKARTA 2011
A. TUJUAN
Mahasiswa dapat memahami prinsip dan melakukan isolasi piperin dari Pipirin Nigri Fruktus dan Albi Fruktus beserta analisis kualitatif hasil isolasi dengan metode KLT.
B. PENDAHULUAN
Nama lain dari lada adalah pedes (Sunda) dan merica (Jawa). Lada dengan nama latin; Piper Nigrum, sudah dikenal sebagai penyedap makanan,mengatasi bau badan, rasa makanan yang beraroma tak sedap, serta pengawet daging (Septiatin, 2008).
Ada dua macam lada yang menjadi komoditi perdagangan yaitu lada hitam dan lada putih. Lada hitam diperoleh dengan memetik buah yang masih hijau, mengupasnya, difermentasi untuk menambah rasa lada, kemudian dikeringkan di bawah sinar matahari, dan rasanya lebih pedas. Sedangkan lada putih diperoleh dengan memetik biji masak merah,diremas perlahan-lahan dan direndam dalam air, kulit dan daging buah dibuang sebelum dikeringkan di sinar matahari (Septiatin, 2008). Aroma dan rasa pedas lada hitam paling tajam di antara semua jenis lada. Rempah ynag bernilai tinggi ini dapat meningkatkan sekresi atau pengeluaran asam hidroklorik yang berguna membantu untuk meningkatkan fungsi pencernaan dengan begitu kita dapat terbebas dari resiko sakit perut, kembung, iritasi, diare, dan sembelit. Selain itu, lada hitam juga bersifat sebagai peluruh kencing dan meningkatkan produksi keringat . Rempah ini pun memiliki efek antibakteri dan antioksidan. Lada juga merangsang terpecahnya sel-sel lemak sehingga bisa menjaga tubuh tetap langsing. Lada mengandung minyak atsiri, pinena, kariofilena, lionena, filandrena alkaloid piperina, kavisina, piperitina, piperidina, zat pahit dan minyak lemak. Rasa pedas disebabkan oleh resin yang disebut kavisin. Kandungan piperine dapat merangsang cairan lambung dan air ludah. Selain itu lada bersifat pedas, menghangatkan dan melancarkan peredaran darah. Piperin berupa Kristal berbentuk jarum berwarna kuning, tidak berbau, tidak berasa lama-lama pedas, larut dalam etanol, benzene, kloroform dengan titik lebur 125-126 oC (Septiatin,2008). Piperin termasuk golongan alkaloid yang merupakan senyawa amida basa lemah yang dapat membentuk garam dengan asam mineral kuat. Piperin bila dihidrolisis dengan KOHetanolik yang berlebihan dan dalam keadaan panas menyebabkan piperin terhidrolisis dan membentuk kalium piperinat dan piperidin.
Khasiat dari buah lada yaitu dapat mengobati kaki bengkak pada ibu hamil, kolera,
nyeri haid, rematik, salesma, air mani yang encer, dan impoten (septiatin, 2008).
Jalur biosintesis
Kebanyakan alkaloid bersifat basa. Sifat tersebut tergantung pada adanya pasangan electron pada nitrogen. Inti piridin mengandung 6π electron di dalam cincin heterosiklis. Dengan demikian pasangan electron terdapat pada nitrogen dan piridin bersifat basa. Tapi ikatan rangkap karbo-nitrogen mengurangi kebasaannya dan piridin kurang basa daripada piperidin yang tak jenuh. Biosintesa alkaloid didasarkan hasil analisa terhadap cirri struktur tertentu yang sama terdapat dalam berbagai molekul alkaloida. Alkaloid aromatic mempunyai berbagai struktur yaitu β-ariletinamia. Alkaloid tertentu dari jenis 1-benzilisokuinolin seperti loudonosin mengandung 2 unit β-ariletinamia yaitu reaksi kondensasi mamich. Aldehid berkondensasi dengan amina menghasilkan suatu karbonitrogen dalam bentuk imina atau garam iminium diikuti oleh serangan atom karbon nukleofilik dapat berupa enol atau suatu fenol. βariletinamia berasal dari asam-asam amino fenil alanin dan tirosin yang dapat mengalami dekarboksilasi menghasilkan asam-asam amino. Ada oksidasi yang dapat menyingkirkan gugus-gugus asam amino ( deaminasi oksidatif ) diikuti oleh dekarboksilasi menghasilkan aldehid. Amina dan aldehide melakukan kondensasi mamich. Reaksi sekunder yang dapat menghasilkan alkaloid yaitu reaksi rangkap oksidasi fenol pada orto atau para dari gugus fenol, reaksi akan bereaksi dengan radikal bebas, metilasi dari atom oksigen menghasilkan gugus N-metil atau dari gugus amina. Keragaman struktur aldehid disebabkan oleh keterlibatan fragmen-fragmen kecil yang berasal dari jalur mevalonat, fenilpropanoid, polisiasetat.
SISTEMATIKA TANAMAN
Klasifikasi Ilmiah Kerajaan
: Plantae
Devisi
: Magnoliophyta
Kelas
: Magnoliopsida
Ordo
: Piperales
Famili
: Piperaceae
Genus
: Piper
Spesies
: Piper nigrum
Nama binomial
: Piper nigrum L
Pada mulanya tanamna lada ini berasal dari Malaysia Timur, tetapi dalam jangka yang relative singkat, tanaman lada ini menyebar ke seluruh Malaysia dan Asia. Dalam habitat
liarnya, tanaman lada tumbuh di hutan hujan tropis. Tanaman yang memiliki nama farmasi Piperis nigri fruktus ini termasuk tanaman herbal memanjat. Buah dari tanaman ini sejak dulu telah digunakan sebagai bumbu dan seiring dengan berkembangnya ilmu pengetahuan, lada kemudian digunakan sebagai obat untuk mengobati penyakit-penyakit tertentu. Lada pertama kali diperkenalkan oleh Theophrastus (327-278 SM) yang berhasil mengenali dua jenis lada. Buah lada rasanya pedas menyengat, menyerupai rasa pedas cabai. Sifat buah lada sedikit membius karena zat piperin yang dapat disamakan dengan morfin karena lada termasuk golongan alkaloid.
Tanaman ini sangat dikenal luas pada berbagai kalangan masyarakat di berbagai kalangan di berbagai daerah. Karenanya memiliki bermacam-macam nama yang diantaranya : Sumatra
: Koro-koro (Enggano); lada (Aceh) ; lada (Batak) ; lada ketek (Minang) ; lada kecik ( Bengkulu)
Jawa
: Pedes (Sunda) ; merica (jateng)
Madura
: Sekang
Bali
: Mika
Sulawesi
: Malita (Seram) ; Merica (Makassar)
C. PRINSIP KERJA
Piperin disari dari buah piper dengan etanol 96%, dipisahkan dari senyawa resin dengan penambahan KOH-etanolik 10% b/v. Kristalisasi dengan etanol.
D. ALAT DAN BAHAN Alat : Bahan : o
Perangkat penyari soxhlet
o
Beaker glass
o
Corong
o
Perangkat KLT
o
Glasswool
o
Batang pengaduk
o
Serbuk buah piper nigrum
Etanol 95%
o
KOH-Etanolik 10%
o
o
o
o
Silika gel GF 254
Aseton Anisaldehida-asam sulfat
E. CARA KERJA 1. Ekstraksi serbuk buah lada hitam
Timbang 30 g serbuk buah lada hitam, dimasukkan kedalam alat soxhlet ditambahkan 50 ml etanol 96 %.Dilakukan penyarian selama 90 menit dengan kecepatan 6-8 sirkulasi per jam. Penyarian dilakukan hingga filtrate tidak berwarna. Pisahkan sari dari bagian yang tidak larut sisihkan sari jernih yang didapat sebanyak 3 ml dalam flakon dan ditutup. Sisa diuapkan di atas penangas air sampai kering dan didapat ekstrak kental. 2. Isolasi piperin dengan metode rekristalisasi
Ditambahkan 10 ml KOH-etanolik 10 % pada ekstrak kental sambil diaduk aduk. sehingga timbul endapan. setelah mengendap dipisahkan sari dari bagian yang tak larut melalui glasswool. sari yang didapat didiamkan di dalam almari pendingin selama satu malam sampai terbentuk kristal. 3. Identifikasi kristal dengan metode KLT
Kristal yang terbentuk dipisahkan, dicuci dengan etanol 96 % dikeringkan dalam almari pengering pada suhu 40' C selama 30-45 menit, kemudian disimpan dalam desikator. dihitung rendemen hasil percobaan dan identifikasi piperin menggunakan kristal yang telah dilarutkan dalam etanol dan menggunakan sari yang telah disimpan dalam flakon Fase diam : Silika gel GF 254 nm Fase gerak: Toluen : etil asetat (2:1) Diamati hasil bercak yang tampak pada sinar tampak, UV 254, dan 366, setelah disemprot dengan pereaksi anisaldehid-asam sulfat dan dipanaskan pada 110' C selama 10 menit. amati warna yang terjadi. Hitung Rf bercak.
F. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Or ganoleptis :
1. Jenis sampel
: Serbuk Lada Hitam
2. Jumlah sampel (g)
: 30 gr
3. Jumlah pelarut untuk ekstraksi
: 100 ml
4. Warna kristal
: Kuning
5. Bentuk
: Kristal panjang
6. Rasa
: Pedas
7. Bau
: Menyengat
8. Titik Lebur
: 130o C
Rendemen = x 100% = 2,43%
% Kemurnian = 1- x 100 %
= 1- x 100 % = 101,6 %
Pembahasan
Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengisolasi piperin yang terkandung dalam piperis nigrii fructus, dengan metode rekristalisasi menggunakan soxhlet. Rekristalisasi merupakan suatu teknik pemisahan zat padat dari suatu zat pencemar dengan cara mengkristalkan kembali zat tersebut setelah dilarutkan dengan pelarut yang sesuai. Ekstraksi dilakukan dengan penambahan pelarut etanol 96%. Pemilihan etanol 96% karena jika yang dipakai etanol 70% di khawatirkan banyak amilum yang akan lebih banyak ditarik dibandingkan piperinnya, jadi piperinnya sedikit dan pengotornya yang lebih bnayak. Penambahan etanol sebanyak satu setengah kali sirkulasi dengan kecepatan 4-5 sirkulasi per jam. Jika penambahan etanolnya hanya 1x sirkulasi dikhawatirkan pada saat pemanasan etanolnya menguap semua dan belum tentu bisa turun jadi ekstraksi bisa berhenti. Hasil dari ekstraksi ini kemudian didinginkan dan disisihkan ekstrak jernih sebanyak 3 ml disimpan dalam flakon dan ditutup yang digunakan sebagai baku pembanding KLT. Sisanya diuapkan dengan penangas air sampai kental. Untuk menghilangkan etanol 96% diatur suhu 60-80°C. Penambahan KOH-Etanolik 10% untuk memisahkan senyawa resin dengan meminimalkan pembentukan garam, sehingga didapatkan alkaloida yang murni. Endapan dipisahkan dengan cara penyaringan dengan glasswool, agar filtrate bisa tersaring. Jika digunakan kertas saring, susah untuk mendapatkan filtratnya karena resin bersifat lengket jadi menempel di kertas saring. Penyaringan dengan glasswool untuk meminimalkan kandungan resin yang ikut tersaring, kemudian didapatkan sari yang jernih.
Sari didiamkan selama 1 malam sampai diperoleh Kristal. Agar kristalisasi berhasil : jangan memakai pelarut yang terlalu polar (etanol 70%), harus sudah melewati titik jenuh, dan pengendapan sudah benar-benar kental. Setelah terbentuk Kristal, dicuci dengan etanol dingin agar piperin tidak ikut larut, jadi senyawa lain (resin dan pengotor lainnya) yang larut lalu di oven pada suhu 40o C. Identifikasi kristal piperin dengan metode KLT menggunakan fase dian berupa Silika gel GF 254 dan fase gerak toluen:etil asetat (70:30). Bercak yang timbul pada UV 254 tampak warna yang meredam dan pada UV 365 tampak warna fluoresensi. Titik lebur piperin kelompok 4 127 o C berbeda dengan teoritis, karena api yg didigunakan terlalu besar, sehingga angka pada thermometer naik terus.
G. KESIMPULAN
1. Jumlah kristal yang didapat dari proses isolasi adalah 0,729 gr 2. Piperin yang didapat dari proses isolasi lada hitam se banyak 2,43 % 3. Titik lebur Kristal = 101,6 %
H. SOAL
1. Sebutkan kandungan golongan senyawa yang pada umumya terdapat dalam tumbuhan yang termasuk satu jenis dengan piper nigrum ! “ Alkaloid 2
- 5%, amilum 30 - 40%, kavisin (rasa pedas), minyak atsiri, protein dan res in”.
2. Apa perbedaan antara piperis nigri fruktus dan piperis albi fruktus? Lada putih diperoleh dengan memetik biji masak merah,diremas perlahan-lahan dan direndam dalam air, kulit dan daging buah dibuang sebelum dikeringkan di sinar matahari jadi lebih halu s dibanding lada hi tam . Lada hitam diperoleh dengan memetik buah yang masih hijau, mengupasnya, difermentasi untuk menambah rasa lada, kemudian dikeringkan di bawah sinar matahari, dan rasanya lebih pedas dan kandun gan min yak atsir in lebih banyak dari pada lada putih .
3. Bagaimana bila penambahan KOH-etanolik disertai pemanasan, tulis reaksinya? Piperin bila dihidrolisis dengan KOH-etanolik yang berlebihan dan dalam keadaan panas menyebabkan piperin terhidrolisis dan membentuk kalium piperinat dan piperidin.
I.
DAFTAR PUSTAKA
1. Septiatin, Eatin ,2008, Apotek Hidup dari Rempah-Rempah, Tanaman Hias, dan Tanaman Liar , CV.YRAMA WIDYA, Bandung, (60,61,62). 2. Mamik P.R. 2011. Petunjuk Praktikum Kimia Produk Alam. USB : Surakarta. 3. http://Obatherbalalami /lada/Tanaman Obat Lada Hitam.net 4. http://Tanaman obat-obatan.ic 5.
Voight, R., Buku pelajaran teknologi farmasi edisi V , Universitas Gajah Mada Press. Yogyakarta, 1995. 6. Depkes dan kesejahteraan RI. 2001. Inventaris tanaman obat Indonesia (I) jilid 2. Jakarta.