LAPORAN PRAKTIKUM
FITOKIMIA
PERCOBAAN KE 4
ISOLASI DAN IDENTIFIKASI PIPERIN DARI FRUCTUS PIPERIS NIGRI
Nama : RizkaNoviaIndriani
NIM : 1606067081
Kelompok : B5
Hari, TanggalPraktikum :
DosenPembimbing : Andy Wijaya, M.Farm., Apt
LABORATURIUM FITOKIMIA
AKADEMI FARMASI INDONESIA YOGYAKARTA
2018
LAPORAN PRAKTIKUM FITOKIMIA
PERCOBAAN KE 4
ISOLASI DAN IDENTIFIKASI PIPERIN DARI FRUCTUS PIPERIS NIGRI
A. TUJUAN
Dapat memahami prinsip dan melakukan isolasi piperin dari Piperis nigri
fructus atau Piperis albi fructus beserta analisis kualitatif hasil
isolasi dengan metode kromatografi lapis tipis.
B. DASAR TEORI
Nama ilmiah lada atau nama latin lada hitam adalah Piper nigrum L.
Klasifikasi tumbuhan lada adalah sebagai berikut :
Kingdom : Plantae
Divisi : Tracheophyta
Kelas : Magnolipsida
Ordo : Piperales
Familia : Piperaceae
Genus : Piper L
Spesies : Piper nigrum L.
Lada memiliki rasa pedas berbau khas dab aromatik (Hariana, 2007).
Buah lada berbentuk bulat dan mempunyai biji yang keras dengan kulit buah
yang lunak. Kulit buah yang masih muda berwarna hijau, lalu menjadi
berwarna kuning ketika sudah tua. Buah lada yang sudah masak berwarna
merah, berlendir dan awalnya manis. Besar kulit dan bijinya sekitar 4-6
mm, sedangkan besar bijinya 3-4mm, berat per 100 biji lada rata-rata 4,5
gram. Kulit buah lada terdiri dari 3 bagian yaiutu kulit luar (epicarp),
kulit tengah (mosocarp), dan kulit dalam (endocarp) (rismananda, 2007).
Piper nigrum Lin dalam eksrrak aquadest, ekstrak metanol dan
ekstrak etanol positif mengandung karbohidrat, protein, tanin, fenol,
kumarin, alkaloid dan antrakuinon.Kandungan alkaloida Piper nigrum
sevabyak 5-9% mengandung senyawa utama piperin, piperidin, piperetin, dan
piperanin (Kadam et al, 2003). Tanaman lada mempunyai beberapa khasiat
dan manfaat diantaranya adalah membantu menurunkan berat badab, radang
sendi, kanker, hidung tersumbat, sakit perut, tekanan darah tinggi,
kesehatan jantung dan antioksidan.
Piperin mempunyai senyawa yang tahan terhadap panas dan piperin
yang digunakan untuk ekstraksi berupa serbuk habis, tujuannya supaya
didapat sari dengan kadar yang optimal karena jika suatu sampel
partikelnya diperkecil maka partikel mudah dibasahi oleh solven sehingga
senyawa dalam simplisia mudah tersari. Proses isolasi piperin dari
senyawa lada hitam dapat dilakukan dengan metode rekrestalisasi. Secara
harfiah rekristalisasi berati pembentukan kristal kembali (Harborne, J.B,
1984).
Alkaloid juga merupakan sekelompok metabolit sekunder alami yang
mengandung nitrogen aktif secara farmakologis yang berasal dari tanaman,
mirobia ayau hewan. Dalam kebanyakan alkaloid, atom nitrogen merupakan
bagian dari cincin. Alkaloid secara biosintesis diturunkan dari asam
amina. Nama alkaloid berasal dari kata "alkalis" yang berarti basa yang
larut air. Sejumlah alkaloida alami dan turunannya telah dikembangkan
sebagai obat untuk menobati berbagai macam penyakit.
Soxhlet merupakan metode ekstraksi yang memanfaatkan pemanasan
untuk destilasi pelurut sehingga terjadi sirkulasi pelarut melalui serbuk
simplisia. Metode ini efisiensi dalam pemanfaatan pelarut tetapi berisiko
pembentukan artefak akibat penggunaan panas. Pelarut yang digunakan pada
metode Soxhlet minimal cukup untuk 2 kali penyarian. Proses ekstraksi
dengan Soxhlet dihentikan apabila warna pelarut yang ada didalam Soxhlet
sama seperti warna pelarut awalnya.
Kristalisasi merupakan prosedur paling sederhana, tetapi jarang
diperoleh hasil yang memusakan untuk pemisahan alkaloid murni kecuali
apabila satu alkaloid yang terdapat dalam bahan tidak larut. Beberapa
kombinasi pelarut yang penting digunakan untuk kristalisasi alkaloid
meliputi metanol, etanol cair, metanol-kloroform, metanol-eter, metanol
aseton dan aseton-etanol (sastrohamidjoyo, 1996).
Kromatografi adalah suatu nama yang diberikan untuk teknik
pemisahan tertentu. Pada dasarnya semua cara kromatografi menggunakan dua
fase yaitu fasa tetap (stationary) dan fasa gerak (mobile), pemisahan
tergantung pada gerakan relatif dari dua fasa tersebut.
Cara-cara kromatografi dapat digolongkan sesuai dengan sifat-sifat
dari fasa tetap, yang dapat berupa zat padat atau zat cair. Jika fasa
tetap berupa zat padat maka cara tersebut dikenal sebagai kromatografi
serapan, jika zat cair dikenal sebagai kromatografi partisi. Karena fasa
bergerak dapat berupa zat cair atau gas maka semua ada empat macam sistem
kromatografi yaitu kromatografi serapan yang terdiri dari kromatografi
lapis tipis dan kromatografi penukar ion, kromatografi padat,
kromatografi partisi dan kromatografi gas-cair serta kromatografi kolom
kapiler (Hostettmann, K., dkk., 1995).
C. ALAT DAN BAHAN
ALAT
1. Alat penyari soxhlet 2. Seperangkat alat KLT
BAHAN
1. Piper nigrum 3. Diklormetana
2. Etanol 4. Etil asetat
3. KOH-etanolik 10%
D. CARA KERJA
1. EKSTRAKSI DAN ISOLASI
Timbang 30 gram serbuk merica, masukkan ke dalam alat penyari soxhlet
yang telah dipasang kertas saring, kemudian tambahkan etanol 96%
paling sedikit sebanyak 2 kali sirkulasi (± 120 ml). Jangan lupa untuk
menambahkan batu didih. Penyarian dilakukan selama 2 jam dengan
kecepatan 6-8 sirkulasi per jam. Setelah dingin, pisahkan sari dari
bagian yang tidak terlarut dengan penyaringan melalui kertas saring.
Filtrat yang diperoleh diuapkan di atas penangas air sampai kering
atau konsistensi kental. Kemudian tambahkan 10 ml KOH-etanolik 10%
sambil diaduk-aduk sehingga timbul endapan. Setelah mengendap,
pisahkan sari dari bagian yang tidak larut melalui glass wool. Sari
jernih yang didapat didiamkan dalam almari es sampai hari praktikum
yang akan datang, atau sampai pembentukan kristal optimal.
2. PEMURNIAN
Kristal yang timbul dipisahkan, dicuci dengan etanol 96% (dingin) dan
dikeringkan dalam almari pengering pada suhu 40ᴼC selama 30-45 menit
kemudian disimpan dalam eksikator yang dilengkapi kapur tohor. Kristal
yang diperoleh ditimbang dan diidentifikasi dengan KLT.
3. IDENTIFIKASI
Ambil sedikit padatan dengan ujung spatel kecil, larutkan dalam
etanol. Larutan siap dianalisis secara kualitatif dengan kromatografi
lapis tipis dengan kondisi sebagai berikut:
a. Fase diam : Silika gel GF 254
b. Fase gerak : Diklormetana : Etil asetat (75:25)
c. Cuplikan : Larutan sampel
d. Deteksi : UV 254, disemprot dengan anisaldehid asam sulfat
dan
dipanaskan 110ᴼC selama 10 menit
Catat harga Rf yang diperoleh.
E. HASIL
Nama simplisia : Fructus Piperis nigri
Metode ekstraksi : Soxhlet
Jumlah pelarut yang digunakan : Etanol 96% 350 ml
Jumlah siklus : 5
Rendemen ekstrak : tidak didhitung karena terlalu sedikit
Pemberian ekstrak
– Aroma : khas aromatik
– Warna : coklat
– Bentuk/tekstur : cairan
Hasil pengamatan dengan kromatografi
– Fase diam : silika gel GF 254
– Fase gerak : diklormetana : etil asetat (75 : 25)
– Cuplikan : larutan sampel
– Deteksi : UV 254, diseprot dengan anisaldehid asam sulfat
dan dipanaskan
110oC selama 10 menit
Siklus I : 09.00 – 09.42 = 42 menit
Siklus II : 09.42 – 09.57 = 15 menit
Siklus III : 09.67 – 10.04 = 7 menit
Siklus IV : 10.04 – 10.28 = 24 menit
Siklus V : 10.28 – 10.42 = 14 menit
"NO "GAMBAR "KETERANGAN "
"1 " "serbuk lada yang telah "
" " "ditimbang dimasukkan ke dalam"
" " "kertas saring dan diikat "
" " "ujung-ujungnya, kemudian "
" " "dimasukkan dalam soxhlet "
" " "dengan ditambahkan etanol 96%"
"2 " "Hasil ekstraksi dipekatkan "
" " "dengan rotary evaporator "
"3 " "Hasil ekstraksi yang telah "
" " "dipekatkan "
"4 " "Hsil ekstraksi yang diperoleh"
" " "di masukkan ke dalam botol "
" " "yang berisi zat yang sama, "
" " "dan tidak dilakukan KLT "
F. PEMBAHASAN
Proses soxhlet yang dilakukan dengan membungkus serbuk lada yang
telah ditimbang dengan menggunakan kertas saring yang diikat dengan
menggunakan tali pada bagian ujung-ujungnya, sehingga berbentuk seperti
premen. Hal ini dilakukan agar serbuk lada mudah diambil saat poses
soxhletasi selesai dan sampel tidak bercampur langsung dengan pelarut
yang digunakan. Penggunaan kertas saring dikarenakan kertas saring
mempunyai dinding yang tipis dan berpori yang dapat mempermudah pelarut
untuk menyerap piperin yang terkandung didalam sampel. Ekstraksi
dilakukan dengan penambahan pelarut etanol 96%. Etanol 96% akan menembus
dinding sel dan masuk ke dalam rongga sel yang mengandung zat aktif. Zat
aktif akan larut dalam etanol 96% di luar sel. Maka larutan terpekat akan
berdifusi keluar sel dab proses ini akan berulang terus sampai terjadi
keseimbangan antara konsentrasi cairan zat aktif sidalam dan luar sel.
Fungsi etanol 96 % sebagai pelarut karena memiliki kisaran polaritas yang
luas dan etanol juga lebih murni jika dibandingkan dengan etanol 305 dan
70%. Selain itu juga karena etanol 96 % akan lebih mudah menuap bila
dibandingkan dengan etanol 30% dan 70%.
Proses penyarian yang dilakukan yaitu dengan 5 sirkulasi sampai
sari berwarna bening. Penyarian sampai berwarna bening ini menunjukan
bahwa simplisia yang digunakan sudah terekstrak dengan sempurna.
Sirkulasi yang pertama membutuhkan waktu 42 menit. Sirkulasi kedua
membutuhkan waktu 15 menit. Sirkulasi ketiga membutuhkan waktu 7 menit.
Sirkulasi ke empat membutuhkan waktu 24 menit. Dan sierkulasi yang ke
lima membutuhkan waktu 14 menit. Perbedaan waktu sirkulasi ini terjadi
karena suhu pada sochlet yang di panaskan terus meningkat, sehingga
mempercepat sirkulasi penyarian.
Hasil ekstraksi yang diperoleg emudian dipekatkan dengan rotary
evaporator. Prinsip utama dari rotary evaporator adalah pada penurunan
tekanan sehingga pelarut dapat menguap pada suhu yang tinggi. Disini
hasil yang diperoleh sangat sedikit dan tidak terlalu lama sehingga sari
yang dipekatkan menempel pada labu dan susah untuk dilarutkan kembali.
Hasil tidak telalu kental karena digunakan etanol 96 % yang artinya 4%
tersebut adalh air. Apalagi titik didih etanol dibawah titik didih air
yaitu 78,4oC sedangkan air 100oC. Penambahan KOH etanolik 10% untuk
memisahkan senyawa resin dengan meminimalkan pembentukan garam, sehingga
didapatkan alkaloida yang murni.
G. KESIMPULAN
Dari praktikum ini dapat disimpulkan bahwa praktikan dapat memahami
prinsip dan melakukan isolasi piperin dari Piperis nigri fructus atau
Piperis albi fructus beserta analisis kualitatif hasil isolasi dengan
metode kromatografi lapis tipis. Proses penyarian yang dilakukan dalam
praktikum sebanyak 5 sirkulasi dengan waktu yang berbeda-beda karena suhu
pada soxhlet yang dipanaskan terus meningkat sehingga mempercepat
sirkulasi penyarian.
H. DAFTAR PUSTAKA
Adnan, Muhammad. 1997. Teknik Kromatografi. Andi Offset. Yogyakarta
Harborne, J.B. 1987. Metode Fitokimia, Penuntun Cara Modern Menganalisa
Tumbuhan, Terbitan Kedua. Bandung : ITB.
Hariana, A. 2007. Tumbuhan Obat Dan Khasiatnya Seri 3, Cet 4. Penebar
Swadaya. Jakarta.
Hoatetmann, K., Dkk. 1995. Cara Kromatografi Preparatif. Penerbit ITB.
Bandung.
Padyaatmaka. A. H. 2002. Kamus Kimia. Balai Pustaka. Jakarta.
Rismunandar. 2007. Lada Budidaya dan Tatanlaganya. Jakarta : Penebar
Swadaya.
Sastrohamidjoyo. 2004. Kimia Minyak Atsiri. Yogyakarta : Gadjah Mada
University Press.