BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tentu sudah sering mendengar kata Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Seni atau yang sering disingkat dengan IPTEKS. IPTEKS merupakan makanan sehari-hari manusia sekarang ini. Telepon Telepon seluler, komputer, internet, dan lain-lain. Tanpa Tanpa adanya IPTEKS kehidupan sosial manusia manusia menjadi menjadi terham terhambat. bat. Atas Atas dasar dasar kemamp kemampuan uan kreatif kreatifita itass berpik berpikir, ir, manusi manusiaa dapat dapat mengembangkan IPTEK dari aktu ke aktu. Segala kemudahan mulai dari transportasi, telekomonikasi sampai pendidikan tak luput dari peran IPTEKS. !amun di balik itu semua manusia manusia menjadi menjadi malas melakukan semua akti"itasny akti"itasnyaa oleh karena semua kemudahan kemudahan yang ada. Adapun pendidikan yang berlangsung di#aman modern ini lebih menekankan pada pengembangan disiplin ilmu dengan spesialisasi se$ara ketat, sehingga integrasi dan interkoneks interkoneksii antar disiplin keilmuan menjadi menjadi hilang dan melahirkan melahirkan dikotomi ilmu-ilmu agama di satu pihak dan kelompok ilmu-ilmu umum dipihak lain. %ikotomi ini menyebabkan terbentuknya perbedaan sikap di kalangan masyarakat. &aasan IPTEKS membahas tentang integritas dan etika IPTEKS sehingga dapat memberi filter yang dapat memproteksi pengaruh perkembangan IPTEKS dalam arti yang luas. 'leh 'leh karena karena itu, itu, makala makalah h ini dibuat dibuat untuk untuk mengka mengkaji ji tentang tentang kaitan kaitan antara antara ilmu ilmu pengetahuan, teknologi dan seni serta etika dalam dala m memanfaatkan IPTEKS dengan $ara yang tepat.
(
1.2 Rumusan Masalah
(. Apa yang dimaksud integritas IPTEKS) *. Apa yang dimaksud aspek etika IPTEKS) +. agaimana $ara menangani dampak negatif perkembangan IPTEKS) 1.3 Tujuan Penulisan
(. engetahui tentang integritas IPTEKS. *. engetahui tentang aspek etika IPTEKS. +. engetahui $ara menangani dampak negatif perkembangan IPTEKS.
A II PEAASA!
*.( Integritas IPTEKS Sebagaimana yang telah kita ketahui integritas merupakan menyatupaduakan atau menyatukan. Sehingga Integritas Ipteks %alam %unia Segitiga memiliki maksud menyatukan atau menyatupadukan Ilmu, teknologi dan seni dalam dunia segitiga. /adi hal ini merupakan kesadaran batin yang terekspresi dengan sendirinya oleh karena kita sebagai insane sadar dan faham makna keberadaan diri kita sendiri yang diamanahkan mengelola dan memelihara alam semesta ini.
*
Integritas menurut Khalid 0aakub 1(23*4 merupakan proses menyatupadukan se$ara budaya dan sosial kelompok-kelompok sosial yang berbeda-beda kepada satu unit yang mempunyai identiti yang umum dan tersendiri. Sedangkan menurut ohd Salleh 5ebar 1(2234, integrasi yang diterima atau yang biasa dikehendaki ramai adalah satu proses yang $oba menyatupadukan masyarakat majmuk atau pelbagai kaum dan meujudkan pula pembentukkan kebudayaan kebangsaan atau nasional yang tersendiri dikalangan mereka. %ari pernyataan diatas kita dapat mengambil garis besar tentang pengertian integritas yaitu suatu 6proses menyatupadukan7. 0ang termasuk iman yaitu8 oralitas, Intelektuakitas, dan sensibilitas. 0ang termasuk ihsan yaitu8 Etika, 9ilsafat, dan Estetika. %an, yang termasuk dalam insan yaitu8 Teknologi, Sains, dan Seni.
:ambar II.( gambar dunia segitiga yang terdiri dari Iman, Ihsan, Insan. /ika di$ermati gambar tersebut, keberadaan insan manusia berhubungan dengan erat dengan ihsan dan iman. Kata 6ihsan7 berkaitan dengan keikhlasan berbuat atau berkarya oleh karena kita sebagai manusia merasa didalam pengaasan yang maha kuasa pen$ipta alam semesta ini. /adi hal ini merupakan kesadaran batin yang terekspresi dengan sendirinya oleh karena kita sebagai insan sadar dan faham makna keberadaan diri kita sendiri yang
+
diamanahkan mengelola dan memelihara alam semesta ini. Adapun kata 6iman7, ini adalah konsepsi jia yang abstrak dan terpatri se$ara mendalam pada diri manusia namun dapat terpan$ar tak terhingga dan tanpa batas kekuatan. Keberadaannya yang bahkan dapat melalui batas-batas yang kongkrit sekalipun. anusia yang memiliki nilai iman, maka intelektualitas, sensibilitas dan moralitasnya akan bersinergi satu sama lain bagai satu bangunan yang tidak sempurna jika salah satu diantara ketiganya tidak ada. Substansi intelektualitas, sensibilitas dan moralitas yang menopang dimensi Iman dapat diturunkan dari masing-masing sudutnya. enuju kanan baah, yaitu intelektualitas ke arah sains, sensibilitas ke arah seni, moralitas ke arah teknologi dan menuju kiri baah, yaitu intelektualitas ke arah filsafat, sensibilitas ke arah estetika, moralitas ke arah etika. Se$ara mendatar sudut filsafat berkaitan langsung dengan sains, estetika dengan seni, dan etika dengan teknologi. %alam proses in"ersi teknologi dapat terjadi dimulai dari filosofi dan seni lalu menjadi ide lalu dikaitkan dengan sains sehingga kemudian ter$iptalah teknologi. &alaupun para engineer, nanti karyanya telah ter$ipta baru diberikan sentuhan seni. Plato menjelaskan seni dengan kata 6te$hne7 dan 6poesis7 se$ara berdampingan, dimana kata 6poesis7 berarti pengetahuan men$ipta seni puitis dan dalam 6trilogi Plato7 diperoleh keterkaitan antar intelektual dengan kebenaran, etika dengan kebaikan dan estetika dengan keindahan. ahkan pada pertengahan abad ke-(; kata s$ien$e dari kata 6s$ientia7 masih bersenyaa dengan pengertian seni, sehingga memiliki arti sebagai komunikasi puitis dari persepsi kreatif mengenai ketertiban. erdasarkan keyakinan tentang kesatupaduan kebenaran, kebaikan dan keindahan dalam diri manusia, maka se$ara indi"idu melalui metode induktif men$oba menggunakan tiga pendapat untuk ilmu pengetahuan, teknologi dan seni sehingga terbentuk kesatupaduan pendapat yang disebut IPTEKS. <
Ipteks 1Ilmu Pengetahuan Teknologi dan Seni4 dalam beberapa pandangan 1. Al!ata"i sebagai $endikiaan islam pada #aman keemasan islam menyampaikan
baha = ilmu yang sebenarnya bagaikan batang tubuh pengetahuan yang terorganisir dengan baik. 2. !re#eri$k %erre &1'(() mengemukakan tentang pengertian teknologi. enurutnya teknologi adalah ke$erdasan pengalaman praktis dari pengetahuan tentang ketertiban alam dan manusia yang diujudkan dalam bentuk dunia kebendaan dan atau dunia ke$erdasan. 3. Hamka berpendapat baha seni yang setinggi-setingginya adalah ketika telah berkumpul didalamnya kebenaran, keadilan dan keindahan yang direkat oleh $inta yang kudus. %ari ketiga komponen diatas pemahaman tentang integritas dan IPTEKS yang utuh tidak lain adalah suatu konsepsi multi dimensi yang didalamnya memiliki nilai-nilai kebenaran 1Ilmu pengetahuan4, kebaikan 1teknologi4, dan keindahan 1seni4. Seni adalah muara dari perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang ketiganya saling membantu dan bersinergi satu dengan yang lain dalam perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni.
2.2 As*ek Etika +PTE,-
erkaitan dengan pembatasan etika atas imu, teknologi dan seni, maka perlu baha yang dibatasi se$ara etis ialah $ara memperoleh, $ara pengujian dan $ara penggunaan IPTEKS pada saat penerapannya dengan pihak lain. Ada < teori tentang etika IPTEKS= (. Konsekuensialisme. Teori ini menjaab 6apa yang harus kita lakukan7, dengan memandang konsekuensi dari bebagai jaaban. Ini berarti baha yang harus dianggap etis adalah konsekuensi yang membaa paling banyak hal yang menguntungkan, melebihi segala hal merugikan, atau yang mengakibatkan kebaikan
>
terbesar bagi jumlah orang terbesar. anfaat paling besar dari teori ini adalah baha teori ini sangat memperhatikan dampak aktual sebuah keputusan tertentu dan memperhatikan bagaimana orang terpengaruh. Kelemahan dari teori ini baha lingkungan tidak menyediakan standar untuk mengukur hasilnya. *. %eontologi, berasal dari kata 0unani deon yang berarti keajiban. Teori ini menganut baha keajiban dalam menentukan apakah tindakannya bersifat etis atau tidak, dijaab dengan keajiban-keajiban moral. Suatu perbuatan bersifat etis, bila memenuhi keajiban atau berpegang pada tanggungjaab. /adi yang paling penting adalah keajiban-keajiban atau aturan-aturan, karena hanya dengan memperhatikan segi-segi moralitas ini dipastikan tidak akan menyalahkan moral. anfaat paling besar yang dibaakan oleh etika deontologis adalah kejelasan dan kepastian. Problem terbesar adalah baha deontologi tidak peka terhadap konsekuensi-konsekuensi perbuatan. %engan hanya berfokus pada keajiban, barangkali orang tidak melihat beberapa aspek penting sebuah problem. +. Etika ak. Teori ini memandang dengan menentukan hak dan tuntutan moral yang ada didalamnya, selanjutnya dilema-dilema ini dipe$ahkan dengan hirarkhi hak. 0ang penting dalam hal ini adalah tuntutan moral seseorang yaitu haknya ditanggapi dengan sungguh-sungguh. Teori hak ini pantas dihargai terutama karena terkanannya pada nilai moral seorang manusia dan tuntutan moralnya dalam suatu situasi konflik etis. Selain itu teori ini juga menjelaskan bagiaman konflik hak antar indi"idu. Teori ini menempatkan hak indi"idu dalam pusat perhatian yang menerangkan bagaimana meme$ahklan konflik hak yang bisa timbul. <. Intuisionisme, teori ini berusaha meme$ahkan dilema-dilema etis dengan berpijak pada intuisi, yaitu kemungkinan yang dimiliki seseorang untuk mengetahui se$ara langsung apakah sesuatu baik atau buruk. %engan demikian seorang intuisionis mengetahui apa yang baik dan apa yang buruk berdasarkan perasaan moralnya, bukan berdasarkan situasi, keajiban atau hak. %engan intuisi kita dapat meramalkan ?
kemungkinan-kemunginan
yang
terjadi
tetapi
kita
tidak
dapat
mempertanggungjaabkan keputusan tersebut karena kita tidak dapat menjelaskan proses pengambilan keputusan.
2.3 $ara mengatasi #am*ak negati% *erkem"angan +PTE,-
Etika IPTEKS merupakan hal yang penting, karena dengan adanya etika ipteks pengaruh-pengaruh negatif dari ipteks dapat dibatasi. 0ang paling penting adalah etika yang menyangkut hidup mati orang banyak, masa depan,hak-hak manusia dan lingkungan hidup. Seperti yang kita ketahui hasil-hasil dari pengembangan ipteks, selain memiliki sisi positif juga memiliki sisi negatif. %an untuk meredam sisi negatif tersebut dibutuhkan usaha. @saha-usaha yang dapat dilakukan untuk meredam pengaruh negatif ipteks antara lain = (. ehumanisasi engembalikan martabat manusia dalam perkembangan ipteks modern yang sangat $epat dengan berbagai $ara. Ke$epatan perkembangan ipteks sebaiknya disesuaikan dengan kemampuan adaptasi populasi yang bersangkutan. Perkembangan nilai-nilai agama, etika, hokum, dan kebijakan lebih lambat dari perkembangan ipteks, maka masalah in harus mendapat perhatian khusus. Artinya lebih jauh manusia harus dipandang se$ara utuh baik lahi maupun batin sehingga pembangunan dan pengembangan ipteks selalu harus selalu mengarah pada terujudnya peningkatan kesejahteraan manusia seutuhnya antara lahiriah dan batiniah. Apabila ini tidak diperhatikan maka laju kehan$uran peradaban manusia tidak akan dapat diimbangi oleh laju rehumanisasi oleh karenanya semua fihak harus mengambil bagian dan berkontribusi positif didalamnya. *. Kemampuan memilih %engan makin bayaknya kebolehjadian yang diakibatkan oleh ipteks, maka timbul kesukaran dalam memilih, meskipun pilihan relatif lebih sedikit daripada kebolehjadian.
;
Pendidikan pada umumnyadiarahkan pada $araproduksi bukan pada $ara konsumsi. Terkikisnya nilai-nilai menyebabkan menurunnya perbedaan antara yang mungkin dengan yang terjadi, bahkan mana yang benar dan mana yang salah sudah sangat susah dibedakan. Segala yang teknis yang akan dikerjakan, tidak dipertentangkan dan disaring oleh nilai-nilai kemanusiaan artinya prinsip dasar yang esensi dari suatu hal maah terabaikan. Etika yang didukung oleh aspek moal keagamaan, so$ial dan aspek-aspek yang terkait seharusnya menentukan apa yang mungkin dteliti dan dikembangkan, kemudian tidak dilakukan jika tidak manusiai, tidak adil, tidak bermoral dan lain-lain. +. Arah perkembangan kemajuan Anomali yang ditimbulkan oleh perkembangan ipteks sekarang, akan mengakibatkan banyak ahli yang mempertanyakan apakah tepat $ara-$ara yang dipakai menuju kesejahteraan kuantitatif dan kemajuan material manusia. eberapa ahli mengkonstalasi baha penyediaan kebutuhan material yang berlebihanpun tidak akan membaa kebahagiaan dan kesejahteraan, bahkan sebaliknya
akan menimbulkan dekomposisi lingkungan, dehumanisasi dan
ketegangan-ketegangan dalam interrelasi unsur-unsur dalam ekosistem, termasuk diantara sesame manusia. <. e"italisasi Perlunya upaya positif untuk men$egah distorsi biokultural yang berkelanjutan. Pembangunan akan menuju ke suatu kebudayaan baru dimasa depan, sehingga diperlukan persiapan-persiapan yang menyeluruh. @saha-usaha re"italisasi akan banyak dipengaruhi baik se$ara positif dan se$ara negatif oleh faktor-faktor dalam maupun luar negeri.
3
BAB +++ ,E-+MPULAN
Adapun kesimpulan dari pembahasan adalah= (. integritas dari IPTEKS yang utuh adalah suatu konsepsi multi dimensi yang didalamnya memiliki nilai-nilai kebenaran 1Ilmu pengetahuan4, kebaikan 1teknologi4, dan keindahan 1seni4. *. Aspek etika IPTEKS memiliki teori= konsekuensialisme, deontologi, etika hak dan intuisionisme. +. Adanya etika IPTEKS pengaruh-pengaruh negatif dari ipteks dapat dibatasi, dengan $ara rehumanisasi, kemampuan memilih, arah perkembangan kemajuan dan re"italisasi.
2
RE!EREN-+
http=BBandinurdiansah.blogspot.$o.idB*C(CB(CBteoriteori-etika.html http=BBni$kDuantum.blogspot.$o.idB*C(+BC(Bmakalah-aasan-ipteks.html Tim Dosen Wawasan IPTEKS. 2011.
Wawasan Ipteks.
UPT MKU Unhas. Makassar
(C