1
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pening Peningkat katan an pengeta pengetahua huan n dan teknol teknologi ogi yang yang sedemi sedemikia kian n cepat cepat dalam dalam segala segala bidang bidang serta serta mening meningkat katnya nya penget pengetahu ahuan an masyarak masyarakat at berpen berpengar garuh uh pula pula terhad terhadap ap mening meningkat katnya nya tuntut tuntutan an masyarak masyarakat at akan akan mutu mutu pelaya pelayanan nan keseha kesehatan tan termasu termasuk k pelay pelayanan anan keperaw keperawata atan. n. Hal ini merupa merupakan kan tantan tantangan gan bagi bagi profesi profesi keperawatan dalam mengembangkan profesionalisme selama memberi pelayanan yang berkualitas. Kualitas pelayanan yang tinggi memerlukan landasan komitmen yang kuat dengan basis pada etik dan moral yang tinggi. Tidak hanya berbasis etik dan moral, tetapi juga agama. Sikap Sikap etis profesi profesiona onall yang yang kokoh kokoh dari dari setiap setiap perawa perawatt akan akan tercerm tercermin in dalam setiap langkahnya, termasuk penampilan diri serta keputusan yang diambil dalam dalam mere meresp spon on situa situasi si yang yang munc muncul ul.. Oleh Oleh karen karenaa itu itu pemaha pemahama man n yang yang mendal mendalam am tentan tentang g etika etika dan agama agama serta serta penerap penerapann annya ya menjad menjadii bagian bagian yang yang sangat penting dan mendasar mendasar dalam memberikan memberikan asuhan keperawatan keperawatan dimana dimana nilainilai pasien selalu menjadi pertimbangan dan dihormati. !alam kehidupan profesional, tiap cabang ilmu keperawatan tentu sudah mempunyai patokan tentang apa yang harus dan tidak boleh dilakukan. Selain itu, terd terdap apat at
mata ata
kuli kuliah ah
kepe kepera rawa wata tan n
prof profes esio iona nall
yang ang
diha dihara rapk pkan an
dapa dapatt
menumbuhkan sikap profesional sesuai dengan tuntutan dunia keperawatan, untuk membentuk mahasiswa yang siap pakai dan terampil dan bahkan bisa dikatakan tindakannya sesuai dengan tuntutan hukum etika dan agama dalam keperawatan. "gama dan etika tetap penting untuk diajarkan, karena untuk menekankan aspek tertentu bagi masyarakat kita. Peran agama dan etika sangat besar, hanya bagaimana pemanfaatannya yang perlu dibenahi.
2
1.2 Rumusan Masalah
#. "pa sajakah dasar hukum praktik keperawatan tentang agama$ %. &agaimana aplikasi dasar hukum tentang agama dalam praktik keperawatan$ '. "pa contoh kasus dan bagaimana analisis kasus dari penerapan hukum agama dalam praktik keperawatan$ (. "pa sajakah dasar hukum tentang praktik keperawatan yang berkaitan dengan etik$ ). &agaimana aplikasi dasar hukum tentang etik dalam praktik keperawatan$ *. "pa contoh kasus dan bagaimana analisis kasus dari penerapan hukum etik dalam praktik keperawatan$
1.3 Tujuan
#. +engetahui apa sajakah dasar hukum praktik keperawatan tentang agama.. %. +engetahui aplikasi dasar hukum tentang agama dalam praktik keperawatan. '. +engetahui contoh kasus dan analisis kasus dari penerapan hukum agama dalam praktik keperawatan. (. +engetahui apa sajakah dasar hukum tentang praktik keperawatan yang berkaitan dengan etik. ). +engetahui aplikasi dasar hukum tentang etik dalam praktik keperawatan. *. +engetahui contoh kasus dan analisis kasus dari penerapan hukum etik dalam praktik keperawatan.
3
BAB 2 PEMBAHASAN
2.1 Dasar Hukum Praktk !e"era#atan Tentang Agama
#. -omor '* Tahun %#( Tentang Tenaga Kesehatan Pasal % ndangndang ini berasaskan/ Perikemanusiaan0 manfaat0 pemerataan0 etika dan profesionalitas0 penghormatan terhadap hak dan kewajiban0 keadilan0 pengabdian0 norma agama0 dan pelindungan. 1ang dimaksud dengan 2asas perikemanusiaan2 adalah bahwa pengaturan Tenaga Kesehatan harus dilandasi atas perikemanusiaan yang berdasarkan pada Ketuhanan 1ang +aha 3sa dengan tidak membedakan suku, bangsa, agama, status sosiai, dan ras serta tidak membedakan perlakuan terhadap perempuan dan lakilaki. 1ang dimaksud dengan 2asas norma agama2 adalah bahwa pengaturan tenaga kesehatan harus memperhatikan dan menghormati serta tidak membedakan agama yang dianut masyarakat. Pasal )4 5!6 H"K !"- K37"89&"- T3-":" K3S3H"T"Tenaga kesehatan dalam menjalankan praktiknya berhak memperoleh pelindungan atas keselamatan dan kesehatan kerja, perlakuan yang sesuai dengan harkat dan martabat manusia, moral, kesusilaan, serta nilainilai agama. %. -omor '; Tahun %#( Tentang Keperawatan Pasal % Praktik Keperawatan berasaskan/ perikemanusiaan0 nilai ilmiah0 etika dan profesionalitas0 manfaat0 keadilan0 pelindungan0 dan kesehatan dan keselamatan Klien. 1ang dimaksud dengan 2asas perikemanusiaan2 adalah asas yang harus mencerminkan pelindungan dan penghormatan hak asasi manusia serta harkat dan
4
martabat setiap warga negara dan penduduk tanpa membedakan suku, bangsa, agama, status sosial, dan ras.
2.2 A"lkas Dasar Hukum Tentang Agama $alam Praktk !e"era#atan 2.2.1 A"lkas $alam Hak $an !e#aj%an Pera#at
#. Perawat wajib dalam melaksanakan pengabdiannya di bidang keperawatan senantiasa memelihara suasana lingkungan yang menghormati nilai budaya, adat istiadat dan kelangsungan hidup beragama 5menghormati hakhak pasien6. %. Perawat wajib menghindarkan diri untuk tujuan yang bertentangan dengan normanorma agama dan etika profesi. '. Perawat
wajib
dalam
menunaikan tugas tidak
terpengaruh
oleh
kebangsaan, kesukuan, aliran politik, dan agama, serta kedudukan sosial pasien. &. Perawat wajib memberikan kesempatan kepada pasien untuk bertemu
dengan keluarga dan menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan keyakinan masingmasing. 2.2.2 A"lkas $alam Be%era"a Agama
"gama<
Kepercayaan terhadap
=espon terhadap
Penerapan pada
&udaya
pelayanan kesehatan
penyakit
kesehatan dan perawatan
#. !osa masa lalu menyebabkan Hindu
+enerima ilmu medis terkini
penyakit %. +emperpanjang
7aktu untuk do>a, jimat, ritual, simbol
hidup tidak dibenarkan Shikhism
+enerima ilmu medis #. 7anita harus terkini
#. Sebisa mungkin
diperiksa oleh
pasien wanita harus
wanita
diperiksa oleh tenaga
%. +elepaskan
medis wanita
5
pakaian dalam akan menyebabkan
%. +enjaga pri?asi pasien
distres yang besar #. +enolak pengobatan pada hari suci %. =oh non manusia yang menyerang &uddha
+enerima ilmu medis
manusia
terkini
menyebabkan penyakit
#. +ungkin menginginkan pendeta budha %. Tidak mempraktikkan euthanasia
'. +engi@inkan untuk menghentikan pendukung hidup #. Harus dapat mempraktikkan hukum 9slam 9slam
%. Terkadang memiliki
#. +enggunakan kepercayaan penyembuhan %. Kesehatan dan
pandangan
spiritual saling
kesehatan yang
berhubungan
#. Tidak mempertimbangkan transplantasi organ %. Tidak melakukan eutanasia
salah 1ahudi
#. +empercayai kesucian hidup %. 9badah hari sabath, menolak pengobatan hari sabath '. +empercayai
#. +engunjungi orang sakit adalah suatu kewajiban %. +ereka berkewajiban untuk mencari
3uthanasia dilarang
6
sanksi dari kehidupan (. Tuhan dan kedokteran harus
perawatan
mempunyai keseimbangan
'. Pendukung hidup tidak dibenarkan
). Kepatuhan kepada hari Sabat adalah penting
(. Percaya penting hidup sehat
*. Tidak melakukan akti?itas pada hari Sabath #. +enggunakan doa, kepercayaan sebagai penyembuh %. +enghargai kunjungan dan Kristiani
+enerima ilmu medis terkini
gereja '. &eberapa menggunakan
#. +endukung donor organ %. +enggunakan doa, kuas penyembuhan
Apenumpangan tanganB (. Komuni suci umumnya digunakan +enerima Shinto
pengobatan medis modern sejalan dengan tradisi leluhur
"kan tidak mengi@inkan pengobatan yang AtampakB mencederai tubuh
+empertimbangkan metode pengobatan
7
2.3 '(nt(h !asus $an Analss !asus
Contoh kasus # Tuan =udi berusia ) tahun beragama 9slam, masuk rumah sakit di =S Sentosa ruangan !ahlia dengan kondisi fraktur femur akibat kecelakaan % hari yang lalu. Sebagai umat 9slam, maka Tuan =udi berkewajiban melaksanakan sholat ) waktu. Tetapi Tuan =udi merasa kesulitan melaksanakan sholat karena tidak mengetahui cara melaksanakan ibadah dalam kondisi seperti itu. Tuan =udi merasa gelisah karena meninggalkan ibadahnya dan beliau merasa sungkan menanyakan tata cara sholat dalam keadaan tersebut kepada perawat yang sedang bertugas. "khirnya, Tuan =udi merasa stress karena beliau tidak dapat melaksanakan kewajibannya sebagai umat 9slam. "nalisis kasus 8ika ditinjau dari kasus di atas, perawat lalai dalam melaksanakan pemenuhan kebutuhan spiritual pasien dan pasien kurang tahu menahu perkara hak pasien. Sebagai pasien, maka Tuan =udi berhak menjalankan ritual ibadahnya sesuai dengan agamanya dan perawat wajib memenuhi kebutuhan spiritualnya. Seharusnya Tuan =udi tidak merasa sungkan untuk bertanya kepada perawat yang sedang bertugas di ruangannya. &egitu pula dengan perawat. Perawat seringkali lalai dalam melaksanakan pemenuhan kebutuhan spiritual pasiennya. Perawat yang bertugas di ruangan Tuan =udi seharusnya tanggap dalam hal ini dengan cara menanyakan apakah Tuan =udi dapat melaksanakan sholat dan bersuci dengan cara berbaring, jika tidak maka perawat wajib membantu atau mengajari cara melaksanakan sholat dengan berbaring apabila Tuan =udi tidak mengetahui tata caranya.
8
Contoh kasus % -ona 3rika berusia ' tahun beragama Kristen dirawat di =S &ahagia dengan leukimia stadium akhir dan ia telah merasakan tandatanda akan meninggal. Karena -ona 3rika beragama Kristen, maka ia meminta untuk perawat yang beragama sama dengannya atau pastur untuk mendampingi proses kematiannya. Perawat +aria beragama Kristen bersedia mendampingi -ona 3rika untuk menghadapi proses kematiannya dan perawat memanggilkan pastur terdekat untuk membantu melaksanakan ritual kematiannya. Tidak hanya itu saja, perawat +aria menawarkan ke salah satu keluarga terdekat -ona 3rika untuk mendampingi -ona 3rika menghadapi proses kematiannya. "nalisis kasus 8ika ditinjau dari kasus di atas, perawat +aria telah melaksanakan pemenuhan kebutuhan spiritual -ona 3rika. Perawat tersebut telah melaksanakan kewajibannya sebagai perawat dan tidak melalaikan hak pasien dalam pelaksanaan ibadah sesuai agamanya. Sesuai hak dan kewajiban perawat, perawat +aria sudah memberikan kesempatan kepada pasien untuk bertemu dengan keluarga dan menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan keyakinan masing masing. "pabila pemenuhan kebutuhan spiritual dan kewajiban perawat serta hak pasien telah terpenuhi atau terlaksana, maka pasien pun tenang dan perawat tidak melanggar etikanya sebagai perawat.
2.& Dasar Hukum Praktk !e"era#atan )ang Berkatan $engan Etk
#. -omor '; Tahun %#( Tentang Keperawatan &ahwa
penyelenggaraan
pelayanan
keperawatan
harus
dilakukan
secara
bertanggung jawab, akuntabel, bermutu, aman, dan terjangkau oleh perawat yang memiliki kompetensi, kewenangan, etik, dan moral tinggi Pasal % Praktik keperawatan berasaskan/ perikemanusiaan0 nilai ilmiah0 etika dan profesionalitas0 manfaat0 keadilan0 pelindungan0 dan kesehatan dan keselamatan klien.
9
1ang dimaksud dengan 2asas etika dan profesionalitas2 adalah bahwa pengaturan praktik keperawatan harus dapat mencapai dan meningkatkan keprofesionalan perawat dalam menjalankan praktik keperawatan serta memiliki etika profesi dan sikap profesional. Pasal %; 5'6 Praktik keperawatan harus didasarkan pada kode etik, standar pelayanan, standar profesi, dan standar prosedur operasional. Pasal '* H"K !"- K37"89&"- P3="7"T Perawat dalam melaksanakan praktik keperawalan berhak menolak keinginan klien atau pihak lain yang bertentangan dengan kode etik, standar pelayanan, standar profesi, standar prosedur operasional, atau ketentua peraturan perundang undangan Pasal '4 Perawat dalam melaksanakan praktik keperawatan berkewajiban memberikan pelayanan keperawatan sesuai dengan kode etik, standar pelayanan keperawatan, standar profesi, standar prosedur operasional, dan ketentuan peraturan perundang undangan Pasal '; H"K !"- K37"89&"- KD93!alam praktik keperawatan, klien berhak mendapatkan pelayanan keperawatan sesuai dengan kode etik, standar pelayanan keperawatan, standar prolesi, standar prosedur operasional, dan ketentuan peraturan perundangundangan %. -omor '* Tahun %#( Tentang Tenaga Kesehatan &ahwa penyelenggaraan upaya kesehatan harus dilakukan oleh tenaga kesehatan yang bertanggung jawab, yang memiliki etik dan moral yang tinggi, keahlian, dan kewenangan yang secara terus menerus harus ditingkatkan mutunya melalui pendidikan dan pelatihan berkelanjutan, sertifikasi, registrasi, peri@inan, serta pembinaan, pengawasan, dan pemantauan agar penyelenggaraan upaya kesehatan
10
memenuhi rasa keadilan dan perikemanusiaan serta sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi kesehatan. Pasal % ndangundang ini berasaskan/ perikemanusiaan0 manfaat0 pemerataan0 etika dan profesionalitas0 penghormatan terhadap hak dan kewajiban0 keadilan0 pengabdian0 norma agama0 dan pelindungan. 1ang dimaksud dengan 2asas etika dan profesionalitas2 adalah bahwa pengaturan tenaga kesehatan harus dapat mencapai dan meningkatkan profesionalisme tenaga kesehatan dalam menjalankan praktik serta memiliki etika profesi dan sikap profesional. Pasal )4 5E6 H"K !"- K37"89&"- T3-":" K3S3H"T"Tenaga kesehatan dalam menjalankan praktik berhak menolak keinginan peneri ma pelayanan kesehatan atau pihak lain yang bertentangan dengan standar profesi, kode etik, standar pelayanan, standar prosedur operasional, atau ketentuan peraturan perundangundangan. Pasal ); Tenaga kesehatan dalam menjalankan praktik wajib memberikan pelayanan kesehatan sesuai dengan standar profesi, standar pelayanan profesi, standar prosedur operasional, dan etika profesi serta kebutuhan kesehatan penerima pelayanan kesehatan. Pasal * P3-13D3-::"=""- K3P=OE3S9"Tenaga kesehatan bertanggung jawab untuk bersikap dan berperilaku sesuai dengan etika profesi. '. Standar Praktik Keperawatan PP-9 5%)6 Standar F/ 3tik Keputusan dan tindakan perawat atas nama klien ditentukan dengan cara yang etis 5sesuai dengan norma, nilai budaya, modul dan idealisme profesi6.
11
2.* A"lkas Dasar Hukum Etk $alam Praktk !e"era#atan 2.*.1 A"lkas $alam Hak $an !e#aj%an Pera#at
#. Perawat berhak untuk keinginan pasien atau profesi lain yang bertentanan dengan peraturan perundangan dan etika profesi. %. Perawat wajib menghindarkan diri untuk tujuan yang bertentangan dengan normanorma agama dan etika profesi. '. Perawat berhak menolak dipindahkan ke tempat tugas lain, baik melalui anjaran
maupun
pengumuman
tertullis
karena
diperlukan,
untuk
melakukan tindakan yang bertentangan dengan standar profesi atau kode etik keperawatan atau aturan perundangundangan lainnya. 2.*.2 A"lkas $alam Be%era"a Tn$akan !e"era#atan
Sesuai Standar Praktik Keperawatan PP-9 5%)6, Standar F/ 3tik. &erbagai isu spesifik tentang etik yang menjadi kepedulian perawat meliputi/ penolakan pasien terhadap pengobatan, AinformedconsentB, pemberhentian bantuan hidup, kerahasiaan klien. 1. Mengha$a" "en(lakan "asen terha$a" tn$akan ke"era#atan atau "eng(%atan +asalah ini sering juga terjadi, apalagi pada saat ini banyak
bentukbentuk pengobatan sebagai alternatif tindakan. &erkembangnya teknologi yang memungkinkan orang untuk mencari jalan sesuai dengan kondisinya. Penolakan pasien menerima pengobatan dapat saja terjadi dan dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti pengetahuan, tuntutan untuk dapat sembuh cepat, keuangan, sosial dan lainlain. Penolakan atas pengobatan dan tindakan asuhan keperawatan merupakan hak pasien dan merupakan hak otonomi pasien, pasien berhak memilih, menolak segala bentuk tindakan yang mereka anggap tidak sesuai dengan dirinnya, yang perlu dilakukan oleh perawat adalah menfasilitasi kondisi ini sehingga tidak terjadi konflik sehingga menimbulkan masalahmasalah lain yang lebih tidak etis. 2. +n,(rme$ '(nsent &erbagai format persetujuan disediakan oleh institusi pelayanan dalam
bentuk
yang
cukup
ber?ariasi.
&eberapa
rumah
sakit
12
memberikan format persetujuan pada awal pasien masuk rumah sakit yang mengandung pernyataan kesanggupan pasien untuk dirawat dan menjalani
pengobatan.
&entuk
persetujuan
lain
adalah
format
persetujuan operasi. Perawat dalam proses persetujuan ini biasanya berperan sebagai saksi. Sebelum informasi dari dokter ahli bedah atau perawat tentang tindakan yang akan dilakukan beserta risikonya. 3. !erahasaan klen Sesuai dengan prinsip etika confidentiality 5kerahasiaan6, aturan dalam prinsip kerahasiaan adalah informasi tentang klien harus dijaga pri?asinya. Segala sesuatu yang terdapat dalam dokumen catatan kesehatan klien hanya boleh dibaca dalam rangka pengobatan klien dan peningkatan kesehatan klien. Tidak ada seorangpun dapat memperoleh informasi tersebut kecuali jika dii@inkan oleh klien dengan bukti persetujuan. !iskusi tentang klien di luar area pelayanan harus dihindari. Pada kriteria proses Standar F/ 3tik, #. Praktik perawat berpedoman pada kode etik. %. Perawat menjaga kerahasiaan klien. '. Perawat bertindak sebagai ad?okat klien. (. Perawat memberikan asuhan dengan Atanpa menghakimiB 5non judgement6, tanpa diskriminasi. ). Perawat memberikan asuhan dengan melindungi otonomi, martabat dan hakhak klien. *. Perawat mencari sumbersumber yang tersedia untuk membantu 4. +enetapkan keputusan etik.
2.- '(nt(h !asus $an Analss !asus
Kasus # -yonya !elia seorang ibu rumah tangga, umur ') tahun, mempunyai % orang anak yang berumur * dan ( tahun, -yonya !elia berpendidikan S+", dan suami beliau bekerja sebagai sopir angkutan umum. Saat ini -yonya !elia
13
dirawat di ruang kandungan =S sejak % hari yang lalu. Sesuai hasil pemeriksaan -yonya !elia positif menderita kanker rahim stadium 999, dan dokter merencanakan klien harus dioperasi untuk dilakukan operasi pengangkatan kanker rahim, karena tidak ada tindakan lain yang dapat dilakukan. Semua pemeriksaan telah dilakukan untuk persiapan operasi -yonya !elia. Klien tampak hanya diam dan tampak cemas dan bingung dengan rencana operasi yang akan dijalaninnya. Pada saat ingin meninggalkan ruangan, dokter memberitahu perawat kalau -yonya !elia atau keluarganya bertanya, sampaikan operasi adalah jalan terakhir dan jangan dijelaskan tentang apapun, hanya dokter yang akan menjelaskannya. +enjelang hari operasinya klien berusaha bertanya kepada perawat ruangan yang merawatnya, yaitu A"pakah saya masih bisa punya anak setelah dioperasi nanti$ Karena kami masih ingin punya anak. Dalu, masih adakah pengobatan yang lain selain operasi$ "pakah operasi saya bisa diundur dulu suster$B. !ari beberapa pertanyaan tersebut perawat ruangan hanya menjawab secara singkat, A9bu kan sudah diberitahu dokter bahwa ibu harus operasi. Penyakit ibu hanya bisa dengan operasi, tidak ada jalan lain. 1ang jelas ibu tidak akan bisa punya anak lagi. &ila ibu tidak puas dengan jawaban saya, ibu tanyakan lansung dengan dokternyaGya.B Sehari
sebelum
operasi
klien
berunding
dengan
suaminya
dan
memutuskan menolak operasi dengan alasan, klien dan suami masih ingin punya anak lagi. "nalisis kasus Kasus di atas menjadi dilema etik bagi perawat dimana dilema etik ini didefinisikan sebagai suatu masalah yang melibatkan dua atau lebih landasan moral suatu tindakan tetapi tidak dapat dilakukan keduanya. 9ni merupakan suatu kondisi dimana setiap alternatif tindakan memiliki landasan moral atau prinsip. Pada kasus dilema etik ini sukar untuk menentukan yang benar atau salah dan dapat menimbulkan kebingungan pada tim medis yang dalam konteks kasus ini khususnya pada perawat karena dia tahu apa yang harus dilakukan, tetapi banyak rintangan untuk melakukannya.
14
!alam menyelesaikan kasus dilema etik yang terjadi pada kasus -yonya !elia, dapat diambil salah satu kerangka penyelesaian etik, yaitu kerangka pemecahan etik, dengan langkahlangkah sebagai berikut/ #. +engembangkan data dasar dalam hal klarifiaksi dilema etik, mencari informasi sebanyaknya, berkaitan dengan/ Orang yang terlibat, yaitu/ Pasien, suami pasien, dokter bedah
15
(. +engidentifikasi konflik yang terjadi berdasarkan situasi tersebut/ a. ntuk memutuskan apakah operasi dilakukan pada wanita tersebut, perawat dihadapkan pada konflik tidak menghormati otonomi klien. b. "pabila tindakan operasi dilaukan perawat dihadapkan pada konflik tidak melaksanakan kode etik profesi dan prinsip moral. c. &ila menyampaikan penjelasan dengan selengkapnya perawat kawatir akan kondisi -yonya !elia akan semakin parah dan stress, putus asa akan keinginannya untuk mempunyai anak d. &ila tidak dijelaskan seperti kondisi tersebut, perawat tidak melaksanakan prinsipprinsip profesional perawat e. &ila perawat menyampaikan pesan dokter, perawat melangkahi wewenang yang diberikan oleh dokter, tetapi bila tidak disampaikan perawat tidak bekerja sesuai standar profesi. f. +embuat tindakan alternatif tentang rangkaian tindakan yang direncanakan dan mempertimbangkan hasil akhir atau konsekuensi tindakan tersebut. g. +enjelaskan secara rinci rencana tindakan operasi termasuk dampak setelah dioperasi. h. +enjelaskan dengan jelas dan rinci halhal yang berkaitan dengan penyakit bila tidak dilakukan tindakan operasi i.
+emberikan penjelasan dan saran yang berkaitan dengan keinginan dari mempunyai anak lagi, kemungkinan dengan anak angkat dan sebagainnya.
j.
+endiskusikan dan memberi kesempatan kepada keluarga atas penolakan tindakan operasi dan memberikan alternatif tindakan yang mungkin dapat dilakukan oleh keluarga.
k. +emberikan ad?okasi kepada pasien dan keluarga untuk dapat bertemu dan mendapat penjelasan langsung pada dokter bedah, dan memfasilitasi pasien dan kelurga untuk dapat mendapat penjelasan seluasluasnya tentang rencana tindakan operasi dan dampaknya bila dilakukan dan bila tidak dilakukan. ). +enentukan siapa yang terlibat dalam masalah tersebut dan siapa pengambil keputusan yang tepat. Kasus pasien tersebut merupakan masalah yang kompleks
16
dan rumit, membuat keputusan dilkukan operasi atau tida, tidak dapat diputuskan pihak tertentu saja, tetapi harus diputuskan bersamasama yang meliputi/ a. Siapa yang sebaiknya terlibat dalam membuat keputusan dan mengapa mereka ditunjuk. b. ntuk siapa saja keputusan itu dibuat c. "pa kriteria untuk menetapkan siapa pembuat keputusan 5social, ekonomi, fisiologi, psikologi dan peraturan
17
b. +eningkatkan kesejahteran pasien c. +embuat keseimbangan antara kebutuhan pasien baik otonomi, hak dan tanggung jawab keluarga tentang kesehatan dirinya. d. +embantu keluarga dan pasien tentang pentingnya sistem pendukung e. +elaksanakan peraturan =umah Sakit selama dirawat f. +elindungi dan melaksanakan standar keperawatan yang disesuikan dengan kompetensi keperawatan professional dan SOP yang berlaku diruangan tersebut. g. +embuat keputusan. !alam suatu dilema etik, tidak ada jawaban yang benar atau salah, mengatasi dilema etik, tim kesehatan perlu dipertimbangkan pendekatan yang paling menguntungkan atau paling tepat untuk pasien. Kalau keputusan sudah ditetapkan, secara konsisten keputusan tersebut dilaksanakan dan apapun yang diputuskan untuk kasus tersebut, itulah tindakan etik dalam membuat keputusan pada keadaan tersebut. Hal penting lagi sebelum membuat keputusan dilema etik, perlu mengali dahulu apakah niat
18
perawat, keputusan yang terbaik adalah dilakukan operasi berhasil atau tidaknya adalah kehendak yang maha kuasa sebagai manusia hanya bisa berusaha.
19
BAB 3 PENUTUP
3.1 !esm"ulan
Peran agama dan etik di dunia keperawatan itu sangat penting, untuk menjadikan seorang perawat profesional akhlak yang baik dan terampil menangani pasien. !engan memiliki etika dan akhlak yang baik perawat profesional dapat membedakan antara yang baik dan buruk. Peran keperawatan dalam setiap agama berbeda, jadi sebagai seseorang perawat profesional kita harus memahami agama masingmasing, bagaimana kebiasaan mereka agar kita dapat menerapkan keahlian dengan posisi yang benar tanpa membedakan agama. Kaidah
dan
etika
agama
dalam
kesehatan
kepercayaaan dari agama masingmasing.
berbedaberbeda
tergantung