INDUSTRI PERTANIAN
A. Definisi Industri Pertanian
Indust Industri ri pertan pertanian ian merupa merupakan kan usaha usaha mengol mengolah ah bahan bahan mentah mentah menjad menjadii berbagai macam produk hasil olahan yang bermanfaat. Dalam industri pertanian terd terdap apat at sera serang ngkai kaian an kegia kegiata tan n yang yang sali saling ng berh berhub ubung ungan an dan dan beri berint nter erak aksi si membentuk membentuk suatu sistem yang biasa disebut sistem industri industri pertanian. pertanian. Sistem Sistem industri pertanian meliputi sub-sistem produksi bahan baku (produksi budidaya tanama tanaman), n), proses proses pengola pengolahan han sampai sampai pemasa pemasaran ran dan distri distribus busi. i. Sub-si Sub-siste stem m pr produk oduksi si
budi budida day ya
tanam anaman an
merup erupak akan an
kedi kediat atan an
mengk engkon onve verrsi
atau atau
memanfaatkan sumber daya alam untuk dihasilkan bahan mentah hasil pertanian. Baha Bahan n ment mentah ah yang yang digun digunak akan an dalam dalam indus industr trii pert pertani anian an adal adalah ah komodi komoditi ti perta pertania nian n yang yang melipu meliputi ti sumber sumberday dayaa alam alam dan produk produk pertan pertanian ian,, antara antara lain: lain: tanaman, tanaman, ternak, ternak, perikanan, perikanan, hortikultu hortikultura, ra, mikrobiolo mikrobiologi, gi, dan sebagainya. sebagainya. Subsistem
pengola olahan
merupak pakan
kegiatan
untuk
mempreservasi
dan
mentransformasi hasil pertanian dari sub-sistem produksi menjadi produk hasil olahan olahan yang yang direnc direncanak anakan. an. Sub-si Sub-siste stem m pemasa pemasaran ran atau atau distri distribus busii merupak merupakan an kegiatan membawa produk hasil ke pasar, masyarakat, atau konsumen. Tujuan Tujuan dari dari indutr indutrii pertan pertanian ian adalah adalah mencip menciptak takan an produk produk olahan olahan hasil hasil perta pertania nian n yang yang mempuny mempunyai ai nilai nilai jual jual yang yang lebih lebih tinggi tinggi apabil apabilaa dibandi dibandingka ngkan n dengan dengan nilai nilai jual jual bahan bahan mentah mentah.. Dengan Dengan demiki demikian an dalam dalam indust industri ri pertan pertanian ian diperlukan faktor pendukung agar industri pertanian dapat dipandang sebagai kegiatan ekonomi yang berorientasi profit. Faktor yang dapat mendukung industri per perta tani nian an antar antaraa lain lain adal adalah ah pema pemanf nfaa aata tan n keah keahli lian an skills ( ), tekn teknol olog ogii dan manajemen. Contoh Contoh indust industri ri pertan pertanian ian adalah adalah perkeb perkebunan unan rosell rosella, a, perkeb perkebunan unan teh, teh, perkebunan karet, perkebunan kopi, pabrik gula, perkebunan kelapa sawit, dan lain-lain.
B. Perkebunan Rosella 1. Sub-sistem produksi budidaya tanaman
a. Persiapan lahan Rosella dapat tumbuh pada tanah regosol, aluvial, dan latosol dengan tekstur lempung berpasir atau lempung berdebu dengan pH 6-7. Tanaman rosella dapat tumbuh secara optimal pada ketinggian 0-900 meter di atas permukaan laut. Dengan lahan terbuka yang memiliki curah hujan cukup dan dengan kelembaban 60-75%. Kebutuhan air pada tanaman muda cukup tinggi, sedangkan pada tanaman dewasa yang berbunga, kebutuhan airnya relatif sedikit. Umumnya, bunga rosella ditanam secara monokultur. b. Pembibitan Benih yang diperlukan untuk lahan 1 hektar berkisar kira-kira 400 gr. Tanaman rosella dapat dikembangbiakkan secara dengan benih yang diperoleh dari tanaman yang sudah tua dan sehat, dengan ciri-ciri, kulit buah berwarna cokelat. Buah yang sudah dipisahkan dari kelopaknya dijemur di bawah sinar matahari selama tiga hingga lima hari. Bila buah sudah kering, buah akan pecah dan biji-biji dalam buah akan keluar. Siap ditanam kembali. Benih bunga rosella yang baik dapat langsung ditanam di lahan atau disemaikan terlebih dulu dalam polybag. Jika penanaman dengan bibit, terlebih dahulu dilakukan perendaman. Perendaman benih rosella dengan air dan pupuk timpuh selama satu malam. Setelah proses perendaman selanjutnya adalah dilakukan persemaian. Persemaian benih rosella dengan kotak persemaian selama 4-5 hari. Setelah satu Minggu menggunakan pupuk timpuh, bibit dari kotak persemaian dipindahkan ke polybag untuk ditanam langsung atau untuk penyulaman.
c. Penanaman Pemindahan bibit dari polybag ke lahan penanaman dilakukan setelah bibit berumur 6 Minggu. Penanaman bibit sebaiknya pada awal musim hujan. Jarak tanam diatur 1×1,2 m., atau 1,5 m. x 1,5 m. Lubang tanam dibuat dengan ukuran 20 cm. x 20 cm. x 20 cm. Prosesnya, bibit dalam polybag diletakkan dalam lubang tanam dengan permukaan polybag rata dengan tanah bagian atas. Kemudian barisan polybag diluruskan dengan barisan tanaman yang lain. Alas atau dasar polybag dilepas dengan cara mengiris horizontal melingkar dan sisi atau dinding polybag diiris kanan-kiri dengan arah vertikal. Pengisian lubang tanam dengan tanah dilakukan secara berangsur-angsur sambil mengeluarkan polybag dari lubang tanam. Tanah di luar kolom polybag dipadatkan secara hati-hati, sedangkan tanah dalam kolom polybag tidak boleh pecah, diinjak atau dipadatkan, karena dapat merusak akar. Lahan diberi pupuk kandang atau kompos sebanyak 2 kg. di setiap lubang tanam. Apabila setelah bibit ditanam, tetapi tidak turun hujan, maka perlu dilakukan penyiraman dan pengurangan jumlah daun hingga 2-3 helai untuk mengurangi proses penguapan. d. Perawatan tanaman Bibit yang telah ditanam harus dirawat secara intensif, sekurangkurangnya selama satu bulan. Jika ada bibit yang mati, kerdil atau terserang penyakit akar, harus segera diganti. Guna menopang pertumbuhan tanaman agar tidak roboh pada saat berbunga, setiap pohon dipasang tongkat yang cukup kuat. e. Pemanenan Tanaman rosella mulai dipanen setelah berumur empat bulan. Panen berkelanjutan setiap satu kali per minggu, selama 3-4 bulan berikutnya. Dalam memanen, kelopak yang dipetik adalah kelopak yang telah terbuka. Alat pemetikan yang digunakan adalah gunting
anti karat yang steril. Panen dilakukan secara bertahap, mulai dari jenis kelopak yang telah merekah hingga mahkotanya yang sudah rontok. 2. Sub-sistem pengolahan
a. Memisahkan Biji dari Kelopak Setelah dipetik dan sebelum dikeringkan, biji di dalam kelopak harus dikeluarkan terlebih dahulu. Jika tidak, maka buah biji akan merusak dan menghancurkan kelopak. Buah biji dikeluarkan dengan cara disodok. Penyodokan dilakukan dari pangkal tangkai sehingga buah biji keluar melalui mahkota. b. Pengeringan Kelopak Setelah dipisahkan dari buah-biji, maka harus lakukan pengeringan secepatnya. Baik langsung di bawah sinar matahari atau proses oven agar terhindar dari pembusukan. Pengeringan berlangsung selama 3-4 hari berturut-turut atau tergantung pada cuaca hingga kelopak menjadi kering. c. Pengemasan kelopak rosella kering Kelopak bunga rosella kering dapat bertahan dalam hingga beberapa lama (mungkin bisa di atas 1 tahun) apabila cara pengemasannya tepat. Kelopak rosella yang sudah benar-benar kering dikemas dalam kantong plastik tebal dan kedap udara agar aroma dan kualitasnya terpelihara. 3.
Sub-sistem pemasaran dan distribusi
a. Penyimpanan Setelah dikemas, rosella kering yang siap dipasarkan disimpan ditempat yang kering. Kemasan rosella diletakkan di atas papan atau bambu, dengan jarak minimal 30 cm dari atas lantai. Selain itu juga rutin dilakukan pengecekan terhadap kemasan rosella apabila disimpan
dalam waktu yang lama. Agar bila terjadi kerusakan pada salah satu kemasan, kerusakan tersebut tidak merambat. b. Pemasaran Pemasan produk rosella kering dapat dilakukan melalui bantuan media massa, media cetak maupun elektronik. Dapat pula dipasarkan secara langsung melalui pasar, pameran, swalayan, toko, da n lain-lain. c. Distribusi Sistem distribusi produk rosella dapat dilaksanakan sesuai dengan kebijakan yang dipilih oleh pengelola industri pertanian. Distribusi dapat dilakukan secara langsung atau tidak langsung (melalui distributor).
TUGAS MATAKULIAH SISTEM INDUSTRI PERTANIAN
Disusun oleh : Nama
: Fadila Suryandika
NIM
: 07/254728/TP/8960
JURUSAN TEKNIK PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA 2009