Nama : HASAN D. ASSEGAFFNPM/Semester : 1431010056 / IIIRomb./Grup : I / DNPM/Teman Praktek : 1431010067 NI PUTU RADA K. Nama : HASAN D. ASSEGAFFNPM/Semester : 1431010056 / IIIRomb./Grup : I / DNPM/Teman Praktek : 1431010067 NI PUTU RADA K. LABORATORIUM TEKNIK KIMIAFAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRIUPN "VETERAN" JAWA TIMURPraktikum : KIMIA ORGANIK Percobaan : IDENTIFIKASI ALKOHOL , ALDEHYDE DAN KETON Tanggal : 6 OKTOBER 2015Pembimbing : IR. LUCKY INDRATI UTAMI , MTLABORATORIUM TEKNIK KIMIAFAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRIUPN "VETERAN" JAWA TIMURPraktikum : KIMIA ORGANIK Percobaan : IDENTIFIKASI ALKOHOL , ALDEHYDE DAN KETON Tanggal : 6 OKTOBER 2015Pembimbing : IR. LUCKY INDRATI UTAMI , MT
Nama : HASAN D. ASSEGAFF
NPM/Semester : 1431010056 / III
Romb./Grup : I / D
NPM/Teman Praktek : 1431010067
NI PUTU RADA K.
Nama : HASAN D. ASSEGAFF
NPM/Semester : 1431010056 / III
Romb./Grup : I / D
NPM/Teman Praktek : 1431010067
NI PUTU RADA K.
LABORATORIUM TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UPN "VETERAN" JAWA TIMUR
Praktikum : KIMIA ORGANIK
Percobaan : IDENTIFIKASI ALKOHOL , ALDEHYDE DAN KETON
Tanggal : 6 OKTOBER 2015
Pembimbing : IR. LUCKY INDRATI UTAMI , MT
LABORATORIUM TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UPN "VETERAN" JAWA TIMUR
Praktikum : KIMIA ORGANIK
Percobaan : IDENTIFIKASI ALKOHOL , ALDEHYDE DAN KETON
Tanggal : 6 OKTOBER 2015
Pembimbing : IR. LUCKY INDRATI UTAMI , MT
DRAFTDRAFT
DRAFT
DRAFT
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari – hari kita sering dihadapkan dengan senyawa-senyawa yang berasal dari alam dan diantara senyawa-senyawa tersebut biasanya memiliki bentuk fisik yang sama akan tetapi sifat kimianya sangat berbeda. Seperti halnya dengan senyawa alcohol, aldehid dan keton. Alkohol merupakan senyawa hidrokarbon dengan satu atau lebih atom hidrogen (H) disubstitusi oleh gugus hidroksil (OH). Sedangkan Aldehid dan keton merupakan dua dari sekian banyak kelompok senyawa organik yang mengandung gugus karbonil. Suatu keton menghasilkan dua gugus alkil yang terikat pada karbon karbonilnya. Aldehid dan keton lazim terdapat dalam system mahluk hidup.
Pada percobaan kali ini terdapat 2 identifikasi yang dilakukan yaitu identifikasi pada alcohol dan identifikasi pada aldehid dan keton. Pada identifikasi alcohol akan dilakukan dengan menggunakan acetyl chloride, lucas test dan tes asam kromat. Sedangkan pada identifikasi Aldehid dan keton menggunakan 2-4 dinitrophentyl hydrazine, tes tollen, tes iodoform dan asam kromat.
Melalui percobaan ini praktikan akan ,mengetahui tatacara dan sistematika identifikasi pada alcohol, aldehid dan keton. Yang mana dapat membantu praktikan dalam meneliti kandungan –kandungan apa saja dalam suatu sampel yang akan diberikan. Sehingga praktikan mampu melakukan pengidentifikasian terhadap sebuah sampel yang mengandung alcohol, aldehid dan keton.
I.2 Tujuan
Untuk mengidentifikasi adanya lakohol di dalam suatu zat atau larutan.
Untuk mempelajari reaksi kimia dan pengunaan ladehid dan keton.
Untuk mengidentifikasi adanya aldehid dan keton di dalam suatu zat atau larutan.
I.3 Manfaat
Praktikan dapat mengidentifikasi adanya lakohol di dalam suatu zat atau larutan.
Praktikan dapat mempelajari reaksi kimia dan pengunaan ladehid dan keton.
Praktikan dapat mengidentifikasi adanya aldehid dan keton di dalam suatu zat atau larutan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1 Tinjauan Umum
II.1.1 Alkohol
Alkohol adalah Persenyawaan organik yang mempunyai satu atau lebih gugus hidroksil. Alkohol sering dipakai untuk menyebut etanol, yang juga disebut grain alcohol; dan kadang untuk minuman yang mengandung alkohol. Hal ini disebabkan karena memang etanol yang digunakan sebagai bahan dasar pada minuman tersebut, bukan metanol, atau grup alkohol lainnya. Begitu juga dengan alkohol yang digunakan dalam dunia farmasi. Alkohol yang dimaksudkan adalah etanol. Sebenarnya alkohol dalam ilmu kimia memiliki pengertian yang lebih luas lagi.
Dalam kimia, alkohol (atau alkanol) adalah istilah yang umum untuk senyawa organik apa pun yang memiliki gugus hidroksil (-OH) yang terikat pada atom karbon, yang ia sendiri terikat pada atom hidrogen dan/atau atom karbon lain.
(Anonim, 2015)
Karena ikatan hidroksil bersifat kovaleen, maka sifat alkohol tidak serupa dengan hidroksida, tetapi lebih mendekati sifat air. Alkohol diberi nama yang berakhiran -ol.
Alkohol dapat digolongkan berdasarkan ;
Letak gugus OH pada atom karbon
Banyaknya gugus OH yang terdapat (jumlah gugus hidroksilnya)
Bentuk rantai karbonnya .
Gugus fungsi hidroksil (OH) dalam sebuah molekul alkohoGugus fungsi hidroksil (OH) dalam sebuah molekul alkohoModel bola dan stik dari gugus fungsi hidroksil (OH) dalam sebuah molekul alkoholModel bola dan stik dari gugus fungsi hidroksil (OH) dalam sebuah molekul alkohol
Gugus fungsi hidroksil (OH) dalam sebuah molekul alkoho
Gugus fungsi hidroksil (OH) dalam sebuah molekul alkoho
Model bola dan stik dari gugus fungsi hidroksil (OH) dalam sebuah molekul alkohol
Model bola dan stik dari gugus fungsi hidroksil (OH) dalam sebuah molekul alkohol
Alkohol merupakan senyawa turunan alkana yang mengandung gugus –OH dan memiliki rumus umum R-OH, dimana "R" merupakan gugus alkil. Adapun rumus molekul dari alkohol yaitu CnH2n+2O.
Alkohol dapat dibagi berdasarkan dimana gugus –OH terikat pada atom karbon, yaitu:
Alkohol Primer
Alkohol primer adalah alkohol yang gugus –OH terikat pada atom C primer (atom C yang mengikat 1 atom C yang lain).
Contoh: H3C-CH2-OH (etanol)
Alkohol primer dapat dioksidasi menjadi Aldehid dan kemudian dioksidasi lagi menjadi asam karboksilat.
Alkohol Sekunder
Alkohol sekunder adalah alkohol yang gugus –OH terikat pada atom C sekunder (atom C yang mengikat 2 atom C yang lain).
Contoh: (H3C)2CH-OH (2-metil-etenol).
Alkohol Tersier
Alkohol tersier adalah alkohol yang gugus –OH terikat pada atom C tersier (atom C yang mengikat 3 atom C yang lain).
Contoh : (CH3)C-OH (2,2-dimetil-etanol) .
(Maruli, 2015)
Dengan zat-zat pengoksidasi sedang, seperti larutan K2Cr2O7 dalam lingkungan asam, alkohol teroksidasi sebagai berikut:
Alkohol primer membentuk aldehida dan dapat teroksidasi lebih lanjut membentuk asam karboksilat.
Alkohol sekunder membentuk keton.
Alkohol tersier tidak teroksidasi
(Maruli, 2015)
II.1.1.1 Identifikasi Alkohol
Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk mengetahui dan mengidentifikasi suatu larutan atau zat apakah mengandung alcohol atau tidak, diantaranya adalah:
Halogenasi
Etanol bereaksi dengan hidrogen halida dan menghasilkan etil halida seperti etil klorida dan etil bromida:
CH3CH2OH + HCl CH3CH2Cl + H2O
Reaksi dengan HCl memerlukan katalis seperti seng klorida. Hidrogen klorida dengan keberadaan seng klorida dikenal sebagai reagen Lucas.
CH3CH2OH + HBr CH3CH2Br + H2O
(Anonim, 2015)
Reaksi dengan PBr3 memerlukan proses refluks dengan katalis asam sulfat.
Etil halida juga dapat dihasilkan dengan mereaksikan alkohol dengan agen halogenasi yang khusus, seperti tionil klorida untuk pembuatan etil klorida, ataupun fosforus tribromida untuk pembuatan etil bromide. (Fessenden.1991)
. ROH + PBr3 [R-OPBr2 + HBr] RBr + HOPBr2
CH3CH2OH + SOCl2 CH3CH2Cl + SO2 + HCl
Pembentukan ester dari alkohol
Dengan kondisi di bawah katalis asam, etanol bereaksi dengan asam karboksilat dan menghasilkan senyawa etil eter dan air:
RCOOH + HOCH2CH3 RCOOCH2CH3 + H2O.
Agar reaksi ini menghasilkan rendemen yang cukup tinggi, air perlu dipisahkan dari campuran reaksi seketika ia terbentuk.
Etanol juga dapat membentuk senyawa ester dengan asam anorganik. Dietil sulfat dan trietil fosfat dihasilkan dengan mereaksikan etanol dengan asam sulfat dan asam fosfat. Senyawa yang dihasilkan oleh reaksi ini sangat berguna sebagai agen etilasi dalam sintesis organik. (Anonim, 2015)
II.1.2 Aldehid dan Keton
Aldehid dan keton merupakan dua dari sekian banyak kelompok senyawa organik yang mengandung gugus karbonil. Suatu keton menghasilkan dua gugus alkil yang terikat pada karbon karbonilnya. Gugus lain dalam suatu aldehid dapat berupa alkil, aril atau H. Aldehid dan keton lazim terdapat dalam system mahluk hidup. Banyak aldehid dan keton mempunyai bau khas, yang membedakannya umumnya aldehid berbau merangsang dan keton berbau harum. (Fernandez, 1958)
II.1.2.1 Aldehid
Aldehida adalah suatu senyawa yang mengandung sebuah gugus karbonil yang terikat pada sebuah atau dua buah atom hidrogen. Aldehid memiliki sifat lebih reaktif daripada alkohol, dapat mengalami reaksi adisi, dapat mengalami reaksi oksidasi, aldehid dapat dioksidasi menjadi asam, dapat mengalami reaksi poli-merisasi. Karakteristik dari aldehid ini adalah berwujud gas pada suhu kamar dengan bau tidak enak, berwujud cair pada suhu kamar dengan bau sedap, senyawa polar sehinggan titik didihnya tinggi dan tidak berwarna. Struktur aldehid yaitu mengandung unsur C, H, dan O dengan rumus R-CHO, dimana R =adalah alkil dan –CHO adalah Gugus fungsi aldehida. (Vela, 2014)
Ada beberapa metode untuk membuat aldehida, namun yang paling umum adalah hidroformilasi. Sebagai contoh adalah butiraldehida yang dihasilkan dengan hidroformilasi propena:
H2 + CO + CH3CH=CH2 CH3CH2CH2CHO
(Anonim, 2015)
II.1.2.2 Pembuatan Aldehid
Salah satu reaksi pembuatan aldehida adalah oksidasi alcohol primer. Kebanyakan oksidator tak dapat dipakai karena akan mengoksidasi aldehidanya menjadi asam karboksilat. Oksida khrompiridinkompleks seperti porodiniumkhlor krmomat adalah oksidator kuat yang dapat mengubah alcohol primer menjadi aldehida tanpa merubahnya terus menjadi asam karboksilat.
Kebanyakan oksidator merubah alkohol primer menjadi asam karboksilat :
RCH2OH[O] RCOH[O] RCOOH
(Ralph, 1997)
II.1.2.3 Keton
Keton bisa berarti gugus fungsi yang dikarakterisasikan oleh sebuah gugus fungsi karbonil (O=C) yang terhubung dengan dua atom karbon ataupun senyawa kimia yang mengandung gugus karbonil. Keton memiliki rumus umum:
R1(CO)R2.
Senyawa karbonil yang berikatan dengan dua karbon membedakan keton dari asam karboksilat, aldehida, ester, amida, dan senyawa-senyawa beroksigen lainnya. Ikatan ganda gugus karbonil membedakan keton dari alkohol dan eter. Keton yang paling sederhana adalah aseton (secara sistematis dinamakan 2-propanon).
Atom karbon yang berada di samping gugus karbonil dinamakan karbon-α. Hidrogen yang melekat pada karbon ini dinamakan hidrogen-α. Dengan keberadaan asam katalis, keton mengalami tautomerisme keto-enol. Reaksi dengan basa kuat menghasilkan enolat. (Anonim, 2014)
Keton terlibat dalam berbagai macam reaksi organik seperti contoh adalah Adisi nukleofilik atau reaksi keton dengan nukleofil menghasilkan senyawa adisi karbonil tetrahedral. Reaksi dengan reagen Grignard menghasilkan magnesium alkoksida dan setelahnya alkohol tersier reaksi dengan alkohol, asam atau basa menghasilkan hemiketal dan air, reaksi lebih jauh menghasilkan ketal dan air. Ini adalah bagian dari reaksi pelindung karbonil. reaksi RCOR' dengan natrium amida menghasilkan pembelahan dengan pembentukan amida RCONH2 dan alkana R'H, reaksi ini dikenal sebagai reaksi Haller-Bauer (1909). Reaksi keton juga merupakan Adisi elektrofilik yaitu reaksi dengan sebuah elektrofil menghasilkan kation yang distabilisasi oleh resonansi. Reaksi enol dengan halogen menghasilkan haloketon-α, misalnya yang paling umum digunakan sebagai sumber antioksidan adalah α-tocopherol bermanfaat untuk mencegah atau menghambat autooksidasi dari lemak dan minyak. Reaksi pada karbon-α keton dengan air berat menghasilkan keCton-d berdeuterium fragmentasi pada fotokimia reaksi Norrish.
(Maruli, 2014)
II.1.2.4 Pembuatan Keton
Cara yang paling umum untuk pembuatan keton adalah okseidasi dari alkohol sekunder. Hamper semua macam oksidator dapat dipakai. Pereaksi yang khas adalah chromium oksida (CrO3), Priridinium Khromat, Natrium bikhromat dan Kalium Permanganat (KMnO4).
OH
CH3CHCH3CrO3+H2SO4CH3COCH3
Alkohol Keton
Diaril Keton dan aril alkil keton dibuat dengan reaksi Friedel-Craft reaksi dari benzene ata senyawa aromatic lain yang menghasilkan asetil Khlorida.
(Ralph, 1997)
II.1.2.5 Perbedaan Aldehid dan Keton
Perbedaan dari aldehid dan keton sendiri antara lain senyawa aldehid mengandung sebuah gugus karbonil yang terikat pada sebuah atau dua buah atom hidrogen sedangkan keton yaitu senyawa organik yang mempunyai sebuah gugus karbonil terikat pada dua gugus alkil. Aldehida mudah teroksidasi sedangkan keton agak sukar teroksidasi. Aldehida lebih reaktif dibandingkan dengan keton terhadap adisi nukleofilik. (Vela, 2014)
II.2 Sifat Bahan
Acethyl Chloride
Rumus Molekul : H3C-COCl
Maasa Molar : 78.49 g/mol
Densitas : 1.104 g/ml, liquid
Bahaya : Mengakibatkan iritasi pada kulit dan mata
Fungsi : Uji Identifikasi Alkohol
(Anonim, 2015)
Etanol
Rumus Molekul : C2H5OH
Massa Molar : 46,07 g/mol
Densitas : 0,789 g/cm3
Bahaya : Mudah terbakar
Fungsi : Sebagai Analat yang diidentifikasi
(Anonim, 2015)
HCl
Rumus molekul : HCl
Massa molar : 36,46 g/mol
Densitas : 1,18 g/cm3
Bahaya : Kulit akan terasa panas dan mengalami iritasi
Fungsi : Untuk mengasamkan bahan.
(Anonim, 2015)
Zinc Klorida
Rumus Molekul : ZnCl2
Massa Molar : 136.315 g/mol
Denditas : 2.907 g/cm3
Bahaya : membuat bekas luka yang serius dan kerusakan kulit
Fungsi : Sebagai solven dari larutan asam pada reagen
(Anonim, 2015)
H2SO4
Rumus Molekul : H2SO4
Massa molar : 98,08 g/mol
Densitas : 1,84 g/cm3, cair
Bahaya : Kulit akan terasa panas dan mengalami iritasi
Fungsi : Sebagai larutan asam kuat dan mentralkan cairan basa.
(Anonim, 2015)
Asam Kromat
Rumus molekul : H2CrO4
Massa Molar :118.01 g·mol 1
Densitas : 1.201 g cm 3
Bahaya : Beracun
Fungsi : Sebagai oksidator maupun katalis.
(Anonim, 2015)
Aquadest
Rumus Molekul : H2O
Massa molar : 18.0153 g/mol
Densitas : 0.998 g/cm³
Bahaya : -
Fungsi : sebagai pelarut
(Anonim, 2015)
2-4 dinitroprhenylhidrazine
Rumus molekul : C 6H6N4O4
Massa molar : 198,14 g / mol
Densitas : 1.654g/cm3
Bahaya : Mudah terbakar, bersifat karsinogenik
Fungsi : Sebagai Pengidentifikasi uji aldehid dan keton
(Anonim, 2015)
Aceton
Rumus molekul : CH3COCH3
Massa molar : 58,08 g/mol
Densitas : 0,79 g/cm³, cair
Bahaya : Mudah Terbakar
Fungsi : Sebagai pelarut pada identifikasi
(Anonim, 2015)
KMnO4
Rumus Molekul : KMnO4
Massa molar : 158.034 g/mol
Densitas : 2.703 g/cm3
Bahaya :Iritasi yang pada kulit karena merupakan oksidator
Fungsi : sebagai oksidator
(Anonim, 2015)
NaOH
Rumus molekul : NaOH
Massa molar : 39,9971 g/mol
Densitas : 2,1 g/cm³, padat
Bahaya : Iritasi dan terasa panas fikulit
Fungsi : Sebagai zat untuk menetralkan larutan asam dan sebagai larutan basa
(Anonim, 2015)
Iodium
Rumus Molekul : I
Massa Molar : 53 g/mol
Densitas : 4.933 g·cm 3
Bahaya : Irritan terhadap kulit
Fungsi : solven
(Anonim, 2015)
BAB III
PELAKSANAAN PRAKTIKUM
III.1 Bahan yang digunakan
Identifikasi Alkohol
Acethyl Chloride
Alkohol
HCl
ZnCl2
H2SO4
Asam Kromat
Aquadest
Identifikasi Aldehyde dan Keton
2-4 dinitroprhenylhidrazine
Etanol
H2SO4
Reagen asam kromat
Aceton
KMNO4
Larutan tollens
Amonia
NaOH
Iodium
III.2 Alat yang digunakan
Gelas ukur 11. Kawat kasa dan kaki tiga
Pipet tetes 12. Kaca Arloji
Corong
Beaker glass
Spatula
Erlenmeyer
Tabung Reaksi
Labu Ukur
Neraca Analitik
Bunsen
III.3 Gambar Alat
Pipet tetesPipet tetesSpatulaSpatulaGelas UkurGelas UkurKaca ArlojiKaca ArlojiNeraca AnalitikNeraca AnalitikBeaker GlassBeaker Glass
Pipet tetes
Pipet tetes
Spatula
Spatula
Gelas Ukur
Gelas Ukur
Kaca Arloji
Kaca Arloji
Neraca Analitik
Neraca Analitik
Beaker Glass
Beaker Glass
Kaki tigaKaki tigaBunsenBunsenLabu ukurLabu ukurTabung ReaksiTabung ReaksiErlenmeyerErlenmeyerCorongCorong
Kaki tiga
Kaki tiga
Bunsen
Bunsen
Labu ukur
Labu ukur
Tabung Reaksi
Tabung Reaksi
Erlenmeyer
Erlenmeyer
Corong
Corong
III.4 Prosedur Percobaan
Identifikasi Alkohol
Acetyl Chloride :
Tambahkan 10-15 tetes acetyl chloride dengan hati-hati kedalam tabung reaksi yang didalamnya berisi 0,5 ml alcohol. Adanya perubahan panas dan timbulnya gas HCl dapat menunjukkan adanya reaksi.
Lucas Test :
Masukkan 2 ml reagen lucas kedalam tabung reaksi berukuran kecil dan kemudian tambahkan 3-4 tetes alcohol. Tutup tabung rekasi kemudian kocok dengan kuat. Alcohol tersier, alcohol benzilic dan alcohol allelic dapat menghasilkan alcohol yang keruh xeperti alkil halide yang tidak dapat bercampur. Dalam waktu singkat, alkil halide yang tidak dapat tercampur tersebut akan memisag dengan sendirinya. Alcohol sekunder akan dapat membentuk larutan keruh yang menyerupai awan setelah 2-5 menit. Alcohol primer larutkan dalam reagen supaya terbentuklarutan yang bersih. Beberapa alcohol sekunder harus sedikit dipanaskan supaya dapat bereaksi dengan reagen. Identifikasi ini hanya dapat dilakukan untuk alcohol yang larut dalam reagen. Dan dapat diartikan bahwa alcohol yang terdiri dari 6 atom karbon yang tidak dapat diidentifikasi.
Campuran yang diidentifikasi :
Lakukan percobaan terhadap :
1-butanol (n-butyl alcohol)
2-butanol (sec-butyl alcohol)
2-metyl-2-propanol (t-butyl alcohol)
Reagen :
Dinginkan 10 ml HCl pekat didalam beaker glass dengan menggunakan ice bath. Selama pendinginan harus sambil dilakukan pengadukkan dan kemudian larutkan 16 gram ZnCl2 dalam asam.
Asam Kromat Test :
Ambil beberapa ml cairan, tambahkan beberapa tetes reagen asam kromat dan catat perubahannya dalam waktu 2 detik. Identifikasi yang positif (+) dari alkohol primer atau sekunder dapat menghasilkan warna biru kehijau-hijauan. Alkohol tersier tidak dapat memberikan hasil dalam waktu 2 detik dan larutan yang akan dihasilkan berwarna orange.
Campuran yang diidentifikasi :
Lakukan percobaan terhadap :
1-butanol (n-butyl alcohol)
2-butanol (sec-butyl alcohol)
2-metyl-2-propanol (t-butyl alcohol)
Reagen :
Larutkan 1 gram asam kromat dalam 1 ml H2SO4 pekat. Kemudian campurkan dengan 3 ml aquadest secara hati-hati.
Identifikasi Aldehid dan Keton
2-4 Dinitrophenyhidrazine;
Masukkan 1 tetes cairan yang tersedia kedalam suatu tabung reaksi dan tambahkan 1 ml reagen 2-4 dinitrophenyhidrazine. Jika campuran tersebut membentuk suatu padatan, larutkan kira-kira 10 mg padatan dengan sedikit etyhanol 95% atau bis (2-etoxyethyl) ether sebelum ditambahkan ke reagen. Kocok campuran tersebut dengan kuat. Beberapa aldehyde dan keton dapat menghasilkan endapan berwarna kuning kemerah-merahan dalam waktu yang singkat. Akan tetapi, beberapa campuran lain baru dapat membentuk endapan dalam waktu lebih dari 5 menit, atau dapat juga dengan menggunakan pemanasan ringan untuk membentuk endapan. Endapan ini menunjukkan adanya aldehyde dan keton.
Campuran yang diidentifikasi:
Lakukan pengujian terhadap:
Cycloheaxanone
Benzaldehyde
Benzophenone
Reagen:
Larutkan 3 gram 2-4 dinitrophenylhidrazine kedalam 15 ml H2SO4. Campurkan 20 ml aquadest dan 70 ml ethanol 95% kedalam beaker. Dengan pengadukan yang kuat, secara perlahan-lahan tambahkan larutan 2-4 dinitrophenilhydrazine keedalam campuran etanol. Setelah tercampur sempurna, kemudian saring larutan tersebut dengan menggunakan penyaring air suling.
Asam Kromat;
Ambil beberapa ml cairan, tambahkan beberapa tetes reagen asam khromat dengan cara dikocok. Untuk pembuktian dapat ditunjukkan dengan terbentuknya endapan berwarna hijau dan warna orange dari reagen akan menghilang. Dengan menggunakan aldehyde aliphatic RCHO, larutan menjadi keruh dalam waktu 5 detik dan endapan terbentuk dalam waktu 30 detik. Dengan aldehyde aromatic, Ar CHO pada umumnya membutuhkan waktu yang lebih lama. Untuk identifikasi negative, biasanya tidak membentuk endapan. Dalam beberapa hal dapat terbentuk endapan tetapi larutan yang dihasilkan berwarna orange. Didalam melakukan identifikasi, kita harus yakin apabila aceton digunakan sebagai pelarut tidak akan dapat membuktikan adanya aldehid dan keton dengan menggunakan reagen aceton. Diamkan campuran tersebut selama 3-5 menit. Apabila tidak ada reaksi yang terjadi dalam waktu tersebut, maka aceton cukup murni untuk digunakan sebagai pelarut dalam dalam identifikasi. Jika identifikasi itu terbukti, coba ke botol aceton yang lain atau murnikan beberapa acetondari aklium permanganat.
Campuran yang diidentifikasi:
Lakukan pengujian terhadap:
Benzaldehyde
Butanal
Cyclohexanone
Reagen:
Larutkan 1 gram CrO3 kedalam 1ml H2SO4, kemudian tambahkan dengan 3 ml aquadest dengan perlahan-lahan.
Tollen Test :
Reagen harus disediakan sebelum digunakan untuk menyediakan reagen, campurkan 1 ml larutan. Tollens A dengan 1 ml larutan tollens B (NaOH 10%). Endapan perak oksida akan terbentuk. Tambahkan kira-kira 10% larutan ammonia secara perlahan-perlahan kedalam campuran untuk melarutkan perak oksida. Reagen yang telah disiapkan dapatt digunakan seketika untuk membuktikan suatu identifikasi. Ambil beberapa tetes cairan aldehyde, tambahkan larutan ini kedalam tabung reaksi yang berisi 2-3 ml reagen. Kemudian kocok larutan. Jika didalam tabung reaksi terbentuk cermin perak maka identifikasi tersebut perlu memanaskan tabung reaksi kedalam air hangat.
Campuran yang diidentifikasi :
Lakukan pengujian terhadap: Benzaldehyde
Reagen :
Larutan A : Larutkan 3 gram perak nitrat kedalam 30 ml aquadest
Larutan B : Siapkan larutan sodium hidrokside 10%
Iodoform Test;
Dengan menggunakan pipet Pasteur, tambahkan 4 tetes cairan yang tersedia ke dalam tabung reaksi yang besar, 5 ml aquades dan 1 ml sodium hydroxid 10%. Ambil setetes demi setetes iodine dari larutan KI kedalam larutan didalam tabung reaksi, kocok tabung reaksi setelah penambahan larutan. Selama penambahan akan mengakibatkan warna pelarut dari iodine akan hilang dengan cepat. Dalam beberapa hal, kocoklah tabung reaksi dengan kuat hingga warna dari larutan hilang dan kemudian berubah menjadi warna kuning muda. Selain itu perlu juga dilakukan sedikit pemanasan terhadap larutan didalam pemanas air pada suhu 60 . Untuk membantu menghilangkan warna dari larutan, sekali lagi kocok tabung reaksi dengan kuat setelah dilakukan pemanasan.
Setelah warna dari larutan hilang sempurna, kemudian tambahkan aquades kedalam tabung reaksi dan kocok dengan kuat. Diamkan tabung reaksi tersebut dalam waktu 5 meit. Endapan kuning dari iodoform akan terbentuk jika cairan yang tersedia adalah methyl keton atau campuran yang mudak teroksidasi menjadi methyl keton juga akan megalami hilangnya warna, tetapi tidak akan membentuk endapan. Untuk membuktikan bahwa endapan kuning adalah iodoform maka kita harus mengeringkan dan menentukan titik leleh dari endapan tersebut, dimana titik leleh dari iodoform adalah 119° - 121 .
Campuran yang diidentifikasi :
Lakukan percobaan terhadap : Aceton
Reagen:
Larutkan 20 gram KI dan 10 gram I2 dalam 100 ml aquadest
DAFTAR PUSTAKA
Anonim . 2014."Keton".(http://id.wikipedia.org/wiki/keton).Diakses tanggal 30
September 2015 pukul 15.24 WIB.
Anonim . 2015."Air".(http://id.wikipedia.org/wiki/Air). Diakses tanggal 30
September 2015 pukul 15.24 WIB.
Anonim . 2015."alkanal".(http://id.wikipedia.org/wiki/alkanal). Diakses tanggal 30
September 2015 pukul 15.24 WIB.
Anonim . 2015."Alkohol".(http://id.wikipedia.org/wiki/alkohol). Diakses tanggal 30
September 2015 pukul 15.24 WIB.
Anonim . 2015."Hidrogen Sulfida".(http://id.wikipedia.org/wiki/Hidrogen_sulfida). Diakses tanggal 30 September 2015 pukul 15.24 WIB.
Anonim . 2015."2,4-Dinitrophenylhydrazine".(https://en.wikipedia.org/wiki/2,4-Dinitrophenylhydrazine). Diakses tanggal 30 September 2015 pukul 15.24WIB.
Anonim . 2015."Aceton".https://en.wikipedia.org/wiki/Acetone. Diakses tanggal 30 September 2015 pukul 15.24 WIB.
Anonim . 2015."Acetyl Klorida".(https://en.wikipedia.org/wiki/Acetyl_chloride). Diakses tanggal 30 September 2015 pukul 15.24 WIB.
Anonim . 2015."Cromic Acid".(https://en.wikipedia.org/wiki/Chromic_acid). Diakses tanggal 30 September 2015 pukul 15.24 WIB.
Anonim . 2015."Iodium".(https://en.wikipedia.org/wiki/Iodine). Diakses tanggal 30 September 2015 pukul 15.24 WIB.
Anonim . 2015."KMnO4".(https://en.wikipedia.org/wiki/Potassium_permanganate. Diakses tanggal 30 September 2015 pukul 15.24 WIB.
Anonim . 2015."NaOH".(https://en.wikipedia.org/wiki/Sodium_hydroxide). Diakses tanggal 30 September 2015 pukul 15.24 WIB.
Anonim . 2015."Zinc Klorida".(https://en.wikipedia.org/wiki/Zinc_chloride). Diakses tanggal 30 September 2015 pukul 15.24 WIB.
Anonim . 2015."Etanol".(https://id.wikipedia.org/wiki/Etanol). Diakses tanggal 30 September 2015 pukul 15.24 WIB.
Anonim . 2015."HCl".(https://id.wikipedia.org/wiki/Hidrogen _klorida). Diakses tanggal 30 September 2015 pukul 15.24 WIB.
Fernandez,Jack E.1958.ORGANIC CHEMISTRY AN INTRODUCTION.London : Prentice-Hall.Inc
Fessenden.1991.Kimia Organik.jakarta : Erlangga
Maruli.2014."IdentifikasiAlkohol". Maruli.2014."Identifikasi Alkohol".(http://sumanmaruli95.blogspot.com/2014/11/identifikasi-alkohol.html). Diakses tanggal 30 September 2015 pukul 15.24 WIB.
Ralph, J. 1997."Dasar-Dasar Kimia Organik.Jakarta: Bina Aksara Putra
Vela. 2014.http://velahumaira.blogspot.com/2014/03/laporan-kimia-organik-identifikasi_27.html). Diakses tanggal 30 September 2015 pukul 15.24 WIB.