MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN PATOLOGI PADA NY.F G2 P1 A0 USIA 12 MINGGU 6 HARI HARI DENGAN HIPEREMESIS HIPEREMESIS GRAVIDARUM GRAVIDARUM GRADE II DI RUMAH SAKIT SANTA ELISABETH BATAM TAHUN 2017
DISUSUN OLEH : KETRIN SARI RUMAPEA 15.032
DOSEN PEMBIMBING FLORA NAIBAHO,SST,M.K NAIBAHO,SST,M.Kes es
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SANTA ELISABETH MEDAN 2017
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Target Millenium Development Goals (MDGs) 5 yaitu menurunkan AKI menjadi 102/100.000 pada tahun 2015 masih memerlukan upaya khusus dan kerja keras dari seluruh pihak baik pemerintah, sektor s ektor swasta maupun masyarakat. Angka Kematian Kemati an Ibu (AKI) yang tinggi menunjukkan rawannya derajat kesehatan ibu. AKI menjadi salah satu indikator penting dalam menentukan derajat kesehatan masyarakat. AKI menggambarkan jumlah wanita yang meninggal dari suatu penyabab kematian terkait dengan gangguan kehamilan atau penanganannya (tidak termasuk kecelakaan atau kasus insidentil) selama kehamilan, melahirkan, dan dalam masa nifas tanpa memperhitungkan lama kehamilam per 100.000 kelahiran hidup (Riskesdas,2013). Berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012-2013, angka kematian ibu (yang berkaitan dengan kehamilan, persalinan, dan nifas) sebesar 359 per 100.000 kelahiran hidup. Angka ini masih cukup tinggi apalagi jika dibandingkan dengan negara – negara negara tetangga. Kematian ibu atau kematian maternal adalah kematian seorang ibu sewaktu hamil atau dalam 42 hari sesudah berakhirnya kehamilan, tidak tergantung pada tempat atau usia kehamilan. Kematian ibu ini dibagi menjadi kematian langsung dan kematian tidak langsung. Kematian ibu langsung adalah ini sebagai akibat komplikasi kehamilan, persalinan, nifas, dan segala intervensi atau penangannya tidak tepat dari komplikasi tersebut. Kematian ibu tidak langsung sebagai akibat penyakit yang sudah ada atau penyakit yang timbul sewaktu kehamilan. Di negara-negara sedang berkembang sebagian besar penyebab ini adalah perdarahan, infeksi dan abortus atau penyebab lainnya lai nnya seperti di sebabkan oleh penyakit pen yakit atau komplikasi lain yang sudah ada sebelum kehamilan atau persalinan, misalnya hipertensi, penyakit jantung, diabetes melitus, anemia, malaria dan termasuk hiperemesis gravidarum yang memperberat kehamilan sehingga kehamilan dapat mengalami komplikasi (Wiknjosastro,2010). Kehamilan merupakan suatu proses yang dialami oleh wanita yang mempunyai kemampuan untuk hamil. Dalam melewati proses kehamilan seorang wanita harus mendapatkan penatalaksanaan yang benar, karena hal ini sangat berpengaruh terhadap morbiditas dan mortalitas ibu (Depkes RI, 2009). Hiperemesis gravidarum merupakan mual muntah yang terjadi sampai umur kehamilan 20 minggu, muntah begitu hebat dimana segala apa yang dimakan dan diminum dimuntahkan sehingga mempengaruhi keadaan umum dan pekerjaan sehari-hari, berat badan menurun, dehidrasi, dan terdapat aseton dalam urin bukan karena penyakit seperti appendisitis,pielititis,dan sebagainya (Nugroho,2012). Hiperemesis gravidarum dapat disebabkan karena peningkatan Hormone Chorionic Gonodhotropin (HCG) dapat menjadi faktor mual dan muntah. Peningkatan kadar hormon progesteron menyebabkan otot polos pada sistem gastrointestinal mengalami relaksasi sehingga motilitas menurun dan lambung menjadi kosong. Hiperemesis gravidarum yang merupakan komplikasi ibu hamil muda bila terjadi terus menerus dapat mengakibatkan
dehidrasi, ketidakseimbangan elektrolit, serta dapat mengakibatkan cadangan karbohidrat dan lemak habis terpakai untuk keperluan energi (Winkjosastro, 2010). Menurut Lisnawati (2013) faktor predisposisi yang menimbulkan Hiperemesis Gravidarum adalah: primigravida, overdistensi uterus, faktor Alergi, faktor Psikologis, kehamilan yang tidak diinginkan, takut hamil, dan masalah keluarga. 1.2 Tujuan 1.2.1 Tujuan Umum Mahasiswa mampu melaksanakan dan memberikan asuhan kebidanan pada ibu hamil Ny.F G 1IPIA0 usia kehamilan 12 minggu 6 hari dengan hiperemesis gravidarum grade II di RS Santa Elisabeth Batam 1.2.2 Tujuan Khusus 1. Mampu melakukan pengkajian ibu hamil Ny.F G 1IPIA0 usia kehamilan 12 minggu 6 hari dengan hiperemesis gravidarum grade II di RS Santa Elisabeth Batam 2. Mampu menganalisa dan menginterpretasikan untuk menentukan diagnosa aktual pada ibu hamil Ny.F G 1IPIA0 usia kehamilan 12 minggu 6 hari dengan hiperemesis gravidarum grade II di RS Santa Elisabeth Batam 3. Mampu mengantisipasi kemungkinan timbulnya diagnosa/ masalah potensial pada ibu hamil Ny.F G1IPIA0 usia kehamilan 12 minggu 6 hari dengan hiperemesis gravidarum grade II di RS Santa Elisabeth Batam 4. Mampu melaksanakan tindakan segera dan kolaborasi pada ibu hamil Ny.F G1IPIA0 usia kehamilan 12 minggu 6 hari dengan hiperemesis gravidarum grade II di RS Santa Elisabeth Batam 5. Mampu mengintervensikan tindakan asuhan kebidanan yang telah disusun pada ibu hamil Ny.F G 1IPIA0 usia kehamilan 12 minggu 6 hari dengan hiperemesis gravidarum grade II di RS Santa Elisabeth Batam 6. Mampu mengimplementasikan secara langsung dari rencana tindakan yang telah disusun pada ibu hamil Ny.F G 1IPIA0 usia kehamilan 12 minggu 6 hari dengan hiperemesis gravidarum grade II di RS Santa Elisabeth Batam 7. Mampu mengevaluasi efektifitas tindakan yang telah dilaksanakan pada ibu hamil Ny.F G1IPIA0 usia kehamilan 12 minggu 6 hari dengan hiperemesis gravidarum grade II di RS Santa Elisabeth Batam
BAB II TINJAUAN TEORITIS 2.1 Kehamilan 2.1.1 Definisi
Kehamilan didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi (Wiknjosastro,2010). Menurut Wulanda (2011) kehamilan merupakan proses yang alamiah. Perubahan-perubahan yang terjadi pada wanita selama kehamilan normal adalah bersifat fisiologis bukan patologis. Kehamilan juga merupakan proses alamiah untuk menjaga kelangsungan peradaban manusia. Kehamilan baru bisa terjadi jika seorang wanita sudah mengalami pubertas yang ditandai dengan terjadinya menstruasi. Banyak hal dan banyak organ yang terlibat selama proses kehamilan. Sedangkan menurut Manuaba (2012) proses kehamilan merupakan mata rantai yang bersinambung dan terdiri dari: ovulasi, migrasi spermatozoa dan ovum, konsepsi dan pertumbuhan zigot, nidasi (implantasi) pada uterus, pembentukan plasenta, dan tumbuh kembang hasil konsepsi sampai aterm. 2.1.2 Pembagian Kehamilan
Menurut Wiknjosastro (2010) kehamilan dibagi menjadi 3 triwulan yaitu : 1. Triwulan I 2. Triwulan II 3. Triwulan III
: kehamilan antara 0-12 minggu. :kehamilan antara 13-27 minggu. : kehamilan antara 28-40 minggu.
2.1.3 Perubahan-Perubahan Dalam Kehamilan
Estrogen dan HCG meningkat, dengan efek samping mual dan muntah-muntah. Selain itu terjadi juga perubahan peristaltik dengan gejala sering kembung, konstipasi, lebih sering lapar atau perasaan ingin makan terus, juga akibat peningkatan asam lambung. Pada keadaan patologik tertentu, terjadi muntah-muntah banyak sampai lebih dari 10 kali per hari (hiperemesis gravidarum). Saliva meningkat dan pada trimester pertama, dan megeluh mual dan muntah. Tonus otot-otot saluran pencernaan melemah sehingga motilitas dan makanan akan lebih lama berada dalam saluran makanan. Bulan- bulan pertama kehamilan, hormon estrogen meningkat yang dapat menyebabkan nausea (mual), ada yang mengalami muntah terus menerus sampai menganggu aktivitasnya, dikatakan mengalami hiperemesis gravidarum (muntah-muntah yang banyak ini merupakan keadaan patologik), mual dan muntah tersebut merupakan efek samping dari peningkatan kadar estrogen dan HCG, reabsorbsi makanan baik, namun akan menimbulkan obstipasi, rahim yang semakin membesar akan akan menekan rektum dan usus bagian bawah sehingga terjadi sembelit (konstipasi), sembelit semakin berat karena gerakan otot di dalam usus di perlambat oleh tinginya kadar progesteron (Maryunani,2010).
Menurut Cunningham (2013) seiring dengan kemajuan kehamilan Lambung dan usus tergeser oleh uterus yang membesar seiring dengan kemajuan usia kehamilan. Biasanya terjadi mual, kadang-kadang terjadi muntah Pirosis (nyeri ulu hati) disebabkan oleh refluks secret-sekret asam ke esophagus bagian bawah. Gusi dapat terjadi hiperemis dan melunak, dapat berdarah serta cidera ringan. Haemorroid sering terjadi ini disebabkan oleh konstipasi dan peningkatan tekanan pada vena-vena di bawah uterus yang membesar. 2.2 Hiperemesis Gravidarum 2.2.1 Definisi
Menurut Nugroho (2012) hiperemesis gravidarum adalah mual muntah yang terjadi pada kehamilan 20 minggu, muntah begitu hebat dimana apa yang segala dimakan dan diminum dimuntahkan sehingga mempengaruhi keadaan umum dan pekerjaan sehari-hari, berat badan menurun, mengalami dehidrasi dan terdapat aseton dalam urin bukan karena penyakit seperti apendisitis, pielititis dan sebagainya. Mual dan muntah yang berat serta tidak dapat diatasi dan bertahan sesudah trimester pertama. Biasanya hiperemesis garvidarum terjadi pada kehamilan pertama dan umumnya mengenai ibu hamil dengan keadaan yang mengakibakan kadar HCG yang tinggi seperti pada penyakit trofoblastik kehamilan atau kehamilan kembar (Lockhart,2014). Sedangkan menurut Varney (2010) hiperemesis gravidarum merupakan mual dan muntah berlebihan selama kehamilan dengan intensitas lebih sering dan durasi lebih lama daripada mual dan muntah yang biasa dialami pada trimester pertama. Terkait dengan ketonemia, penurunan berat badan, dehidrasi dan abnormalitas kimia darah. Dapat terjadi pada trimester berapapun, biasanya dimulai pada trimester pertama dan menetap dengan derajat yang bervariasi sepanjang masa kehamilan. 2.2.2 Etiologi
Penyebab Hiperemesis gravidarum belum diketahui secara pasti. Frekuensi kejadian adalah 2 per 1000 kehamilan. Faktor-faktor predisposisi yang dikemukakan Mochtar ( 2010) adalah sebagai berikut: 1. Umumnya terjadi pada Primigravida, mola hidratidosa, diabetes melitus dan kehamilan ganda akibat peningkatan kadar HCG. 2. Faktor organik, yaitu karena masuknya vili khoriales dalam sirkulasi maternal dan perubahan metabollik akibat kehamilan serta resitensi yang menurun dari pihak ibu terhadap perubahan-perubahan ini serta adanya alergi yaitu merupakan salah satu respon dari jaringan ibu terhadap janin. 3. Faktor ini memegang peranan penting pada penyakit ini. Rumah tangga yang retak, kehilangan pekerjaan, takut terhadap kehamilan dan persalinan, takut terhadap tanggungan sebagai ibu dapat menyebabkan konflik mental yang dapat memperberat
mual dan muntah sebagai ekspresi tidak sadar terhadap keengganan menjadi hamil atau sebagai pelarian kesukaran hidup. 4. Faktor endokrin lainnya : hipertyroid, diabetes dan lain-lain. Sedangkan menurut Lisnawati (2013) faktor predisposisi yang menimbulkan Hiperemesis Gravidarum adalah: primigravida, overdistensi uterus. faktor Alergi, faktor Psikologis, kehamilan yang tidak diinginkan, takut hamil, dan Masalah keluarga. 2.2.3 Patofisiologi
Patofisiologi hiperemesis gravidarum dapat disebabkan karena peningkatan Hormone Chorionic Gonodhotropin (HCG) dapat menjadi faktor mual dan muntah. Peningkatan kadar hormon progesteron menyebabkan otot polos pada sistem gastrointestinal mengalami relaksasi sehingga motilitas menurun dan lambung menjadi kosong. Hiperemesis gravidarum yang merupakan komplikasi ibu hamil muda bila terjadi terus menerus dapat mengakibatkan dehidrasi, ketidakseimbangan elektrolit, serta dapat mengakibatkan cadangan karbohidrat dan lemak habis terpakai untuk keperluan energi (Winkjosastro, 2010). Menurut Manuaba tahun (2012) Patofisiologi hiperemesis gravidarum diawali dengan mual dan muntah yang berlebihan sehingga dapat menimbulkan dehidrasi, tekanan darah turun dan diuresis menurun. Hal ini menimbulkan perfusi kejaringan, menutup untuk memberikan nutrisi dan mengonsumsi O 2. Oleh karena itu dapat terjadi perubahan metabolisme menuju arah anaerobik dengan menimbulkan benda keton dan asam laktat. Muntah yang berlebih dapat menimbulkan perubahan elektrolit sehingga pH darah menjadi lebih tinggi. Oleh karena itu semua masalah tersebut dapat menimbulkan gangguan fungsi alat vital sebagai berikut: 1. Hepar 1. Dehidrasi yang menimbulkan konsumsi O 2 2. Gangguan fungsi liver dan terjadi ikterus. 3. Terjadi perdarahan pada parenkim liver sehingga menyebabkan gangguan fungsi menurun. 2.Ginjal 4. Dehidrasi penurunan diuresis sehingga sisa metabolisme tertimbun. 5. Terjadi perdarahan dan nekrosis dan perdarahan di otak. 6. Sistem saraf pusat terjadi nekrosis dan perdarahan diotak diantaranya perdarahan ventrikel. 2.2.4 Tanda dan Gejala
Tanda dan gejala yang terjadi pada ibu hamil dengan hiperemesis gravidarum adalah: muntah yang tidak dapat dikontrol dengan pengobatan morning sickness, muntah pernisiosa, nafsu makan buruk, penurunan berat badan, dehidrasi, ketidak seimbangan elektrolit, asidosis
akibat kelaparan, alkalosis karena asam hidroklorida berkurang ketika muntah, dan hipokalemia (Varney,2010). Menurut Rukyah (2013) gejala hiperemesis gravidarum adalah: 1. Tingkat 1 1. Muntah terus menerus. 2. Turgor kulit berkurang. 3. Lidah kering. 4. Tekanan darah turun,suhu meningkat nyeri epigastrium. 2. Tingkat 2 1. Dehidrasi bertambah. 2. Turgor kulit makin berkurang. 3. Lidah kering dan kotor. 4. Mata cekung. 5. Tekanan darah menurun, nadi meningkat, mata ikterik. 6. Urin berkurang. 7. Napas berbau aseton. 3. Tingkat 3 1. Dehidrasi berat. 2. Mual dan muntah berhenti. 3. Perdarahan esofagus,lambung dan retina. 4. Gangguan fungsi hati bertambah . 5. Ikterus meningkat. 6. Gangguan kesadaran. 2.2.5 Diagnosis
Menetapkan kejadian hiperemesis gravidarum tidak sukar, dengan menetukan kehamilan, muntah berlebihan sampai menimbulkan gangguan kehidupan sehari-hari dan dehidrasi. Muntah yang terus menerus tanpa pengobatan dapat menimbulkan gangguan tumbuh kembang janin dalam rahim dengan manifestasi klinisnya, oleh karena itu hiperemesis gravidarum berkelanjutan harus dicegah dan harus mendapat pengobatan yang adekuat. (Rukyah,2013). Menurut Nugroho (2012) Amenore yang disertai muntah hebat, atau segala yang dimakan dan diminum akan dimuntahkan, pekerjaan sehari-hari terganggu dan haus hebat. Fungsi fital nadi meningkat, TD menurun dan gangguan kesadaran. 2.2.6 Komplikasi
Komplikasi yang mungkin terjadi menurut Lockhart ( 2014) adalah sebagai berikut : 1. Penurunun berat badan yang cukup banyak. 2. Starvasi dengan ketosis dan ketonuria.
3. Dehidrasi dengan selanjutnya gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit (hipokalemia). 4. Gangguan keseimbangan asam basa. 5. Kerusakan retina, saraf, dan renal. 2.2.7 Penatalaksanaan
1. Tatalaksana Umum Menurut Manuaba (2010) penatalaksanaan yang dilakukan pada ibu hamil dengan hiperemesis gravidarum adalah: 1. Memberikan penjelasan tentang kehamilan dan persalinan sebagai suatu proses yang fisiologis. 2. Memberikan keyakinan bahwa mual dan kadang-kadang muntah merupakan gejala fisiologis pada kehamilan muda dan akan hilang setelah kehamilan 4 bulan. 3. Menganjurkan mengubah makan sehari-hari dengan makanan dalam jumlah kecil tetapi sering. 4. Menganjurkan pada waktu bangun pagi jangan segera turun dari tempat tidur, terlebih dahulu makan roti kering atau biscuit dengan teh hangat. 5. Makanan yang berminyak dan berbau lemak sebaikya dihindarkan. 6. Makanan sebaiknya disajikan dalam keadaan panas atau sangat dingin. 7. Defekasi yang teratur. 8. Menghindari kekurangan karbohidrat merupakan faktor yang penting, dianjurkan makanan yang banyak mengandung gula. 9. Obat-obatan Sedative yang sering digunakan adalah phenobarbital. Vitamin yang dianjurkan vitamin B1 dan B6. Anti histaminika juga dianjurkan juga seperti dramamin, avomin. Pada keadaan lebih berat diberikan antiemetic seperti disiklomin hidrokhonae atau khlorpromasin. Penanganan hiperemesis gravidarum yang berat perlu dikelola dirumah sakit. 1. Isolasi Penderita disendirikan dalam kamar yang tenang tetapi cerah dan peredaran udara yang baik. Catat cairan yang keluar dan masuk hanya dokter dan perawat yang boleh masuk ke dalam kamar penderita sampai muntah berhenti dan penderita mau makan. Tidak diberikan makanan atau minuman selama 24 jam. 1. Terapi psikologi Perlu diyakinkan pada penderita bahwa penyakit dapat disembuhkan, hilangkan rasa takut oleh karena kehamilan, kurangi pekerjaan serta menghilangkan masalah dan konflik, yang kiranya dapat menjadi latar belakang penyakit ini.
1. Cairan parenteral Berikan cairan parenteral yang cukup elektrolik, karbohidrat dan protein dengan glukosa 5% dalam cairan garam fisiologis sebanyak 2-3 liter/hari. Bila perlu dapat ditambah kalium dan vitamin, khususnya vitamin B kompleks dan vitamin C. bila ada kekurangan protein, dapat diberikan pula asam amino secara intravena. 1. Penghentian kehamilan Pada beberapa kasus pengobatan hiperemesis gravidarum tidak berhasil malah terjadi kemunduran dan keadaan semakin menurun sehingga diperlukan pertimbangan untuk melakukan gugur kandung. Keadaan yang memerlukan pertimbangan gugur kandung diantaranya:
Gangguan kejiwaan (delirium, apatis, somnolen sampai koma, terjadi gangguan jiwa ensefalopati wernicke). Gangguan penglihatan (perdarahan retina, kemunduran penglihatan). Gangguan faal (hati dalam bentuk ikterus, ginjal dalam bentuk anuria, jantung dan pembuluh darah terjadi nadi meningkat, tekanan darah menurun).
2. Diet Menurut Runiari ( 2010 ) Tiga macam diet pada hiperemesis gravidarum yaitu: 1. Diet hiperemesis I Diet ini diberikan pada hiperemesis tingkat III. Makanan hanya terdiri dari roti kering, singkong bakar atau rebus, ubi bakar atau rebus, dan buah-buahan. Cairan tidak diberikan bersama dengan makanan tetapi 1-2 jam setelahnya. Karena pada diet ini zat gizi yang terkandung didalamnya kurang, maka tidak diberikan dalam waktu lama. 1. Diet hiperemesis II Diet ini diberikan bila rasa mual dan muntah sudah berkurang. Diet diberikan secara bertahap dan dimulai dengan memberikan bahan makanan yang bernilai gizi tinggi. Minuman tetap tidak diberikan bersamaan dengan makanan. Pemilihan bahan makanan yang tepat pada t ahap ini dapat memenuhi kebutuhan gizi kecuali kebutuhan energi. Jenis makanan ini rendah kandungan gizinya, kecuali vitamin A dan D. 1. Diet hiperemesis III Diet ini diberikan kepada klien hiperemesis gravidarum ringan. Diet diberikan sesuai kemampuan klien, dan minuman boleh diberikan bersamaan dengan makanan. Makanan pada diet ini mengcukupi kebutuhan energi dan semua zat gizi.
3. Menu Hiperemesis Gravidarum 1. Contoh Menu Hyperemesis Gravidarum Grade III Waktu
Menu
Takaran Rumah Tangga
Roti panggang
2 ptg
Jam/Selai
1 sdm
Air Jeruk
1 gelas
Gula Pasir
1 sdm
Roti Panggang
2 potong
Jam / Selai
1 sdm
Pepaya
2 potong
Gula pasir
1 sdm
Air jeruk
1 gelas
Gula pasir
1 sdm
Pepaya
1 potong
Roti panggang
2 potong
Jam / selai
1 sdm
Pisang
1 buah
Gula pasir
1 sdm
Air jeruk
1 gelas
Gula pasir
1 sdm
08.00
10.00
12.00
14.00 16.00
18.00
20.00
Nilai gizi
Kalori 1059 kalori Protein 15 gram Lemak 2 gram Hidrat arang 259 gram Contoh Menu Hyperemesis Gravida II Contoh Menu Hyperemesis Gravida III 1. Contoh Menu Hyperemesis Gravidarum Grade II
Jenis
Berat (gr)
Ukuran Rumah Tangga (URT)
Beras
150
2 gelas nasi
Roti
80
4 potong
Protein Hewani 100
2 potong
Telur
50
1 butir
Protein Nabati
50
2 potong
Sayuran
150
1,5 gelas
Buah
400
4 potong
Margarin
10
1 sdm
Gula pasir
30
3 sdm
Jam / selai
20
2 sdm
Nilai Gizi
Kalori 1672 kal Lemak 33 gram Protein 57 gram Hidrat arang 293 gram
1. Contoh Menu Hyperemesis Gravidarum Grade I
Jenis
Berat (gr)
Ukuran Rumah Tangga (URT)
Beras
200
3 gelas nasi
Roti
80
4 potong
Biskuit
40
4 buah
Protein Hewani 100
2 potong
Telur
50
1 butir
Protein nabati
100
4 potong
Sayuran
150
1,5 gelas
Buah
400
4 potong
Minyak
10
1 sdm
Margarin
20
2 sdm
Jam / selai
20
2 sdm
Gula pasir
30
3 sdm
Nilai gizi
Kalori 2269 kal Protein 73 gr Lemak 59 gr Hidrat arang 368 gr
BAB III TINJAUAN KASUS FOTMAT PENGKAJIAN ASUHAN KEBIDANAN FOTMAT PENGKAJIAN ASUHAN KEBIDANAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL
Tanggal Masuk Jam Masuk Tempat
: 30-11-2017 : 13.00 : Rse Batam
Tgl Pengkajian : 04.12.2017 Jam Pengkajian : 17.00 Pengkaji : Ketrin rumapea
I. PENGUMPULAN DATA A.DATA SUBJEKTIF 1. Biodata 2. Nama Ibu : Ny. F Umur : 30 Tahun Agama : Islam
Suku/bangsa Pendidikan Pekerjaan Alamat kemuning 02/2
Nama Suami : Tn. E Umur : 30 tahun Agama : Islam
: Jawa/ Indonesia : SMP : IRT : Bukit kemuning 02/2
Suku/bangsa : Jawa/ Indonesia Pendidikan : SMA Pekerjaan : Wiraswasta Alamat :
Bukit
B . ANAMNESA (DATA SUBJEKTIF) 1. Alasan kunjungan : muntah 3 minggu, demam 1 minggu 2. Keluhan utama : - Ibu mengatakan mual dan muntah sudah 3 minggu + demam 1 minggu 3. Riwayat Menstruasi : Menarche : 12 tahun, siklus 30 hari, teratur/ tidak teratur Lamaa : 3-4 hari, banyak : 2-3 kali ganti softex Keluhan : tidak ada 4. Riwayat kehamilan / persalinan yang lalu An ak ke
Tgl lahir/u mur
UK
Jenis Tempa persali t nan persali nan
Penol ong
Komplika si
Bayi
Ba yi
PB/BB/ JK
Ibu
Nifas
Kead aan
Kead aan
Lakt asi
1
2013 4 tahun
Ate rm
Sponta n
RS
Bidan
2
H
A
M
I
L
Tid ak ada
Tid ak ada
49cm/3, baik 2/lk
I
N
baik
baik
I
5. Riwayat kehamilan sekarang a. G 2P 1A0 b. HPHT : 08.09.2017 HPL : 15.06.2018 c. UK : 12 Minggu 6 hari d. Gerakan Janin : - x sehari, Pergerakan janin pertama kali bulan : e. Imunisasi TT :x, yaitu : Tidak ada f. Kecemasan : cemas g. Tanda-tanda bahaya : ada h. Tanda- tanda persalinan : tidak ada 6. Riwayat penyakit yang pernah diderita Jantung : tidak ada Hipertensi : tidak ada Diabetes melitus : tidak ada Malaria : tidak ada Ginjal : tidak ada Asma :tidak ada Hepatitis :tidak ada Riwayat operasi abdomen/ sc: tidak ada 7. Riwayat penyakit keluarga : Hipertensi : tidak ada Diabetes melitus :tidak ada Asma : tidak ada Lain-lain :tidak ada 8. Riwayat KB : tidak ada 9. Riwayat psikososial Status perkawinan : Sah Perasaan ibu dan keluarga terhadap kehamilan : Senang Pengambilan keputusan dalam keluarga : Bersama Tempat dan petugas yang di inginkan untuk membantu persalinan : RS Tempat rujukan jika ada komplikasi : RS Persiapan menjelang persalinan : belum disiapkan 10. Activity Daily Living a. Pola makan dan minum Frekuensi : 3 kali Jenis : nasi+sayur + lauk porsi :1 porsi Keluhan /pantangan : setiap makanan yang di masukkan akan di muntahkan b. Pola Istrahat
Tidur Siang : 2 Jam Tidur Malam : 7-8 Jam c. Pola Eliminasi BAK : 3 kali/hari, BAB : 1kali/hari, d. Personal hygiene Mandi : 2 kali/hari Ganti pakainan dalam : 3 kali/hari e.Pola Aktivitas Pekerjaan Sehari-Hari : IRT f. Kebiasaan hidup Merokok : Tidak ada Minum minuman keras : tidak ada Obat terlarang : tidak ada Minum jamu : tidak ada
warna : kekuningan Konsisten: lembek
C. DATA OBJEKTIF 1.Keadaan Umum : lemah 2. Tanda-tanda vital Tekanan darah : 100/60 mmHg Nadi : 82 kali/menit Suhu : 37,5 0C Respirasi : 20 kali/menit 3. Pengukuran tinggi badan dan berat badan Berat badan : 45 kg, penurunan BB selama hamil : 5 kg Tinggi badan : 150 cm Lila : 23 cm 4. Pemeriksaan fisik a. postur tubuh : lordosis b. kepala : muka : bersih cloasma : tidak ada oedema : tidak ada mata : cekung conjungtiva : anemis sclera :tidak ikterik hidung : Simetris polip : tidak meradang mulut / bibir : tidak ada c.leher : tidak pembengkakan d. payudara : Bentuk simetris : simetris Keadaan Puting Susu : Menonjol Areola Mamae : Pigmentasi Colostrum : Tidak Ada e. Perut Inspeksi : Tidak Ada Bekas Luka Operasi Palpasi :
a) Leopold I :TFU : 3 jari diatas simpisis b) Leopold II :tidak dilakukan c) Leopold III :tidak dilakukan d) Leopold IV : tidak dilakukan e) TBJ : tidak dilakukan f) TFU : 3 jari di atas simphisis g) Kontraksi :tidak ada Auskultasi : DJJ :h) Ekstremitas Atas : lengkap, tidak ada pembengkakan,bersih Bawah : lengkap, tidak ada pembengkakan,bersih i) Genetalia : tidak ada pengeluaran pervaginam Anus : tidak ada haemoroid 5. Pemeriksaan Panggul : tidak dilakukan Lingkar Panggul : tidak dilakukan Distosia cristarum : tidak dilakukan Distosia spinarum : tidak dilakukan Conjunggata Bourdeloque : 6. pemeriksaan dalam : tidak dilakukan D. PEMERIKSAAN PENUNJANG Pemeriksaan Laboratorium *keton : Jenis Hasil Nilai rujukan pemeriksaan HEMATOLOGI Leukosit Eritrosit Hemoglobin Hematokrit MCU MCH HCHC RDW Thrombosit MPV Limfosit % Monosit % NEUTROFIL % EOSINOFIL % BASOFIL % IMNOLOGI HB5A9
9,5 4,58 10 37,2 87 28 32,2 14,6 258 8,6 33,8 3,6 58,3 1,8 0,5
4,0 – 10,0 4,1 - 5,1 12 - 15,6 35 – 45 80 – 96 28 – 33 33,0 – 36,0 11,6 – 14,6 150,0 – 450,0 7,2 – 11,1 22,0 – 44,0 0 – 7 40,0 – 70,0 0,0 - 4,0 0,0 – 1,0
Satuan
10’3/mm3 10’6/mm3 g/dl % µm’3 pg g/dl % 10’3/mm3 µm’3 % % % % %
Non Reaktif
Non Reaktif
II. IDENTIFIKASI DIAGNOSA, MASALAH DAN KEBUTUHAN : Diagnosa : Ny. F Usia 30 tahun G 2P1A0 usia kehamilan 12 minggu 6 hari dengan hiperemesis gravidarum grade II
DS
: Ibu mengatakan ini kehamilan ke dua Ibu mengatakan mual masih ada Ibu mengatakan tidak nafsu makan Ibu mengatakan nyeri pada ulu hati DO : KU : lemah Kesadaran : CM Tekanan darah : 100/60 mmHg Nadi : 82 kali/menit Suhu : 37,2 0C Respirasi : 20 kali/menit BB Sebelum hamil 45 kg BB Setelah hamil 40 kg Kukit ibu tampak kering Mata tampak cekung Terapi : - sedrofen 1 tab - Unalium 2tab - Maltofer 1 tab - Farbion 1 amp drip RL 20tts/i Masalah : Ibu mengatakan mual masih ada Ibu mengatakan tidak nafsu makan Ibu mengatakan nyeri pada ulu hati Kebutuhan : a) Memberitahu kepada ibu tentang keadaan ibu saat ini b) Tirah baring c) Penkes tentang perubahan fisiologis pada TM 1 d) Pemeriksaan Penunjang e) Observasi vital sign f) Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian therapy III. ANTISIPASI MASALAH POTENSIAL Hyperemesis gravidarum grade III Dehidrasi IV. ANTISIPASI TINDAKAN SEGERA / KOLABORASI / RUJUK Tidak ada
V. INTERVENSI No INTERVENSI 1 Beritahu ibu / keluarga informasi tentang keadaan ibu saat ini 2 Berikan keyakinan kepada ibu bahwa mual dan kadang-kadang muntah merupakan gejala yang normal pada kehamilan muda dan akan hilang setelah kehamilan 4 bulan 3 Observasi TTV
4
Pantau jumlah intake dan out put
5
Anjurkan ibu untuk menghindari makanan yang berminyak dan yang manis-manis yang bisa membuat mual dan muntah Anjurkan ibu untuk banyak minum air putih atau jus agar tidak dehidrasi serta menghindari minuman yang mengandung kafein dan karbonat Berikan therapy n 1 tab Unalin 2 tab Maltofer 1 tab Anjurkan ibu untuk istrhat yang cukup Kolaborasi dengan dokter
6
7
8 9
RASIONAL Agar ibu dan kelurga mengetahui keadaan ibu saat ini Agar ibu mengetahui fisiologis yang terjadi pada kehamilan muda
Untuk mengetahui keadaan umum ibu Untuk mengetahui pola nutrisi yang masuk dan keluar Untuk mengurangi rasa mual
Agar ibu tidak mengalami dehidrasi
Untuk mempercepat pemulihan ibu
Agar pemenuhan istrahat lebih tercukupi Supaya dokter mengetahui kondisi pasien dan pemberian therapy dan tindakan selanjutnya pada pasien
VI. IMPLEMENTASI Waktu IMPLEMENTASI 17.00 Memberitahu kepada ibu dan keluarga keadaan yaitu : KU : lemah Kesadaran : CM Tekanan darah : 100/60 mmHg Nadi : 82 kali/menit Suhu : 37,2 0C Respirasi : 20 kali/menit BB saat hamil : 40 kg TB : 150 cm LILA : 23 cm Hb :10 g/dl
Ev : ibu sudah mengatahui hasil pemeriksaan
17.15
Memberikan keyakinan bahwa mual dan kadang-kadang muntah merupakan gejala yang normal pada kehamilan muda dan akan hilang setelah kehamilan 4 bulan Ev : ibu sudah mengerti dengan penjelasan yang di berikan
17.17
17.20
Menganjurkan ibu untuk banyak minum air putih hangat agar tidak dehidrasi serta menghindari minuman yang mengandung kafein dan karbonat seperti kopi dan minuman yang bersoda Ev: ibu mengerti dan melaksanakan anjuran bidan Menganjurkan ibu untuk menghindari makanan yang berminyak , berlemak dan pedas seperti makanan yang di goreng, makanan yang bersantan karena dapat mengudang rasa mual Ev : ibu mengerti dan akan melaksanakan anjuran bidan
17.22
Memberikan ibu vitamin c dan obat emesis yaitu : maltofer 1 tab
17.23
17.25
Ev: ibu sudah meminumnya Menganjurkan ibu untuk istrahat yang cukup seperti tidur siang ±1-2 jam makan ± 8 jam dan menganjurkan ibu untuk tidak terlalu banyak pikiran Ev: ibu mengerti dan akan melaksanakannya Kolaborasi dengan doter dalam pemberian terapy Ev: dokter sudah mengetahui keadaan pasien saat ini
VII. EVALUASI Tanggal : 4-12-2017
S : Ibu mengatakan ini kehamilan ke dua Ibu mengatakan mual masih ada Ibu mengatakan tidak nafsu makan Ibu mengatakan nyeri pada ulu hati Ibu mengatakan cemas akan kehamilannya saat ini Ibu mengatakan sudah mengerti dengan penkes yang disampaikan
O: KU : lemah Tekanan darah : 100/60 mmHg Nadi : 82 kali/menit Suhu : 37,2 0C Respirasi : 20 kali/menit
Kesadaran : CM
BB saat hamil : 40 kg TB : 150 cm LILA : 23 cm Hb :10 g/dl Pasien tampak cemas
A: Ny. F Usia 30 tahun G 2P1A0 usia kehamilan 12 minggu 6 hari dengan hiperemesis gravidarum grade II Masalah : belum teratasi Kebutuhan : - teknik relaksasi - Anjurkan ibu makan sedikit tapi sering - Anjurkan banyak minum air hangat
P: Lanjutkan intervensi Penkes kepada ibu tentang perubahan fisiologis trimester 1 Kaji KU pasien Obs. TTV Pantau intake dan out put pasien Ajarkan ibu tehnik relaksasi Kolaborasi dengan dokter Data perkembangan Tanggal : 5-12-2017
S: Ibu mengatakan mual sudah tidak ada Ibu mengatakan nyeri perut tidak ada O: KU : lemah Tekanan darah : 110/70 mmHg Nadi : 80 kali/menit Suhu : 36,5 0C Respirasi : 20 kali/menit Ibu tampak lebih segar
Kesadaran : CM
A: Ny. F Usia 30 tahun G 2P1A0 usia kehamilan 12 minggu 6 hari dengan hiperemesis gravidarum grade II Masalah : teratasi
P:
-
Lanjutkan intervensi keperawatan Penkes kepada ibu tentang pemenuhan nutrisi seperti menganjurkan ibu untuk makan sedikit tapi sering. Seperi mengkonsumsi creakers, biscuit Kaji KU pasien Obs. TTV Pantau intake dan out put pasien Ajarkan ibu tehnik relaksasi Kolaborasi dengan dokter
DAFTAR PUSTAKA
Indrayani. 2011. Buku Ajar Asuhan Kehamilan. Jakarta: Trans Info Media Lisnawati, Lilis. 2013. Asuhan Kebidanan Terkini Kegawatdaruratan Maternal Neonatal . Jakarta: Trans Info Media. Lochart, Anita. 2014. Kebidanan Patologi. Tanggerang: Binarupa Aksara Publisher. Manuaba, Ida Ayu Chandranita, Dkk. 2012. Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita. Jakarta: EGC Manuaba, Ida Ayu Chandranita, Dkk. 2010. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan, dan KB . Jakarta: EGC