HUBUNGAN KRISIS GLOBAL 2008 DENGAN PASAR MODAL INDONESIA
Krisis Keuangan di Amerika Serikat
Krisis keuangan global tahun 2008 berawal dari krisis keuangan di Negara superpower yaitu Amerika Serikat yang mengalami krisis keuangan hingga krisis kepercayaan terhadap lembaga-lembaga keuangan. Hal tersebut terjadi karena gaya hidup masyarakat Amerika Serikat yang sangat konsumtif sehingga membuat tingkat tabungan masyarakat Amerika Serikat termasuk yang paling rendah di dunia. Terlalu banyak orang yang hidupnya bergantung pada kartu kredit, artinya keuangan masyarakat sering defisit per bulan. Termasuk rumah-rumah masyarakat nya yang dibeli dengan kredit sehingga lembaga-lembaga keuangan di Amerika Serikat kesulitan dana karena banyaknya kredit perumahan yang macet.
Selama ini kita tahu bahwa Amerika Serikat adalah Negara yang menguasai perekonomian dunia yang terbesar karena banyak sekali campurtangan perekonomian dari masyarakat Amerika Serikat dimana bisnis perekonomian mereka sudah menggurita di seluruh belahan dunia. Negara Amerika Serikat juga merupakan Negara tujuan utama pasar ekspor dunia, dimana Negara-negara lain berlomba untuk memasarkan produk mereka di Amerika Serikat dan apabila berhasil masuk pasar Amerika Serikat sudah pasti barang komoditas mereka termasuk berkualitas, karena mereka memiliki standar yang tinggi.
Pada tahun 2008 Amerika Serikat mengalami krisis keuangan. Mereka tidak punya dana untuk berproduksi. Banyak perusahaan-perusahaan berskala internasional terancam bangkrut karena kurangnya dana dalam menjalankan perusahaan tersebut. Pada September 2008 perusahaan Lehman Brother yaitu perusahaan keuangan terbesar di Amerika Serikat menyatakan bangkrut dan menimbulkan kepanikan bagi Amerika Serikat. Akibatnya kegiatan berproduksi untuk menghasilkan komoditas juga terhenti. Otomatis tidak ada barang hasil usaha atau komoditas yang dapat dijual atau ditawarkan perusahaan.
Kondisi Keuangan Global
Kondisi bursa dan pasar keuangan secara global telah mengalami tekanan yang sangat berat akibat dari kerugian yang terjadi di Amerika Serikat. Lembaga-lembaga keuangan besar mulai bertumbangan akibat nilai investasi mereka turun drastis. Akibatnya lembaga-lembaga keuangan tersebut harus gulung tikar.
Hal ini berimbas ke Negara-negara lain di dunia, baik di Eropa, Asia, Australia maupun Timur Tengah. Indeks harga saham di bursa global juga mengikuti keterpurukan indeks saham di Amerika Serikat. Bahkan di Asia, indeks harga saham menukik tajam melebihi penurunan indeks saham di Amerika Serikat sendiri.
Hal ini mengakibatkan kepanikan yang sangat luar biasa bagi para investor, sehingga sentiment negative semakin berkembang yang berakibat penurunan tajam harga saham . Selain keadaan yang memperihatinkan lingkungan bursa saham, nilai tukar mata uang di Asia dan Australia pun ikut melemah terhadap dolar Amerika Serikat. Hal ini karena kekhawatiran investor asing yang menarik kembali investasinya sehingga menukarkannya ke dalam dolar Amerika Serikat, sehingga mata uang lokal menjadi tertekan.
Kondisi Keuangan Indonesia saat Krisis Global
Fundametal ekonomi di Indonesia saat terjadi krisis global tersebut cukup kuat dalam menghadapi efeknya. Hal tersebut dapat dilihat dari beberapa indikator. Pertumbuhan ekonomi Indonesia meningkat dari 5,5% di tahun 2006 menjadi 6,3% pada tahun 2008, dengan tiga sektor yang mengalami pertumbuhan tinggi adalah sektor pertanian 5.1%, sektor pengangkutan dan komunikasi 4,1% dan sektor listrik, gas dan air bersih 3.6%. Angka tersebut merupakan angka tertinggi sejak krisis tahun 1998. Pertumbuhan tersebut didorong oleh pertumbuhan konsumsi yang meningkat dari 3,2% pada tahun 2006 menjadi 5,0% pada tahun 2007 dan diprediksi akan terus meningkat di tahun 2008 dan 2009. Demikian juga pembentukan modal tetap bruto yang meningkat tajam dari 2,5% di tahun 2006 menjadi 9,2% tahun 2007.
Sementara itu pengeluaran pemerintah menurun dari 9,6% menjadi 3,9%. Pertumbuhan sektor pertanian meningkat dari 3,4% (2006) menjadi 3,5% (2007). Sektor ekonomi domestik ini tetap kuat di tengah perlambatan perekonomian global. Indikator lain tampak dari terkendalinya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika (USD), laju inflasi yang relatif terkendali, menurunnya suku bunga, dan penerimaan dalam negeri (pajak) terus meningkat.
Secara regional, inflasi di negara-negara Asia juga merupakan gejolak global yang hampir dialami oleh semua negara berkembang. Inflasi Indonesia sekitar 12,14% pada September 2008 yang lebih disebabkan oleh factor musim yaitu Bulan Puasa dan Lebaran disamping karena inflasi import, sedangkan inflasi tertinggi dialami oleh negara Vetnam sekitar 27.90% dan diikuti oleh Myanmar sekitar 21.40%.
Krisis Global terhadap Pasar Modal Indonesia
Krisis ekonomi telah mengancam kelangsungan hidup perusahaan-perusahaan di Amerika Serikat. Keadaan perekonomian dari segi keuangan perusahaan tidak lagi mencukupi untuk menjalankan perusahaan. Dilihat dari indikator keuangan dengan rasio likuiditas, kebanyakan perusahaan tersebut lebih besar hutang daripada aktiva perusahaan. Rasio likuiditas ini menandakan bahwa perusahaan tersebut sudah tidak sehat dan dapat dinyatakan bangkrut. Akibat nya nilai saham perusahaan tersebut jatuh karena buruknya kinerja perusahaan. Kemudian para pemegang saham tersebut menjadi berlomba-lomba untuk menjual saham mereka karena para investor saham tidak mau menderita kerugian yang terlampau besar (capital loss). Secepat mungkin mereka melepas/menjual saham tersebut.
Nilai saham dapat bergerak naik atau turun. Faktor penentu pergerakan nilai saham, selain dari intern prusahaan juga dapat berasal dari eksternal perusahaan seperti gejolak dari pasar saham global terutama dari pasar saham Asia Pasifik. Diantara factor penentu eksternal yang utama adalah karena pergerakan harga minyak di dunia. Hubungannya Antara harga saham dan harga minyak adalah negative. Apabila harga minyak dunia naik, IHSG akan melemah dan sebaliknya apabila harga minyak dunia turun, IHSG akan merespon naik atau terjadi penguatan.
Faktor eksternal lainnya adalah faktor psikologis para pelaku saham. Pada saat Amerika Serikat mencapai puncak ketidakpercayaan kepada lembaga-lembaga keuangan timbul kepanikan yang besar dari masyarakat. Kepanikan ini memperparah keadaan krisis. Lembaga keuangan maupun masyarakat berusaha menyelamatkan semampunya aktiva yang masih tersisa dan yang dapat diselamatkan. Masing-masing dari mereka berpikir untuk menyelamatkan diri sendiri.
Pasar saham Indonesia mayoritas pemain saham adalah orang asing. Jadi ketika mereka panik karena krisis keuangan Negara mereka, mereka pun berbondong-bondong melepas saham mereka yang kemudian para pemain saham nasional ikut merasakan kepanikan tersebut. Pemain saham nasional dilihat masih kurang paham bagaimana mekanisme dalam bersaham karena kurangnya pengetahuan tentang saham itu sendiri, mereka hanya mengikuti permainan saham dari pemain asing.
Kepanikan tersebut sudah tidak melihat pertimbangan yang rasional, yang penting dijual berapa pun nilainya tidak perduli rugi atau pun untung. Namun bagi beberapa orang yang paham dengan pasar saham, ,ereka memanfaatkan keadaan ini untuk membeli saham dengan harga yang benar-benar rendah. Bahkan untuk lebih mendapatkan harga yang benar-benar rendah pihak-pihak tertentu ini juga ikut membuat rumor yang dapat lebih membuat panic pemegang saham. Keadaan ini benar-benar dapat membuat jatuh perekonomian suatu Negara. Apalagi bila saham-saham pemerintah dan saham perusahaan dinilai strategis posisinya bagi negara dapat tergadaikan dan menjadi milik orang asing. Bursa Efek Indonesia pada saat darurat tersebut atas perintah langsung dari presiden SBY, ditutup untuk sementara waktu. Penutupan BEI itu dengan tujuan agar saham-saham perusahaan Negara yang penting tidak ikut terjual dan dibeli mayoritas oleh orang asing. Apabila terlambat untuk melakukan penutupan BEI, dikhawatirkan Indonesia sudah tergadaikan semua dan menjadi milik asing.
Dapat dibayangkan kita dapat diperintah dan dijajah kembali oleh asing karena perekonomian kita sudah dikuasai asing melalui pembelian mayoritas saham. Langkah pemerintah ini mendapat banyak pujian dari berbagai tokoh nasional Indonesia. Inilah langkah tepat yang membuat pemerintahan presiden SBY kembali dipercaya masyarakat Indonesia dan menaikkan kembali rating kepopuleran presiden SBY yang sempat jatuh. Hal ini yang merupakan modal politik presiden SBY untuk memenangi kembali pemilu pilpres yang sudah dekat.
Nilai saham di pasar modal hingga saat ini masih naik turun. Para pemain saham dan pemerintah masih terus memantau pergerakan nilai saham setiap hari bahkan dalam hitungan menit dan jam. Perusahaan yang sebelumnya memiliki kekayaan besar sebelum krisis global, karena ikut berinvestasi dalam saham menyebabkan nilai kekayaan perusahaan menjadi menurun drastis.
Bisa dilihat dari perusahaan Aburizal Bakrie menurut penilaian majalah ekonomi Forbes, tahun 2007 merupakan orang terkaya dan merupakan orang pribumi pertama yang terkaya se-Asia Tenggara. Tapi untuk 2008, masih menurut penilaian majalah Forbes, peringkat kekayaan Aburizal Bakrie melorot menjadi nomor lima terkaya. Penyebab turunnya kekayaan Aburizal Bakrie karena kemorosatan harga saham anak perusahaan andalan yaitu PT. Bumi Resources tbk (BUMI). Analisis Bhakti Securities Budi Ruseno, mengatakan saham-saham grup Bakrie, meski secara fundamental kinerjanya masih bagus, ikut turun menyesuaikan dengan penurunan harga saham-saham selama ini. Tekanan jual masih melanda Grup Bakrie karena investor juga masih menunggu kepastian semua transaksi yang diusahakan Grup Bakrie.
Menurut ramalan yang ada untuk tahun 2009, diharapkan para pemain saham/investor nasional untuk tetap sabar, karena aura negatif krisis global masih membayangi bursa saham. Pergerakan saham bila dilihat dari IHSG masih naik turun. Seperti kita ketahui, harga minyak masih menjadi sentiment utama bagi pergerakan IHSG. Sebab, porsi saham berbasis komoditas massih mendominasi naik turunnya IHSG. Malah, potensi penurunan IHSG masih terbuka. Sebab, tidak ada sentiment positif yang bisa mengerek IHSG dan mengimbangi sentiment buruk dari anjloknya harga minyak dunia.
Ramalan tersebut mungkin tidak terlalu buruk karena lantai bursa mencatat bahwa terjadi penguatan pada hari terakhir perdagangan saham pada tahun 2008, yaitu pada hari Selasa 30 Desember 2008, dimana sesi pertama dibuka naik 0,7% dan ditutup naik pula sebesar 1,37%. Disebabkan Indeks harga saham Perbankan dan saham komoditas yang mengangkat indeks di hari terakhir perdagangan saham akhir tahun.
TUGAS
PASAR MODAL
Dannyka Chyntia Kinza
11010111130219
Kelas B
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS DIPONEGORO
2014