Halaqah Yang Ke 3 Dari Silsilah Ziarah Kota Madinah

Halaqah Yang Ke 3 Dari Silsilah Ziarah Kota Madinah Adalah Tentang Keutamaan Kota Madinah Bagian Yan Pertama Kota Madinah sebagai ibukota pertama kaum muslimin tempat hijrahnya Rasulullah Shallahualahi Wasallam, tempat bertemu Kaum Muhajirin Dan Ansor memiliki keutamaankeutamaa yang banyak sebagaimana di dalam dalil-dalil yang sahih. Dan di antara keutamaanya : 1) Allah telah menjadikan kota madinah sebagai tanah haram selain kota mekah, dalilnya adalah sabda nabi Shallahualahi Wasallam : “Sesungguhnya Ibrahim telah mengharamkan kota mekkah dan sesungguhnya aku telah mengharamkan kota madinah” (HR madinah” (HR Muslim) Yang dimaksud dengan Mengharamkan Madinah disini adalah menampakan keharaman karena yang mengharamkan sebenarnya adalah Allah sedangkan nabi hanya sekedar mengabarkan dan menampakan keharamananya. Tanah haram kota madinah memiliki  batas-batas tertentu , batas utara adalah Gunun g Tsaur Dan Batas Selatan Adalah Gunung Air, Rasulullah Shallahualahi Wasallam bersabda : “kota madinah adalah tanah haram antara air sampai tsaur”( tsaur”( HR Al bukhori dan Muslim) Gunung tsaur terletak disebelah utara gunung uhud dan gunung uhud berjarak kurang lebih 5Km dari masjid nabawi, gunung air terletak di sebelah selatan kota madinah  jaraknya kurang lebih 8 Km dari masjid nabawi dekat dengan miqats penduduk madinah yaitu Dzulkolaifah Atau Birali, Gunung Tsaur dan air termasuk didalam tanah haram sedangkan batas barat dan timur tanah haram kota madinah dibatasi oleh labah atau harah. Rasulullah Shallahualahi Wasallam bersabda : “dan sesungguhnya aku mengharamkan kota madinah di antara 2 labahnya (Hadist sahih di riwayatkan oleh imam muslim dari jabir ibnu abdillah radiyallahuanhuma). “

Labah atau harah adalah daerah yang ditutupi bebatuan berwarna hitam, harah barat dinamakan dengan Al Wabiroh dan Haroh Timur dinamakan dengan watim.dijaman sekarang kota madinah lebih luas daripada tanah haram sebagian dari kota madinah ada yng  berada di luar tanah haram Itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqah kali ini dan sampai bertemu kembali pada halaqah selanjutnya.

Saudaramu,

‘Abdullāh Roy