Dari Ave Maria ke Jalan Lain ke Roma
Karya : Idrus
Judul Buku : Dari Ave Maria Ke Jalan Lain Ke Roma
No. ISBN : 9794072184
Penerbit : Balai Pustaka
Tahun Terbit : 1990
Jumlah Halaman : 176 halaman
Tebal Buku : 1 cm
Kategori : Jurnal Sastra
Bahasa : Indonesia
Pengenalan
Abdullah Idrus (lahir di Padang, Sumatera Barat, 21 September 1921 –meninggal di Padang, Sumatera Barat, 18 Mei 1979 pada umur 57 tahun) adalah seorang sastrawan Indonesia. Ia menikah dengan Ratna Suri pada tahun 1946. Mereka dikaruniai enam orang anak, empat putra dan dua putri, yaitu Prof. Dr. Ir. Nirwan Idrus, Slamet Riyadi Idrus, Rizal Idrus, Damayanti Idrus, Lanita Idrus, dan Taufik Idrus.
Perkenalan Idrus dengan dunia sastra sudah dimulainya sejak duduk di bangku sekolah, terutama ketika di bangku sekolah menengah. Ia sangat rajin membaca karya-karya roman dan novel Eropa yang dijumpainya di perpustakaan sekolah. Ia pun sudah menghasilkan cerpen pada masa itu.
Minatnya pada dunia sastra mendorongnya untuk memilih Balai Pustaka sebagai tempatnya bekerja. Ia berharap dapat menyalurkan minat sastranya di tempat tersebut, membaca dan mendalami karya-karya sastra yang tersedia di sana dan berkenalan dengan para sastrawan terkenal. Keinginannya itu pun terwujud, ia berkenalan dengan H.B. Jassin, Sutan Takdir Alisyahbana, Noer Sutan Iskandar, Anas Makruf, dan lain-lain.
Sekilas mengenai buku ini.
Buku ini berisikan sekumpulan cerita yang tidak saling berhubungan tetapi memiliki setting yang sama, yaitu masa perjuangan Indonesia yang berkisar sekitar pendudukan Jepang sampai kedatangan Sekutu. Judul cerita pertama adalah 'Ave Maria' dan judul cerita terakhir adalah 'Jalan Lain ke Roma', dan dikarang oleh Idrus.
Dari Ave Maria ke Jalan Lain ke Roma, adalah buku kumpulan cerpen yang ditulis Idrus pada masa pendudukan Jepang di Indonesia, dan pada masa awal kemerdekaan. Atas karya-karyanya tersebut Idrus didaulat sebagai pembaharu dalam bidang prosa modern. Perbedaan prosa Idrus dengan prosa pada masa pujangga baru dan sebelumnya sangat jelas. Tulisan Idrus tidak berpura-pura, ia melukiskan kehidupan sehari-hari, bertumpu pada kenyataan, serta lebih jernih melihat keadaan pada masa itu.
Dengan gaya realistis humoristis, Idrus mampu memperlihatkan peristwa-peristiwa kepedihan bangsa Indonesia atas kedholiman yang dilakukan bangsa Jepang. Pembaca tidak saja diajak untuk berimajinasi membayangkan kepedihan jaman itu, tetapi lebih dari itu, pembaca seolah-olah disuruh menyaksikan peristiwa demi peristiwa tragis yang menimpa bangsa Indonesia pada masa penjajahan Jepang.
Barangkali kita bangga membaca tokoh-tokoh perjuangan dalam buku sejarah. Bahkan karena bangganya kita melupakan peristiwa-peristiwa sejarah yang sesungguhnya. Idrus tidak menulis buku sejarah. Tetapi kumpulan cerpen Dari Ave Maria ke Jalan Lain ke Roma merupakan saksi sejarah yang harus dibaca oleh bangsa Indonesia, terutama dibaca oleh anak-anak sekolah untuk turut merasakan dan memahami sejarah dari sudut kemanusiaan.
Idrus lahir pada tahun 1921 di Padang. Ia mulai menulis lukisan-lukisan, cerpen dan drama sesudah Jepang mendarat pada tahun 1942. Dan ia menyaksikan sendiri peristiwa-peristiwa menyedihkan pada saat pendudukan Jepang di Indonesia hingga merdeka.
"Ave Maria"
Pernikahan antara Zulbahri dan Wartini sangatlah bahagia walaupun mereka sudah delapan bulan menikah, tetapi belum ada tanda-tanda akan memiliki keturunan. Bahkan kebahagian tersebut bertambah ketika karya sastra Zulbahri banyak mendapat perhatian khalayak dan para ahli. Tidak lama kemudian Zulbahri mendapat firasat bahwa kebahagiaan yang ia rasakan akan sirna, bertukar dengan kesusahan dan kesengsaraan. Hal ini dikarenakan Syamsu, adik Zulbahri yang akan ke Jakarta dan tinggal bersamanya. Dalam hal ini, Wartini menanggapi bahwa ketakutan Zulbahri terlalu berlebihan. Wartini menjelaskan bahwa cinta Wartini kepada Syamsu tidak masuk ke dalam hati. Wartini juga menegaskan cintanya yang dulu kepada Syamsu, hanyalah cinta monyet belaka. Lalu, Syamsu benar-benar kembali ke Jakarta tinggal bersama Wartini dan Zulbahri. Malam hari saat Syamsu tidak dapat tidur, ia dapat mendengar alunan musik Ave Maria dimana yang memainkannya adalah Wartini dan Syamsu. Zulbahri merasa sakit hati, lalu ia pergi meninggalkan rumahnya. Lama sudah ia tak pulang, dan saat ia mendekati rumahnya sekali lagi ia dapat mendengar alunan lagu Ave Maria. Dan Zulbahri, dapat melihat bahwa Wartini tengah mengandung. Maka, ia tak mau mengganggu kebahagian keluarga tersebut.
Ke Jalan Lain Ke Roma
Open, yang menjadi pelaku utama dalam cerita ini, mempunyai pengalaman hidup yang bermacam-macam. Mula-mula menjadi guru SD, sesudah itu menjadi mualim, lalu menjadi pengarang dan akhirnya menjadi penjahit.
Nama Open itu mempunyai riwayat, yakni pada suatu hari ayah Open bermimpi tentang kota New York dengan gedung-gedung pencakar langitnya. Entah apa sebabnya, di telinganya selalu saja mendengking satu perkataan Belanda :openhartig. Hal itu diceritakan pada isterinya. Ibu Open tertarik pada perkataan itu. Karenanya sejak itu anaknya diberi nam Open, yakni singkatan dari kata openhartig itu. Meksud ibunya memberi nama itu ialah agar Open dalam hidupnya selalu berterus terang. Kepada Open ibunya berkata bahwa Open harus berterus terang dalam segala hal, karena dengan jalan demikian menurut ibunya Open akan dapat memajukan dunia yang penuh dengan kebohongan ini. Maksud ibunya itu dipahami oleh Open. Karena itu ia bermaksud melaksanakan cita-cita ibunya itu.
Pada suatu hari open mendapat pekerjaan sebagai seorang guru SD. Di sekolah ia berterus terang menceritakan keadaan rumah tangganya. Lebih-lebih tentang isterinya, sehingga ia diberi nama guru goblok oleh para muridnya. Karena marahnya akibat olok-olok muridnya itu, ia pun menangani salah seorang diantara murid-muridnya tersebut sehingga menderita luka-luka. Akibatnya orang tua murid itu datang mengadu kepada kepala sekolahnya, yang akhirnya berkeputusan Open dipecat dari jabatannya. Setelah itu, ia pun meniggalkan gedung sekolah itu dengan menaiki sepeda antiknya yang dibeli dari seorang Belanda seharga seratus rupiah. Sepeda itu tidak berlampu, tidak berpedal dan tidak pula mempunyai goncengan.
Peristiwa Open di sekolah itu diceritakan kepada isterinya. Hal itu menyebabkan isteri Open marah. Perselisihan yang terjadi pada mereka itu tak dapat didamakan, sehingga mereka itu terpaksa bercerai. Setelah bercerai Open pergi ke tukang loak untuk menjual sepeda antiknya. Sepeda itu hanya laku tiga puluh lima rupiah, dan dengan uang itu ia pulang ke desa tempat tinggal orang tuanya. Di desa itulah oleh ibunya, Open dinikahkan lagi dengan seorang gadis bernama Surtiah.
Setelah itu Open menjadi seorang mualim. Pda suatu hari Open serta Surtiah pergi ke kota. Di sana ia bertemu dengan seorang mualim kota yanh berjiwa modern, yakni memekai pantalon, lagi pula suka mengarang, diantaranya ia mengarang roman. Setelah pertemuan itu Open menurut saja akan petunjuk mualim kota itu, yakni memakai pantalon. Akibatnya ia tidak disenangi oleh masyarakat desanya. Para muridnya dilarang oleh orang tua mereka mengaji kepadanya. Hal itu tak tertahan oleh Open, lebih-lebih oleh Syrtiah. Akhirnya mereka itu sepakat hendak pindah ke kota. Open sendiri bermaksud hendak menjadi pengarang. Setelah di kota, Open bermaksud menemuio mualim kota tersebut karena kepadanya ia bercakap-cakap tentang pekerjaan mengarang itu. Tetapi maksud itu gagal karena mualim itu tertangkap oleh Jepang karena tidak mau membacakan khotbah jum'at yang telah disiapkan ole Kantor Urusan Agama Jepang.
Di kota itu Open melihat keadaan-keadaan yang menyedihkan menimpa manusia-manusia Indonesia pada zaman pendudukan Jepang. Masalah itu dijadikan bahan karangan oleh Open dan hasil karyanya itu dibawanya kepada seorang redaktur. Setelah membacanya, redaktur itu mengatakan kepada Open, bahwa karangannya itu sangat berbahaya. Ia agar mengharapkan karangan itu disimpan saja. Diharapkannya pula agar Open lebih baik mengarang tentang pemandangann yang indah-indah saja daripa menggambarkan tahi kebo itu.
Kelebihan pada cerita Ave Maria:
Kekurangan pada cerita Ave Maria:
Masih ada beberapa kata yang penyampaiannya belum sempurna.
Kelebihan pada cerita Jalan Lain ke Roma :
Menurut saya, kelebihan yang ada pada novel tesebut adalah perjalanan hidup seorang Open yang penuh lika-liku serta tantangan yang sangat berat, tetapi Open dapat melaluinya dengan tegar dan tabah.
Kekurangan Pada cerita Jalan Lain ke Roma :
Menurut saya, kekurangan yang ada pada novel tersebut adalah penggunaan kata-kata yang kurang baik, tidak sopan dan tidak enak dibaca oleh pembaca. Misalnya pada paragraf ke tiga dan ke enam kalimat terakhir yaitu :
" Pada suatu hari open mendapat pekerjaan sebagai seorang guru SD. Di sekolah ia berterus terang menceritakan keadaan rumah tangganya. Lebih-lebih tentang isterinya, sehingga ia diberi nama guru goblok oleh para muridnya. Karena . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ."
" . . . . . . . . . Diharapkannya pula agar Open lebih baik mengarang tentang pemandangann yang indah-indah saja daripada menggambarkan tahi kebo itu."
Pada paragraf ini kalimat yang kurang baik, tidak sopan dan tidak enak di baca adalah sehingga ia diberi nama guru goblok oleh para muridnya dan tahi kebo itu.Seharusnya kalimat yang digunakan tidak dengan kata guru goblok dan tahi kebo. Karena kata guru goblok dan tahi kebo itu adalah kalimat yang amat sangat tidak bagus dan tidak sopan untuk dibaca.
Kesimpulan :
Menurut saya, Open adalah seseorang yang terlalu mempunyai sifat jujur. Sebenarnya maksudnya tapi seharusnya ia tidak perlu menceritakan semua tentang kepribadiannya pada orang lain. Dan berkat kejujurannya yang terlalu itu, ia banyak menuai hasil yang selalu merugikan.
Karya – Karya Idrus :
Dokter Bisma (1945); Kejahatan Membalas Dendam(!945); Jibaku Aceh (1945), yang merupakan drama radio; Dari Ave Maria ke Jalan Lain ke Roma (1948), merupakan karyanya yang paling terkenal dan dianggap karya terobosannya yang penting; Keluarga Surono (1948); Aki (1949); Perempuan dan Kebangsaan (1949); Gorda dan Pesawat Terbang (1951); Kisah Wanita Termulia(1952); Dua episode Masa Kecil (1952); Hati Nurani Manusia (1963), merupakan novel yang diterbitkan di Kuala Lumpur; Hikayat Puteri Penelope (1973); dan lain-lain. Selain itu dia juga menerjemahkan karya-karya sastra asing, seperti karangan Vsevolod Ivanov, Chekov, Maupassant, Pirandello dan lain-lain. Studi mengenai karya Idrus dilakukan oleh Jiwa Atmaja dalam bukunya, Hati Nurani Manusia Idrus (1986).
Idrus lahir pada 21 September 1921 di Padang, Sumatra Barat. Dia mendapat pendidikan di HIS, MULO, AMS dan Sekolah Menengah Tinggi (tamat pada 1943), serta meraih gelar M.A dari Universitas Monash, Australia (1974). Dia pernah menjadi redaktur Balai Pustaka (1943-1949), Kepala Bagian Pendidikan GIA (1950-1952) dan dosen di Universitas Monash, Melbourne (1965-1979). Pada 1960 sampai 1964 Idrus bermukim di Kuala Lumpur, Malaysia, dan pernah menjadi redaktur majalah Indonesiadan Kisah. Idrus meninggal pada 18 Mei 1979 di Kampung Tanah, Padang. Sewaktu meninggal dia adalah kandidat Ph.D di Universitas Monash.