Bismillahirrahmanirrahim
Segala puji bagi Allah yang menjadikan pujian-Nya sebagai kunci untuk mengingat Nya, dan menciptakan segala sesuatu selalu memanjatkan pujian dan syukur kepada-Nya. k epada-Nya. Shala Shalawat wat dan dan sala salam m semo semoga ga sela selalu lu terc tercur urah ahkan kan atas atas Na Nabi bi-N -Nya ya,, Mu Muham hamma madd yang yang namanya terbentuk dari nama-Nya yang terpuji dan atas keluarganya yang suci, terpuji dan dermawan. Waba’du: Abbas bin Muhammad Ridha al-Qomi, seorang hamba yang selalu membutuhkan (rahmat Allah) dan berpegang teguh kepada hadis-hadis Ahlulbait as berkata, “Sebagian mukminin meminta dariku untuk menelaah kitab doa Miftâh al-Jannah yang waktu itu sering dibaca oleh masyarakat, dengan tujuan supaya aku hanya menulis kembali doa-doa yang tercantum di dalamnya dan memiliki sanad (yang sahih). Di samping itu, mereka juga meminta dariku untuk menambahkan sebagian doa dan ziarah-ziarah yang sangat berharga dan tidak tercantum di dalam kitab doa tersebut. Aku bersedia memenuhi permintaan mereka dan terwujudlah kitab doa ini. (Peletakan bab dan tata cara tulisannya) sesuai dengan urutan yang ada di dalam kitab tersebut di atas. Aku beri nama kitab ini dengan Mafâtîh al-Jinân (kunci-kunci surga). Kitab doa ini memuat tiga bab. Ringkasnya adalah sebagai berikut: Bab pertama, meliputi ta’qîb (doa-doa yang dibaca setelah mengerjakan shalat wajib lima waktu), doa-doa harian, amalan-amalan hari dan malam Jumat, doa-doa masyhur, lima belas munâjât , dan lain-lain. Bab kedua, meliputi amalan-amalan di setiap bulan dalam setahun, keutamaan, dan amalan-amalan hari raya Nourûz serta amalan-amalan pada bulan Romawi. Bab ketiga, mengenai doa-doa ziarah. Harapanku semoga mereka mengerjakan sesuai dengan yang tercantum di dalam kitab doa ini dan tidak lupa untuk berdoa, membacakan ziarah, dan memintakan ampun (kepada Allah) bagi hamba yang berlumuran dosa ini”. BAB PERTAMA Ta’qîb Shalat Wajib Lima Waktu, Doa Harian, Amalan Malam dan Siang Hari Jumat, Sebagian Doa Terkenal, Lima Belas Munâjât , dan lain-lain
Bab pertama ini terdiri dari beberapa pasal: Pasal I Ta’qîb Umum Shalat Wajib Lima Waktu
Seperti dinukil dari kitab al-Mishbâh karya Syeikh Thûsî ra dan lainnya, setelah Anda (Allôhu Akbar ) selesai mengerjakan shalat dan mengucapkan salam, ucapkanlah takbir Allôhu sebanyak 3 kali sambil mengangkat tangan hingga sampai ke depan telinga untuk setiap kalinya, lalu bacalah:
Tiada Tuhan selain Allah, Tuhan Yang Maha Esa dan kami menyerahkan diri kepada Nya, tiada Tuhan selain Allah dan kami tidak menyembah kecuali Dia dengan memurnikan agama hanya untuk-Nya meskipun
musyrikin tidak menghendakinya, tiada Tuhan selain Allah, Tuhan kami dan nenek moyang kami, tiada Tuhan selain Allah, Ia Maha Esa, memenuhi janji-Nya,
menolong hamba-Nya, memuliakan tentara-Nya, dan memporak-porandakan setiap kelompok (kafir dengan tangan-Nya) sendiri, bagin-Nya segala bentuk kerajaan dan pujian, Ia menghidupkan dan mematikan, mematikan dan menghidupkan,
Ia Maha Hidup yang tiada kenal mati, di genggaman tangan-Nya segala kebaikan, dan Ia mampu untuk mengerjakan segala sesuatu.
Kemudian bacalah:
Aku mohon ampun kepada Allah yang tiada Tuhan selain diri-Nya, yang Maha Hidup dan Tegar, dan aku bertaubat kepada-Nya
Setelah itu bacalah:
Ya Allah, berilah petunjuk kepadaku dari sisi-Mu, kucurkanlah anugerha-Mu atas diriku, bentangkanlah rahmat-Mu di hadapanlu dan turunkanlah atasku
Seperti dinukil dari kitab al-Mishbâh karya Syeikh Thûsî ra dan lainnya, setelah Anda (Allôhu Akbar ) selesai mengerjakan shalat dan mengucapkan salam, ucapkanlah takbir Allôhu sebanyak 3 kali sambil mengangkat tangan hingga sampai ke depan telinga untuk setiap kalinya, lalu bacalah:
Tiada Tuhan selain Allah, Tuhan Yang Maha Esa dan kami menyerahkan diri kepada Nya, tiada Tuhan selain Allah dan kami tidak menyembah kecuali Dia dengan memurnikan agama hanya untuk-Nya meskipun
musyrikin tidak menghendakinya, tiada Tuhan selain Allah, Tuhan kami dan nenek moyang kami, tiada Tuhan selain Allah, Ia Maha Esa, memenuhi janji-Nya,
menolong hamba-Nya, memuliakan tentara-Nya, dan memporak-porandakan setiap kelompok (kafir dengan tangan-Nya) sendiri, bagin-Nya segala bentuk kerajaan dan pujian, Ia menghidupkan dan mematikan, mematikan dan menghidupkan,
Ia Maha Hidup yang tiada kenal mati, di genggaman tangan-Nya segala kebaikan, dan Ia mampu untuk mengerjakan segala sesuatu.
Kemudian bacalah:
Aku mohon ampun kepada Allah yang tiada Tuhan selain diri-Nya, yang Maha Hidup dan Tegar, dan aku bertaubat kepada-Nya
Setelah itu bacalah:
Ya Allah, berilah petunjuk kepadaku dari sisi-Mu, kucurkanlah anugerha-Mu atas diriku, bentangkanlah rahmat-Mu di hadapanlu dan turunkanlah atasku
berkah-Mu, Maha Suci Engkau tiada Tuhan selain-Mu, ampunilah seluruh dosa-dosaku, sesungguhnya tiada yang mampu mengampuni seluruh dosa-dosaku kecuali Engkau.
Ya Allah, aku mohon kepada-Mu kebaikan yang telah diketahui okeh ilmu-Mu, dan mohon perlindungan kepada-Mu dari segala kejahatan yang telah diketahui oleh ilmu Mu. Ya Allah, aku mohon kepada-Mu
keselamatan dalam segala urusanku dan perlindungan dari kehinaan di dunia dan siksaan di akhirat. Dan aku mohon perlindungan kepada-Mu --demi keagungan-Mu,
kemuliaan-Mu yang tak tertandingi dan kekuasaan-Mu tak terlawan oleh apa pun--dari keburukan dunia dan akhirat, segala macam penyakit,
dan gangguan binatang melata yang (kendalinya) berada di genggaman-Mu. Sesungguhnya Tuhanku berada di atas jalan yang lurus, tiada daya dan kekiuatan kecuali
dengan pertolongan Allah yang Maha Tinggi nan Agung. Aku menyerahkan diri kepada Dzat yang Maha Hidup yang tak kenal mati. Segala puji bagi Allah yang tidak beranak, tidak memiliki
sekutu dalam kerajaan-Nya dan tidak membutuhkan penolong (untuk membebaskan diri Nya) dari kehinaan (demi menambah kemuliaan-Nya). Dan agungkanlah Ia.
Kemudian bacalah Tasbîhât Fathimah az-Zahra` as, dan setelah itu bacalah bacaan berikut ini sebanyak 10 kali sebelum Anda beranjak dari tempat duduk Anda:
Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah yang Maha Esa, tiada sekutu bagi-Nya; Tuhan yang Maha Esa, Tunggal, tidak membutuhkan (kepada makhluk-Nya), tidak beristri dan beranak.
Penulis manambahkan: “Telah diriwayatkan bahwa bacaan di atas memiliki keutamaan yang sangat banyak, khususnya ketika dibaca setelah shalat Shubuh, Isya`, ketika matahari dan terbenam”. Setetal itu bacalah:
Maha suci Allah ketika segala sesuatu bertasbih kepada-Nya. (Maha suci Alla) sebagaimana Ia suka dimahasucikan. (Maha suci Allah) sebagaimana Ia pantas untuk itu. (Maha suci Allah) sebagaimana hal itu pantas bagi kemuliaan
dan keagungan-Nya. Dan segala puji bagi Allah ketika segala sesuatu memuji-Nya. (Segala puji bagi Allah) sebagaimana Ia cinta untuk dipuji. (Segala puji bagi Allah) sebagaimana Ia pantas untuk itu. (Segala puji bagi Allah) sebagaimana hal itu pantas
bagi kemuliaan dan keagungan-Nya. Dan tiada Tuhan selain Allah setiap segala sesuatu mengagungkan dan mengesakan-Nya. (Tiada Tuhan selain Allah) sebagaimana Ia cinta untuk diagungkan dan diesakan. (Tiada Tuhan selain Allah) sebagaimana Ia pantas untuk itu.
(Tiada Tuhan selain Allah) sebagaimana hal itu pantas bagi kemuliaan dan keagungan Nya. Maha agung Allah setiap segala sesuatu memahaagungkan-Nya. (Maha agung Allah) sebagaimana Ia cinta untuk dimahaagungkan.
(Maha agung Allah) sebagaimana Ia pantas untuk itu. (Maha agung Allah) sebagaimana ha itu pantas bagi kemuliaan dan keagungan-Nya. Maha suci Allah, segala puji bagi Nya, tiada Tuhan selain-Nya dan Ia
Maha Besar atas segala nikmat yang telah dianugerahkan kepadaku dan kepada setiap makhluk yang sudah ada atau yang akan ada hingga hari Kiamat.
Ya Allah, aku mohon kepada-Mu untuk melimpahkan salawat kepada Muhammad dan keluarganya, aku mohon kepada-Mu kebaikan dari segala yang kujarapkan dan yang tak kuharapkan,
Dan aku berlindung kepada-Mu dari keburukan segala yang kukhawatirkan dan yan g tak kukhawatirkan.
Kemudian bacalah surah Al-Fâtihah, ayat Kursi, ayat syahidallôh annahû lâ ilâha illâ huwa wal malâ`ikatu wa ulul ‘ilmi qô`iman bil qisth, lâ ilâha illâ huwal ‘azîzul hakîm, innad dîna ‘indallôhil Islâm, wa makhtalafal ladzîna ûtul kitâbi illâ min ba’di mâ jâ`ahumul ‘ilmu baghyan bainahum, wa man yakfur bi âyâtillâhi fa-`innallôha sarî’ul hisâb (Q.S. ....), ayat qulillâhumma mâliakal-mulk (....), dan tiga ayat dari surah Al-A’râf yang dimulai dari inna robbakumullôh hingga minal muhsinîn (ayat 54-56). Setelah itu, bacalah sebanyak 3 kali bacaan berikut ini:
Maha suci Tuhan-Mu, Tuhan (pemilik) segala kemuliaan dari segala sifat yang mereka sifatkan (untuk-Nya), salam sejahtera untuk para rasul dan segala puji bagi Allah Tuhan, semesta alam.
Kemudian bacalah juga sebanyak 3 kali doa berikut:
Ya Allah, limpakanlah shalawat atas Muhammad dan keluarganya, permudahlah segala urusanku dan curahkanlah rezeki atasku, baik
yang kusangka mapun yang tak kusangka.
Doa di atas adalah doa yang telah diajarkan oleh malaikat Jibril kepada Nabi Yusuf as ketika beliau harus mendekam di dalam penjara. Setelah itu, peganglah jenggot Anda dengan tangan kanan dan bukalah telapak tangan kiri Anda ke arah langit seraya membaca doa berikut ini sebanyak 7 kali:
Wahai Tuhan Muhammad dan keluarga Muhammad, limpahkanlah salawat atas Muhammad dan keluarga Muhammad, dan percepatlah faraj keluarga Muhammad.
Dalam kondisi yang sama bacalah doa berikut ini sebanyak 3 kali:
Wahai Dzat yang maha agung dan mulia, limpahkanlah salawat atas Muhammad dan keluarga Muhammad, kucurkanlah rahmat-Mu atas diriku dan jagalah daku dari sengatan api neraka.
Kemudian bacalah surah At-Tauhid (qul huwallôhu ahad ) sebanyak 12 kali, lalu bacalah doa berikut ini:
Ya Allah, aku mohon kepada-mu dengan nama-Mu yang tersembunyi, suci dan penuh berkah, dan akku mohon kepada-Mu dengan nama yang agung dan
kerajaan-Mu yang qadim. Wahai pemberi segala anugerah, wahai pembebas para tawanan, wahai pembebas makhluk dari api neraka, aku mohon kepada-Mu supaya melimpahkan shalawat
atas Muhammad dan keluarganya, membebaskanku dari cengkraman api neraka, mengeluarkanku dari jeratan dunia dengan (iman yang) selamat, memasukkanku ke dalam surga
dengan aman, dan menjadikan awal doaku adalah kesejahteraan, pertengahannya adalah kemenangan dan akhirnya adalah kemaslahatan. Sesungguhnya Engkau Maha Mengetahui segala yang ghaib.
Termaktub di dalam kitab ash-Shahîfah al-‘Alawiyah bahwa ta’qîb shalat wajib harian adalah sebagai berikut:
Wahai Dzat yang tidak disibukkan oleh permohonan (seseorang untuk) mendengar permohonan yang lain, wahai Dzat yang tidak dirancaukan oleh permintaan para peminta, wahai Dzat yang tidak merasa terusik oleh jeritan orang-orang yang mengadu (kepada-Nya),
anugerahkanlah kepadaku sejuknya maaf-Mu, manisnya rahmat dan pengampunan-Mu.
Selanjutnya bacalah doa berikut ini:
Ilahi, inilah shalatku, aku mengerjakannya bukan karena karena Engkau butuh dan menginginkannya. (Aku mengerjakannya) semata karena mengagungkan-Mu, menaati dan tunduk-patuh
terhadap segala perintah-Mu. Ilahi, jika di dalam ruku’ atau sujudnya terdapat kekurangan, janganlah Kau siksa aku, dan
terimalah shalatku (apa adanya) serta ampunilah aku.
Begitu juga, setelah melaksanakan shalat wajib bacalah doa ini yang gunanya untuk menguatkan hafalan yang telah diajarkan Rasulullah SAWW kepada Amirul Mukminin as berikut ini:
Maha suci Dzat yang tak pernah melalimi para hamban-Nya, maha suci Dzat yang tidak menyiksa para penduduk bumi dengan beraneka-ragam siksa, maha suci
Dzat yang Maha Asih dan Pengasih. Ya Allah, limpahkanlah cahaya, kepahaman dan ilmu di dalam hatiku. Sesungguhnya Engkau Maha mampu atas segala sesuatu.
Disebutkan di dalam kitab Mishbâh, karya Syeikh Al-Kaf’amî bahwa setelah selesai mengerjakan shalat wajib harian, bacalah bacaan berikut sebanyak 3 kali:
Aku serahkan diriku, agama, keluarga, harta-benda, anak cucu, seluruh saudara seagamaku, rezeki yang dillimpahkan Tuhanku kepadaku, akibat perbuatan dan
semua orang yang kuanggap penting kepada Allah yang Maha Esa, Tunggal, tidak pernah merasa membutuhkan, tidak beranak dan tidak pula diperanakkan dan tidak seorang pun menyamai-Nya. (Kuserahkan semua itu) kepada Tuhan waktu pagi
(supaya terjaga) dari kejahatan semua ciptaan-Nya, dari kejahatan gelap-gulita ketika nampak, dari kejahatan para wanita penyihir yang meniupkan sihirnya melalui perantara tali-temali dan dari kejahatan para penghasud ketika menghasud.
(Aku serahkan semua itu) kepada Tuhan manusia, raja pemiliki manusia (agar tetap terjaga) dari kejahatan setan yang menyusup yang selalu membimbangkan hati manusia,
baik dari bangsa jin atau manusia.
Dinukil dari tulisan tangan Syeikh Syahid bahwa Rasulullah SAWW bersabda: “Barangsiapa menghendaki supaya Allah tidak memperlihatkan amalan jeleknya dan buku kejahatannya (kepada orang lain), maka bacalah doa ini setiap setelah selesai mengerjakan shalat wajib:
Ya Allah, sesungguhnya ampunan-Mu lebih kuharapkan dari pada amalanku dan rahmat-Mu lebih luas dari dosaku. Ya Allah, jika dosaku menggunung di sisi-Mu,
maaf-Mu lebih agung dari dosaku. Ya Allah, jika aku tidak pantas menerima limpahan rahmat-Mu, rahmat-Mu layak untuk meliputi seluruh diriku,
karena ia meliputi segala sesuatu. Dengan rahmat-Mu wahai Dzat yang lebih pengasih dari para pengasih.
Ibnu Babawaeh berkata: “Setelah Anda membaca Tasbîhât Fathimah az-Zahra` as, bacalah doa berikut:
Ya Allah, Engkau adalah (sumber) kedamaian, dari-Mu, milik-Mu dan kepada-Mu akan kembali segala kedamaian. Maha Suci Tuhanmu dari segala sifat
yang mereka sifatkan (untuk-Nya). Limpahan salam sejahtera semoga tercurahkan kepada para rasul, dan segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam. Salam sejahtera, rahmat dan berkah Allah semoga terlimpahkan kepadamu, wahai Nabi SAWW,
salam sejahtera semoga terlimpahkan kepada para imam, penunjuk makhluk (ke jalan Allah) dan yang mendapat petunjuk, kesejahteraan semoga tercurahkan atas seluruh nabi, rasul dan malaikat Allah,
kesejahteraan semoga terlimpahkan kepada kita semua dan para hamba Allah yang salih, salam sejahtera bagi Ali Amirul Mukminin, salam sejahtera bagi Al-Hasan
dan Al-Husein, penghulu para pemuda penghuni surga, salam sejahtera bagi Ali bin Al Husein Zainal Abidin, salam sejahtera
bagi Muhammad bin Ali Al-Baqir, salam sejahtera bagi Ja’far bin Muhammad AshShadiq, salam sejahtera bagi Musa
bin Ja’far Al-Kazhim, salam sejahtera bagi Ali bin Musa Ar-Ridha, salam sejahtera bagi Muhammad bin Ali Al-Jawad,
salam sejahtera bagi Ali bin Muhammad Al-Hadi, salam sejahtera bagi Hasan bin Ali Al-‘Askari, salam sejahtera bagi
Al-Hujjah bin Hasan Al-Mahdi. Semoga salawat Allah tercurahkan atas mereka semua.
Setelah membaca bacaan di atas, mintalah setiap hajat yang Anda inginkan kepada Allah”. Syeikh Al-Kaf’amî berkata: “Bacalah setela selesai mengerjakan shalat wajib harian bacaan berikut ini:
Aku rela Allah sebagai Tuhanku, Islam sebagai agamaku, Muhammad SAWW sebagai nabiku, Ali, Al-Hasan,
Al-Husein, Ali, Muhammad, Ja’far, Musa, Ali, Muhammad, Ali, Hasan dan Mahdi as
Sebagai pemimpin dan panutanku. Aku berwilayah kepada mereka dan membebaskan diri dari musuh-musuh mereka.
Kemudian bacalah doa berikut sebanyak 3 kali:
Ya Allah, aku mohon kepada-Mu ampunan, keselamatan dan kesejahteraan di dunia dan akhirat Pasal II Ta’qîb Khusus Shalat Wajib Harian
a. Ta’qîb Shalat Zhuhur Dinukil dari Kitab Mishbâh al-Mutahajjid
Tiada Tuhan selain Allah Yang Maha Agung nan Lemah-lembut, tiada Tuhan selain Allah, Tuhan ‘Arsy Yang Maha Penderma, segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam. Ya Allah, aku
mohon kepada-Mu segala yang dapat mendatangkan rahmat dan ampunan-Mu, manfaat dari setiap kebaikanku dan keterjagaan dari setiap dosa. Ya Allah, jangan Kau sisakan
bagiku dosa kecuali Engkau ampuni, tidak pula kesusahan kecuali Engkau sirnakan, tidak juga penyakit kecuali Engaku sembuhkan, tidak pula aib kecuali Engkau tutupi, tidak juga rezeki kecuali
Engkau limpahkan, tidak pula rasa takut kecuali Engkau amankan, tidak juga keburukan kecuali Engkau cegah, dan tidak pula hajat yang Kau ridhai dan penyebab maslahat bagiku kecuali Engkau anugerahkan.
Wahai Dzat yang lebih asih dari para pengasih. Amin, robbal ‘âlamîn.
Dan bacalah bacaan berikut ini sebanyak 10 kali:
Hanya kepada Allah aku berpegang teguh, hanya kepada Allah aku percaya dan hanya kepada Allah aku menyerahkan diri.
Kemudian bacalah doa berikut ini:
Ya Allah, jika besar dosa-dosaku, Engkau adalah lebih besar, jika banyak kesalahanku, Engkau adalah Maha Agung, jika sifat kikir mengeliliti sekujur tubuhku, Engkau adalah Maha Penderma.
Ya Allah, ampunilah dosa-dosaku yang banyak ini dengan ampunan-Mu yang agung dan kesalahanku yang banyak ini dengan anugerah-Mu, dan lenyapkanlah sifat kikirku dengan
Kedermawanan-Mu. Ya Allah, semua nikmat yang tercurahkan kepada kami adalah dari-Mu, tiada Tuhan selain-Mu. Aku mohon ampun dan taubat kepada-Mu. b. Ta’qîb Shalat Ashar Dinukil dari Kitab Mishbâh al-Mutahajjid
( ) Aku mohon ampun kepada Allah yang tiada Tuhan selain Dia, Maha Hidup, Tega r, Pengasih, Penyayang dan Agung. Aku mohon kepada-Nya agar
menerima tobatku, tobat seorang hamba yang hina-dina, papa, miskin, tak berdaya, berlindung (kepada-Mu), tidak memiliki kemampuan untuk mendatangkan manfaat,
bahaya, kematian, kehidupan bagi dirinya dan (membela diri) pada hari kebangkitan (di hari Kiamat kelak).
Kemudian bacalah bacaan berikut ini:
Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari hawa nafsu yang tidak pernah puas, dari hati yang tidak khusyu’, dari ilmu yang tidak bermanfaat, dari shalat yang tidak diangkat,
dan dari doa yang tidak didengarkan. Ya Allah, aku mohon kepada-Mu kelapangan setelah (ditimpa) kesengsaraan, kebahagiaan setelah (dihujani) kesusahan dan kemudahan setelah (ditimpa) kesulitan.
Ya Allah, segala nikmat yang tercurahkan kepada kami adalah dari-Mu, tiada Tuhan selain-Mu, aku mohon ampun dan bertobat kepada-Mu.
Diriwayatkan bahwa Imam Shadiq as berkata: “Barangsiapa yang membaca istighfar setelah shalat Ashar sebanyak 70 kali, Alah akan mengampuni tujuh ratus dosa (yang pernah dilakukannya)”. Juga diriwayatkan bahwa Imam Muhammad Al-Jawâd as berkata: “Barangsiapa setelah mengerjakan shalat Ashar membaca surah innâ anzalnâhu fî lailatil qadr sebanyak 10 kali, pada hari Kiamat surah tersebut akan menjelma sebagai pahala sebanyak amalan para makhluk di dunia ini baginya”. Disunnahkan di setiap pagi dan sore membaca doa Al-‘Asyarât . Dan waktu yang paling baik untuk membaca doa tersebut adalah setelah mengerjakan shalat Ashar pada hari Jumat. Doa ini akan disebutkan setelah ini. c. Ta’qîb Shalat Maghrib Dinukil dari Kitab Mishbâh al-Mutahajjid
Setelah membaca Tasbîhât Fathimah Az-Zahra` as, bacalah:
Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bershalawat atas Nabi SAWW. Wahai orang-orang yang beriman, bacalah shalawat dan salam atasnya. Ya Allah, limpahkanlah shalawat
atas Muhammad, anak-cucu dan Ahlulbaitnya.
Kemudian bacalah bacaan berikut ini sebanyak 7 kali:
Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih nan Penyayang, dan tiada daya dan kekuatan melainkan dengan (pertolongan) Allah Yang Maha Tinggi dan Agung.
Setelah itu bacalah bacaan berikut ini sebanyak 3 kali:
Segala puji bagi Allah yang akan mengerjakan segala yang dikehendaki dan tidak mengerjakan segala yang dikehendaki selain-Nya.
Kemudian bacalah:
Maha Suci Engkau, tiada Tuhan selain-Mu. Ampunilah seluruh dosaku, karena hanya Engkaulah yang dapat mengampuni seluruh dosa.
Setelah itu, kerjakanlah shalat sunnah Maghrib sebanyak empat rakaat dengan dua kali salam, dan janganlah berbicara di antara dua rakaat petama dan dua rakaat kedua tersebut. Syeikh berkata: “Telah diriwayatkan bahwa disunnahkan (dalan shalat sunnah Maghrib tersebut) untuk membaca surah Al-Kâfirûn pada rakaat pertama dan surah AtTauhîd pada rakaat kedua (setelah membaca surah Al-Fâtihah). Sedangkan untuk dua rakaat sisanya bebas”. Diriwayatkan bahwa Imam Ali Al-Hadi as membaca surah Al-Fâtihah dan ayat pertama surah Al-Hadîd hingga ayat yang berbunyi wa huwa ‘alîmun bidzâtis sudûr pada rakaat ketiga dan membaca surah Al-Fâtihah dan akhir surah Al-Hasyr dari ayat yang berbunyi lau anzalnâ hâdzal Qur`ân pada rakaat keempat. Pada sujud terkahir shalat sunnah tersebut (sujud terakhir rakaat keempat—Pen.) disunnahkan membaca doa berikut ini, khususnya di malam Jumat sebanyak 7 kali:
Ya Allah, aku mohon kepada-Mu dengan kemuliaan-Mu dan dengan kerajaan-Mu yang azali agar Engkau melimpahkan shalawat atas Muhammad dan keluarganya dan
mengampuni dosa-dosaku yang besar, karena tiada yang dapat mengampuni dosa yang besar kecuali Dzat Yang Maha Besar.
Setelah Anda selesai mengerjakan shalat sunnah Maghrib, bacalah Ta’qîb sesuka hati Anda. Bacalah bacaan berikut ini sebanyak 10 kali:
Segala yang Allah kehendaki (pasti akan terjadi), tiada kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah, aku mohon ampun kepada Allah.
Kemudian bacalah:
Ya Allah, aku mohon kepada-Mu segala yang dapat mendatangkan rahmat-Mu, pengampunan-Mu yang tak tergoyahkan, keselamatan dari sengatan api neraka dan segala bencana, kemenangan
(
)
dengan masuk surga, keridhaan-Mu di dunia akhirat dan berkumpul dengan Nabi-Mu SAWW. Ya Allah, segala nikmat yang kami miliki
adalah dari-Mu, tiada Tuhan selain-Mu, aku mohon ampun dan bertobat kepada-Mu.
Disunnahkan mengerjakan shalat Ghufailah antara shalat Maghrib dan Isya`. Shalat ini adalah dua rakaat. Pada rakaat pertama setelah membaca surah Al-Fâtihah bacalah:
Pada rakaat kedua setelah membaca surah Al-Fâtihah bacalah:
Setelah itu bacalah doa qunut berikut ini (sebelum ruku’):
... Ya Allah, aku mohon kepada-Mu dengan kunci-kunci alam ghaib yang tiada seorang pun mengetahui kecuali Engkau agar Engkau melimpahkan shalawat kepada Muhammad dan keluarganya, dan menganugerhakan kepadaku ... (sebutkanlah hajat Anda).
Kemudian bacalah:
Ya Allah, Engkau adalah pemilik nikmatku, mampu untuk mengabulkan segala permintaanku dan mengetahui segala keinginanku. Aku mohon kepada -Mu dengan hak Muhammad dan keluarganya SAWW
untuk mengabulkan segala permintaanku.
Kemudian sebutkanlah segala hajat dan keinginan Anda. Diriwayatkan bahwa barangsiapa yang mengerjakan shalat Ghufailah ini dan memohon segala keinginannya kepada Allah, niscaya Ia akan mengabulkan segala permohonannya itu. d. Ta’qîb Shalat Isyâ` Dinukil dari Kitab Mishbâh al-Mutahajjid
Ya Allah, aku tidak mengetahui di mana rezekiku berada, aku mencarinya hanya sesuai dengan rekaan-rekaan hatiku. Oleh karena itu, aku mencarinya
di setiap negeri bak orang kebingungan. Aku tidak tahu apakah rezeki itu berada di tanah yang lapang atau di pegunungan, di bumi atau di langit,
di daratan atau di lautan, di tangan siapa atau (datang) dari siapa. Aku hanya tahu bahwa ilmunya ada di sisi-Mu, sebab-sebabnya ada di tangan-Mu,
Engkau yang membagi-bagikannya (di antara para makhluk) dengan kemurahn-Mu dan Engkau jualah yang menyiapkan segala faktor keberadaannya denga n rahmat-Mu. Ya Allah, limpahkanlah shalawat atas Muhammad dan keluaraganya, lapangkanlah rezeki Mu untukku,
mudahkanlah aku mencarinya, dekatkanlah tempat mencarinya (bagiku), janganlah Kau siksa aku dengan mencarinya di suatu tempat yang Engkau tidak menentukan rezekiku berada di ditu, karena Engkau tidak membutuhkan
(
)
siksaanku dan aku sangat memerlukan kasih sayang-Mu. Limpahkanlah shalawat atas Muhammad dan keluarganya, anugerahilah hamba-Mu ini dengan kemurahan-Mua, karena Engkau adala pemilik
kemurahan yang luar biasa.
Pengarang kitab berkata: “Doa ini adalah salah satu doa untuk meminta rezeki”. Disunnahkan juga setelah shalat Isya` untuk membaca surah Al-Qadr sebanyak 7 kali, dan dalam shalat Wutairah (shalat sunnah dua rakaat setelah shalat Isya` dan dilakukan dalam keadaan duduk) membaca seratus ayat al-Qur’an. Sebagai ganti dari seratus ayat tersebut, disunnahkan membaca surah Al-Wâqi’ah pada salah satu rakaat dan surah AtTauhîd pada rakaat yang lain. e. Ta’qîb Shalat Shubuh Dinukil dari Kitab Mishbâh al-Mutahajjid
Ya Allah, limpahkanlah shalawat atas Muhammad dan keluarganya, tunjukilah aku dengan izin-Mu ketika kebenaran sudah dipertentangkan, karena Engaku akan memberikan petunjuk kepada orang yang Kau kehendaki
ke jalan yang lurus.
Dan bacalah shalawat berikut ini sebanyak 10 kali:
Ya Allah, limpahkanlah salawat atas Muhammad dan keluarganya, para wasi yang pasrah (atas segala ketentuan Allah) dan dicintai (oleh para makhluk) dengan shalawat -Mu yang teristimewa, dan limpahkan berkah-Mu atas mereka
dengan berkah-Mu yang teristimewa. Semoga kesejahteraan, rahmat Allah dan berkah Nya senantiasa terlimpahkan atas mereka, ruh dan badan mereka.
Shalawat ini dengan keistimewaan yang luar biasa juga dianjurkan untuk dibaca pada sore hari Jumat. Dan bacalah juga doa berikut ini:
Ya Allah, hidupkanlah aku di atas jalan yang Engkau telah menghidupkan Ali bin Abi Thalib di atasnya, dan matikanlah aku di atas jalan yang Ali bin Abi Thalib telah meneguk madu kematian di atasnya.
Bacalah doa-doa berikut secara bergantian masing-masing sebanyak 100 kali:
Aku mohon ampun kepada Allah dan bertobat kepada-Nya.
Aku mohon kesehatan kepada Allah.
Aku berlindung kepada Allah dari sengatan api neraka.
Dan aku mohon surga kepada-Nya.
Aku mohon Hurul ‘Ain kepada Allah.
Tiada Tuhan selain Allah, Raja Yang Maha Benar dan Jelas.
Katakanlah (wahai Muhammad) bahwa Allah itu Maha Esa, Allah tempat bergantung, tidak beranak dan tidak diperanakkan, dan tidak seorang pun yang sejajar dengan-Nya.
Semoga Allah selalu mencurahkan shalawat atas Muhammad dan keluarganya.
Maha Suci Allah, segala puji bagi-Nya, tiada Tuhan selain Allah, Allah Maha Agung dan tiada daya dan kekuatan kecuali dengan (pertolongan) Allah Yang Maha Tinggi nan Agung.
Setiap yang dikehendaki oleh Allah pasti akan terjadi, tiada daya dan kekuatan kecuali dengan (pertolongan) Allah Yang Maha Tinggi nan Agung.
Setelah itu bacalah doa berikut ini:
Ya Allah, aku memasuki pagi hari ini dengan berpegang teguh kepada perlindungan-Mu yang kokoh dan tak tertandingi, (jagalah aku) dari kejahatan orang zalim dan penodong jalanan, dari
kejahatan setiap makhluk yang Kau ciptakan, baik yang bisu maupun yang dapat berbicara dalam perlindungan-Mu, (lindungilah aku) dari setiap yang menakutkan dengan baju indah
wilayah Ahlulbait Nabi-Mu, (ya Allah, aku memasuki pagi hari ini) dengan berlindung (kepada-Mu) dari setiap makhluk yang hendak menggangguku dengan perantara dinding kokoh keikhlasan, pengakuan
atas hak-hak Ahlulbait dan berpegang teguh dengan tali (wilayah) mereka seraya meyakini bahwa kebenaran adalah untuk mereka, bersama mereka, di dalam diri mereka dan dengan perantara mereka, aku mencintai setiap orang yang mereka cintai dan menjauhi setiap orang yang
mereka jauhi, lindungilah aku ya Allah, wahai Dzat Yang Maha Agung dari kejahatan setiap makhluk yang kutakutkan, aku menyingkirkan musuh-musuhku dari diriku dengan pertolongan Dzat Pencipta langit dan
bumi (yang berfirman): “Kami membuat tabir di depan dan belakang mereka (para musuh keimanan) lalu Kami tutup mata mereka sehingga mereka tidak dapat melihat”.
Doa (terakhir) ini adalah doa Amirul Mukminin as yang dibaca pada peristiwa Lailatul Mabît dan dianjurkan juga untuk dibaca di pagi dan sore hari. Dalam kitab At-Tahdzîb diriwayatkan bahwa barangsiapa membaca doa:
Maha Suci Allah Yang Maga Agung, aku memuji-Nya, tiada daya dan kekuatan kecuali dengan (pertolongan) Allah Yang Maha Tinggi nan Maha Agung
setelah melaksanakan shalat Shubuh sebanyak 10 kali, maka Allah akan menjaganya dari kebutaan, kegilaan, penyakit Lepra, kemiskinan, dan keambrukan rumah (timpat tinggal) atau bicara ngelantur di masa tua. Syeikh Al-Kulainî ra meriwayatkan bahwa Imam Shâdiq as berkata, “Barangsiapa membaca:
sebanyak 7 kali setelah melaksanakan shalat Shubuh dan Maghrib, maka Allah akan menjauhkan 70 jenis malapetaka darinya, yang paling ringan adalah angin topan, Lepra, dan kegilaan. Jika ia tertulis di dalam golongan orang-orang yang celaka, hal itu akan dihapus dan ia akan dimasukkan ke dalam golongan orang-orang yang jaya”. Syeikh Al-Kulainî ra juga meriwayatkan dari beliau bahwa untuk kepentingan dunia dan akhirat serta menyembuhkan sakit mata, dianjurkan untuk membaca doa berikut ini setelah shalat Shubuh dan Maghrib:
Ya Allah, aku mohon kepada-Mu dengan perantara hak Muhammad dan keluarganya yang ada di pundak-Mu, limpahkanlah salawat atas Muhammad dan keluarga Muhammad, ciptakanlah cahaya di
mataku, kearifan (di hatiku) akan agamaku, kayakinan di hatiku, keikhlasan dalam amalku, keselamatan dalam jiwaku, kelapangan
dalam rezekiku, dan jadikanlah aku) selalu bersyukur kepada-Mu selama Engkau menghidupkanku.
Syeikh Ibnu Fahd dalam kitab ‘Uddah ad-Dâ’î meriwayatkan bahwa Imam Ridha as berkata, “Barangsiapa membaca doa berikut ini setelah shalat Shubuh, maka segala keperluannya akan dimudahkan dan Allah akan mencukupkan segala kebutuhannya:
Dengan nama Allah, semoga Allah senantiasa melimpahkan shalawat atas Muhammad dan keluarganya, dan kuserahkan segala urusanku kepada Allah, karena Ia Maha Mengetahui tentang hamba-hamba-Nya, maka Allah menjaganya
dari kejahatan makar yang telah mereka rencanakan, tiada Tuhan selain Engkau, Maha Suci Engkau, sesungguhnya aku termasuk dalam golongan orang-orang yang zalim, kemudian Kami kabulkan permintaannya dan selamatkannya dari lautan kesedihan,
dan begitulah Kami menyelamatkan orang-orang yang beriman, cukuplah Allah bagi kami dan Dialah sebaik-baik penolong, maka mereka mendapatkan nikmat dan anugerah dari Allah yang tak ternodai oleh keburukan sedikit pun,
segalanya sesuai dengan kehendak Allah, tiada daya dan kekuatan kecuali d engan pertolongan Allah, segala sesuai dengan kehendak Allah, bukan kehendak manu sia, segalanya sesuai dengan kehendak Allah meskipun seluruh manusia tidak rela,
cukuplah bagiku Pengatur (sekalian alam) dari para makhluk, cukuplah bagiku Pencipta (semesta alam) dari para makhluk, cukuplah bagi Maha Pembenri rezeki dari para pengguna rezeki, cukuplah bagiku
Alla, Pengatur semesta alam, cukuplah bagiku Dzat yang memang pantas untuk cukup bagiku, cukuplah bagiku Dzat yang senantiasa Ia cukup bagiku, cukuplah bagiku Dzat yang semenjak aku ada Ia senantiasa
cukup bagiku, cukuplah bagiku Allah, tiada Tuhan selain Dia, hanya kepada-Nyalah aku bertawakal, dan Ia adalah Tuhan ‘Arsy Yang Maha Agung.
Penulis buku berkata, “Guru kami, Tsiqatul Islâm Nûrî – semoga Allah menerangi kuburannya – menukil sebuah cerita di dalam bukunya, Dârus Salâm dari Mulla Fath Ali Sultan Abadi ra cerita tersebut adalah sebagai berikut: Mulla Muhammad Shâdiq al-‘Irâqî pernah ditimpa kesusahan dan penyakit yang sangat parah, dan tidak harapan lagi ia akan dapat menyelamatkan diri dari cengkramannya. Di suatu malam, ia bermimpi melihat sebuah kemah berkubah yang berdiri tegak di atas sebuah tanah lapang. Ia bertanya (kepada orang-orang yang berada di sekitar itu), “Siapakah gerangan pemilik kemah ini?” “Imam Mahdi Al-Muntazhar as!”, jawab mereka. Ia bergegas menjumpai beliau untuk menceritakan keadaan dirinya dan memohon doa dari beliau supaya dapat terbebaskan dari cengkraman kesusahan dan penyakit yang sedang menimpanya. Beliau akhirnya memerintahkannya untuk menjumpai salah seorang keturunan Rasulullah SAWW seraya menunjukkan kemah tempat tinggalnya kepadanya. Mulla Muhammad mohon diri dan langsung menuju ke kemah yang beliau tunjukkan tersebut. Ternyata keturunan Rasulullah SAWW yang beliau maksudkan adalah Sayid Muhammad Sultan Abadi yang waktu itu sedang duduk di atas sejadah dan sedang sibuk membaca doa dan al-Qur’an. Mulla Muhammad mengucapkan salam seraya menceritakan kesusahan yang sedang menimpa dirinya. Sayid Muhammad mengajarkan kepadanya doa pembasmi kesusahan dan pelapang rezeki. Mulla Muhammad terbangun dari tidur nyenyaknya dan rangkaian-rangkaian doa itu masih terbayang di benaknya. Ia pergi menemui Sayid Muhammad di rumahnya yang selama ini – karena satu dan lain hal – tidak bertegur-sapa dengannya. Ia sampai di rumahnya dan Sayid Muhammad berada dalam posisi seperti yang dilihatnya dalam mimpi. Ia duduk di tempat shalatnya sambil berdzikir dan beristighfar. Mulla Muhammad mengucapkan salam yang langsung dijawab oleh Sayid Muhammad dengan salam dan senyuman. Seakan-akan Sayid telah mengetahui semua yang terjadi. Mulla Muhammad meminta darinya doa yang dapat membasmi segala yang sedang menimpanya. Sayid Muhammad mengajarkan sebuah doa kepadanya seperti yang diajarkannya di dalam mimpinya. Mulla Muhammad mulai membaca doa tersebut, dan tidak lama kemudian, ia terbebas dari cengkraman kesusahan dan penyakit yang menimpanya. Doa yang diajarkan oleh Sayid Muhammad kepada Mulla Muhammad adalah sebagai berikut: Pertama,
bacalah yâ fattâh (wahai Dzat pengurai segala kesulitan) setelah fajar menyingsing sambil meletakkan tangan di atas dada sebanyak 70 kali. Kedua, bacalah doa berikut ini secara kontinyu:
Tiada daya dan kekuatan melainkan dengan pertolongan Allah, aku bertawakal kepada Dzat Yang Maha Hidup yang tidak akan pernah mati, dan segala puji bagi Allah yang tidak pernah memiliki anak, tidak
memiliki sekutudalam kerajaan-Nya, dan tidak pernah memerlukan pertolongan orang lain (karena kekuatan-Nya yang tak terbatas), dan sebutlah Ia dengan penuh keagungan.
Doa ini terdapat di dalam kitab Al-Kâfî dan pernah diajarkan oleh Rasulullah SAWW kepada salah seorang sahabat yang ditimpa kesusahan. Dengan membaca doa tersebut, tidak lama ia terbebas dari sengkraman kesusahan yang menimpanya. Ketiga,
bacalah doa yang diriwayatkan oleh Ibnu Fahd ra di atas setelah mengerjakan shalat Shubuh. Hendaknya kita menganggap penting wirid di atas dan mengerjakannya secara kontinyu. Sujud Syukur
Disunnahkan setelah melaksanakan shalat untuk melakukan sujud syukur. Dzikirdzikir yang dianjurkan untuk dibaca di dalam sujud tersebut – sebagaimana yang diriwayatkan dari Imam Ridha as – adalah sebagai berikut: a. Membaca syukron syukron sebanyak 100 kali. b. Membaca ‘afwan ‘afwan sebayak 100 kali, atau c. Membaca syukron lillâh sebanyak 3 kali. Dan yang ketiga ini adalah kadar
minimal yang harus dibaca. Doa-doa di Waktu Pagi dan Petang
Di saat terbit dan terbenamnya matahari, terdapat doa-doa dan dzikir-dzikir yang telah diriwayatkan dari Rasulullah SAWW dan para imam ma’shum as. Banyak hadis yang menganjurkan kita untuk memperhatikan kedua waktu tersebut. Di bawah ini, kami sebutkan doa-doa yang dianjurkan untuk dibaca pada kedua waktu tersebut: Pertama, Masyâyikhul Hadîts
meriwayatkan dari Imam Shadiq as bahwa selayaknya bagi setiap Muslim untuk membaca doa berikut ini sebelum matahari terbit dan terbenam sebanyak 10 kali:
Tiada Tuhan selain Allah Yang Maha Tinggal, tiada sekutu bagi-Nya, baginyalah segala kerajaan dan pujian, Ia menghidupkan dan mematikan, mematikan dan menghidupkan, dan Dia Maha Hidup
yang tak ‘kan pernah mati, hanya di tangan-Nya segala kebaikan, dan Ia Maha Ku asa atas segala sesuatu.
Dalam sebauh hadis disebutkan bahwa jika dzikir itu lupa tidak dibaca, maka dianjurkan untuk mengqadha`nya. Kedua, diriwayatkan dari Imam Shadiq as bahwa bacalah sebelum matahari terbit dan
terbenam sebanyak 10 kali:
Aku berlindung kepada Allah Yang Maha Mendengar nan Mengetahui dari godaan godaan setan yang amar dan aku berlindung kepada Allah supaya ia tidak meng uasaiku, karena Ia Maha Mendengar dan Mengetahui. Ketiga, Imam Shadiq as berkata, “Apa yang mencegah kalian untuk membaca doa ini
di setiap pagi dan petang sebanyak 3 kali?” :
Ya Allah, Dzat yang selalu merobah (pendirian) hati dan mata, tetapkanlah hatiku atas agama-Mu, janganlah Kau menyesatkannya setelah Engkau anugerahkan petunjuk kepadanya, dan karuniakanlah padaku,
rahmat-Mu, sesungguhnya Engkau Maha Pemberi, selamatkanlah aku dari siksa api neraka dengan rahmat-Mu, ya Allah, panjangkanlah umurku, lapangkanlah
rezekiku, dan limpahkanlah rahmat-Mu atas diriku, jika telah tertulis di Ummil Kitâb sebagai orang yang celaka, maka robahlah (hal itu dan) jadikanlah aku sebagai orang yang bahagia,
sesungguhnya Engkau (bisa) menghapus dan menetapkan segala sesuatu dan Ummul Kitâb itu berada di sisi-Mu. Keempat ,
diriwayatkan bahwa Imam Shadiq as berkata, “Bacalah doa berikut ini di setiap pagi dan malam”.
Segala puji bagi Allah yang akan mengerjakan setiap yang dikehendakinya dan tidak akan melaksanakan setiap yang dikehendaki oleh selain-Nya, segala puji bagi Allah sebagaimana Ia cinta untuk dipuji, segala puji bagi Allah
sebagaimana Ia pantas untuk itu, ya Allah masukkanlah aku ke dalam setiap kebaikan sebagaimana Engkau telah memasukkan Muhammad dan keluarganya ke dalamnya, d an keluarkan aku dari setiap keburukan
sebagaimana Engkau telah mengeluarkan Muhammad dan keluarganya darinya, semoga shalawat Allah senantiasa tercurahkan atas Muhammad dan keluarganya. Kelima, membaca doa berikut ini setiap pagi dan petang sebanyak 10 kali.
Di antara doa-doa yang dianjurkan untuk dibaca pada kedua waktu tersebut adalah doa al-‘Asyarât yang akan disebutkan nanti. Pasal III Doa-doa Harian
Di pasal ini akan kami sebutkan doa-doa harian yang telah kami nukil dari kitab Mulhaqât ash-Shahifah as-Sajjâdiyah.
a. Doa Ha Hari Ahad
Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang
Dengan nama Allah, Dzat yang tak kuharapkan kecuali anugerahn-Nya, tak kutakuti keduali keadilan-Nya, tak kupercaya kecuali firman-Nya, dan aku tidak berpegang-teguh kecuali kepada tali (cinta)-Nya,
Aku berlindung kepada-Mu, wahai Dzat Yang Maha Pengampun dan penuh kerelaa dari kezaliman dan (sifat) permusuhan, silih bergantinya (peristiwa masa dan kesusahan,
peristiwa-peritiwa yang tak menyenangkan, dan dari tibanya ajalku sebelum aku mempersiapkan diri, hanya kepada-Mu aku mohon petunjuk demi membenahi (keadaanku),
hanya kepada-Mu aku mohon pertolongan demi menempuh jalan keberhasilanku, hanya kepada-Mu aku memohon limpahan ‘afiat
dan keselamatan untuk selamanya, dan hanya kepada-Mu aku mohon perlindungan, ya Tuhanku, dari godaan setan serta berlindung kepada kerajan-Mu dari
kelaliman para penguasa lalim, terimalah shalat dan puasaku, jadikanlah hari esokku dan setelahnya lebih baik dari
hariku sekarang ini, muliakanlah aku di kalangan keluarga dan kaumku, dan jagalah aku dalam bangun dan tidurku, Engkau adalah Allah sebaik-baik
penjaga dan Engkau lebih pengasih dari mereka yang pengasih, ya Allah, di hari ini dan seterusnya, aku bersimpuh di haribaan-Mu demi membebaskan diri dari cengkraman syirik
dan kufur, berdoa kepada-Mu dengan tulus hati demi mengharap pengabulan-Mu, dan senantiasa akan menaati-Mu demi mengharap pahala-Mu, oleh karena itu, limpahkanlah shalawat atas
Muhammad, makhluk termulia-Mu yang mengajak (manusia untuk mengenal) hak-Mu, muliakanlah aku dengan kemuliaan-Mu yang tak pernah ternodai (oleh kehinaan), jagalah aku dengan (pengawasan) mata-Mu yang tak pernah tidur,
dan akhirilah segala urusanku dengan penyerahan penuh kepada-Mu (serta tutuplah) umurku dengan pengampunan-Mu, karena sesungguhnya Engkau Maha Pengampun dan Penyayang. b. Doa Doa Har Harii Sen Seniin
Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang
Segala puji bagi Allah yang tidak mempersaksikan seorang pun ketika menciptakan langit dan bumi, dan tidak memerlukan penolong ketika ketika menciptakan makhluk hidup, tiada
sekutu bagi-Nya dalam ke-Tuhanan dan tak tertandingi dalam ke-Esaan, lidah-lidah kalu untuk menyifati-Nya, akal-akal manusia tak mampu menyingkap hakikat-Nya,
para durjana tunduk di hadapan keagungan-Nya, wajah-wajah tertunduk karena takut kepada-Nya, dan setiap yang agung hina di hadapan kebesaran-Nya, segala puji bagi Mu
(
)
‘tuk selamanya dan salawat serta salam-Mu senantiasa tercurahkan atas Rasul-Mu, ya Allah,
jadikanlah detik pertama hariku ini sebagai kebaikan, pertengahannya sebagai kemenangan, dan akhirnya sebagai kejayaan, dan aku berlindung kepada-Mu dari sebuah hari yang dimulai dengan ketakutan,
ditengahi dengan kecemasan, dan diakhiri dengan penyakit, ya Allah, aku mohon ampun kepada-Mu jika aku bernadzar dan berjanji
kemudian tak kutepati, dan aku mohon ampun kepada-Mu (untuk mengampuni) setiap hak hamba-hamba-Mu yang ada di pundakku, jika seorang hamba atau sahaya-Mu
merasa terzalimi (haknya) oleh ulah perbuatanku, baik yang berhubungan dengan dirinya, harga diri, harta, atau keluarga dan anak-cucunya,
mengghibahnya tanpa sepengetahuannya atau menganiayanya, baik didasari oleh agoisme, hawa nafsu, kesombongan, kedengkian, riyâ`, atau fanatisme, baik ia berada di hadapanku atau tidak,
masih hidup atau sudah meninggal dunia, lalu aku tidak mampu mengembalikannya kepadanya dan meminta kerelaannya, maka aku mohon kepada-Mu wahai Dzat penggegam
segala kebutuhan (para makhluk) dan kebutuhan itu akan dikabulkan karena keh endak Nya untuk melimpahkan salawat atas Muhammad dan keluarganya,
( ) relakanlah hamba itu dengan kehendak-Mu dan anugerahkanlah rahmat-Mu kepadaku, karena pengampunan tak ‘kan mengurangi-Mu dan anugerah tak ‘kan membahayakan diri-Mu,
wahai Dzat yang lebih pengasih dari para pengasih, ya Allah, anugerahkanlah kepadaku dua nikmat di setiap hari Senin : kebahagiaan di permulaannya
dengan ketaatan kepada-Mu dan kenikmatan di penghujungnya dengan ampunan-Mu, wahai Dzat yang hanya Dialah Tuhan dan tidak ada yang dapat mengampuni dosa kecuali Dia seorang. c. Doa Hari Selasa
Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang
Segala puji bagi Allah dan segala puji adalah hak-Nya sebagaimana Ia pantas untuk memilikinya, pujian yang tak terbatas, dan akku berlindung kepada-Nya dari kejahatan nafsuku, karena hawa nafsu akan memaksaku untuk melakukan keburukan
kecuali yang mendapat rahmat Tuhanku, aku berlindung (kepada-Nya) dari kejahatan setan yang selalu (ingin) menambahkan dosa di atas dosa-dosaku, dan aku berlindung (kepada-Nya) dari orang-orang zalim
yang busuk, penguasa yang lalim dan musuh yang bertindak sewenang-wenang, ya Allah, jadikanlah aku dari tentara-Mu, karena tentara-Mu pasti akan menang, jadikanlah aku dari
golongan-Mu, karena hanya golongan-Mu yang akan jaya, dan jadikanlah aku dari para kekasih-Mu, karena para kekasih-Mu tidak akan pernah merasa takut dan
susah, ya Allah perbaikilah agamaku, karena ia adalah pemantau segala urusanku, perbaikilah akhiratku, karena ia adalah tempat tinggalku yang kekal dan tempat
pelarianku dari hidup bersama orang-orang keji nan jahat, dan jadikanlah kehidupan (ini) sebagai faktor penambah kebaikanku dan kematian sebagai pembebasku dari segala kejahatan, ya Allah,
limpahkanlah shalawat atas Muhammad, penutup segenap para nabi dan rasul, atas keluarganya yang suci, dan para sahabatnya
: yang terpilih, dan anugerahkanlah kepadaku tiga hal di hari Selasa ini : janganlah Kau biarkan dosaku kecuali Engkau mengampuninya, tidak juga kegundahan kecuali Engkau sirnakan, dan tidak juga musuh
kecuali Engkau singkirkan, dengan nama Allah, sebaik-baik nama, dengan nama Allah, Tuhan bumi dan langit kusingkirkan segala keburukan yang permulaannya adalah kemurkaan-Nya dan
kugapai segala keinginan yang permulaannya adalah keridhaan-Nya, tutuplah kehidupanku dengan pengampunan-Mu, wahai Dzat pemiliki segala kedermawanan. d. Doa Hari Rabu
Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang
Segala puji bagi Allah yang telah menjadikan malam sebagai baju, menjadikan tidur sebagai ketenangan, dan menjadikan siang sebagai tempat untuk beraktifitas, segala puji bagi-Mu yang telah membangkitkanku dari
tidurku, dan jika Engkau menghendaki, niscaya akan Kau jadikan sebagai tidur abadi, pujian abadi yang tak ‘kan pernah terputus dan tak terhitung jumlahnya oleh para makhluk, ya Allah, segala puji bagi-Mu
yang telah mencipta lalu memperindah (ciptaan itu), menentukan Qadâ` dan Qadarnya, mematikan dan menghidupkan, menyakitkan dan menyembuhkan, menganugerahkankeselamatan dan
menurunkan mala petaka, bersemayam di atas ‘Arsy dan menguasai segala kerajaan, aku memanjatkan doa kepada-Mu bak orang yang t’lah tak berdaya,
sudah dekat ajalnya, sudah pupus di dunia harapannya, sangat memerlukan kepada rahmat-Mu kemiskinannya, telah melangit
karena kelengahannya penyesalannya, telah menggunung kesalahannya, dan murni demi Dia seorang taubatnya, limpahkan salawat atas Muhammad, penutup segenap para nabi
dan atas keluarganya yang suci, anugerahkanlah kepadaku syafa’at Muhammad SAWW dan jangan Kau pisahkan aku darinya,
: sesungguhnya Engkau lebih pengasih dari para pengasih, ya Allah, takdirkanlah bagiku empat hal di hari Rabu ini : kuatkanlah aku dalam menaati-Mu,
berilah semangat kepadaku dalam beribadah kepada-Mu, rindukanlah aku akan pahala Mu, dan jauhkanlah aku dari setiap perilaku yang dapat menyebabkan siksa-Mu yang pedih, sesungguhnya Engkau Maha Lembut atas segala yang Kau kehendaki. e. Doa Hari Kamis
Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang
Segala puji bagi Allah yang telah melenyapkan malam yang gulita dengan kekuatan Nya, mendatangkan siang yang terang-benderang dengan rahmat-Nya, dan menyelimutiku dengan cahanya sedang aku
tenggelam dalam dalam nikmat-Nya, ya Allahm sebagaimana Engkau telah menghidupkan (di hari ini), pertahankanlah hidupku di hari-hari yang serupa, llimpahkanlah shalawat atas Muhammad dan keluarganya, di saat siang dan malam, jangan Kau jadikan aku risau
dengan perbuatan haram dan doa, anugerhakanlah kepadaku kabikan siang dan malam tersebut, kebaikan segala yang terdapat di dalamnya,
dan setelah (malam dan siang itu berlalu), dan jauhkan dariku keburukannya, keburukan yang terdapat di dalamnya, dan setelah (siang dan malam itu berlalu), ya Allah, demi Islam aku bertawassul kepada-Mu,
demi kesucian al-Qur’an aku bergantung kepada-Mu, dan demi Muhammad Al-Mustafâ SAWW aku memohon syafa’at ke haribaan-Mu, dengan demikian, ya Allah, ajarkanlah
kepadaku tanggungan dan kewajiban (yang dengan mengerjakannya) aku dapat berharap semua hajatku terkabulkan, wahai Dzat yang lebih pengasih dari para pengasih, ya Allah, anugerahkanlah kepadaku di hari Kamis ini lima hal yang tidak
dimiliki kecuali oleh kedermawanan-Mu dan tidak mampu (mengabulkannya) kecuali nikmat-nikmat-Mu : keselamatan sehingga ku dapat menaati-Mu, (kesempurnaan) ibadah sehingga aku berhak menerima
agungnya pahala-Mu, ketenangan jiwa dengan kelapangan rezeki yang halal, dalam situasi takut, curahkanlah rasa aman atas diriku, dan
lindungilah aku di dalam benteng-Mu dari serangan kesusahan dan kegundahan, limpahkanlah salawat atas Muhammad dan keluarganya, dan jadikanlah tawassulku
dengannya sebagai penyafaatku di hari Kiamat, sesungguhnya Engkau lebih pengasih dari para pengasih. f.
Doa Hari Jumat
Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang
Segala puji bagi Allah Yang Maha Awwal sebelum menciptakan dan menghidupkan, Maha Akhir setelah sirnanya segala sesuatu, dan Maha Mengetahui yang tak ‘kan melupakan orang yang mengingat-Nya,
tidak akan mengurangi (nikmat-Nya) orang yang bersyukur kepada-Nya, tak ‘kan kecewa orang yang memanjatkan doa kepada-Nya, dan Ia tak ‘kan memutuskan harapan orang yang menggantungkan harapan kepada-Nya, ya Allah, aku mempersaksikan-Mu – dan cukuplah
Engkau sebagai saksi –, semua malaikat-Mu, penduduk langit-Mu, para pemikul ‘Arsy Mu, para nabi dan rasul yang telah Kau utus, dan
semua jenis makhluk-Mu bahwa aku bersaksi, Engkau adalah Allah, tiada Tuhan selain Engkau, Engkau Maha Esa, tiada sekutu bagi-Mu dan tiada
yang sejajar, dan janji-janji-Mu tak ‘kan pernah diingkari dan berubah, (dan aku bersaksi), sesungguhnya Muhammad SAWW adalah hamba dan Rasul-Mu, ia telah menyampaikan risalah yang telah
Kauletakkan di atas pundaknya kepada hamba-hamba(-Mu), ia telah berjihad fî sabîlillâh dengan sungguh-sungguh, ia telah memberikan kabar gembira (kepada mereka) dengan janji pahala, dan memperingatkan mereka
dengan siksa dan ancaman yang pasti datang. Ya Allah, tetapkanlah aku atas agama-Mu selama Engkau menghidupkanku, jangan Kau sesatkan hatiku setelah Engkau menganugerhakan kepadanya petunjuk, dan limpahkanlah
rahmat-Mu atas diriku, sesungguhnya Engkau Maha Penganugerah, curahkanlah salawat atas Muhammad dan keluarganya, jadikanlah aku sebagai
pengikutnya, bangkitkanlah aku di hari Mahsyar bersama kelompoknya, dan anugerahkanlah taufik kepadaku untuk melaksanakan kewajiban-kewajiban hari Jumat, segala ketaatan yang telah Kau wajibkan pada hari itu, dan (untuk memperoleh)
anugerah yang akan Kau berikan kepada mereka yang berhak di hari pembalasan, sesungguhnya Engkau Maha Kuat nan Bijaksana. g. Doa Hari Sabtu
Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang
Bismillâh adalah dzikir orang-orang yang terjaga dari dosa dan ucapan orang-orang yang bertakwa, aku berlindung kepada Allah dari kelaliman orang-orang lalim, makar
para penghasud, dan kezaliman orang-orang zalim, dan kuhaturkan puji kepada-Nya melebihi pujian para pemuji, ya Allah, Engkau adalah Esa yang tak bersekutu dan pemilik segala sesuatu tanpa
ada yang memberikannya kepadanya, hukum-Mu tak terbantahkan dan kerajaan-Mu tak tersaingi, aku mohon kepada-Mu agar Engkau melimpahkan shalawat atas Muhammad, hamba dan Rasul-Mu,
membantuku dalam mensyukuri nikmat-nikmat-Mu sehingga ridha atas diriku, menolongku dalam menaati-Mu, senantiasa beribadah kepada-Mu dan
(
)
meraih pahala-Mu, merahmatiku dengan mencegahku dari bermaksiat kepada-Mu selama Engkau menghidupkanku, menganugerahkan taufik kepadaku
untuk mengerjakan apa yang bermanfaat bagiku selama aku masih berada (di dunia ini), melapangkan dadaku dengan Kitab-Mu, meleburkan dosa-dosaku dengan membacanya, menganugerahkan kepadaku keselamatan dalam
agama dan diriku, jangan Kau jauhkan dariku orang-orang yang dekat denganku, dan sempurnakanlah kebaikan-Mu atasku di sisa uurku ini sebagaimana Engkau telah berbuat baik (kepadaku) di
masa-masa lalu, wahai Dzat yang lebih pengasih dari para pengasih. Pasal IV Keutamaan Dan Amalan Hari Jumat
Malam dan siang hari Jumat memiliki keistimewaan, keagungan, dan keutamaan yang melebihi hari-hari yang lain. Diriwayatkan bahwa Rasulullah SAWW bersabda, “Malam dan siang hari Jumat adalah berjumlah dua puluh empat jam, dan di setiap jamnya, Allah akan membebaskan 600 ribu orang dari siksaan api neraka”. Imam Shâdiq as berkata, “Barangsiapa meninggal dunia di antara zawâl hari Kamis dan zawâl hari Jumat, maka Allah akan melindunginya dari (siksa) tekanan kubur”. (Pada kesempatan yang lain), beliau juga pernah berkata, “Hari Jumat memiliki hak dan keutamaan yang agung. Oleh karena itu, janganlah kau sia-siakan keistimewaannya, janganlah kau bermalas-malas untuk beribadah pada hari itu, dekatkanlah dirimu kepada Allah dengan amal saleh, dan tinggalkanlah segala yang diharamkan oleh-Nya. Karena Ia akan melipat-gandakan pahala ketaatan, menghapus siksa dari setiap dosa, dan meninggikan kedudukan mukminin di dunia dan akhirat. Malam harinya memiliki
keutamaan seperti siang harinya. Jikaengkau mampu, kerjakanlah shalat dan (panjatkanlah) doa pada malam itu hingga waktu Shubuh tiba. Sesungguhnya Allah – pada malam itu – akan menurunkan para malaikat ke langit pertama demi menambah kemuliaan mukminin dengan melipat-gandakan kebaikan dan menghapus dosa-dosa mereka. Allah adalah Maha Dermawan dan luas anugerah-Nya”.
Dalam sebuah hadis yang lain beliau berkata, “Kadangkala seorang mukmin memanjatkan sebuah doa demi sebuah hajat, akan tetapi, Allah tidak mengabulkannya hingga datang hari Jumat, dan (dengan itu) Ia ingin melipat-gandakan keutamaan hari Jumat”. Beliau melanjutkan, “Ketika saudara-saudara Nabi Yusuf as memohon doa dari Nabi Ya’qûb as supaya kesalahan-kesalahan mereka diampuni, beliau menjawab, “Saufa astaughfiru lakum rabbî! (Aku akan memintakan ampun kepada Tuhanku demi kalian)”. Beliau melanjutkan, “Nabi Ya’qûb as mengundurkan (permohonan ampunnya) hingga waktu sahar malam Jumat tiba supaya hal itu terkabulkan”. Beliau juga berkata, “Ketika malam Jumat tiba, ikan-ikan di laut akan mengangkat kepala mereka di atas permukaan air laut dan binatang-binatang buas padang pasir akan mendongakkan kepada mereka seraya menyeru Allah, “Ya Allah, jangan Kau siksa kami karena dosa-dosa manusia”. Diriwayatkan bahwa Imam Bâqir as berkata, “Allah SWT akan memerintahkan seorang malaikat di setiap malam Jumat dari atas ‘Arsy untuk berseru dari permulaan hingga akhir malam atas nama-Nya, “Apakah ada seorang hamba mukmin yang menyeru-Ku sebelum waktu Shubuh tiba untuk (kepentingan) dunia dan akhiratnya, lalu akan Kukabulkan seruannya?; Apakah ada seorang hamba mukmin yang bertobat dari dosanya sebelum waktu Shubuh tiba, lalu akan Kuterima tobatnya?; Apakah ada seorang hamba mukmin yang telah Kusempitkan rezekinya, kemudian ia memohon kepada-Ku demi kelapangan rezekinya sebelum waktu Shubuh tiba, lalu akan Kulapangkan rezekinya?; Apakah ada seorang hamba mukmin yang sedang ditimpa penyakit, kemudian ia menyeru-Ku demi kesembuhannya sebelum waktu Shubuh tiba, lalu akan Kusembuhkan penyakitnya?; Apakah ada seorang hamba mukmin yang sedang dilanda kesedihan dan mendekam di dalam penjara, kemudian ia berdoa kepada-Ku demi kebebasannya dari jeruji penjara dan cengkraman kesedihannya sebelum waktu Shubuh tiba, lalu akan Kukabulkan doanya itu?; Apakah ada seorang hamba mukmin yang terzalimi, kemudian ia memohon kepadaku supaya ia terbebaskan dari kelaliman orang yang melaliminya sebelum waktu Shubuh tiba, lalu Aku akan membalaskan dendamnya dan mengembalikan haknya kepadanya?” Malaikat itu terus melantunkan seruannya hingga waktu Shubuh tiba”. Diriwayatkan bahwa Amirul Mukminin as berkata, “Allah SWT telah memilih hari Jumat dari sekian hari-hari yang ada, menjadikan siang harinya sebagai hari raya, dan malamnya seperti siang harinya”. Di antara sekian keutamaan yang dimiliki oleh hari Jumat adalah sebagai berikut: a. Setiap hajat yang diminta kepada Allah pada hari itu pasti akan terkabulkan.
b. Seseorang yang telah mendapatkan siksa ketika memanjatkan doa di malan dan siang hari Jumat, maka Allah akan menghapuskan siksa tersebut (dari dirinya). c. Pada malam Jumat, Allah akan menetapkan dan mengesahkan setiap ketentuan yang telah Ia taqdir -kan. Atas dasar ini, hari Jumat adalah hari yang teristimewa. Diriwayatkan bahwa Imam Shâdiq as berkata, “Jauhilah perbutan dosa di malam Jumat. Karena siksaan setiap (perbuatan) dosa di malam itu akan dilipat-gandakan, sebagaimana pahala kebajikan juga akan dilipat-gandakan. Barangsiapa meninggalkan bermaksiat kepada Allah di malam Jumat, maka Ia akan mengampuni dosa-dosanya yang telah berlalu, dan barangsiapa melakukan maksiat secara terang-terangan di malam itu, maka Ia akan menyiksanya sesuai dengan dosa-dosa (yang pernah dilakukannya) selama ia hidup, dan Ia akan melipat-gandakan siksaannya”. Diriwayatkan dengan sanad mu’tabar dari Imam Ridha as bahwa Rasulullah SAWW bersabda, “Hari Jumat adalah hari yang paling agung. Allah SWT – pada hati itu – akan melipat-gandakan pahala kebajikan, menghapus setiap dosa, meninggikan setiap kedudukan, mengabulkan setiap doa, menghilangkan setiap kesulitan dan kesedihan, dan memenuhi setiap hajat sebesar apapun. (Hari Jumat adalah) hari bertambahnya segala sesuatu; Allah akan memperbanyak rahmat-Nya bagi para hamba dan memnyelamatkan manusia dari siksa api neraka. Dengan demikian, barangsiapa menyeru Allah pada hari itu dengan mengetahui hak dan kehormatan-Nya, maka Ia akan menyelamatkannya dari siksa api neraka. Barangsiapa meninggal dunia di siang atau malam hari Jumat, maka ia akan memiliki pahala para syahîd dan akan dibangkitkan pada hari Kiamat kelak dengan teramankan dari siksa Ilahi. Dan barangsiapa meremehkan kehormatan hari Jumat atau mengerjakan apa yang diharamkan oleh Allah, maka Ia akan membakarnya dengan api neraka kecuali jika ia bertobat”. Diriwayatkan dengan sanad mu’tabar dari Imam Muhammad Al-Bâqir as, “Matahari tidak akan terbit di suatu hari yang lebih istimewa dari hari Jumat. Ketika ayam-ayam saling berjumnpa pada hari itu, mereka saling mengucapkan salam seraya berkata, “Hari ini adalah hari yang agung”. Diriwayatkan dengan sanad mu’tabar dari Imam Shâdiq as, “Barangsiapa mendapatkan hari Jumat, hendaknya ia tidak menyibukkan diri kecuali dengan ibadah. Karena Allah – pada hri itu – akan mengampuni dosa-dosa hamba-Nya dan mencurahkan rahmat atasnya”. Keutamaan hari Jumat sangatlah banyak, dan tidak mungkin semuanya disebutkan pada kesempatan ini. Amalan-amalan di Malam Jumat
Amalan-amalan malam Jumat adalah sangat banyak sekali, dan pada kesempatan ini kami akan menyebutkan sebagiannya:
Pertama,
banyak membaca “subhânallôhi wal hamdulillâhi wa lâ ilâha illôhu wallôhu akbar” dan shalawat. Dalam sebuah hadis disebutkan, “Malam Jumat berlimpah cahaya dan siang harinya terang-benderang (oleh cahaya spiritual). Perbanyaklah membaca “subhânallôhi wal hamdulillâhi wa lâ ilâha illôhu wallôhu akbar” dan mengirim shalawat kepada Muhammad dan keluarganya”. Dalam sebuah hadis, minimal shalawat yang harus dibaca di malam ini adalah 100 kali. Jika lebih banyak dari itu, hal itu adalah lebih baik. Imam Shâdiq as berkata, “Membaca shalawat untuk Muhammad dan keluarganya as pada malam Jumat sama dengan seribu kebajikan, menghapus seribu kejelekan, dan mengangkat kedudukan seribi derajat”. Disunnahkan juga mengirimkan shalawat kepada Nabi Muhammad SAWW dan keluarga beliau as setelah mengerjakan shalat ‘Ashar pada hari Kamis hingga akhir hari Jumat. Diriwayatkan dengan sanad yang sahîh bahwa Imam Shâdiq as berkata, “Ketika sore hari Kamis tiba, para malaikat turun dari langit dengan membawa pena-pena emas dan buku-buku yang terbuat dari perak. Mereka tidak akan menulis (dengan pena-pena itu) di sore hari Kamis, malam, dan siang hari Jumat kecuali shalawat atas Muhammad dan keluarganya”. Syeikh Thûsî ra berkata, “Pada hari Kamis, disunnahkan membaca salawat atas Muhammad SAWW sebanyak 1000 kali, dan yang lebih utama adalah sebagai berikut:
Ya Allah, limpahkanlah shalawat atas Muhammad dan keluarganya, segerakanlah faraj mereka, dan musahkanlah musuh-musuh mereka, (baik yang berasal) dari jin maupun manusia, dari makhluk-makhluk terdahulu hingga sekarang
Membaca shalawat di atas sebanyak 100 kali di sore hari Kamis hingga akhir hari Jumat memiliki keutamaan yang tak terhingga”. Beliau juga berkata, “Di sore hari Kamis disunnahkan membaca istighfâr berikut ini:
Aku mohon ampun kepada Allah yang tiada Tuhan selain Dia, Dzat Yang Maha hidup nan Tegar, dan aku bertobat kepada-Nya, tobat seorang hamba yang hina, papa nan lemah yang tidak
mampu menepis (kejelekan) dari dirinya, berbuat adil (untuk dirinya), (mendatangkan) keuntungan dan bahaya, kehidupan dan kematian (bagi dirinya), serta (menyelamatkan dirinya) pada hari kebangkitan, semoga Allah senantiasa melimpahkan shalawat dan kesejahteraan atas
Muhammad dan keluarganya yang suci. Kedua,
membaca surah-surah al-Qur’an berikut ini: Banî Isrâ`îl (Al-Isrâ`), Al-Kahfi, Al-Qashah, An-Naml, Asy-Syu’arâ`, Alif Lâm Mîm Sajdah, Yâsîn, Shâd, Al-Ahqâf, AlWâqi’ah, Hâ` Mîm Sajdah, Ad-Dukhân, Ath-Thûr, Al-Qamar, dan Al-Jumu’ah. Membaca surah-surah tersebut memiliki faedah dan pahala yang tak terhingga. Jika kesempatan tidak mengizinkan, dianjurkan untuk membaca surah Al-Wâqi’ah dan surahsurah yang telah disebutkan pada urutan sebelumnya (di atas). Hal ini dikarenakan Imam Shâdiq as berkata, “Barangsiapa membaca surah Banî Isrâ`îl di setiap malam Jumat, ia tidak akan meninggal dunia kecuali setelah berjumpa dengan Imam Mahdî as dan akan tergolong dari sahabatnya”. Beliau juga berkata, “Barangsiapa membaca surah Al-Kahfi di setiap malam Jumat, ia tidak akan meninggal dunia kecuali dalam keadaan syahid dan Allah akan membangkitkannya pada hari Kiamat bersama dengan syuhadâ`”. Beliau berkata, “barangsiapa membaca tiga surah (yang dimulai dengan) Thâ` Sîn (surah Al-Qashash, an-Naml, dan asy-Syu’arâ—Pen.), ia akan tergolong dari para kekasih Allah, akan berada dalam lindungan-Nya, kemiskinann di dunia tidak akan pernah menghampirinya, di akhirat Allah akan memberikan surga kepadanya sehingga ia rela (baca : puas), lebih dari itu, Ia akan memberikan kemuliaan kepadanya, dan menikahkannya dengan seratus Hûrul ‘În yang berada di surga”. Beliau berkata, “Barangsiapa membaca Ali Lâm Mîm Sajdahdi setiap malam Jumat, Allah akan memberikan kitab amalnya pada Kiamat melalui tangan kanannya, tidak menghisabnya lantaran perbuatannya, dan ia akan tergolong dari sahabat Muhammad dan keluarganya as”. Diriwayatkan dengan sanad mu’tabar bahwa Imam Bâqir as berkata, “Barangsiapa membaca surah Shâd di malam Jumat, ia akan mendapatkan kebaikan dunia dan akhirat yang belum pernah diberikan kecuali kepada seorang nabi atau malaikat yang dekat (dengan Allah) dan dimasukkan ke dalam surga bersama anggota keluarga yang dikehendakinya, termasuk pembantu (yang selama ia hidup) berkhidmat kepadanya meskipun ia tidak termasuk dalam anggota keluarganya dan tidak berhak mendapat syafa’at darinya”.
Imam Shâdiq as berkata, “Barangsiapa membaca surah Al-Ahqâf di malam atau siang hari Jumat, ketakutan dan kekhawatiran di dunia tidak akan pernah menghampirinya serta ia akan terjaga dari ketakutan pada hari Kiamat”. Beliau juga berkata, “Barangsiapa membac surah Al-Jumu’ah di setiap malam Jumat, Allah akan mencintainya, Ia akan menjadikannya dicintai (orang lain), ia tidak akan mengalami kesusahan dan kemiskinan di dunia, malapetaka di dunia tidak akan menghampirinya, dan ia akan tergolong dari sahabat Amirul Mukminin as. Surah ini dikhususkan untuk Amirul Mukminin as”. Dalam sebuah hadis disebutkan, “Barangsiapa membaca surah Al-Jumu’ah di setiap malam Jumat, maka surah itu akan menjadi kaffârah (penjamin)-nya hingga hari Jumat berikutnya (tiba)”. Keutamaan ini juga akan diberikan kepada orang yang membaca surah Al-Kahfi di setiap malam Jumat. Begitu juga, jika ia membacanya setelah shalat Zhuhur dan ‘Ashar pada hari Jumat. Ketahuilah, banyak sekali shalat-shalat (sunnah yang dianjurkan untuk dikerjakan) di malam Jumat, di antaranya shalat Amirul Mukminin as dan shalat dua raka’at yang di setiap raka’atnya membaca surah Al-Fâtihah dan surah az-Zilzâl sebanyak 15 kali. Dalam sebuah hadis disebutkan, “Barangsiapa mengerjakan shalat tersebut, Allah akan menjaganya dari siksa kubur dan kedahsyatan hari Kiamat”. Ketiga,
membaca surah Al-Jumu’ah pada raka’at pertama shalat Maghrib dan ‘Isyâ`, membaca membaca surah Al-Ikhlâsh pada raka’at kedua shalat Maghrib, dan surah AlA’lâ pada raka’at kedua shalat ‘Isyâ`. Keempat ,
meninggalkan pembacaan sya’ir. Dalam sebuah hadis sahîh Imam Shâdiq as berkata, “Dimakruhkan membaca sya’ir bagi orang yang sedang berpuasa, sedang menjalankan ihrâm, di daerah Haram, pada malam Jumat, dan di malam hari”. Perawi bertanya, “Meskipun sya’ir yang mengandung kebenaraan?” “Meskipun sya’ir yang mengandung kebenaran!”, jawab beliau. Dalam sebuah hadis mu’tabar diriwayatkan dari Imam Shâdiq as bahwa Rasulullah SAWW bersabda, “Barangsiapa membaca sya’ir di malam atau siang hari Jumat, pada hari itu, ia tidak akan mendapatkan pahala kecuali (kelelahan membacanya)”. Dalam sebuah hadis mu’tabar yang lain, “Pada hari itu, shalatnya tidak akan dikabulkan”. Kelima,
memperbanyak doa untuk seluruh mukminin seperti yang sering dilakukan oleh Sayidah Fâthimah az-Zahrâ` as. Dalam sebuah hadis, barang siapa memintakan ampun untuk sepuluh orang saudara seimannya, ia pasti mendapatkan surga. Keenam, membaca doa-doa yang telah dianjurkan untuk dibaca pada malam itu. Doa-
doa itu tak terhingga jumlahnya, dan kami akan menyebutkan sebagiannya saja. Dengan sanad yang sahîh diriwayatkan bahwa Imam Sâdiq as berkata, “Barangsiapa membaca doa berikut ini pada sujud terakhir shalat sunnah malam di malam Jumat,
setelah selesai membacanya, dosa-dosanya telah diampuni”. Jika doa ini dibaca setiap malam, maka hal itu akan lebih baik. Doa itu adalah sebagai berikut:
Ya Alla, aku mohon kepada-Mu dengan Dzat-Mu Yang Mulia dan nama-Mu Yang Agung untuk melimpahkan shalawat atas Muhammad dan keluarganya serta mengampuni dosadosaku yang besar.
Diriwayatkan bahwa Rasulullah SAWW bersabda, “Barangsiapa membaca doa berikut ini di malam atau siang hari Jumat sebanyak 7 kali, jika ia meninggal dunia pada malam atau siang hari itu, niscaya akan masuk surga”. Doa itu adalah sebagai berikut:
Ya Allah, Engkaulah Tuhanku, tiada Tuhan selain Engkau, Engkau telah menciptakanku, dan aku adalah hamba-Mu, putra sahaya-Mu, berada di dalam genggaman (kekuasaan) Mu, dan ubun-ubunmu berada di dalam (genggaman) tangan-Mu,
(
)
aku memasuki malam ini (dengan memegang teguh) janji-Mu semampuku, aku berlindung kepada rida-Mu dari keburukan (akibat) perilakuku, nikmat-Mu selalu tercurahkan atas diriku
(
)
sedangkan aku senantiasa bergelimangan dalam lumpur dosa, oleh karena itu, ampunilah dosa-dosaku, karena tiada yang dapat mengampuni dosa-dosa kecuali Engkau.
Syeikh Thûsî, Sayid Ibnu Thâwûs (pengarang kitab Iqbâl al-‘Amal ), Al-Kaf’amî, dan Sayid Ibnu Bâqî berkata, “Disunnahkan membaca doa berikut ini di malam dan siang hari Jumat dan ‘Arafah”. Kami nukilkan doa tersebut dari kitab al-Mishbâh, karya Syeikh Thûsî ra sebagai berikut ini:
Ya Allah, ketika seseorang rela mengorbankan (waktu dan harga dirinya) serta mempersiapkan (segala sesuatu) untuk menjumpai makhluk sesamanya demi mengharapkan pemberian, anugerah, dan hadiahnya, maka (kini)
aku rela (memngorbankan waktu dan harga diriku untuk menjumpai)-Mu demi mengharapkan ampunan, anugerah, dan hadiah-Mu, maka janganlah Kau sia-siakan doaku, wahai Dzat yang tidak pernah menyia-nyiakan
(
)
pemintan-Nya dan (memberi) anugerah (kepadanya) tak ‘kan mengurangi (keagungan) Nya, (ya Allah), aku tidak datang (menghadap)-Mu dengan mengandalkan amal saleh yang pernah kukerjakan, dan tidak juga karena harapan yang tertumpu pada makhluk (sesamaku);
aku datang kepada-Mu karena aku mengakui telah berbuat buruk dan kezaliman atas diriku, karena aku mengakui bahwa aku tidak memiliki alasan (atas perbuatan dosaku); aku datang kepada-Mu karena mengharapkan
(
)
besarnya ampunan-Mu yang t’lah Kau ampuni para pelaku kesalahan dengannya, maka panjangnya masa mereka berbuat dosa tidak tidak mencegah-Mu
untuk mencurahkan rahmat atas mereka, wahai Dzat yang rahmat-Nya luas dan ampunannya besar, wahai Dzat Yang Maha Agung, wahai Dzat Yang Maha Agung, wahai Dzat Yang Maha Agung, hanya lautan kesabaran-Mu yang mampu memadamkan
api kemurakaan-Mu, dan hanya bersimpuh di haribaan-Mu yang mampu menyelamatkan(ku), ya Ilahi, anugerahkanlah kepadaku faraj (kelapangan dalam segala hal – Penerj.) dengan kekuatan-Mu yang mampu menghidupkan
negeri-negeri yang mati, jangan Kau celakakan aku karena kesedihan (yang menimpaku karena tidak terkabulkannya doaku) sehingga Engkau mengabulkannya dan menunjukkan hal itu kepadaku, rasakanlah kepadaku
kesehatan (dan keselamatan) hingga penghujung ajalku, jangan Kau bahagiakan musuhku karena (ulah)ku, dan jangan Kau jadikan ia berkuasa atas diriku. Ya Allah,
(
)
jika Engkau menghinakanku, maka siapakah yang mampu menga ngkat (martabat)ku, jika Engkau mengangkat (martabat)ku, maka siapakah yang mampu menghinakanku, dan jika Engkau mencelakakanku, maka siapakah yang berani memprotes tindakan-Mu terhadap
hamba-Mu atau mempertanyakan-Mu tentang urusannya, sedangkan aku tahu bahwa tiada kezaliman dalam ketentuan-Mu dan tiada
ketergesa-gesaan dala pembalasan-Mu; hanya orang yang takut tertinggal waktu yang tergesa-gesa dan hanya orang lemah yang merasa perlu (menggunakan tindak) kezaliman, dan Engkau, ya Ilahi, telah tersucikan
dari itu semua, ya Allah, aku berlindung kepada-Mu, maka lindungilah aku, aku meminta jaminan keamanan kepada-Mu, maka kabulkanlah hal itu, aku mohon rezeki kepada-Mu, maka anugerahkanlah kepadaku, aku berpasrah-diri kepada-Mu, maka cukupilahaku,
(
)
aku mohon pertolongan kepada-Mu atas musuhku, maka tolonglah aku, aku mohon bantuan kepada-Mu, maka bantulah aku, dan aku mohon ampun kepada-Mu,
ya Ilahi, maka ampunilah aku, Amin, Amin, Amin. Ketujuh, membaca doa Kumail yang akan disebutkan pada pasal berikut. Kedelapan,
membaca doa Allôhumma yâ syâhida kulli najwâ yang dianjukran juga untuk dibaca di malam hari ‘Arafah. Doa ini akan disebutkan kemudian. Kesembilan, membaca doa berikut ini sebanyak 10 kali.
Wahai Dzat yang anugerah-Nya selalu tercurahkan atas makhluk(-Nya), wahai Dzat yang tangan-Nya selalu terbentang dengan pemberian, wahai Dzat pemilik anugerah yang agung, lipahkanlah salawat(-Mu) atas Muhammad
dan keluarganya, makhluk terbaik perangainya, dan ampunilah kami, wahai Dzat Yang Maha Tinggi di malam ini. Kesepuluh,
makan buah delima sebagaimana hal itu sering dilakukan oleh Imam Shâdiq as di setiap malam Jumat, dan jika buah itu dimakan ketika hendak tidur, hal itu akan lebih baik. Karena diriwayatkan bahwa barangsiapa makan buah delima ketika hendak tidur, jiwanya akan terjaga hingga pagi hari. Alangkah baiknya, sebelum memakannya, kita membentangkan sapu tangan supaya butir-butir delima yang be0rjatuhan tertampung di atasnya, dan tidak mengajak orang lain dalam hal itu. Syeikh Ja’far bin Ahmad Al-Qomi meriwayatkan dalam Al-‘Arûs-nya bahwa Imam Shâdiq as berkata, “Barangsiapa membaca subhâna rabbiyal ‘azhîmi wa bihamdih astaughfirullôha robbî wa atûbu ilaîh di antara shalat sunnah dan wajib Shubuh sebanyak 100 kali, niscaya Allah akan membangun sebuah rumah baginya surga”. Syeikh Thûsî ra dan Sayid Ibnu Thâwûs serta yang lain menyebutkan doa berikut ini seraya berkata, “Disunnahkan membacanya di waktu sahar malam Jumat”.
Ya Allah, curahkanlah shalawat(-Mu) atas Muhammad dan keluarganya, anugerahkanlah ridha-Mu kepadaku di pagi ini, semayamkanlah di hatiku rasa takut kepada-Mu, putuskanlah harapannya dari selain-Mu
sehingga aku tidak berharap dan takut kecuali kepada-Mu, ya Allah, limpahkanlah shalawat(-Mu) atas Muhammad dan keluarganya, anugerahkanlah kepadaku keyakinan yang tegar, keiklasan yang murni,
kemuliaan Tauhid, istiqâmah yang langgeng, kesabaran, dan kepasrahan atas Qadhâ` dan Qadar, wahai
Dzat yang mampu memenuhi kebutuhan para peminta(-Nya) dan mengetahui segala yang tersimpan di hati orang-orang yang diam (tak berbicara), curahkanlah shalawat( Mu) atas Muhammad dan keluarganya, kabulkanlah
doaku, ampunilah dosaku, lapangkanlah rezekiku, penuhilah sekuruh kebutuhanku, (baik yang berhubungan dengan) diriku, saudara-saudaraku seagama, maupun keluargaku, ya Ilahi,
semua titik harapan telah sirna kecuali (yang berada) di haribaan-Mu, semua semangat telah luntur kecuali (yang bergantung) kepada-Mu, dan semua jalan akal telah tertutup
kecuali (yang menuju) ke hadirat-Mu, Engkau adalah satu-satunya titik harapan dan kepada-Mulah tempat pelarian, wahai Dzat termulia yang diharapkan (oleh setiap makhluk) dan Dzat terdermawan yang patut dimohon, aku lari kepada-Mu, wahai
tempat perlindungan orang-orang yang melarikan diri (dari dosa), d engan memikul beban dosa di punggungku, aku tidak menemukan penyafaat di hadapan-Mu kecuali aku tahu bahwa Engkau adalah Dzat terdekat
yang diharapkan oleh para pengharap dan orang-orang rindu yang mengharapka n kebaikan yang ada di sisi-Nya, wahai Dzat yang membuka akal-akal manusia dengan cahaya ma’rifah-Nya, membuka lidah-lidahnya dengan pujian kepada diri-Nya, dan
membentangkan anugerah-Nya di hadapan hamba-hamba-Nya secara cukup supaya mereka dapar memenuhi hak-Nya, curahkanlah shalawat(-Mu) atas Muhammad dan keluarganya, jangan Kau berikan jalan kepada setan untuk
menembus akalku, dan jangan Kau jadikan k ebatilan sebagai penunjuk jalan perilakuku.
Ketika pagi hari Jumat tiba, bacalah doa berikut ini:
Aku memasuki pagi ini di bawah lindungan (jaminan) Allah, para malaikat, nabi, dan rasul-Nya, serta di bawah lidungan (jaminan) Muhammad SAWW
dan para washî dari keturunannya as, aku beriman kepada apa yang tersimpan dan
yang tampak (dari) keluarga Muhammad as; lahir dan batin mereka, dan bersaksi bahwa mereka (berada dalam naungan) ilmu Allah dan taat kepada-Nya sebagaimana Muhammad SAWW.
Diriwayatkan bahwa, “Barangsiapa membaca astaughfirullôhal ladzî lâ ilâha illâ huwal hayyul qoyyûm wa atûbu ilaîh pada hari Jumat sebelum melaksanakan shalat Shubuh sebanyak 3 kali, niscaya dosa-dosanya akan diampuni meskipun sebanyak air di lautan”. Amalan-amalah di Siang Hari Jumat
Amalan-amalan di siang hari Jumat tak terhingga banyaknya. Di sini akan disebutkan sebagiannya saja: Pertama,
membaca surah Al-Jumu’ah pada raka’at pertama dan surah Al-Ikhlâsh pada raka’at kedua shalat Shubuh di hari itu. Kedua, setelah melaksanakan shalat Shubuh sebelum berbicara satu kata pun, bacalah
doa berikut ini, karena doa tersebut akan menjadi kaffârah (penjamin) dosa-dosa hingga hari Jumat yang akan datang.
Ya Allah, apa yang kukatakan, kusumpahkan, atau kunadzarkan pada hari Jumatku ini, kehendak-Mu berada di
balik semua itu; apa yang Kau kehendaki, pasti akan terjadi, dan apa yang tidak Kau kehendaki, tak ‘kan terjadi. Ya Allah, ampunilah (dosa-dosa)ku dan maafkanlah (kesalahan-kesalahan)ku.
Ya Allah, jika Engkau mengirimkan shalawat-Mu pada seseorang, maka kukirimkan shalawatku juga untuknya, dan jika Engkau melaknat seseorang, maka kulimpahkan laknatku juga atasnya.
Minimal, doa ini dibaca satu kali dalam sebulan.
Dalam sebuah hadis disebutkan, “Barangsiapa duduk (di tempat shalatnya) setelah mengerjakan shalat Shubuh sambil membaca ta’qîb shalat Shubuh hingga matahari terbit, di dalam surga Firdaus tertinggi martabatnya akan dinaikkan sebanyak tujuh puluh derajat”. Syeikh Thûsî ra meriwayatkan bahwa dalam ta’qîb shalat Shubuh pada hari Jumat disunnahkan membaca doa berikut ini:
Ya Allah, aku datang kepada-Mu dengan membawa (segunung) hajatku, dan mengadukan kepada-Mu pada hari ini kemiskinan dan kepapaanku, aku lebih mengharapkan ampunan-Mu
daripada amalanku, dan ampunan dan rahmat-Mu lebih luas daripada dosa-dosaku, oleh karena itu, penuhilah segala hajatku, (karena) Engkau mampu untuk itu dan
(
)
hal itu mudah bagi-Mu serta aku selalu membutuhkan-Mu, aku belum pernah mendapatkan kebaikan sedikit pun kecuali semua itu berasal dari-Mu, tidak seorang pun pernah menyingkirkan keburukan dariku
kecuali Engkau, dan aku tidak akan pernah mengharapkan selain-Mu untuk akhirat dan duniaku serta di hari kecelakaanku; suatu hari ketika manusia meninggalkanku sendirian di liang kuburku dan aku (harus) menghadap-Mu
dengan membawa beban dosaku. Ketiga,
dalam sebuah hadis disebutkan, “Barangsiapa membaca allôhumma sholli ‘alâ Muhammadin wa âli Muhammad wa ‘ajjil farojahum setelah melaksanakan shalat Zhuhur dan Shubuh pada hari Jumat dan selain hari Jumat, maka ia tidak akan meninggal dunia sehingga menjumpai Imam Mahdi as, dan jika ia membacanya sebanyak 100 kali, niscaya Allah akan mengabulkan enam puluh hajatnya; tiga puluh di dunia dan tiga puluh di akhirat”.
Keempat ,
membaca surah Ar-Rahmân setelah melaksanakan shalat Shubuh, dan ketika sampai pada ayat yang berbunyi fabi`ayyi âlâ`i robbikumâ tukadzdzibân, bacalah lâ syai`a min âlâ`ika robbi ukadzdzib. Kelima,
Syeikh Thûsî ra berkata, “Setelah melaksanakan shalat Shubuh di hari Jumat disunnahkan membaca surah At-Tauhîd, salawat atas Muhammad dan keuarganya, dan istighfâr sebanyak 100 kali, serta membaca salah satu surah al-Qur’an berikut ini: surah An-Nisâ`, Hûd, Al-Kahfi, Ash-Shâffât, dan Ar-Rahmân”. Keenam,
membaca surah Al-Ahqâf dan Al-Mukminûn. Diriwayatkan bahwa Imam Shâdiq as berkata, “Barangsiapa membaca surah Al-Ahqâf pada setiap malam atau siang hari Jumat, kekhawatiran di dunia tidak menghampirinya dan ia akan terjaga dari ketakutan terdahsyat di hari Kiamat”. Beliau juga berkata, “Barangsiapa membaca surah Al-Mukminûn di hari Jumat secara kontinyu, Allah SWT akan menutup amalnya dengan kebahagiaan dan ia akan memiliki rumah di surga Firdaus bersama para nabi dan rasul”. Ketujuh,
membaca surah Al-Kâfirûn sebelum matahari terbit sebanyak 10 kali dan berdoa )setelah itu), niscaya doa itu akan dikabulkan. Dalam sebuah hadis disebutkan bahwa Imam Zainal ‘Âbidîn as selalu membaca ayat Kursî di pagi hari Jumat hingga waktu Zhuhur tiba, dan setelah melaksanakan shalatshalat wajib, beliau membaca surah Al-Qadr. Ketahuilah, membaca ayat Kursî ‘alat tanzîl 1 (sebagaimana termaktub dalam riwayat —Pen.) memiliki keutamaan yang tak terhingga sebagai hal itu disebutkan dalam hadishadis. Kedelapan,
melaksanakan mandi Jumat. Mandi Jumat adalah sunnah mu`akkadah. Diriwayatkan bahwa Rasulullah SAWW bersabda kepada Imam Ali as, “Wahai Ali, mandilah di setiap hari Jumat meskipun engkau harus menjual makanan sehari-harimu untuk membeli air untuk mandi dan engkau kelaparan, karena tidak ada sunnah yang lebih agung dari ini”. Diriwayatkan bahwa Imam Shâdiq as berkat, “Barangsiapa melaksanakan mandi pada hari Jumat dan membaca doa berikut ini, niscaya ia akan suci hingga hari Jumat mendatang”. Yakni, ia akan bersih dari dosa atau amalannya akan disertai dengan kesucian ma’nawiyah dan dikabulkan.
1
‘Allâmah Majlisî berkata, “Menurut riwayat Ali bin Ibrahim dan Al-Kulainî, ayat Kursî ‘alat tanzîl adalah sebagai berikut:
...
Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah, Maha Esa dan tak bersekutu, dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan Rasul-Nya, ya Allah, limpahkanlah shalawat(-Mu) atas Muhammad
dan keluarganya, jadikanlah aku dari orang-orang yang bertobat dan menyucikan diri.
Sebisa mungkin, mandi Jumat ini janganlah ditinggalkan. Waktunya adalah dari sejak fajar menyingsing hingga waktu zawâl , dan jika mandi itu dilakukan pada waktu lebih mendekati zawâl , hal itu adalah lebih baik. Kesembilan,
menyuci kepala dengan bunga (....), karena hal ini akan mengamankan dari penyakit Lepra dan gila. Kesepuluh,
memotong kuku dan kumis. Hal itu memiliki keutamaan yang tak terhingga, memperbanyak rezeki, membersihkan dosa-dosa hingga hari Jumat mendatang, mengamankan dari penyakit gila, Lepra, dan Kusta. Ketika memotong kuku dan kumis, bacalah bismllâh wa billâh wa ‘alâ sunnati Muhammadin wa âli Muhammad . Ketika memotong kuku, baik kuku tangan maupun kaki, mulailah dari jari kelingking tangan dan kaki kiri dan akhirilah dengan jari kelingking tangan dan kaki kanan, serta pendamlah bekas-bekas potongan kuku tersebut. Kesebelas, memakai wewangian dan pakaian yang suci (dan bersih). Kedua belas,
mengeluarkan sedekah. Dalam sebuah hadis disebutkan bahwa mengeluarkan sedekah di malam dan siang hari Jumat memiliki pahala seribu kali lipat dari hari lainnya. Ketiga belas,
membeli buah-buahan dan daging yang masih baru (dan segar) untuk keluarga sehingga mereka gembira dengan datangnya hari Jumat. Keempat belas,
ketika lapar, makanlah buah delima dan tujuh lembar daun (....) sebelum waktu zawâl . Diriwayatkan bahwa Imam Musa bin Ja’far as berkata, “Barangsiapa memakan satu biji buah delima pada hari Jumat dalam keadaan lapar, niscaya hatinya akan bercahaya hingga 40 hari, jika ia memakan dua biiji buah delima, hatinya akan bercahaya hingga 80 hari, dan jika ia memakan tiga biji buah delima, hatinya akan bercahaya hingga 120 hari. (Di samping itu), buah delima itu akan menjauhkan godaan setan dari dirinya; barangsiapa yang terhindarkan dari godaan setan, maka ia tidakbermaksiat kepada Allah, dan barangsiapa tidak bermaksiat kepada Allah, niscaya ia akan masuk surga”.
Syeikh Thûsî ra dalam Mishbâh al-Mutahajjid - nya berkata, “Sangat banyak keutamaan yang telah dinukil dalam hadis-hadis berkenaan makan buah delima di siang dan malam hari Jumat”. Kelima belas,
tidak menyibukkan diri dengan urusan duniawi, (bahkan sebaliknya), sibukkanlah diri kita dengan belajar ilmu agama. Janganlah kita jadikan hari Jumat (sebagai hari terbaik) untuk melakukan piknik, rekreasi ke taman-taman yang indah, berteman dengan orang-orang hina yang tidak merasa memiliki tanggung-jawab, memperolokkan dan mengghibah orang lain, tertawa terbahak-bahak, membaca syair, melakukan hal-hal yang tidak perlu, dan lain-lain. Karena akibat buruk semua perilaku di atas lebih banyak dari yang kita bayangkan. Imam Shâdiq as berkata, “Sangatlah rugi seorang muslim yang enggan menjadikan hari Jumat sebagai hari untuk mempelajari ilmu agama, dan untuk yang satu ini, ia tidak rela mengorbankan kegiatan-kegiatan lainnya”. Rasulullah SAWW bersabda, “Ketika kalian melihat seorang yang sudah tua-bangka menceritakan sejarah Jahiliah dan masalah-masalah kufur pada hari Jumat, lemparlah ia dengan kerikil”. Keenam belas,
membaca shalawat sebanyak 1000 kali. Imam Bâqir as berkata, “Tiada ibadah yang lebih kucintai pada hari Jumat dari membaca shalawat untuk Muhammad dan keluarganya as”. Penulis berkata, “Jika tidak kesempatan yang cukup (untuk itu), minimal kita harus membacanya sebanyak 100 kali, supaya wajah kita bercahaya pada hari Kiamat. Dalam sebuah hadis disebutkan bahwa barangsiapa membaca salawat, astaughfirullôha robbî wa atûbu ialaîh, dan surah At-Tauhîd sebanyak 100 kali pada hari Jumat, niscaya dosadosanya akan diampuni”. Dalam hadis yang lain disebutkan bahwa mengirimkan shalawat untuk Muhammad dan keluarganya di antara shalat Zhuhur dan ‘Ashar sama dengan 70 kali haji. Ketujuh belas,
menziarahi Rasulullah SAWW dan para imam ma’sûm as. Caracaranya akan disebutkan pada bab Ziarah (yang akan datang). Kedelapan belas,
berziarah ke kuburan orang-orang yang sudah meninggal dunia, (khususnya) kedua orang tua, karena hal itu memiliki keutamaan. Imam Bâqir as berkata, “Berziarahlah ke (kuburan) orang-orang yang meninggal dunia pada hari Jumat, karena mereka mengetahui siapa yang datang menziarahi mereka, dan (dengan itu) mereka akan bahagia”. Kesembilan belas,
membaca doa Nudbah. Doa ini adalah salah satu amalan yang dianjurkan untuk dibaca pada empat hari raya, dan akan disebutkan kemudian insyâAllah.
Kedua puluh, di samping shalat sunnah khusus hari Jumat
yang berjumlah 20 raka’at; 6 raka’at pertama – menurut pendapat masyhur – dikerjakan (di pagi jari) ketika matahari mulai naik ke atas, 6 raka’at kedua dikerjakan ketika hari sudah mulai siang (sekitar pukul 10.00 pagi – Pen.), 6 raka’at ketiga dikerjakan sebelum zawâl , 2 raka’at dikerjakan setelah zawâl sebelum melaksanakan shalat wajib, atau 6 raka’at pertama dikerjakan setelah melakukan shalat Jumat atau Zhuhur sebagaimana hal itu telah disebutkan dengan rinci di dalam buku-buku fiqih dan kitab-kitab doa, terdapat shalat-shalat sunnah lainnya meskipun hal itu tidak dikhususkan untuk hari Jumat, namun mengerjakannya pada hari Jumat adalah lebih utama. Di antaranya: a. Shalat Kâmilah
Syeikh Thûsî, Sayid Ibnu Thâwûs, Syahid, Allâmah Al-Majlisî, dan yang lain meriwayatkan dengan sanad mu’tabar dari Imam Shâdiq as bahwa beliau menukil dari nenek-moyangnya, Rasulullah SAWW bersabda, “Barangsiapa mengerjakan shalat sebanyak 4 raka’at pada hari Jumat sebelum zawâl, lalu dalam setiap raka’at membaca surah Al-Fâtihah, An-Nâs, Al-Falaq, Al-Ikhlâsh, Al-Kâfirûn, ayat Kursî, -- dalam riwayat lain --, Al-Qadr, dan ayat syahidallôhu annahû lâ ilâha illâ huwa wal malâ`ikatu wa ulul ‘ilmi qô`iman bil qisth, lâ ilâha illâ huwal ‘azîzul hakîm, innad dîna ‘indallôhil Islâm, wa makhtalafal ladzîna ûtul kitâbi illâ min ba’di mâ jâ`ahumul ‘ilmu baghyan bainahum, wa man yakfur bi âyâtillâhi fa-`innallôha sarî’ul hisâb masing-masing sebanyak 10 kali, kemudian setelah menyelesaikan empat raka’at tersebut ia membaca istighfâr, subhânallôhi wal hamdu lillâhi wa lâ ilâha illallôhu wallôhu akbar wa lâ haula wa lâ quwwata illâ billâhil ‘aliyyil ‘azhîm dan shalawat masing-masing sebanyak 100 kali, niscaya Allah SWT akan melindunginya dari kejahatan penduduk langit dan bumi, setan, dan para raja zalim ...”. Hingga akhir hadis yang berkenaan dengan keutamaan shalat ini. b. Shalat 10 Raka’at
Hârits Al-Hamadânî meriwayatkan bahwa Amirul Mukminin as berkata, “Jika engkau mampu, kerjakanlah shalat sebanyak 10 raka’at pada hari Jumat dan sempurnakanlah rukû’ dan sujûdnya. Setiap selesai mengerjakan dua raka’at, bacalah subhânallôhi wa bihamdih sebanyak 100 kali, karena shalat ini memiliki keutamaan yang tak terhingga”. c. Shalat 2 Raka’at
Diriwayatkan dengan sanad mu’tabar bahwa Imam Shâdiq as berkata, “Barangsiapa membaca surah Ibrâhîm dan Al-Hijr dalam dua raka’at pada hari Jumat, niscaya ia tidak akan pernah dihinggapi oleh kekawatiran, penyakit gila, dan malapetaka”. d. Shalat Rasulullah SAWW
Sayid Ibnu Thâwûs meriwayatkan bahwa Imam Ridâ as pernah ditanya tentang shalat Ja’far At-Thayyâr. Beliau menjawab, “Mengapa kalian lupa dengan shalat Rasulullah
SAWW? Mungkin Rasulullah SAWW belum pernah melakukan shalat Ja’far tersebut, dan Ja’far juga belum pernah melaksanakan shalat beliau itu!” Perawi berkata, “Jika begitu, ajarkanlah shalat (Rasulullah SAWW) tersebut kepadaku!” Beliau berkata, “Kerjakanlah shalat sebanyak 2 raka’at, dan di setiap raka’at, bacalah surah Al-Fâtihah sebanyak 1 kali dan innâ anzalnâhu (surah Al-Qadr) sebanyak 15 kali. Bacalah juga surah Al-Qadr tersebut ketika rukû’, bangun dari rukû’, sujûd pertama, bangun dari sujûd pertama, sujûd kedua, dan bangun dari sujûd kedua masingmasing sebanyak 15 kali. Setelah itu, bacalah tasyahhud dan salam. Jika engkau telah selesai melaksanakan shalat, tidak akan ada dosa yang tersisa dalam dirimu kecuali akan diampuni oleh Allah dan setiap hajat yang engkau minta, pasti akan dikabulkannya. Setelah selesai mengerjakan shalat, bacalah doa berikut ini:
Tiada Tuhan selalin Allah, Tuhan kami dan nenek-moyang kami yang telah berlalu, Tiada Tuhan selain Allah, Tuhan Yang Maha Esa dan kami menyerahkan diri kepada Nya, tiada Tuhan selain Allah
kami tidak menyembah kecuali Dia dengan memurnikan agama hanya untuk-Nya meskipun musyrikin tidak menghendakinya, tiada Tuhan selain Allah, Ia Maha Esa, memenuhi
janji-Nya, menolong hamba-Nya, memuliakan tentara-Nya, dan memporak-porandakan setiap kelompok (kafir dengan tangan-Nya) sendiri, bagin-Nya segala bentuk kerajaan dan pujian, dan Ia mampu untuk melakukan segala sesuatu.
Ya Allah, Engkau adalah cahaya bagi lngit, bumi, dan segala yang berada di dalamnya. Maka, segala puji bagi-Mu sedangkan Engkaulah penegak langit dan bumi,
(
)
serta segala yang yang berada di dalamnya, hanya bagi-Mulah segala puja, Engkau Maha Benar, janji-Mu benar, firman-Mu benar, penepatan janji-Mu benar, surga adalah benar,
(
)
dan neraka adalah benar, ya Allah, kepada-Mu aku pasrah-diri, kepada-Mu aku beriman, kepada-Mu aku bertawakkal, dengan (pertolongan)-Mu aku memerangi (musuh-musuhku), dan kepada-Mulah
kuserahkan pemutusan (segala sesuatu), ya rabbi, ya rabbi, ya rabbi, ampunilah (dosadosaku) yang telah lalu dan yang akan datang, yang tersembunyi dan yang tampak, Engkau adalah Tuhanku, tiada Tuhan
selain Engkau, limpahkanlah shalawat(-Mu) atas Muhammad dan keluarganya, ampunilah aku, kasihanilah aku, dan terimalah tobatku, karena Engkau Maha Pengampun nan Penyayang.
Dalam kitab Mishbâh al-Mutahajjid , sebagai ganti at-tawwâbur rohîm di atas termaktub karîmur ro`ûfur rohîm ( ) Allâmah Al-Majlisî ra berkata, “Shalat ini adalah salah satu shalat yang telah masyhur (di kalangan Ahlussunnah dan Syi’ah), dan mereka telah menyebutkannya dalam buku-buku referensi hadis mereka. Sebagian orang menganggapnya sebagai shalat yang khusus dikerjakan pada hari Jumat, akan tetapi, dengan menilik hadis-hadis yang menyebutkan shalat ini, shalat tersebut dapat dikerjakan kapan saja”. e. Shalat Amirul Mukminin as
Syeikh Thûsî dan Sayid Ibnu Thâwûs ra meriwayatkan bahwa Imam Sâdiq as berkata, “Barangsiapa di antara kalian mengerjakan shalat Amirul Mukminin as yang berjumlah 4 raka’at, niscaya ia akan terbersihkan dari dosa seperti ia baru lahir dari perut ibunya dan segala hajatnya akan dipenuhi. Pada setiap raka’at, bacalah surah Al-Fâtihah sebanyak 1 kali dan surah AL-Ikhlâsh sebanyak 50 kali. Setelah selesai mengerjakannya, bacalah tasbîh beliau berikut ini:
Maha Suci Dzat yang tanda-tanda (kekuasaan-Nya) tak ‘kan pernah sirna, Maha Suci Dzat yang harta simpanan-Nya tak ‘kan pernah berkurang, Maha Suci Dzat yang kebanggaan-Nya tak ‘kan pernah usang, Maha Suci
Dzat yang apa yang dimilikinya tak ‘kan pernah habis, Maha Suci Dzat yang masa (hidup)-Nya tak kenal akhir, Maha Suci Dzat yang tak pernah mengikutkan selain-Nya dalam segala urusan-Nya, Maha Suci Dzat yang
tiada Tuhan selain-Nya.
Lalu berdoalah dan bacalah munâjât berikut:
Wahai Dzat pemaaf segala kesalahan dan tidak menyiksa karenanya, rahmatilah hamba Mu ini, Ya Allah, kasianilah diriku, aku adalah hamba-Mu, wahai Maulâ, aku adalah
hamba-Mu (bersimpuh) di haribaan-Mu, ya Tuhanku, ya Ilahi, demi rahasia Dzat-Mu, wahai harapanku, wahai Dzat Yang Maha Pengasih, wahai Dzat Yang Maha Penolong, hamba-Mu ini t’lah tak berdaya,
wahai puncak harapannya, wahai pengalir darah di urat-uratku, wahai Maulâ, wahai Pemilik diriku, wahai Dia (Dzat Yang Agung), wahai Tuhanku, aku adalah hamba-Mu,
hamba-Mu, aku t’lah tak berdaya, aku tak pernah memiliki sesuatu dalam diriku, aku tidak mampu untuk mendatangkan bahaya dan menfaat baginya, dan aku tidak menemukan orang yang dapat kumintai bantuan (memberikan jalan keluar bagiku),
segala faktor telah terputus di hadapanku, segala prasangka (untuk mendapatkan harapnku) telah sirna dariku, (kini) masa telah meninggalkanku sendirian di haribaan Mu, lalu aku berdiri di haribaan-Mu
di tempat ini, ya Ilahi, semua (pengakuanku) ini diketahui oleh imu-Mu, lalu bagaimanakah Engkau akan memperlakukanku? Oh, seandainya aku tahu jawaban-Mu terhadap doaku!
Apakah Engkau akan menjawab, “Ya!” ataukah menjawab, “Tidak!”? Jika Engkau menjawab, “Tidak!”, maka alangkah celaka, papa,
sengsara, dan hinanya diriku! Kepada siapa, dari siapa, di sisi siapa, bagaimana, apa, atau
kepada apakah aku harus berlindung dan berharap, serta siapakah yang akan berbuat baik terhadapku jikak Engkau mengusirku, wahai Dzat yang luang pengampunan-Nya. Jika Engkau menjawab, “Ya!”
– sebagaimana sangkaan dan harapanku kepada-Mu –, maka alangkah beruntungnya aku, (karena dengan itu) aku pasti bahagia dan dirahmati. Wahai
(
)
Dzat Yang Maha Pemurah, Penyayang, Penuh Asih, Perkasa, Pemiliki (segala sesuatu), Adil, aku tidak pernah memiliki amalan yang dapat menyampaikanku kepada
hajatku. Aku mohon kepada-Mu dengan (perantara) asma-Mu yang Kau simpan di rahasia ghaib-Mu dan bersemayam di sisi-Mu; asma itu tidak akan keluar dari sisi-Mu
kecuali (menuju) ke haribaan-Mu, aku mohon kepada-Mu dengannya, dengan-Mu dan dengannya, karena ia adalah asma-Mu yang paling Agung dan Mulia, aku tidak memiliki kecuali ini dan tak seorang pun yang lebih menguntungkanku
kecuali Engkau. Wahai Dzat yang selalu ada, wahai Dzat Pengada (alam semesta), wahau Dzat yang memperkenalku dengan diri-Nya, wahai Dzat yang memerintahkanku untuk menaati-Nya, wahai Dzat yang melarangku untuk bermaksiat kepada-Nya, dan wahai
Dzat (yang pantas untuk) diminta, aku telah menolak wasiat-Mu kepadaku dan tidak menaatinya, seandainya aku menaati
perintah-Mu, niscaya Engkau akan mencukupkan segala permohonanku ini, dan aku dengan segala maksiatku masih bertumpu harapan kepada-Mu, maka janganlah Kau halangi antara aku dan harapanku. Wahai
Dzat Yang Maha Penyayang terhadapku, lindingilah aku dari arah depan, belakang, atas, dan bawahku, dan dari segala arah yang mengitariku.
Ya Allah, demi Muhammad, pemimpinku, Ali, Waliku, dan demi para mashum as, limpahkanlah shalawat,
kasih-sayang, dan rahmat-Mu atas kami, lapangkanlah rezeki-Mu terhadap kami, lunaskanlah segala hutang kami, dan (penuhilah) segala hajat kami, ya Allah, ya Allah, ya
Allah, sesungguhnya Engkau mampu atas segala sesuatu.
Kemudian beliau melanjutkan perkataannya, “Barangsiapa melaksanakan shalat tersebut dan membaca doa itu, niscaya tidak akan dosa yang tersisa di dalam dirinya kecuali akan diampuni oleh Allah SWT”. Penulis berkata, “Sangat banyak hadis yang menjelaskan keutamaan mengerjakan shalat ini di malam dan siang hari Jumat, dan jika setelah mengerjakan shalat tersebut membaca Allôhumma sholli ‘alân Nabiyyil ‘Arobî wa âlih, disebutkan dalam sebuah hadis bahwa dosa-dosanya yang telah berlalu dan yang akan datang akan diampuni, mendapatkan pahala mengkhatamkan al-Qur’an sebanyak dua belas kali, dan Allah SWT akan melindunginya dari kelaparan dan kehausan di hari Kiamat”. f. Shalat Sayidah Fathimah Az-Zahrâ` as
Diriwayatkan bahwa Sayidah Fathimah Az-Azhrâ` as selalu mengerjakan shalat dua raka’at (di siang hari Jumat) yang telah diajarkan malaikat Jibril kepada beliau. Pada raka’at pertama setelah membaca surah Al-Fâtihah, beliau membaca surah Al-Qadr sebanyak 100 kali dan pada rakaat kedua setelah itu, membaca surah At-Tauhîd sebanyak 100 kali. Setelah mengucapkan salam, beliau membaca doa berikut ini:
Maha Suci Dzat pemilik kemuliaan yang tinggi, Maha Suci Dzat pemilik keagungan yang agung, Maha Suci Dzat pemiliki kerajaan agung
nan azali, Maha Suci Dzat yang berpakaian keindahan, Maha Suci Dzat yang berselimut cahaya dan kewibawaan, Maha Suci Dzat yang melihat bekas kaki
semut di atas batu hitam yang keras, Maha Suci Dzat yang melihat bekas burung (terbang) di udara, Maha Suci Dzat memiliki sifat demikian, dan selain-Nya tidak memiliki sifat yang demikian.
Sayid Ibnu Thâwûs berkata, “Dalam sebuah hadis lain disebutkan bahwa setelah menegerjakan shalat tersebut, dianjurkan membaca Tasbîh Syidah Fathimah Az-Zahrâ` as yang biasanya dibaca setelah mengerjakan shalat wajib harian, dan setelah itu, membaca shalawat atas Muhammad dan keluarga beliau sebanyak 100 kali”. Syeikh Thûsî berkata dalam Mishbâh al-Mutahajjidîn, “Shalat Sayidah Fathimah as adalah dua raka’at. Di dalam raka’at pertama, membaca surah Al-Fâtihah dan 100 kali surah Al-Qadr dan di raka’at kedua, membaca surah Al-Fâtihah dan 100 kalli surah AtTauhîd. Setelah mengucapkan salam, membaca Tasbîh Sayidah Fathimah as, dan lalu membaca doa Subhâna dzil ‘izzisy syâmikh ... hingga akhir doa seperti telah disebutkan di atas”. Beliau melanjutkan, “Sebaiknya bagi orang yang mengerjakan shalat ini, setelah ia selesai membaca Tasbîh Sayidah Fathimah as, untuk menyingkapkan pakaian dari siku lengan dan lututnya (sehingga keduanya tidak tertutup oleh pakaian sedikit pun), lalu tempelkanlah semua anggota sujudnya ke atas tanah tanpa ada penghalang yang menghalang kemudian berdoa dan mintalah setiap hajat yang dikehendainya. Bacalah doa berikut ini dalam keadaan sujud tersebut:
Wahai Dzat yang tiada Tuhan selain-Nya yang pantas untuk dimohon, wahai Dzat yang tiada Tuhan di atas-Nya yang pantas ditakuti, wahai Dzat yang tiada raja selain-Nya yang layak ditakuti, wahai Dzat yang tidak
memiliki seorang mentri pun yang layak didatangi (sebagai ganti-Nya), wahai Dzat yang tidak memiliki penghalang (baca : penjaga) yang bisa disogok, wahai Dzat yang tidak memiliki penjaga pintu yang bisa dikelabui, wahai Dzat yang banyaknya permohonan tidak akan menambah baginya
kecuali kedermawanan, dan banyaknya dosa kecuali pengampunan, limpahkanlah shalawat atas Muhammad dan keluarganya, dan
lakukanlah atas diriku demikian dan demikian.
Sebagai ganti dari kata “demikain dan demikian”, sebutkanlah hajat dan permohonan Anda. Shalat Sayidah Fathimah as yang lain
Syeikh Thûsî dan Sayid Ibnu Thâwûs ra meriwayatkan dari Shafwân bahwa Muhammad bin Ali Al-Halabi bertamu kepada Imam Shâdiq as pada hari Jumat. Ia berkata kepada beliau, “Aku mohon kepada Anda untuk mengajariku amalan yang paling utama pada hari ini”. Beliau berkata, “Aku tidak pernah tahu orang yang paling agung di sisi Rasulullah SAWW dari Fathimah as dan aku tidak tahu (pula) amalan yang paling agung dari amalan yang pernah diajarkan oleh beliau kepada Fathimah as. Beliau bersabda, “Barangsiapa memasuki pagi hari di hari Jumat, makalah mandilah, panjangkanlah langkahnya, dan kerjakanlah shalat sebanyak 4 raka’at dengan dua kali salam; pada raka’at pertama setelah membaca surah Al-Fâtihah, bacalah surah AtTauhîd sebanyak 50 kali, pada raka’at kedua setelah membaca Al-Fâtihah, surah al-‘Âdiyât sebanyak 50 kali, pada raka’at ketiga setelah membaca Al-Fâtihah, surah Az Zilzâl sebanyak 50 kali, dan pada raka’at keempat setelah membaca Al-Fâtihah, surah An-Nashr sebagai surah al-Qur’an terakhir yang diturunkan sebanyak 50 kali. Setelah selesai mengerjakan shalat ini, bacalah doa:
Ilahi dan Tuanku, ketika seseorang rela mengorbankan (waktu dan harga dirinya) serta mempersiapkan (segala sesuatu) untuk menjumpai makhluk sesamanya demi mengharapkan pemberian,
anugerah, dan hadiahnya, maka (kini) aku rela (mengorbankan waktu dan harga diriku untuk menjumpai)-Mu demi mengharapkan kebaikan,
anugerah, dan hadiah-Mu, maka janganlah Kau sia-siakan doaku, wahai Dzat yang tidak pernah sia-sia permitaan peminta-Nya dan (memberi) anugerah (kepadanya) tak ‘kan mengurangi (keagungan)-Nya,
(ya Allah), aku tidak datang (menghadap)-Mu dengan mengandalkan amal saleh yang pernah kukerjakan, dan tidak juga karena syafa’at makhluk sesamaku yang kuharapkan untuk mendekatkan diri kepada-Mu kecuali
syafa’at Muhammad dan keluarganya as; aku datang kepada-Mu karena mengharapkan besarnya ampunan-Mu yang t’lah Kau ampuni para pelaku kesalahan dengannya
ketika mereka mengerjakan hal-hal yang dilarang, maka panjangnya masa mereka berbuat dosa tidak mencegah-Mu untuk mengampuni mereka, dan Engkau adalah Tuanku
yang terbiasa mencurahkan kenikmatan sedangkan aku telah terbiasa melakukan kesalahan. Aku mohon kepada-Mu demi Muhammad dan keluarganya yang suci untuk mengampuni dosaku yang besar,
karena sesungguhnya tidak ada yang dapat mengampuni (dosaku) yang besar kecuali Dzat Yang Maha Agung, wahai Dzat Yang Maha Agung, wahai Dzat Yang Maha Agung, wahai Dzat Yang Maha Agung, wahai Dzat Yang Maha Agung, wahai Dzat Yang Maha Agung, wahai Dzat Yang Maha Agung, wahai Dzat Yang Maha Agung.
Penulis berkata, Sayid Ibnu Thâwûs dalam kitab Jamâl al-Usbû’ menyebutkan shalat setiap para imam ma’shûm as (pada hari ini) berserta doanya. Selayaknya shalat-shalat itu disebutkan di sini”. Hal itu adalah sebagai berikut: g. Shalat Imam Hasan as
Shalat Imam Hasan as pada hari Jumat adalah 4 raka’at seperti shalat Amirul Mukminin as. Shalat beliau yang lain adalah 4 raka’at dan pada setiap raka’atnya membaca surah Al-Fâtihah sebanyak 1 kali dan surah At-Tauhîd sebanyak 25 kali. Doa beliau (setelah mengerjakan shalat tersebut) adalah:
Ya Allah, aku mendekatkan diri kepada-Mu dengan (perantara) kedermawan dan kemurahan-Mu, aku mendekatkan diri kepada-Mu dengan (perantara) Muhammad hamba dan Rasul-Mu, dan aku mendekatkan diri kepada-Mu
dengan (perantara) para malaikat, nabi, dan rasul-Mu. Curahkanlah shalawat-Mu atas Muhammad, hamba dan Rasul-Mu dan atas keluarganya,
maafkanlah kesalahanku, tutupi dan ampunilah dosa-dosaku, penuhilah segala hajatku, dan janganlah Kau siksa aku karena (amal-amalku) yang buruk,
karena ampunan dan kedermawanan-Mu pasti meliputiku, sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu. h. Shalat Imam Husein as
Shalat Imam Husein as adalah 4 raka’at. Pada setiap raka’at, bacalah surah Al-fâtihah dan At-Tauhîd masing-masing sebanyak 50 kali. Ketika ruku’, bangun dari ruku’, sujud pertama, duduk antara dua sujud, dan sujud kedua, bacalah kedua surah di atas masingmasing 10 kali. Setelah selesai mengerjakan empat raka’at tersebut dan mengucapkan salam, bacalah doa berikut ini:
Ya Allah, Engkaullah yang telah mengabulkan permohonan Adam dan Hawa ketika mereka berseru, “Wahai Tuhan kami, kami telah menzalimi diri kami. Jika Engkau tidak mengampuni dan mengasihani kami, niscaya kami
akan celaka”, Nuh telah menyeru-Mu, lalu kabulkan seruannya dan selamatkan diri dan keluarganya dari (amukan) malapetaka (topan) yang dahsyat, Engkau telah memadamkan api Namrûd
dari Ibrahim Khalîl-Mu lalu Kau jadikannya dingin dan keselamatan baginya, Engkaulah yang telah mengabulkan (doa) Ayyûb ketika ia menyeru, “Aku telah ditimpa
penyakit parah dan Engkau adalah lebih pengasih dari para pengasih”, lalu Engkau menyembuhkannya dari penyakit itu dan mengembalikan kepadanya keluarga dan yang seperti mereka bersama mereka sebagai rahmat dari sisi-Mu dan
peringatan bagi orang-orang yang berakal, Engkaulah yang telah mengabulkan (doa) Dzunnûn (Yunus) as ketika ia menyeru-Mu di dalam kegelapan, “Tiada Tuhan selain Engkau,
Maha Suci Engkau, sesungguhnya aku termasuk orang-orang zalim”, lalu Engkau menyelamatkannya dari kesusahannya, Engkaulah yang telah mengabulkan (doa) Musa dan Harun
di saat Engkau berfirman, “Doa kalian telah dikabulkan, maka beristiqâmahlah” dan menenggelamkan Fir’aun dan kaumnya, Engkau telah mengampuni dosa Dawud dan menerima taubatnya
sebagai rahmat dan peringatan dari-Mu, Engkau telah mengorbankan demi Isma’il sembelihan yang agung setelah ia pasrah dan menyimpuhkan wajahnya (di atas sebongkah batu), lalu Engkau memanggilnya (baca : menjanjikan kepadanya) dengan kelapangan,
Engkaulah yang telah diseru oleh Zakaria secara samar (dari lubuk hati); ia berkata, “Wahai Tuhanku, tulang-belulangku telah melemah dan rambutku telah memutih sedangkan
aku tidak pernah merasa celaka dengan berdoa kepada-Mu” dan Engkau berfirman (berkenaan dengannya), “Mereka berdoa kepada kami dengan rendah hati dan rasa takut serta khusyû’ di (haribaan) Kami”, dan Engkaulah yang akan mengabulkan
(doa) orang-oran gyang beriman dan beramal saleh sehingga Engkau menambahkan anugerah-Mu kepada mereka. Oleh karena itu, jangan Kau jadikan aku orang yang paling hina di antara orang-orang yang berdoa kepada-Mu dan merindukan-Mu,
kabulkanlah – demi hak yang mereka miliki atas-Mu – (doa)ku sebagaimana Engkau telah mengabulkan (doa) mereka, sucikanlah diriku dengan penyucian-Mu, terimalah shalatku dan (kabulkanlah) doaku
dengan penerimaan yang terbaik, harumkanlah sisa sisa hidup dan saat wafatku, urusilah segala yang kutinggalkan, jagalah diriku – wahai Tuhanku –
demi doaku, jadikanlah keturunanku keturunan yang baik (dan) jagalah mereka dengan penjagaan yang telah Kau gunakan untuk menjaga keturunan salah seorang dari para kekasih-Mu dan
orang-orang yang menaati-Mu, dengan rahmat-Mu, wahai Dzat yang lebih pengasih dari para pengasih. Wahai Dzat pengawas segala sesuatu, pengabul doa setiap makhluk Mu,
dan yang dekat kepada setiap peminta-(Nya), aku mohon kepada-Mu, wahai Dzat yang tiada Tuhan selain-Mu yang Maha Hidup, berdiri dengan sendiri-Nya, Esa, dan tempat tumpuan (segala hajat) yang tidak beranak dan tidak
diperanakkan serta tiada seorang pun yang sebanding dengan-Nya, dan (aku mohon kepada-Mu) dengan setiap asma yang dengannya Kau tegakkan langit-Mu, Kau hamparkan bumi-Mu, Kau tegakkan gunung-gunung,
Kau alirkan air, Kau tunddukkan awan, matahari, bulan, bintang-gumintang, malam, dan siang, dan Kau ciptakan
seluruh makhluk, aku mohon kepada-Mu dengan keagungan Dzat-Mu yang karenanya langit dan bumi bersimbah cahaya serta kegelapan menjadi terang-benderang
untuk melimphkan shalawat-(Mu) atas Muhammad dan keluarganya, mencukupkan urusan hidup dan tempat kembaliku (kelak), membenarkan (baca : membereskan) seluruh urusanku,
tidak menyerahkanku kepada diriku sekejap mata pun, membereskan seluruh urusanku dan keluargaku, menjadikanku mampu (untuk mencukupi) keinginan mereka, dan menjadikanku dan mereka berkecukupan
dengan harta dan keluasan anugerah-Mu yang tak ‘kan pernah sirna, kokohkanlah di hatiku mata air hikmah yang bermanfaat
bagiku dan bagi hamba-Mu yang Kau restui, jadikanlah bagiku di akhir zaman seorang imam dari orang-orang yang bertakwa sebagaimana
Engkau telah menjadikan Ibrahim Al-Khalîl sebagai seorang imam, karena hanya dengan taufik-Mu orang-orang yang beruntung akan beruntung, orang-orang yang bertaubat akan bertaubat, para penyembah akan menyembah-Mu,
hanya dengan pengarahan-Mu orang-orang saleh pembakti, khusyû’, penyembah-Mu, dan yang takut kepada-Mu akan sampai ke tempat yang layak, dan hanya dengan petunjuk-Mu
orang-orang yang selamat akan selamat dari (siksa) neraka-Mu, dan para hamba-Mu yang rindu (kepada-Mu) akan takut kepadanya, serta hanya dengan pe nghinaan-Mu para pendukung kebatilan akan rugi, para zalim akan celaka,
dan para pelupa akan lupa (dari-Mu). Ya Allah, anugerahkan kepada jiwaku ketakwaan, karena Engkau adalah wali dan pembimbingnya serta Engkau adalah sebaik-baik Dzat yang dapat menyucikannya. Ya Allah, tunjukkanlah baginya jalan
petunjuknya, anugerahkan kepadanya ketakwaan, berikanlah kepadanya kabar gembira dengan rahmat-Mu ketika Engkau mencabut nyawanya, tempatkanlah ia di surga yang paling tinggi, harumkanlah kematian dan
masa hidupnya, dan muliakanlah tempat kembalinya (kelak), karena Engkau adalah wali dan pembimbingnya. i.
Shalat Imam Ali Zainal Abidin as
Shalat beliau adalah 4 raka’at. Pada setiap raka’atnya, bacalah surah Al-Fâtihah sebanyak sekali dan surah At-Tauhîd sebanyak 100 kali. Doa beliau setelah mengerjakan shalat adalah:
Wahai Dzat yang menampakkan keindahan dan menutupi kejelekan, wahai Dzat yang tidak menyiksa karena dosa dan tidak menyobek (tabir para pendosa), wahai Dzat yang besar maaf-Nya, wahai
Dzat pemaaf, wahai Dzat yang luas ampunan-Nya, wahai Dzat penebar rahmat dengan tangan-Nya, wahai pemilik setiap rintihan, wahai harapan setiap
pengaduan, wahai Dzat pemaaf, wahai harapan teragung, wahai Dzat yang menganugerahkan nikmat sebelum hal itu berhak (dimiliki oleh para hamba-Nya), wahai Tuhan kami, Tuan kami, dan
maulâ kami, wahai harapan segala keinginan kami, aku mohon kepada-Mu untuk melimpahkan shalawat-(Mu) kepada Muhammad dan keluarganya. j.
Shalat Imam Muhammad Al-Bâqir as
Shalat beliau adalah 2 raka’at. Pada setiap raka’atnya, bacalah surah Al-Fâtihah sebanyak sekali dan subhânallôhi wal hamdulillâhi wa lâ ilâha illâhu wallôhu akbar sebanyak 100 kali. Doa beliau setelah mengerjakan shalat ini adalah:
( ) Aku mohon kepada-Mu, wahai Dzat Penyabar, tidak tergesa-gesa (untuk menyiksa), Pemaaf, dan Penyayang, untuk memaafkan segala dosaku, (menggantikan) kejelekan yang ada padaku dengan kebaikan yang
Kau miliki, memberikan anugerah-Mu kepadaku sehingga aku bisa (hidup) cukup, mengilhamkan kepadaku dari anugerah itu untuk beramal sesuai dengan ketaatan kepada-Mu dan
Rasul-Mu, dan menganugerahkan maaf-Mu kepadaku sehingga aku dapat menggapa i kemuliaan-Mu. Ya Allah, anugerahkanlah kepadaku apa yang layak bagimu dan jangan Kau perlakukan aku
sesuai dengan yang pantas (dibalaskan kepadaku), karena aku hanya berpegang tegu kepada-Mu dan aku tidak pernah mendapatkan kebaikan kecuali dari-Mu. Wahai Dzat yang lebih melihat dari para pelihat, wahai Dzat yang lebih mendengar dari para pendengar,
wahai Dzat yang lebih adil dari para penguasa, wahai pelindung orang-orang yang berlindung, dan wahai Dzat yang mengabulkan doa orang-orang yang terjepit, limpahkanlah shalawat-(Mu) atas Muhammad dan keluarga
Muhammad. k. Shalat Imam Shâdiq as
Shalat beliau adalah 2 raka’at. Pada setiap raka’at, bacalah surah Al-Fâtihah sebanyak sekali dan ayat syahidallôhu annahû lâ ilâha illâ huwa wal malâ`ikatu wa ulul ‘ilmi qô`iman bil qisth, lâ ilâha illâ huwal ‘azîzul hakîm, innad dîna ‘indallôhil Islâm, wa makhtalafal ladzîna ûtul kitâbi illâ min ba’di mâ jâ`ahumul ‘ilmu baghyan bainahum, wa man yakfur bi âyâtillâhi fa-`innallôha sarî’ul hisâb sebanyak 100 kali. Doa beliau setelah mengerjakan shalat ini adalah:
(
)
Wahai Pencipta setiap makhluk, wahai penenang (kegundahan) setiap yang patah hati, wahai Dzat yang selalu hadir di setiap khalayak, wahai penyaksi setiap rintihan, wahai
(
)
(
(
)
)
Dzat yang mengetahui setiap yang tersembunyi, wahai Dzat yangn tampak tak tersembunyi, wahai Dzat yang selalu menang tak terkalahkan, wahai Dzat yang dekat
(
)
tak jauh, wahai penenang orang yang sendirian, wahai Dzat yang hidup yang menghidupkan orang-orang yang mati dan mematikan orang-orang yang hidup, yang mengawasi setiap
jiwa atas setiap perilakunya, dan wahai Dzat yang Maha Hidup ketika tak ada satu makhluk pun yang hidup, tiada Tuhan selain Engkau, limpahkanlah shalawat-(Mu) atas Muhammad dan keluarganya. l.
Shalat Imam Musa Al-Kâzhim as
Shalat beliau adalah 2 raka’at. Pada setiap, bacalah surah Al-Fâtihah sebanyak sekali dan surah At-Tauhîd sebanyak 12 kali. Doa beliau setelah mengerjakan shalat ini adalah:
Ilahi, semua suara khusyu’ tunduk di hadapan-Mu, semua akal bingung (memikirkan hakikat)-Mu, segala sesuatu takut kepada-Mu, segala sesuatu lari menuju-Mu,
segala sesuatu selain-Mu berada dalam kesempitan, dan cahaya-Mu memenuhi segala sesuatu. Engkau Maha Tinggi dalam keagungan-Mu, Engkau Maha Indah dalam keindahan-Mu,
Engkau Maha Agung dalam kekuatan-Mu, dan Engkau adalah Dzat yang tak dapat dilelahkan oleh apa pun, wahai penurun nikmatku, wahai pemusnah kegundahanku, wahai pemenuh semua
hajatku, kabulkanlah permintaanku demi ke-Esaan-Mu, aku berinan kepada-Mu dengan memurnikan agamaku untuk-Mu, kumasuki hari ini dengan memegang janji-Mu
semampuku, aku kembali kepada-Mu dengan nikmat dan memohon ampun kepada -Mu dari dosa-dosa yang selain-Mu tidak dapat mengampuninya. Wahai Dzat yang
dekat dalam ketinggian (kedudukan)-Nya, yang Maha Tinggi dalam kedekatan-Nya, yang bercahaya keterang-benderang-Nya, dan Maha Kuat dalam kekuasaan-Nya , limpahkanlah shalawat-(Mu) atas Muhammad dan keluarganya. m. Shalat Imam Ridhâ as
Shalat beloiau adalah 6 raka’at. Pada setiap raka’atnya, bacalah surah Al-Fâtihah sekali dan surah Al-Insân sebanyak 10 kali. Doa beliau setelah mengerjakan shalat ini adalah:
Wahai sahabatku dalam kesusahanku, wahai waliku dalam nikmatku, wahai Tuhanku dan Tuhan Ibrâhîm, Ismâ’îl, Ishâq, dan
Ya’qûb, wahai Tuhan Kâf Hâ Yâ ‘Aîn Shâd dan Yâsîn, aku mogon kepada-Mu wahai Dzat terbaik yang dapat diminta, wahai Dzat terbaik yang dapat dimohon, wahai
Dzat terdermawan yang dapat memberi, dan wahai tumpuan harapan terbaik, aku mohon kepada-Mu untuk melimpahkan shalawat-(Mu) atas Muhammad dan keluarganya. n. Shalat Imam Jawâd as
Shalat beliau adalah 2 raka’at. Pada setiap raka’at, bacalah surah Al-Fâtihah sekali dan surah At-Tauhîd sebanyak 70 kali. Doa beliau setelah mengerjakan shalat ini adalah:
[
]
Ya Allah, Tuhan roh-roh yang fana (dari dunia ini) dan badan-badan yang hancur-lebur, aku mohon kepada-Mu dengan (perantara) ketaatan roh-roh yang (akan) kembali badan-badannya,
dengan (perantara) ketaatan badan-badan yang akan kembali tersusun dengan uraturatnya, dengan (perantara) firman-Mu yang berlaku atas mereka, dan dengan (perantara) hak yang akan Kau ambil dari mereka sedang para makhluk
menunggu keputusan-Mu di hadapan-Mu, mengharapkan rahmat-Mu, dan takut akan siksa-Mu, limpahlanlah shalawat-(Mu) atas Muhammad dan keluarganya, jadikanlah cahaya di
mataku, keyakinan di kalbuku, berdzikir kepada-Mu siang dan malam di mulutku, dan anugerahkan amal saleh kepadaku. o. Shalat Imam Ali Al-Hâdî as
Shalat berjumlah 2 raka’at. Pada raka’at pertama, bacalah surah Al-Fâtihah dan Yâsîn serta pada raka’at kedua, bacalah surah Al-Fâtihah dan surah Ar-Rahmân (masingmasing satu kali). Doa beliau setelah mengerjakan shalat ini adalah:
Wahai Dzat pelaku kebaikan, wahai Dzat pemerhati (kondisi makhluk-Nya), wahai Dzat penyaksi segala yang ghaib, wahai Dzat yang dekat tak jauh, wahai Dzat yang menang tak terkalahkan, wahai Dzat yang tak seorang pun
mengetahui hakikat-Nya kecuali Dia, dan wahai Dzat yang kekuatan-Nya tak tergapai (oleh siapapun), aku mohon kepada-Mu dengan (perantara) asma-Mu yang tersimpan nan tersembunyi dari orang yang
Kau kehendaki, yang suci nan disucikan, nûr cahaya yang sempurna, yang hidup, berdiri sendiri nan agung, cahaya langit dan bumi, yang mengetahui
(rahasia) alam ghaib dan alam nyata, yang maha besar, tinggi nan agung, limpahkanlah shalawat-(Mu) atas Muhammad dan keluarganya. p. Shalat Imam Hasan Al-‘Askarî as
Shalat beliau adalah 4 raka’at. Pada dua raka’at pertama setelah membaca surah AlFâtihah, bacalah surah Az-Zilzâl sebanyak 15 kali dan pada dua raka’at terakhir setelah membaca surah Al-Fâtihah, bacalah surah At-Tauhîd sebanyak 15 kali. Doa beliau setelah mengerjakan shalat ini adalah:
Ya Allah, aku mohon kepada-Mu dengan (perantara kesaksianku) bahwa segala puji hanya untuk-Mu, tiada Tuhan selain Engkau yang ada sebelum segala sesuatu, Engkau Maha Hidup nan Qayyûm* , tiada Tuhan selain
Engkau yang tak sesuatu pun mampu menghinakan-Mu, setiap hari Engkau melakukan sesuatu, tiada Tuhan selain Engkau yang menciptalan yang terlihat dan yang tak terlihat,
yang mengetahui segala sesuatu tanpa diajari; aku mohon kepada-Mu dengan (perantara) nikmat-nikmat-Mu (dan kesaksianku) bahwa Engkau adalah Allah, Tuhan Yang Esa, tiada Tuhan selian Engkau yang Maha Pengasih nan
Penyayang; aku mohon kepada-Mu dengan (perantara kesaksianku) bahwa Eng kau adalah Allah, tiada Tuhan selian Engkau yang Maha Esan nan Tunggal, tempat tumpuan (segala hajat) yang tidak beranak dan tidak diperanakkan serta tidak
seorang pun yang dapat menandingi-Nya; aku mohon kepada-Mu de ngan (perantara kesaksianku) bahwa Engkau adalah Allah, tiada Tuhan selain Engkau yang Maha Lembut, Mengetahui, Mengawasi setiap perilaku hamba,
Pengawas, dan Penjaga; aku mohon kepada-Mu dengan (perantara kesaksianku) bahwa Engkau adalah Allah yang Maha Awal sebelum terwujudnya segala sesuatu, Maha Akhir setelah sirnanya segala sesuatu, tersembunyi dalam (hakikat) segala *
Berdiri dengan sendirinya dan tidak membutuhkan kepada selain-Nya serta selain-Nya bergantung kepada-Nya. (Penerj.)
sesuatu, yang dapat mendatangkan bahaya dan manfaat, yang Maha Bijak nan Mengetahui; aku mohon kepada-Mu dengan (perantara kesaksianku) bahwa Engkau adalah Allah, tiada Tuhan selain Engkau yang Maha Hidup, Qayyûm, Pembangkit (orang-orang yang mati),
Pewaris (semua makhluk), Penyayang, Pemberi anugerah, Pencipta langit dan bumi, Pemilik segala keagungan dan kemuliaan, Pemiliki segala nikmat, kemuliaan,
kerajaan, tiada Tuhan selain Engkau, ilmu-Mu meliputi segala sesuatu, Engkau menghitung segala sesuatu, limpahkanlah shalawat-(Mu) atas Muhammad dan
keluarga Muhammad. q. Shalat Imam Mahdî as
Shalat ini berjumlah 2 raka’at. Pada setiap raka’at, bacalah surah Al-Fâtihah dan AtTauhîd (masng-masing sebanyak sekali). Ketika sampai pada ayat iyyâka na’budu wa iyyâka nasta’în (ayat ke-5 surah Al-Fâtihah), ulangilah bacaan ayat ini sebanyak 100 kali. Setelah selesai mengerjakn shalat, bacalah doa berikut ini:
Ya Allah, sungguh besar malapetaka (yang menimpa kami), masih selalu samar (hujjah Mu), tirai-tirai (penutup segala kejelekan) telah terurai, bumi telah sempit dengan segala keluasan langit, hanya Engkau
. – wahai Tuhanku – tempat mangadu dan bergantung dalam kesusahan dan kesenangan. Ya Allah, limpahkanlah shalawat-(Mu) atas Muhammad dan keluarganya, orang-orang (suci) yang telah Kau wajibkan kepada kami untuk
. menaati mereka, percepatlah – ya Allah – faraj mereka dengan (munculnya) Al-Qâ`im (yang berasal dari keturunan) mereka, dan tampakkanlah kemuliaannya. Wahai Muhammad wahai Ali, wahai Ali wahai Muhammad, cukupilah aku
karena kalian mampu untuk mencukupiku, wahai Muhammad wahai Ali, wahai Ali wahai Muhammad, tolonglah aku, karena kalian mampu untuk menolongku, wahai Muhammad wahai Ali, wahai
Ali wahai Muhammad, jagalah aku karena kalian mampu untuk menjagaku, wahai Tuanku, ya Shâhibaz Zamân, wahai Tuanku, ya Shâhibaz Zamân,
wahai Tuanku, ya Shâhibaz Zamân, bantulah, bantulah, bantulah, selamatkanlah aku, selamatkanlah aku, selamatkanlah aku, lindungilah (aku), lindungilah (aku), lindungilah (aku). r. Shalat Ja’far as
Shalat ini adalah yang paling mujarab. Shalat ini diriwayatkan dengan sanad-sanad mu’tabar dan memiliki keutamaan yang sangat banyak. Yang pokok adalah pengmapunan dosa-dosa besar. Waktu yang paling utama untuk melaksanakan shalat ini adalah permulaan siang hari Jumat. Shalat ini berjumlah 4 raka’at dengan dua tasyahhud dan salam. Pada raka’at pertama setelah membaca surah Al-Fâtihah, bacalah surah AzZilzâl, pada raka’at kedua surah Al-‘Âdiyât, pada raka’at ketiga surah AN-Nashr, dan pada raka’at keempat surah At-Tauhîd. Setelah membaca setiap surah-surah di atas, bacalah subhânallôhi wal hamdulillâhi wa lâ ilâha illallôhu wallôhu akbar sebanyak 15 kali. Juga bacalah tasbîh di atas ketika rukû’, bangun dari rukû’, sujûd pertama, bangun dari sujûd, sujûd kedua, dan duduk istirahat antara dua raka’at masing-masing sebanyak 10 kali. Jumlah tasbîh yang harus dibaca pada empat raka’at tersebut adalah 300 kali. Syeikh Al-Kulainî meriwayatkan dari Abu Sa’id Al-Madâ`inî bahwa Imam Shâdiq as berkata kepadanya, “Maukah kuajarkan kepadamu suatu doa yang dapat kau baca dalam shalat Ja’far?” “Iya”, jawabnya. Beliau melanjutkan, “Ketika engkau berada di sujûd terakhir raka’at keempat setelah membaca tasbîh, bacalah (doa berikut ini):
Maha Suci Dzat yang berpakaian kemuliaan dan kewibawaan, Maha Suci Dzat yang dengan keagungan-Nya mengasihani dan bermurah hati (kepada kami), Maha Suci Dzat yang segala tasbîh tidak layak layak
kecuali untuk-Nya, Maha Suci Dzat yang ilmu-Nya meliputi segala sesuatu, Maha Suci Dzat pemilik anugerah dan kenikmatan, Maha Suci Dzat pemilik kekuatan dan kedermawanan.
Ya Allah, aku mohon kepada-Mu dengan (perantara) tempat-tempat kemuliaan dari ‘Arsy-Mu, puncak rahmat dari Kitab-Mu, asma-Mu yang teragung, dan kalimat-Mu
yang sempurna dari segi kebenaran dan keadilannya, limpahkanlah shalawat-(Mu) atas Muhammad dan keluarganya, dan perlakukanlah aku demikian d an demikian.
Sebagai ganti dari kata-kata “demikian dan demikian”, sebutkanlah hajat Anda. Syeikh Thûsî dan Sayid Ibnu Thâwûs meriwayatkan dari Mufadhdhal bin Umar bahwa ia berkata, “Suatu hari aku melihat Imam Shâdiq as elah selesai mengerjakan shalat Ja’far. Lalu beliau mengangkat tangannya seraya membaca yâ robbi yâ robbi hingga nafas beliau habis, yâ robbâh yâ robbâh hingga nafas beliau habis, robbi robbi hingga nafas beliau habis, yâ Allôh yâ Allôh hingga nafas beliau habis, yâ Rohîm yâ Rohîm hingga nafas beliau habis, yâ Rohmân yâ Rohmân sebanyak 7 kali, dan yâ Arhamarrôhimîn sebanyak tujuh kali. Kemudian beliau membaca doa berikut ini:
Ya Allah, kubuka perkataanku dengan memuji-Mu, aku berbicara dengan mengirimkan pujian kepada-Mu, aku mengagungkan-Mu dan tiada batas bagi pujian terhadap-Mu, aku memuji-Mu dan
siapakah yang mampu memuji dan mengagungkan-Mu secara sempurna, bagaimana mungkin makhluk-Mu dapat mengenal keagungan-Mu, dan kapan Engkau tidak pernah dipuji
karena anugerah-Mu, tidak disifati dengan keagungnan-Mu, (dan) tidak memperlakukan para pendosa dengan kesabaran-Mu? Para penduduk bumi-Mu telah membangkang dari menaati-Mu, akan tetapi, Engkau masih
mengasihi mereka dengan kedermawanan-Mu, berbuat dermawan dengan anugerah-Mu, dan berbuat baik dengan kemurahan-Mu. Tiada Tuhan selain Engkau Pemberi anugerah, pemilik keagungan dan kemuliaan.
Kemudian beliau berkata, “Wahai Mufadhdhal, ketika engkau memiliki hajat yang sangat penting, kerjakanlah shalat Ja’far dan bacalah doa ini lalu mintalah hajatmu itu kepada Allah, niscaya akan terkabulkan insya-Allah”. Penulis berkata, “Untuk memohon hajat Syeikh Thûsî meriwayatkan dari Imam Shâdiq as bahwa beliau berkata, “Berpuasalah pada hari Rabu, Kamis, dan Jumat. Di akhir hari Kamis (sore hari – Penerj.), bersedekakhlah kepada sepuluh orang miskin masing-masing 1 Mud makanan. Ketika hari Jumat tiba, mandilah, pergilah ke padang pasir (padang yang tak beratap – Penerj.) dan kerjakanlah shalat Ja’far. (Setelah itu), lalu singkaplah pakaian yang menutupi lututmu dan tempelkanlah di atas tanah seraya membaca:
Wahai Dzat yang menampakkan keindahan dan menutupi keburukan, wahai Dzat yang tidak menyiksa karena dosa-dosa dan tidak menyingkap tirai (kesalahanku), wahai Dzat yang besar maaf-Nya, wahai
Dzat yang elok ampunan-Nya, wahai Dzat yang luas ampunan-Nya, wahai Dzat yang tangan-Nya terbuka penuh rahmat, wahai Pemiliki setiap rintihan dan tempat rujukan setiap
pengaduan, wahai Pemaaf setiap kesalahan, wahai Dzat Pemaaf, wahai Dzat yang besar anugerah-Nya, wahai Dzat yang terlebuh dahulu menganuferahkan nikmat sebelum hal itu berhak dimiliki,
( )
( )
( )
Ya Tuhanku ya Tuhanku ya Tuhanku (10 kali), ya Allah ya Allah ya Allah, wahai junjungaku wahai jununganku, wahai Maulâku
)
( )
( )
(
( )
( )
wahai Maulâku, wahai Harapanku, wahai Penolongku, wahai puncak kecintaanku, wahai Penyayang, wahai Pengasih,
( )
( )
wahai penganugerah kebaikan, limpahkan shalawat-(Mu) atas Muhammad dan keluarganya yang banyak dan bagus sebaik shalawat yang telah Kau limpahkan kepada
( ) salah seorang dari makhluk-Mu. Lalu mintalah hajatmu”.
Penulis berkata, “Sangat banyak hadis yang menganjurkan untuk menlakukan puasa tiga hari tersebut dan mengerjakan shalat sebanyak 2 raka’at ketika mendekati zawâl pada hari Jumat untuk memohon hajat”. Kedua puluh satu,
membaca doa yang diriwayatkan oleh Muhammad bin Muslim dari Imam Shâdiq as ketika zawâl. Doa itu – sebagaimana tercantum dalam Mishbâh al Mutahajjid karya Syeikh Thûsî – adalah sebagai berikut:
Tiada Tuhan selain Allah, Allah Maha Besar, segala puji bagi Allah yang tidak memiliki anak, tidak memiliki sekutu dalam
. kerajaan(-Nya), tidak membutuhkan penolong (untuk membebaskan diri-Nya) dari kehinaan (demi menambah kemuliaan-Nya), dan agungkanlah Ia. Wahai Penebar karunia, wahai Penolak bencana, wahai Pencipta makhluk, wahai
Yang Tinggi kemauan-Nya, wahai Penutup tirai kegelapan, wahai Pemilik kedermawanan, wahai Penyingkap musibah dan kepedihan, wahai Penenang orangorang yang terhempas
dalam kegelapan, wahai Dzat Yang Maha Mengetahui tanpa diajari, limpahkanlah shalawat-(Mu) atas Muhammad dan keluarganya, lakukanlah padaku apa yang layak bagi-Mu, wahai Yang Asma-Nya
adalah penawar, dzikir (pada-Nya) adalah kesembuhan, dan ketaatan kepada-Nya adalah kekayaan, rahmatilah orang yang modalnya hanya harapannya dan senjatanya hanya tangisan, Maha Suci Engkau, tiada Tuhan selain
Engkau, wahai Pengasih, wahai Pemberi anugerah, wahai Pencipta langit dan bumi, wahai Pemiliki keagungan dan kemuliaan. Kedua puluh dua,
membaca surah Al-Jumu’ah dan Al-Munâfiqûn pada shalat Zhuhur hari Jumat dan membaca surah Al-Jumu’ah dan At-Tauhîd pada shalat Asharnya. Syeikh Shadûq meriwayatkan bahwa Imam Shâdiq as berkata, “Salah satu hal yang layak dilakukan oleh seorang mukmin yang mengaku Syi’ah kami adalah membaca
surah Al-Jumu’ah dan sabbihisma robbikal a’lâ (surah Al-A’lâ – Penerj.) pada shalat (wajib) di malam Jumat dan membaca surah Al-Jumu’ah dan Al-Munâfiqûn pada shalat Zhuhurnya. Ketika ia melakukan hal ini, seakan-akan ia telah melaksanakan amalan Rasulullah SAWW dan pahalanya di sisi Allah adalalh surga”.
Syeikh Al-Kulainî meriwayatkan dari Al-Halabî dengan sanad yang hasan seperti shahîh bahwa ia berkata, “Aku pernah bertanya kepada Imam Shâdiq as, “Ketika pada hari Jumat aku melaksanakan shalat sendirian, yakni, tidak melakukan shalat Jumat dan (sebagai gantinya), saya mengerjakan shalat Zhuhur, apakah aku membaca dengan suara keras?” “Iya”, jawab beliau. Lalu beliau melanjutkan, “Bacalah surah Al-Jumu’ah dan Al-Kâfirûn pada hari Jumat”. Kedua puluh tiga, Syeikh Thûsî dalam Mishbâh al-Mutahajjid -nya berkenaan dengan
ta’qîb shalat Zhuhur pada hari Jumat meriwayatkan bahwa Imam Shâdiq as berkata, “Barangsiapa membaca surah Al-Fâtihah, An-Nâs, Al-Falaq, At-Tauhîd, Al-Kâfirûn masing-masing sebanyak 7 kali, akhir surah Barâ`ah dari ayat laqod jâ`akum rasûlun min anfusikum , akhir surah Al-Hasyr dari ayat law anzalnâ hâdzal Qur`ân hingga akhir surah, dan lima ayat surah Âlu ‘Imrân dari ayat inna fî kholqis samâwâti wal ardh hingga ayat lâ tukhliful mî’âd pada hari Jumat setelah mengucapkan salam (shalat Zhuhur), ia akan terjaga dari kejahatan musuh dan (keburukan) bencana dari hari Jumat itu hingga hari Jumat yang akan datang”. Kedua puluh empat ,
Syeikh Thûsî juga meriwayatkan dari Imam Shâdiq as bahwa
barangsiapa membaca:
Ya Allah, curahkanlah shalawat-Mu, para malaikat dan rasul-Mu atas Muhammad dan keluarganya
setelah mengerjakan shalat Zhuhur atau Shubuh (pada hari Jumat), maka tidak akan ditulis baginya dosa hingga satu tahun. Beliau juga berkata, “Barangsiapa membaca:
Setelah mengerjakan shalat Shubuh dan Zhuhur (pada hari Jumat), maka ia tidak akan meninggal dunia kecuali setelah ia (mengalami hidup pada masa) Imam Zaman”.
Penulsi berkata, “Jika ia membaca doa pertama tersebut sebanyak 3 kali setelah mengerjakan shalat Zhuhur pada hari Jumat, maka ia akan terjaga dari bencana hingga hari Jumat mendatang. Juga diriwayatkan bahwa barangsiapa mengirimkan shalawat atas Muhammad dan keluarganya di antara dua shalat pada hari Jumat, maka pahalanya sama dengan 70 raka’at shalat”.
Kedua puluh lima,
membaca doa yâ man yarhamu man lâ tarhamuhul ‘ibâd dan allôhumma hadzâ yaumun mubârok . Kedua doa ini termaktub dalam kitab AshShahîfatul Kâmilah. Kedua puluh enam,
Syeikh Thûsî dalam Mishbâhul Mutahajjid -nya berkata, “Telah diriwayatkan dari para imam ma’shûm as bahwa barangsiapa mengerjakan shalat 2 raka’at setelah shalat Zhuhur dan membaca surah At-Tauhîd setelah membaca surah AlFâtihah sebanyak 7 kali, lalu membaca:
Ya Allah, jadikanlah aku dari penghuni surga yang seluruh isinya adalah berkah dan penghuninya adalah malaikat bersama Nabi kami, Muhammad SAWW dan
ayah kami, Ibrâhîm as
setelah selesai mengerjakan shalat, maka ia tidak akan tertimpa bencana dan fitnah hingga hari Jumat mendatang dan Allah SWT akan mengumpulkannya bersama Muhammad SAWW dan Ibrâhîm as”. Allâmah Al-Majlisî berkata, “Jika selain sayid membaca doa ini, maka ia harus membaca wa abîhi (ayahnya) sebagai ganti dari kata-kata wa abînâ (ayah kami)”. Kedua puluh tujuh,
diriwayatkan bahwa waktu terbaik untuk membaca shalawat adalah setelah shalat Ashar. (Oleh karena itu), bacalah shalawat berikut ini sebanyak 100 kali:
Syeikh Thûsî berkata, “Disunnahkan untuk membaca shalawat berikut ini sebanyak 100”.
Semoga shalawat Allah, para malaikat, nabi, rasul, dan seluruh makhluk-Nya terlimpahkan atas Muhammad dan keluarganya. Semoga salam, rahmat, dan berkah Allah tercurahkan atasnya dan
atas mereka, ruh, dan badan mereka.
Dalam As-Sarâ`ir -nya, Syeikh Jalîl bin Idrîs menukil dari kitab Al-Jâmi’ karya AlBazanthî bahwa Abu Bashîr berkata, “Aku mendengar Imam Ja’far Shâdiq as pernah berkata, “Membaca shalawat di antara shalat Zhuhur dan Ashar memiliki pahala 70 raka’at (shalat), dan barangsiapa membaca:
Ya Allah, curahkanlah shalawat-Mu yang terbaik atas Muhammad dan keluarganya, para washî yang diridhai dan limpahkanlah berkah-Mu yang terutama atas mereka,
semoga salam, rahmat, dan berkah Allah tercurahkan atas mereka, ruh, dan badan mereka. maka, ia akan mendapatkan pahala amalan jin dan manusia pada hari itu”.
Penulis berkata, “Shalawat-shalawat di atas terdapat dalam kitab-kitab para Masyâyikhul Hadîs dengan sanad-sanad mu’tabar dan keutamaan-keutamaan yang tak terhingga. Jika shalawat itu dibaca sebanyak 10 atau 7 kali, maka hal itu akan lebih utama. Karena diriwayatkan bahwa Imam Shâdiq as berkata, “Barangsiapa membaca shalawat itu sebanyak 10 kali setelah mengerjakan shalat Ashar pada hari Jumat dan sebelum bangun dari tempat duduknya, maka para malaikat akan mengirimkan shalawat atasnya dari hari Jumat itu hingga hari Jumat mendatang pada saat itu juga”. Juga diriwayatkan bahwa beliau berkata, “Setelah selesai mengerjakan shalat Ashar pada hari Jumat, bacalah shalawat di atas sebanyak 7 kali”. Dalam Al-Kâfî -nya, Syeikh Al-Kulainî meriwayatkan bahwa setelah Anda selesai mengerjakan shalat pada hari Jumat, bacalah:
Ya Allah, curahkanlah shalawat-Mu yang terbaik atas Muhammad dan keluarganya, para washî yang diridhai dan limpahkanlah berkah-Mu yang terutama atas mereka,
semoga salam, rahmat, dan berkah Allah tercurahkan atasnya dan atas mereka.
Sesungguhnya barangsiapa membaca shalwat tersebut setelah mengerjakan shalat Ashar, niscaya Allah akan menulis baginya 100 ribu kebaikan, menghapus dari 100 ribu
kejelekan, mengabulkan 100 ribu hajatnya, dan menaikkan derajatnya sebanyak 100 ribu kali. Syeikh Al-Kulainî juga berkata, “Diriwayatkan bahwa barangsiapa membaca shalawat tersebut sebanyak 7 kali, Allah akan menganugerahkan kepadanya kebaikan sebanyak jumlah hamba (yang ada di dunia ini), amalannya pada hari itu akan dikabulkan, dan ia akan datang pada hari kiamat dengan membawa cahaya (yang menerangi jalannya)”. Pada bab yang membahas amalan-amalan hari ‘Arafah akan disebutkan beberapa shalawat yang barangsiapa membacanya, ia telah membahagiakan Muhammad dan keluarganya. Kedua puluh delapan,
bacalah astaughfirullôha wa atûbu ilaîh setelah mengerjakan shalat Ashar sebanyak 70 kali. Dengan demikian, Allah akan mengampuni dosa-dosanya. Kedua puluh sembilan,
membaca surah Al-Qadr. Diriwayatkan bahwa Imam Mûsâ Al-Kâzhim as berkata, “Pada hari Jumat Allah menebarkan seribu rahmat-Nya. Ia akan memberikan kepada hambanya rahmat yang dimintanya. Barangsiapa membaca surah Al-Qadr setelah mengerjakan shalat Ashar pada hari Jumat sebanyak 100 kali, Allah SWT akan melipat-gandakan seribu rahmat tersebut dan memberikannya kepadanya”. Ketiga puluh,
membaca doa Al-‘Asyarât yang akan disebutkan pada kesempatan
yang akan datang. Ketiga puluh satu,
Syeikh Thûsî berkata, “Saat-saat terakhir hari Jumat hingga matahari tenggelam adalah saat-saat dikabulkannya doa. Selayaknya kita memperbanyak doa pada saat-saat ini. Diriwayatkan bahwa saat dikabulkannya doa adalah ketika setengah matahari tenggelam dan setengahnya lagi belum tenggelam. Sayidah Fâthimah as selalu memanjatkan doa pada saat itu. Dengan demikian, disunnahkan untuk membaca doa pada saat itu, dan disunnahkan untuk membaca doa berikut ini yang telah diriwayatkan dari Rasulullah SAWW untuk saat itu”.
Maha Suci Engkau, tiada Tuhan selain Engkau, wahai Dzat yang Pengasih, wahai Dzat Pemberi anugerah, wahai Pencipta langit dan bumi, wahai Dzat Pemilik keagungan dan kemuliaan.
Dan bacalah juga doa As-Simât pada saat itu. Kami akan menyebutkan doa pada kesempatan yang akan datang insya-Allah. Ketahuilah bahwa hari Jumat dari beberapa segi berhubungan dengan Imam Zamân as. Di antaranya:
a. Beliau lahir pada hari Jumat. b. Kemunculan beliau akan terjadi pada hari Jumat, dan harapan untuk itu lebih banyak dibandingkan dengan hari-hari yang lain. Dalam sebuah doa ziarah khusus untuk beliau pada hari Jumat disebutkan:
Ini adalah hari Jumat, harimu yang kemunculanmu diharapkan terjadi di dalamnya dan faraj bagi mukminin (akan terlaksana) berkat tanganmu
Lebih dari itu, jika hari Jumat termasuk salah satu dari empat hari raya (dalam Islam), hal itu dikarenakan hari kemunculan beliau yang akan dapat membersihkan bumi ini dari kotoran syirik, kufur, maksiat, dan dari adanya para imperialis, atheis, kâfirîn, dan munâfikîn, serta dengan memenangkan kalimat kebenaran dan meninggikan agama Islam (atas agama-agama lain), beliau akan membahagiakan hati mukminin. “Bumi terangbenderang dengan cahaya Tuhannya”. Oleh karena itu, selayaknya pada hari ini Anda membaca Shalawat yang Agung dan doa yang diperintahkan oleh Imam Ridhâ as untuk membacanya (dengan niat dihadiahkan kepada) Imam Zamân as. Doa ini akan disebutkan pada Pasal Amalan Sirdâb, Bab Ketiga (Ziarah-ziarah). Begitu juga, selayaknya Anda membaca doa yang didektekan oleh Syeikh Abu ‘Amr Al-‘Amrawî kepada Abu Ali bin Hammâm. Ia berpesan, hendaknya doa ini dibaca pada masa ghaibah Imam Zamân as. Karena Shalawat yang Agung dan doa ini sangat panjang dan buku ini tidak ditulis untuk memuatnya, kami tidak menyebutkannya di sini. Bagi yang berminat hendaknya merujuk kepada kitab Mishbâhul Mutahajjid dan Jamâlul Usbû’. Pada kesempatan ini selayaknya kami sebutkan sebuah shalawat yang dinisbahkan kepada Abul Hasan Azh-Zharrâb Al-Ishfahânî. Syeikh Thûsî dan Sayid Ibnu Thâwûs juga menyebutkan shalawat ini sebagai salah satu amalan pada sore hari Jumat. Sayid Ibnu Thâwûs berkata, “Jika Anda – karena satu dan lain hal – meninggalkan ta’qîb shalat ‘Ashar pada hari Jumat, maka jangan sampai Anda meninggalkan membaca shalawat ini. Karena shalawat ini memiliki rahasia yang telah diberitahukan oleh Allah kepada kami”. Lalu beliau menyebutkan sanadnya. Syeikh Thûsî dalam kitab Mishbâhul Mutahajjid - nya berkata, “Shalawat ini diriwayatkan dari Imam Zamân as untuk Abul Hasan Azh-Zharrâb Al-Ishfahânî di Makkah”. Dan kami tidak menyebutkan sanadnya di sini demi mempersingkat. Shalawat itu adalah sebagai berikut:
Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang
Ya Allah, limpahkanlah shalawat(-Mu) atas Muhammad, penghulu para rasul, penutup para nabi, hujjah Tuhan semesta alam, yang terpilih di hari perjanjian (Ilahi),
yang terpilih dalam naungan (‘inâyah Ilahiah), yang tersucikan dari segala kekurangan, yang terbebaskan dari segala cela, yang diharapkan untuk (mencari) keselamatan, yang diharapkan
. syafa’atnya, yang diserahkan kepadanya agama Allah. Ya Allah, muliakanlah dirinya, agungkanlah burhannya, tampakkanlah hujjahnya, tinggikanlah
derajatnya, kemilaukanlah sinarnya, berserikanlah wajahnya, anugerahkanlah kepadanya keutamaan, kedudukan, tali penghubung (dengan kami), dan derajat yang
tinggi, sampaikanlah ia ke maqâm terpuji yang telah dicita-citakan oleh orang-orang terdahulu dan akhir zaman, dan limpahkanlah shalawat(-Mu) atas Amirul Mukminin,
pewaris para rasul, pemimpin orang-orang baik nan suci, penghulu para washî, dan hujjah Tuhan semesta alam, curahkanlah shalawat(-Mu) atas
Hasan bin Ali, pemimpin mukminin, pewaris para rasul, dan hujjah Tuhan semesta alam, limpahkanlah shalawat(-Mu) atas Husein bin
Ali, pemimpin mukminin, pewaris para rasul, dan hujjah Tuhan semesta alam, curahkanlah shalawat(-Mu) atas Ali bin Husein, pemimpin
mukminin, pewaris para rasul, dan hujjah Tuhan semesta alam, limpahkanlah shalawat( Mu) atas Muhammad bin Ali, pemimpin mukminin,
pewaris para rasul, dan hujjah Tuhan semesta alam, curahkanlah shalawat(-Mu) atas Ja’far bin Muhammad, pemimpin mukminin, pewaris
para rasul, dan hujjah Tuhan semesta alam, limpahkanlah shalawat(-Mu) atas Musa bin Ja’far, pemimpin mukminin, pewaris para rasul,
dan hujjah Tuhan semesta alam, curahkanlah shalawat(-Mu) atas Ali bin Musa, pemimpin mukminin, pewaris para rasul, dan hujjah
Tuhan semesta alam, limpahkanlah shalawat(-Mu) atas Muhammad bin Ali, pemimpin mukminin, pewaris para rasul, dan hujjah Tuhan
semesta alam, curahkanlah shalawat(-Mu) atas Ali bin Muhammad, pemimpin mukminin, pewaris para rasul, dan hujjah Tuhan semesta alam,
limpahkanlah shalawat(-Mu) atas Hasan bin Ali, pemimpin mukminin, pewaris para rasul, dan hujjah Tuhan semesta alam, dan curahkanlah shalawat(-Mu) atas
. Al-Mahdi, pemimpin mukminin, pewaris para rasul, dan hujjah Tuhan semesta alam. Ya Allah, limpahkanlah shalawat(-Mu) atas
Muhammad dan Ahlulbaitnya, para imam pemberi petunjuk, para alim yang jujur, orang-orang baik yang bertakwa, tonggak-tonggak agama-Mu, pondasi-pondasi
tauhid-Mu, penafsir wahyu-Mu, hujjah-hujjah-Mu atas para makhluk-Mu, dan para khalifah-Mu di bumi-Mu yang telah Kau pilih untuk diri-Mu,
telah Kau utamakan atas para hamba-Mu, telah Kau ridhai untuk (mengemban) agama Mu, telah Kau khususkan dengan ma’rifah-Mu, telah Kau agungkan dengan kemuliaan Mu, telah Kau sirami
dengan rahmat-Mu, telah Kau didik dengan nikmat-Mu, telah Kau suapi dengan hikmah Mu, telah Kau selimuti dengan cahaya-Mu, telah Kau angkat di alam Malakût-Mu, telah Kau lindungi
. dengan para malaikat-Mu, dan telah Kau muliakan dengan Nabi-Mu, semoga shalawat Mu tercurahkan atasnya dan keluarganya. Ya Allah, limpahkanlah shalawat-Mu atas Muhammad dan mereka, shalawat yang suci,
. bertambah, banyak, abadi nan harum yang tidak dapat diketahui kecuali oleh Diri-Mu, tidak dapat digapai kecuali oleh ilmu-mu, dan tak seorang pun mampu menghitungnya kecuali Diri-Mu.
Ya Allah, limpahkanlah shalawat-Mu atas wali-Mu, penghidup sunnah-Mu, pelaksana perintah-Mu, pengajak (para hamba-Mu) kepada-Mu, penunjuk jalan (menuju)-Mu, hujjah-Mu atas
. para mahkluk-Mu, khalifah-Mu di atas bumi-Mu, dan saksi-Mu atas para hamba-Mu. Ya Allah, mapankanlah pertolongan-Mu kepadanya, panjangkanlah umurnya, da n hiasilah
. bumi dengan kepanjangan wujudnya. Ya Allah, cukupkan atasnya kezaliman para penghasud, lindungilah ia dari kejahatan para pemakar, cegahlah darinya maksud (jahat)
. para zalim, dan selamatkan ia dari cengkraman tangan (pereintahan) orang-orang yang berlagak sombong. Ya Allah, anugrahkanlah kepadanya dalam diri, keturunan, pengikut, sahabat khusus,
sahabat umum dan para musuhnya serta seluruh penduduk jagad raya ini, apa yang dapat menjadi faktor kebahagiaannya, dan sampaikanlah ia kepada apa yang diharapkannya di
.
(
)
dunia dan akhirat, karena Engkau Maha Mampu atas segala sesuatu. Ya Allah, perbaruilah ajaran-ajaran agama-Mu yang telah sirna, hidupkan kembali ajaran-ajaran
Kitab-Mu yang telah diganti, dan tampakkan kembali hukum-hukum-Mu yang telah dirubah dengan keberadaannya sehingga agama-Mu dengan keberadaannya dan perantara tangannya kembali menjadi agama yang baru nan
. murni yang tidak ada keraguan di dalamnya, tidak ada syubhah bersamanya, tidak ada kebatilan dan bid’ah di dalamnya. Ya Allah, terangkanlah setiap kegelapan dengan cahayanya,
runtuhkanlah setiap bangunan bid’ah dengan kekuatannya, beranguslah setiap kesesatan dengan kemuliaannya, putuskanlah nyali setiap orang zalim dengan keberadaannya, padamkanlah setiap api dengan pedangnya,
. musnahkanlah kezaliman setiap orang zalim dengan keadilannya, dominasikanlah hukumnya atas setiap hukum, dan hinakanlah setiap raja dengan kerajaannya. Ya Allah, hinakanlah setiap
orang yang menentangnya, binasakanlah seetiap orang yang memusuhinya, balaslah setiap makar orang yang berusaha berbuat makar terhadapnya, musnahkanlah orang yang mengingkari haknya, meremehkan urusannya,
. berusaha untuk memadamkan cahayanya dan memusnahkan namanya. Ya Allah, curahkanlah shalawat-Mu atas Muhammad al-Mushthafâ, Ali al-Murtadhâ,
Fathimah az-Zahra`, al-Hasan ar-Ridhâ, al-Husein al-Mushaffâ dan atas semua washî, pelita-pelita kegelapan, panji-panji
hidayah, jelmaan-jelmaan takwa, tali yang kokoh, dan jalan yang lurus, dan limpahkanlah shalawat-Mu atas wali-Mu,
para khalifah-Mu, dan para imam dari anak-cucu mereka, panjangkanlah umur mereka, tambahkanlah umur mereka, dan sampaikanlah mereka kepada cita-cita mereka yang tertinggi, di dalam masalah agama,
dunia dan akhirat, karena Engkau adalah Maha Kuasa atas segala sesuatu. Pasal V Penentuan Nama-nama Rasulullah SAWW dan Para Imam as untuk Setiap Hari dalam Seminggu dan Doa Ziarah Mereka pada Tiap Harinya
Dalam kitab Jamâl al-Usbû’ , Sayid Ibnu Thâwûs berkata, “Ibnu Babawaeh meriwayatkan dari ash-Shaqr bin Abi Dilf secara musnad bahwa ia bercerita, “Ketika alMutawakkil (al-Abbasi) memindahkan Imam Ali an-Naqî as ke Samirrâ`, aku pergi ke sana untuk mengetahui keadaan dan kondisi beliau. Pada waktu itu, beliau ditahan di sisi az-Zarrâqî, kepala tahanan al-Mutawakkil. Ketika aku masuk menemuinya, ia bertanya kepadaku, “Apa perlumu?” “Aku datang untuk berjumpa denganmu”, jawabku. Kami duduk di situ beberapa saat dan berbicara ke sana ke mari hingga ia menyuruh semua yang hadir di tempat itu keluar. Setelah tempat itu sepi, ia bertanya kembali, “Apa perlumu?” Aku menjawab pertanyaan seperti jawaban semula. “Mungkin kamu datang ke sini untuk mengetahui keadaan Maulâmu!”, ia menimpali. Dalam keadaan ketakutan aku menjawab, “Maulâku adalah Khalifah!” “Diam kau! Maulâmu adalah benar dan aku memiliki keyakinan seperti keyakinanmu”, timpalnya. Aku berkata, “Syukurlah!” Setelah itu, ia berkata lagi, “Apakah engkau ingin pergi menemuinya?” “Ya”, jawabku pendek. “Duduklah sebentar hingga petugas pembawa surat keluar dari tahanannya”, ia menimpali. Aku duduk kembali hingga ia keluar dari tahanan beliau. Setelah itu, ia memerintahkan seorang anak kecil untuk mengantarkanku menemui beliau. Ketika sampai di tahanan beliau, aku lihat beliau sedang duduk di atas sebuah tikar yang terbuat
dari pelepah kurma (hashîr ) dan beliau telah menggali lubang kuburan di hadapan beliau. Aku mengucapkan salam kepada beliau dan beliau menjawab salamku. “Duduklah!”, perintah beliau. “Ada perlu apa engkau datang ke mari?”, tanya beliau selanjutnya. “Aku datang untuk memngetahui keadaan dan kondisi Anda”, jawabku. “Setelah pandangan mataku tertumpu kepada lubang kubur itu, aku menangis terisakisak. Beliau berkata, “Janganlah menangis, karena sementar ini tidak akan ada bahaya yang memngancamku”. “Syukurlah”, jawabku pendek. “Setelah itu, aku berkata, “Tuanku, ada sebuah hadis telah diriwayatkan dari Rasulullah SAWW yang maksudnya belum kupahami”. “Apakah hadis itu?”, tanya beliau pendek. “Janganlah kalian memusuhi hari-hari, karena ia akan memusuhi kalian”, jawabku. Beliau berkata, “Yang dimaksud dengan hari-hari itu adalah kami (Ahlulbait) selama langit dan bumi masih tegak berdiri. Hari Sabtu adalah nama Rasulullah SAWW, hari Ahad adalah Amirul Mukminin as, hari Senin adalah Hasan dan Husein as, hari Selasa adalah Ali bin Husein, Muhammad bin Ali dan Ja’far bin Muhammad as, hari Rabu adalah Musa bin Ja’far, Ali bin Musa, Muhammad bin Ali dan saya sendiri, hari Kamis adalah putraku, Hasan (al-‘Askari), dan hari Jumat adalah cucuku. Para pengikut kebenaran akan berkumpul di haribaannya. Inilah arti hari-hari itu. Oleh karena itu, janganlah kalian memusuhinya di dunia, karena ia akan memusuhi kalian di akhirat”. Setelah itu, beliau berkata, “Berpisahlah dariku dan keluarlah (dari sini), karena aku tidak dapat menjamin keselamatanmu dan aku takut engkau akan mendapatkan bahaya!” Setelah menyebutkan hadis tersebut di atas, Sayid Ibnu Thâwûs juga menyebutkannya dengan sanad lain dari jalur al-Quthb ar-Râwandî. Kemudian, beliau berkata, a. Doa Ziarah atas Rasulullah SAWW pada Hari Sabtu
Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah Yang Maha Esa dan tiada sekutu bagi Nya, dan aku bersaksi bahwa engkau adalah Rasul-Nya dan Muhammad putra Abdullah. Aku bersaksi bahwa
engkau telah menyampaikan risalah Tuhanmu, menasihati umatmu, berjihad di jalan Allah dengan (menyampaikan) hikmah dan nasihat
yang baik, menyampaikan kebenaran yang berada di pundakmu, berbuat lemahlembut terhadap Mukminin, bertindak tegas terhadap orang-orang kafir, dan
. menyembah Allah dengan tulus hingga ajal menjemputmu, lalu Allah mengangkatmu ke tempat orang-orang mulia yang termulia. Segala puji bagi Allah yang telah menyelamatkan kami
. dari kemusyrikan dan kesesatan karenamu. Ya Allah, curahkanlah shalawat-Mu atas Muhammad dan keluarganya, dan jadikanlah shalawat-Mu dan shalawat para malalikat dan
nabi-Mu, shalawat para rasul dan hamba-hamba-Mu yang saleh, shalawat seluruh penghuni langit dan bumi dan setiap orang yang bertasbih kepada-Mu, wahai Tuhan
semesta alam dari makhluk terdahulu hingga terakhir, terlimpahkan atas Muhammad, hamba dan rasul-Mu, nabi dan kepercayaan-Mu, hamba mulia dan
kekasih-Mu, hamba suci dan terbaik-Mu, nabi istimewa dan suci-Mu, hamba pilihanMu dari sekian banyak makhluk-Mu, anugrahkan kepadanya keistimewaan dan
. keutamaan, serta (kedudukan untuk menjadi) perantara dan kedudukan yang tinggi, dan angkatlah ia ke kedudukan yang terpuji sehingga makhluk terdahulu dan terakhir merada iri dengannya. Ya Allah,
:
Engkaku telah berfirman, “Dan jika mereka mendatangimu (Muhammad) setelah mereka menzalimi diri mereka sendiri, lalu mereka meminta ampun kepada Allah dan Rasulullah memintakan ampun untuk mereka, mereka akan mendapatkan Allah
.
.
Maha Pengampun nan Penyayang. Ya Ilahi, aku telah mendatangi nabi-Mu seraya meminta ampun dan bertaubat dari dosa-dosaku, maka curahkanlah shalawat-Mu atas Muhammad dan keluarganya, dan ampunilah dosa-dosaku.
. Wahai Tuanku,aku menghadapkan diriku kepada Allah SWT, Tuhanmu dan Yuhanku dengan perantara dirimu dan Ahlulbaitmu supaya Ia mengampuniku. Setelah itu, bacalah sebanyak 3 kali:
Sesungguhnya kami adalah miliki Allah dan kepada-Nya jualah kami akan kembali Kemudian, bacalah bacaan berikut ini:
Kami telah ditimpa musibah oleh kepergianmu, wahai kekasih kalbu kami. Alangkah besarnya musibah itu, karena wahyu telah terputus dari kami dan kami kehilanganmu. Maka, sesungguhnya kami adalahl milik Allah
(
)
.
dan hanya kepada-Nya jualah kami akan kembali. Wahai Tuanku, wahai Rasulullah, semoga shalawat Allah selalu tercurahkan atas dirimu dan keluargamu
. yang suci. Ini adalaah hari Sabtu, dan aku pada hari ini menjadi tamumu dan memohon perlindungan kepadamu. Maka, terimalah aku sebagai tamumu dan lindungilah daku, karena engkau adalah orang mulia yang
suka menjamu tamu, dan engkau diperintahkan untuk memberikan perlindungan; terimalah aku sebagai tamumu dan perlakukanlah aku sebagai tamu yang baik serta lindungilah kami dan perbaikkanlah perlindunganmu terhadap kami, demi kedudukan Allah
di sisimu dan di sisi Ahlulbaitmu serta demi kedudukan mereka di sisi-Nya dan ilmu yang telah Ia titipkan kepada kalian. Sesungguhnya Ia adalah paling mulia dari sekian orang-orang yang mulia. Syeikh Abbas al-Qomi ra, penulis berkata, “Ketika aku ingin berziarah kepada Rasulullah SAWW, pertama kali aku menziarahi beliau dengan doa ziarah tersebut sebagaimana hal itu diajarkan oleh Imam Ridhâ as kepada (Ibnu Abi Nashr) alBazanthî. Kemudian, aku membaca doa ziarah berikut ini. Caranya –sebagaimana diriwayatkan dengan sanad yang shahih– adalah Ibnu Abi Nashr (al-Bazanthî) pernah bertanya kepada Imam Ridhâ as, “Bagaimanakah kita mengirimkan shalawat dan salam kepada Rasulullah SAWW setelah melakukan shalat?” Beliau menjawab, “Bacalah
Semoga salam, rahmat Allah dan berkah-Nya selalu tercurahkan atasmu wahai Rasulullah, salam atasmu wahai Muhammad bin Abdillah, salam atasmu
wahai pilihan Allah, salam atasmu wahai kekasih Allah, salam atasmu wahai pilihan Allah yang terbaik, salam atasmu wahai kepercayaan Allah,
aku bersaksi bahwa engkau adalah utusan Allah, aku bersaksi bahwa engkau adalah Muhammad bin Abdillah, dan aku bersaksi bahwa engkau telah memberikan nasihat kepada umatmu, berjihad di
.
jalan Tuhanmu, dan menyembah-Nya hingga ajal menjemputmu. Semoga Allah membalasmu wahai Rasulullah, dengan balasan paling utama yang telah diberikan kepada seorang nabi dari umatnya.
Ya Allah, limpahkanlah shalawat-Mu atas Muhammad dan keluarganya, shalawat terbaik dari yang pernah Engkau curahkan atas Ibrahim dan keluarganya. Sesungguhnya Engkau Maha Terpuji nan Agung. b. Doa Ziarah atas Amirul Mukminin as (pada Hari Ahad) Menurut riwayat salah seorang (ulama), dalam keadaan sadar, (bukan mimpi) ia melihat Imam Zamân as menziarahi Amirul Mukminin as dengan doa ziarah berikut ini pada hari Ahad yang merupakan hari beliau:
Salam atas pohon kenabian dan Bani Hasyim yang bercahaya dan membuahkan (risalah) kenabian yang terhiasi oleh imâmah, dan (salam) atas
. dua (nabi) seperjuanganmu, Adam dan Nuh as. Salam atasmu dan atas keluargamu yang suci, dan salam
. atasmu dan atas para malaikat yang mengelilingimu dan kuburanmu. Wahai maulâku, wahai Amirul Mukminin, hari ini adalah hari Ahad,
hari ini adalah harimu dan (tertera) dengan namamu, pada hari ini aku adalah tamumu dan berlindung kepadamu. Maka, terimalah aku sebagai tamumu wahai maulâku dan berilah perlindungan kepadaku, karena engkau adalah orang dermawan yang suka
menerima tamu dan diperintahkan untuk memberikan perlindungan. Maka, lakukanlah apa yang kuinginkan dan harapkan darimu, demi kedudukanmu dan kedudukan keluaragamu di sisi Allah
(
)
dan kedudukan-Nya di sisi kalian, dan demi hak putra pamanmu, Rasulullah (semoga shalawat Allah tercurahkan atasnya dan atas keluarganya serta atas kalian
semua. c. Doa Ziarah atas Fathimah az-Zahrâ` as
Salam atasmu wahai wanita teruji yang telah diuji oleh Dzat yang menciptakanmu, lalu Ia menemukanmu sabar atas apa yang telah diujikannya, aku membenarkanmu (dan) sabar
untuk memikul apa yang telah dibawa oleh ayahmu dan Washînya as, dan aku memohon kepadamu, ketika aku membenarkanmu, agar mengumpulkanku dengan
(
)
mereka berdua supaya jiwakku menjadi bahagia. Maka, saksikanlah bahwa aku menang (menjadi suci) dengan mencintaimu dan keluargamu (semoga shalawat Allah tercurahkan
atas mereka semua). Dalam sebuah riwayat lain disebutkan bahwa doa ziarah Sayidah Fathimah azZahrâ` adalah sebagai berikut;
Salam atasmu wahai wanita teruji yang telah diuji oleh Dzat yang telah memnciptakanmu sebelum Ia menciptakanmu dan engkau telah bersabar atas ujian tersebut, dan kami adalah
pecinta dan pembenarmu, serta menerima setiap yang dibawa oleh ayahmu SAWW dan Washînya as.
Dan kami memohon kepada-Mu, ya Allah, ketika kami membenarkan mereka agar Engkau mengantarkan kami kepada derajat (surga) yang tinggi sehingga Engkau membahagiakan
diri kami bahwa kami telah suci dengan mencintai mereka as. d. Hari Senin adalah Hari Imam Hasan dan Imam Husein as •
Doa Ziarah Imam Hasan as
Salam atasmu wahai putra utusan Tuhan semesta alam, salam atasmu wahai putra Amirul Mukminin, salam atasmu wahai putra
Fathimah az-Azhrâ`, salam atasmu wahai kekasih Allah, salam atasmu wahai pilihan Allah terbaik, salam atasmu wahai kepercayaan Allah,
salam atasmu wahai hujjah Allah, salam atasmu wahai cahaya Allah, salam atasmu wahai jalan Allah, salam atasmu wahai
penjelas hukum Allah, salam atasmu wahai penolong agama Allah, salam atasmu wahai tuan yang suci, salam atasmu wahai
pelaku kebajikan yang setia, salam atasmu wahai orang yang tegak (memegang agama Allah) yang dapat dipercaya, salam atasmu wahai orang yang mengetahui takwil (al-Qur’an), salam atasmu wahai
penunjuk jalan yang telah mendapat petunjuk, salam atasmu wahai orang yang suci bersih, salam atasmu wahai orang yang bertakwa yang suci, salam atasmu wahai
(manifestasi) kebenaran, dan salam atasmu wahai syahid yang jujur, wahai Abu Muhammad, Hasan putra Ali, serta rahmat
Allah dan berkah-Nya. •
Doa Ziarah Iman Husein as
Salam atasmu wahai putra Rasulullah, salam atasmu wahai putra Amirul Mukminin, dan salam atasmu wahai putra penghuku wanita
dunia, aku bersaksi bahwa engkau telah mendirikan shalat, mengeluarkan zakat, beramar ma’rûf nahi munkar, menyembah Allah
dengan tulus, dan berjihad di jalan Allah dengan sebenar-benar jihad hingga ajal menjemputmu. Maka, kuhaturkan salam kepadamu selama aku masih hidup dan selama malam
dan siang masih berputar serta kepada k epada keluargamu yang suci. Aku wahai maulâku adalah sahayamu dan sahaya keluargamu, berdamai dengan orang yang berdamai dengan kalian,
memerangi orang yang memerangi kalian, dan meyakini lahiriah dan batiniah kalian. Semoga Allah melaknat musuh-musuh kalian yang terdahulu
. maupun yang sekarang, dan aku membebaskan diriku kepada Allah dari mereka. Wahai maulâku, wahai Abu Muhammad dan Abu Abdillah, hari ini adalah
hari Senin, ia adalah hari kalian berdua dan dengan nama kalian. Pada hari ini, aku adalah tamu kalian, maka terimalah aku sebagai tamu kalian dengan baik, dan sebaik-baiknya orang
yang dapat dijadikan tuan rumah adalah kalian. Dan pada hari ini aku memohon perlindungan kepada kalian, kalian, maka berikanlah perlindungan perlindungan kepada kami, karena karena kelian diperintahkan untuk menerima tamu dan memberikan perlindungan. Semoga shalawat
Allah selalu tercurahkan tercurahkan atas kalian berdua berdua dan keluarga kalian kalian yang suci. e. Doa Ziarah pada Hari Selasa Hari Selasa adalah hari Imam Ali Zainal Abidin, Imam Muhammad al-Bâqir, dan Imam Ja’far ash-Shâdiq as. Ziarahilah mereka dengan membaca doa ziarah berikut ini:
Salam atas kalian wahai para penyimpan (rahasia) ilmu Allah, salam atas kalian wahai para penafsir wahyu Allah, salam atas kalian wahai para pemimpin hidayah,
salam atas kalian wahai para panji ketakwaan, salam atas kalian wahai putra-putra Rasulullah, aku mengenal hak kalian, mengetahui k edudukan kalian,
. memusuhi para musuhkalian, mencintai para pecinta kalian demi ayah dan ibuku. Semoga shalawat Allah selalu tercurahkan atas kalian. Ya Allah, aku berwilâyah kepada yang terakhir dari mereka sebagaimana
telah berwilâyah kepada orang pertama dari mereka, bebas diri dari setiap pendakwa (kedudukan mereka), dan mengingkari mengingkari setiap (manifestasi) (manifestasi) patung, thâghût, Lâta dan ‘Uzzâ.
Semoga shalawat Allah, rahmat dan berkah-Nya selalu tercurahkan atas kalian. Salam atasmu wahai penghulu orang-orang yang beribadah dan keturunan suci
. para washî, salam salam atasmu wahai wahai pemikul ilmu para nabi, dan dan salam atasmu wahai wahai orang yang jujur dan dibenarkan perkatan dan perilakunya. Wahai
para maulâku, hari hari ini adalah hari kalian, kalian, ia adalah hari Selasa. Selasa. Pada hari hari ini aku adalah tamu kalian dan memohon perlindungan kepada kalian. Maka, terimalah aku sebagai tamu kalian dan berilah perlindungan kepadaku,
demi kedudukan Allah di sisi kalian dan di sisi keluarga kalian yang suci.
f. Doa Ziarah pada Hari Rabu Hari ini adalah hari Imam Musa bin Ja’far, Imam Ridhâ, Imam Muhammad atTaqî, dan Imam Ali an-Naqî as. Untuk mnziarahi mereka, bacalah doa ziarah berikut:
Salam atas kalian wahai para kekasih Allah, salam atas kalian wahai para hujjah Allah, salam atas atas kalian wahai cahaya cahaya Allah di kegelapan kegelapan
bumi, salam atas kalian, semoga shalawat Allah selalu tercurahkan atas kalian dan keluarga kalian yang suci. Demi ayah dan ibuku,
kalian telah menyembah Allah dengan tulus dan berjihad di jalan Allah dengan arti jihad yang sebenarnya sebenarnya hingga ajal datang datang menjemput kalian. Semoga Allah Allah melaknat para musuh kalian semua, baik dari
bangsa jin maupun manusia dan aku bebas diri dari mereka kepada Allah dan kalian wahai Abu Ibrahim, Musa bin Ja’far,
wahai maulâku, wahai Abul Hasan, Ali bin Musa, wahai maulâku, wahai Abu Ja’far, Muhammad bin Ali, wahai maulâku, wahai
Abul Hasan, Ali Ali bin Muhammad. Aku adalah adalah hamba kalian, meyakini meyakini lahiriah dan batiniah kalian, dan menjadi tamu kalian pada hari kalian ini,
yaitu hari Rabu, serta memohon perlindungan kepada kalian. Maka, terimalah kami sebagai tamu kalian dan berilah perlindungan kepada kami, demi keluarga kalian yang suci. g. Doa Ziarah pada Hari Kamis Hari Kamis adalah hari Iman Hasan al-'Askari as. Untuk menziarahi beliau, bacalah doa ziarah berikut ini:
Salam atasmu wahai kekasih Allah, salam atasmu wahai hujjah Allah dan pilihan terbaik-Nya, salam atasmu wahai pemimpin Mukminin,
.
.
pewaris para rasul, dan hujjah Tuhan semesta alam. Semoga shalawat Allah senantiasa tercurahkan atasmu dan atas keluargamu yang suci. Wahai
maulâku, wahai Abu Muhammad, al-Hasan bin Ali, aku adalah hambamu dan keluargamu. Hari ini adalah harimu, yaitu hari Kamis.
Pada hari ini, aku menjadi tamumu dan memohon perlindungan kepadamu. Maka, terialah aku sebagai tamumu dengan baik dan berilah aku perlindungan. Demi hak keluargamu yang suci. h. Doa Ziarah pada Hari Jumat Hari Jumat adalah hari Shâhibuz Zamân (penguasa zaman) dan atas nama beliau. Hari ini adalah hari kemunculan beliau kembali (ke muka bumi ini). Untuk menziarahi beliau, bacalah doa ziarah berikut ini:
Salam atasmu wahai hujjah Allah di atas bumi-Nya, salam atasmu wahai mata Allah di (tengah-tengah) para hamba-Nya, salam atasmu wahai cahaya Allah
yang dengannya orang-orang yang mendapatkan petunjuk akan mendapatkan petunjuk dan dengannya (pula) Ia akan menganugrahkan kebebasan (faraj) kepada Mukminin, salam atasmu wahai insan suci yang takut (kepada Allah),
salam atasmu wahai wali pemberi nasihat, salam atasmu wahai perahu keselamatan, salam atasmu wahai sumber kehidupan, salam atasmu,
semoga Allah selalu tercurahkan shalawat atasmu dan atas keluargamu yang suci, salam atasmu, semoga Allah mempercepat
bagimu kemenangan dan kekuasaan (mendunia) yang telah dijanjikannya, salam atasmu wahai maulâku. Aku adalah hambamu, mengetahui (dan mengakui kepemimpinan) orang pertama dan orang terakhir dari keluargamu. Aku bertaqarrub kepada
Allah dengan perantarmu dan perantara kelaurgamu, menunggu kemunculanmu dan kemunculan kebenaran melalui tanganmu, dan memohon kepada Allah agar melimpahkan shalawat
atas Muhammad dan keluarganya, menjadikanku dari golongan orang-orang yang selalu menunggu kemunculanmu, mengikutimu, menolongmu melawan para musuhmu,
.