BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Belakang Pelaksanaan Pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan Lapangan
Praktek Kerja Lapangan (PKL) adalah sebuah ajang bagi mahasiswa/i untuk menerapkan teori-teori yang diterima saat proses pembelajaran di bangku kuliah kedalam dunia kerja yang sebenarnya. Dalam dunia pendidikan hubungan antara teori dan praktik merupakan hal penting untuk membandingkan serta membuktikan sesuatu yang telah dipelajari dalam teori dengan keadaan sebenarnya dilapangan. Untu Untuk k itu itu !uru !urusa san n "eknik knik Kimi Kimiaa Poli Polite tekni knik k #eger #egerii Ujung Ujung panda pandang ng mewajibkan setiap mahasiswanya melaksanakan Praktik Kerja Lapangan di instansi pemerintah atau perusahaan sebagai salah satu syarat yang harus dipenuhi untuk menyelesaikan pendidikannya. $elalui Praktik Kerja ini mahasiswa akan dapa t mengaplikasikan ilmu yang telah diperoleh di bangku perkuliahan kedalam lingkungan kerja yang sebenarnya serta mendapat kesempatan untuk mengembangkan %ara ber&ikir menambah ide-ide yang berguna dan dapat menambah pengetahuan mahasiswa terhadap apa yang ditugaskan kepadanya. Dalam era globalisasi khususnya dalam tatanan perekonomian dunia telah mendorong mendorong lahirnya lahirnya organisas organisasi-or i-organis ganisasi asi pasar bersama bersama (pasar (pasar bebas) artinya artinya setiap setiap negara negara akan menjad menjadii ajang ajang persai persainga ngan n bangsa bangsa-ba -bangs ngsaa lain. lain. Untuk Untuk dapat dapat bersaing diperlukan 'umber Daya $anusia ('D$) yang memiliki keahlian
"K#K K$* P+L"K#K #, U!U#, P*#D*#, 1
pro&esional. Keahlian pro&esional yang harus diakui pada dasarnya mengandung unsur ilmu pengetahun teknik dan kiat (arts). Unsur kiat yang menjadi &aktor utama penentu kadar kepro&esinalan seseorang hanya dapat dikuasai melalui %ara menger mengerjak jakan an langsu langsung ng pekerja pekerjaan an pada bidang bidang pro&es pro&esii itu itu sendir sendiri i karena karena itula itulah h tumbuh suatu ukuran keahlian pro&esional berdasarkan jumlah pengalaman kerja. $engin $engingat gat sulitny sulitnyaa untuk untuk mengha menghasil silkan kan tenaga tenaga kerja kerja yang yang terampi terampill dan berkualitas maka banyak perguruan tinggi berusaha untuk meningkatkan kualitas sumb sumber er daya daya manu manusi siaa
deng dengan an %ara %ara meni mening ngka katk tkan an mutu mutu pend pendid idik ikan an dan dan
menyedi menyediaka akan n sarana sarana-sa -saran ranaa penduku pendukung ng agar agar dihasi dihasilka lkan n lulusa lulusan n yang baik baik dan handal. Untuk Untuk itu itu kami kami memili memilih h P". P". $akass $akassar ar "ene sebaga sebagaii perusa perusahaan haan yang yang diguna digunakan kan sebaga sebagaii tempat tempat untuk untuk melaks melaksanak anakan an Prakti Praktik k Kerja Kerja Lapanga Lapangan n (PKL) (PKL) untuk menerapkan semua ilmu yang diperoleh selama dibangku kuliah yang tidak terbat terbatas as pada pada prakti praktik k kerja kerja dilabor dilaborato atoriu rium m saja saja tapi tapi juga prakti praktik k pengena pengenalan lan lingkungan kerja yang sesungguhnya termasuk pengaplikasian disiplin kerja dalam memb memban angun gun kerj kerjaa sama sama anta antara ra indi indii idu du.. 'elai 'elain n itu itu juga juga untuk untuk menam menambah bah ketera keterampi mpilan lan menamb menambah ah wawasa wawasan n se%ara se%ara berdik berdikasi asi dibawa dibawah h bimbin bimbingan gan yang yang terarah dan terpantau. Untuk mewujudkan semua ini diperlukan adanya kerja sama antar pihak khususnya pihak intansi/pabrik dan pihak kampus.
"K#K K$* P+L"K#K #, U!U#, P*#D*#, 2
pro&esional. Keahlian pro&esional yang harus diakui pada dasarnya mengandung unsur ilmu pengetahun teknik dan kiat (arts). Unsur kiat yang menjadi &aktor utama penentu kadar kepro&esinalan seseorang hanya dapat dikuasai melalui %ara menger mengerjak jakan an langsu langsung ng pekerja pekerjaan an pada bidang bidang pro&es pro&esii itu itu sendir sendiri i karena karena itula itulah h tumbuh suatu ukuran keahlian pro&esional berdasarkan jumlah pengalaman kerja. $engin $engingat gat sulitny sulitnyaa untuk untuk mengha menghasil silkan kan tenaga tenaga kerja kerja yang yang terampi terampill dan berkualitas maka banyak perguruan tinggi berusaha untuk meningkatkan kualitas sumb sumber er daya daya manu manusi siaa
deng dengan an %ara %ara meni mening ngka katk tkan an mutu mutu pend pendid idik ikan an dan dan
menyedi menyediaka akan n sarana sarana-sa -saran ranaa penduku pendukung ng agar agar dihasi dihasilka lkan n lulusa lulusan n yang baik baik dan handal. Untuk Untuk itu itu kami kami memili memilih h P". P". $akass $akassar ar "ene sebaga sebagaii perusa perusahaan haan yang yang diguna digunakan kan sebaga sebagaii tempat tempat untuk untuk melaks melaksanak anakan an Prakti Praktik k Kerja Kerja Lapanga Lapangan n (PKL) (PKL) untuk menerapkan semua ilmu yang diperoleh selama dibangku kuliah yang tidak terbat terbatas as pada pada prakti praktik k kerja kerja dilabor dilaborato atoriu rium m saja saja tapi tapi juga prakti praktik k pengena pengenalan lan lingkungan kerja yang sesungguhnya termasuk pengaplikasian disiplin kerja dalam memb memban angun gun kerj kerjaa sama sama anta antara ra indi indii idu du.. 'elai 'elain n itu itu juga juga untuk untuk menam menambah bah ketera keterampi mpilan lan menamb menambah ah wawasa wawasan n se%ara se%ara berdik berdikasi asi dibawa dibawah h bimbin bimbingan gan yang yang terarah dan terpantau. Untuk mewujudkan semua ini diperlukan adanya kerja sama antar pihak khususnya pihak intansi/pabrik dan pihak kampus.
"K#K K$* P+L"K#K #, U!U#, P*#D*#, 2
1.2 Batasan Batasan Masala Masalah h *dap *dapun un bata batasa san n masa masala lah h pada pada peny penyus usun unan an Lapor Laporan an Kerj Kerjaa Prakt Praktik ik ini ini
ter&okus pada *nalisa bahan baku (aw sugar) 0ahan Pembantu (Kapur) $aterial Proses Proses dan Produk Produk ,ula ,ula a&ina a&inasi. si. $engin $engingat gat adanya adanya keterb keterbata atasan san waktu waktu dan kemampuan kemampuan sehingga sehingga hanya di&okuskan pada Departement Departement 1uality *ssuran%e *ssuran%e and 2ontrol (1*2) di P". $akassar "ene. 1.3 T Tjan jan Dia!akan Praktik Praktik Kerja Lapangan "ujuan pelaksanaan praktik kerja lapangan di industri adalah 3 a. Untuk Untuk memenuhi memenuhi salah salah satu satu syarat syarat *kadem *kademik ik yaitu yaitu Prakti Praktik k Kerja Kerja Lapangan Lapangan
(PKL (PKL)) yang yang harus harus diik diikut utii oleh oleh seti setiap ap $aha $ahasi sisw swaa !uru !urusa san n "eknik knik Kimi Kimiaa Politeknik #egeri Ujung Pandang. b. 'ebagai latihan dan pengalaman nyata $ahasiswa sebelum memasuki dunia kerja. %. $engetahui $engetahui gambaran gambaran umum umum tentang tentang sistem sistem kerja kerja di di industr industri. i. d. $enumbuhkan $enumbuhkan dan dan mengembangkan mengembangkan sikap sikap pro&esi pro&esional onal dalam dalam bekerja bekerja sehingg sehinggaa dapat dapat ter% ter%ip ipta ta 'D$ (sum (sumber ber daya daya manus manusia ia)) yang yang hand handal al dan dan memi memili liki ki keterampilan sehingga siap untuk terjun kedunia industri.
1." Tjan Pen#snan Lap$ran
Laporan ini disusun dengan tujuan antara lain3 a. 'ebaga 'ebagaii pertangg pertanggungj ungjawa awaban ban kerja kerja yang yang telah telah dilak dilakuka ukan n selama selama pelak pelaksan sanaan aan Praktik Kerja Lapangan (PKL). %. $engetahui alternati& peme%ahan masalah dalam pengerjaan analisa se%ara lebih luas dan mendalam.
"K#K K$* P+L"K#K #, U!U#, P*#D*#, 3
1.& 'angkaan Dari Materi Dan Met$!e Peng(plan Data Praktik Kerja Lapangan. *dapun jangkauan materi selama pelaksanaan praktik kerja lapangan yaitu3 a. Dasar-dasar mengenai bahan baku (aw 'ugar) material proses serta produk
gula ra&inasi. b. 4low sheet (skema proses industri) produk gula ra&inasi pada P". $akassar "ene. %. *nalisa pada laboratorium 1uality 2ontrol. Dalam penyusunan laporan ini penyusun menggunakan beberapa metode pengumpulan data antara lain sebagai berikut3 a. $etode 'tudi Penelitian Lapangan (obserasi) Penyusun melakukan analisa di laboratorium se%ara langsung untuk memperoleh serta mengumpulkan data-data yang diperlukan.
b. $etode 'tudi Kepustakaan (Library 'tudy) $etode Pengumpulan data atau teori-teori berdasarkan dari re&erensi yang berkaitan dengan masalah/topi% yang berhubungan dengan penulisan. %. 5awan%ara (interiew) $engadakan pengamatan se%ara langsung tentang hal-hal yang berkaitan dengam materi laporan dengan sumber-sumber yang berpengalaman dan memiliki pengetahuan yang %ukup mengenai hal tersebut. 1.) Te(pat Dan *akt Praktik kerja lapangan ini dilakukan di P". $akassar "ene yang berlokasi di
!l. r. 'utami #o. 67 Kawasan Pergudangan dan ndustri Parangloe ndah Kelurahan Parangloe Ke%amatan "amalanrea Kota $akassar Proinsi 'ulawesi 'elatan. 5aktu pelaksanaan praktik kerja yang telah di setujui dengan pihak perusahaan yaitu selama 8 (dua) bulan terhitung dari tanggal 99 !uli sampai :8 'eptember 8:9;. 1.+ ,iste(atika Pen#snan Lap$ran
"K#K K$* P+L"K#K #, U!U#, P*#D*#, "
Penulisan laporan praktek kerja lapangan ini disusun berdasarkan sistematika sebagai berikut3 9. 0agian awal3 a. !udul b. Lembar pengesahan %. Kata pengantar d. U%apan terima kasih e. Da&tar isi 8. 0agian isi a. 0ab 3 Pendahuluan Pada bab ini meliputi latar belakang batasan masalah tujuan PKL tujuan penulisan
laporan jangkauan dari materi dan metode pengumpulan data
tempat dan waktu pelaksanaan serta sistematika penyusunan laporan. b. 0ab 3 "injauan umum 0ab ini merupakan bab yang membahas tentang seluk-beluk perusahaan yang meliputi 3 'ejarah singkat
Produk
yang
dipasarkan
dan
wilayah
pemasaran
program
pengembangan pasar struktur organisasi serta 'istem Kerja karyawan P". $akassar "ene. %. 0ab 3 "injauan Pustaka 0ab ini merupakan bab yang membahas tentang dasar-dasar teori yang melandasi produksi gula ra&inasi ini. $ulai dari bahan baku bahan pembantu proses hingga produk gula ra&inasi. d. 0ab < 3 $etode *nalisa 0ab ini memaparkan tentang langkah-langkah analisa yang di lakukan meliputi analisa $*/2< Kadar air (moisture) 2olour Polarisasi Kadar abu (*sh) dan edu%ing sugar pada sampel aw 'ugar dan ,ula Produk serta *nalisa 0ahan pembantu yaitu Kapur. e. 0ab < 3 =asil dan Pembahasan
"K#K K$* P+L"K#K #, U!U#, P*#D*#, &
Pada bab ini membahas tentang hasil dan pembahasan yang diperoleh pada
&.
analisa yang dilakukan. 0ab < 3 Penutup Pada bab ini penulis memberikan kesimpulan dari hasil penulisan dan hasil
selama pelaksanaan praktik kerja di P". $akassar "ene. 6. 0agian Pelengkap a. Da&tar Pustaka b. Da&tar "abel %. Dokumentasi
"K#K K$* P+L"K#K #, U!U#, P*#D*#, )
BAB II TIN'AUAN UMUM 2.1 ,ejarah PT. Makassar Tene
P". $akassar "ene merupakan salah satu pabrik gula ra&inasi pertama dan satu-satunya yang beroperasi di Kawasan ndonesia "imur berkedudukan dan berkantor pusat di !l.r.'utami #o. 67 Kawasan ndustri Pergudangan Parangloe ndah Kelurahan Parangloe Ke%amatan "amalanrea Kota $akassar 'ulawesi 'elatan. P". $akassar "ene didirikan dengan akte notaris nomor 7 tanggal > Desember 8::6 dan mempunyai i?in dari 'P 0KP$ #o.:8/>6/9/P$D#/8::@ tanggal ; april 8::@ yang bergerak dibidang usaha pemurnian gula perusahaan ini merupakan perusahaan modal dalam negeri (P$D#) sejak tahun 8::@. 'aat ini perusahaan memiliki unit usaha pabrik gula ra&inasi yang berlokasi di !l.r.'utami #o. 67 Kawasan ndustri Pergudangan
Parangloe ndah kelurahan parangloe
ke%amatan tamalanrea kota $akassar 'ulawesi selatan diatas tanah seluas 9@ =a. P". $akassar "ene didirikan pada tahun 8::6 memiliki kapasitas terpasang 9.A:: ton per hari mampu meproduksi sampai 9.7:: ton gula ra&inasi per hari untuk memenuhi kebutuhan gula di Kawasan ndonesia "imur yang menyerap tenaga kerja B 7:: orang. Kebijakan perusahaan dalam hal perekrutan tenaga kerja memprioritaskan tenaga lokal yang ada di sekitar lokasi pabrik. 5alaupun tidak menutup kemungkinan untuk tenaga skill diambil dari luar daerah $akassar. Peralatan produksi yang digunakan P". $akassar "ene merupakan alat-alat
"K#K K$* P+L"K#K #, U!U#, P*#D*#, +
mutakhir sehingga dapat bekerja dengan e&isien. *lat-alat tersebut misalnya peralatan de%olorisasi dengan resin yang bekerja &ull automati% proses &ilter dan boiler yang bahan baku batu bara yang sepenuhn ya dikendalikan dari %ontrol panel. Kegiatan utama P". $akassar "ene adalah sebagai produsen gula ra&inasi yang pertama berada di luar pulau jawa dan merupakan pabrik gula ra&inasi < di ndonesia. Untuk menghasilkan gula ra&inasi tentu saja perusahaan membutuhkan bahan baku utama yaitu raw sugar. 0ahan baku utama yang digunakan berasal dari produsen raw sugar "hailand *&rika dan *ustralia. 0ahan baku tersebut diolah melalui beberapa tahapan proses yaitu3 a&&inasi melting pemurnian karbonatasi &iltering de%olorisasi penguapan kristalisasi pemutaran pengeringan tahap pengepakan (pa%king) dan terakhir tahap penyimpanan (warehousing) sebelum di distribusikan ke konsumen. ,ula ra&inasi yang diproduksi dikemas dalam bentuk kemasan karung plastik kapasitas A: kg dengan merek dagang bola manis ($erah) untuk 9 dan bola manis (hijau) untuk 8 dengan kualitas 9 dan 8 yang dipasarkan hanya untuk industri makanan dan minuman di seluruh wilayah ndonesia. Dalam rangkaian jaminan kepastian mutu dan untuk senantiasa menjamin kepuasan pelanggan. P". $akassar "ene menerapkan sistem manajemen mutu dan telah memperoleh '+ 88::: untuk standar kualitas produk dalam memproduksi gula ra&inasi. Untuk keperluan itu direktur menunjuk seorang wakil manajemen yang di beri tugas mengkoordinir seluruh kegiatan yang berhubungan dengan mutu dan bertanggung jawab atas pelaksanaan penerapan sistem mutu. Direktur perusahaan mewajibkan kepada seluruh bagian dan seksi untuk membuat laporan
tentang pelaksanaan sistem mutu
pada unit masing-masing
"K#K K$* P+L"K#K #, U!U#, P*#D*#, -
kepada wakil manajemen setiap periode tertentu untuk di ealuasi dan di jadikan landasan dalam perbaikan yang terus menerus serta kesinambungan. 2.2 isi Dan Misi PT. Makassar Tene <' $enjadi pabrik gula ra&inasi terbaik di *sia "enggara dan memberikan nilai
yang optimal kepada seluruh Cstakeholder dan masyarakat. $' $enyediakan produk gula ra&inasi yang berkualitas dan konsisten yang berorientasi pada kepuasan pelanggan.
2.3 ,iste( Manaje(en Mt PT.Makassar Tene P". $akassar "ene selalu berupaya untuk meningkatkan kualitas produknya
sesuai dengan kebutuhan para pelanggan hal ini dibuktikan oleh P". $akassar "ene dengan telah menetapkan sistem manajemen mutu pada 'tandar #asional ndonesia ('#) dan '+ 88:::.
2." Pr$!k #ang !ipasarkan Produk yang dipasarkan P". $akassar "ene saat ini adalah ,ula ra&inasi
dalam bentuk 0ag kapasitas A: kg. 2.& *ila#ah Pe(asaran ,ula yang dihasilkan oleh P". $akassar "ene dipasarkan dibeberapa
wilayah meliputi3 9. 'eluruh 'ulawesi 8. 'eluruh Kalimantan 6. 'urabaya @. #"" A. Papua ;. 0ali. 2.) 'alr Distri%si
"K#K K$* P+L"K#K #, U!U#, P*#D*#, /
'e%ara garis besar P". $akassar "ene menggunakan dua jalur distribusi yakni jalur darat dan jalur laut. a. Untuk jalur darat P". $akassar "ene menggunakan mobil atau %ontainer untuk memenuhi gula di 'ulawesi 'elatan. b. Untuk jalur laut P". $akassar "ene menggunakan kapal pada pelabuhan 'oekarno =atta $akassar untuk memenuhi kebutuhan gula pada daerah di luar 'ulawesi 'elatan. 2.+ Pr$gra( Penge(%angan Pasar Program pengembangan
pasar yang dilakukan di P". $akassar "ene
bertujuan untuk meningkatkan target laba dan produksi. 2.- ,trktr 0rganisasi PT. Makassar Tene 9. Direktur Utama 8. ,eneral $anager
6. =D ( =uman esaur%e Departemen) @. 1*2 ( 1uality *ssuran%e Dan 2ontrol) A. Pro%ess ;. 5arehouse • ,udang material • ,udang produk • ,udang bahan baku >. ngineering 7. Power Plant E. $arketing 9:. 'a&ety and =ealth nironment
2./ ,iste( Kerja Kar#aan PT. Makassar Tene 'istem penerimaan karyawan P". $akassar "ene yaitu melalui prosedur
karena diharapkan karyawan yang diterima P". $akassar "ene bermutu serta tetap
"K#K K$* P+L"K#K #, U!U#, P*#D*#, 1
tapi ada juga yang berstatus kontrak. Penerimaan karyawan P". $akassar "ene melalui beberapa prosedur yaitu psikotes interiew dan tes kesehatan. a. =ak karyawan yaitu3 • $endapat &asilitas kesehatan. • $enerima gaji / upah tiap bulan. b. Kewajiban karyawan yaitu3 • 0ekerja dengan sepenuh hati. • =adir tepat waktu. • $ematuhi peraturtan yang berlaku di P". $akassar "ene. 0erdasarkan waktu kerja ada 8 ma%am karyawan yang bertugas di P". $akassar "ene yaitu3 a. Karyawan #on 'hi&t • 'enin-!umat • 'abtu b. Karyawan 'hi&t • 'hi&t 9 • 'hi&t 8
'hi&t 6
3 Pukul :7.6: F 9>.:: 3 Pukul :7.6: F 98.:: 3 Pukul :>.:: F 9A.:: 3 Pukul 9A.:: F 86.::
3 Pukul 86.:: F :>.::
"K#K K$* P+L"K#K #, U!U#, P*#D*#, 11
BAB III TIN'AUAN PU,TAKA 3.1 la 4a5inasi ,ula a&inasi adalah gula yang berasal dari pemurnian gula mentah atau raw
sugar kemudian mengkristalkannya kembali. Di ndonesia penggunaan gula ra&inasi dibatasi untuk konsumsi tidak langsung atau antara melalui industri makanan miniman dan &armasi karena untuk konsumsi langsung di sektor rumah tangga masih dilarang untuk kepentingan perlindungan industri gula dalam negeri. ,ula merupakan salah satu dari sembilan bahan pokok yang dikonsumsi masyarakat ndonesia. 'ebagian besar gula di konsumsi oleh masyarakat sebagai sumber energi pemberi %ita rasa dan sebagai bahan baku industri makanan dan minuman. ,ula merupakan salah satu bahan pangan sumber karbohidrat dan sumber energi atau tenaga yang di butuhkan oleh tubuh manusia serta komoditi perdagangan utama. Dalam pedoman pola pangan harapan (PP=) ter%antum energi yang diajurkan yang berasal dari gula sebesar enam persen dari total ke%ukupan energi atau 99: kalori per kapita per hari setara dengam 6: gram gula pasir. 'elain itu gula termasuk bahan pemanis alami yang tidak membahayakan kesehatan bagi pemakainya jika di konsumsi se%ukupnya (5iryastuti 8::8). ,ula yang di kenal masyarakat adalah gula berbahan baku tebu yang dikenal dengan gula putih atau gula pasir. Di ndonesia jenis gula berbahan baku tebu dibagi menjadi tiga jenis yaitu gula mentah (aw 'ugar) gula kristal putih (Plantation 5hite 'ugar) dan gula kristal ra&inasi (e&ined 'ugar). !enis gula berbahan baku tebu yang di peruntukan dikonsumsi langsung oleh masyarakat adalah gula kristal putih (Plantation 5hite 'ugar) atau lebih di kenal dengan gula pasir atau gula putih.
"K#K K$* P+L"K#K #, U!U#, P*#D*#, 12
'edangkan raw sugar di gunakan sebagai bahan baku utama produksi gula ra&inasi dan penggunaan gula ra&inasi diperuntukkan sebagai bahan baku industri makanan minuman dan &armasi. 0erdasarkan proses pembuatannya ada 6 jenis gula yaitu 3 9. Raw Sugar (,ula Kristal $entah/,K$) ,ula kristal mentah merupakan gula setengah jadi yang dibuat dari tebu atau bit melalui proses defikasi sehingga gula kristal mentah tidak layak untuk dikonsumsi langsung oleh manusia sebelum diproses lebih lanjut. !enis gula kristal
mentah merupakan
bahan
baku gula ra&inasi.
"ahapan
proses
pembuatannya meliputi 3 ekstraksi - penguapan F raw sugar (*nonim a 8::E). $enurut 0aikow (9E>7) raw sugar merupakan bahan baku pembuatan gula ra&inasi. Raw sugar merupakan gula kristal mentah yang juga dihasilkan dari tebu yang masih mengandung lapisan molasses yang menyelimuti kristal gula. Raw sugar yang digunakan dalam proses pembuatan gula ra&inasi harus berkualitas tinggi yaitu memiliki kadar polarisasi minimal E7::. 'elain itu kristal harus kuat (tidak keropos) dengan ukuran kristal :E-9: mm. Keseragaman kualitas raw sugar sangat penting dikarenakan berpengaruh terhadap produk gula ra&inasi yang dihasilkan. !ika raw sugar yang digunakan memiliki kualitas yang tidak baik maka dapat dipastikan produk gula yang dihasilkan pun akan berkualitas kurang baik. 8. Refined Sugar (,ula Kristal a&inasi/,K) ,ula kristal ra&inasi merupakan gula sukrosa yang diproduksi melalui tahapan pengolahan gula kristal mentah meliputi 3 a&inasi F pelarutan kembali (remelting ) - klari&ikasi F dekolorisasi F kristalisasiF &ugalisasi - pengeringan F
"K#K K$* P+L"K#K #, U!U#, P*#D*#, 13
pengemasan. ,ula kristal ra&inasi digunakan sebagai bahan baku industri makanan dan minuman (*nonim a 8::E). ,ula ra&inasi merupakan gula yang diproduksi dari bahan baku raw sugar melalui proses ra&inasi untuk memenuhi kebutuhan industri makanan dan minuman serta kebutuhan dibidang &armasi. Kata ra&inasi diambil dari kata refinery artinya menyuling menyaring membersihkan. !adi bisa dikatakan bahwa gula ra&inasi adalah gula yang mempunyai kualitas kemurnian yang tinggi. (*nonim % 8::E). 6. Plantation White Sugar (,ula Kristal Putih/,KP). ,ula kristal putih adalah gula yang dapat dikonsumsi langsung oleh masyarakat yang dihasilkan dari pengolahan tebu yang meliputi tahapan 3 ekstraksi F pemurnian F eaporasi F kristalisasi F penyaringan dengan sentri&ugasi F pengeringan F pengemasan (*nonima 8::E)
3.2 Ma6a(7(a6a( la %er!asarkan arna I8UM,A
Lembaga yang menaungi tentang gula adalah 2U$'* (nternational 2ommission 4or Uni&orm $ethods +& 'ugar *nalysis). 2U$'* merupakan lembaga yang dibentuk untuk menyusun metode analisis kualitas gula dengan anggota lebih dari 6: negara. $engenai warna gula 2U$'* telah membuat ranting atau grade kualitas warna gula. 'istem ranting berdasarkan warna gula yang menunjukkan kemurnian dan banyaknya kotoran yang terdapat dalam gula tersebut. $etode pengujian dengan standar 2U$'* menggunakan spektro&otometer dengan panjang gelombang @8: F A;: nm.
"K#K K$* P+L"K#K #, U!U#, P*#D*#, 1"
2U$'* membagi gula kedalam beberapa ma%am berdasarkan warnanya yaituG 9. ,ula a&inasi (e&ined 'ugar) ,ula ra&inasi memiliki 2U$'* H @A dengan kualitas yang paling bagus karena melalui proses pemurnian bertahap. 5arna gula putih %erah. Untuk ndonesia gula ra&inasi diperuntukkan bagi industri makanan karena membutuhkan gula dengan kadar kotoran yang sedikit dan warna putih. 8. ,ula Itra 'pesial (Itra 'pe%ial 2rystall 'ugar) ,ula ektra spesial memiliki 2U$'* 9::-9A: ,ula ini termasuk &ood grade digunakan untuk membuat bahan makanan seperti kue minuman atau konsumsi langsung 6. ,ula Kristal Putih ,ula kristal putih memiliki 2U$'* 8::-6::. ,ula kristal putih merupakan gula yang dapat dikonsumsi langsung sebagai tambahan bahan makanan dan minuman. 0erdasarkan standard '# gula yang boleh dikonsumsi langsung adalah gula dengan warna 2U$'* 6::. Pada umumnya pabrik gula sul&itasi dapat memproduksi gula dengan warna 2U$'* H 6::. @. ,ula Kristal $entah untuk konsumsi (brown sugar) 0rown sugar memiliki 2U$'* ;::-7::. Di luar negeri gula ini dapat dikonsumsi langsung biasanya sebagai tambahan untuk bubur akan tetapi juga perlu diperhatikan mengenai kehigienisannya yaitu kandungan bakteri dan kontaminan. A. ,ula Kristal $entah (aw 'ugar)
"K#K K$* P+L"K#K #, U!U#, P*#D*#, 1&
aw sugar memilik 2U$'* 9;::-8:::. aw sugar digunakan sebagai bahan baku untuk gula ra&inasi dan juga beberapa proses lain seperti $', biasanya mengunakan raw sugar. ;. ,ula $entah (
3.3 ,pesi5ikasi Bahan Bak !an Bahan Pe(%ant
a. 0ahan 0aku $utu gula ra&inasi produksi P". $akassar "ene dipengaruhi oleh semua tahapan proses pengolahan dan bahan baku yang digunakan. 0ahan baku yang digunakan P". $akassar "ene harus memenuhi syarat mutu yang telah ditetapkan oleh perusahaan. 'yarat mutu raw sugar tersebut menga%u pada standar nasional ndonesia mengenai gula kristal mentah. Uraian syarat mutu gula kristal mentah adalah aw sugar yang diterima P". $akassar "ene sudah %ukup baik hal tersebut dikarenakan syarat mutu raw sugar yang dimiliki perusahaan telah memenuhi standar mutu gula kristal mentah menurut standar nasional ndonesia. b. 0ahan Pembantu 9. Kapur "ohor Kapur digunakan dalam proses karbonatasi dalam pembuatan gula ra&inasi. 'elain dapat membantu dalam pemurnian kapur juga dapat menaikkan p=. Kapur yang diperlukan di P". $akassar "ene dalam bentuk susu kapur.
"K#K K$* P+L"K#K #, U!U#, P*#D*#, 1)
'tandar kapur tohor yang ditetapkan P". $akassar "ene adalah kadar 2a+ minimal E:J. 8. *ir *ir sebagai bahan pembantu pada proses pengolahan gula ra&inasi dipenuhi oleh
Perusahaan
Daerah
*ir
$inum
(PD*$)
setempat.
Dalam
penggunaannya air tersebut masih diolah menjadi hot water. =ot water yang digunakan memiliki suhu >::2. =ot water ber&ungsi melarutkan dan membersihkan molasses dan kotoran yang terdapat pada permukaan kristal raw sugar. 6. Karbon Dioksida (2+8) ,as 2+8 ditambahkan bersama dengan susu kapur dalam proses karbonatasi. ,as 2+8 berperan menurunkan p= larutan yang ada dalam %arbonator. Kadar 2+8 yang digunakan berkisar 98-9AJ dengan tekanan > bar. @. 4ilter *id 4ilter aid digunakan sebagai media penapisan dalam rotary lea& &ilter dimana &ilter aid ini membentuk suatu lapisan di bagian luar &ilter %loth dan menyaring endapan susu kapur. 4ilter *id yang digunakan berwujud butiran. A. 'odium a%rylamide 'odium *%rylamide adalah 4lo%ulant yang digunakan untuk menjernikan atau untuk melepaskan kotoran yang masih tersisah di raw liuor dengan membentuk &lok-&lok. ;. *lkohol *lkohol ber&ungsi dalam proses pembuatan &ondant (bibit gula). 4ondant merupakan inti Kristal gula yang sengaja diberikan agar Kristal gula yang terbentuk memiliki ukuran yang sama.
"K#K K$* P+L"K#K #, U!U#, P*#D*#, 1+
3." Pr$!k Dan Tekn$l$gi Pr$ses Pr$!ksi
=asil produksi dari P". $akassar "ene adalah gula ra&inasi yang diberi nama gula manis. *dapun tahapan proses pada pembuatan gula ra&inasi adalah3 9. aw sugar =andling 'ebelum proses produksi dilakukan P". $akassar "ene melakukan persiapan bahan baku raw sugar. Persiapan tersebut dimulai dengan pemindahan raw sugar dari dalam gudang bahan baku ke dalam penampung yaitu raw sugar bin. Pemindahan raw sugar dilakukan menggunakan belt conveyer dari gudang bahan baku menuju raw sugar bin. Pada persiapan bahan baku di P". $akassar "ene juga dilakukan penimbangan. Penimbangan dilakukan untuk mengetahui berat bahan yang akan diproses dan untuk menghindari kelebihan kapasitas mesin. Raw sugar yang telah ditimbang kemudian masuk ke dalam mingler untuk proses selanjutnya. 8. *&&inasi "ujuan a&&inasi adalah men%u%i Kristal ,K$ (raw sugar) agar lapisan molases yang meliputi kristal berkurang sehingga warnanya semakin ringan atau warna 2U$'* lebih ke%il. Pen%u%ian dilakukan dalam mesin sentri&ugal yaitu setelah ,K$ di%ampur dengan sirup menjadi magma. Penuruna warna yang di%apai pada stasiun ini berkisar 6:-A:J. Kristal yang telah di%u%i dilebur
"K#K K$* P+L"K#K #, U!U#, P*#D*#, 1-
dengan men%ampur dengan air atau sweet water menghasilkan leburan (liour) dengan briI sekitar ;A. Prinsip a&&inasi menghasilkan lapisan molases diseluruh permukaan kristal raw sugar. 'etelah lapisan molases diluar permukaan kristal dipisahkan seoptimal mungkin maka langkah selanjutnya melebur Kristal gula a&&inasi dengan kekentalan tertentu (;:-;A briI) ( *nonim % 8::E). 6. Karbonatasi Proses karbonatasi adalah salah satu metode pemurnian yang dapat memisahkan kotoran berupa koloida yang terdapat pada leburan gula. Proses karbonatasi juga merupakan pemurnian dengan menambahkan susu kapur berlebihan dan dinetralkan menggunakan gas 2+8. Proses tersebut juga dapat menyerap atau menghilangkan warna yang mempunyai berat molekul yang tinggi yang berasal dari raw sugar. Dengan pen%ampuran susu kapur dan gas karbondioksida yang ditambahkan pada raw liquor sehingga terbentuk gumpalan yang mengikat sebagian bukan gula (0aikow 9E>7). 'uhu turut berperan penting dalam proses karbonatasi. =al ini dikarenakan suhu dapat menyebabkan terbentuknya warna dan mempengaruhi proses &iltrasi pada carbonated liquor. Priono (8::6) menyatakan bahwa semakin tinggi suhu maka penghilangan warna akan semakin rendah. =al ini disebabkan karena selama penghilangan warna tersebut terjadi pula pembentukan warna. ndapan yang terbentuk adalah endapan 2a2+6. *dapun reaksi terjadi pada karbonator adalah3 298=88+99 2a+ 298=88+99.2a+ 2+8
298=88+99.2a+ 2a2+6 298=88+99
"K#K K$* P+L"K#K #, U!U#, P*#D*#, 1/
•
Karbonatasi tunggal Pada proses ini proses pen%ampuran dilakukan dalam satu reaktor. #ira ditambahkan susu kapur berlabihan kemudian dinetralkan menggunakan gas
•
2+8. *lkalimitas dijaga antara p= E-9:. Karbonatasi rangkap Pada dasarnya prosesnya adalah sama dengan karbonatasi tunggal tetapi pemberian gas 2+8 terbagi yaitu apabila susu kapur habis alkalimitas. *dapun suasana p= ysng dijaga yaitu pada karbunator 9 p= EA-9:
karbunator 8 p= 7-E dan pada karbunator 6 yaitu p= >->A. @. 4iltrasi Proses penapisan sirup hasil klari&ikasi menggunakan penapis bertekanan untuk menjernihkan sirup dari endapan atau partikel lainnya. Proses &iltrasi menjelaskan tahapan penyaringan liuor dari reaksi di karbonatasi (%al%ium %arbonat) yang harus dipisahkan dari liuor sehingga bias menghasilkan liuor yang jernih. *lat yang dipergunakan press &ilter sebagai &iltrasi tahapan pertama yang menghasilkan &ilter liuor hasil penyaringan padat disebut %ake (blotong) yang biasa disebut sebagai limbah akhir. =asil liuor &iltrasi masih disaring dengan %andle &ilter (%ake &ilter / &iltrasi tahap ke 8) sebagai liuor yang keluar dari tahapan &iltrasi tersebut menjadi &ine liuor dimana sudah siap untuk diuapkan. Pemisahan %ampuran antara %airan dengan ?at padat tidak terlarut melalui media penapis ( filter) yang meloloskan %airan namun menahan ?at padatnya pada permukaan penapis ( filter) disebut &iltrasi. $enurut Priono (8::6) penggunaan rotary leaf filter dalam proses &iltrasi di pabrik gula memiliki keuntungan yaitu filter cake yang dihasilkan memiliki
"K#K K$* P+L"K#K #, U!U#, P*#D*#, 2
ukuran yang sama yang disebabkan oleh bingkai-ningkai filter yang ikut berputar. A. Kristalisasi Proses kristalisasi merupakan
salah
satu pekerjaan
proses agar
mendapatkan bahan murni yang berupa gula Kristal yang berwarna putih berbentuk padat sehingga gula dapat terpisah dari larutan induknya dalam bentuk Kristal. 'ebagai hasil dari proses Kristalisasi dihasilkan suatu magma yang tediri dari atas larutan induk dan Kristal gula. 2ampuran dari larutan induk dan Kristal tersebut biasanya disebut Cmasakan dengan bahasa pran%is Cmasse%uite yang berarti masssa dan %uite berarti diproses atau dimasak. Proses kristalisasi terjadi di dalam suatu pan masak yang proses kerjanya dilakukan pada suasana atau kondisi akum. $enurut de $an (9EE>) proses kristalisasi bertujuan untuk merubah molekul-molekul sukrosa dalam fine liquor menjadi kristal gula dengan kehilangan minimum dan proses sesingkat mungkin. $akin murni larutan gula makin mudah gula mengkristal. 4aktor yang mempengaruhi pertumbuhan kristal sukrosa adalah kelewat jenuhan larutan suhu ke%epatan nisbi kristal dan larutan si&at permukaan kristal. Kristalisasi dilakukan di bejana akum (;A %m =g) dengan penguapan liquor pada suhu sekitar >:-7::2 sampai men%apai supersaturasi tertentu. Pada kondisi tersebut dimasukkan bibit Kristal se%ara hatihati sehingga inti kristal akan tumbuh men%apai ukuran yang dikehendaki tanpa menumbuhkan kristal baru. 2ampuran kristal sukrosa dengan liquor disebut masakan (*nonim% 8::E) 4aktor yang berpengaruh pada ke%epatan kristalisasi3
"K#K K$* P+L"K#K #, U!U#, P*#D*#, 21
Kandungan kotoran dalam larutan •
Kristal gula dengan molases dipisahkan menggunakan %entri&ugal. Prinsip kerja %entri&ugal ini menggunakan gaya sentri&ugasi dimana Kristal yang terdapat dalam baket putaran akan terlempar dan akan tertahan disaring sedang larutannya akan lolos melalui saringan (2hen 2hou 9EE6) Pemisahan Kristal dilakukan dengan %ara memutar masakan dalam mesin sentri&ugal menghasilkan Kristal (gula *) dan sirup *. 'elanjutnya sirup * dimasak seperti yang dilakukan sebelumnya menghasilkan gula 0 dan sirup 0. demikian seterusnya se%ara berjenjang menghasilkan gula *02 yang masuk dalam kategori gula ra&inasi ( *nonim% 8::E). >. Drying M 2ooling Pengeringan bertujuan untuk menurunkan kadar air yang tersisa pada gula sampai dengan kadar ::AJ. 'etelah proses pengeringan diperlukan pendinginan dikarenakan gula yang keluar suhunya masih relati& tinggi. *pabila langsung dikemas mengakibatkan gula menjadi rusak (0aikow 9E>7). $enurut 5inarno (9EE6) penurunan kadar air pada gula sampai dengan batas tertentu dapat berlangsung dengan baik jika pemanasan terjadi di setiap tempat dari bahan tersebut dan uap air yang diambil berasal dari semua permukaan bahan keluar. 4aktor F &aktor yang mempengaruhi laju pengeringan antara lain3 • Luas permukaan bahan *pabila bahan yang dikeringkan ke%il atau tipis maka pengeringan berlangsung lebih %epat. Karena partikel-partikel yang ke%il atau lapisan yang
"K#K K$* P+L"K#K #, U!U#, P*#D*#, 22
ke%il akan memper%epat perpindahan panas menuju pusat bahan dan
•
mempermudah perpindahan air. 'uhu pengeringan Perbedaan suhu yang tinggi antara medium pemanas dan bahan akan memper%epat perpidahan panas ke dalam bahan sehingga terjadi driving force
perpindahan uap air. • Kelembapan Relatif humidity juga menentukan besarnya penurunan kadar air dari produk pangan yang dikeringkan. • 5aktu pengeringan 'emua metode pengeringan menggunakan panas sedangkan unsur-unsur dalam bahan pangan sensiti& terhadap panas maka perlu menentukan batas waktu maksimum pengeringan untuk mempertahankan kualitas bahan. *lat pengering gula yang digunakan dipilih dari tipe drum besar dan panjang yang berputar pelan (rotary drum dryer and %ooler). Dibagian dalam drum dipasang bilah-bilah yang memanjang dan ber&ungsi untuk mengangkat gula keatas dan menuangkannya kembali kebawah dalam bentuk tirai gula. Letak drum sedikit miring letak sisi pemasukan gula dibuat sedikit lebih tinggi dari sisi ujung pengeluaran gula. Dari ujung pemasukan gula dialirkan udara panas dengan suhu ;A->: o2 yang menerobos tirai gula. ,ula yang akan dikeringkan tidak boleh dikeringkan pada suhu yang terlalu tinggi karena hal tersebut dapat merusak gula. +leh karena itu pengeringan di ikuti dengan pendinginan baik dalam drum yang sama atau terpisah. Pada proses pendinginan udara dingin atau udara luar dihembuskan melewati lapisan gula untuk menurunkan suhu gula sampai suhu mendekati udara luar.
"K#K K$* P+L"K#K #, U!U#, P*#D*#, 23
7. Pa%king Pengepakan dimulai dengam menurunkan gula produk dari tangki penampungan gula produk masuk kedalam timbangan gula otomatis dengan berat gula A: kg setiap kali penimbangan. ,ula yang sudah tertimbang dimasukkan kedalam karung plastik dengan menggunakan %oneyer karung yang telah berisi gula diturunkan dan dibawa ketimbangan pengontrol (%he%k s%ale) untuk dikontrol beratnya. Dan selanjutnya karung yang berisi gula dibawah kealat jahit karung . pekerjaan menimbang gula hingga timbangan kontrol dilakukan se%ara otomatis dengan bantuan instrument. Karung gula yang sudah dijahit dikirim ke gudang gula P'5= (Produk 'ugar 5arehouse) dengan menggunakan alat angkut 4ork li&t untuk disimpan di lot penyimpanan produk. E. 'tation Penyimpanan ,ula Produk 'etelah produk dikemas untuk selanjutnya produk disimpan dalam gudang penyimpanan. Dalam gudang penyimpanan ini ada beberapa parameter yang harus dikontrol yaitu suhu dan kelembapan. 'uhu pada gudang penyimpanan yaitu 68:2 dengan kelembapan >:. Dalam gudang penyimpanan tidak ada perlakuan khusus . tetapi senantiasa dari gudang harus selalu dijaga dengan %ara3 • $enutup rapat gudang penyimpanan agar tidak ada hama pengganggu. • "erdapat beberapa entilasi yang berguna untuk tempat pertukaran udara. • Pada bagian atap terdapat atap yang dapat ditembus %ahaya. • "erdapat pest %ontrol pada beberapa bagian tertentu. • Produk tidak langsung diletakkan pada lantai melainkan terdapat alas (jumbo bag) yang ber&ungsi agar produk tidak langsung kontak dengan lantai.
3.& ,anitasi
"K#K K$* P+L"K#K #, U!U#, P*#D*#, 2"
'anitasi industri pangan merupakan usaha-usaha untuk men%egah penyakit dengan menghilangkan atau mengendalikan &aktor-&aktor dalam pengolahan pangan yang berperan dalam pemindahan penyakit (dan bahaya lainya) sejak penerimaan bahan baku pengolahan pengemasan dan penggudangan produk akhir sampai distribusi (Kasmidjo 9EEE) 'anitasi pangan merupakan hal yang sangat penting dalam industri pengolahan hasil makanan karena dapat mempengaruhi produk akhir yang dihasilkan. 'anitasi diperlukan mulai dari bahan baku sampai dengan produk akhir atau produk siap dikonsumsi sehingga dihasilkan produk akhir yang terjaga keamanannya (!ennie 9EE7) $enurut 'oekarto (9EE:) 'anitasi berpengaruh langsung dan tidak langsung terhadap mutu pangan dan daya awet produk serta nama baik atau %itra perusahaan. Dalam praktek di industri pangan tindakan sanitasi pangan meliputi3 pengendalian pen%emaran pembersihan dan tindakan aseptik. Pengendalian pen%emaran men%akup pembuangan limbah atau sampah dan menjauhi
pen%emar.
Pembersihan
dilakukan
dengan
pen%u%ian
untuk
menghilangkan kotoran yang menempel supaya bersih sedangkan tindakan aseptik dilakukan dengan pembersihan peralatan atau sarana untuk menghindari mikroba. 'anitasi pabrik merupakan satu hal yang penting dalam industri dan harus diperhatikan dengan baik. 'anitasi meliputi sanitasi bahan baku sanitasi bangunan dan lingkungan sanitasi peralatan sanitasi ruangan dan sanitasi pekerja. *pabila kondisi lingkungan bersih peralatan terjaga baik maka pekerja akan merasa nyaman dalam bekerja (Kasmidjo 9EEE) 3.&.1 ,anitasi Persahaan
"K#K K$* P+L"K#K #, U!U#, P*#D*#, 2&
'anitasi pabrik merupakan salah satu hal penting dalam industri dan harus diperhatikan dengan baik. $enurut Kasmidjo (9EEE) sanitasi industri pangan
merupakan
usaha-usaha
untuk
men%egah
penyakit
dengan
menghilangkan atau mengendalikan &aktor-&aktor dalam pengolahan pangan yang berperan dalam pemindahan penyakit (dan bahaya lainnya) sejak penerimaan bahan baku pengolahan pengemasan dan penggudangan produk akhir sampai distribusi. 3.&.2 ,anitasi Bahan Bak !an Bahan Pe(%ant
'anitasi bahan baku di P". $akassar "ene bertujuan menjaga agar raw sugar tetap pada kondisi baik sampai dengan raw sugar siap untuk diproses. 'anitasi bahan baku yang dilakukan P". $akassar "ene sudah %ukup baik. Upaya yang telah dilakukan agar kebersihan gudang bahan baku (silo) tetap terjaga dengan baik adalah melakukan kegiatan kebersihan tiap minggu sehingga kondisi gudang tidak lembab meminimalkan kontaminasi pada raw sugar dan mengupayakan dalam gudang tidak terdapat serangga maupun hewan pengerat. 'elain itu untuk menghindari agar debu tidak masuk pintu gudang (silo) selalu ditutup rapat setiap hari dan baru dibuka pada saat proses pengangkutan raw sugar dari pelabuhan ke gudang. 3.&.3 ,anitasi Mesin !an Peralatan
$esin dan peralatan merupakan hal yang sangat penting karena berkaitan dengan jaminan kesehatan dan keamanan produk sejak raw sugar
"K#K K$* P+L"K#K #, U!U#, P*#D*#, 2)
masuk ke dalam proses a&inasi sampai dengan proses pengemasan. 'anitasi peralatan yang dilakukan P". $akassar "ene sudah %ukup baik dikarenakan terdapat upaya-upaya untuk menjaga kebersihan pada mesin dan peralatan. Upaya tersebut dilakukan sejak pengadaan mesin dan peralatan. $esin dan peralatan yang digunakan dalam memproduksi dibuat dari stainless steel agar mudah dibersihkan tidak mudah berkarat dan tidak mengkontaminasi bahan. Kemudian untuk letak mesin dan peralatan dibuat dengan jarak tertentu sesuai dengan kebutuhan untuk mempermudah kebersihan. 'e%ara garis besar program sanitasi peralatan yang ada di P". $akassar "ene dibagi menjadi dua yaitu3 a. 'anitasi harian 'anitasi harian yang dilakukan P". $akassar "ene merupakan upaya kebersihan yang harus dilakukan setiap hari dan menjadi kewajiban operator masing-masing peralatan. Upaya kebersihan tersebut dilakukan pada saat proses produksi kegiatan kebersihan harian yang dilakukan hanya sebatas bagian luar peralatan. 'ehingga masih diperlukan kegiatan kebersihan untuk bagian dalam peralatan. b. 'anitasi musimam (shut down) 'anitasi musimam adalah program sanitasi yang dilakukan P". $akassar "ene dengan jangka waktu tertentu. Upaya kebersihan yang dilakukan adalah pembersihan bagian dalam dan luar seluruh peralatan. +leh karena "K#K K$* P+L"K#K #, U!U#, P*#D*#, 2+
itu kegiatan ini sering disebut program kebersihan total. Penentuan waktu program kebersihan total tergantung pada berbagai kondisi yang ada. Pada saat peralatan membutuhkan perawatan dan pembersihan total dilakukan sanitasi musiman sehingga kegiatan produksi dihentikan untuk beberapa hari. Kadangkala sanitasi musiman dilakukan karena ketiadaan bahan baku sehingga proses produksi tidak dapat dilakukan. Pada saat menunggu kedatangan bahan baku dilakukan kegiatan kebersihan total. 3.&." ,anitasi Pekerja
'anitasi pekerja sangat penting guna mendukung kelan%aran proses produksi sehingga tidak ada pekerja yang terganggu kesehatannya selama bekerja di pabrik dan mengurangi %emaran mikroba pada pekerja. 'anitasi para pekerja yang dilakukan P". $akassar "ene apabila dinilai se%ara keseluruhan sudah %ukup baik. Perusahaan telah memberikan masker sarung tangan penutup kepala dan sepatu but kepada para pekerja. Untuk pemakaian penutup kepala dan sepatu but hampir seluruh pekerja tertib dalam menggunakannya. *kan tetapi untuk penggunaan masker dan sarung tangan masih banyak pekerja yang tidak mau menggunakannya. Padahal aktiitas di pabrik ini beresiko tinggi terhadap polusi yang membahayakan kesehatan sehingga membutuhkan *lat Pelindung Diri (*PD). 0ahaya-bahaya yang mungkin terjadi selama proses produksi misalnya panas asap debu gula dan lain-lain. $enurut ilmu =ygiene Perusahaan dan Keselamatan Kerja debu
"K#K K$* P+L"K#K #, U!U#, P*#D*#, 2-
yang
terakumulasi
dalam
paru-paru
dapat
menyebabkan
penyakit
Pneumokoniosis. 3.&.& ,anitasi 4ang Pr$!ksi
uang produksi merupakan satu ruangan besar dimana seluruh aktiitas produksi berlangsung yang meliputi proses a&inasi karbonatasi &iltrasi dekolorisasi eaporasi kristalisasi sentri&ugasi pengeringan dan pendinginan. 'anitasi ruang produksi di P". $akassar "ene ini masih kurang hal tersebut dikarenakan masih ditemukan lantai yang kotor dan dinding berdebu. Pabrik ini menghasilkan polusi dari pembakaran batubara dan debu dari gula yang dikeringkan sehingga menyebabkan dinding berdebu. 'edang lantai kotor disebabkan karena bahan yang keluar dari beberapa mesin yang mengalami kebo%oran. $aka dari itu diperlukan tindakan kebersihan berkala untuk membersihkan ruang tersebut. 'elain upaya tersebut setiap pekerja yang berada pada ruang produksi harus berpartisipasi membersihkan ruang tersebut. 3.) Penanganan Li(%ah
Limbah industri seringkali menjadi permasalahan bagi tiap industri yang menghasilkan limbah
dari proses produksinya. Proses pengolahan untuk
menetralisir limbah diperlukan agar limbah tidak men%emari lingkungan pada saat dibuang ke lingkungan. 'e%ara garis besar limbah P". $akassar "ene dibagi menjadi 6 yaitu3 "K#K K$* P+L"K#K #, U!U#, P*#D*#, 2/
a. Limbah Padat 9. 0lotong 0lotong merupakan limbah padat yang dihasilkan industri gula ra&inasi. 0lotong tersebut dihasilkan dari proses pengepresan mud liuor atau &ilter mud. 0agian padatan hasil pengepresan inilah yang disebut dengan blotong. 'ementara ini pengelolaan blotong dapat digunakan sebagai bahan pembuatan pupuk dan sebagai tanah urukan oleh pihak yang membutuhkan. 8. 0atu Limbah batu dihasilkan dari stasiun pembuatan lime milk (susu kapur). Limbah batu yang dimaksud adalah batu yang ter%ampur dengan kapur dalam karung. 0atu tersebut dipisahkan dari kapur pada proses pemisahan (sortasi). Proses sortasi pada kapur dilakukan agar kapur yang diolah benar-benar bersih dan tidak terdapat bahan yang mengganggu proses. Penanganan limbah tersebut sama halnya dengan dengan pengelolaan blotong yaitu digunakan sebagai bahan pembuatan pupuk dan sebagai tanah urukan oleh pihak yang membutuhkan. b. Limbah ,as Limbah gas yang dihasilkan P". $akassar "ene berasal dari sisa pembakaran batubara pada boiler dan gas buangan dari karbonator. !umlah limbah gas yang dihasilkan tergolong sedikit sehingga tidak menimbulkan polusi
"K#K K$* P+L"K#K #, U!U#, P*#D*#, 3
udara. =al tersebut dikarenakan sebagian besar 2+8 diman&aatkan dalam proses karbonatasi sehingga limbah gas yang dibuang hanya sebagian ke%il saja. %. Limbah 2air 9. 4ilter $ud/ $ud Liuor Limbah %air yang dihasilkan P". $akassar "ene berupa 4ilter mud/ mud liuor yang tidak tertampung lagi dalam tangki. Limbah tersebut berupa %airan yang mengandung kotoran sehingga berwarna %oklat seperti lumpur. Disisi lain %airan ini masih mengandung gula %ukup tinggi sehingga masih dapat diman&aatkan menjadi sweet water.
8. 0ahan kimia Limbah bahan kimia yang dihasilkan P". $akassar "ene adalah bahan sisa hasil analisa laboratorium. Limbah tersebut merupakan bahan yang mudah bereaksi jika dibuang ke lingkungan tanpa perlakuan pengolahan limbah terdahulu. *kan tetapi limbah tersebut langsung dibuang ke saluran pembuangan air sehingga beresiko terjadi pen%emaran. +leh karena itu untuk menghindari hal-hal yang membahayakan sebaiknya P". $akassar "ene mempunyai sistem pengolahan limbah yang lebih baik. 3.+ Pen#e!iaan Bahan Bak
"K#K K$* P+L"K#K #, U!U#, P*#D*#, 31
'umber 0ahan 0aku dan 0ahan Pembantu 0ahan baku yang digunakan untuk proses produksi gula ra&inasi adalah raw sugar atau gula kristal mentah. aw sugar yang digunakan P". $akassar "ene diperoleh dengan mengimpor dari negaranegara penghasil raw sugar seperti "hailand *ustralia dan *&rika. =al tersebut dilakukan karena raw sugar dalam negeri masih sangat langka sehingga pasokan raw sugar lebih mengandalkan impor. 0ahan pembantu merupakan bahan yang ditambahkan guna menunjang proses produksi. 0ahan pembantu yang digunakan P". $akassar "ene berupa kapur tohor air 4ilter *id 'odium a%rylamide #a2l =2l dan #a+=. Dalam memenuhi kebutuhan bahan pembantu P". $akassar "ene bermitra dengan agen yang berada disekitar kota $akassar sebagai supplier tetap bahan pembantu. 'upplier-supplier tersebut harus dapat memenuhi permintaan bahan pembantu baik segi kualitas maupun kuantitas. P". $akassar "ene merupakan pabrik yang telah memperlakukan K (nstruksi Kerja). =al itu dapat dilihat pada waktu penerimaan bahan baku maupun bahan pembantu. 'ebelum bahan tersebut masuk ke dalam gudang penyimpanan bahan baku dan bahan pembantu perusahaan melakukan pengujian mutu terlebih dahulu sehingga bahan yang akan digunakan untuk proses produksi telah memenuhi persyaratan mutu. 3.+.1 '(lah Ke%than !an Pen#e!iaan
Penyediaan bahan dasar dilakukan untuk menjamin kontinyuitas suplai bahan baku sehingga proses produksi dapat berjalan sesuai dengan tujuan dan
"K#K K$* P+L"K#K #, U!U#, P*#D*#, 32
harapan yang hendak di%apai oleh suatu pabrik. Pabrik melakukan sto%k bahan baku dengan melakukan penimbunan bahan baku pada gudang penyimpanan. 0anyak sedikitnya kebutuhan bahan ditentukan oleh kapasitas produksi pabrik kondisi sto%k gudang dan kondisi permintaan pasar. Penyediaan bahan baku pada P". $akassar "ene telah dilakukan dengan %ukup baik. =al tersebut dikarenakan jumlah penyediaan bahan baku tidak kurang dari kebutuhan yang ada. *pabila bahan baku tersebut sisa bahan tersebut ber&ungsi sebagai bahan persediaan jika terjadi keterlambatan pengiriman bahan baku.
3.+.2 Pengangktan !an Pen#i(panan
aw sugar yang berada dalam kapal diangkut ke area pabrik menggunakan dump tru%k untuk disimpan dalam gudang penyimpanan raw sugar (silo) P". $akassar "ene Penyimpanan raw sugar dalam gudang silo menggunakan sistem 44+ (4irst n 4irst +ut) sehingga tidak ada bahan baku yang terlalu lama mengalami penimbunan. 0ahan baku yang berada di gudang silo dipindahkan dengan menggunakan belt %oneyor untuk diproses menjadi gula ra&inasi. Pengangkutan bahan baku ke ruang produksi menggunakan belt %oneyor sehingga lebih e&esien dibandingkan menggunakan tenaga manusia. 0ahan pembantu disimpan dalam gudang penyimpanan ke%uali hot water dan
"K#K K$* P+L"K#K #, U!U#, P*#D*#, 33
2+8. Dalam gudang penyimpanan tersebut menggunakan sistem 44+ (4irst n 4irst +ut) seperti dalam gudang raw sugar. 'istem ini bertujuan untuk menghindari adanya bahan yang terlalu lama ditimbun. 0ahan pembantu tersebut ditempatkan berdasarkan jenisnya sehingga memudahkan dalam pengambilan dan memperke%il kemungkinan kesalahan dalam pengambilan maupun bahan ter%ampur dengan bahan yang lain. 3.- Pengen!alian Mt
$utu merupakan &aktor dasar yang mempengaruhi pilihan konsumen untuk berbagai ukuran jenis produk dan jasa. 'edangkan pengendalian mutu merupakan kegiatan atau program yang tidak terpisahkan dengan semua proses produksi industri dan pemasaran komoditas termasuk komoditas hasil pertanian. ndustri selalu memerlukan pengendalian mutu terhadap produk yang dihasilkannya agar mutu tetap baik ('usanto 9EE@). Pengendalian mutu yang dilakukan P". $akassar "ene meliputi tahapan pengendalian mutu bahan baku pengendalian mutu proses produksi dan pengendalian mutu produk akhir. Pengendalian tersebut dilakukan untuk menghasilkan produk yang sesuai dengan harapan konsumen dan mampu bersaing se%ara global. Penjelasan pengendalian mutu yang dilakukan P". $akassar "ene adalah sebagai berikut3 3.-.1 Pengen!alian Mt Bahan Bak !an Bahan Pe(%ant
"K#K K$* P+L"K#K #, U!U#, P*#D*#, 3"
Pengendalian mutu bahan baku bertujuan untuk mempertahankan mutu bahan baku yang sudah sesuai dengan standar mutu yang telah ditetapkan. 0ahan baku merupakan salah satu &aktor yang menentukan dalam proses produksi atau pengolahan. *pabila bahan baku yang digunakan bermutu baik maka diharapkan produk yang akan dihasilkan juga berkualitas baik. $enurut Kadarisman (9EE@) pengadaan bahan baku maupun bahan tambahan industri harus diren%anakan dan dikendalikan dengan baik. *spekaspek penting yang perlu diperhatikan yaitu persyaratan dan kontrak pembelian pemilihan pemasok kesepakatan tentang jaminan mutu dan %atatan-%atatan mutu penerimaan bahan. Upaya pengendalian mutu bahan baku yang dilakukan P". $akassar "ene telah dilakukan se%ara baik. 0ahan baku yang diterima hanyalah bahan baku yang memenuhi spesi&ikasi yang telah ditetapkan oleh perusahaan. 'ejak kedatangan raw sugar di pelabuhan telah dilakukan upaya pengendalian bahan baku. 'alah satu upaya tersebut adalah dilakukan pemindahan raw sugar pada saat %ua%a %erah agar raw sugar tidak ber%ampur dengan air hujan dan proses pemindahan dilakukan dengan %epat untuk menghindari debu yang ter%ampur pada raw sugar. 'edangkan untuk memenuhi kebutuhan bahan baku pembantu P". $akassar "ene telah bermitra dengan supplier setempat. 0ahan pembantu yang akan digunakan harus memenuhi spesi&ikasi yang dimiliki oleh perusahaan. !ika bahan pembantu tidak memenuhi spesi&ikasi maka bahan pembantu dari supplier akan ditolak.
"K#K K$* P+L"K#K #, U!U#, P*#D*#, 3&
Perubahan &isik dan kimia sering terjadi selama penyimpanan yang mengakibatkan penurunan atau perubahan kualitas bahan baku sehingga diperlukan pengujian se%ara berkala maupun periodik dengan berbagai metode sesuai dengan bahan yang ada dalam gudang penyimpanan. P". $akassar "ene telah melakukan pengujian terhadap bahan baku baik saat kedatangan bahan baku maupun selama penyimpanan. !ika mutu bahan tidak sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan maka bahan baku tersebut tidak digunakan. 'elain melakukan pengujian rutin pengendalian mutu bahan baku selama dalam gudang dapat dilakukan dengan menjaga kebersihan gudang menjaga kondisi gudang agar tidak lembab dikarenakan suhu lembab dapat mempermudah pertumbuhan mikroorganisme. 'elain itu juga menjaga kondisi atap agar tidak terjadi kebo%oran yang menyebabkan air hujan masuk. 'erta diterapkannya sistem 44+ (&irst in &irst out) pada pengambilan bahan baku untuk diolah sehingga bahan baku yang tersimpan lama di gudang menjadi rusak seperti adanya serangga kutu. 3.-.2 Pengen!alian Mt Pr$ses Pr$!ksi
$enurut Kadarisman (9EE@) pengendalian mutu proses produksi dilakukan agar mutu produk akhir yang dihasilkan sesuai dengan target yang diharapkan. Pengendalian proses ini dilakukan se%ara terus-menerus. nti pengendalian proses adalah sebagai inentory system (tujuannya sebagai pengendalian kerusakan bahan baku pengendalian alat dan pemeliharaan alat) sebagai proses khusus (proses produksi yang kegiatan pengendaliannya
"K#K K$* P+L"K#K #, U!U#, P*#D*#, 3)
merupakan hal yang sangat penting terhadap mutu produk) dan sebagai pengendalian dan perubahan proses produksi. Pengendalian mutu proses produksi yang dilakukan P". $akassar "ene bertujuan untuk men%egah kegagalan proses produksi. 'aat proses produksi berlangsung dilakukan beberapa upaya agar dapat menghasilkan produk sesuai dengan mutu yang disyaratkan. 3.-.3 Pengen!alian Mt Pr$!k Akhir
Pengendalian mutu tidak hanya dilakukan pada proses produksi tetapi juga dilakukan pada produk akhir. =al ini ditujukan karena masih diperlukan penanganan lebih lanjut untuk mempertahankan mutu produk sebelum sampai pada konsumen. $enurut Kadarisman (9EE@)
pengendalian mutu produk
akhir bertujuan untuk mengetahui apakah produk yang dihasilkan dapat memenuhi persyaratan sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan oleh perusahaan. 'ebagai industri penghasil gula ra&inasi P". $akassar "ene juga melakukan pengendalian mutu produk akhir yaitu dengan melakukan analisa terhadap gula ra&inasi yang dihasilkan melakukan pengemasan yang baik dan menyimpan gula ra&inasi dalam gudang penyimpanan yang baik sehingga mutu tetap terjaga. Pengemasan gula ra&inasi dilakukan apabila telah dilakukan analisa. *nalisa bertujuan memastikan apakah sudah memenuhi persyaratan mutu.
,ula ra&inasi yang telah memenuhi persyaratan mutu
dilakukan pengemasan sedangkan gula ra&inasi yang tidak memenuhi persyaratan mutu dilebur kembali (remelt).
"K#K K$* P+L"K#K #, U!U#, P*#D*#, 3+
*nalisa terhadap gula ra&inasi dilakukan berdasarkan kriteria uji yang ada dalam persyaratan mutu gula ra&inasi. ,ula ra&inasi yang dihasilkan P". $akassar "ene sudah %ukup baik dikarenakan hasil analisa yang dilakukan sudah memenuhi persyaratan mutu yang ada. Kemudian untuk gula ra&inasi yang telah memenuhi standar mutu dilakukan pengemasan. Pengemasan bertujuan men%egah kerusakan &isik gula ra&inasi akibat pengaruh dari luar. Upaya pengendalian yang dilakukan agar dapat mempertahankan mutu produk adalah dengan menggunakan kemasan yang baik dan kualitas jahitan pada kemasan yang kuat agar gula ra&inasi tidak mudah terkontaminasi serta menghindari gula ra&inasi keluar dari kemasan. Kemasan yang digunakan. Penyimpanan
yang
dilakukan
P".
$akassar
"ene
bertujuan
menyimpan dan melindungi produk sebelum didistribusikan kepada industri makanan dan minuman. ,ula ra&inasi yang ada dalam gudang produk disusun di atas palet. Upaya penggunaan palet bertujuan untuk memudahkan dalam perhitungan dan untuk menghindari kontaminasi yang disebabkan kemasan bersentuhan langsung dengan lantai. 'elain itu juga dilakukan upaya pengendalian dengan melakukan kegiatan kebersihan se%ara rutin penjagaan kondisi gudang agar tidak lembab dan menjaga kondisi atap agar tidak bo%or. 3./ Mesin !an Peralatan 3./.1 Tata Letak Mesin !an Peralatan
"K#K K$* P+L"K#K #, U!U#, P*#D*#, 3-
Di dalam berproduksi diperlukan peralatan perlengkapan mesinmesin atau &asilitas produksi lainnya. 4asilitas tersebut harus diatur sesuai dengan kebutuhan proses produksi sehingga hasil produksi dapat diproduksi dengan jumlah dan kualitas yang sesuai dapat diselesaikan tepat pada waktunya dan dengan biaya yang minim. Peren%anaan layout pabrik merupakan pemilihan se%ara optimum penempatan mesin-mesin peralatan peralatan pabrik tempat kerja tempat penyimpanan dan &asilitas seris bersama-sama dengan penentuan bentuk gedung pabriknya (=adoprodjo dan ndriyo 9E7@). "ata letak ditujukan untuk mengatur kondisi yang dihasilkan suatu tahapan proses tertentu agar kondisinya tidak mempengaruhi tahapan proses yang lainnya. Luas ruangan produksi juga harus dihitung dengan %ermat dan disesuaikan dengan kapasitas produksi jenis jumlah dan ukuran alat atau mesin produksi serta jumlah karyawan dalam bekerja. $enurut Kartika (9EE6) pemilihan desain-desain mesin dan peralatan hendaknya memenuhi atribut-atribut sebagai berikut 3 a. b. %. d.
Kuat dan tahan lama $udah dibersihkan *kurat dalam &ungsi parameter proses $emenuhi standar dan tidak bersi&at reakti& dengan bahan proses. 'emua
peralatan
harus
dalam
keadaan
bersih dan
ber&ungsi
sebagaimana mestinya baik sebelum selama dan sesudah pemakaian.
"K#K K$* P+L"K#K #, U!U#, P*#D*#, 3/
Pengaturan tata letak alat dan mesin di P". $akassar "ene sudah %ukup baik. Pengaturan tata letak alat dilakukan dengan memberi jarak antar alat sehingga memudahkan pengawasan pembersihan serta memberi rasa aman dan nyaman bagi karyawan yang bekerja di dekatnya. Di samping itu letak alat dan mesin juga sudah disesuaikan dengan urutan tahapan proses sehingga aliran proses dapat berjalan dengan lan%ar. 3./.2 ,pesi5ikasi Mesin !an Peralatan
*lat dan mesin digunakan untuk membantu atau meringankan beban kerja manusia. *lat dan mesin merupakan sarana utama yang mutlak dibutuhkan dalam suatu proses produksi. =al tersebut dapat terjadi karena sumber daya manusia mempunyai si&at yang terbatas dalam energi dan kemampuannya. Dengan adanya alat dan mesin kapasitas kerja dapat ditingkatkan sehingga target produksi dapat ter%apai. *lat dan mesin yang digunakan P". $akassar "ene adalah sebagai berikut3 a. 'pesi&ikasi *lat Utama 9. $ingler Prinsip kerja N $emisahkan lapisan molasses dari raw sugar dengan bantuan hot water.
"K#K K$* P+L"K#K #, U!U#, P*#D*#, "
4ungsi
N sebagai tempat berlangsungnya proses mingling yaitu proses pemisahan lapisan molasses/ stroop yang melapisi kristal gula mentah se%ara e&isien.
8. 2entri&uge Prinsip kerja N $emisahkan kristal gula (&ase padat) dari molasses (&ase %airnya) dengan meman&aatkan gaya sentri&ugal. 4ungsi
N $emisahkan kristal gula dengan molasses.
6. $elter Prin Prinsi sip p kerj kerjaa N $ele $elebu burk rkan an kris krista tall gula gula denga dengan n mema meman& n&aa aatk tkan an perputaran dari agitator. 4ungsi
N sebagai tempat meleburkan kristal gula.
@. ea%tion "ank "ank Prinsip Prinsip kerja N
$en%ampur $en%ampur raw liuor liuor dan dan susu kapur kapur sehingga sehingga siap direaksikan dengan 2+8 di karbonator.
4ungsi
N
'ebagai tempat men%ampur men%ampur raw liuor dengan susus kapur.
"K#K K$* P+L"K#K #, U!U#, P*#D*#, "1
A. 2arbonator Prinsip kerja N $ereaksikan raw liuor liuor susu kapur kapur dan 2+8 sehingga sehingga terbent terbentuk uk endapan endapan 2a2+6 2a2+6 yang bersi& bersi&at at mengend mengendap ap dan dapat menyerap %olour gula. 4ungsi
N sebagai tempat mereaksikan raw liuor.
;. 4ilter Press Prinsip N $emisahkan padatan dengan %airan dengan dipress. 4ungsi N 'ebagai tempat penyaringan
>.
N 'ebagai tempat pembentukan inti kristal
7. otary Dryer Prinsip kerja N $engurangi kadar air dengan bantuan hembusan udara panas dengan meman&aatkan putaran dari dryer. 4ungs 4ungsii
N
'eba 'ebaga gaii temp tempat at menge mengeri ringk ngkan an gula gula hasil hasil pemis pemisah ahan an di sentri&ugal.
"K#K K$* P+L"K#K #, U!U#, P*#D*#, "2
E. otary 2ooler Prinsi Prinsip p kerja kerja N $enuru $enurunka nkan n suhu suhu dengan dengan bantuan bantuan hembus hembusan an udara udara dingin dengan meman&aatkan putaran dari %ooler. 4ungsi
N $endinginkan gula produk.
b. 'pesi&ikasi *lat *lat Pembantu 9. 0elt 2oneyor 4ungsi N "ransport material dari gudang ke raw sugar bin. 8. aw sugar bin 4ungsi N "empat menyimpan raw sugar sebelum melting. 6. 'ugar bin 4ungsi N "empat menampung gula ra&inasi sebelum dike mas. @. '%reew %oneyor 4ungsi 4ungsi N "rans "ransprt prt materi material al dengan dengan meman&a meman&aatk atkan an gaya gaya dorong dorong dan putaran s%rew. A. 5eighing '%ale 4ungsi N $enimbang raw sugar/ gula produ%t. ;. $iIer
"K#K K$* P+L"K#K #, U!U#, P*#D*#, "3
4ungsi N $engaduk a&&inated magma atau masse%uite lewat putaran dari agitator sehingga material tidak mengeras. >. e%eier 4ungsi N $enampung sementara hasil masakan/ masse%uite sebelum dipisahkan dari sentri&uge sambil terus diaduk sehingga masakan tidak mengeras.
"K#K K$* P+L"K#K #, U!U#, P*#D*#, ""
BAB I MET0DE ANALI,A ".1 Analisa 4a ,gar ".1.1 Analisa Ka!ar Air
*. "ujuan $enentukan kadar air yang terkandung dalam aw sugar. 0. Prinsip analisa 'ampel gula yang sudah diketahui beratnya dikeringkan dalam oen pada suhu dan waktu yang sudah ditentukan. 0esarnya moisture dihitung berdasarkan selisih antara berat sebelum pengeringan dan sesudah pengeringan. 2. *lat dan bahan "imbangan analitik Petridisk +en ksikator aw 'ugar
D. Prosedur
"imbang 8: gr sampel gula produk pada Petridisk yang telah diketahui
bobot kosongnya.
"K#K K$* P+L"K#K #, U!U#, P*#D*#, "&
$asukkan %awan kedalam oen dengan suhu 9:A:2 selama 6 jam ".1.2
dan didinginkan kedalam eksikator selama 6: menit. "imbang Petridisk dan sampel
Analisa 8$l$r A. "ujuan $enentukan tingkat warna dari aw sugar. 0. Prinsip analisa ,ula dilarutkan dalam air kemudian disaring dengan menggunakan
kertas saring %ellulose nitrate &iter :@A Om absorbansi larutan diukur dengan panjang gelombang @8: nm. 2. *lat dan bahan "imbangan analitik 'pekto&otometer 2ell spekto&otometer e&raktometer 0e%ker glass 9:: ml 'tirrer Kertas saring aw sugar *uadest D. Prosedur "imbang 9: gram sampel aw sugar pada be%ker glass 9:: mL. "ambahkan auadest hingga men%apai 9:: gr. 'tirrer sampel sampai larut. 'aring dengan menggunakan pompa akum. Ukur briI dan absorbansinya. ".1.3 Analisa ka!ar a% 9Ash: *. "ujuan $enentukan kadar abu (garam mineral) yang terkandung larutan raw
sugar . 0. Prinsip analisa Pengukuran konduktoitas spesi&ik larutan raw sugar ( kadar A gr / 9:: gr) kadar abu dihitung dengan menggunakan &aktor koreksi. 2. *lat dan bahan
"K#K K$* P+L"K#K #, U!U#, P*#D*#, ")
2ondu%tiitymeter $agneti% stirer 0e%ker glass 9:: mL aw sugar *uadest D. Prosedur "imbang A gr sampel raw sugar dalam 9:: gr auadest pada be%ker
glass 9:: mL. 'tirrer sampel sampai larut. Ukur konduktiity larutan dan konduktiity auadest dengan %onduktiitymeter.
".1." Analisa P$larisasi A. "ujuan $enentukan derajat polarisasi dari larutan raw sugar. 0. Prinsip analisa
$etode ini adalah analisis &isika yang terdiri dari 6 tahap yaitu3
Persiapan Clarutan normal dari %ontoh sebanyak 9:: mL. Pengukuran berat larutyan untuk menghitung koreksi olume. Pengukuran putaran optik %ontoh dibandingkan dengan putaran optik larutan gula murni. 2. *lat dan bahan "imbangan analitik 'ukromat Labu takar 9:: mL 2orong Kertas saring biasa 0e%ker glass 8A: mL aw sugar Pb (Lead) *uadest D. Prosedur "imbang 8; gr sampel raw sugar.
"K#K K$* P+L"K#K #, U!U#, P*#D*#, "+
$asukkan kedalam labu takar 9:: mL dengan menggunakan
bantuan %orong. $asukkan auadest dari labu ukur lalu ko%ok hingga larut. "ambahkan Lead 99 tetes. =impitkan dengan auadest hingga tanda garis lalu homogenkan. Diamkan. 'aring dengan kertas saring biasa. =asil saringan dianalisa dengan sukromat.
".1.& Analisa 4e!6ing ,gar *. "ujuan $enentukan kadar raw sugar yang mengalami reduksi sebagai akibat
proses pemanasan dan pengasaman yang berlebih. 0. Prinsip analisa Prinsip analisa ini adalah hidrolisis pati oleh asam menjadi gula pereduksi. Pada penetapan %ara lu&& dipakai pereduksi garam 2u kompleks dimana glukosa yang bersi&at pereduksi akan mereduksi 2u8 menjadi 2u atau 2u+ direduksi menjadi 2u8+ yang berwarna merah bata. Kemudian kelebihan 2u+ ditetapkan dengan %ara odometri. Dengan menetapkan blanko maka olume "io yang dibutuhkan untuk menitar kelebihan 2u8 dapat diketahui. 'elisih olume "io blangko F sample setara dengan jumlah mg glukosa yang terdapat dalam sample. 2. *lat dan bahan "imbangan analitik Labu ukur 9:: mL Pipet skala 9A M 8A mL rlenmeyer 8A: mL 0uret A: mL =ot plate
"K#K K$* P+L"K#K #, U!U#, P*#D*#, "-
,elas ukur 8A mL 0ulb Lu&& s%hrool "io ndi%ator 'tar%h *uadest 'ampel aw sugar =8'+@ D. Prosedur "imbang 8: gr aw sugar. Lalu masukkan kedalam labu ukur 9:: mL. "ambahkan auadest setengah dari labu ukur larutkan dan impitkan. Pipet sampel 8A mL dan blanko 8A mL auadest ke dalam
erlenmeyer. "ambahkan 8A mL lu&& s%hool kedalam sample dan blanko
masukkan batu didih. Didihkan dengan menggunakan pendingin tegak selam 6 menit. Dinginkan. 'etelah dingin tambahkan 9A mL K 8:J . "ambahkan 8A mL =8'+@ 93A. Dititar dengan menggunakan #atrium tio sul&at hingga berwarna putih susu. Di uji dengan menggunakan indikator star%h. 2atat hasil titrasi akhir. Kerjakan penetapan blanko.
".2 Analisa Bahan Pe(%ant 9kapr 98a0:: *. "ujuan
$enentukan kadar 2a+ dari kapur tohor. 0.
Prinsip analisa
"K#K K$* P+L"K#K #, U!U#, P*#D*#, "/
Dengan mereaksikan larutan gula dan kapur membentuk larutan gula yang mengandung kapur yang selanjutnya direaksikan dengan larutan =8'+@ untuk melepaskan 2a+ sehingga kadar 2a+ dapat diketahui. 2. *lat dan bahan Lumping rlenmeyer A:: mL dan 8A: mL "imbangan analitik =ot plate 'tirrer 0uret A: mL Labu ukur 8A: mL ,elas ukur 8A dan 9:: mL 2orong Kertas saring wathman no.9 0atu kapur ,ula *uadest ndi%ator PP =8'+@ :.6A> # D. Prosedur kerja "imbang kapur yang sudah dihaluskan sebanyak A gr. "ambahkan >A mL auadest. Panaskan sampai mendidih selama 6 menit kemudian didinginkan. 'etelah dingin tambahkan larutan gula yang telah dilarutkan (@: gr gula
@: gr auadest). 'tirrer selama 6: menit. n%erkan ke dalam labu ukur 8A: mL. 'aring lalu ambil hasil saringan 8A mL kedalam rlenmeyer. "ambahkan ind PP sebanyak 6-A tetes. "itar dengan larutan =8'+@ :6>A # sampai larutan berwarna bening atau warna merah menghilang.
".3 Analisa la Pr$!k ".3.1 Analisa MA ; 8 A. "ujuan
"K#K K$* P+L"K#K #, U!U#, P*#D*#, &
$enentukan rata-rata besar ukuran (si?e) dan koe&isien ariant butiran gula.
0. Prinsip analisa 'ampel gula dipisahkan dengan menggunakan ayakan (siee set) yang ukuran meesnya sudah ditetapkan dan beratnya sudah diketahui. 0erat dari mesin butiran gula yang tertahan masing-masing siee ditimbang untuk perhitungan besar ukuran butiran dan koe&isien keseragaman butiran. 2. *lat dan bahan #era%a 'iee set ,ula produk D. Prosedur "imbang A:: gr sampel gula produk. $asukkan sampel kedalam siee pan yang telah ditimbang kosong
dan shaker selama 9: menit pada amplitude 7:. "imbang masing-masing sampel yang tertahan pada siee pan.
".3.2 Analisa Ka!ar Air *. "ujuan
$enentukan kadar air yang terkandung dalam gula.
0. Prinsip analisa 'ampel gula yang sudah diketahui beratnya dikeringkan dalam oen pada suhu dan waktu yang sudah ditentukan. 0esarnya moisture dihitung berdasarkan selisih antara berat sebelum pengeringan dan sesudah pengeringan.
"K#K K$* P+L"K#K #, U!U#, P*#D*#, &1
2.
*lat dan bahan "imbangan analitik Petridisk +en ksikator ,ula produk D. Prosedur "imbang 8: gr sampel gula produk pada Petridisk yang telah
diketahui bobot kosongnya. $asukkan %awan kedalam oen dengan suhu 9:A:2 selama 6 jam
dan didinginkan kedalam eksikator selama 6: menit. "imbang Petridisk dan sampel.
".3.3 Analisa 8$l$r *. "ujuan
$enentukan tingkat warna dari larutan gula. 0. Prinsip analisa ,ula dilarutkan dalam air p= diatur > kemudian disaring dengan menggunakan kertas saring %ellulose nitrat &ilter :@A µm absorbansi larutan diukur dengan panjang gelombang @8: nm. 2. *lat dan bahan "imbangan analitik 'pekto&otometer 2ell spekto&otometer e&raktometer 0e%ker glass 9:: mL 'tirrer Kertas saring %ellulose nitrat &ilter :@A um Pompa akum ,ula produk 0u&&er solution D. Prosedur
"K#K K$* P+L"K#K #, U!U#, P*#D*#, &2
"imbang A: gram sampel gula produk
dan A: gram bu&&er
solution pada be%ker glass 9:: mL. 'tirrer sampel sampai larut. 'aring dengan menggunakan pompa akum. Ukur briI dan absorbansinya.
".3." Analisa P$larisasi *. "ujuan
$enentukan derajat polarisasi dari larutan gula. 0. Prinsip analisa $etode ini adalah analisis &isika yang terdiri dari 6 tahap yaitu3 Persiapan Clarutan normal dari %ontoh sebanyak 9:: mL. Pengukuran berat larutan untuk menghitung koreksi olume. Pengukuran putaran optik %ontoh dibandingkan dengan putaran optik larutan gula murni. 2. *lat dan bahan "imbangan analitik 'ukromat Labu takar 9:: mL 2orong Kertas saring biasa 0e%ker glass 8A: mL ,ula produk *uadest D. Prosedur "imbang 8; gr sampel gula produk. $asukkan kedalam labu takar 9:: mL dengan menggunakan
bantuan %orong. $asukkan auadest dari labu ukur lalu ko%ok hingga larut. =impitkan dengan auadest hingga tanda garis lalu homogenkan. Diamkan. 'aring dengan kertas saring biasa. =asil saringan dianalisa dengan sukromat.
"K#K K$* P+L"K#K #, U!U#, P*#D*#, &3
".3.& Analisa ka!ar a% *. "ujuan $enentukan kadar abu (garam mineral) yang terkandung larutan gula. 0. Prinsip analisa pengukuran konduktoitas spesi&ik larutan gula ( kadar 87 gr / 9:: gr)
kadar abu dihitung dengan menggunakan &a%tor koreksi. 2. *lat dan bahan 2ondu%tiitymeter $agneti% stirer 0e%ker glass 9:: mL ,ula produk *uadest
D. Prosedur "imbang 87 gr sampel gula produk dalam 9:: gr auadest pada
be%ker glass 9:: mL. 'tirrer sampel sampai larut. Ukur konduktiity larutan dan konduktiity auadest dengan %onduktiitymeter.
".3.) Analisa 4e!6ing ,gar *. "ujuan $enentukan kadar gula yang mengalami reduksi sebagai akibat proses
pemanasan. 0. Prinsip analisa Larutan &heling normal dan larutan gula direaksikan dalam keadaan panas dengan penambahan indikator methylene blue akan mengalami proses reduksi oksidasi. Demikian juga dengan kristal gula yang dilarutkan direaksikan dengan larutan alkaline %opper serta penambahan indikator mureIide dan larutan D"* akan mengalami
"K#K K$* P+L"K#K #, U!U#, P*#D*#, &"
proses reduksi oksidasi. on 2U8 mengalami reduksi sehingga menunjukkan besarnya gula yang mengalami reduksi. 2. *lat dan bahan "imbangan analitik "abung reaksi Pipet skala 9: mL rlenmeyer 8A: mL 0uret A: mL ,elas ukur 8A mL 0ulb 2u alkaline D"* ndi%ator mureIid *uadest 'ampel gula produk D. Prosedur "imbang A gr sampel gula produk kedalam masing-masing. Lalu masukkan auadest sebanyak A mL dalam masing-masing
tabung reaksi. Larutkan (ko%ok) setelah larut tambahkan 2u alkaline sebanyak 8
ml kedalam masing-masing tabung. Panaskan diatas waterbat%h dengan bantuan be%ker glass yang berisi aur dan kertas sampai mendidih tepat mendidih nyalakan
stopwat%h selama 6 menit. Dinginkan didalam toples yang berisi air. 'etelah dingin masukkan kedalam rlenmeyer 8A: mL. Lalu tambahkan lagi indi%ator mureIid sebanyak :.9 gr. 'etelah itu titrasi dengan larutan D"* sampai berwarna ungu. 2atat hasil titrasi akhir.
"K#K K$* P+L"K#K #, U!U#, P*#D*#, &&
BAB HA,IL DAN PEMBAHA,AN &.1 4a ,gar &.1.1 Analisa Ka!ar Air *nalisa ini bertujuan untuk menentukan kadar air yang terkandung
dalam gula. $oisture (kadara air) yang terkandung dalam gula sangat berpengaruh terhadap kualitas gula. 'ampel gula yang sudah diketahui beratnya dikeringkan dalam oen pada suhu dan waktu yang sudah ditentukan. 0esarnya moisture dihitung berdasarkan selisih antara berat sebelum pengeringan dan sesudah pengeringan. $oisture yang tinggi akan menyebabkan gula basah dan menggumpal yang akan mengakibatkan kerusakan mutu. 'elain itu gula yang basah akan menyebabkan penguapan ?at olatile dan mudah terkontaminasi oleh mikroorganisme yeast/mold. Pada per%obaan ini dilakukan penentuan kadar air (moist) terhadap sampel raw sugar 'etelah diketahui berat sampel berat petri kosong dan berat petri dan sampel yang telah dipanaskan pada suhu 9:A dapat diketahui besarnya kadar air pada sampel gula dengan rumus 3 m1− m2 × 100 J $oisture N m3 Keterangan3 m9Nbobot timbang dan %ontoh sebelum pengeringan m8 N bobot timbangan dan %ontoh setelah pengering 6 jam
"K#K K$* P+L"K#K #, U!U#, P*#D*#, &)
m6Nbobot %ontoh
# o
0erat !enis gula
sampel (gr)
0erat petri
J kadar
setelah
air
dipenaskan (gr)
( Moist )
0erat petri kosong (gr)
aw 9
8::::6
A6.8@68
>6.9A@9
:.@@>E
8::::6
A;.@8>9
>;6A89
:.6>A@
8::::9
A>.6E@9
>>.6@8:
:.8;:E
'ugar aw 8 'ugar aw 6 'ugar "abel A.9 =asil *nalisa Kadar *ir =asil perhitungan menunjukkan bahwa kadar air aw sugar () sebesar ::8>@J dan () ::8>:J sedangkan aw sugar () sebesar ::68:J .'emua hasil ini menunjukkan bahwa gula ra&inasi P". $akassar "ene memenuhi standar '# dengan nilai maksimal kadar air untuk aw sugar sebesar :AJ. &.1.2 Analisa 8$l$r
*nalisa ini bertujuan untuk menentukan derajat warna dari larutan gula. 0esarnya absorbansi indeks dikalikan 9::: gr besarnya angka %olour menunjukkan derajat kejernihan larutan gula. 'emakin ke%il angka %olour 2U$'* U#" (U) menunjukkan bahwa larutan gula semakin jernih
"K#K K$* P+L"K#K #, U!U#, P*#D*#, &+
sebaliknya semakin besar angka %olour (U) menunjukkan larutan gula semakin kuning bahkan ke%okelatan. ,ula dilarutkan dalam air p= diatur > kemudian disaring dengan menggunakan kertas saring %ellulose nitrate &ilter :@A Om absorbansi larutan diukur pada panjang gelombang @8: nm. 0riI adalah jumlah ?at padat semu yang larut (dalam gr) setiap 9:: gr larutan. !adi misalnya briI niraN9; artinya bahwa dari 9:: gr nira ada 9; gr ?at padat terlarut dan 7@ gr adalah air. Untuk mengetahui banyaknya ?at padat yang terlarut dalam larutan (briI) diperlukan suatu alat ukur. (isank8:99) Pada per%obaan ini dilakukan penentuan %olour terhadap sampel aw sugar 'etelah diketahui nilai absorbansi dan briI
sampel dapat
dihitung %olour sampel gula dengan rumus3
zat padat ( c )=
RDSterkoreksi x p 5
10
warnalarutan=
1000 x As
b xc
g / ml
IU
8
atau =
10 x As
b x ( RDSterkoreksi )
IU
Keterangan3 *s N *bsorbansi b N "ebal Kuet (%m)
"K#K K$* P+L"K#K #, U!U#, P*#D*#, &-
% N konsentrasi ?at padat !enis ,ula
*bsorbansi (*)
0riI (J)
5arna (U)
aw 'ugar ()
:869
E.E;
88AE.7>
aw 'ugar ()
:86E
E.E7
8666.A9
aw 'ugar ()
:868
E.EE
86@:.7;
"abel A.8 =asil *nalisa 5arna =asil perhitungan menunjukkan bahwa warna aw sugar () sebesar 88AE.7> UGaw sugar () sebesar 8666.@A U dan aw sugar () sebesar 86@:.7; U. 'emua hasil ini menunjukkan bahwa aw sugar yang diolah P". $akassar "ene memenuhi standar sesuai '# dengan nilai maksimal warna untuk aw 'ugar sebesar H98:: U. &.1.3
Analisa P$larisasi
*nalisa ini bertujuan untuk mengetahui kandungan nilai sukrosa yang terdapat dalam gula prodak yang dapat diketahui dari besarnya derajat polarisasi. polarisasi adalah pemutaran bidang polarisasi sinar/ %ahaya oleh larutan gula dimana besarnya sudut putar bidang polarisasi bergantung pada jenis dan konsentrasi gula. *ngka polarisasi menunjukkan kemurnian larutan gula. 0esarnya polarisasi dinyatakan dalam (derajat su%rose internasional) larutan gula normal dide&enisikan sebagai 8;:9;: gr su%rose yang ditimbang dalam keadaan akum dan dilarutkan dalam air murni pada temperature 8::2 sampai dengan olume 9:: ml. konersi
"K#K K$* P+L"K#K #, U!U#, P*#D*#, &/
penimbangan kedalam normal (udara) menjadi 8;::: gr su%rose dilarutkan pada temperature 8::2 sampai dengan olume 9:: ml. !enis ,ula
Polarisasi :Q
aw sugar ()
E7.6>
aw sugar ()
E7.;A
aw sugar ()
E7.>;
"able A.6 =asil *nalisa Polarisasi =asil per%obaan ini menunjukkan bahwa derajat polarisasi pada sampel aw sugar () sebesar E7.6> :Q sedangkan aw sugar () sebesar E7.;A :Q dan aw sugar () sebesar E7.>;:Q. 'emua hasil ini menunjukkan bahwa aw sugar P". $akassar "ene memenuhi standar '# dengan nilai maksimal polarisassi untuk aw sugar RE>.A: :Q. &.1." Analisa Ka!ar A% 9Ash:
*nalisa ini bertujuan untuk menentukan kadar abu (garam mineral) dalam larutan gula. 'etiap ?at organik yang tersusun oleh 2= dan + bila dibakar sempurna akan menghasilkan 2+8 dan =8+ adanya impurities atau pengotoran
berupa
mineral
anorganik
pada
bahan
tersebut
akan
memberikan adanya sisa pembakaran (abu). Demikian juga dalam gula (sukrosa298=88+99) yang dalam keadaan murni hanya tersusun oleh 2 = dan + bila dibakar sempurna akan
"K#K K$* P+L"K#K #, U!U#, P*#D*#, )
menghasilkan 2+8 dan =8+ saja. Pembakaran tidak sempurna akan menghasilkan 2 (!ejaga) 2+8 2+ dan =8+. *danya pengotor anorganik dalam gula tersebut. Qat organik bersi&at konduktor sehingga banyaknya impurities anorganik yang terdapat dalam gula dapat ditentukan dengan %ara
ekuialen
kondukti&itas
larutan
gula
terhadap
kondukti&itas
pembanding (sul&at re&& pro% 9Eth 2U$'* 9@E7;8E8). #ilai dari kondukti&itas abu dapat diperoleh dengan mengalikan &aktor dengan pengukuran kondukti&itas. Konstanta &aktor didapat dari relasi antara kondukti&itas larutan pembanding dengan konsentrasi J
?at terlarut
pembanding. #ilai
konduktiitas
abu
tidak
dapat
dibandingkan
dengan
graimetri karena semua garam terlarut (anorganik) yang memberikan kontribusi konduktiitas diekuialenkan terhadap anorganik pembanding (garam sul&at). Pengukuran kondukti&itas spesi&ik larutan gula ( kadar 87 g/9::g) kadar abu dihitung dengan menggunakan &aktor koreksi. Pada per%obaan ini dilakukan penentun kadar abu (ash) terhadap sampel aw sugar. 'etelah diketahui kondukti&itas auadest dan kondukti&itas larutan sampel dapat dihitung besarnya kadar abu (ash) pada sampel gula dengan rumus 3 Kadar *bu N (2 sampel - 2auadest) I 9;.6A 3 9:.:::
"K#K K$* P+L"K#K #, U!U#, P*#D*#, )1
!enis ,ula
29 (µ/%m)
28 (µ/%m)
J Kadar *bu (*sh)
aw sugar ()
A;.@
68>
::7;7
aw sugar ()
A>.A
6.A8
::778
aw sugar ()
A;.E
6.@:
::7>@
"abel A.@ =asil *nalisa Kadar *bu =asil perhitungan menunjukkan bahwa kadar abu (ash) aw sugar () sebesar ::7;7J G aw sugar () sebesar ::778J dan aw sugar () sebesar :.:7>@>J. 'emua hasil ini menunjukkan bahwa aw sugar yang diolah P". $akassar "ene memenuhi standar sesuai '# dengan nilai maksimal kadar abu (ash) untuk aw sugar H:.@. &.1.& Analisa 4e!6ing ,gar *nalisa ini menunjukkan untuk menentukan kadar gula yang mengalami reduksi sebagai akibat proses pemanasan dan pengasaman yang berlebih. Kerusakan sukrosa dalam rangkaian proses pembuatan gula salah satunya disebabkan oleh si&at keasaman larutan dan juga proses pemanasan yang berlebih tingkat kerusakan sukrosa yang terjadi ditandai dengan meningkatnya kadar redu%ing sugar dan kadar abu baik dalm bentuk lior maupun gula Kristal. Kondisi keasaman larutan yang tinggi juga proses pemanasan yang berlebih akan menyebabkan terjadinya proses oksidasi yang akan menyebabkan sukrosa mengalami redu%ing. hal inilah yang akan selanjutnya akan menyebabkan gula mengalami redu%ing.
"K#K K$* P+L"K#K #, U!U#, P*#D*#, )2
Kristal gula yang dilarutkan direaksikan dengan larutan 2u alkali serta penambahan indikator mureIide dan larutan D"* akan mengalami proses reduksi oksidasi. ion 2u8 mengalami reduksi menunjukkan besarnya gula yang menglami reduksi. Pada per%obaan ini dilakukan penentuan
kadar gula tereduksi
terhadap aw sugar. 'etelah diketahui olume "io yang terpakai dalam titrasi dapat diketahui besarnya kadar gula tereduksi pada sampel gula dengan melihat table hubungan ml "io dengan kadar aw sugar tereduksi. !enis ,ula
J kadar ,ula "ereduksi (')
aw sugar ()
@.6
:8A98
aw sugar ()
@.;
:.8;E8
aw sugar ()
@.7
:8E8
"abel A.A =asil *nalisa edu%ing 'ugar =asil per%obaan menunjukkan bahawa kadar aw sugar sebesar : 8A98J aw sugar () sebesar : 8;E8J dan aw sugar sebesar :8E8J . 'emua hasil ini menunjukkan bahwa aw sugar yang diolah P". $akassar "ene memenuhi standar sesuai '# dengan nilai maksimal kadar gula tereduksi untuk aw sugar H:.@:.
&.2 Kapr
"K#K K$* P+L"K#K #, U!U#, P*#D*#, )3
*nalisa ini bertujuan untuk menentukan kadar 2a+ dalam kapur tohor 2a2+6 salah satu proses pemutihan gula adalah dengan metode karbonatasi dimana larutan gula (liuor) disuspensikan dengan air kapur 2a(+=)8 kemudian suspensi tersebut dialiri gas 2+8 sehingga terbentuk 2a2+6 yang mengabsorbsi warna pengotor larutan gula. #amun demikian tidak semua 2a(+=)8 yang tak terpisahkan dalam proses &iltrasi berikutnya. on 2a8 ini selanjutnya akan terbawa &ine liuor sampai pada proses pembentukan Kristal gula ion 2a8 terjebak dalam Kristal gula adanya 2a (dihitung sebagai 2a+) akan menurunkan kualitas Kristal gula. Sang menyebabkan Kristal gula akan kusam dan rapuh (mudah pe%ah) .
!enis sampel
Kadar 2a+ (J)
Kapur
@A;
E:8
Kapur
@A:
E::
Kapur
@@>
7E@
"abel A.; =asil *nalisa Kapur =asil per%obaan menunjukkan bahwa kadar 2a+ dalam kapur tohor masing-masing sebesar E:8J G E::J G dan 7E@J. 'emua hasil ini menunjukkan bahwa kapur tohor yang dikirim ke P". $akassar "ene dengan nilai minimal kadar 2a+ adalah 7AJ.
"K#K K$* P+L"K#K #, U!U#, P*#D*#, )"
&.3 la Pr$!k &.3.1 Analisa MA;8 la
*nalisa ini bertujuan untuk menentukan rata-rata besar ukuran (si?e) dan koe&isien ariant butiran gula. 0esarnya ukuran gula serta keseragaman butiran gula merupakan tolak ukur dalam menentukan kualitas produksi. 'ampel gula dipisahkan dengan menggunakan ayakan (siees set) yang ukuran aperturenya ditetapkan dan beratnya sudah diketahui. 0erat dari mesin butiran gula yang tertahan mesin siee ditimbang
untuk
perhitungan
besar
ukuran butiran
dan
koe&isien
keseragaman butiran
Ukuran
4a%tor
0erat
0erat pan
pori
(d)
J
0erat pan sampel
kosong
sampel
4 sampel
($a-
4 ($a-
d)8
d)8
$a- d × d
4
:7A:
:E8A
6:9;E
6@;:6
@@6@
77>
789
-:66E
:99A
9:8:A
:>9:
:>7:
6@;A;
@6>>6
E99>
978@
9@86
-:9E@
::67
:;7>;
:;::
:;AA
8E@6@
677:;
E6>8
97>A
9887
::;E
:::A
::7E;
:A::
:AA:
6:87@
@::>6
E>7E
9EAE
9:>>
::6;
:::9
::8A8
::@8A
:@;6
8;>67
687E9
;9A6
9869
A;E
:986
::9A
:97>@
"K#K K$* P+L"K#K #, U!U#, P*#D*#, )&
:6::
:6;6
8E@>E
6>;@>
79;7
9;6A
AE6
:886
::A:
:79AA
0asepan
:8A:
6A;E7
67;6;
8E67
A77
9@>
:66;
:996
:;;68
@EE>9
9::::
A7AE
"+"*L
"abel A.> =asil Penimbangan $esin sieing sampel ,ula 9 =alus Perhitungan dari $*/2< untuk gula produk 9 =alus 3
$* N
∑ ( f . d ) 58,59 = =¿ :AE mm 100 ∑( f ) m
2
MA −d ¿ }
'tandar deiation ('D) N
2< N
¿ ¿ ∑ ( f ) {f .¿ ∑¿ ¿ ❑ √ ¿
SD .100 0,19 .100 = =31,88 Ma 0,59
=asil*nalisa $*/2* gulaproduk 9 =alus 3 $* 'D 2< #ilai
:AE
0,19
6977 $* menunjukkan rata-rata besar butiran gula
sedangkan 2< menunjukkan koe&isien ariant butiran gula. =asil perhitungan menunjukkan bahwa untuk gula halus (9) #ilai $*N:AE 'tandar deiation('D) N
"K#K K$* P+L"K#K #, U!U#, P*#D*#, ))
6@7E9
0,19 sedangkan 2
tetapkan untuk ndonesia berdasarkan '# 69@:6 G8:9: angka besar jenis butir sebesar :.A:G :.>:mm dan 2< 6: J.
4a%tor
J
(d)
0erat pan kosong
0erat pan sampel
0erat sampel
9>::
97AA
@:9.76
@99.@7
E.>
9.E6
9@::
9AA:
6A>.86
6E7.A;
@9.6
997:
98E:
6E9.@>
@79.E6
9:::
9:E:
6:7.7;
:7A:
:E8A
:>9: 0asepan
Ukuran pori
4 $ad
($ad)8
4 ($ad)8
6.;
-:.7
:.>
9
7.87
98.7
-:.A
:.6
8.@
E:.A
97.99
86.@
-:.6
:.9
9.@
@9A.:8
9:;.8
89.8;
86.8
-:.9
:
:.9
6:@.;;
6>;.87
>9.;
[email protected]@
96.6
:.9
:
:.9
:.>7
666:.: 7
@::.@@
>:.@
9@.:E
99
:.8
:.9
:.7
:.;AA
6A;.7E
@;;.;7
9:E.7
89.EE
9@.@
:.@
:.9
8.E
@EE.>
9::
9:9.;9
"+"*L
sampel 4
d
"able A.7 =asilPenimbangan$esin sieing sampel,ula 9kasar Perhitungan dari $*/2< untuk gula produk 9 Kasar 3
$* N
∑ ( f . d ) 101,61 = =¿ 9:8mm 100 ∑( f )
"K#K K$* P+L"K#K #, U!U#, P*#D*#, )+
7.E;AA
m
2
MA −d ¿ }
¿ ¿ ∑ ( f ) {f .¿ ∑¿ ¿ ❑ √ ¿
'tandar deiation ('D) N
2< N
SD .100 0,30 .100 = =29.47 Ma 1,02
=asil *nalisa $*/2* gula produk 9 Kasar 3 $* 'D 2<
9.:8
0.30
8E@>
#ilai $* menunjukkan rata-rata besaran butiran gula sedangkan 2< menunjukkan koe&isien ariant butiran gula.=asil perhitungan menunjukkan bahwa untuk gula halus (9) #ilai $*N9.:8 'tandar deiation ('D) N
0,30 sedangkan 2
. =asil ini sesuai dengan
standar yang di tetapkan untuk ndonesia berdasarkan '# 69@:6 G8:9: angka besar jenis butir sebesar :.EG 9.8mm dan 2< 87J. &.3.2 Analisa Ka!ar Air
*nalisa ini bertujuan untuk menentukan kadar air yang terkandung dalam gula. $oisture (kadar air) yang terkandung dalam gula sangat
"K#K K$* P+L"K#K #, U!U#, P*#D*#, )-
berpengaruh terhadap kualitas gula. 'ampel gula yang sudah diketahui beratnya dikeringkan dalam oen pada suhu dan waktu yang sudah ditentukan. 0esarnya moisture dihitung berdasarkan selisih antara berat sebelum pengeringan dan sesudah pengeringan. $oisture yang tinggi akan menyebabkan gula basah dan menggumpal yang akan mengakibatkan kerusakan mutu. 'elain itu gula yang basah akan menyebabkan penguapan ?at olatile dan mudah terkontaminasi oleh mikroorganisme yeast/mold. Pada per%obaan ini dilakukan penentuan kadar air (moist) terhadap sampel gula kasar 9 dan gula kasar 8. 'etelah diketahui berat sampel berat petri kosong dan berat petri dan sampel yang telah dipanaskan pada suhu 9:A dapat diketahui besarnya kadar air pada sampel gula dengan rumus 3 J $oistureN
M 1− M 2 M 3
× 100
Keterangan3 m9 N bobot timbang dan %ontoh sebelum pengeringan m8 N bobot timbangan dan %ontoh setelah pengering 6 jam m6 N bobot %ontoh
#o !enis gula
0erat
0erat petri
0erat petri
J kadar
sampel
kosong
setelah
air
(gr)
(gr)
dipenaskan (gr)
( Moist )
"K#K K$* P+L"K#K #, U!U#, P*#D*#, )/
9
,ula =alus (9)
8::::8
A;>67A
>;>69A
::6;:
8
,ula Kasar (9)
8::::A
@A:A@A
;A:A99
::8:E
"abel A.E =asil *nalisa Kadar *ir =asil perhitungan menunjukkan bahwa kadar air gula halus (9) sebesar ::6;:J sedangkan gula kasar (9) sebesar ::8:EJ .'emua hasil ini menunjukkan bahwa gula ra&inasi P". $akassar "ene memenuhi standar '# dengan nilai maksimal kadar air untuk gula ra&inasi sebesar ::AJ.
&.3.3 Analisa 8$l$r
*nalisa ini bertujuan untuk menentukan derajat warna dari larutan gula. 0esarnya absorbansi indeks dikalikan 9::: gr besarnya angka %olour menunjukkan derajat kejernihan larutan gula. 'emakin ke%il angka %olour 2U$'* U#" (999) menunjukkan bahwa larutan gula semakin jernih sebaliknya semakin besar angka %olour (U) menunjukkan larutan gula semakin kuning bahkan ke%okelatan. ,ula dilarutkan dalam air p= diatur > kemudian disaring dengan menggunakan kertas saring %ellulose nitrate &ilter :@A Om absorbansi larutan diukur pada panjang gelombang @8: nm.
"K#K K$* P+L"K#K #, U!U#, P*#D*#, +
0riI adalah jumlah ?at padat semua yang larut (dalam gr) setiap 9:: gr larutan. !adi misalnya briI niraN9; artinya bahwa dari 9:: gr nira ada 9; gr ?at padat terlarut dan 7@ gr adalah air. Untuk mengetahui banyaknya ?at padat yang terlarut dalam larutan (briI) diperlukan suatu alat ukur. (isank8:99) Pada per%obaan ini dilakukan penentuan %olour terhadap sampel gula halus gula kasar 9 dan gula halus 9. 'etelah diketahui nilai absorbansi dan briI
sampel dapat dihitung %olour sampel gula dengan
rumus 3 zat padat ( c )=
RDSterkoreksi x p 5
10
warnalarutan=
1000 x As
b xc
g / ml
IU
8
atau =
10 x As
b x ( RDSterkoreksi )
Keterangan3
IU
*s N *bsorbansi b N "ebal Kuet (%m) % N konsentrasi ?at padat
!enis ,ula
*bsorbansi (*)
0riI (J)
5arna (U)
,ula =alus ( )
::97
@E> ;
8E7A
"K#K K$* P+L"K#K #, U!U#, P*#D*#, +1
,ula Kasar ( )
::8:
A:>9
68@:
"abel A.9: =asil *nalisa 5arna =asil perhitungan menunjukkan bahwa warna halus kasar (9) sebesar 8E7A UG gula kasar (9) sebesar 68@: U. 'emua hasil ini menunjukkan bahwa gula ra&inasi P".$akassar "ene memenuhi standar sesuai '# dengan nilai maksimal warna untuk gula ra&inasi sebesar @A U. &.3." Analisa P$larisasi
*nalisa ini bertujuan untuk mengetahui kandungan nilai sukrosa yang terdapat dalam gula produk yang dapat diketahui dari besarnya derajat polarisasi. polarisasi adalah pemutaran bidang polarisasi sinar/ %ahaya oleh larutan gula dimana besarnya sudut putar bidang polarisasi bergantung pada jenis dan konsentrasi gula. angka polarisasi menunjukkan kemurnian larutan gula. besarnya polarisasi dinyatakan dalam (derajat su%rose internasional) larutan gula normal dide&enisikan sebagai 8;:9;: gr su%rose yang ditimbang dalam keadaan a%um dan dilarutkan dalam air murni pada temperature 8::2 sampai dengan olume 9:: ml. konersi penimbangan kedalam normal (udara) menjadi 8;::: gr su%rose dilarutkan pada temperature 8::2 sampai dengan olume 9:: ml. !enis ,ula
Polarisasi :Q
,ula =alus (9)
EE7>
"K#K K$* P+L"K#K #, U!U#, P*#D*#, +2
,ula Kasar (9)
EE77
"able A.99 =asil *nalisa Polarisasi =asil per%obaan ini menunjukkan bahwa derajat polarisasi pada sampel gula halus (9)
sebesar EE7> :Q sedangkan gula kasar (9)
sebesar EE77 :Q. 'emua hasil ini menunjukkan bahwa gula ra&inasi P". $akassar "ene memenuhi standar '# dengan nilai maksimal polarisassi untuk gula ra&inasi 9 sebesar EE7: :Q.
&.3.& Analisa Ka!ar A% 9Ash:
*nalisa ini bertujuan untuk menentukan kadar abu (garam mineral) dalam larutan gula. 'etiap ?at organik yang tersusun oleh 2= dan + bila dibakar sempurna akan menghasilkan 2+8 dan =8+ adanya impurities atau pengotoran
berupa
mineral
anorganik
pada
bahan
tersebut
akan
memberikan adanya sisa pembakaran (abu). Demikian juga dalam gula ('ukrosa298=88+99) yang dalam keadaan murni hanya tersusun oleh 2 = dan + bila dibakar sempurna akan menghasilkan 2+8 dan =8+ saja. Pembakaran tidak sempurna akan menghasilkan 2 (!ejaga) 2+8 2+ dan =8+. *danya pengotor anorganik dalam gula tersebut. Qat organik bersi&at konduktor sehingga banyaknya impurities anorganik yang terdapat dalam gula dapat ditentukan dengan %ara
ekuialen
kondukti&itas
larutan
gula
terhadap
kondukti&itas
"K#K K$* P+L"K#K #, U!U#, P*#D*#, +3
pembanding (sul&at re&& pro% 9Eth 2U$'* 9@E7;8E8). #ilai dari kondukti&itas abu dapat diperoleh dengan mengalikan &aktor dengan pengukuran kondukti&itas. Konstanta &aktor didapat dari relasi antara kondukti&itas larutan pembanding dengan konsentrasi J
?at terlarut
pembanding. #ilai
konduktiitas
abu
tidak
dapat
dibandingkan
dengan
graimetri karena semua garam terlarut (anorganik) yang memberikan kontribusi konduktiitas di ekuialenkan terhadap anorganik pembanding (garam sul&at). Pengukuran kondukti&itas spesi&ik larutan gula ( kadar 87 g/9::g) kadar abu dihitung dengan menggunakan &aktor koreksi. Pada per%obaan ini dilakukan penentun kadar abu (ash) terhadap sampel gula halus gula kasar 9 dan gula kasar 8. 'etelah diketahui kondukti&itas auadest dan kondukti&itas larutan sampel dapat dihitung besarnya kadar abu (ash) pada sampel gula dengan rumus3
As❑=c 1 . 0,35 −! 2 .0,0006 Keterangan3 287 N konduktiitas terkoreksi pada larutan 87 gr/9::gr 28 N konduktiitas %ontoh pada suhu 8::2 (µ/%m) 29 N kondukti&itas spesi&ik air sulin g pada suhu 8::2 (µ/%m) !enis ,ula
29 (µ/%m)
28 (µ/%m)
J Kadar *bu(*sh)
"K#K K$* P+L"K#K #, U!U#, P*#D*#, +"
,ula =alus ( )
796
686
:::@8
,ula Kasar ( )
E96
6.86
:::@7
"abel A.98 =asil *nalisa Kadar *bu =asil perhitungan menunjukkan bahwa kadar abu (ash) gula =alus () sebesar :::@8J G gula kasar () sebesar :::@7J .'emua hasil ini menunjukkan bahwa gula ra&inasi P". $akassar "ene memenuhi standar sesuai '# dengan nilai maksimal kadar abu (ash) untuk gula ra&inasui ::6-::A J. &.3.) Analisa 4e!6ing ,gar
*nalisa ini menunjukkan untuk menentukan kadar gula yang mengalami reduksi sebagai akibat proses pemanasan dan pengasaman. Kerusakan sukrosa dalam rangkaian proses pembuatan gula salah satunya disebabkan oleh si&at keasaman larutan dan juga proses pemanasan yang berlebih tingkat kerusakan sukrosa yang terjadi ditandai dengan meningkatnya kadar redu%ing sugar dan kadar abu baik dalm bentuk liuor maupun gula Kristal. kondisi keasaman larutan yang tinggi juga proses pemanasan yang berlebih akan menyebabkan terjadinya proses oksidasi yang akan menyebabkan sukrosa mengalami redu%ing. =al inilah yang akan selanjutnya akan menyebabkan gula mengalami redu%ing. Kristal gula yang dilarutkan direaksikan dengan larutan 2u alkali serta penambahan indi%ator mureIide dan larutan D"* akan mengalami
"K#K K$* P+L"K#K #, U!U#, P*#D*#, +&
proses reduksi oksidasi. ion 2u8 mengalami reduksi menunjukkan besarnya gula yang menglami reduksi. Pada per%obaan ini dilakukan penentuan
kadar gula tereduksi
terhadap sampel gula halus 9 dan gula kasar 9 dan 8. 'etelah diketahui olume D"* yang terpakai dalam titrasi dapat diketahui besarnya kadar gula tereduksi pada sampel gula dengan melihat table hubungan ml D"* dengan kadar gula tereduksi. !enis ,ula
J kadar ,ula "ereduksi (')
,ula =alus (9)
9@6
::9;
,ula Kasar (9)
9A6
::98
"abel A.96 =asil *nalisa edu%ing sugar =asil per%obaan menunjukkan bahwa kadar gula tereduksi gula halus (9) sebesar ::9;J sedangkan gula kasar (9) sebesar ::98J. 'emua hasil ini menunjukkan bahwa gula ra&inasi P". $akkassar "ene memenuhi standar sesuai '# dengan nilai maksimal kadar gula tereduksi untuk gula ra&inasi sebesar ::@J.
"K#K K$* P+L"K#K #, U!U#, P*#D*#, +)